Sifat-Sifat Kepribadian
Prestasi yg tinggi tidak datang dengan sendirinya, tetapi harus dimulai
dengan menemukan bibit-bibit atlet berbakat,kemudian dibina melalui latihan-
latihan yang teratur, terarah, terencana dengan baik dengan penguasaan teknik-
teknik dan taktik yang setepat-tepatnya.
Tidak semua atlet yang potensial cocok untuk dilatih menjadi peloncat
menara ,karena untuk olahraga ini dibutuhan beberapa sifat kejiwaan tertentu ;
Seperti keberanian, ketenangan, pemusatan pikiran ; dan koordinasi gerak yang
baik . Juga tidak semua atlet dapat di latih menjadi atlet penahan yang
baik,petinju yang baik,dsb.
Sifat-sifat Atlet
Memahami sifat-sifat atlet merupakan salah satu cara untuk dapat
memahami kepribadian atlet, meskipun yang baru merupakan sebagian dari
aspek kepribadian nya. Menurut ANASTASI dalam bukunya ‘’psyhological testing
‘’ (1965) untuk mengetahui sifat-sifat kepribadian seseorang maka test
kepribadian sebagian besar mengukur hal-hal yan berhubungan dengan
penyesuaian emosional,hubungan sosial ,motivasi ,minat dan sikap.
Untuk mengukur kepribadian atlet,menurut brayan j. Cratty ,lebih di tujukan
lebihkan untuk menetahui;
1) Bagaimana perasaan atlet terhadap diri sendiri
2) Bagaimana sikap nya terhadap orang lain
3) Bagaimana atlet akan mereaksi dalam situasi-situasi krisis terentu.
Salah satu instruen atau alat test yan digunakan untuk mengukur sifat-sifat
kepribadian yang banyak di guanakan para ahli psikologi adalah ‘’The cattel 16
ersonality factor Inventory’’, atau dikenal dengan ‘’Cattel’s 16PF’’ . Instrumen
yang disusun cattle(1965)tersebut didasaran atas perbuatan multidemensional
untuk mengetahui profil seseorang, yaitu dengan mengukur sifat-sifat:
keterbukaan, intelegensi, sifat merendahan diri, ketenangan dan kelincahan,
kecenderungan berfikir dan merasa, mudah percaya atau curiga, konservatif atau
suka bereksperimen, relaks atau tegang, mudah terpengaruh perasaan atau
memiliki stabilitas emosional, kecerdikan dan ketelitian, sifat pemalu atau berani.
Tenang atau mudah kawatir, sifat tergantung pada kelompok atau sendiri.
Setiap pelatih perlu memahami kepribadian atlet yang dibinanya. Agar dapat
memberikan perlakuan yang setepat-tepatnya, misalnya memberi peringatan
atau hukuman terhadap atlet yang tidak dapat disamakan dengan atlet yang
eksravert.
Bruce C. Ogilvie (1972) melaporkan hasil studinya terhadap perenang kelompok
umur di california yang mengukuti program latihan menghadapi pertandinan.
Hasil studi untuk meneliti perubahan sifat-sifat kepribadian perenang laki-laki dan
perempuan umur 10-14 tahun dibanding atlet top umur 19 tahun menunjukkan
atlet top tersebut.
1. Self-controlnya lebih baik, lebih dapat menguasai diri.
2. Menjadi lebih bersifat terbuka, mudah bergaul dan lebih dapat
menyamarakkan suasana.
3. Kemampuan menolak kesemasan (anxiety) lebih tinggi secara meyakinkan.
4. Lebih mampu untuk menjaga diri sendiri.
5. Tampak lebih gembira dan bahagia dalam menghadapi suatu keadaan.
6. Kurang mementingkan diri sendiri dan lebih stabil.
Hasil penelitian Ogilvie yang lain,yaitu terhadap kepribadian atlet laki-laki,
menunjukkan bahwa sebagai kelompok top atlet (laki-laki) memiliki motifasi
untuk berprestasi yang tinggi, motifasi untuk menang, dan lebih agresif,
disamping itu mereka pada umunya dapat menguasai emosi dalam keadaan
penuh ketegangan, lebih dewasa dan tidak mudah gugup, memilki kepemimpinan
dan dapat berdiri sendiri.
Magnusson dan Endler(1977)mengemukakan bahwa faktor-faktor kognitif
merupakan determnian penting dari tingkah laku mesakipun faktor-faktor
emosional juga tidak boleh dabaikan. Sesuai pendapat tersebut, Morgan (1980)
menekankan bahwah proses interaksi maka untuk memahami kepribadian
seseorang harus diutamakan mngetahui persepsinnya dan hal-hal berhubungan
dengan koknisinya.
Persepsi individu menenal situasi sekitar mengandung suatu gambaran dan
juga penilaian individu terhadap sekitar, dan hal ini akan sangat besar pengaruh
nya terhadap sikap dan penampilan individu yang bersangkutan . individu akan
bersikap dan betindak sesuai dengan apa yang difikirkan dan sesuai dengan apa
yag digambarkan.
Mengenai sifat-sifat yang berhubungan dengan kemampuan akal atau kognisi
yang perlu dimiliki atlet dalam cabang-cabang olagraga tertentu ,minsalnya ;
pemusatan perhatian (daya konsetrasi), kemampuan koordinasi , ketelitian,
kecepatan reaksi, antisipasi, imajinasi ,dsb-nya.
Adapun sifat-sifat kepribadian yang berhubungan dengan aspek afektif-konatif
yang perlu miliki atlet dalam cabang-cabang olahraga tertentu , minsalnya ;
agresivitas, penguasaan diri, ketenangan , rasa keindahan ,kepercayaan diri,
keuletan ,keberanian, semanga juang, dsb-nya.
Memahami sifat-sifat atlet sesuai denga sifat-sifat kejiwaan yang perlu dimiliki
atlet untuk dapat mencapai prestasi tinggi adalah sangat penting ,karena denga
demikian sangat memudahkan dalam mencari atlet-atlet berbakat untuk cabang-
cabang olahraga tertentu .
Yang dirsebut bakat sebenarnya adalah kumpulan sifat-sifat kejiwan yang
cocok untuk cabang-cabang olahraga tertentu ,yaitu memungkinkan individu
yang memiliki sifat-sifat trsebut mencapai prestasi yang tinggi. Jadi bakat lebih
banyak merupakan variabel kondisional yang memungkinkan individu yang
bersangkutan mencapai prestasi setinggi-tingginnya dalam cabang olah raga
tertentu.
Latar Belakang
Semoga dengan adanya penjelasan tersebut kita menjadi paham tentang fitrah
dan potensi manusia dalam pendidikan islam. Terutama bagi penulis sendiri dan
orang yang membacanya agar menambah pemahaman dan hakekat fitrah dan
potensi dasar manusia, berikut penjelasannya
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
DAFTAR ISI
PENDAHULUAN
1. Latar belakang .........................................................................................................1
PEMBAHASAN
1. Sifat-sifat kepribadian ..............................................................................................2
2. Sifat-sifat atlet ..........................................................................................................2
3. Sikap Dan Sifat-Sifat Kepribadian .............................................................................5
MAKALAH PSIKOLOGI OLAHRAGA