DISUSUN OLEH:
ANNISA KURNIASARI
NIM R0218014
Annisa Kurniasari
NIM. R0218014
Mengetahui, Menyetujui,
Ketua Program Studi, Pembimbing,
ii
HALAMAN PENGESAHAN
Annisa Kurniasari
NIM. R0218014
Mengetahui, Menyetujui,
Manager HRD & Training, Pembimbing Lapangan,
Agung Ridho Cahyono, SE. MM. Agung Ridho Cahyono, SE. MM.
iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan atas kehadirat Allah Yang Maha Esa yang
senantiasa melimpahkan rahmat serta hidayah-Nya, sehingga penulis dapat
melaksanakan Latihan Kuliah Magang Mahasiswa (KMM) pada tahun 2021
dengan lancar serta penulisan laporan Latihan Kuliah Magang Mahasiswa
(KMM) dapat diselesaikan dengan sebaik – baiknya. Laporan ini disusun guna
memenuhi kegiatan Latihan Kuliah Magang Mahasiswa (KMM) di CV. Laksana
Karoseri.
Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari nilai sempurna
karena adanya keterbatasan ilmu dan pengalaman yang dimiliki. Oleh karena itu,
semua kritik dan saran yang bersifat membangun akan penulis terima dengan
senang hati. Penulis berharap, Semoga laporan ini bisa menambah wawasan para
pembaca dan bisa bermanfaat untuk perkembangan dan peningkatan ilmu
pengetahuan.
Annisa Kurniasari
DAFTAR ISI
HALAMAN PENGESAHAN.............................................................................ii
HALAMAN PENGESAHAN............................................................................iii
KATA PENGANTAR..........................................................................................i
DAFTAR GAMBAR..........................................................................................xi
DAFTAR TABEL.............................................................................................xiii
DAFTAR LAMPIRAN....................................................................................viii
BAB I PENDAHULUAN....................................................................................1
A. Latar Belakang..............................................................................................1
B. Batasan Masalah...........................................................................................2
C. Tujuan Latihan Kuliah Magang Mahasiswa (KMM)...................................2
D. Manfaat.........................................................................................................3
E. Tempat dan Waktu Pelaksanaan...................................................................4
F. Metode Pengambilan Data............................................................................4
BAB II PROFIL INDUSTRI..............................................................................6
A. Sejarah Perusahaan.......................................................................................6
B. Visi dan Misi.................................................................................................7
C. Makna Lambang CV. Laksana Karoseri.......................................................7
D. Lokasi CV. Laksana Karoseri.......................................................................8
E. Budaya 5S & 5R dan Sat Dharma di CV. Laksana Karoseri........................9
F. Struktur Organisasi.....................................................................................12
G. Deksripsi Pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan.........................................26
H. Proses Induksi.............................................................................................26
I. Departemen atau Bagian yang Terlibat.......................................................28
J. Penempatan Bagian Kerja Praktik Kerja Lapangan....................................30
K. Kegiatan Praktik..........................................................................................31
L. Sistem Kerja................................................................................................34
M. Proses Produksi Bus....................................................................................35
N. Sistem Produksi CV. Laksana Karoseri......................................................45
O. Alat dan Bahan Yang Digunakan................................................................45
BAB III LANDASAN TEORI..........................................................................50
A. Higiene dan Sanitasi....................................................................................50
BAB IV PEMBAHASAN..................................................................................54
A. Data Umum.................................................................................................54
B. Audit Internal..............................................................................................54
C. Pembahasan.................................................................................................74
BAB V PENUTUP.............................................................................................71
A. Kesimpulan.................................................................................................71
B. Saran............................................................................................................71
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................72
LAMPIRAN.......................................................................................................73
DAFTAR GAMBAR
A. Latar Belakang
Transportasi didefinisikan sebagai kegiatan pemindahan orang dan
barang dari suatu tempat ke tempat ke tempat lain. Transportasi sangat
memegang peran penting dalam pembangunan dan pengembangan
infrastruktur di Indonesia.
CV. Laksana Karoseri telah menyediakan pembuatan rumah – rumah
bus sebagai sarana transportasi yang aman dan terpercaya. Dengan
pengalaman selama hampir lima puluh tahun, pelayanan terus berkembang
dan menjadi unggulan di Industri Karoseri. Dengan desain dan produksi
berbagai jenis tipe bus mulai dari bus antar kota, bus pariwisata, hingga bus
VIP yang mewah. Segala produk yang dihasilkan sebagai terobosan untuk
menciptakan sebuah armada bus dengan desain elegan dan kinerja yang
dinamis.
Perkembangan teknologi semakin pesat dan perlunya meningkatkan
kemampuan tenaga kerja, baik tingkat atas maupun bawah. Mereka perlu
lebih terbuka mempelajari hal hal yang baru sebagai insan industri modern
dan mencoba menghayati tugas dan pekerjaan mereka agar dapat bekerja
secara lebih efektif. Sehingga industri di Indonesia dapat mengungguli
rekan – rekan di mancanegara, baik dari segi kualitas, biaya maupun
penyampaian hasil produksi. Dalam keadaan demikian penggunaan mesin-
mesin, instalansi, bahan – bahan, dll akan terus meningkat sesuai kebutuhan
industrialisasi, tentunya efek samping yang tidak dielakkan adalah
banyaknya sumber bahaya bagi tenaga kerja seperti faktor lingkungan kerja
yang tidak memenuhi syarat Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3), proses
kerja tidak aman, dan sistem kerja yang semakin komplek dapat menjadi
ancaman tersendiri.
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) adalah semua kondisi dan
faktor yang dapat berdampak pada keselamatan dan kesehatan kerja tenaga
kerja maupun orang lain di tempat kerja. Dengan demikian jelas bahwa
keselamatan kerja adalah sarana utama untuk mencegah terjadinya
1
kecelakaan kerja yang dapat menimbulkan kerugian berupa luka atau cidera,
cacat atau kematian, kerugian harta benda, dan kerusakan mesin atau
peralatan dan lingkungan kerja secara luas (OHSAS 18001:2007).
Laksana memiliki standar kualitas baik dalam produksi maupun area
kerjanya, akan tetapi pada aktulanya terdapat beberapa area kerja yang
memiliki hygiene dan sanitasi industri masih terdapat cacat yang cukup
tinggi. Hal tersebut berdampak pada tidak tercapainya target kualitas yang
telah ditetapkan serta menyebabkan ketidak tepatan waktu dalam proses
delivery finish unit. Salah satu langkah pencegahan kecelakaan di industri
dan ketercapaian kualitas produksi adalah dengan mengontrol hygiene dan
sanitasi yang ada di area kerja sehingga membuat lingkungan kerja menjadi
aman dan nyaman.
Terjaganya hygiene dan Sanitasi Industri di area kerja merupakan salah
satu kunci terciptanya lingkungan yang aman dan nyaman, dimana kondisi
tersebut dapat menunjang tingkat produktivitas tenaga kerja. Pemenuhan
kondisi lingkungan kerja yang aman dan nyaman tidak melulu harus
dilakukan oleh pihak K3 namun juga kesadaran tenaga kerja untuk menjaga
lingkungan kerja tetap aman dan nyaman merupakan salah satu kunci
terciptanya lingkungan kerja yang baik. Oleh karena itu penulis tertarik
dengan penerapan hygiene dan Sanitasi Industri yang telah terlaksanakan di
CV. Laksana Karoseri dan membuat laporan dengan judul “Penerapan
Higiene dan Sanitasi Industri di CV. Laksana Karoseri Ungaran”.
B. Batasan Masalah
Batasan ruang lingkup penulisan dalam laporan Latihan Kuliah Magang
Mahasiswa (KMM) ini yaitu:
2
1. Tujuan Umum
Memberikan kemampuan kepada mahasiswa melalui
kesepadanan pengetahuan yang diperoleh dengan fenomena yang ada
di institusi yang relevan dengan bidang Keselamatan dan Kesehatan
Kerja.
2. Tujuan Khusus
Adapun tujuan secara khusus yang diharapkan setelah
melaksanakan Latihan Kuliah Magang Mahasiswa (KMM) di CV.
Laksana Karoseri adalah:
D. Manfaat
1. Bagi Mahasiswa
a. Meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam identifikasi,
pengukuran, penilaian, pencegahan, dan pengendalian faktor resiko
serta potensi bahaya di CV. Laksana Karoseri;
b. Menambah wawasan mengenai dunia industri dan meningkatkan
keterampilan serta keahlian praktek kerja;
3
c. Memperoleh kesempatan bekerja sama dengan profesi lain yang ada
di CV. Laksana Karoseri.
3. Bagi Perusahaan
a. Terjalinnya kerja sama dengan pihak institusi pendidikan dalam
kaitannya meningkatkan sumber daya manusia;
b. Perusahaan dapat melibatkan mahasiswa magang dalam pelaksanaan
program Keselamatan dan Kesehatan Kerja di lingkungan kerja
perusahaan.
4
Dalam menyusun laporan Latihan Kuliah Magang Mahasiswa
(KMM) ini, penulis menggunakan teknik pengambilan data dengan cara
sebagai berikut:
1. Observasi
Cara ini dilakukan dengan menarik kesimpulan berdasarkan
pengamatan yang dilakukan secara langsung oleh penulis terhadap
objek yang dijadikan bahan tulisan.
2. Referensi Literatur
Yaitu dengan mempelajari referensi pendukung berupa
artikel, baik cetak maupun digital.
5
BAB II PROFIL INDUSTRI
A. Sejarah Perusahaan
Perjalanan Laksana sebagai Karoseri di mulai pada tahun 1967 di
Semarang dengan pemilik bapak Iwan Arman. Laksana memulai perjalanan
pertama sebagai toko mesin di Semarang, toko tersebut awalnya difokuskan
pada mesin otomotif dengan karyawan berjumlah 25 orang. Dengan
pertumbuhan yang luar biasa pada tiga tahun pertama, sampai tahun 1970
toko mesin otomotif ini berpindah ke lokasi baru di Ungaran tepatnya Jl.
Raya Ungaran Km 24,9, lokasi tersebut lebih luas di banding lokasi
sebelumnya. Setelah berpindah tempat dan mempunyai karyawan yang cukup
banyak, pada tahun 1977 bapak Iwan Arman membuat Commanditaire
Vennootschap atau disingkat CV dibidang Karoseri, dengan nama Laksana
dan mulai memproduksi minibus Mitsubishi T-120. Saat ini pabrik produksi
di Ungaran telah berkembang hingga seluas 100.000 m 2.
Ekspansi berkelanjutan ini memungkinkan Laksana
mengembangkan divisi-divisi lainnya untuk mendukung produksi karoseri.
Dengan kapasitas produksi yang mencapai 1500 bus setiap tahun, Laksana
telah menjadi karoseri terbesar di Indonesia saat ini. Pertumbuhan ini tentu
saja didukung oleh loyalitas dan kepercayaan pelanggan akan kualitas produk
Laksana. Nama Laksana adalah aset utama. Hari demi hari Laksana berusaha
tanpa henti membangun citra Perusahaan, untuk menjadi pilihan utama
sebagai karoseri terbaik di Indonesia yang menawarkan produk dan pelayanan
tebaik. Laksana berkomitmen dalam pembuatan bus, bermacam-macam jenis
produknya yang mencangkup bus wisata, antar kota, dan bus untuk keperluan
khusus. Selain itu Laksana juga menekankan pentingnya penyediaan produk-
produk berkualitas tinggi kepada pelanggan, mulai dari operator bus wisata,
instansi pemerintahan, hingga perusahaan asing.
Di tahun 2009, Laksana mulai mengekspor produk ke Kepulauan
Fiji dengan volume yang bertambah setiap tahunnya. Laksana juga menerima
beberapa sertifikat, diantaranya: ISO9001-2008 untuk Sistem Manajemen
Mutu, ISO 14001-2014 untuk Sistem Manajemen Lingkungan, OHSAS18001
untuk Kesehatan dan Manajemen Sistem Keamanan-Persyaratan dan juga
sertifikasi Mercedes Benz untuk pembuatan bus dengan Chasis OH 1518 EIII
(2009) dan OH 1526 EIII (2010). Sampai sekarang di tahun 2021 CV.
Laksana mempunyai 1131 karyawan dengan bapak Iwan Arman sebagai
Direktur Utama dan kedua anak beliau bapak Stefan Arman sebagai Direktur
Teknik dan Alvin Arman sebagai Direktur Finance & Accounting.
8
Alamat : Jl. Raya Ungaran Km. 24,9 Ungaran, Semarang 50552
Telp : 024 6921 070 / 6923 309,
Fax : 024 6921 376.
Email : karoserilaksana@gmail.com
Website : www.laksanabus.com
9
dari tempat kerja. Semakin ramping (lean) tempat kerja dari barang-
barang yang tidak dibutuhkan, maka akan semakin efisien tempat kerja
tersebut.
2. Seiton (Rapi)
Seiton adalah langkah kedua setelah pemilahan, yaitu: penataan
barang yang berguna agar mudah dicari, dan aman, serta diberi indikasi.
Dalam langkah kedua ini dikenal istilah Signboard Strategy, yaitu
menempatkan barang-barang berguna secara rapih dan teratur kemudian
diberikan indikasi atau penjelasan tentang tempat, nama barang, dan
berapa banyak barang tersebut agar pada saat akan digunakan barang
tersebut mudah dan cepat diakses. Signboard strategy mengurangi
pemborosan dalam bentuk gerakan mondar – mandir mencari barang.
3. Seiso (Resik)
Seiso adalah langkah ketiga setelah penataan, yaitu: pembersihan
barang yang telah ditata dengan rapih agar tidak kotor, termasuk tempat
kerja dan lingkungan serta mesin, baik mesin yang breakdown maupun
dalam rangka program preventive maintenance. Sebisa mungkin tempat
kerja dibuat bersih dan bersinar seperti ruang pameran agar lingkungan
kerja sehat dan nyaman sehingga mencegah motivasi kerja yang turun
akibat tempat kerja yang kotor dan berantakan.
4. Seiketsu (Rawat)
Seiketsu adalah langkah selanjutnya setelah seiri, seiton, dan
seiso, yaitu: penjagaan lingkungan kerja yang sudah rapi dan bersih
menjadi suatu standar kerja. K eadaan y a n g telah dicapai dalam
proses seiri, seiton, dan seiso harus distandarisasi. Standar-standar ini
harus mudah dipahami, diimplementasikan ke seluruh anggota
organisasi, dan diperiksa secara teratur dan berkala.
5. Shitsuke (Rajin)
Shitsuke adalah langkah terakhir, yaitu penyadaran diri akan etika
kerja.
a. Disiplin terhadap standar
b. Saling menghormati
10
c. Malu melakukan pelanggaran
d. Senang melakukan perbaikan
11
F. Struktur Organisasi
1. Kajian Teori
Setiap perusahaan pada umumnya mempunyai struktur organisasi.
Penyusunan struktur organisasi merupakan langkah awal dalam memulai
pelaksanaan kegiatan perusahaan. Pengertian yang jelas tentang struktur
organisasi dikemukakan oleh beberapa ahli sebagai berikut:
Handoko (2003:169) mendefinisikan struktur organisasi sebagai
mekanisme-mekanisme formal dengan mana organisasi dikelola.
Sedangkan Hasibuan (2004: 128) menjelaskan secara rinci bahwa
struktur organisasi menggambarkan tipe organisasi, pendepartemenan
organisasi, kedudukan dan jenis wewenang pejabat, bidang dan
hubungan, garis perintah dan tanggungjawab, rentang kendali dan sistem
pimpinan organisasi.
“Struktur organisasi dapat diartikan sebagai kerangka kerja
formal organisasi yang dengan kerangka kerja itu tugas-tugas
pekerjaan dibagi-bagi, dikelompokkan, dan dikoordinasikan”
(Robbins dan Coulter, 2007:284).
Dari definisi tersebut dapat diketahui bahwa struktur organisasi
menggambarkan kerangka dan susunan hubungan diantara fungsi, bagian
atau posisi, juga menunjukkan hierarki organisasi dan struktur sebagai
wadah untuk menjalankan wewenang, tanggung jawab dan sistem
pelaporan terhadap atasan dan pada akhirnya memberikan stabilitas dan
kontinuitas yang memungkinkan organisasi tetap hidup walaupun orang
datang dan pergi serta pengkoordinasian hubungan dengan lingkungan.
Struktur organisasi dapat menghindari atau mengurangi kesimpangsiuran
dalam pelaksanaan tugas.
Menuru Robbins dan Coulter (2007:286) ada 3 desain Struktur
Organisasi yang umum di gunakan, yaitu:
a. Struktur Sederhana
Struktur sederhana adalah sebuah struktur yang dicirikan
dengan kadar departementalisasi yang rendah, rentang kendali
yang luas, wewenang yang terpusat pada seseorang saja, dan
sedikit formalisasi.
12
b. Struktur Birokrasi
Struktur birokrasi adalah sebuah struktur dengan tugas-
tugas birokrasi yang sangat rutin yang dicapai melalui
spesialisasi, aturan dan ketentuan yang sangat formal, tugas-tugas
yang dikelompokkan ke dalam berbagai departemen fungsional,
wewenang terpusat, rentang kendali sempit, dan pengambilan
keputusan mengikuti rantai komando.
c. Struktur Matrik
Struktur matrik adalah sebuah struktur uang menciptakan
garis wewenang ganda dan menggabungkan departementalisasi
fungsional dan produk. Struktur ini dapat ditemukan pada agen-
agen periklanan, perusahaan pesawat terbang, labolatorium
penelitian, rumah sakit, lembaga-lembaga pemerintah, dll.
2. Kajian Praktik
Perusahaan dalam menjalankan aktivitasnya melakukan kerja
sama yang baik antar orang yang ada di dalam perusahaan untuk
mencapai tujuan tertentu. Semakin banyak yang dilakukan dalam suatu
organisasi, makin kompleks pula hubungan-hubungan dalam pelaksanaan
kegiatan tersebut. Untuk menggambarkan hubungan kerja sama antara
masing-masing kegiatan atau fungsi, maka dibuat struktur organisasi
sehingga jelas batas-batas wewenang dan tanggung jawab dari masing-
masing bagian sesuai dengan posisinya.
CV. Laksana Karoseri Ungaran menggunakan desain struktur
sederhana, karena pengambilan keputusan tergantung pimpinan
perusahaan. sehingga jelas batas-batas wewenang dan tanggung jawab
dari masing-masing bagian sesuai dengan posisinya. Secara garis besar
struktur organisasi CV. Laksana Karoseri terdapat pada gambar:
13
Direktur Utama
General Manager
Sales non GSO
Pada bagian ini akan diuraikan tugas dan tanggung jawab sumber
daya manusia yang berada di perusahaan pada CV Laksana Karoseri.
Tugas dan Wewenang Sumber Daya Manusia Jabatan Struktural adalah
sebagai berikut:
14
a. General Manager Sales non GSO
1) Mengatur terlaksananya kegiatan seluruh bagian-bagian Marketing
non GSO sesuai program kerja atas sepengetahuan direktur
membuat dan menyusun program kerja Marketing non GSO.
2) Menjaga dan mengamankan dokumen kerja bagian Marketing dari
penyalahgunaan dan penyimpangan yang dilakukan oleh pihak
institusi luar maupun individu-individu yang tidak bertanggung
jawab.
3) Bertanggung jawab atas terjadinya segala penyimpangan dan
kebocoran dokumen Marketing non GSO ke pihak luar.
4) Memberikan arahan kepada bawahan agar bawahan dapat bekerja
sesuai dengan prosedur dan target yang ditetapkan.
5) Membahas hambatan-hambatan kerja yang dihadapi hari ini dan
mencari solusi.
6) Melakukan serta memimpin rapat terkait perencanaan implementasi
serta evaluasi pada Departemen Sales & Marketing.
b. Product Enginering Manager
1) Membuat dan menyusun program kerja Departemen Product
Engineering atas sepengetahuan Direktur Teknik.
2) Mengatur terlaksananya program kerja Departemen Product
Engineering sesuai program kerja dan jadwal Engineering dari
Direktur Teknik.
3) Bersama dengan Direktur Tehnik menentukan design produk baru
atau revisi design secara keseluruhan.
4) Membantu supervisor engineering dalam melakukan evaluasi SDM
(terutama Drafter) dari masing-masing tim Engineering sesuai
dengan beban pekerjaan di suatu periode.
5) Menentukan strategy pengembangan produk jangka menengah
(Class A, B dan C).
6) Mengembangkan divisi Engineering sejalan dengan misi dan visi
perusahaan.
15
7) Bersama dengan Supervisor Product Engineering melakukan
penentuan target kerja tiap tim Product Engineering.
8) Memastikan proses pengembangan produk dari tiap tim
engineering dapat dilakukan dengan lancar dan benar.
9) Menyetujui atau tidaknya suatu usulan atau proposal design atau
revisi design yang dilakukan di semua produk.
c. Sales Area Manager
1) Mengatur terlaksananya kegiatan seluruh bagian-bagian
Departemen Sales & Marketing sesuai program kerja.
2) Atas sepengetahuan direktur Sales & Marketing membuat dan
menyusun program kerja Departemen Sales & Marketing.
3) Menjaga dan mengamankan dokumen kerja bagian Departemen
Sales & Marketing dari penyalahgunaan dan penyimpangan yang
dilakukan oleh pihak institusi luar maupun individu-individu yang
tidak bertanggung jawab.
4) Bertanggung jawab atas terjadinya segala penyimpangan dan
kebocoran dokumen Departemen Sales & Marketing ke pihak luar.
5) Memberikan arahan kepada bawahan agar bawahan dapat bekerja
sesuai dengan prosedur dan target yang ditetapkan.
6) Memastikan bahwa seluruh karyawan dibawahnya melakukan
pekerjaan sesuai dengan standar yang telah ditetapkan.
7) Bertanggung jawab membina kerjasama team yang solid antar
departemen terkait dengan urusan Departemen Sales & Marketing.
8) Membahas hambatan-hambatan kerja yang dihadapi hari ini dan
mencari solusi.
d. Sales GS Manager
1) Mengatur terlaksananya kegiatan seluruh bagian-bagian Marketing
GS sesuai program kerja atas sepengetahuan direktur membuat dan
menyusun program kerja Marketing GS.
2) Menjaga dan mengamankan dokumen kerja bagian Marketing GS
dari penyalahgunaan dan penyimpangan yang dilakukan oleh pihak
16
institusi luar maupun individu-individu yang tidak bertanggung
jawab.
3) Bertanggung jawab atas terjadinya segala penyimpangan dan
kebocoran dokumen Marketing GS ke pihak luar.
4) Memberikan arahan kepada bawahan agar bawahan dapat bekerja
sesuai dengan prosedur dan target yang ditetapkan.
5) Membahas hambatan-hambatan kerja yang dihadapi hari ini dan
mencari solusi.
6) Melakukan serta memimpin rapat terkait perencanaan implementasi
serta evaluasi pada Departemen Sales & Marketing.
e. IT (Information Technology) Manager
1) Membuat dan menyusun program kerja Departemen Information
Technology atas sepengetahuan Direktur Teknik.
2) Mengatur terlaksananya program kerja Departemen Information
Technology sesuai program kerja dan jadwal atas persetujuan
Direktur Teknik.
3) Mengontrol bawahan dalam melakukan program kerja Departemen
Information Technology.
4) Mengembangkan Departemen Information Technology sejalan
dengan misi dan visi perusahaan.
5) Bersama dengan bawahan (Staff) Information Technology
melakukan penentuan target kerja.
6) Memastikan proses pengembangan bidang Information Technology
sesuai kebutuhan perusahaan.
f. R & D (Research & Devolopment) Manager
1) Membuat dan menyusun program kerja Departemen Research &
Development (R&D) atas sepengetahuan Direktur Teknik.
2) Mengatur terlaksananya program kerja Departemen Research &
Development (R&D) sesuai program kerja dari Direktur Teknik.
3) Bersama dengan Direktur Tehnik menentukan desain produk baru
atau revisi desain secara keseluruhan.
17
4) Membantu Supervisor dalam melakukan evaluasi SDM dari
masing-masing tim Research & Development (R&D sesuai dengan
beban pekerjaan di suatu periode.
5) Menentukan strategi pengembangan produk.
6) Mengembangkan Departemen Research & Development (R&D)
sejalan dengan misi dan visi perusahaan.
7) Bersama dengan Supervisor melakukan penentuan target kerja tiap
tim Research & Development (R&D).
8) Memastikan proses pengembangan produk dari tiap tim Research
& Development (R&D) dapat dilakukan dengan lancar dan benar.
g. Process Engineeering Manager
1) Mengatur terlaksananya kegiatan seluruh bagian-bagian Produksi
sesuai program kerja dan jadwal Departemen Proses Engineering
dari Direktur Teknik.
2) Atas sepengetahuan Direktur Teknik membuat dan menyusun
program kerja Proses Engineering yang berkaitan dengan program
kerja.
3) Bertanggungjawab pada Perencanaan kerja pada Departemen
Proses Engineering.
4) Memastikan dalam pelaksanaan 5R yang dilakukan secara
konsisten.
5) Apabila selesai menggunakan APAR segera melapor kepada Team
P2K3.
6) Bertanggung jawab dan menindak lanjuti setiap temuan audit 5R.
7) Bekerja mengacu standar mutu perusahaan.
8) Bekerja dengan memperhatikan keselamatan & kesehatan kerja,
dengan disiplin menggunakan APD yang telah dibagikan.
9) Bekerja dengan memperhatikan proses dan produk mengarah
kepada ramah lingkungan.
18
h. Preparation B & R Manager
1) Mengatur terlaksananya kegiatan seluruh bagian-bagian
Preparation B & R sesuai program kerja dan jadwal Departemen
Produksi dari Direktur Teknik.
2) Atas sepengetahuan Direktur Teknik membuat dan menyusun
program kerja Preparation B & R yang berkaitan dengan program
kerja Departemen Preparation B & R.
3) Menjaga dan mengamankan dokumen kerja bagian Departemen
Preparation B & R dari penyalahgunaan dan penyimpangan yang
dilakukan oleh pihak institusi luar maupun individu-individu yang
tidak bertanggung jawab.
4) Bekerja dengan memperhatikan proses dan produk mengarah
kepada ramah lingkungan.
i. D & P Finishing Manager
1) Mengatur terlaksananya kegiatan seluruh bagian-bagian D & P
Finishing sesuai program kerja dan jadwal Departemen Produksi
dari Direktur Teknik.
2) Atas sepengetahuan Direktur Teknik membuat dan menyusun
program kerja D & P Finishing yang berkaitan dengan program
kerja D & P Finishing.
3) Menjaga dan mengamankan dokumen kerja bagian Departemen D
& P Finishing dari penyalahgunaan dan penyimpangan yang
dilakukan oleh pihak institusi luar maupun individu-individu yang
tidak bertanggung jawab.
4) Bekerja dengan memperhatikan proses dan produk mengarah
kepada ramah lingkungan.
j. HRD & Training Manager
1) Mengatur terlaksananya kegiatan seluruh bagian-bagian
Departemen HRD & Training sesuai program kerja atas
persetujuan dari Direktur Teknik.
19
2) Atas sepengetahuan Direktur Teknik membuat dan menyusun
program kerja HRD & Training yang berkaitan dengan program
visi & misi perusahaan.
3) Bertanggung jawab pada Perencanaan kerja pada Departemen
HRD & Training.
4) Menjaga dan mengamankan dokumen kerja bagian Departemen
HRD & Training dari penyalahgunaan dan penyimpangan yang
dilakukan oleh pihak institusi luar maupun individu-individu yang
tidak bertanggung jawab.
5) Bertanggungjawab atas terjadinya segala penyimpangan dan
kebocoran dokumen Departemen HRD & Training ke pihak luar.
6) Memberikan arahan kepada bawahan, agar bawahan dapat bekerja
sesuai dengan prosedur dan target yang ditetapkan.
7) Bertanggung jawab pada proses Rekrutmen karyawan baru di
perusahaan.
k. Quality Assurance Manager
1) Mengatur terlaksananya kegiatan seluruh bagian-bagian Quality
Assurance semua produksi sesuai program kerja dan jadwal
Departemen Quality Assurance atas persetujuan dari Direktur
Teknik.
2) Bertanggung jawab pada perencanaan kerja pada Departemen
Quality Assurance.
3) Menjaga dan mengamankan dokumen kerja bagian Departemen
Quality Assurance dari penyalahgunaan dan penyimpangan yang
dilakukan oleh pihak institusi luar maupun individu-individu yang
tidak bertanggung jawab.
4) Melakukan kontrol terhadap kinerja karyawannya guna menjaga
kualitas produk yang dihasilkan.
l. After Sales Service Manager
1) Mengatur terlaksananya kegiatan seluruh bagian-bagian Produksi
sesuai program kerja dan jadwal Departemen Process Engineering
dari Direktur Teknik.
20
2) Atas sepengetahuan Direktur Teknik membuat dan menyusun
program kerja Process Engineering yang berkaitan dengan
program kerja.
3) Bertanggung jawab pada Perencanaan kerja pada Departemen
Process Engineering.
4) Menjaga dan mengamankan dokumen kerja bagian Departemen
Process Engineering dari penyalahgunaan dan penyimpangan yang
dilakukan oleh pihak institusi luar maupun individu-individu yang
tidak bertanggung jawab.
m. Brand & Marketing Communication Manager
1) Menyelesaikan tujuan sales dan pemasaran dengan merencanakan,
mengembangkan, mengimplementasikan, dan mengevaluasi
periklanan, perdagangan, dan program promosi perdagangan,
mengambangkan rencana bidang penjualan.
2) Membuat sales compensation plan untuk mencapai objective dari
perusahaan.
3) Meneruskan hubungan dengan key accounts dengan membuat
kunjungan periodik, menyelidiki kebutuhan spesifik dan
mengantipasi kesempatan baru.
4) Membantu sales manager untuk membentuk tim sales yang tepat
dan berkualitas melalui (trainning, hire and firing)
5) Bertemu dengan bagian pemasaran dan penjualan dengan
meramalkan keperluan/syarat menyiapkan anggaran tahunan,
menjadwalkan belanja, menganalisis perbedaan, memulai tindakan
yang perlu dikoreksi.
6) Memperkirakan laba kotor tahunan dengan peralaman dan
pengembangan kuota penjualan tahuan tiap wilayah, membangung
strategi harga, merekomendasi harga penjualan, memonitoring
biaya, kompetisi, pengadaan, dan permintaan.
7) Meningkatkan daya jual produk dan meningkatkan kemasan
produk.
21
8) Mencapai pemasaran dan tujuan operasional penjualan dengan
mengkontribusikan pemasaran dan informasi penjualan dan
rekomendasi untuk strategi rencana dan ulasan, menyiapkan dan
melengkapi tujuan, mengimplementasikan produksi, produktivitas,
kualitas, dan standar layanan pelanggan, menyelasikan masalah,
melengkapi audit, mengidentifikasi kecenderungan, menentukan
perbaikan sistem dan perubahan sistem.
n. Logistic Manager
1) Mengatur terlaksananya kegiatan seluruh bagian-bagian
Departemen Logistik sesuai program kerja.
2) Atas sepengetahuan Direktur Finance & Accounting membuat dan
menyusun program kerja Departemen Logistik.
3) Menjaga dan mengamankan dokumen kerja bagian Departemen
Logistik dari penyalahgunaan dan penyimpangan yang dilakukan
oleh pihak institusi luar maupun individu-individu yang tidak
bertanggungjawab.
4) Bertanggungjawab atas terjadinya segala penyimpangan dan
kebocoran dokumen Departemen Logistik ke pihak luar.
5) Memberikan arahan kepada bawahan, agar bawahan dapat bekerja
sesuai dengan prosedur dan target yang ditetapkan.
o. General Affair & Maintenance Manager
1) Mengatur terlaksananya kegiatan seluruh bagian-bagian
Departemen General Affair& Maintenance sesuai program kerja.
2) Atas sepengetahuan Direktur Finance & Accounting membuat dan
menyusun program kerja Departemen General Affair &
Maintenance.
3) Menjaga dan mengamankan dokumen kerja bagian Departemen
General Affair & Maintenance dari penyalahgunaan dan
penyimpangan yang dilakukan oleh pihak insitusi luar maupun
individu-individu yang tidak bertanggungjawab.
22
4) Bertanggung jawab atas terjadinya segala penyimpangan dan
kebocoran dokumen Departemen General Affair & Maintenance ke
pihak luar.
5) Memberikan arahan kepada bawahan, agar bawahan dapat bekerja
sesuai dengan prosedur dan target yang ditetapkan.
6) Bertanggung jawab membina kerjasama tim yang solid antar
departemen terkait urusan Departemen General Affair &
Maintenance.
7) Melakukan serta memimpin rapat terkait Perencanaan,
Implementasi, serta Evaluasi pada Departemen General Affair &
Maintenance.
8) Memastikan staff, operator dalam pelaksanaan 5R yang dilakukan
secara konsisten.
9) Apabila selesai menggunakan APAR segera melapor kepada Team
P2K3.
10) Bertanggung jawab dan menindak lanjuti setiap temuan audit 5R.
11) Wajib Mematuhi & Bertanggung jawab atas disiplin kerja sesuai
Peraturan Perusahaan (PP).
12) Bekerja dengan memperhatikan keselamatan & kesehatan kerja,
dengan disiplin menggunakan APD yang telah dibagikan.
13) Bekerja dengan memperhatikan proses dan produk mengarah
kepada ramah lingkungan.
p. PPIC Manager
1) Mengatur terlaksananya kegiatan seluruh bagian-bagian
Departemen PPIC sesuai program kerja.
2) Atas sepengetahuan Direktur Finance & Accounting membuat dan
menyusun program kerja Departemen PPIC.
3) Menjaga dan mengamankan dokumen kerja bagian Departemen
PPIC dari penyalahgunaan dan penyimpangan yang dilakukan oleh
pihak institusi luar maupun individu-individu yang tidak
bertanggung jawab.
23
4) Bertanggung jawab atas terjadinya segala penyimpangan dan
kebocoran dokumen Departemen PPIC ke pihak luar.
5) Memberikan arahan kepada bawahan, agar dapat bekerja sesuai
dengan prosedur dan target yang ditetapkan.
6) Bertanggung jawab membina kerjasama tim yang solid antar
Departemen terkait urusan Departemen PPIC.
7) Melakukan serta memimpin rapat terkait Perencanaan,
Implementasi, serta Evaluasi pada Departemen PPIC.
8) Memastikan dalam pelaksanaan 5R yang dilakukan secara
konsisten.
9) Apabila selesai menggunakan APAR segera melapor kepada Team
P2K3.
10) Bertanggung jawab dan menindak lanjuti setiap temuan audit 5R.
11) Bertanggung jawab atas ruangan masing-masing yang telah
ditentukan.
12) Wajib Mematuhi & Bertanggung jawab atas disiplin kerja sesuai
Peraturan Perusahaan (PP).
13) Bekerja dengan memperhatikan keselamatan & kesehatan kerja,
dengan disiplin menggunakan APD yang telah dibagikan.
14) Bekerja dengan memperhatikan proses dan produk mengarah
kepada ramah lingkungan.
q. Purchasing Manager
1) Mengatur terlaksananya kegiatan seluruh bagian-bagian
Departemen Purchasing sesuai program kerja.
2) Atas sepengetahuan Direktur Finance & Accounting membuat dan
menyusun program kerja Departemen Purchasing.
3) Menjaga dan mengamankan dokumen kerja bagian Departemen
Purchasing dari penyalahgunaan dan penyimpangan yang
dilakukan oleh pihak insitusi luar maupun individu-individu yang
tidak bertanggungjawab.
4) Bertanggung jawab atas terjadinya segala penyimpangan dan
kebocoran dokumen Departemen Purchasing ke pihak luar.
24
5) Memberikan arahan kepada bawahan, agar bawahan dapat bekerja
sesuai dengan prosedur dan target yang ditetapkan.
6) Bertanggung jawab membina kerjasama tim yang solid antar
departemen terkait urusan Departemen Purchasing.
7) Melakukan serta memimpin rapat terkait Perencanaan,
Implementasi, serta Evaluasi pada Departemen Purchasing.
8) Memastikan dalam pelaksanaan 5R yang dilakukan secara
konsisten.
9) Apabila selesai menggunakan APAR segera melapor kepada Team
P2K3.
10) Bertanggungjawab dan menindak lanjuti setiap temuan audit 5R.
11) Wajib mematuhi & bertanggungjawab atas disiplin kerja sesuai
Peraturan Perusahaan (PP).
12) Bekerja dengan memperhatikan keselamatan & kesehatan kerja,
dengan disiplin menggunakan APD yang telah dibagikan.
13) Bekerja dengan memperhatikan proses dan produk mengarah
kepada ramah lingkungan.
r. Finance & Accounting Manager
1) Mengatur terlaksananya kegiatan seluruh bagian-bagian
Departemen General Accounting sesuai program kerja.
2) Atas sepengetahuan Direktur Finance & Accounting membuat dan
menyusun program kerja Departemen Finance & Accounting.
3) Menjaga dan mengamankan dokumen kerja bagian Departemen
Finance & Accounting dari penyalahgunaan dan penyimpangan
yang dilakukan oleh pihak insitusi luar maupun individu-individu
yang tidak bertanggung jawab.
4) Bertanggung jawab atas terjadinya segala penyimpangan dan
kebocoran dokumen Departemen Finance & Accounting ke pihak
luar.
5) Bertanggung jawab membina kerjasama tim yang solid antar
departemen terkait urusan Departemen Finance & Accounting.
25
6) Melakukan serta memimpin rapat terkait Perencanaan,
Implementasi, serta Evaluasi pada Departemen Finance &
Accounting.
7) Memastikan dalam pelaksanaan 5R yang dilakukan secara
konsisten.
8) Apabila selesai menggunakan APAR segera melapor kepada Team
P2K3.
9) Bertanggungjawab dan menindak lanjuti setiap temuan audit 5R.
10) Wajib mematuhi & bertanggungjawab atas disiplin kerja sesuai
Peraturan Perusahaan (PP).
11) Bekerja mengacu standar mutu perusahaan.
12) Bekerja dengan memperhatikan keselamatan & kesehatan kerja,
dengan disiplin menggunakan APD yang telah dibagikan.
13) Bekerja dengan memperhatikan proses dan produk mengarah
kepada ramah lingkungan.
H. Proses Induksi
a. Proses Persiapan
Proses induksi adalah suatu proses pengenalan lingkungan dan
adaptasi atau penyesuaian diri terhadap lingkungan baru, dalam hal ini
yang dimaksud adalah Praktik Kerja Lapangan, yaitu CV Laksana
Karoseri.
Sebelum melakukan kegiatan Praktik Kerja Lapangan, terlebih
26
dahulu penulis melakukan serangkaian kegiatan yang menunjang proses
Praktik Kerja Lapangan agar dapat diterima di suatu instansi atau
perusahaan. Adapun langkah-langkah yang dilakukan penulis adalah:
1) Mahasiswa meminta formulir pengajuan Praktik Kerja
Lapangan di bagian Administrasi Jurusan dan membuat proposal
Praktik Kerja Lapangan.
2) Mengisi formulir dengan lengkap mulai dari nama, NIM,
tempat Praktik Kerja Lapangan, tanggal Praktik Kerja Lapangan
dan tanda tangan.
3) Mengisi data di buku daftar Praktik Kerja Lapangan.
4) Meminta tanda tangan Ketua Program Studi D3-Administrasi
Bisnis dan Ketua Jurusan Administrasi Bisnis untuk formulir
tersebut dan juga proposal.
5) Menyerahkan formulir tersebut ke bagian Administrasi Jurusan
untuk dibuatkan surat pengantar.
6) Mengambil surat pengantar dibagian Administrasi Jurusan.
7) Meminta cap Politeknik Negeri Semarang untuk surat
pengantar dan sampul.
8) Mengisi buku surat pengantar.
9) Menyerahkan surat pengantar, proposal Praktik Kerja
Lapangan dan asuransi kecelakaan kerja ke CV Laksana Karoseri.
10) Mahasiswa menunggu surat balasan dari perusahaan atas surat
permohonan Praktik Kerja Lapangan.
11) Setelah mendapatkan surat balasan dari CV Laksana Karoseri,
mahasiswa datang ke CV Laksana Karoseri untuk mengikuti proses
induksi yaitu diberitahu mengenai peraturan yang harus ditaati di
CV Laksana Karoseri serta hal-hal apa saja yang berkaitan dengan
perusahaan.
12) Menyerahkan surat balasan dari perusahaan ke Bagian
Administrasi Jurusan untuk diserahkan kepada Ketua Jurusan
Administrasi Bisnis.
27
13) Sebelum melaksanakan Praktik Kerja Lapangan, mahasiswa
Praktik Kerja Lapangan mendapatkan pengarahan dari Jurusan
Administrasi Bisnis Politeknik Negeri Semarang mengenai tata
cara pelaksanaan dan pembekalan Praktik Kerja Lapangan serta
tata cara penyusunan Laporan Praktik Kerja Lapangan.
14) Pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan.
28
Administration & System, HR Employe & Industrial Relation, HR Training
& Assesment. Berikut adalah tugas dan tanggung jawab HRD & Training:
a. Manajer HRD
Manajer HRD ditempati oleh Bapak Agung Ridho Cahyono yang
memiliki tugas dan tanggung jawab antara lain:
1) Bertanggung jawab atas terjadinya segala penyimpangan dan
kebocoran dokumen Departemen HRD & Training ke pihak luar.
2) Memberikan arahan kepada bawahan, agar bawahan (staff) dapat
bekerja sesuai dengan prosedur dan target yang ditetapkan.
3) Bertanggung jawab membina kerjasama tim yang solid antar
Departemen terkait.
b. HR Operation
HR Operation ditempati oleh Ibu Dian Putri Anggorowati. HR
Operation memliki tugas antara lain:
1) Mengatur semua operational yang ada di HRD.
2) Bertanggung jawab pada alur keluar dan alur masuk karyawan
(recruitment, perjanjian kerja, kesepakatan gaji, hingga PHK dan
pensiun).
3) Menyusun, merevisi perubahan jobdesk karyawan setiap ada
perubahan.
4) Membuat STO baru dan mengembangkan STO yang sudah ada.
c. HR Administration & System
HR Administration & System ditempati oleh Bapak Zulkarnain dan
Ibu Dwi Handayani yang memiliki tugas antara lain:
1) Bertanggung jawab pada proses perpanjangan kontrak karyawan
kontrak
2) Bertanggung jawab pada tingkat kehadiran (absensi) karyawan.
3) Melakukan patroli guna meminimalisir tingkat pelanggaran.
4) Melakukan pembinaan terhadap karyawan yang tidak disiplin.
5) Mengurusi masalah penggajian karyawan.
29
d. HR Employee & Industrial Relation
HR Employee & Industrial Relation ditempati oleh Bapak Santo
Permana yang memiliki tugas antara lain:
1) Bertanggung jawab dalam proses penerimaan siswa prakerin dan
mahasiswa magang yang akan berkontribusi langsung di CV
Laksana Karoseri.
2) Melakukan kerjasama terhadap sekolah-sekolah yang
mengirimkan siswanya untuk magang di CV Laksana Karoseri.
3) Bertanggung jawab terhadap sistem K3 di CV Laksana Karoseri.
4) Merekap data lembur kerja karyawan dan membuat laporan
penggajian karyawan kontrak.
e. HR Training & Assesment
HR Training & Assesment ditempati oleh Bapak Masna Abdulloh
yang memiliki tugas:
1) Bertanggung jawab pada skill dan kemampuan karyawan sesuai
bidangnya masing-masing.
2) Menilai, mengevaluasi, dan mengembangkan kemampuan
karyawan.
3) Sebagai Assesor dalam Assesment.
4) Mengadakan training guna mengembangkan kemampuan dan skill
karyawan.
30
a. Melakukan perekrutan dan seleksi calon karyawan baru
b. Mengarsip dokumen HRD & Training.
c. Menempatkan karyawan sesuai dengan keahliannya.
d. Memperpanjang atau menghentikan kontrak karyawan.
e. Menyiapkan dan melaksanakan program training SDM.
f. Bertanggung jawab serta menindaklanjuti setiap temuan audit 5R.
g. Bersama-sama dengan manajemen membuat peraturan perusahaan.
h. Mengatur pelaksanaan masalah tatausaha personalia/kepegawaian dan
pembayaran gaji/upah.
i. Melakukan konseling/pembinaan kepada karyawan yang memiliki
masalah.
j. Memproses dan mengatur kegiatan mahasiswa maupun siswa yang
melakukan Praktik Kerja Lapangan.
k. Melakukan evaluasi kinerja SDM untuk kenaikan jenjang karir/mutasi.
K. Kegiatan Praktik
Kegiatan yang penulis kerjakan di CV Laksana Karoseri adalah
membantu sebagian besar tugas dari staff HR Operation, HR Administration
& System, HR Employee & Industrial Relation dan HR Training &
Assesment. Adapun tugas yang penulis kerjakan di departemen HRD &
Training meliputi :
a. HR Operation
1) Menyortir Lamaran Masuk
Setiap harinya terdapat lamaran yang masuk melalui pos
maupun e-mail. Penulis tiap harinya melakukan penyortiran
lamaran yang masuk guna mempermudah pekerjaan HR Operation
saat ingin menghubungi pelamar ketika ada permintaan karyawan
baru dari bagian lain di CV Laksana Karoseri.
2) Mengurus Interview
Hampir setiap hari kerja HR Operation memanggil pelamar
pekerjaan untuk memenuhi permintaan karyawan. Penulis
ditugaskan untuk menghubungi pelamar pekerjaan melalui telepon
31
kantor dan sms, menyiapkan ruangan, memandu pelamar pekerjaan
dan juga mengawasi tes.
3) Membantu dalam Pengesahan Dokumen
Setiap dokumen yang berkaitan dengan HRD & Training seperti
form pengajuan pemutusan hubungan kerja, form permintaan
karyawan dan sejenisnya tentunya membutuhkan persetujuan dari
pihak-pihak terkait. Disini penulis membantu dalam proses
pengesahan dokumen dari awal hingga selesai.
b. HR Administration & System
1) Memperpanjang Kontrak Karyawan
Pada CV Laksana Karoseri, karyawan yang belum diangkat
sebagai karyawan tetap ada sekitar 450. Dan hampir setiap hari ada
karyawan yang diperpanjang kontraknya. Karyawan akan
diperpanjang kontraknya apabila karyawan tersebut tidak
bermasalah di perusahaan. Karyawan diperpanjang kontraknya
dengan menandatangani surat perjanjian kerja yang baru dengan
durasi kontrak kerja yang sudah ditetapkan oleh perusahaan.
Penulis membantu HR Administration & System untuk menangani
perpanjangan kontrak karyawan sesuai peraturan perusahaan
berdasarkan peraturan pemerintah.
2) Input Arsip dan Input Data Karyawan Kontrak
Surat perjanjian kerja yang sudah ditandatangani oleh karyawan
kemudian dimasukkan ke arsip file karyawan untuk data
perusahaan mengenai karyawan tersebut. Kemudian data karyawan
yang di Sistem Informasi Manajemen juga diperbarui terkait masa
kerja di perusahaan.
3) Membuat ID Card Karyawan
Setiap ada karyawan yang mau masuk atau keluar perusahaan
akan di cek ID Card, begitu juga jika ada karyawan yang ijin
keluar meninggalkan perusahaan, oleh sebab itu dari HR
Administration & System membuatkan ID Card karyawan jika ada
karyawan baru, ID Card hilang dan ID Card rusak.
32
4) Pembinaan Karyawan
Departemen HRD & Training sebagai Departemen yang
mengelola SDM memberikan tindakan pembinaan kepada
karyawan. Pembinaan ini dilakukan ketika ada karyawan yang
bermasalah seperti melanggar peraturan perusahaan. Pembinaan
dilakukan dengan memberikan nasehat, teguran lisan, teguran
tertulis, surat peringatan I, surat peringatan II dan surat peringatan
III. Selain itu untuk mencegah terjadinya pelanggaran, HR
Administration & System yang bertemu karyawan secara langsung
ketika manangani perpanjangan kontrak karyawan terkadang
melakukan pembinaan kepada karyawan yang bersangkutan dengan
memberikan nasehat-nasehat kepada karyawan.
c. HR Employee & Industrial Relation
1) Mengarsip Dokumen
Penulis ditugasi untuk mengarsip dokumen yang berkaitan
dengan departemen HRD & Training seperti MOU dengan pihak
instansi lain, mulai dari penggandaan, scan file, hingga penataan
dan pengarsipan dokumen pada ordner yang telah disediakan.
2) Mengurus Siswa dan Mahasiswa yang Mengajukan Magang
Penulis membantu mengarahkan siswa dan mahasiswa yang
mengajukan magang mulai dari menerima dan mengecek
kelengkapan dokumen hingga membuat surat balasan, membuat
sertifikat dan surat keterangan magang bagi yang telah selesai.
3) Mengurus Program Pemagangan Dalam Negeri Tahun 2020
Penulis membantu merekap dokumen peserta, membuat ID
Card peserta, mempersiapkan jadwal pemagangan dan
mempersiapkan kelas Pemagangan Dalam Negeri Tahun 2020 yang
merupakan program kerjasama CV Laksana Karoseri dengan Dinas
Ketenagakerjaan Provinsi Jawa Tengah.
d. HR Training & Assesment
1) Mengarsip Dokumen
Penulis membantu merekap SPK GTS Task force B & R dan
33
Finishing hingga penataan dan pengarsipan dokumen pada ordner
yang telah disediakan.
2) Membantu kegiatan training
Penulis membantu menyiapkan buku pedoman pengelasan,
mempersiapkan ruangan, memandu peseta dan menjadi operator
saat kegiatan training.
L. Sistem Kerja
Waktu kerja diatur dengan sistem sebagai berikut:
Tabel 1. Rincian Waktu Kerja Karyawan CV. Laksana Karoseri
Hari Jam Keterangan
08.00 - 12.00 Jam Kerja
Senin – Kamis 12.00 - 13.00 Istirahat
13.00 - 16.00 Jam Kerja
08.00 – 11.30 Jam Kerja
Jum’at 11.30 - 13.00 Istirahat
13.00 - 16.30 Jam Kerja
Sabtu 08.00 - 13.00 Jam Kerja
34
Chassis unit meliputi posisi mesin, grill, katup udara hisap, sistem
kemudi, tangki bahan bakar, panel control unit, electronik atau ECU
dan lain-lain. Komponen tersebut dibuat langsung oleh Agen Tunggal
Pemegang Merk (ATPM) atau pabrikan chassis mesin bus. Jika
karoseri melakukan perubahan harus memiliki uji landasan. Uji
landasan tersebut dilakukan agar karoseri memiliki SK Rancang
Bangun dan SRUT (Surat Rancang Uji Tipe). SK tersebut digunakan
agar sebuah chassis memiliki nomer mesin dan nomer chassis. Nomer
mesin dan nomer Chassis digunakan untuk membuat STNK (Surat
Tanda Nomer Kendaraan) dan juga agar lolos uji KIEUR. Di Indonesia
terdapat beberapa ATPM bus, antara lain adalah Mercedes Benz, Hino,
Scania, Volvo, Dan lain lain.
2. Dimensi Keseluruhan Kendaraan
Untuk urusan ini sebuah karoseri harus mengikuti ketentuan yang
berlaku sesuai regulasi pemerintah dan masing-masing chassis.
Regulasi Pemerintah tentang dimensi keseluruhan sebuah bus terdapat
pada PP nomer 55 tahun 2012 pasal 5 ayat 3. Selain itu setiap chassis
mempunyai perbedaan tipe standart ukuran masing masing merk,
namun standart tersebut tidak berkurang atau melebihi regulasi yang
telah ditentukan pemerintah.
3. Regulasi Pemerintah
Dalam urusan regulasi pemerintah ini sebuah karoseri harus
mengikuti ketentuan yang berlaku sesuai regulasi pemerintah dan
masing-masing chassis Point mengatur tentang konfigurasi tempat
duduk, jumlah pintu, penghalang pintu sopir, pintu darurat, dan lan-lain.
Di Indonesia aturan ini ditentukan oleh Departemen Perhubungan.
4. Teknik Body Builder
Yaitu adanya alat dan proses yang sudah di rancang untuk industri
pembuatan bus itu sendiri (Body Builder atau Karoseri). Semakin baik
proses dan majunya teknologi sebuah industri karoseri maka bisa
meningkatkan kualitas output produk selain faktor main power dan
main hour.
35
5. Bus
Dikutip dari Wikipedia, bus adalah kendaraan besar beroda,
digunakan untuk membawa penumpang dalam jumlah banyak. Istilah
bus ini berasal dari Bahasa latin yaitu omnibus yang memiliki arti
kendaraan yang berhenti di semua perhentian. Sedangkan menurut PP
nomer 55 tahun 2015 tentang kendaraan pasal 1 ayat 6, bus adalah
kendaraan bermotor pengangkut orang yang memiliki tempat duduk
lebih dari 8 orang , termasuk untuk pengemudi atau yang beratnya lebih
dari 3.500 kg.
6. Chassis
Chassis adalah rangka yang berfungsi sebagai penopang berat dan
beban kendaraan, mesin serta penumpang. Chassis terbuat dari
kerangka besi dan baja yang berfungsi penopang body dan mesin
beserta penumpang dari sebuah kendaraan. Syarat utama yang harus
terpenuhi dari sebuah chassis adalah material tersebut harus memiliki
kekuatan untuk menopang beban dari kendaraan. Chassis juga
berfungsi untuk menjaga kendaraan agar tetap rigid, kaku, dan tidak
mengalami bending atau deformasi setalah digunakan. Dalam
pembuatan sebuah bus, terdapat 2 jenis chassis yang digunakan, yaitu
chassis ladder frame dan chassis modular. Dinamakan ladder frame
karena bentuknya menyerupai tangga. Ladder frame adalah chassis
yang tertua dan banyak digunakan khususnya untuk kendaraan
berbadan berat (heavy duty). Chassis ini biasanya terbuat dari material
baja simetris atau model balok yang kemudian diperkuat dengan cross
members dan joint joint. Untuk beberapa desain kadang kala ladder
frame diberi perkuatan besi menyilang agar tetap menjaga kekakuan
strukturnya.
36
Gambar 6. Chassis ladder frame
37
"line procces". Karena dalam proses pembuatan body bus akan
banyak proses pengelasan maka beberapa komponen bawaan
chassis wajib dilepas untuk menghindari kontak, terbakar, atau
rusak karena proses tersebut, biasanya yang wajib dilepas
adalah baterai (accu), tangki BBM, stir, dan beberapa komponen
elektrik lainnya. Dan sebelum masuk ke proses selanjutnya
perlu di persiapkan peralatan untuk melindungi komponen-
komponen yang tidak dilepas dari chassis contoh roda, engine
dan kabel elektrik. Melindunginya cukup ditutup dengan kain
anti panas untuk menghindari percikan dari mesin las yang dapat
melukai bahan karet dan plastik.
38
Gambar 9. Proses Framing
c. Plating/Pengeplatan
Setalah rangka bus jadi maka saatnya proses pengeplatan
di semua sisi Panel kanan/kiri, bagasi samping, dan roof. Untuk
lantai terkadang ada yang menggunakan plat ada yang
menggunakan plywood/triplek tergantung permintaan customer.
Dalam proses pengeplatan yang menjadi fokus utama adalah
pada proses pengeplatan lambung kanan dan kiri karena bagian
ini yang biasa menjadi perhatian apakah produk tersebut baik
atau tidak. Biasanya yang menjadi penilaian adalah kerataan
lambung karena jika lambung tidak rata maka dalam proses
dempul membutuhkan dempul yang banyak.
39
cairan yang menggandung emulsion fire. Hal ini bertujuan
untuk membersihan kotoran yang berasal dari cetakan fiber
glass. Kemudian bilas permukaan yang telah dibersihkan
menggunakan air bersih.
2) Gosok seluruh body bus menggunakan angle grinder.
40
e. Puty/Dempul
Proses pendempulan bertujuan untuk meratakan
permukaan body bus yang tidak rata sehingga saat proses
painting, cat bisa tampak baik dan merata. Untuk memperoleh
hasil yang maksimal, biasanya proses pendempulan dilakukan
sebanyak 3 (tiga) kali. Berikut adalah tahapan proses
pendempulan yang berlaku di CV. Laksana Karoseri:
1) Pendempulan pada sambungan antara plat dan fiber.
41
pengecatan baik maka bus akan terlihat mewah atau mahal
karena dari pengecatan ini bentuk bus sudah mulai terlihat.
Proses pengecatanan sebaiknya dilakukan ditempat tertutup akan
terlihat dari debu dan kotoran. Di CV. Laksana Karoseri proses
pengecatan dilakukan didalam ruangan tertutup bernama
sprayboth.
42
ketika kita berada disekitar body bus. Dikatakan bagus
apabila kita berdiri disekitar body bus, cahaya dan
bayangan tubuh kita terpantul pada body bus sehingga
tampak seperti sedang berkaca.
g. Pemasangan Interior/Finishing
Proses pemasangan interior bus merupakan proses yang
sangat penting karena pengerjaan interior bus membutuhkan
kerapian dalam pengerjaan. Bus bisa di katakan kelas ekonomi
atau eksekutif tergantung dari isi dari interior bus tersebut dan
pastinya tingkat kerapian yang menjadi sorotan karena
penumpang berada di dalam bus pastinya melihat bagian-bagian
dalam bus tersebut. Berikut adalah tahapan proses trimming di
CV. Laksana Karoseri:
1) Pemasangan AC
2) Pemasangan seluruh eksterior
3) Pemasangan kelistrikan pada bus seperti panel
dashboard lampu interior dan eksterior audio dan video
4) Pemasangan lapisan ABS pada bagian deck kanan dan
kiri beserta plafon
5) Pemasangan ABS pada tiang penyangga kaca
6) Pemasangan ABS pada bagian seluruh pintu
7) Pemasangan dutching depan dan belakang
8) Pemasangan rel untuk dudukan kursi
9) Pemasangan karpet pada seluruh bagian lantai
10) Pemasangan karpet pada bagasi samping dan belakang
11) Pemasangan list pada setiap sudut interior
12) Pemasangan dashboard
13) Pemasangan seluruh kaca dengan urutan samping,
belakang, depan
14) Pemasangan wiper
15) Pemasangan karet pada bagian tepi luar dan dalam
16) Pemasangan bagasi atas
43
17) Pemasangan semua kursi
18) Pemasangan lauvri AC, dipasang diatas kursi
19) Pemasangan partisi interior
20) Pemberian seller pada seluruh permukaan yang memiliki
kemungkinan dapat mengalami kebocoran
h. PDI/Pre Delivery Inspection
Merupakan proses pengecekan terakhir sebelum
pengiriman ke customer, proses pengecekannya adalah dokumen
dan perlengkapan dari bus tersebut.
44
N. Sistem Produksi CV. Laksana Karoseri
45
b. Jig & Fixture
Jig berfungsi untuk membentuk pola dari rangka bis. Ada dua
jenis jig yang digunakan yaitu jig untuk rangka kanan kiri dan jig atap.
Cara membuat rangka menggunakan jig adalah dengan meletakkan pipa
besi pada jig sesuai dengan pola yang telah ditentukan, setelah di
letakkan kemudian di las menggunakan mesin las.
46
Gambar 20. Mesin Las MIG (Metal Inert Gas)
47
e. Plasma Cutting Machine
48
Gambar 25. Mesin Bor
h. Sealler Gun
Sealler gun berfungsi sebagai alat bantu untuk memberikan
sealler pada permukaan bodi bis yang dapat menyebabkan terjadinya
kebocoran.
49
Gambar 27. Spray gun
j. Amplas
Amplas berfungsi untuk mengikis / menghaluskan permukaan
benda kerja dengan cara digosokkan. Halus dan kasarnya kertas
amplas ditunjukkan oleh angka yang tercantum dibalik kertas amplas
tersebut. Semakin besar angka yang tertulis menunjukkan semakin
halus dan rapat susunan pasir amplas tersebut. Penggunaan amplas
terdapat pada proses gosok bodi, pendempulan dan pengecatan.
50
Gambar 29. Mesin Poles
l. Thickness Meter
Thickness meter adalah alat yang berfungsi untuk mengetahui
ketebalan cat pada suatu permukaan benda yang di cat. Cara kerja dari
thickness meter tidaklah sulit hanya dengan menjepitkan alat ini ke
material yang ingin di ukur dan kita bisa melihat hasilnya secara
langsung dengan melihat angka yang terdapat pada layar thickness
meter tersebut. Satuan ukuran alat ini adalah mikron.
51
Gambar 31. Gloss Meter
n. Lain-lain
Merupakan peralatan pendukung yang digunakan dalam proses
pembuatan bis. Antara lain adalah meteran, roll kabel, kompressor,
tang, palu, obeng, klem, kape, tangga, dan sebagainya.
52
Gambar 33. Plat Besi
b. Pipa Besi Berbentuk Kotak (Hollow)
Semua pipa besi yang digunakan dalam proses pembuatan bis
berbentuk lurus memanjang. Kemudian pipa tesebut dibentuk sesuai
dengan kebutuhan menggunakan alat tekan dan potong besi yang
dilakukan di divisi manufacturing. Setiap panel atau bagian bis yang
berbahan pipa besi memiliki ukuran dan ketebalan yang berbeda.
53
Gambar 35. Fiberglass
d. ABS
ABS merupakan singkatan dari Acrylonitrile Butadiene Styrene.
ABS adalah sejenis polimer plastic yang memiliki sifat kuat, mudah
dibentuk, tahan lama, dan harganya yang relative murah. Dalam
proses pembuatan bis, ABS digunakan sebagai lapisan-lapisan yang
menutupi besi pada bagian interior bis seperti pilar-pilar kaca, ducting
depan dan belakang, bagasi interior, lambung kanan dan kiri bagian
dalam, pintu, dan lain-lain.
54
Gambar 37. Dempul
f. Thinner
Thinner adalah zat cair yang biasanya berfungsi untuk
mengencerkan cat dan bahan-bahan finishing lain. Bahan-bahan
finishing tersebut biasanya merupakan bahan padat yang sifatnya
kental sehingga sulit untuk diaduk dan diratakan tanpa diencerkan
terlebih dahulu. Thinner berguna untuk menurunkan viskositas
(kekentalan) dari bahan-bahan. Selain berguna untuk menurunkan
viskositas, thinner juga berguna untuk mengatur sifat-sifat dari bahan
finishing sehingga bahan tersebut bisa diaplikasikan sesuai dengan
kebutuhan. Dengan menggunakan thinner suatu bahan finishing bisa
diatur kecepatan waktu pengeringannya serta ketebalan lapisan
finishing bisa ditentukan dengan ukuran tertentu sesuai dengan
kebutuhan.
55
melapisinya dengan lapisan berpigmen. Dalam proses pembuatan bis
di CV. Laksana Karoseri, ada tiga jenis cat yang di gunakan. Ketiga
cat tersebut adalah cat epoxy primer, cat epoxy, dan cat untuk
pemberian warna bodi bis. Untuk cat yang digunakan untuk
pemberian warna di bodi bis, terdapat dua pilihan yang dapat dipilih
konsumen, yaitu cat solid dan metallic. Perbedaan kedua cat tersebut
terdapat pada tingkat kilapan yang dihasilkan.
56
3. Produk Bus Laksana
Sebagai sebuah karoseri besar, CV. Laksana Karoseri mengeluarkan
produk produk bus unggulan mereka. Produk-produk bus ini disesuakan
dengan kebutuhan yang ada di pasaran. Bus ini lalu akan dipergunakan
sebagai angkutan antarkota, bus pariwisata, bus kota, dan bus untuk
kebutuhan khusus lainnya.
a. Produk Bus Besar
CV. Laksana Karoseri mengeluarkan beberapa varian produk bus
besar untuk memenuhi kebutuhan pasar domestik dan luar negeri. Bus
besar ini dapat disesuaikan peruntukannya untuk berbagai kebutuhan,
seperti bus parawisata dan bus antarkota.
1). Legacy Sky
Legacy Sky merupakan salah satu produk CV. Laksana
Karoseri yang dikhususkan untuk bus–bus besar. Bus ini
memiliki desain yang memadukan konsep Eropa dan China.
Selain itu bus ini memiliki eksterior khas dengan LegaLight dan
selendang yang tajam. Legacy sendiri ada 5 tipe yaitu Legacy,
Legacy Sky SR-1, All New Legacy, Legacy Sky SR-2 HD Prime,
dan Legacy Sky SR-2 XHD Prime. Seri Legacy SR-1 adalah
pembaharuan dari seri Legacy yang sebelumnya dengan
selendang pola anak panah terbalik atau berlawanan dari yang
sekarang. Sedangkan Legacy Sky SR-2 XHD Prime merupakan
penyempurnaan dan seri terbaru dari seri–seri sebelumnya.
57
Gambar 42. Bus Besar Bertipe Legacy
(Sumber: Busnesia.com)
58
Gambar 44. Bus Besar Bertipe Discovery
(Sumber: Busnesia.com)
3). City Line
City Line adalah model bus yang di desain dan diproduksi
khusus untuk pelayanan di lingkungan bandara, karena di desain
dengan deck yang lebih rendah shingga memudahkan
penumpang untuk naik dan turun dengan lebih aman dan
nyaman. City Line juga merupakan terobosan baru bagi CV.
Lakasna Karoseri Ungaran, dengan rancang bangun tanpa
chassis yang dikenal dengan monocoque baru pertama kali
diterapkan oleh CV. Laksana Karoseri Ungaran.
59
Dengan desain lantai yang rendah, penumpang dapat mengakses
bus dengan mudah. CityLine 2 juga dapat dilengkapi dengan
ramp untuk menciptakan kebebasan bagi orang-orang dengan
mobilitas terbatas. City Line 2 menawarkan kapasitas
penumpang yang banyak hingga 92 penumpang.
60
Gambar 47. Bus Besar Bertipe Legacy SR 2 Double Decker
(Sumber: CV. Laksana Karoseri)
6). Legacy SR 2 Suites Class
Legacy SR 2 Suites Class merupakan inovasi yang sangat
baik dan tidak disangka-sangka yaitu pada bagian interiornya.
Konsep sleeper bus ini menggunakan model sleeper seat bukan
lagi menggunakan bed atau tempat tidur karena secara aturan
memang tidak di ijinkan karena faktor keselamatan. Selain itu
bus ini menggunakan chassis HINO RN 285. Sleeper bus suites
class ini dapat di isi maksmial 21 sleeper seat yang di bagi
menjadi 4 premium suites class cabin dan 17 suites class biasa
dengan konfigurasi 2-2.
61
1). Tourista
Tourista adalah versi mini Legacy SR-1 dengan chassis ¾
seperti Mitshubishi, Isuzu Giga atau Hino FG. Ada 2 (dua)
macam model bus ini yaitu Tourista dan All New Tourista.
62
Gambar 51. Bus Medium Bertipe Nucleus
(Sumber: Laksanabus.com)
63
BAB III LANDASAN TEORI
5. Higiene Perusahaan
51
Higiene perusahaan adalah bagian dari ilmu kesehatan kerja yang
mempelajari tentang identifikasi, evaluasi, dan pengendalian
berbagai resiko kesehatan dalam lingkungan kerja terutama yang
bersifat kimia dan fisik.
a. Faktor Fisik
Faktor fisik adalah faktor bahaya yang dapat menyebabkan
gangguan – gangguan kesehatan terhadap tenaga kerja yang
terpapar, misalnya terpapar kebisingan intensitas tinggi, suhu
ekstrim, intensitas penerangan yang kurang memadai, radiasi,
dan atau getaran dengan intensitas tinggi.
b. Faktor Kimia
Faktor kimia adalah faktor bahaya yang berasal dari bahan
- bahan kimia yang digunakan dalam proses produksi.
Terjadinya pengaruh potensi bahaya kimia ini terhadap tubuh
tenaga kerja sangat tergantung dari jenis bahan kimia atau
kontaminan, bentuk potensi bahaya (debu, uap, gas, dan asap),
daya racun bahan (toksisitas), maupun cara masuk ke tubuh.
c. Faktor Biologi
Faktor biologi adalah faktor bahaya yang berasal atau
ditimbulkan oleh kuman penyakit, bakteri, atau
mikroorganisme lain di udara yang bersumber dari tenaga kerja
yang menderita penyakit tertentu. Faktor ini dapat juga berupa
gangguan dari hewan liar yang terdapat dalam lingkungan
perusahaan.
d. Faktor Psikologi
Faktor psikosologi adalah faktor bahaya yang berasal atau
ditimbulkan oleh kondisi aspek psikologi ketenagakerjaan
yang kurang baik atau kurang mendapatkan perhatian. Seperti
penempatan tenaga kerja yang tidak sesuai dengan bakat
dan minat, hubungan antar individu yang tidak harmoni,
kurangnya keterampilan, pimpinan yang otoriter. Kesemuanya
itu dapat memicu terjadinya stress akibat kerja.
52
e. Lingkungan
Untuk kajian lingkungan, meliputi :
1). Sistem Manajemen Lingkungan (SML)
Sistem Manajemen Lingkungan (SML) adalah suatu
kerangka kerja yang dapat diintegrasikan ke dalam
proses – proses bisnis yang ada untuk mengenal,
mengukur, mengelola dan mengontrol dampak –
dampak lingkungan secara efektif, dan oleh karenanya
merupakan resiko – resiko lingkungan. Diperlukan
langkah – langkah seleksi terhadap berbagai jenis
industri dan skala industri agar sejalan dengan Undang-
Undang No. 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan
Lingkungan Hidup, dan dalam upaya pengendalian
dampak lingkungan telah diterbitkan Peraturan
Pemerintah No. 27 Tahun 1999 tentang AMDAL.
Kegiatan dalam menanggulangi pencemaran lingkungan
adalah dengan menyusun Upaya Kelola Lingkungan
(UKL) dan Upaya Pemantauan Lingkungan (UPL).
2). Pengelolaan Limbah (Padat, Cair, dan Gas)
1. Proses pengolahan limbah secara aerobic.
2. Proses pengolahan secara anaerobic.
3. Teknik – teknik pengolahan air buangan yang telah
dikembangkan tersebut secara umum terbagi
menjadi tiga metode pengolahan, yaitu pengolahan
secara fisika, kimia, dan biologi.
53
BAB IV PEMBAHASAN
A. Data Umum
1. Nama Industri : CV. Laksana Karoseri
2. Alamat Industri : Jl. Raya Ungaran, Km. 24,9 Ungaran,
Bergas, Semarang Jawa Tengah 50226
3. No. Telp/Fax/Website : (024) 6921370
4. Status Kepemilikan : Swasta
5. Tahun Pendirian : 1967
6. Nama Pimpinan Industri : Iwan Arman
7. Jumlah Divisi : 22
8. Jumlah Karyawan :
9. Jenis Industri : Karoseri
10. Jenis Produk
a. Hasil Produksi : Bus
b. Produk Utama : Bus
c. Produk Sampingan :-
d. Bahan Baku : Plat besi, besi, plastik, kaca, dll.
e. Bahan Penunjang :-
f. Bahan Buangan : Limbah padat dan gas
B. Audit Internal
Untuk mengetahui bagaimana kondisi real di lapangan penulis
melakukan audit internal, berikut hasilnya :
Tabel 3. Form Audit Internal Higiene dan Sanitasi Industri
Nilai Nilai
No Variabel Bobot Komponen yang Dinilai Skor Ket.
Max Hasil
A. Bagian Luar (Outdoor Area) (Total Skor Maks = 210)
1. Lokasi 3 a). Tidak terletak di 5 15 30
daerah banjir.
b). Tidak dekat dengan
5 15
sumber pencemaran
(TPA) dengan jarak
min. 500 meter.
2. Halaman 3 a). Bersih dari sampah 4 12 21
yang berserakan.
b). Tidak ada genangan
air yang dapat
3 9
menjadi sarang
serangga dan tikus.
c). Terdapat penerangan
pada malam hari yang
0 0
berfungsi dengan
baik.
3. Tempat 6 a). Ada penutup 1 6 48
Sampah b). Kedap air. 2 12
c). Berkonstruksi kuat,
ringan, dan mudah 2 12
dibersihkan.
d). Dipisahkan antara
sampah organik,
2 12
sampah anorganik,
dan sampah B3.
e). Diangkut tiap 1x24
1 6
jam
f). Terdapat pada radius
0 0
20 meter.
4. Tempat 2 a). Bersih dari sampah
3 6 16
Parkir yang berserakan.
b). Konstruksi jalan rata
(tidak bergelombang
3 6
maupun berlubang)
dan kedap air.
c). Terdapat penerangan
0 0
min 10 fc
d). Terdapat rambu –
rambu parkir yang 2 4
jelas.
5. Pagar 5 a). Terdapat pagar
sebagai tanda 4 20 50
pembatas.
b). Terbuat dari bahan
yang kuat dan
3 15
berfungsi dengan
baik.
c). Bersih dari kotoran 3 15
6. Taman 2 a). Bersih dari sampah
4 8 14
yang berserakan.
b). Pertamanan dan
pertanaman tertata 3 6
rapi
c). Penerangan berfungsi 0 0
dengan baik dan
55
tersebar rata
B. Bagian Dalam (Indoor Area) (Total Skor Maks = 2630)
Ruang Kerja untuk Proses Produksi
PENYELENGGARAAN KESEHATAN LINGKUNGAN KERJA
a)
INDUSTRI (Total Skor Maks = 1830)
1. Keadaan Ruang dan Bangunan (Total Skor Maks = 110)
1. Pintu 2 a). Terbuat dari bahan
3 6 20
yang kuat.
b). Berfungsi dengan
3 6
baik.
c). Rapat dari serangga
2 4
dan tikus.
d). Mudah dibersihkan. 2 4
2. Lantai 2 a). Bersih dari sampah. 2 4 18
b). Kedap air. 2 4
c). Tidak licin. 2 4
d). Permukaan rata (tidak
2 4
bergelombang).
e). Mudah dibersihkan. 1 2
f). Dalam keadaan utuh
(tidak retak dan tidak 0 0
berlubang).
3. Dinding 2 a). Berkonstruksi kuat. 2 4 20
b). Bersih dari debu,
2 4
noda / kotoran.
c). Kedap air (khususnya
ada bagian dinding
2 4
yang sering terkena
percikan air).
d). Permukaan rata dan
2 4
konus.
e). Mudah dibersihkan. 1 2
f). Berwarna terang. 1 2
4. Langit – 2 a). Tinggi langit – langit
2 4 20
Langit min. 3 m dari lantai.
b). Berkonstruksi kuat. 2 4
c). Bersih dari sarang
2 4
laba – laba dan debu.
d). Tidak terdapat lubang
yang dapat menjadi 2 4
sarang tikus.
e). Mudah dibersihkan. 1 2
f). Berwarna terang. 1 2
5. Ventilasi 3 a). Luas ventilasi alami 2 6 21
(jendela, pintu, kisi -
kisi) untuk masuknya
56
1
cahaya min. kali
6
dari luas lantai.
b). Ventilasi alami dapat
ditembus oleh sinar
3 9
matahari secara
langsung.
c). Terdapat ventilasi
buatan (AC, Fan, 2 6
Exhauster).
d). Baik ventilasi alami
maupun buatan dalam
0 0
keadaan bersih dan
terpelihara.
2. Penyehatan Udara Ruangan (Total Skor Maks = 480)
1 Suhu dan Kelembaban
a. Suhu 7 a). Suhu : 18 - 30C 4 28 70
b). Apabila suhu <18C
perlu dipasang alat
3 21
pemanas ruangan
(heater).
c). Apabila suhu >30C
perlu dipasang
3 21
ventilasi buatan (AC,
Exhauster).
b. Kelembaban 7 a). Kelembaban : 65% -
4 28 70
95%
b). Apabila kelembaban
<65% perlu dipasang
alat humidifier 3 21
(seperti alat
pembentuk aerosol)
c). Apabila kelembaban
>95% perlu dipasang 3 21
alat dehumidifier.
2 Debu 10 a). Pada sumber kegiatan
. yang menghasilkan
debu, perlu dipasang
sistem ventilasi local
5 50 100
yang dihubungkan
dengan cerobong dan
dilengkapi dengan
penyaring debu.
b). Dilakukan upaya 5 50
penerapan sistem
ventilasi dilusi untuk
menjamin suplai
57
udara segar dalam
ruang kerja.
3 Pertukaran 8 a). Membersihkan
. Udara saringan / filter AC
secara periodic sesuai 5 40 80
dengan ketentuan
pabrik.
b). Dilakukan upaya
penerapan sistem
ventilasi dilusi untuk
5 40
menjamin suplai
udara segara dalam
ruang kerja.
4 Kandungan 8 a). Pada sumber kegiatan
. Gas yang menghasilkan
Pencemar gas pencemar, maka
perlu dipasang hood
(pengangkap gas)
5 40 80
yang dihubungkan
dengan local
exhauster dan
dilengkapi dengan
filter penangkap gas.
b). Dilakukan upaya
penerapan sistem
ventilasi dilusi untuk
5 40
menjamin suplai
udara segara dalam
ruang kerja.
5 Kandungan 8 a). Pada sumber kegiatan
. Gas yang yang menghasilkan
Mengandun gas pencemar yang
g Mikroba mengandung
mikroba, maka perlu
3 24 80
dilengkapi dengan
ventilasi / AC dengan
sistem saringan udara
bertingkat untuk
menangkap mikroba.
b). Melakukan upaya
desinfeksi dengan
3 24
menggunakan sinar
UV atau bahan kimia.
c). Memelihara sistem
2 16
ventilasi dengan baik.
d). Memelihara sistem
2 16
AC sentral.
58
3. Pengelolaan Limbah Industri (Total Skor Maks = 400)
1. Limbah 10 a). Limbah padat yang
Padat masih dapat
Domesti dimanfaatkan
k dilakukan proses
pengolahan daur 4 40 100
ulang dan
pemanfaatan sebagian
(reuse, recycle,
recovery).
b). Pengangkutan limbah
padat dilakukan 3 30
setiap 1x24 jam.
c). Tempat penampungan
limbah padat
(sampah) dipisahkan 3 30
antara sampah basah
dan kering.
2. Limbah 10 a). Memiliki saluran
2 20 100
Cair yang kedap air.
b). Tertutup. 2 20
c). Mengalir lancar. 2 20
d). Tidak menimbulkan
2 20
bau.
e). Melakukan 3 sistem
pengolahan, yaitu
2 20
fisika, kimia dan
biologi.
3. Limbah 10 a). Setiap kegiatan kerja
Gas yang menimbulkan
gas dilengkapi 4 40 100
dengan alat
oenangkap gas.
b). Pada sumber
penghasil gas
dipasang hood
(penangkap gas) yang 3 30
dihubungkan dengan
local exhauster dan
filter gas.
c). Dilengkapi dengan
sistem suplai udara 3 30
segar.
4. Limbah 10 a). Limbah B3 dikelola 4 40 100
B3 di tempat khusus
pengolahan limbah
B3.
59
b). Dalam penampungan
dan pembuangan
3 30
limbah B3 diawasi
oleh tenaga ahli.
c). Disertai petunjuk
ataupun label yang
jelas tentang adanya
3 30
limbah B3 (terutama
pada kemasan yang
berisi limbah K3).
4. Pengendalian Vektor Penyakit (Total Skor Maks = 480)
1 Serangga
. a. Lalat 10 a). Indeks lalat tidak
0 0 30
lebih dari 8 ekor.
b). Sistem pengelolaan
sampah diatur sebaik
mungkin sehingga 3 30
tidak memungkinkan
lalat untuk bersarang.
c). Dilakukan
pemberantasan lalat
dengan cara
menyemprot tempat 0 0
perindukan lalat
dengan pestisida
secara periodik.
b. Kecoa 10 a). Indeks kecoa tidak
0 0 30
lebih dari 2 ekor.
b). Sistem pengelolaan
sampah diatur sebaik
mungkin sehingga
3 30
tidak memungkinkan
kecoa untuk
bersarang.
c). Dilakukan
pemberantasan kecoa
dengan cara
menyemprotkan
0 0
tempat perindukan
kecoa dengan
pestisida secara
periodik.
c. Nyamuk 10 a). Indeks nyamuk pada
pengukuran
0 0
Container Index (CI)
tidak lebih dari 5%.
b). Melakukan gerakan 3 0 0
M rutin dan terpantau
60
pada tempat
penampungan air
ataupun container air
yang digunakan.
2 Tikus 10 a). Tidak ditemukan
. adanya tanda – tanda 4 40 70
kehidupan tikus.
b). Sistem pengelolaan
sampah diatur sebaik
mungkin sehingga 3 30
tidak memungkinkan
tikus untuk bersarang.
c). Dilengkapi dengan
perangkat tikus
(kurungan tikus, 0 0
jepitan tikus, lem
tikus, klerat).
5. Pencahayaan (Total Skor Maks = 100)
1. Intensitas 10 a). Jenis kegiatan /
Cahaya pekerjaan yang
dilakukan sesuai
4 40 70
dengan intensitas
cahaya yang telah
ditentukan.
b). Baik pencahayaan
alami maupun buatan
tidak menimbulkan
kesilauan dan 0 0
bayangan dan
berfungsi dengan
baik.
c). Sesuai dengan warna
cat dinding yang
digunakan sehingga
3 30
kontras dengan
cahaya yang
dipantulkan.
7. Kebisingan (Total Skor Maks = 100)
1. Intensitas 10 a). Jenis kegiatan /
Kebising pekerjaan yang
an dilakukan sesuai
4 40 100
dengan intensitas
kebisingan yang telah
ditentukan.
b). Dilakukan pengaturan 3 30
pada tata ruang kerja
sehingga
meminimalisir tingkat
61
kebisingan.
c). Pada sumber bising
dilengkapi dengan
peredam kebisingan
(seperti bahan yang 3 30
kedap suara,
menanam pohon,
peninggian).
7. Instalasi (Total Skor Maks = 240)
1 Instalasi 6 a). Instalasi listrik dalam
. Listrik sistem penyalurannya
5 30 60
berfungsi dengan baik
dan aman.
b). Terdapat petunjuk
ataupun kode yang
5 30
jelas sesuai dengan
peruntukkannya.
2 Instalasi 6 a). Instalasi pemadaman
. Pemadam kebakaran berfungsi 5 30 60
Kebakaran dengan baik.
b). Terdapat petunjuk
atau kode yang jelas
5 30
sesuai dengan
peruntukkannya.
3 Instalasi 6 a). Instalasi air bersih
. Air Bersih tidak terjadi
hubungan aliran
0 0 18
silang dan arus balik
dengan instalasi air
limbah.
b). Instalasi air bersih
ditata sedemikian 0 0
rupa dengan rapi.
c). Terdapat petunjuk
ataupun kode yang
3 18
jelas dengan
peruntukkannya.
4 Instalasi 6 a). Instalasi air kotor dan
. Air Kotor air hujan berfungsi 0 0
dan Air dengan baik.
Hujan b). Instalasi air kotor dan
air hujan ditata
0 0
sedemikian rupa
dengan rapi.
c). Terdapat petunjuk
ataupun kode yang
0 0
jelas sesuai dengan
peruntukkannya.
62
a) FASILITAS SANITASI(Total Skor Maks = 740)
1. Penyediaan Air Bersih dan Air Minum (Total Skor Maks = 200)
1. Air 10 a). Sumber air berasal
Bersih dari PAM, PDAM,
sumber air tanah yang
2 20 60
telah diolah dan
memenuhi syarat
kesehatan.
b). Tersedia air bersih
untuk kebutuhan
2 20
karyawan dengan
kapasitas 60 lt/org/hr.
c). Kualitas air bersih
memenuhi syarat
kesehatan secara fisik
2 20
(tidak berwarna, tidak
berasa, tidak berbau,
dan jernih).
d). Distribusi air dengan
2 20
sistem perpipaan.
e). Dilakukan
pengambilan sample
air bersih pada
sumber dan
diperiksakan di lab. 0 0
min. 2 kali setahun
(pada musim kemarau
dan musim
penghujan)
2. Air 10 a). Kualitas air minum
Minum memenuhi syarat
kesehatan secara fisik
(tidak berwarna, tidak 3 30 100
berasa, tidak berbau,
dan jernih), segar,
sehat, dana man.
b). Konstruksi dan tipe
yang disediakan
perusahaan min. 1 3 30
tempat untuk setiap
50 orang.
c). Tersedia gelas untuk
minum dengan
frekuensi sekali
2 20
penggunaan yang
dilengkapi dengan
tempat sampah.
d). Tempat untuk air 2 20
63
minum terjamin
higienitasnya (tidak
memudahkan untuk
terjadinya
kontaminasi di
dalamnya).
2. Fasilitas Cuci Toilet (Total Skor Maks = 200)
1 Konstruksi Ruang dan Bangunan Toilet
. a.Pintu 5 a). Terbuatnya dari
2 10 50
bahan yang kuat.
b). Rapat serangga dan
2 10
tikus.
c). Pintu toilet dibuat
dengan sistem
menutup sendiri (self
closing) dan terdapat
2 10
screen sehingga
menjamin
kepentingan privasi
bagi pemakainya.
d). Berfungsi dengan
2 10
baik.
e). Mudah dibersihkan. 2 10
b. Lantai 6 a). Bersih dari sampah
0 0 42
yang berserakan.
b). Kedap air. 3 18
c). Terbuat dari bahan
yang mudah
dibersihkan (seperti 2 12
keramik, stainless
steel, porselin).
d). Tidak licin. 2 12
c.Dinding 6 a). Bersih dari debu,
2 12 60
noda / kotoran.
b). Kedap air. 2 12
c). Permukaan rata dan
2 12
konus.
d). Mudah dibersihkan. 2 12
e). Berwarna terang. 2 12
d. Langit – 5 a). Berkonstruksi kuat. 2 10 50
Langit b). Bersih dari sarang
2 10
laba – laba dan debu.
c). Tidak terdapat lubang
yang dapat menjadi 2 10
sarang tikus.
d). Mudah dibersihkan. 2 10
e). Berwarna terang. 2 10
64
e.Ventilasi 6 a). Terdapat ventilasi
alami yang berfungsi
dengan baik dan 5 30 30
terpelihara
kebersihannya.
b). Terdapat ventilasi
buatan yang berfungsi
dengan baik dan 0 0
terpelihara
kebersihannya.
2 Kelengkapan Fasilitas di Dalam Toilet
. a.Ketersediaa 6 a). Tersedianya toilet
n Toilet yang terpisah antara
toilet pria dan toilet 2 12 36
wanita dengan jumlah
yang telah ditentukan.
b). Dibersihkan min. 2
kali sehari dan
terdapat petugas 2 12
kebersihan yang
menanganinya.
c). Terdapat fasilitas
toilet berupa water 0 0
closed (wastafel).
d). Terdapat chemical
closets (closet yang
0 0
menggunakan bahan
kimia).
e). Terdapat privies
2 12
(kakus).
b. Keadaan 10 a). Pada toilet pria,
Toilet terdapat urinoir yang
berfungsi dengan baik
dan terbuat dari bahan
/ material yang kedap 0 0
air (seperti besi.
Galvains, stainless
steel, baja dengan
kualitas yang baik).
b). Urinoir dilengkapi
dengan sistem
gelontor (flushing)
0 0
melalui flushing
valve yang menyatu
atau terpisah.
c). Pada toilet wanita, 0 0
terdapat jamban
(1:60) dan pada toilet
65
pria (1:40).
d). Baik toilet pria dan
wanita tersedia
tempat sampah yang 0 0
memenuhi syarat
kesehatan.
e). Dilakukan
pembersihan min. 2
kali sehari dan
0 0
terdapat petugas
kebersihan yang
menanganinya.
Fasilitas Cuci / Pelayanan Kebersihan Diri (Washing Facility) (Total
3.
Skor Maks = 100)
1. Lavatory 10 a). 1 lavatory min.
disediakan untuk 10 – 0 0
100 karyawan.
b). 1 buah lavatory
berukuran 24 inchi + 0 0
1 buah kran.
c). Tersedia :
1. Sabun yang
ditempatkan pada
wadah khusus di
setiap lavatory /
tempat cuci.
0 0
2. Kertas tissue / lap
khusus / alat
pengering
tangan.
3. Terdapat tempat
sampah.
d). Terpisah antara pria
dan wanita (bila
dibuat bersebelahan,
maka terdapat 0 0
dinding pemisah yang
konstruksinya kokoh
dan rapat).
e). Lavatory terbuat dari
bahan yang kuat dan 0 0
kedap air.
f). Lavatory yang 0 0
menggunakan air
panas dan air dingin
dalam 1 kran
disediakan untuk 5
karyawan.
66
g). Tersedia shower
dengan air panas dan
air dingin min. 1 buah 0 0
shower untuk 15
pekerja
Personal Service (Pelayanan Kebutuhan – Kebutuhan Personal)
4.
(Total Skor Maks = 730)
1. Ruang 5 a). Terdapat ruang ganti
Ganti pakaian yang terpisah
3 15 50
Pakaian antara pria dan
wanita.
b). Ruang ganti pakaian
dalam keadaan bersih
dan tidak
3 15
memungkinkan untuk
bersarangnya vector
penyakit di dalamnya.
c). Terdapat locker
pakaian dengan
2 10
dilengkapi kunci
pengaman.
d). Disediakan jemuran
di luar untuk
2 10
mengeringkan baju
pekerja yang basah.
2. Ruang 5 a). Terdapat ruang
Istirahat istirahat dengan
keadaan yang bersih
dan tidak 3 15 25
memungkinkan untuk
bersarangnya vector
penyakit di dalamnya.
b). Pada 10 orang /
kurang karyawan
wanita dapat
disediakan ruang
istirahat dengan luas 0 0
min. 60 ft2 dan min. 1
tempat tidur / dipan
untuk 10 orang /
lebih.
c). Terdapat sekat /
dinding yang terbuat
0 0
dari bahan yang kuat
min. 7 ft.
d). Keadaan di dalam 2 10
ruang istirahat harus
menjamin
67
kepentingan privasi
dan aman.
3. Ruang Pengelolaan Makanan
a. Konstruks 7 a). Konstruksi bangunan
i kuat, kokoh, dan 2 14 70
Bangunan permanen.
b). Bangunan dibuat
rapat serangga dan 2 14
tikus.
c). Tidak ada genangan
2 14
air.
d). Dilengkapi dengan
fasilitas cuci tangan
(wastafel), sabun, 2 14
kertas tissue atau alat
pengering tangan.
e). Dilengkapi dengan
slogan / motto 2 14
kesehatan.
b. Lantai 3 a). Bersih dari sampah. 2 6 30
b). Kedap air. 2 6
c). Tidak licin. 2 6
d). Permukaan rata (tidak
1 3
bergelombang).
e). Mudah dibersihkan. 1 3
f). Dilapisi keramik. 1 3
g). Dalam keadaan utuh
1 3
(tidak retak).
c. Dinding 2 a). Berkonstruksi kuat. 2 4 20
b). Bersih dari debu,
noda / kotoran, dan 2 4
coretan.
c). Kedap air. 2 4
d). Permukaan rata dan
2 4
konus.
e). Mudah dibersihkan. 1 2
f). Berwarna terang. 1 2
d. Langit - 2 a). Tinggi langit – langit
2 4 12
Langit min. 2,75 meter.
b). Berkonstruksi kuat. 2 4
c). Bersih dari sarang
0 0
laba- laba dan debu.
d). Tidak terdapat lubang
yang dapat menjadi 2 4
sarang tikus.
e). Mudah dibersihkan. 0 0
f). Berwarna terang. 0 0
68
e. Ventilasi 2 a). Tersedia ventilasi
yang cukup
3 6 20
memberikan
kenyamanan.
b). Lubang penghawaan
langsung
3 6
berhubungan dengan
udara luar.
c). Tersedia ventilasi
2 4
buatan.
d). Berfungsi dengan
baik dan dalam
2 4
keadaan bersih
terpelihara.
f. Pencahay 2 a). Intensitas cahaya 50 –
5 10 20
aan 100 lux.
b). Tidak menyilaukan. 5 10
g. Pintu 2 a). Terbuat dari bahan
2 4 20
yang kuat.
b). Rapat serangga 2 4
c). Rapat tikus. 2 4
d). Mudah dibersihkan. 2 4
e). Berfungsi dengan
2 4
baik.
h. Tempat 6 a). Ada penutup. 0 0 12
Sampah b). Kedap air. 0 0
c). Berkonstruksi kuat,
ringan, dan mudah 0 0
dibersihkan.
d). Dipisahkan antara
sampah basah dan 0 0
sampah kering.
e). Diangkut tiap 1 x 24
2 12
jam.
i. Bahan 4 a). Berasal dari sumber
3 12 40
Makanan resmi.
b). Dalam kondisi baik
3 12
dan segar.
c). Disimpan dalam
wadah atau tempat 2 8
yang bersih.
d). Tertata rapi sesuai
2 8
dengan jenisnya.
j. Makanan 4 a). Makanan ditempatkan 3 12 44
Jadi dan dalam wadah yang
Penyajian terbuat dari bahan
nya yang aman (food
69
grade).
b). Makanan ditempatkan
dalam wadah yang 2 8
bersih dan tertutup.
c). Bebas dari gangguan
2 8
serangga.
d). Dalam keadaan baik
2 8
dan tidak kadaluarsa.
e). Disajikan dalam
etalase penyajian
2 8
yang tertutup rapi dan
bersih.
k. Peralatan 3 a). Peralatan terbuat dari
Pengolaha bahan yang aman 3 9 30
n untuk makanan.
Makanan b). Tersimpan dalam
3 9
keadaan bersih.
c). Dalam keadaan utuh /
2 6
tidak retak.
d). Tertata rapi sesuai
2 6
peruntukkannya.
l. Kursi dan 2 a). Tersedia kursi dan
Meja meja dalam keadaan 4 8 20
baik.
b). Bersih dari noda dan
3 6
kotoran.
c). Mudah dibersihkan. 3 6
m. Pengendal 4 a). Tidak ditemukan
ian tanda – tanda
0 0
Serangga kehidupan serangga
dan Tikus dan tikus.
b). Dilakukan
pengendalian
0 0
serangga dan tikus
min. 6 bulan sekali
n. Penny Air 5 a). Berasal dari PDAM
3 15 40
Bersih dan PAM.
b). Kondisi fisik air
3 15
terjaga.
c). Distribusi air dengan
2 10
sistem perpipaan.
d). Dilakukan
pengambilan sample
0 0
air min. 2 kali
setahun.
o. Pembuang 5 a). Saluran kedap air, 5 25 50
an Air tertutup, dan rat
70
Limbah proof.
b). Mengalir lancar dan
tidak menimbulkan 5 25
bau.
4. Ruang 5 a). Mudah dijangkau
Kesehatan oleh pekerja maupun 4 20 50
staf lainnya.
b). Konstruksi bangunan
kuat dan tidak
memungkinkan 3 15
terdapatnya vector
penyakit.
c). Tersedia obat –
obatan dalam jumlah
3 15
yang cukup dan tidak
kadaluarsa.
5. Musholla
a. Pintu 2 a). Terbuat dari bahan
0 0
yang kuat.
b). Berfungsi dengan
0 0
baik.
c). Rapat serangga. 0 0
d). Rapat tikus. 0 0
e). Mudah dibersihkan. 0 0
b. Lantai 2 a). Bersih dari sampah. 2 4 20
b). Kedap air. 2 4
c). Tidak licin. 2 4
d). Mudah dibersihkan. 2 4
e). Dilapisi keramik dan
dalam keadaan utuh
2 4
(tidak retak, tidak
berlubang).
c. Dinding 2 a). Berkonstruksi kuat. 2 4 20
b). Bersih dari debu,
noda / kotoran dan 2 4
coretan.
c). Kedap air. 2 4
d). Permukaan rata dan
2 4
konus.
e). Mudah dibersihkan. 1 2
f). Berwarna terang. 1 2
d. Langit – 2 a). Tinggi langit – langit
2 4 20
Langit min. 2,75 meter.
dan Atap b). Berkonstruksi kuat
2 4
dan atap tidak bocor.
c). Bersih dari sarang 2 4
laba – laba dan debu.
71
d). Tidak terdapat lubang
yang dapat menjadi 2 4
sarang tikus.
e). Mudah dibersihkan. 1 2
f). Berwarna terang. 1 2
e. Ventilasi 2 a). Luas ventilasi alami
(jendela, pintu, kisi –
kisi) untuk masuknya
1 0 0
cahaya min. kali
6
dari luas lantai.
b). Ventilasi alami dapat
ditembus oleh sinar
0 0
matahari secara
langsung.
c). Terdapat ventilasi
buatan (AC, Fan, 0 0
Exhauster).
d). Baik ventilasi alami
maupun buatan dalam
0 0
keadaan bersih dan
terpelihara.
f. Pencahay 2 a). Terdapat
aan pencahayaan alami
3 6 16
yang dapat menerangi
seluruh ruangan.
b). Terdapat penerangan
buatan (lampu) yang
3 6
berfungsi dengan baik
pada malam hari.
c). Intensitas cahaya min.
60 lux.
d). Tidak menyilaukan. 2 4
g. Alat 3 a). Bersih dari kotoran /
3 9 24
Sholat noda.
(Tikar, b). Dibersihkan secara
3 9
Karpet, periodic.
Mukena, c). Tersedia tempat
Sarung, penyimpanan khusus 2 6
Sajadah) yang memadai.
h. Toilet 4 a). Terpisah antara toilet
2 8 40
pria dan wanita.
b). Bersih dan tidak
2 8
berbau.
c). Berkonstruksi kuat. 2 8
d). Lantai dan dinding 2 8
kedap air dan tidak
72
licin.
e). Terdapat ventilasi. 1 4
f). Pencahayaan tidak
1 4
menyilaukan.
i. Tempat 5 a). Ada penutup. 2 10 35
Sampah b). Kedap air. 2 10
c). Berkonstruksi kuat,
ringan, dan mudah 2 10
dibersihkan.
d). Dipisahkan antara
sampah basah dan
sampah kering.
e). Diangkut tiap 1x24
1 5
jam.
f). Terdapat pada radius
20 meter.
j. Sound 1 a). Berfungsi dengan
0 0
System baik.
b). Tersebar merata. 0 0
c). Letaknya tidak
mengganggu 0 0
pengunjung.
k. Tempat 5 a). Terpisan antara pria
0 0 35
Wudhu dan wanita.
b). Bersih (tidak
berlumut dan tidak 3 15
licin) dan terpelihara.
c). Kran air berfungsi
2 10
dengan baik.
d). Memiliki tandon
penampungan air 2 10
yang terpelihara.
5. Housekeeping (Total Skor Maks = 70)
1. Kegiatan 6 a). Kegiatan sweeping dan
Pembersiha pembersihan harus
n dilaksanakan secara
rutin di luar jam kerja 2 12 42
(khususnya sweeping
terhadap sampah dan
kotoran).
b). Semua komponen 2 12
bangunan di ruang
kerja (atap, gang –
gang, lantai, dinding,
gudang, jamban, toilet,
saluran pembuangan air
kotor, dan lainnya)
73
setiap saat harus dalam
keaadan bersih dan
sanitair.
c). Pada komponen
bangunan di ruang
kerja yang sering
terkena percikan air,
maka sistem drainase / 1 6
pembuangan harus
dikelola dengan baik
(dimungkinkan agar
cepat kering).
d). Penggunaan mesin /
peralatan dalam
mengelola sanitasi,
perlu dilakukan
0 0
pemeriksaan secara
periodic dan mencatat
setiap hasil
pemeriksaan.
e). Alat pemadam
kebakaran harus dijaga
2 12
dan terlindungi dari
proses pendinginan.
Warung Makan Pedagang Kaki Lima di Sekitar Industri (Total
6.
Skor Maks = 70)
1. Keadaan 7 a). Penyajian makanan
Fisik dalam wadah ataupun
3 21 96
etalase tertutup dan
rapi.
b). Keadaan lingkungan
3 21
warung makan bersih.
c). Sistem pengelolaan
3 21
sampah baik.
d). Terdapat tempat
pencucian yang 2 14
keadaannya sanitair.
e). Peralatan makan yang
digunakan dalam 3 21
keadaan bersih.
74
C. PEMBAHASAN
Dari data diatas diperoleh hasil sebagai berikut :
Tabel 4. Tabel Hasil Audit Internal Higiene dan Sanitasi Industri
Jumlah Skor
No Variabel
Maksimum
1. Bagian Luar (Outdoor Area) 179
2. Bagian Dalam (Indoor Area)
Ruang kerja untuk proses produksi.
a) Penyelenggaraan kesehatan lingkungan kerja
industri
a.1. Keadaan ruang dan bangunan. 99
a.2. Penyehatan udara dan ruangan. 480
a.3. Pengolahan limbah industri. 400
a.4. Pengendalian vector. 130
a.5. Pencahayaan. 70
a.6. Kebisingan. 100
a.7. Instalasi. 138
b) Fasilitas sanitasi
b.1 Penyediaan air bersih dan air minum. 160
.
b.2 Fasilitas cuci toilet. 268
.
b.3 Fasilitas cuci atau pelayanan kebersihan diri
0
. (washing facility).
b.4 Personal service (pelayanan kebutuhan –
. kebutuhan personal) :
1. Ruang Ganti Pakaian 50
2. Ruang Istirahat 25
3. Ruang Pengelolaan Makanan 428
4. Ruang Kesehatan 50
5. Mushola 210
c) Housekeeping 42
3. Warung sekitar pedagang kaki lima di sekitar industri. 96
Total Keseluruhan Variabel :
1. Bagian Luar (Outdoor Area) = 179
2. Bagian Dalam (Indoor Area) = 2650
Warung Makan Pedangang Kaki Lima
3. = 96
di Sekitar Industri
Total Keseluruhan : Jumlah total skor / jumlah skor maksimum x 100%
: 2855 / 3310 x 100% = 86,25%
75
Berdasar hasil dari perhitungan formulir penilaian hygiene dan sanitasi
yang penulis lakukan di CV. Laksana Keroseri, diketahui bahwasanya
perusahaan telah memenuhi syarat yaitu dengan didapatkannya hasil sebesar
86,25% dari keriteria 75% - 100%. Tingkat angka interprertasi hasil pun
diketahui 11,25% lebih besar dari nilai minimal / standar memenuhi syarat
yang sesuai dengan kriteria form penilaian hygiene dan sanitasi. Hanya saja
masih ada beberapa bagian yang tidak bisa penulis dapatkan hasilnya
dikarenakan beberapa bagian sanitasi CV. Laksana Keroseri bekerjasama
dengan pihak ketiga. Adapun kendala lainnya yaitu penilaian / pengukuran
parameter fisik udara dan ruangan dikarenakan keterbatasan waktu dan alat
sehingga ada beberapa data yang bisa kami cantumkan kedalam data
penilaian diatas.
Hasil tersebut merupakan hasil pokok formulir audit internal hygiene dan
sanitasi industri, namun berhubung saat penulis melakukan Latihan Kuliah
Magang Mahasiswa (KMM) pada saat pandemi, maka terdapat beberapa
tambahan program hygiene dan sanitasi yang dilakukan oleh CV. Laksana
Keroseri. Tambahan program tersebut berupa pensterilan lingkungan kerja
dengan menggunakan desinfectan setiap 3 kali dalam 1 minggu, pengecekan
suhu ketika pekerja akan memasuki area industri, pemberian handsanitizer
kepada seluruh karyawan dengan cara menempatkan handsanitizer di titik –
titik tertentu, pemberian vitamin kepada pekerja, serta melakukan pengecekan
kesehatan berkala kepada pekerja.
76
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan
Hygiene dan sanitasi industri dibutuhkan untuk perkembangan
perusahaan dimasa yang akan datang dalam menghadapi tantangan di dunia
industri. Sasaran pokok Industri berupa: Efisiensi kerja, Produktivitas Kerja,
Kualitas kerja, dan Keselamatan kerja dapat lebih mudah terpenuhi apa bila
penerapan hygiene dan sanitasi industri sudah berjalan dengan baik.
CV. Laksana Keroseri saat ini telah menjadi mitra kerja terpercaya bagi
Indonesia maupun mancanegara. Kepercayaan yang telah diraih ini tak lain
karena usaha dari awalnya sebagai usaha bengkel otomotif dan selama
perkembangan waktu CV. Laksana mengingkatkan kinerjanya sebagai
produsen bus tersebar di Indonesia yang telah diakui di mancanegara.
Senantiasa inovatif dan selalu menjaga mutu produknya. Pada perhitungan
formulir penilaian hygiene dan sanitasi industri yang penulis lakukan di CV.
Laksana telah memenuhi syarat dengan hasil 86,25% dari keriteria 75% -
100%. Hanya saja ada beberapa bagian yang tidak bisa penulis dapatkan
dikarenakan perusahaan bekerjasama dengan pihak ketiga dan minimnya
waktu penulis dalam melaksanakan penilaian.
B. Saran
Dari kesimpulan diatas, penulis memberikan saran berupa perlu adanya
perhatian kembali pada hygiene dan sanitasi industri seperti pencahayaan,
suhu, kelembaban, kebisingan dan kebersihan toilet. Serta pemberlakuan 5S
dan 5R secara lebih teratur guna menunjang terciptanya lingkungan kerja
yang aman dan nyaman sehingga dapat mengurangi risiko terjadinya
kecelakaan kerja ataupun near miss yang dapat terjadi di area produksi
selama kegiatan produksi berlangsung.
DAFTAR PUSTAKA
Dilla, A. M., Apriza, A., Irawan, A. S., dkk. (2018). Sanitasi Industri dan K3 CV.
Laksana Keroseri Kabupaten Semarang. Laporan Besar Praktik Kerja
Lapangan Politeknik Kesehatan Bengkulu. 8 – 36.
72
LAMPIRAN
73
Lampiran 2. Lampiran Surat Pengantar KMM
74
Lampiran 3. Surat Keterangan Kepala Program Studi D-IV K3
75
Lampiran 4. Surat Balasan CV. Laksana Karoseri
76