Anda di halaman 1dari 19

STANDART K3 AIR MINUM ISI ULANG

Dyas Ika Irma1, Marcellina Kamillia2, Mey Puspita Sari3, Muhammad Rizal Maulana4, Rizky Ayu
Mukharomah5, Sherina Chafidhiya Rochmah6, Wahyu Pamungkas7, Windy Renta Oktoviningrum8
1
Keselamatan dan Kesehatan Kerja, Fakultas Kedokteran, Universitas Sebelas Maret, Surakarta.

2
Keselamatan dan Kesehatan Kerja, Fakultas Kedokteran, Universitas Sebelas Maret, Surakarta.

3
Keselamatan dan Kesehatan Kerja, Fakultas Kedokteran, Universitas Sebelas Maret, Surakarta.

4
Keselamatan dan Kesehatan Kerja, Fakultas Kedokteran, Universitas Sebelas Maret, Surakarta.

5
Keselamatan dan Kesehatan Kerja, Fakultas Kedokteran, Universitas Sebelas Maret, Surakarta.

6
Keselamatan dan Kesehatan Kerja, Fakultas Kedokteran, Universitas Sebelas Maret, Surakarta.

7
Keselamatan dan Kesehatan Kerja, Fakultas Kedokteran, Universitas Sebelas Maret, Surakarta.

8
Keselamatan dan Kesehatan Kerja, Fakultas Kedokteran, Universitas Sebelas Maret, Surakarta.

ABSTRAK

Air merupakan bagian dari lingkungan fisik yang mutlak harus ada untuk kelangsungan kehidupan
manusia, hewan, maupun tumbuhan. Namun selain berguna bagi kehidupan, air juga dapat merugikan
apabila terjadi pencemaran pada air. Pencemaran air dapat terjadi karena adanya cemaran secara
fisik,cemaran dari bahan-bahan kimia baik berupa bahan kimia organik dan anorganik serta adanya
cemaran biologis yang berupa mikroorganisme seperti bakteri pathogen,yang menyimpang dari standar
persyaratan kesehatan yang ditentukan. Dalam beberapa tahun terakhir ini usaha air minum isi ulang telah
berkembang pesat di beberapa kota di Indonesia. Kebutuhan masyarakat akan air minum yang terus
meningkat seiring pertumbuhan penduduk, tidak diimbangi dengan ketersediaan air bersih yang ada. Air
minum isi ulang adalah salah satu jawaban pemenuhan kebutuhan air minum masyarakat Indonesia yang
murah dan praktis. Hal ini yang menjadi alasan mengapa masyarakat memilih air minum isi ulang untuk
dikonsumsi. Tumbuhnya depot air minum isi ulang tidak diimbangi dengan perijinan pembinaan
pengawasan dan peredarannya. Sehingga sistem standarisasi K3 dalam depot air minum masih kurang
diperhatikan dan tidak menjadi prioritas utama. Dampaknya adalah rendahnya jaminan kualitas air minum
yang berpotensi menimbulkan kerugian bagi kesehatan. Masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana
hubungan hygiene sanitasi depot air minum terhadap kebutuhan konsumen, bagaimana standar K3
peralatan depot air minum, bagaimana standar K3 mengenai kriteria tempat depot air minum, dan
bagaimana hubungan hygiene sanitasi tenaga penjamah depot air minum. Tujuan penelitian untuk

1
mengetahui hubungan hygiene sanitasi depot air minum isi ulang dengan jumlah Bakteri Coliform air
minum, standar K3 peralatan depot air minum, standar K3 tempat depot air minum, dan K3 tenaga
penjamah depot air minum. Metode penelitian adalah menggunakan metode literature review dan studi
pustaka. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kondisi higiene sanitasi tempat tidak memenuhi ketentuan
pada lokasi DAMIU yang terlalu dekat dengan tempat sampah sementara dan tata ruang juga belum
memenuhi ketentuan. Bangunan fisik rata-rata sudah memenuhi ketentuan. Peralatan semua memiliki
keadaan yang memenuhi ketentuan, namun dalam higiene penjamah tidak semua melakukan pemeriksaan
kesehatan secara berkala dan tidak memakai pakaian kerja serta tidak ada satupun yang memiliki
sertifikat higiene sanitasi.

Keywords : Standart K3 air minum isi ulang

Meski lebih murah, tidak semua depot air


minum isi ulang terjamin keamanan produknya,
PENDAHULUAN
hal ini terjadi karena lemahnya pengawasan dari
Pola hidup yang serba instan dan kebutuhan air dinas terkait. Pengawasan yang kurang terhadap
minum yang semakin meningkat di Perkotaan, depot air minum isi ulang tersebut
sehingga konsumen mencari alternatif baru yang mengakibatkan proses produksi tidak terawasi
murah yaitu air minum isi ulang dalam dengan baik. Hal ini memungkinkan mutu air
memenuhi kebutuhan air minum. Usaha Depot minum isi ulang yang dihasilkan tidak
Air Minum Isi Ulang (DAMIU) telah menjadi memenuhi standar mutu yang telah ditetapkan.
salah satu bisnis skala usaha kecil dan menengah Salah satu penyebab kontaminasi bakteri pada
yang berkontribusi terhadap suplai air minum air minum bisa disebabkan oleh kontaminasi
dengan harga terjangkau. Keberadaan depot air peralatan dan pemeliharaan peralatan
minum isi ulang dilihat dari aspek ekonomi pengolahan. Air minum yang aman haruslah
dapat memberi pembelajaran dan peningkatan memenuhi standar K3 yang telah ditetapkan
kreativitas masyarakat dalam memenuhi mulai dari aspek fisik, kimia, mikrobiologi, dan
kebutuhan pokoknya. Dengan penggunaan radioaktif sesuai dengan Permenkes RI Nomor
produk air minum dalam bentuk tabung selain 492/MENKES/PER/IV/2010. Meninjau dari
mudah dan praktis, harganya juga ekonomis dan permasalahan tersebut, maka perlu dilakukan uji
terjangkau. Perkembangan usaha depot air standar k3 air minum isi ulang dengan meninjau
minum isi ulang dapat juga berpotensi perilaku dan pemeliharaan peralatan.
menimbulkan dampak negatif terhadap Diharapkan konsep ini dapat memberikan
kesehatan konsumen bila tidak ada regulasi yang kontribusi informasi kualitas air minum isi ulang
efektif. yang dikonsumsi masyarakat.

2
dilingkungan yang padat penduduk seperti
perumahan, kos-kosan, atau kontrakan dan
METODE
sekitar area pemukiman atau perkampungan
Metode penelitian dalam literatur riview ini yang kebutuhan akan air bersihnya tinggi.
menggunakan metode Studi literatur. Studi
literatur yang dilakukan oleh penulis yaitu Depot Air Minum (DAM) adalah

dengan melakukan pencarian terhadap berbagai usaha yang melakukan proses pengolahan

sumber tertulis, baik berupa buku-buku, arsip, air baku menjadi air minum dalam bentuk

majalah, artikel, dan jurnal, atau dokumen- curah dan menjual langsung kepada

dokumen yang relevan dengan permasalahan konsumen. Dari segi harga, Depot Air

yang dikaji. Sehingga informasi yang didapat Minuk (DAM) lebih murah yaitu sekitar 1/3

dari studi kepustakaan ini dijadikan rujukan dari harga air minum dalam kemasan yang

untuk memperkuat argumentasi-argumentasi diproduksi resmi industri besar akan tetapi

yang ada. masyarakat masih ragu dalam menentukan


kualitasnya sehingga aman untuk
dikonsumsi (Permenkes RI, 2014). Ada
PEMBAHASAN beberapa kemungkinan penyebab DAM
terkontaminasi salah satu diantaranya yaitu
A. K3 Peralatan Air Isi Ulang
wadah tempat distribusi tidak memenuhi
Air merupakan kebutuhan pokok standar higiene dan sanitasi DAM
bagi kehidupan manusia dan kita wajib (Permenkes, 2014). Higiene sanitasi adalah
minum air setiap saat dengan jumlah yang upaya kesehatan untuk mengurangi atau
cukup. Air bersih pasti dibutuhkan oleh menghilangkan faktor-faktor yang menjadi
semua orang, air bersih ini nantinya biasa penyebab terjadinya pencemaran terhadap
digunakan oleh masyarakat untuk berbagai air minum dan sarana yang digunakan untuk
keperluan sehari-hari seperti air minum, proses pengolahan, penyimpanan dan
untuk keperluan memasak, dan masih pembagian air minum. Hal tersebut
banyak lagi. Air minum isi ulang sendiri dikarenakan karena masih banyaknya DAM
lebih diminati karena harganya yang jauh yang tidak memiliki sertifikat laik hygiene
lebih murah jika dibanding dengan membeli sanitasi, dengan tidak memiliki sertifikat
air minum galon atau air minum kemasan. laik hygiene sanitasi saja masih laku dan
Kondisi demikian menjadi peluang dalam bisa berjualan , karena konsumen tidak
membuka bisnis air minum isi ulang. Usaha paham dengan kualitas air minum isi ulang
air minum isi ulang ini sangat cocok dibuka yang sehat. Padahal kualitas dan mutu air

3
minum isi ulang tergantung pada proses dan sikat,selain itu penggunaan sikat
cara melakukan hygiene sanitasi yang dilakukan berganti-ganti dari galon satu
dilakukan dengan benar. ke galon lain mengakibatkan apabila
pada sikat tersebut terdapat bakteri,
Pengelolaan air minum erat
bakteri tersebut bisa berpindah dari galon
kaitannya dengan higiene dan sanitasi
ke galon yang lain.
makanan, perlu diperhatikan prinsi prinsip
Keselamatan dan Kesehatan Kerja mulai dari b. Ketika melayani konsumen tidak
lokasi, penyediaan, pengolahan, termasuk berperilaku higienis dan sanitiser, misal :
penyediaan peralatan pada DAM, agar air tidak mencuci tangan dengan sabun, dan
yang akan dikonsumsi aman dan terjamin merokok saat melayani konsumen
kebersihannya.
c. Peralatan dan tempat pengisian air yang
Berikut ini beberapa standar tidak steril
operasional Depot Air Minum yang baik:
Peralatan pada Depot Air Minum
1. Lokasi Strategis tentu harus sesuai standar yang sudah
ditentukan seperti pada PERMENKES NO.
Hindari lokasi Depot Air Minum yang
43 TAHUN 2014 tentang HIGIENE
berada di pinggir jalan raya. Sebab lokasi
SANITASI DEPOT AIR MINUM berikut ini:
yang dekat dengan jalan raya sangat
berbahaya karena rawan terhadap 1. Peralatan dan perlengkapan yang
pencemaran polusi, dan debu yang akan digunakan antara lain pipa pengisian air
membuat bakteri dengan mudah masuk dan baku, tandon air baku, pompa penghisap
menempel pada peralatan sehingga dapat dan penyedot, filter, mikrofilter,
mencemari air minum pada proses wadah/galon air baku atau Air Minum,
pengemasan. kran pengisian Air Minum, kran
pencucian/pembilasan wadah/galon,
2. Proses Pembersihan Galon Sesuai
kran penghubung, dan peralatan
Standar
desinfeksi harus terbuat dari bahan tara

Proses pembersihan galon yang tidak pangan (food grade) atau tidak

standar dapat mengakibatkan bakteri masuk menimbulkan racun, tidak menyerap bau

ke dalam air minum isi ulang. Contoh: dan rasa, tahan karat, tahan pencucian
dan tahan disinfeksi ulang.
a. Sikat galon yang di tempatkan diluar
membuat debu dapat menempel pada

4
2. Mikrofilter dan desinfektor tidak lt/or/hr. Konsumsi air minum di Indonesia
kadaluarsa akan terus meningkat seiring dengan
pertambahan jumlah penduduk, tuntutan
3. Tandon air baku harus tertutup dan
hidup sehat, dan pertumbuhan ekonomi.
terlindung
Ketua Aspadin Willy Sidharta

4. Wadah/galon untuk air baku atau Air menambahkan konsumsi AMDK nasional

Minum sebelum dilakukan pengisian baru mencapai skala ekonomis jika

harus dibersihkan dengan cara dibilas mencapai 70 sampai 80 liter per kapita per

terlebih dahulu dengan air produksi tahun (Yum,2009).

paling sedikit selama 10 (sepuluh) detik Dengan meningkatnya kesadaran


dan setelah pengisian diberi tutup yang masyarakat akan air bersih maka berbagai
bersih. merek air mineral bermunculan. Tapi makin
lama harga air minum dalam kemasan terasa
Selain harus memiliki peralatan
mahal, celah ini menjadikan bisnis air
diatas, pengelola/penjamah harus sehat dan
minum isi ulang memiliki pangsa pasar
bebas dari penyakit menular serta tidak
sendiri. Air minum yang bisa diperoleh di
menjadi pembawa kuman patogen (carrier),
depot-depot air minum isi ulang harganya
berperilaku higienis dan saniter setiap
bisa sepertiga dari produk air minum dalam
melayani konsumen, antara lain selalu
kemasan yang bermerek, sehingga banyak
mencuci tangan dengan sabun dan air yang
rumah tangga beralih pada air minum isi
mengalir setiap melayani konsumen,
ulang selain dengan harga murah air minum
menggunakan pakaian kerja yang bersih dan
isi ulang mudah didapat pada lingkungan
rapi, dan tidak merokok setiap melayani
sekitar konsumen. Harga air minum dalam
konsumen.
kemasan galon rata-rata Rp. 10.000,00
B. Depot Air Minum Isi Ulang (DAMIU) sampai dengan Rp 12.000,00, air minum isi
ulangnya Rp 3.000,00 sampai dengan Rp
Beberapa data Badan Kesehatan
6.000,00 harga yang ditawarkan air minum
Dunia (WHO) menyebutkan bahwa volume
isi ulang bisa lebih murah karena tidak
kebutuhan air bersih bagi penduduk rata-rata
memerlukan biaya pengiriman dan
di dunia berbeda. Di negara maju, air yang
pengemasan (Yum,2009).
dibutuhkan adalah lebih kurang 500 liter
seorang tiap hari (lt/or/hr). Sedangkan di Depot Air Minum (DAM) adalah
Indonesia (kota besar) sebanyak 200-400 usaha yang melakukan proses pengolahan
lt/or/hr dan di daerah pedesaan hanya 60 air baku menjadi air minum dalam bentuk

5
curah dan menjual langsung kepada c) Filter lain berfungsi sebagai saringan
konsumen. Sedangkan Depot Air Minum Isi halus berukuran maksimal 10 micron,
Ulang (DAMIU) merupakan proses dimaksudkan untuk memenuhi
pengolahan air namun dengan menggunakan persyaratan tertentu.
wadah atau galon dari konsumen yang
d) Alat desinfektan berfungsi untuk
mengisi bukan menggunakan wadah yang
membunuh kuman patogen.
baru. Pengisian air minum isi ulang harus
memerhatikan konsep higiene sanitasi 3. Alat pengisian berfungsi memasukkan air
terutama pada tempat yang digunakan. minum kedalam wadah.
Higiene sanitasi sendiri adalah upaya untuk Hasil studi 120 sampel AMIU
mengendalikan faktor risiko terjadinya dari 10 kota besar di Indonesia sempat
kontaminasi yang berasal dari tempat, menjadi perhatian publik karena pada
peralatan dan penjamah terhadap air minum beberapa sampel ditemukan sekitar 16%
agar aman dikonsumsi. Sertifikat laik terkontaminasi bakteri coliform. Hal ini
higiene sanitasi adalah bukti tertulis yang mengindikasikan buruknya kualitas
dikeluarkan oleh dinas kesehatan sanitasi depot air minum isi ulang.
kabupaten/kota atau kantor kesehatan Bakteri coliform merupakan parameter
pelabuhan yang menerangkan bahwa DAM mikrobiologis. Ada indikasi bahwa ada
telah memenuhi standar baku mutu atau perbedaan dalam karakteristik air baku,
persyaratan kualitas air minum dan teknologi produksi, atau proses operasi
persyaratan higiene sanitasi. dan pemeliharaan yang diterapkan di
Proses pengolahan air pada depot air depot air minum isi ulang. Keadaan
minum dilakukan melalui unit pengolahan higiene sanitasi tempat bangunan dan
yaitu: proses pengolahan yang kurang
memenuhi syarat kesehatan dapat
1. Tangki penampung air baku
menjadi sumber keberadaan
2. Unit pengolahan air (water treatment) bakteriologis dan kontaminasi bahan
yang terdiri dari : kimia pada depot air minum isi ulang
(Unus Suriawiria,1996).
a) Prefilter berfungsi menyaring
partikel kasar. Hasil penelitian yang dilakukan
mahasiswa Universitas Diponegoro di
b) Karbon filter berfungsi sebagai
wilayah Tembalang menunjukkan
penyerap bau, rasa, warna, sisa khlor
bahwa tedapat jumlah mikroorganisme
dan bahan organik.

6
dalam Air Minum Dalam Kemasan (1) Persyaratan higiene sanitasi dalam
(AMDK) yang rata-ratanya 1.470 pengelolaan air minum paling sedikit
koloni/ml, sedangkan untuk galon atau meliputi aspek:
wadah 689 koloni/ml untuk semua
a. Tempat;
merek (Adi Nugroho, 2002).
Penanganan terhadap wadah galon yang b. Peralatan; dan
dibawa pembeli juga mempengaruhi c. Penjamah.
kualitas air di dalamnya. Walaupun air
(2) Aspek tempat sebagaimana
yang dihasilkan berkualitas, tapi jika
dimaksud pada ayat (1) huruf a paling
tidak ada perhatian lebih terhadap
sedikit meliputi:
wadah galon sebagai tempat untuk
mengisikan maka akan memungkinkan a. Lokasi berada di daerah yang bebas
terjadi kontaminasi terhadap air yang dari pencemaran lingkungan dan
dihasilkan (Depkes, 2003). penularan penyakit;

Dari kedua penelitian tersebut b. Bangunan kuat, aman, mudah


maka dapat dapat diartikan bahwa dibersihkan, dan mudah
higiene sanitasi tempat dan wadah air pemeliharaannya;
minum isi ulang masih perlu diperbaiki
c. Lantai kedap air, permukaan rata,
kembali mengingat akibat yang
halus, tidak licin, tidak retak, tidak
dihasilkan dari tidak adanya penerapan
menyerap debu, dan mudah dibersihkan,
higiene sanitasi dapat menimbulkan
serta kemiringan cukup landai untuk
dampak serius. Regulasi yang mengatur
memudahkan pembersihan dan tidak
tentang higiene sanitasi depot air minum
terjadi genangan air;
isi ulang yaitu Keputusan Menteri
Perindustrian dan Perdagangan Republik d. Dinding kedap air, permukaan rata,
Indonesia Nomor 651/MPP/ halus, tidak licin, tidak retak, tidak
Kep/10/2004 tentang Persyaratan Teknis menyerap debu, dan mudah dibersihkan,
Depot Air Minum dan Perdagangannya serta warna yang terang dan cerah;
Menteri Perindustrian dan Perdagangan
e. Atap dan langit-langit harus kuat, anti
Republik Indonesia bab II bagian
tikus, mudah dibersihkan, tidak
persyaratan higiene sanitasi pasal 3
menyerap debu, permukaan rata, dan
yang berisi :
berwarna terang, serta mempunyai
ketinggian yang memungkinkan adanya

7
pertukaran udara yang cukup atau lebih Menteri Perindustrian dan Perdagangan
tinggi dari ukuran tandon air; Republik Indonesia bab IV bagian
wadah pasal 7 yang berisi :
f. Memiliki pintu dari bahan yang kuat
dan tahan lama, berwarna terang, mudah 1. Depot air minum hanya
dibersihkan, dan berfungsi dengan baik; diperbolehkan menjual produknya
secara langsung kepada konsumen
g. Pencahayaan cukup terang untuk
dilokasi depot dengan cara mengisi
bekerja, tidak menyilaukan dan tersebar
wadah yang dibawa oleh konsumen atau
secara merata;
disediakan depot.
h. Ventilasi harus dapat memberikan
2. Depot air minum dilarang memiliki
ruang pertukaran/peredaran udara
“stock’ produk air minum dalam wadah
dengan baik;
yang siap dijual.
i. Kelembaban udara dapat mendukung
3. Depot air minum hanya
kenyamanan dalam melakukan
diperbolehkan menyediakan wadah
pekerjaan/aktivitas;
tidak bermerek atau wadah polos.
j. Memiliki akses fasilitas sanitasi
4. Depot air minum wajib memeriksa
dasar, seperti jamban, saluran
wadah yang dibawa oleh konsumen dan
pembuangan air limbah yang alirannya
dilarang mengisi wadah yang tidak
lancar dan tertutup, tempat sampah yang
layak pakai.
tertutup serta tempat cuci tangan yang
dilengkapi air mengalir dan sabun; dan 5. Depot air minum harus melakukan
pembilasan dan atau pencucian dan atau
k. Bebas dari vektor dan binatang
sanitasi wadah dan dilakukan dengan
pembawa penyakit seperti lalat, tikus
cara yang benar
dan kecoa.
6. Tutup wadah yang disediakan oleh
Sedangkan regulasi yang
depot air minum harus polos/tidak
mengatur tentang wadah atau galon
bermerek.
yang digunakan pada depot air minum
isi ulang yaitu Keputusan Menteri 7. Depot air minum tidak diperbolehkan
Perindustrian dan Perdagangan Republik memasang segel/shrink wrap pada
Indonesia Nomor 651/MPP/ wadah.
Kep/10/2004 tentang Persyaratan Teknis
Depot Air Minum dan Perdagangannya

8
C. K3 Tenaga Penjamah Air Minum Isi 2. Berprilaku higiene dan sanitasi adalah
Ulang tidak merokok dan tidak menggaruk
bagian tubuh.
Disini yang berperan penting dalam Hasil penelitian Salma, J. M.L.,Umboh
penjamah air minum isi ulang adalah tenaga dan Odi (2015), menyatakan ada
kerja air minum isi ulang itu sendiri yang penjamah makanan dengan personal
berhubungan secara langsung dengan higiene yang tidak baik menyebabkan
pekerjaanya. kontaminasi Escherichia coli pada

Hasil higiene dan sanitasi peralatan makanan. Hal tersebut sesuai dengan

depo air minum isi ulang harus memiliki hasil observasi masih terdapat penjamah

hasil yang memenuhi persyaratan untuk yang merokok pada saat bekerja,

semua peraturan. Mulai dari peralatan dan menggaruk dan tidak mencuci tangan

alat yang digunakan hingga botol atau galon sebelum dan sesudah bekerja.
3. Selalu mencuci tangan dengan sabun
tempat air minum telah memenuhi
dan air mengalir setiap melayani
persyaratan sesuai Permekes No. 43 tahun
konsumen.
2014 yang telah ditetapkan. Kemasan nya 4. Menggunakan pakaian kerja yang bersih
sendiri harus bebas dari kontaminasi karena dan rapi. Menurut Moehyi (1992)
kemasan yang terkontaminasi menjadi pakaian kerja yang bersih akan
media berbagai kuman yang menimbulkan menjamin sanitasi dan higiene
berbagai penyakit seperti diare, tifus, pengolahan makanan karena tidak
hepatitis A dan polio. (Wulandari, S., terdapat debu atau kotoran yang melekat
Siwiendrayanti, A., Wahyuningsih, 2015). pada pakaian yang secara tidak langsung

Hal-hal yang harus diperhatikan dapat menyebabkan pencemaran

penjamah air minum isi ulang adalah : makanan.


5. Melakukan kesehatan secara berkala
1. Harus memenuhi persyaratan tentang minimal 1 kali dalam setahun. Atau bisa
sehat dan bebas dari penyakit. Tidak tes kesehatannya secara berkala tiap 6
menjadi pembawa kuman penyakit (enam) bulan sekali (Purnawijayanti,
(carrier) terhadap penyakit air seperti 2001).
6. Operator/ penanggung jawab/ pemilik
hepatitis, diare, tifus, dll. Penelitian
memiliki sertifikat kursus higiene dan
(Kasim, K.P., Setiani, O., Endah, 2014),
sanitasi depo air minum isi ulang.
menyebutkan bahwa kunci sistem
7. Pernah mengikuti kursus penjamah air
pengolahan dari air minum isi ulang
minum isi ulang
adalah kualitas kesehatan operatornya.

9
8. Untuk bagian khusus seperti kuku dan desinfeksi dimaksudkan untuk membunuh
rambut lebih baik jangan dicat . mikroorganisme yang tidak tersaring pada
proses sebelumnya (Athena, 2004).
D. Identifikasi Faktor Bahaya pada Air
Kebanyakan Usaha air minum isi ulang
Minum Isi Ulang
masih berskala kecil yang kadang-kadang
Setiap produk air minum isi ulang dari segi pengetahuan dan sarana-prasarana
harus aman dan layak untuk dikonsumsi masih kurang jika dibandingkan dengan
sesuai dengan standar kesehatan. Hal ini standar kesehatan sehingga dapat
dilakukan untuk memenuhi hak konsumen mempengaruhi kualitas air yang dihasilkan.
air minum isi ulang atas kenyamanan, Dengan demikian kualitasnya masih perlu
keamanan dan keselamatan dalam diuji untuk pengamanan kualitas airnya
mengkonsumsi produk air minum isi ulang sehingga tidak menimbulkan keracunan bagi
tersebut. Menurut Peraturan Menteri konsumen.Kasus keracunan air minum isi
Kesehatan Nomor ulang pernah terjadi di Cibinong, Bogor,
492/MENKES/PER/IV/2010, persyaratan Jawa Barat pada 8 Oktober 2015. Keracunan
kualitas air minum untuk seluruh ini menimpa karyawan PT. Sumber Mitra
penyelenggara air minum wajib memenuhi Gasutri (SMG). Ratusan karyawan yang
persyaratan fisika,mikrobiologis, kimia dan keracunan tersebut dilarikan ke sejumah RS
radioaktif. Sejauh ini pengusaha depot air di Bogor dengan mengalami gejala
minum isi ulang masih ada yang masih keracunan seperti mual, pusing, dan diare
belum memenuhi kualitas air minum secara setelah meminum air isi ulang yang
mikrobiologis, kimia maupun secara fisik. disediakan pihak perusahaan.
Kualitas air yang masih belum memenuhi
kemungkinan disebabkan karena kurangnya
Parameter fisika, kimia, dan biologi
pengusaha dalam memelihara alat produksi
yang dijadikan sebagai tolok ukur
air minum secara rutin. (Yoga Ardy Pradana
pelaksanaan K3 di depot air minum isi ulang
& Bowo Djoko Marsono, 2013).
dapat bersumber dari tempat/lokasi depot air
Proses pengolahan air pada depot air minum isi ulang, peralatan pengisian air
minum pada prinsipnya adalah filtrasi minum isi ulang, tenaga penjamah, dan air
(penyaringan) dan desinfeksi. Proses filtrasi baku/air sumber.
dimaksudkan selain untuk memisahkan Berikut faktor bahaya yang terdapat
kontaminan tersuspensi juga memisahkan pada depot air minum isi ulang :
campuran yang berbentuk koloid termasuk
mikroorganisme dari dalam air, sedangkan

10
1. Tempat/lokasi depot air minum isi
ulang.

Lokasi depot air minum isi


ulang berada dipinggir jalan raya sangat
berbahaya karena rawan terhadap
pencemaran polusi dan debu. Lokasi
yang dekat dengan jalan raya membuat
bakteri dengan mudah masuk dan
menempel pada peralatan sehingga
dapat mencemari air minum pada saat
proses pengemasan. Bahaya kedua
yang muncul dari lokasi/tempat depot
air minum isi ulang yakni tidak
terdapatnya bukti otentik tentang hasil
pemeriksaan sanitasi yang dilakukan
oleh perwakilan dinas kesehatan
terhadap depot air minum isi ulang. Hal
ini juga diperkeruh dengan tindakan
pemilik depot yang enggan mengajukan
pemeriksaan kimia dan bakteriologis
pada air minum isi ulang yang dijual.
Gambar 1. Standar Tempat
Perusahaan depot air minum isi ulang
Penyelenggaraan Air Minum Isi Ulang
wajib memiliki izin usaha seperti
yang diadopsi dari PERATURAN
Sertifikat Laik Higiene Sanitasi.
MENTERI KESEHATAN REPUBLIK
Tempat penyelenggaraan air minum isi
INDONESIA NOMOR 43 TAHUN
ulang tidak terpelihara secara baik
2014 TENTANG HIGIENE SANITASI
seperti dinding berjamur, atap
DEPOT AIR MINUM.
berlubang dan langit-langit kotor, dan
lantai kurang menyerap air sehingga 2. Peralatan pada depot air minum isi
baik konsumen/pekerja rawan ulang.
terpeleset.
Kelengkapan dan kebersihan
peralatan pada depot air minum isi ulang
juga wajib dikontrol. Depot air minum

11
isi ulang seringnya tidak menyediakan berserakan di belakang alat air isi ulang
tissu alkohol untuk desinfeksi leher tersebut.
galon, hal ini terlihat sepele namun
berimbas pada kesehatan konsumen.
Segel dan tutup galon sudah rusak
sehingga memungkinkan terjadi
kontaminasi antara air dalam galon
dengan lingkungan luar. Proses
pembersihan galon yang tidak standar
dapat mengakibatkan bakteri masuk ke
dalam air minum isi ulang. Contohnya,
sikat galon yang ditempatkan diluar
membuat debu mudah menempel pada
sikat, selain itu penggunaan sikat yang
dilakukan secara bergantian dari satu
galon ke galon yang lain juga memicu
timbulnya bakteri dan bakteri tersebut
dapat berpindah pada setiap galon.
Peralatan seperti pipa penyalur air, kran Gambar 2. Syarat Peralatan di
pengisian air, tanki penampung air, dsb. Penyelenggaraan Air Minum Isi Ulang yang
Jika dilihat sekilas dari luar memang diadopsi dari PERATURAN MENTERI
kondisinya bagus akan tetapi itu belum KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
menjadi jaminan. Karena pada bagian NOMOR 43 TAHUN 2014 TENTANG
yang jarang terlihat oleh konsumen yang HIGIENE SANITASI DEPOT AIR
berada di belakang alat air isi ulang MINUM.
sering kali luput dari penilaian. Ada
3. Penjamah/tenaga kerja depot air minum
beberapa DAM yang pada saat
isi ulang.
dilakukan observasi ternyata pada
bagian dalam atau di balik alat air Penjamah ketika melayani
minum isi ulang tersebut terlihat sangat konsumen berperilaku tidak higiene,
kotor dan berantakan. Debu, lantai yang seperti merokok, tidak mencuci tangan,
kotor dengan genangan air, dan juga makan/menelan , berbicara berlebihan ,
beberapa barang yang tidak terpakai tidak menutup luka terbuka sehingga
memudahan kontaminasi bakteri.

12
Ketersediaan , pemakaian, dan dilakukan setiap hari. Berdasarkan
kelayakan APD juga perlu Permenperin ini air baku untuk AMDK
dipertimbangkan. Tenaga depot air harus memenuhi syarat kesehatan yang
minum isi ulang sebaiknya disediakan ditentukan berdasarkan undang undang.
pakaian kerja khusus lengkap dengan Saat ini persyaratan mutu air baku yang
sarung tangan & sepatu tertutup. Dan digunakan adalah lampiran 1
pemilik depot air minum isi ulang Permenperind 78/M-IND/PER/11/2016.
hendaknya juga mengontrol mengenai Pengujian terhadap total coliform dan
kelayakan APD. Jangan sampai E.coli dilakukan sekali setiap minggu
pemakaian APD malah menyebabkan baik untuk air baku maupun untuk
penyakit menular karena kondisi APD produk AMDK (Sri Agustini, 2017).
yang sudah tidak layak pakai.
Terdapatnya bakteri E.coli pada
air minum isi ulang. E. coli sangat
banyak pada air selokan, limbah serta
semua air yang terkontaminasi oleh
tinja, kotoran hewan serta aktivitas
pertanian. E. Coli merupakan bukti
adanya polusi faecalsehingga tidak
boleh ada dalam air minum. AMDK
Gambar 3. Syarat Penjamah Air Minum
yang menggunakan sumber air yang
Isi Ulang yang diadopsi dari
berasal dari air permukaan harus
PERATURAN MENTERI
diberikan perlakuan disinfeksi. E. coli
KESEHATAN REPUBLIK
merupakan bakteri yang resistensinya
INDONESIA NOMOR 43 TAHUN
terhadap desinfeksi chlorine rendah dan
2014 TENTANG HIGIENE SANITASI
dapat diinaktivasi dengan efektif
DEPOT AIR MINUM.
menggunakan ozon (Solomon, et al.,

4. Air baku/air sumber 1998; Swancara, 2007; Von Gunten,


2003; WHO,2011).
Terdeteksinya koloni Colifrom
yang melebihi per 250 ml air minum Terdapatnya Pseudomonas

dalam kemasan. Peraturan Menteri aeruginosa. Pseudomonas aeruginosa

Perindustrian 96/2011 mensyaratkan bukan merupakan flora alamiah pada air

pengujian Coliform dilakukan seminggu mineral, umumnya berasal dari tinja,

sekali untuk air baku dan untuk AMDK tanah, air dan selokan. Kehadiran P.

13
aeruginosa mengindikasikan kurangnya penimbunan limbah, kandang/lapangan
kebersihan sistim distribusi. P. tempat tinggal hewan. Ketentuan ini
aeruginosa menyebabkan terjadinya dapat mencegah kontaminasi sumber air
infeksi pada sistem pernafasan baku dari cemaran mikroba, karena
(pneumonia), saluran kemih, dermatitis, menurut Medema et al.(2003) selama
bacterimia, infeksi tulang dan perjalanan menuju sumber air baku,
persendian, infeksi gastrointestinal dan mikroba akan tersaring dan melekat
meningitis ( Mena dan Gerba, 2011; pada partikel tanah dan mati. Ini juga
WHO,2011). berarti bahwa air sumur dalam lebih
terlindung dari kontaminasi cemaran
Pemilik depot air minum isi
mikroba dari pada air permukaan. WHO
ulang kurang memperhatikan Angka
(2011) menyarankan untuk menghindari
Lempeng Total (ALT). Cemaran
penggunaan air sungai sebagai sumber
mikroba seperti Coliform, E.coli, P.
air baku untuk air minum jika kualitas
aeruginosadan ALT pada air semuanya
airnya tidak baik, hal ini untuk
berasal dari tinja, limbah industri,
menurunkan resiko dan mencegah
ataupun dari pembusukan tumbuhan dan
potensi masalah pada proses pengolahan
tanah.Faecesdapat menjadi sumber
selanjutnya.
bakteri patogen, virus, protozoa dan
helmint. Air merupakan media Bahan kimia di dalam air minum dapat
tranportasi yang efektip bagi infeksi memberikan pengaruh yang tidak
mikroba (Levantesi, 2012; WHO, 2011). diinginkan bagi kesehatan. Berbeda
Selama musim hujan, sumber air baku dengan kontaminasi mikroba yang
sangat mungkin terkontaminasi oleh bersifat akut dan menimbulkan gejala
mikro organisme. Sistim saluran limbah dalam waktu singkat setelah tertelan,
yang tidak memadai dapat menjadi maka kontaminasi bahan kimia dapat
sumber cemaran bagi air baku. menimbulkan penyakit kronis dengan
Permenperin 96/2011 mensyaratkan periode laten yang signifikan sebelum
jarak sumber air baku dengan sumber menimbulkan gejala (Howard, 2003).
pencemar minimum 15 meter dari Aluminium, seng dan kesadahan
saluran limbah yang kedap air, 30 meter merupakan parameter yang tidak
dari septik tank atau saluran limbah langsung berhubungan dengan
lainya yang tidak kedap air dan 60 meter kesehatan. Keberadaan ketiga parameter
dari lubang sumur, lapangan tersebut pada air minum dapat memicu

14
keluhan konsumen, karena akan Depot air minum merupakan
mempengaruhi rasa, serta bau. IBWA jenis sumber air minum terbanyak ketiga
(2015), FDA (2016) dan EPA yang digunakan masyarakat Sumatera
menetapkan aluminium dan seng Barat berdasarkan Riset Kesehatan
sebagai secondary parameter untuk Dasar (Riskesdas) 2010 dengan
pertimbangan estetik dan aspek persentase 17,2 % setelah sumur gali
keberterimaan serta tidak berhubungan terlindung dan air ledeng dengan
dengan kesehatan. Namun WHO (2011) persentase masing-masing 22,1 % dan
menyarankan untuk meminimalkan 20,8 % (4). Jumlah depot air minum isi
kadar aluminium pada air minum karena ulang di Kota Padang berdasarkan data
berpotensi meracuni syaraf dari Dinas Kesehatan Kota Padang per
(neurotoxicity). November 2011 sebanyak 604 depot.
Depot air minum isi ulang yang
melakukan pemeriksaan mutu produk
air dari Juni sampai November 2011
atau yang memenuhi Keputusan Menteri
Perindustrian dan Perdagangan
(Kepmenperindag) No. 651 Tahun 2004
sebanyak 120 depot. Kecamatan Bungus
merupakan satu-satunya kecamatan di
Kota Padang dengan depot air minum
yang tidak melakukan uji produk air
sesuai dengan aturan yang berlaku.
Tidak satupun dari sembilan depot air
minum yang melakukan pengujian
produk air.
Gambar 4. Syarat Air Baku di Penyelenggaraan Salah satu penyakit yang
Air Minum Isi Ulang yang diadopsi dari disebabkan oleh air minum yang
PERATURAN MENTERI KESEHATAN kualitas mikrobiologisnya buruk adalah
REPUBLIK INDONESIA NOMOR 43 TAHUN diare . Diare termasuk sepuluh penyakit
2014 TENTANG HIGIENE SANITASI DEPOT terbanyak di Kota Padang. Berdasarkan
AIR MINUM. profil kesehatan Kota Padang tahun
2010, jumlah kasus diare sebanyak
E. Studi Kasus
12.744 kasus. Morbidity rate diare di

15
Kecamatan Bungus yaitu 21,3 dan Pengelolaan air minum erat kaitannya
merupakan morbidity rate diare tertinggi dengan higiene dan sanitasi makanan, perlu
ke dua di Kota Padang setelah diperhatikan prinsi prinsip Keselamatan dan
Kecamatan Padang Selatan yaitu 29. (5) Kesehatan Kerja mulai dari lokasi, penyediaan,
Tabel 5 menunjukkan tiga dari lima pengolahan, termasuk penyediaan peralatan pada
sampel atau 60% sampel yang DAM, agar air yang akan dikonsumsi aman dan
mengandung bakteri Coliform, yaitu terjamin kebersihannya.
sampel 1,5, dan 6 mengandung E. coli,
Beberapa standar operasional Depot Air Minum
sedangkan dua sampel lainnya
yang baik: Lokasi Strategis dan Proses
menunjukkan pertumbuhan koloni
Pembersihan Galon Sesuai Standar.
bakteri lain. Pada reaksi biokimia
ditemukan kuman Pseudomonas sp. Regulasi yang mengatur tentang higiene
Dari hasil penelitian ini sanitasi depot air minum isi ulang yaitu
didapatkan lima dari sembilan sampel Keputusan Menteri Perindustrian dan
atau 55,6% sampel tidak memenuhi Perdagangan Republik Indonesia Nomor
persyaratan yang telah ditetapkan 651/MPP/ Kep/10/2004 tentang Persyaratan
berdasarkan Peraturan Menteri Teknis Depot Air Minum dan Perdagangannya
Kesehatan No. 492 Tahun 2010. Dari Menteri Perindustrian dan Perdagangan
lima sampel penelitian yang positif, tiga Republik Indonesia bab II bagian persyaratan
sampel mengandung E. coli, sementara higiene sanitasi pasal 3 yang berisi :
dua sampel lain mengandung bakteri
(1) Persyaratan higiene sanitasi dalam
Coliform lain. Bakteri Coliform/E. Coli
pengelolaan air minum paling sedikit meliputi
terdapat pada lingkungan alami dan
aspek:
pada feses manusia dan binatang.
Kelompok bakteri ini umumnya tidak a. Tempat;
membahayakan kesehatan, tapi
b. Peralatan; dan
kehadiran bakteri Coliform/E. Coli
dalam badan air mengindikasikan air c. Penjamah.
tersebut sudah tercemar. Hal ini juga
(2) Aspek tempat sebagaimana dimaksud pada
mengindikasikan buruknya kualitas
ayat (1) huruf a paling sedikit meliputi:
mutu produk air minum isi ulang yang
dihasilkan depot air minum. a. Lokasi berada di daerah yang bebas dari
pencemaran lingkungan dan penularan
KESIMPULAN
penyakit;

16
b. Bangunan kuat, aman, mudah dibersihkan, alirannya lancar dan tertutup, tempat sampah
yang tertutup serta tempat cuci tangan yang
dan mudah pemeliharaannya;
dilengkapi air mengalir dan sabun; dan
c. Lantai kedap air, permukaan rata, halus, tidak
k. Bebas dari vektor dan binatang pembawa
licin, tidak retak, tidak menyerap debu, dan
penyakit seperti lalat, tikus dan kecoa.
mudah dibersihkan, serta kemiringan cukup
landai untuk memudahkan pembersihan dan Sedangkan regulasi yang mengatur tentang

tidak terjadi genangan air; wadah atau galon yang digunakan pada depot air
minum isi ulang yaitu Keputusan Menteri
d. Dinding kedap air, permukaan rata, halus,
Perindustrian dan Perdagangan Republik
tidak licin, tidak retak, tidak menyerap debu,
Indonesia Nomor 651/MPP/ Kep/10/2004
dan mudah dibersihkan, serta warna yang
tentang Persyaratan Teknis Depot Air Minum
terang dan cerah;
dan Perdagangannya Menteri Perindustrian dan
e. Atap dan langit-langit harus kuat, anti tikus, Perdagangan Republik Indonesia bab IV bagian
mudah dibersihkan, tidak menyerap debu, wadah pasal 7 yang berisi :
permukaan rata, dan berwarna terang, serta
1. Depot air minum hanya diperbolehkan
mempunyai ketinggian yang memungkinkan
menjual produknya secara langsung kepada
adanya pertukaran udara yang cukup atau
konsumen dilokasi depot dengan cara
lebih tinggi dari ukuran tandon air;
mengisi wadah yang dibawa oleh konsumen
f. Memiliki pintu dari bahan yang kuat dan tahan atau disediakan depot.
lama, berwarna terang, mudah dibersihkan,
2. Depot air minum dilarang memiliki “stock’
dan berfungsi dengan baik;
produk air minum dalam wadah yang siap
g. Pencahayaan cukup terang untuk bekerja, dijual.
tidak menyilaukan dan tersebar secara
3. Depot air minum hanya diperbolehkan
merata;
menyediakan wadah tidak bermerek atau
h. Ventilasi harus dapat memberikan ruang wadah polos.
pertukaran/peredaran udara dengan baik;
4. Depot air minum wajib memeriksa wadah
i. Kelembaban udara dapat mendukung yang dibawa oleh konsumen dan dilarang
kenyamanan dalam melakukan mengisi wadah yang tidak layak pakai.
pekerjaan/aktivitas;
5. Depot air minum harus melakukan
j. Memiliki akses fasilitas sanitasi dasar, seperti pembilasan dan atau pencucian dan atau
jamban, saluran pembuangan air limbah yang

17
sanitasi wadah dan dilakukan dengan cara Widiyanti, Ni Luh Putu Manik., Ni Putu Ristiati.
yang benar 2004 Analisis Kualitatif Bakteri Koliform
pada Depo Air Minum Isi Ulang di Kota
6. Tutup wadah yang disediakan oleh depot air
Singaraja Bali. Jurnal Ekologi Kesehatan,
minum harus polos/tidak bermerek.
3(1): 64-73.
7. Depot air minum tidak diperbolehkan
Agustini,S. (2017). Harmonisasi Standar
memasang segel/shrink wrap pada wadah.
Nasional (SNI) Air Minum Dalam
Kemasan Dan Standar Internasional.

Air minum isi ulang yang memenuhi syarat Majalah Teknologi Agro Industri (Tegi), 9

kesehatan menurut Peraturan Menteri Kesehatan (2), 30-39.

No.492/MENKES/PER/IV/2010 Tentang Lubis, F. A., (2015). PENERAPAN STANDAR


Persyaratan Kualitas Air Minum adalah air MUTU PRODUK AIR MINUM ISI
minum aman bagi kesehatan apabila memenuhi ULANG BERDASARKAN UNDANG-
persyaratan fisika, mikrobiologis, kimiawi dan UNDANG NOMOR 8 TAHUN 1999
radioaktif. TENTANG PERLINDUNGAN

DAFTAR PUSTAKA KONSUMEN DI KECAMATAN


BUKITRAYA. JOM Fakultas Hukum,
Mirza , Muhammad Navis. (2014). HYGIENE
2(2), 1-18.
SANITASI DAN JUMLAH COLIFORM
AIR MINUM. Pusat Layanan Kesehatan
PERATURAN MENTERI KESEHATAN
Unnes, Semarang, Indonesia. Jurnal
REPUBLIK INDONESIA NOMOR 43 TAHUN
Kesehatan Masyarakat, 9(2): 167-173.
2014 TENTANG HIGIENE SANITASI DEPOT
Telan, Albina Bare., Agustina., Dukabain, Olga AIR MINUM.
M. (2015). KUALITAS AIR MINUM ISI
ULANG PADA DEPOT AIR MINUM
Wandrivel, R., Suharti, N., & Lestari, Y. (2012).
(DAMIU) DI WILAYAH KERJA
Kualitas air minum yang diproduksi depot
PUSKESMAS OEPOI KOTA KUPANG.
air minum isi ulang di Kecamatan Bungus
Jurnal Info Kesehatan, 14(2): 967-973.
Padang berdasarkan persyaratan
mikrobiologi. Jurnal Kesehatan Andalas,
1(3).

18
Kurniawan, A., Bastian, H., & Prabowo, D. P. Nurlaela, H. O., & Caesar, D. L. (2018).
PERANCANGAN IKLAN LAYANAN HUBUNGAN HIGIENE SANITASI
MASYARAKAT TENTANG DENGAN JUMLAH BAKTERI
PENTINGNYA HIGIENE SANITASI COLIFORM DI DEPOT AIR MINUM
BAGI DEPOT AIR MINUM ISI ULANG (DAM) PADA WILAYAH KERJA
DI KOTA SEMARANG. PUSKESMAS MEJOBO. Prosiding
HEFA (Health Events for All).

Keputusan Menteri Perindustrian Dan Karangawen Kabupaten Demak. Skripsi.


Perdagangan Republik Indonesia Nomor Fakultas Ilmu Keolahragaan:Universitas
651/Mpp/ Kep/10/2004 Tentang Negeri Semarang.
Persyaratan Teknis Depot Air Minum Dan
Kurniawan, A., Bastian, H., & Prabowo, D. P.
Perdagangannya Menteri Perindustrian
PERANCANGAN IKLAN LAYANAN
Dan Perdagangan Republik Indonesia.
MASYARAKAT TENTANG
Pratiwi, Yuli. 2014. Pemeriksaan Bakteriologis PENTINGNYA HIGIENE SANITASI
Air Minum Dari Depot Air Minum Isi BAGI DEPOT AIR MINUM ISI ULANG
Ulang. Prosiding Seminar Nasional DI KOTA SEMARANG. Hal 1-11.
Aplikasi Sains & Teknologi (Snast) 2014.
Fakultas Sains Terapan:Ist Akprind
Yogyakarta.

Purba, Imelda, Gernauli. 2015. Pengawasan


Terhadap Penyelenggaraan Depot Air
Minum Dalam Menjamin Kualitas Air
Minum Isi Ulang. Jurnal Kesehatan
Masyarakat. Fakultas Kesehatan
Masyarakat:Universitas Sriwijaya. Vol.
6(02) .

Surendra, Aditya, Aji. 2013. Hubungan Antara


Tempat Pengisian Air,Proses Pengisian
Air Dan Hygiene Perorangan Dengan
Keberadaan Escherichia Coli Pada Depot
Air Minum Isi Ulang Di Kecamatan

19

Anda mungkin juga menyukai