Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

KEKERASAN DALAM OLAHRAGA


KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang,
puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT. yang telah melimpahkan
Rahmat, Hidayah, serta Inayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan
penyusunan makalah dengan judul ‘Kekerasan dalam Olahraga' tepat pada
waktunya.

Penyusunan makalah semaksimal mungkin kami upayakan dan sehingga dapat


memperlancar dalam penyusunannya.

Namun tidak lepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih
terdapat kekurangan baik dari segi penyusunan bahasa dan aspek lainnya. Oleh
karena itu, dengan lapang dada kami membuka selebar lebarnya pintu bagi
pembaca yang ingin memberi saran maupun kritik demi memperbaiki makalah
ini. Akhirnya penyusun sangat mengharapkan semoga dari makalah ini dapat
diambil manfaatnya dan besar keinginan kami dapat menginspirasi para pembaca
untuk mengangkat permasalahan lain yang relevan pada makalah makalah
selanjutnya.

November 2021

Penulis
DAFTAR ISI
                                                                                      

HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR  .......................................................................................  ii
DAFTAR ISI ....................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
A.  Latar Belakang ..................................................................................................3
B.  Rumusan Masalah .............................................................................................4
C.  Tujuan Penulisan .............................................................................................. 4
BAB II PEMBAHASAN
A.  Kekerasan dalam olahraga ................................................................................3
B.  Jenis tingkah laku kekerasan dalam olahraga .................................................. 3
C.  Faktor yang mempengaruhi terjadinya kekerasan dalam olahraga....................4
D.  Contoh kasus kekerasan dalam olahraga ..........................................................5
E.  Akibat kekerasan dalam olahraga ......................................................................6
A.  Cara mencegah terjadinya kekerasan dalam olahraga ......................................7
BAB III. PENUTUP
A.  Kesimpulan ...................................................................................................... 8
DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Olahraga merupakan kegiatan penting dalam kehidupan manusia, dengan


olahraga pelaku dapat mengekspresikan diri, bergembira, menjaga kondisi tubuh,
meningkatkan prestasi olahraga serta menjaga tali silaturahmi/hubungan dengan
orang lain. Dalam olahraga terdapat nilai-nilai yang terkandung didalamnya.
Terdapat nilainilai yang terkandung dalam olahraga sebagai rujukan kehidupan
masyarakat. Oleh karena itu sewajarnya olahraga mendapatkan prioritas dalam
kehidupan masyarakat. Selain itu pada jaman sekarang yang demikian pesatnya
kemajuan teknologi, olahraga dapat dijadikan wahana untuk keseimbangan dalam
hidup manusia.
Olahraga itu sendiri pada hakikatnya bersifat netral, namun masyaraktlah yang
kemudian membentuk kegiatan dan memberi arti bagi kegiatan itu. Karena itu
seperti di Indonesia, sesuai dengan fungsi dan tujuannya kita mengenal beberapa
bentuk kegiatan olahraga, seperti olahraga pendidikan – untuk tujuan yang bersifat
mendidik, olahraga rekreasi untuk tujuan yang berifat rekreatif, olahraga
kesehatan untuk tujuan pembinaan kesehatan, olahraga rehabilitasi untuk tujuan
rehabilitasi, olahraga kompetitif (prestasi) untuk tujuan mencapai prestasi
setinggi-tingginya.
Jadi, olahraga dilakukan karena berbagai alasan penting dari sisi pelakunya.
Nilai-nilai dan manfaat yang diperoleh para pelaku itu didapat dari partisipasi
aktif dalam beberapa kegiatan yang bersifat hiburan, pendidikan, rekreasi,
kesehatan, hubungan sosial, perkembangan biologis, kebebasaan menyatakan diri,
pengujian kemampuan sendiri atau kemampuan diri dibandingkan dengan orang
lain. Melihat perkembangan olahraga pada saat ini tidak terlepas dari banyaknya
jenis olahraga yang dimainkan. Dalam olahraga terdapat jenis-jenis olahraga
diantaranya olahraga permainaan. Secara mendasar olahraga permainaan dapat
dibedakan menjadi dua jenis permainaan dengan strateginya masing-masing.
B. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan Kekerasan dalam olahraga ?


2. Apa saja jenis kekerasan ?
3. Apa saja contoh peristiwa yang merupakan kekerasan dalam olahraga?
4. Mengapa kekerasan dalam olahraga bisa terjadi ?
5. Bagaimana cara mengatasi kekerasan dalam olahraga ?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui pengertian dari kekerasan dalam olahraga
2. Untuk mengetahui jenis-jenis kekerasan
3. Untuk mengetahui contoh peristiwa yang merupakan kekerasan dalam olahraga
4. Untuk mengetahui mengapa kekerasan dalam olahraga bisa terjadi
5. Untuk mengetahui cara mengatasi kekerasan dalam olahraga
BAB II

PEMBAHASAN

A. Kekerasan Dalam Olahraga


Kekerasan adalah penggunaan kekuatan fisik yang berlebihan, yang
menyebabkanatau tenaga besar untuk menimbulkan kerusakan atau kehancuran.
Kekerasan merupakantindakan agresi dan pelanggaran (penyiksaan, pemukulan,
pemerkosaan, dan lain-lain)yang menyebabkan atau dimaksudkan untuk
menyebabkan penderitaan atau menyakitiorang lain, dan tergantung pada situasi
dan nilai-nilai sosial yang terkait dengankekejaman.Pada dasarnya kekerasan
dalam olahraga diperlukan untuk meraih suatu tujuan prestasi,namun di zaman
sekarang kekerasan lebih cenderung pada hal yang negatifseperti kekerasan antar
pemain,pemain dengan wasit,sampai kekerasan antar supporter
B. Jenis Tingkah Laku Kekerasan
Pada dasarnya suatu bentuk kekerasan di bedakan menjadi dua yaitu
kekerasan instrumental aggression dan hostile aggression :
1. Instrumental aggression
Tingkah laku kekerasan ini adalah suatu bentuk tingkah laku kekerasan
yang bersifat positif,dengan tujuan untuk memperoleh suatu kemenangan dan
sesuaidengan aturan yang di tetapkan pada suatu pertandingan,contoh dari
kekerasan iniseperti menendang pada cabang pencak silat atau memukul pada
olahraga tinju.
2. Hostile aggression
Tingkah lekerasan ini adalah kekerasan yang bersifat negatif,dan kekerasan
yangmenyakiti orang lain dan tidak sesuai dengan aturan permainan.
Kekerasaninisangat bertentangan dengan azaz fair play yang selalu di usung
dalam suatu permainan contoh dalam jenis ini adalah memukul
wasit,menciderai lawan sertamelakukan tindakan rasisme
C. Faktor yang Mempengaruhi Terjadinya Kekerasan dalam Olahraga
Kekerasan disebabkan oleh faktor internal dan eksternal, dimana faktor-
faktortersebut berkaitan erat dengan kondisi biologis, psikologis, dan sosio-
kultural seseorang,dan faktor kebiasaan menjadikan kekerasan sebagai cara
menyelesaikan masalah, sertamemudarnya penghargaan terhadap nilai-nilai
kemanusiaan.Salah satu contohnya yaitukerusuhan supporter sepakbola dimana
ada beberapa faktor yang menjadi penyebabanarkisme suporter. Yang paling
berpengaruh seperti :
1. Faktor pendidikan
Suporter yang melakukan kekerasan adalahorang-orang yang tidak punya
latar pendidikan yang baik. Ini bukan sekedar pendidikan formal, karena
kadangkala pendidikan formal juga tidak menjamin. Yang paling penting
adalah pendidikan agama, pendidikan moral, juga pendidikan tentang
kebangsaan. Kalau sudah dibekali tiga hal itu, mustahil mereka masih mau
berbuat anarkis saat menjadi suporter. Maka benar pendapat orang bahwa
kedewasaan suporter di suatu masyarakat tergantung bagaimana tingkat
pendidikan di masyarakat tersebut.
2. Kemiskinan
Selain pendidikan, kemiskinan juga diyakini sebagai pemicu tindak
kekerasan. Para suporter yang sering melakukan kekerasan, mereka adalah
orang-orang yang berlatar ekonomi lemah. Itu karena tindak kekerasan
lebih mudah dilakukan oleh miskin sebagai bentuk pengalihan terhadap
tekanan ekonomi. Mereka gampang tersulut, tidak berpikir panjang
tentang masa depannya karena merasa sudah nasibnya untuk jadi orang
susah.
3. Fanatisme
Fanatisme yang tertanam pada supporter anarkis tentu sudah kelewat batas
dan tidak proporsional. Kecintaan yang terlalu dalam bahkan melebih
kecintaan pada diri sendiri. Akibatnya mereka akan lebih mudah untuk
membenci pihakyang berlawanan.
4. Premanisme
Budaya premanisme juga satu fenonema sendiri yang turut menjadi
penyebab.Semua bentuk perkelahian massal, tawuran atau pengroyokan,
baik dilakukan pelajar, supporter, ataupun warga biasa adalah manifestasi
dari budaya premanisme.
5. Pengelola yang permisif
Terakhir, pengelola sepakbola yang tidak profesional punya andil yang
paling besar. Jika ada korban jiwa akibat bentrokan, para pengelola sepak
bola baruramai-ramai untuk turun tangan.Ibaratnya hanya menangani
masalah permukaannya saja, mereka tidak berpikir bagaimana
menyelesaikan akar masalah dari supporter itu.Bisa jadi para pengelola
seperti PSSI dan manajemen klub memang sengajamembiarkan. Pasalnya
supporter yang militan itu sama dengan ramainya tiket penonton dan
larisnya merchandise. Artinya mereka adalah potensi pemasukanutama
bagi klub. Semoga saja dugaan ini tidak benar.
D. Contoh kasus kekerasan dalam olahraga
1. Haringga Sirla pemuda berusia 23 tahun, tewas setelah dikeroyok sejumlah
orang saat akanmenyaksikan pertandingan antara klub kesayangannya, Persija,
dengan Persib,di Gelora Bandung Lautan Api (GBLA), Bandung, Minggu 23-
9-2018. Keberadaannya sebagai Jak Mania diketahui sekelompok orang.
Haringga dikeroyok hingga meninggal dunia di lokasi kejadian. Kepolisian
sudah menetapkan 8 orang sebagai tersangka dalam kasus ini

2. Ricko Andrean Maulana Ricko adalah salah seorang Bobotoh atau pendukung
Persib Bandung yang meninggal dunia karena sekelompok orang mengiranya
seorang Jak Mania. Ia dikeroyok oleh sekelompok Bobotoh, saat istirahat
pasca babak pertama pertandingan Persib melawan Persija di GBLA,
Bandung, pada 22 Juli 2017. Meski sudah membela diri dengan menunjukkan
KTP Bandung, Ricko tetap dikeroyok hingga sempat tidak sadarkan diri.
Setelah dirawat 5 hari di RS Santo Yusup,Kota Bandung, akhirnya ia
dinyatakan meninggal dunia.
3. Harun Al Rasyid Lestaluhu menjadi korban kekerasan yang dilakukan
sekelompok orang beratribut Persib saat melintas di kawasan Tol Palimanan,
Cirebon, Jawa Barat, pada 6 November 2016. Harun dan rombongan tengah
melakukan perjalanan dari Solo menuju Jakarta. Sehari sebelumnya, mereka
baru saja menyaksikan laga antaraPersija dan Persib di Stadion Manahan,
Surakata. Bus yang mereka tumpangidilempari batu oleh sekelompok orang
berkaos biru. Untuk itu, rombongankeluar dan melakukan pengejaran. Namun,
Harun justru dikeroyok oleh massayang juga membawa senapan angin. Ia pun
tewas dalam kejadian itu.

4. Andika Andika yang merupakan pendukung Sriwijaya FC akhirnya tewas


setelah mengalami pendarahan akibat 3 tusukan di perut dan kepala saat
terjadi bentrokantarpendukung di Gelora Sriwijaya Jakabaring, Palembang.
Kejadian naas ituterjadi pada 18 Februari 2014 saat Sriwijaya FC melawan
kesebelasan asalJepara, Persijap. Seusai pertandingan yang dimenangkan oleh
Sriwijaya itu,Andika dan teman-temannya keluar meninggalkan stadion.
Sekelompok orang berkaos hitam terlihat datang menyerang dengan
menggunakan berbagai senjatatajam. Teman-teman Andika berhasil
menghindar, namun tidak dengan dirinya..

E. Akibat dari Kekerasan dalam Olahraga

1. Timbulnya banyak korban luka-luka bahkan kematian bagi kedua belah


pihaksuporter yang berseteru, penonton umum, dan masyarakat umum

2. Kerusakan yang terjadi pada fasilitas-fasilitas yang berada di dalam


stadion. Jikakerusuhan terjadi di luar stadion, dapat merusak fasilitas
umum di jalanan,kendaraan, serta bangunan gedung atau rumah yang
terkena lemparan batu.

3. Trauma yang dialami masyarakat umum terhadap pertandingan yang


digelar.Penonton umum yang tidak terlalu fanatik menjadi cemas dan takut
untukmenyaksikan pertandingan lagi.
4. Hilangnya nilai sportivitas.

F. Cara mencegah terjadinya kekerasan dalam olahraga

Langkah yang dilakukan untuk menyelesaikan permasalah tersebut ada dua


yaitu upaya represif dan upaya preventif. Upaya represif yang dilakukan secara
garis besar adalah menerapkan sanksi hukuman sesuai dengan pedoman masing-
masing sesuai dengan golongan pelanggaran yang dilakukan oleh suporter, Upaya
preventif yang dilakukan secara garis besar adalah melakukan sosialisasi untuk
meminimalisir aksi kekerasan didalam maupun di luar stadion.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Kekerasan dapat didefinisikan beberapa perilaku yang mengakibatkan


perasaan sakit, kerugian, atau cedera pada diri sendiri atau pada orang lain, sifat
kekerasan mengakibatkan adanya korban. Orang-orang yang berpartisipasi pada
sepakbola umumnya setuju bahawa tingkat kesakitan dan cedera akibat serangan
pada tubuh harus di tetapkan sebagai tindakan kekerasan.
Pemain sengaja mencederai lawan, suporter bersikap anarkis dan rasis,
official memukul wasit, wasit bahkan dicurigai menerima suap. Semua sikap dan
perilaku di atas menunjukkan bahwa nilai etika, sportifitas, fair play tampak
belum melekat pada komunitas sepakbola Indonesia. Kekerasan yang terjadi dan
bahkan menjadi budaya dalam berbagai sektor khususnya bidang sepakbola di
Indonesia dapat dikatakan merupakan andil bidang pendidikan yang belum
mampu menanamkan ranah afektif, kenyataan yang terjadi guru masih berkutat
dengan ranah kognitif dan psikomotor sebagai bidang perhatian.
Sebagai bagian integral dari sistem endidikan nasional Penjasorkes melalui
proses belajar mengajar, ingin memberikan sumbangan pada proses tumbuh dan
berkembangnya anak didik. Penjasorkes bertujuan untuk mengembangkan
kemampuan dan ketrampilan siswa secara menyeluruh, baik dalam segi fisik,
mental, intelektual maupun sosial dan emosionalny
DAFTAR PUSTAKA

Aip Saifudin.2002. Guru Pendidkan Jasmani Belum Profesional. (online)


(http://www. sinar harapan.co.id diakses pada 8 november 2021).
Anderson. 2000. American Academy Of Pediatric : Injuries in Youth Soccer , (on
line) Vol. 105 No. 3 (diakses pada 8 november 2021)
Bompa, Tudor, O, 1983. Theory and Methodologi of Training, United Stated
ofAmerican : Kendall/Hunt Pubhlishing Company.
Depdibud. 1976. Petunjuk Mengajar Olahraga Pendidikan di SLA. Jakarta :
Proyek Pembinaan Organisasi danAktifitas Olaharaga Massal.
Felipe, JC. 2003. Epidemiology : Soccer-Related OcularInjuries, (on Line) Vol.
121 No. 5 (diakses pada 8 november 2021)
Harto. 2009. PKT akan Terus Kenang Jumadi Abdi. (on Line) (http://m.
kompas .com , diakses pada 8 november 2021)

Anda mungkin juga menyukai