Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kulian Higiene Industri Yang
Di Ampu Oleh :
OLEH ;
KELOMPOK 5
KELAS K3
KENDARI
2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan atas kehadirat Allah SWT. Karena dengan
rahmat dan karunianya kami masih diberi kesempatan. Untuk menyelesaikan
tugas Higiene Industri. Tidak lupa juga kami ucapkan terima kasih kepada dosen
pembimbing ibu Arum Dian Pratiwi, S.K.M., M.Sc, yang telah membimbing kami
agar dapat mengerti tentang bagaimana cara menyusun tugas ini. Tugas ini
disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu Higiene Industri, yang kami sajikan
berdasarkan pengamatan dari berbagai sumber. Makalah ini di susun oleh kami
dengan berbagai rintangan. Baik itu yang datang dari diri kami maupun yang
datang dari luar. Namun dengan penuh kesabaran dan terutama pertolongan dari
tuhan akhirnya tugas ini dapat terselesaikan.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
SAMPUL .................................................................................................................i
BAB I. PENDAHULUAN
A. Kesimpulan ................................................................................................16
B. Saran ..........................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA
iii
BAB I
PENDAHULUAN
Pada era globalisasi saat ini, perusahaan harus mampu bertahan mengingat
bahwa persaingan bisnis semakin ketat. Perusahaan harus memiliki manajemen
yang baik serta mampu untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusianya.
Sumber daya manusia merupakan salah satu faktor penting dan memiliki peran
yang besar sebagai penggerak utama dalam suatu perusahaan. Setiap perusahaan
pada umumnya menginginkan agar sumber daya manusia yang mereka miliki
mempunyai produktifitas yang tinggi dalam bekerja. Salah satu faktor yang dapat
mempengaruhi produktifitas karyawan adalah kepuasan kerja karyawan.
1
2
sendiri terdiri atas dua yaitu lingkungan kerja fisik dan lingkungan kerja non fisik
yang melekat dengan karyawan.
1.3 Tujuan
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
Tujuan khusus penulisan makalah ini antara lain :
1) Untuk dapat memahami manfaat kebersihan dalam perusahaan.
2) Untuk dapat memahami ruang lingkup kebersihan dalam perusahaan.
3) Untuk dapat memahami kebersihan air minum di tempat kerja.
4) Untuk dapat memahami kakus di tempat kerja.
5) Untuk dapat memahami tempat cuci dan ruang ganti pakaian di tempat kerja.
6) Untuk dapat memahami ruang makan dan kantin di tempat kerja.
7) Untuk dapat memahami masalah kebersihan lainnya di tempat kerja.
8) Untuk dapat memahami teknologi sanitasi industri (industrial sanitary
engineering).
9) Untuk dapat memahami peraturan perundang-undangan tentang kebersihan di
tempat kerja.
BAB II
PEMBAHASAN
4
5
Pada semua tempat kerja harus disediakan cukup air bersih yang sumber
dan cara pengalirannya memenuhi ketentuan. Tempat air minum harus disediakan
untuk pekerja menurut bentuk yang memenuhi persyaratan dalam perbandingan
sebuah untuk tiap-tiap 100 pekerja. Kalau dipakai wadah air minum maka wadah
itu harus ditutup rapat, harus diberi tanda yang nyata, dan tidak diperbolehkan
memakai gelas yang sama. Air yang tidak memenuhi syarat untuk diminum harus
diberi tanda yang nyata. Air yang dipakai untuk minum dan makan tidak boleh
berbau dan harus segar, tidak boleh berwarna (harus bening), tidak boleh berasa,
tidak boleh mengandung binatang atau bakteri yang berbahaya, dan pada waktu-
waktu tertentu air yang dipakai harus diperiksa apakah memenuhi syarat atau
tidak (Suma’mur, 2009).
2.4 Kakus
Standar Baku Mutu (SBM) sarana kakus untuk pekerja Industri ditetapkan
berdasarkan rasio yaitu perbandingan jumlah kakus dengan jumlah pekerja. Rasio
sarana kakus berbeda antara laki-laki dan perempuan. Jika kakus digunakan oleh
pekerja laki-laki maka harus ada peturasan/urinoir paling banyak 1/3 dari jumlah
kakus yang disediakan (Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
70 Tahun 2016).
6
1. 1 15
2. 2 16-35
3. 3 35-55
4. 4 56-80
5. 5 81-110
6. 6 111-150
Ditambah 1 kakus setiap tambah 40
>150
org
Dalam tiap kakus harus ada persediaan air yang cukup, dan bila perlu juga
kertas tissu. Kakus bagi pekerja wanita harus rapat dan tertutup. Kakus harus
mendapat penerangan yang cukup dan pertukaran udara yang baik. Dinding dan
lantai kakus harus terlihat bersih. Pintu kakus harus dapat ditutup dengan mudah
dan tepat. Kakus yang baik dan dan memenuhi persyaratan; tidak boleh berbau;
tidak ada kotoran terlihat; tidak boleh ada lalat, nyamuk, serangga lain; harus
selalu tersedia air bersih yang cukup untuk dipergunakan; harus dapat dibersihkan
dengan mudah; dan dibersihkan 2-3 kali sehari.
Luas lantai minimal 2,40 m2 (1,20 m x 2,0 m) dan dibuat tidak licin
dengan kemiringan kearah lubang tempat pembuangan kurang lebih 1%. Tempat
membilas pakaian dilakukan dengan jongkok atau berdiri, tinggi tempat membilas
pakaian sedemikian rupa agar mendapatkan pergantian udara dari 2 arah.
Lantai harus terbuat dari bahan yang mudah dibersihkan dan pada waktu
tertentu dibersihkan (disapu, dipel atau dicuci) sehingga selalu terlihat bersih.
c). Dinding
Dinding tidak boleh basah atau lembab, dan pada tempat cuci tersebut
harus disediakan sabun cuci tangan.
f). Cahaya
Didalam tempat cuci harus ada jendela-jendela, lobang-lobang atau
dinding gelas yang dibuat sedemikian rupa, sehingga memberikan penyebaran
cahaya dan untuk pertukaran udara yang merata.
g). Jendela
Apabila jendela hanya satu-satunya jalan cahaya matahari, maka jarak
antara jendela dan lantai tidak boleh melebihi 1,2 meter.
h). Penerangan
2. Kebersihan lingkungan
10
Dalam hal tenaga kerja menggunakan pakaian kerja hanya selama bekerja,
pengurus harus menyediakan ruang ganti pakaian yang bersih, terpisah antara
laki-laki dan perempuan serta pemakaiannya harus diatur agar tidak berdesakan
(Pasal 36 ayat 2 PERMENAKER RI No. 5 Tahun 2018 Keselamatan dan
Kesehatan Kerja Lingkungan Kerja).
a) Letak ruang ganti sebaiknya tidak jauh dari tempat kerja, sehingga mudah
dijangkau.
b) Ruang ganti untuk pria dan wanita haruslah terpisah.
c) Aliran udara dan batas pandang dalam penataan ruang ganti jangan sampai
terlewatkan.
d) Perangkat dalam ruang ganti pakaian : 1 lemari pakaian dua pintu per karyawan
untuk pakaian kerja dan pakaian rumah dipisah, Luas tempat = 0,50 m2 per
karyawan untuk ganti pakaian. Tempat ganti pakaian yang dilengkapi lemari
dan meja kebutuhan ruang toilet 0,50 – 0,60 m2 per orang, tanpa meja
kebutuhan toilet 0,30-0,40 m2.
e) Lebar ruang gerak menurut standar yang umum adalah :
1. 100 orang > 1,10 – 1,20 m
11
Kalau dalam perusahaan diadakan kantin makan, kantin itu harus dirawat
dan dijalankan sesuai dengan peraturan untuk kebersihan pada tempat makan
umum. Kantin harus dapat penerangan yang cukup dan ventilasi yang memadai
serta suhu udara yang cukup sejuk. Dapur, tempat makan dan alat-alat untuk
keperluan makan harus bersih dan memenuhi syarat kesehatan, air minum dan
makanan yang dihidangkan harus bersih dan sehat. Semua personil yang melayani
kantin harus diperiksa kesehatannya pada waktu-waktu tertentu menurut peraturan
yang berlaku. Semua personil harus bebas dari penyakit menular dan selalu
menjaga kesehatan dan kebersihan. Alat makan atau masak yang sudah dipakai
harus dibersihkan dengan sabun dan air panas serta dikeringkan. Alat tersebut
harus terbuat dari bahan yang mudah dibersihkan (Suma’mur, 2009)
Semua tempat kerja, gang, gudang, tempat istrahat, mesin, alat dan bahan
harus di rawat dengan baik dari debu lebihan, serta sisa yang di buang harus di
bersihkan pada waktu berkala untuk memelihara keadaan rumah tangga
perusahaan yang baik. Segala sampah pada tempat kerja harus dikumpulkan,
disimpan, dan dibuang sedemikian rupa, sehingga tidak merusak kesehatan atau
menjadi gangguan. Pada pengolahan secara basah harus di adakan air yang benar-
benar memadai serta harus pula di sediakan untuk para pekerja, alas, tikar, atau
tempat berdiri lain yang kering. Sedapat mungkin menyapu dan membersihkan
harus di lakukan sedemikian, sehingga dapat di cegah kontaminasi udara oleh
debu pada waktu bekerja. Terhadap air yang telah di pakai yang mungkin
mengandung zat yang berbahaya untuk kesehatan umum harus di lakukan upaya
pengolahan terlebih dahulu sebelum air itu di buang. Utntuk pembuangannya
harus di adakan motoring yang memenuhi persyaratan.
Semakin besar dan maju perusahan dengan investasi yang besar pula kian
memerlukan penerapan teknologi sanitasi guna menciptakan lingkungan dalam
dan luar perusahaan sesuai dengan tuntunan akan lingkungan bersih dan sehat.
Sehubungan dengan itu perusahaan menyelenggarakan sendiri pengolahan air
untuk keperluan industry dan air bekas pakai di daur ulang sehingga dapat
digunakan kembali atau setidaknya dapat dibuang kedalam lingkungan tanpa
menyebabkan pencemaran. Juga perusahaan mengolah bahan sisa pakai untuk
dapat digunakan kembali dalam proses produksi. Selain itu, udara yang
dikeluarkan dari tempat kerja keluar perusahaan dan selajutnya kedalam
lingkungan masyarakat memerlukan pengolahan agar kadar zat atau bahan kimia
tidak melampaui baku mutu lingkungan yang berlaku.
14
1. Setiap tempat kerja harus dibuat dan diatur sedemikian rupa, sehingga setiap
orang yang berkerja dalam ruangan itu mendapatkan ruangan udara (cubic
space ) yang sedikit-dikitnya 10 meter kubik dan sebaiknya 15 meter kubik;
2. Tinggi tempat kerja diukur dari lantai sampai daerah loteng harus paling
sedikit 3 (tiga) meter;
3. Tinggi ruangan yang lebih dari 4 ( empat ) meter tidak dapat dipakai untuk
memperhitungkan ruang udara;
4. Ruang udara yang memenuhi ukuran tidak dapat membatalkan suatu fentilasi (
peredaran udara ) yang baik dalam tempat kerja yang tertutup;
5. Luas tempat kerja harus sedemikiaan rupa sehingga tiap pekerja dapat tempat
yang cukup untuk bergerak secara bebas paling sedikit 2 meter persegi untuk
seorang pekerja.
Konvensi ILO No. 120 tentang Higiene dala perniagaan dan kantor-kantor
mengatur sanitasi antara lain;
3. Persediaan yang cukup dari air munum yang sehat atau minuman lain yang
sehat harus ada bagi keperluaan pekerja;
4. Perlengkapan untuk mencuci dan saniter yang cukup harus disediaakan dan
terpelihara baik;
5. Fasilitas yang sesuai untuk mengganti, menyimpan dan mengeringkan pakaian
yang tidak dipakai waktu bekerja harus disediakan dan dipelihara dengan baik
;dan
6. Bangunan dibawah tanah dan tidak berjendela dimana biasanya dijalankan
pekerjaan untuk memenuhi standar higiene yang baik (Suma’mur, 2009).
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
16
DAFTAR PUSTAKA
Neufert, Emst. 2002. Data Arsitek. Diterjemahkan Oleh Sunarto Tjahjadi Dan
Ferryanto Chaidir. Jakarta: Erlangga.
Sulfaj,Andari, Anja Wulan Sari, dkk. 2012. Laporan Pengawasan Mutu Industri
Tahu Susu Lembang. Laporan Penelitian: Universitas Pendidikan
Indonesia