Anda di halaman 1dari 16

“PROSEDUR PEMERIKSAAN KELELAHAN KERJA”

disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah K3

Dosen Pengampu : Wahdaniah, SKM, M.Kes

Oleh :

1. Nursyafa Adinda [211061036]


2. Nur Ulfa [211061037]
3. Putri Aprillia Hidiyati [211061038]
4. Rezki Amini [211061039]
5. Rifda Haya Tsamaroh [211061040]

D3 TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIS


POLTEKKES KEMENKES PONTIANAK
TAHUN AJARAN 2021/2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat-Nya sehingga
makalah ini dapat tersusun sampai dengan selesai. Tidak lupa kami mengucapkan
terima kasih terhadap bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan
memberikan sumbangan baik pikiran maupun materinya.
Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah ini
bisa pembaca praktekkan dalam kehidupan sehari-hari.
Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam
penyusunan makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman Kami.
Untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari
pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Pontianak, 12 Oktober 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

PROSEDUR KELELAHAN KERJA


KATA PENGANTAR.........................................................................................................................i
DAFTAR ISI......................................................................................................................................ii
BAB 1................................................................................................................................................1
PENDAHULUAN..........................................................................................................................1
A. Latar Belakang...................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah..............................................................................................................2
C. Tujuan................................................................................................................................2
D. Manfaat..............................................................................................................................2
BAB II...............................................................................................................................................3
PEMBAHASAN............................................................................................................................3
1. Pengertian Kelelahan Kerja................................................................................................3
2. Jenis – Jenis Kelelahan Kerja.............................................................................................3
3. Faktor Penyebab Kelelahan Kerja......................................................................................5
4. Dampak Dari Kelelahan Kerja............................................................................................8
5. Cara Pengendalian Kelelahan Kerja...................................................................................8
6. Metode Pengukuran Kelelahan Kerja.................................................................................8
7. Standar Kriteria Hasil Pengukuran Kelelahan Kerja.........................................................10
BAB III............................................................................................................................................11
PENUTUPAN..............................................................................................................................11
A. Kesimpulan......................................................................................................................11
B. Saran................................................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................................13

ii
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Indonesia merukapan negara berkembang karena inilah Indonesia sangat
membutuhkan sumber daya manusia atau tenaga kerja yang sehat, efesien dan
produktif. Tenaga kerja yang seperti inilah yang di harapkna mampu
berkompetisi dengan tenaga kerja lain, baik di dalam negri maupun di luar
negri. Keunggulan dalam hal ini dapat tercapai apabila semua pihak turut
berperan aktif dalam bekerja sama dengan tingkat kemampuan yang dimiliki.
Sumber daya manusia memiliki peran penting dalam menentukan
keberhasilan dalam suatu lingkup dunia pembangunan dan pekerjaan. Sehubung
dengan hal ini, dapat memunculkan fenomena yang merugikan atau bahkan
dapat menghancurkan tujuan organisasi perusahaan, diantaranya yaitu ketidak
puasan kerja, kelambanan kerja, kebosanan, dan yang utama kelelahan kerja
yang dapat mengakibatkan kecelakaan dalam bekerja.
Kelelahan kerja merupakan suatu pola yang muncul di suatu keadaan, yang
secara umum terjadi pada setiap orang, dimana ketika dia tidak sanggup lagi
melanjutkan pekerjaan. Kelelahan merupakan suatu masalah yang harus
mendapat perhatian. Semua jenis pekerjaan baik formal ataupun informal yang
dapat menyebabkan kelelahan kerja.
Kelelahan kerja yang tidak di atasi dapat menimbulkan berbagai jenis
permasalahan kerja yang bersifat fatal dan mengakibatkan kecelakaan dalam
bekerja. Tujuan dari kesehatan kerja untuk menciptakan tenaga kerja yang sehat
dan produktif. Salah satu tujuan dari pelaksanaan kesehatan kerja dalam bentuk

1
operasional adalah pencegahan kelelahan dan serta meningkatkan kualitas para
pekerja.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari kelelahan kerja?
2. Apa saja jenis- jenis kelelahan kerja?
3. Apa faktor penyebab kelelahan kerja?
4. Apa dampak dari kelelahan kerja?
5. Bagaimana cara pengendalian kelelahan kerja?
6. Apa saja metode yang dapat digunakan untuk pengukuran kelelahan kerja?
7. Bagaimana cara mengetahui standar kriteria hasil pengukuran kelelahan kerja?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian kelelahan kerja.
2. Untuk mengetahui jenis – jenis kelelahan kerja.
3. Untuk mengetahui faktor penyebab kelelahan kerja.
4. Untuk mengetahui dampak dari kelelahan kerja.
5. Untuk mengetahui cara pengendalian kelelahan kerja.
6. Untuk mengetahui metode pengukuran kelelahan kerja.
7. Untuk mengetahui standar kelelahan kriteria pengukuran kelelahan kerja.

D. Manfaat
1. Dapat mengetahui pengertian kelelahan kerja.
2. Dapat mengetahui jenis – jenis kelelahan kerja.
3. Dapat mengetahui faktor penyebab kelelahan kerja.
4. Dapat mengetahui dampak dari kelelahan kerja.
5. Dapat mengetahui cara pengendalian kelelahan kerja.

2
6. Dapat mengetahui metode pengukuran kelelahan kerja.
7. Dapat mengetahui standar kelelahan kriteria pengukuran kelelahan kerja.

BAB II

PEMBAHASAN

1. Pengertian Kelelahan Kerja


Banyak sekali pengertian mengenai kelelahan kerja yang dikemukakan oleh
para ahli. Secara garis besar kelelahan kerja adalah suatu keadaan yang ditandai
oleh adanya penurunan kesiagaan dan perasaan lelah. Perasaan lelah tersebut
merupakan akibat komulatif dari beberapa faktor seperti intensitas dan durasi
kerja fisik dan mental, monotoni, iklim kerja, penerangan, kebisingan, tanggung
jawab, kecemasan, konflik-konflik, penyakit, keluhan sakit dan nutrisi
(Grandjean, 1985)

2. Jenis – Jenis Kelelahan Kerja


Jenis – jenis kelelahan kerja dapat dibagi menurut proses pada otot, waktu
terjadinya dan penyebab kelelahan itu sendiri.
a) Menurut proses pada otot
Menurut prosesnya kelelahan kerja ada dua macam yaitu :
 Kelelahan otot . Kelelahan otot adalah menurunnya kemampuan otot
untuk melakukan suatu aktivitas.
 Kelelahan umum. Kelelahan umum adalah suatu perasaan kelelahan yang
menyebar, disertai adanya penurunan kesiagaan dan kelambatan pada
setiap aktivitasnya.

3
b) Berdasarkan waktu terjadinya kelelahan, meliputi:
 Kelelahan akut, disebabkan oleh kerja suatu organ atau seluruh organ
tubuh secara berlebihan dan datangnya secara tiba – tiba. Kelelahan ini
biasanya terjadi hanya bersifat sementara, dan dapat pulih kembali
setelah diberikan istirahat dan energi secukupnya. Jika demikian
kondisinya, maka kelelahan demikian merupakan kelelahan yang ringan.

 Kelelahan kronis, merupakan kumulatif respon non spesifik terhadap


perpanjang stress. Pada keadaan seperti ini, gejala tidak hanya stress atau
sesaat setelah masa stress, tetapi cepat atau lambat akan mengancap setiap
saat. Kelelahan kronis, terjadi bila kelelahan berlangsung setiap hari dan
berkepanjangan. Kelelahan yang berat, diperlukan waktu yang lama untuk
mengadakan pemulihan kembali dan ada kalanya bahkan diperlukan obat-
obatan untuk memulihkan kondisi agar dapat fit kembali (Tarwaka, 2011)

c) Menurut penyebab
Menurut penyebabnya kelelahan kerja terbagi atas :
 Kelelahan fisik yang disebabkan oleh faktor fisik, Tanda-Tanda dan
Gejala Kelelahan Fisik :
- Tubuh menjadi lemah dan lemas.
- Cepat lelah meski hanya melakukan aktivitas fisik yang ringan saja.
- Kurang motivasi untuk memulai atau melanjutkan pekerjaan.
- Kelelahan yang berkepanjangan.
- Nafas terasa pendek dan sesak.
- Kesadaran kadang hilang.
- Detak jantung terasa meningkat.

4
 Kelelahan non fisik yang disebabkan oleh faktor-faktor non fisik seperti
adanya problema psikososial dalam keluarga, tempat kerjanya maupun
dalam masyarakat di lingkungannya.

3. Faktor Penyebab Kelelahan Kerja


Terjadinya kelelahan tidak begitu saja, tetapi terdapat faktor yang
menyebabkan terjadinya kelelahan. Faktor yang menyebabkan kelelahan antara
lain :

a) Faktor dari dalam individu


1) Usia
Kebutuhan zat tenaga tarus meningkat sampai akhirnya menurun pada
usia 40 tahun. Berkurangnya kebutuhan zat tenaga tersebut dikarenakan
menurunnya kekuatan fisik sehingga kegiatan yang bisa dilakukan juga
berkurang dan menjadi lebih lamban.
2) Jenis kelamin
Pada tenaga kerja wanita akan mengalami siklus biologis setiap bulan di
dalam mekanisme tubuhnya sehingga akan mempengaruhi kondisi fisik
maupun psikisnya, hal inilah yang menyebabkan tingkat kelelahan
wanita lebih besar dari pada tingkat kelelahan pria.
3) Status gizi
Status gizi merupakan suatu faktor kapasitas kerja, dimana keadaan gizi
yang buruk dengan beban kerja yang berantakan mengganggu kerja dan
menurunkan efesien dan menyebabkan kelalahan kerja.
4) Status kesehatan
Status kesehatan dalam tubuh sangat mempengaruhi faktor kelelahan
dalam bekerja, karena jika memiliki riwayat penyakit yang tergolong

5
berbahaya maka pekerja akan mengalami kelelahan yang leih cepat, dan
bisa saja riwayat penyakit kambuh tiba – tiba dan dapat menyebabkan
kecelakaan dalam bekerja yang tak terduga.

b) Fktor dari luar


1) Beban kerja dan masa kerja
Beban kerja merupakan volume pekerjaan yang di bebankan kepada
tenaga kerja baik berupa fisik maupun mental dan menjadi tanggung
jawab. Beban kerja menentukan berapa lama seorang dapat bekerja
mengakibatkan kelelahan atau gangguan.
Sedangkan masa kerja merupakan lama waktu seorang bekerja pada
suatu instansi atau tempat kerja. Pada masa kerja ini dapat
mempengaruhi kualitas kelelahan kerja khusunya kelalahan kronis.

2) Lingkungan kerja fisik


Lingkungan kerja fisik yang dapat mempengaruhi kelelahan antara lain:

 Penerangan atau pencahayaan


Penerangan yang kurang baik dilingkungan kerja akan menambah
beban kerja, serta menganggu pekerjaan.
Contoh kasus yaitu, jika penerangan pada suatu ruang kerja kurang,
maka akan menyebabkan seorang pekerja sulit dalam melakukan
pekerjaannya, dan pada pekerja lapangan hal ini dapat menyebabkan
kecelakaan.

 Iklim kerja / tekanan

6
Iklim kerja merupakan interaksi berbagai variable seperti
temperature, kelembaban udara, hal ini sangat mempengaruhi
kelelahan kerja. Rentang suhu yang normal yang bagus untuk
menjalani pekerjaan yaitu di rentang suhu 25° - 27°.
Contoh kasus yaitu, jika bekerja pada rentang suhu di bawah 25°
maka suhu akan terasa dingin dan kualitas kerja sistem tubuh akan
menurun serta dapat menyebabkan ngantuk.

 Kebisingan
Suara yang terlalu bising dan berlangsung lama dapat menimbulkan
stimulasi didekat area penerimaan pendengaran. Keadaan ini akan
menimbulkan kelelahan.
Contoh kasus yaitu, jika pada saat melaksanakan pekerjaan ada orang
lain yang memutar music dengan volume berlebihan, maka beberapa
orang akan merasa terganggu dengan suara tersebut dan
menyebabkan ketidak fokusan pada pekerja.

 Faktor ergonomic
Ergonomi dapat mengurangi beban kerja dan kelelahan kerja.
Ergonomi juga berperan dalam memaksimalkan kenyamanan,
keamanan dan efesiensi pekerja.
Contoh kasus yaitu, keselarasan antara alat kerja dan postur tubuh
kita, misalnya ukuran tinggi meja kerja yang sesuai dengan postur
tubuh kita sehingga meningkatkan ke rilexan pada tubuh dan
mengurangi kelelahan bekerja.

7
4. Dampak Dari Kelelahan Kerja
Kelelahan kerja dapat menimbulkan beberapa keadaan yaitu prestasi kerja yang
menurun, fungsi fisiologis motorik dan neural yang menurun, badan terasa tidak
enak dan semangat kerja yang menurun. Perasaan kelelahan kerja cenderung
meningkatkan terjadinya kecelakaan kerja, sehingga dapat merugikan diri pekerja
sendiri maupun perusahaannya karena adanya penurunan produktivitas kerja.
Kelelahan kerja terbukti memberikan kontribusi lebih dari 50% dalam kejadian
kecelakaan kerja di tempat kerja (Setyawati K.M., 2011).

5. Cara Pengendalian Kelelahan Kerja


Kelelahan disebabkan oleh banyak faktor yang sangat kompleks dan saling
terkait antara faktor yang satu dengan faktor yang lain. Bekerja sesuai dengan
kondisi fisik dan kapasitas kerja sangat dianjurkan, karena hal ini sangat erta
berkaitan dengan respon tubuh serta gerakan repetativ yang umum dilakukan
ketika seseorang melakukan pekerjaan. Upaya pencegahan kelelahan kerja agar
tingkat produktivitas kerja tetap baik atau bahkan meningkat. Cara mengatasi
kelelahan dalam bekerja sebagai berikut :
 Sesuai kapasitas kerja fisik
 Sesuai kapasitas kerja mental
 Kerja lebih dinamis
 Kerja lebih bervariasi
 Redesain lingkungan kerja
 Kebutuhan kalori seimbang
 Istirahat setiap 2 jam kerja

8
6. Metode Pengukuran Kelelahan Kerja
Sampai saat ini belum ada cara untuk mengukur tingkat kelelahan secara langsung.
Pengukuran-pengukuran yang dilakukan oleh para peneliti sebelumnya hanya
berupa indikator yang menunjukkan terjadinya kelelahan akibat kerja. Menurut
Tarwaka (2011) beberapa metode pengukuran yang dapat dilakukan antaralain:

 Kualitas dan Kuantitas Kerja


Pada metode ini, kualitas output digambarkan sebagai suatu jumlah proses kerja
(waktu yang digunakan dalam setiap item) atau proses operasi yang dilakukan
setiap unit waktu. Namun demikian banyak faktor yang harus dipertimbangkan
seperti target produksi, faktor sosial, dan perilaku psikologis dalam kerja,
sedangkan kualitas output (kerusakan produk, penolakan produk) atau frekuensi
kecelakaan, tetapi faktor tersebut bukanlah merupakan causal factor.

 Uji Psikomotor (Psychomotor Test)


Pada metode ini melibatkan fungsi persepsi, interpretasi, dan reaksi motorik,
salah satu cara yang dapat digunakan adalah dengan pengukuran waktu reaksi.
Waktu reaksi adalah jangka waktu dari pemberian suatu rangsang sampai kepada
suatu saat kesadaran atau dilaksanakan kegiatan, dalam uji waktu reaksi dapat
digunakan nyala lampu, denting suara, sentuhan kulit atau goyangan badan.
Terjadinya pemanjangan waktu reaksi merupakan petunjuk adanya pelambatan
pada proses faal syaraf dan otot. Alat ukur waktu yang telah dikembangkan di
Indonesia biasanya menggunakan nyala lampu dan denting suara sebagai stimuli.
Alat ukur waktu reaksi salah satunya adalah Alat Ukur Waktu Reaksi (Reaction
Timer).

9
 Uji Hilangnya Kelipan (Flicker-Fusion Test)
Kemampuan tenaga kerja untuk melihat kelipan akan berkurang ketika pekerja
dalam kondisi yang lelah. Semakin lelah akan semakin panjang waktu yang
diperlukan untuk jarak antara dua kelipan. Uji kelipan, disamping untuk
mengukur kelelahan juga menunjukkan keadaan kewaspadaan tenaga kerja.

 Pengukuran Kelelahan secara Subjektif (Subjective Feelings of Fatigue)


Subjective Self Rating Test dari Industrial Fatigue Research Committee (IFRC)
Jepang merupakan salah satu kuesioner yang dapat digunakan untuk mengukur
tingkat kelelahan subjektif. Metode tersebut antaralain; rangking methods, rating
methods, questionnaire methods, interviews dan checklists (Tarwaka, 2011)

7. Standar Kriteria Hasil Pengukuran Kelelahan Kerja


Tingkat kelelahan kerja dapat diklasifikasikan berdasarkan waktu. Reaksi
yang di ukur dengan reactiontimer yaitu :

Waktu Reaksi
Kategori (mili detik)
Normal (N) 150,0 – 240,0
Kelelahan Kerja Ringan (KKR) 240,0< X < 410,0
Kelelahan Kerja Sedang (KKS) 410,0 ≤ X < 580,0
Kelelahan Kerja Berat (KKB) ≥ 580,0

10
BAB III

PENUTUPAN

A. Kesimpulan
1. Kelelahan merupakan suatu keadaan yang ditandai oleh adanya penurunan
kesiagaan dan perasaan lelah. Perasaan lelah tersebut merupakan akibat
komulatif dari beberapa faktor seperti intensitas dan durasi kerja fisik dan
mental, monotoni, iklim kerja, penerangan, kebisingan, tanggung jawab,
kecemasan, konflik-konflik, penyakit, keluhan sakit dan nutrisi (Grandjean,
1985)
2. Ada beberapa macam kelelahan antara lain :
dibagi menurut proses pada otot, waktu terjadinya dan penyebab kelelahan itu
sendiri
3. Faktor penyebab kelelahan kerja antara lain :
a) Faktor dari dalam individu : usia, jenis kelamin, status gizi, status
kesehatan
b) Faktor dari luar antara lain : beban kerja dan masa kerja, lingkungan kerja
fisik
4. Dampak Dari Kelelahan Kerja, Kelelahan kerja dapat menimbulkan beberapa
keadaan yaitu prestasi kerja yang menurun, fungsi fisiologis motorik dan neural
yang menurun, badan terasa tidak enak dan semangat kerja yang menurun

5. Cara mengatasi kelelahan dalam bekerja sebagai berikut :

11
 Sesuai kapasitas kerja fisik
 Sesuai kapasitas kerja mental
 Kerja lebih dinamis
 Kerja lebih bervariasi
 Redesain lingkungan kerja
 Kebutuhan kalori seimbang
6. Metode pengukuran kelelahan kerja yang dapat dilakukan
 Kualitas dan Kuantitas Kerja
 Uji Psikomotor (Psychomotor Test)
 Uji Hilangnya Kelipan (Flicker-Fusion Test)
 Pengukuran Kelelahan secara Subjektif (Subjective Feelings of Fatigue)

B. Saran
Demi menjaga keselamatan bersama, sebaiknya kita menjaga kesehatan kita dan
mengatur segala jam istirahat agar tidak terjadi kelelahan dalam melaksanakan
pekerjaan, dan mengurangi terjadinya kecelakaan dalam bekerja, sehingga tidak
merugikan diri sendiri dan perusahaan atau instansi tempat kita bekerja.

12
DAFTAR PUSTAKA

Anoraga,P. 2009. Psikologi Kerja. Jakarta : Rineka Cipta.


Setyawati,L. 2011. Selintas Tentang Kelelahan Kerja. Yogyakarta: Amara books.
Suma’mur PK. 1989. Higiene Perusahaan dan Kesehatan Kerja, Jakarta:CV.Haji
Massagung.
Tarwaka, 2004. Ergonomi untuk Keselamatan Kesehatan Kerja dan Produktivitas.
Surakarta: Unba Press.
https://www.academia.edu/24061756/
Analisis_Pengukuran_dan_Perhitungan_Kelelahan_Kerja
http://kesehatanpribadi.blogspot.com/2013/04/normal-0-false-false-false-en-us-x-none.html
Sudirman.Rekar. M. 2017. Pengukuran dan Pencegahan Kelelahan di Tempat Kerja.
Jakarta: Catatan Harian
http://rekarsudirman.blogspot.com/2017/12/pengukuran-dan-pencegahan-kelelahan-di.html

13

Anda mungkin juga menyukai