Kelompok 2
Afriyanti,S.Kep : 210104005
Akhmad Sahlan,S.Kep : 210104007
Amrik Guntama,S.Kep : 210104010
Dwi Septi Wulandari,S.Kep : 210104033
Hernowo Budi Santoso,S.Kep : 210104052
Leli Ngatikoh,S.Kep : 210104062
Natalia Jayanti Mandasari,S.Kep : 210104070
Siti Syah Sholati,S.Kep : 210104096
Sri Susanti,S.Kep : 210104099
Sugiyah,S.Kep : 210104100
HALAMAN COVER
PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS HARAPAN BANGSA
PURWOKERTO
2021/2022
HALAMAN PENGESAHAN
Kelompok 2
iii
DAFTAR ISI
D. CARA PENGKAJIAN....................................................................... 4
E. MANFAAT ....................................................................................... 5
F. PRAKTIKAN .................................................................................... 6
BAB II ................................................................................................................ 7
KAJIAN SITUASI MANAJEMEN KEPERAWATAN ................................... 7
RUANG CENDRAWASIH ATAS RSUD AJIBARANG ................................. 7
BAB II AJIBARANG......................................................................................... 7
A. KAJIAN SITUASI RSUD AJIBARANG........................................... 7
1
2
tersebut mencakup kegiatan koordinasi dan supervisi terhadap staf, sarana dan
prasarana dalam mencapai tujuan organisasi (Supardi, 2018). Sistem
manajemen adalah suatu totalitas yang terdiri dari subsistem-subsistem dengan
atributnya yang satu sama yang lain saling berkaitan, saling ketergantungan,
saling berinteraksi dan saling pengaruh mempengaruhi dalam penggunaan
sumber daya secara efektif dan efisien sehingga mempunyai peranan, sasaran,
dan tujuan tertentu (Meirawaty & Yudianto, 2019). Proses manajemen
keperawatan merupakan suatu sistem yang terdiri dari lima elemen yaitu input,
proses, output, kontrol dan mekanisme umpan balik. Input dari proses
manajemen keperawatan antara lain informasi, personel, peralatan dan fasilitas.
Kemampuan yang harus dimiliki pemimpin atau manajer organisasi pelayanan
kesehatan meliputi kemampuan menentukan arah organisasi (visi dan misi),
menentukan tujuan organisasi (goal setting), bekerja berdasarkan rencana
(planning), menggunakan waktu secara efektif (time schedule),
memberdayakan kemampuan staf, kemampuan memotivasi, komunikasi
efektif, pengawasan dan indepensi (Kuntoro, 2010).
Proses manajemen keperawatan adalah kelompok manajer dari tingkat
pengelola keperawatan tertinggi sampai ke perawat pelaksana yang
mempunyai tugas dan wewenang untuk melakukan perencanaan,
pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan dalam pelaksanaan pelayanan
keperawatan. Untuk melaksanakan proses manajemen diperlukan keterampilan
teknik, keterampilan hubungan antar manusia,dan keterampilan konseptual
Output adalah asuhan keperawatan, pengembangan staf dan riset.
Kontrol yang digunakan dalam proses manajemen keperawatan termasuk
budget dari bagian keperawatan, evaluasi penampilan kerja perawat, prosedur
yang standar dan akreditasi. Mekanisme timbal balik (feedback) berupa
laporan finansial, audit keperawatan, survey kendali mutu dan penampilan
kerja perawat. Berdasarkan prinsip-prinsip tersebut maka para manajer dan
administrator bekerjasama dalam perencanaan dan pengorganisasian serta
fungsi-fungsi manajemen lainnya dalam mencapai tujuan bersama (Sihombing
et al., 2021).
3
B. TUJUAN PRAKTIK
1. Tujuan Umum
Tujuan umum dari praktik klinik Stase Manajenen Keperawatan selama 3
minggu yaitu yaitu mahasiswa mampu memahami dan mengelola
manajemen keperawatan baik pelayanan asuhan keperawatan profesional,
dan menerapkan prinsip-prinsip manajemen dan kepemimpinan yang
4
D. CARA PENGKAJIAN
Dalam melakukan pengumpulan data yang digunakan untuk
identifikasi masalah dilakukan dengan metode:
1. Angket
Angket di gunakan untuk mengetahui kepuasan pasien terhadap asuhan
keperawatan.
5
2. Studi Dokumentasi
Kegiatan dilakukan untuk pengumpulan data mengenai karakteristik
pasien, ketenagaan, dokumentasi proses keperawatan, manajemen ruangan,
standar operasional prosedur dan inventaris ruangan.
3. Wawancara
Wawancara dilakukan kepada kepala ruangan, perawat dan keluarga pasien
untuk mengumpulkan data tentang proses orientasi pasien baru dan
pelayanan pasien
4. Observasi
Observasi dilakukan untuk memperoleh data kondisi fisik ruangan, proses
pelayanan, keadaan inventaris ruangan, dan asuhan keperawatan yang
langsung dilakukan kepasien. Observasi yang dilakukan dengan cara
megikuti operan jaga pada shift pagi dalam pelaporan jumlah pasien,
tindakan yang telah dilakukan dalam perawatan dalam beberapa hari dan
evaluasi yang telah dicapai dalam perawatan di ruang Cendrawasih Atas
RSUD Ajibarang oleh mahasiswa Ners Universitas Universitas Bangsa
Purwokerto.
E. MANFAAT
1. Bagi Rumah Sakit
a. Membantu sosialisasi MPKP.
b. Meningkatkan pelayanan Rumah Sakit dengan memperhatikan MPKP
khususnya di ruang Cendrawasih Atas.
c. Meningkatkan mutu pelayanan Rumah Sakit.
d. Sebagai acuan rumah sakit dalam melakukan manajemen pelayanan
kesehatan.
2. Bagi Perawat
a. Media sosialisasi MPKP di Ruang Cendrawasih Atas.
b. Meningkatkan pelaksanaan MPKP di Ruang Cendrawasih Atas sesuai
dengan tugas dan tanggungjawab.
6
F. PRAKTIKAN
Mahasiswa profesi Ners Universitas Harapan Bangsa Purwokerto stase
manajemen keperawatan kelompok 2 sejumlah 10 orang, yaitu :
1. Afriyanti,S.Kep
2. Akhmad Sahlan,S.Kep
3. Amrik Guntama,S.Kep
4. Dwi Septi Wulandari,S.Kep
5. Hernowo Budi Santoso,S.Kep
6. Leli Ngatikoh,S.Kep
7. Natalia Jayanti Mandasari,S.Kep
8. Siti Syah Sholati,S.Kep
9. Sri Susanti,S.Kep
10. Sugiyah,S.Kep
BAB II
KAJIAN SITUASI MANAJEMEN KEPERAWATAN
RUANG CENDRAWASIH ATAS RSUD AJIBARANG
BAB II AJIBARANG
A. KAJIAN SITUASI RSUD AJIBARANG
1. Visi, Misi, Motto, Tujuan, Filosofi, dan Nilai-nilai Kepegawaian RSUD
Ajibarang
a. Visi
Menjadi Rumah Sakit unggulan dengan Pelayanan Profesional.
b. Misi
Menyelenggarakan pelayanan bermutu yang berorientasi pada pasien.
c. Motto
Moto Rumah Sakit Umum Daerah Ajibarang adalah CERIA (Cepat,
Efisien, Ramah, Ikhlas dan Aman)
d. Tujuan
Tujuan umum yaitu memberikan pelayanan kesehatan secara paripurna
kepada segenap lapisan masyarakat tanpa membedakan suku, ras dan
agama atau kepercayaan.
Tujuan khusus yaitu :
□ Meningkatkan taraf kesehatan masyarakat khususnya masyarakat
Banyumas.
□ Secara terus menerus dan konsekuen meningkatkan mutu pelayanan
kesehatan yang diberikan kepada masyarakat sesuiai dengan standar
kesehatan.
□ Meningkatkan serta mengembangkan kualitas melayani setiap pengguna
jasa Rumah Sakit dengan komitmen dan manusiawi.
e. Filosofi
Filosofi Rumah Sakit Umum Daerah Ajibarang adalah rumah sakit yang
memberikan pelayanan kesehatan secara paripurna kepada seluruh
lapisan masyarakat dan berfokus pada pengguna jasa pelayanan
kesehatan.
f. Nilai-nilai
1
8
KABAG ADMINISTRASI DAN KABID PELAYANAN MEDIS KABID PENUNJANG MEDIS DAN KABID SARANA PRASARANA,
KEUANGAN DAN KEPERAWATAN NON MEDIS PENUNJANG PENGEMBANGAN SDM MUTU DAN
KERJASAMA
Ir.Bukhori,MSi dr. Ahmad Hermanto, MM dr. Baiq Arnany Vandari
R.Hermawan,S.Sos
KASUBBAG KEUANGAN KEPALA SEKSI KEPALA SEKSI KASIE PENGEMBANGAN SDM MUTU
KEPERAWATAN PENUNJANG NON MEDIS DAN KERJASAMA
Agus Setiawan, SE., M.Si Nasim, S.Kep., Ns Esti Siwi Wibowo Murti, SH
Jasun,S.Kep.MM
KASUBBAG UMUM
DAN KEUANGAN
Pandhu rahandika,S.IP
Gambar 2.1 Struktur Organisasi RSUD Ajibarang
11
DIREKTUR
KEPALA INSTALASI
KETUA TIM
Kepodang B T
Atas
S
rawat inap
Apotik
Kama Kamar Kama Ruang
r4 5 r6 Perawa
wc wc wc
t wc
2. Unsur Input
a. Pasien
1) Kajian Teori
Pasien adalah setiap orang yang melakukan konsultasi masalah
kesehatannya untuk memperoleh pelayanan kesehatan yang
diperlukakan, baik secara langsung maupun tidak langsung di Rumah
Sakit (Kementerian Kesehatan RI, 2018)
Menurut DepKes RI Pedoman Penyelenggaraan dan Prosedur
Rekam Medis Rumah Sakit di Indonesia Revisi II (2006; 33-34),
pasien di rumah sakit dapat dikategorikan sebagai pasien rawat jalan
(pasien poliklinik dan pasien gawat darurat) dan pasien rawat inap.)
(Hidayah, 2019). Rawat inap (Opname) adalah istilah yang berarti
14
(b) Kualitas
Kualitas pelayanan merupakan pengawasan yang
berhubungan dengan kegiatan yang dipantau atau
diatur dalam pelayanan berdasarkan kebutuhan atau
pandangan konsumen. Dalam keperawatan, tujuan
kualitas pelayanan adalah untuk memastikan bahwa
jasa atau produk pelayanan keperawatan yang
dihasilkan sesuai dengan standar atau keinginan
pasien (Meirawaty & Yudianto, 2019).
Tersedianya tenaga keperawatan yang kompeten
melalui pendidikan formal dan pelatihan-pelatihan
akan menunjang terpenuhinya standar pendidikan
tenaga keperawatan yang berkualitas yang dapat
memberikan asuhan keperawatan yang berkualitas
pula secara profesional sesuai dengan tugas dan
fungsinya.
20
Rumus :
Jumlah jam perawatan
A =
Jam kerja efektif /hari
54,5jam
A =
7
Loss day
Dasar perhitungannya adalah:
- Jumlah hari minggu dalam satu tahun : 52 hari
- Cuti tahunan : 12 hari
- Libur hari besar : 16 hari
- Jumlah hari kerja efektif : 365 hari
Rumus:
hari minggu dalam 1 tahun + cuti tahunan + libur hari besar
B =∑ XA
hari kerja efektif
52 + 12 + 16
B =∑ X8
285
B = 2,24 orang, dibulatkan menjadi 2 orang
c) Analisis
Berdasarkan tabel 2.7 tentang daftar inventaris sarana dan prasarana
di ruang Cendrawasih Atas , diketahui secara keseluruhan kondisi
alat-alat tersebut dalam kondisi baik.
4) Methods (Metode Atau Tata Cara)
a) Kajian teori
Ada dua pembahsan dalam unsur Method yaitu Standasr Asuhan
Keperawatan (SAK) dan Standar Operasional Prosedur (SOP).
1. Standar asuhan Keperawatan (SAK)
Standar asuhan Keperawatan merupakan pernyataab kualitas
yang diinginkan dan dapat dinilai pemberian asuhan
keperawatan terhadap pasien (Gloria, 2020). Suatu ruang
perawatan didalam sebuah rumah sakit idealnya mempunyai
prosedur tetap (protap) tindakan yang berlaku secara resmi yang
dipahami dan diharapkan oleh seluruh staf di ruangan. Standar
31
Tabel 2.9
Daftar Inventaris Alat Kesehatan Non Medis Di Ruang Cendrawasih Atas
NO NAMA BARANG JUMLAH KONDISI
1. Lemari linen 1 Baik
2. Lemari file 1 Baik
3. Lemari loker petugas 1 Baik
4. Lemari pasien /nakas 16 Baik
5. Lemari alkes 1 Baik
37
6. Kulkas 1 Baik
8. Kursi bulat hijau 36 Baik
9. Meja kerja 3 Baik
11. Tempat sampah injak 9 Baik
12. Tempat sampah beroda 1 Baik
14. Kotak saran 1 Baik
15. Set computer 2 Baik
16. Laptop 1 Baik
17. Troli 3 Baik
19. Kalkulator 1 Baik
20. Figura 20 Baik
21. AC 3 Baik
23. File box 3 Baik
24. Wastafel 8 Baik
25. Cermin 8 Baik
26. Meja obat 1 Baik
27. Apar 1 Baik
28. Kipas angin 15 Baik
29. Helm code red 4 Baik
31. Jam dinding 5 Baik
32. Printer 1 Baik
33. Bak mandi 7 Baik
34. Gayung 7 Baik
35. Gantungan baju 2 Baik
36. Dispenser 1 Baik
37. Rak sepatu 1 Baik
Sumber : Buku inventaris alat nonmedis diruang cendrawasih Atas
Tabel 2.10
Daftar Inventaris Alat Medis
38
c) Analisa
Data dari table 2.9, 2,10 dan 2.10 untuk fasilitas alat Kesehatan
sudah tercukupi dan dapat digunakan dengan baik. Untuk kondisi
box obat pasien kondisi box baik tetapi untuk identitas box hanya
ada nomor kamar saja. Kondisi ini beresiko terjadinya kesalahan
dalam meberikan obat. Untuk identitas pasien sesuai dengan standar
akredtasi rumah sakit diperlukan minimal nama, nomer Rekam
medis dan tanggal lahir.
6) MARKET (PASAR)
a) Kajian teori
Market atau pasar adalah tempat di mana organisasi
menyebarluaskan (memasarkan) produknya. Memasarkan produk
sudah barang tentu sangat penting sebab bila barang yang diproduksi
tidak laku, maka proses produksi barang akan berhenti. Artinya,
proses kerja tidak akan berlangsung. Oleh sebab itu, penguasaan
pasar dalam arti menyebarkan hasil produksi merupakan faktor
menentukan dalam perusahaan. Agar pasar dapat dikuasai maka
kualitas dan harga barang harus sesuai dengan selera konsumen dan
daya beli (kemampuan) konsumen (Damanik, 2020).
b) Kajian Data
Dari hasil pengkajian secara observasi ruang Cendrawasih atas
merupakan ruang rawat inap pasien dewasa kelas 1,2 dan 3. Ruang
40
kelas 1 terdiri dari 4 ruangan yaitu kamar nomer 1A, !b, 2A, dan 2B.
Fasilitas yang ada di kamar kelas 1 yaitu satu kamar 2 tempat tidur,
1 kamar mandi dan WC, 1 air conditioner, 2 lemari pasien. Ruang
kelas 2 yaitu kamar 3C, 4C, 5C dan 6C. Ruang kelas 3 yaitu kamar
3a, 3B, 4A, B, 5A, 5B, 6a dan 6B. Fasilitas di kamar kelas 2 dan 3
yaitu 1 kamar mandi, 1 WC, 1 kipas angin, lemari pasien ada di
setiap tempat tidur pasien. Kondisi bersih dan peralatan masih dapat
di gunakan dengan baik. Dari data penyebaran kuosiner tingkat
kepuasan pasien dapat dilihat dari table di bawah ini.
Tabel 2.12
Tingkat Kepuasan Pasien Diruang Cendrawasih atas
Keterangan :
Puas : 76-100%
Cukup Puas : 56-75%
Kurang Puas : 40-55%
Tidak Puas : < 40%
c) Analisa
Kondisi kamar di Ruang Cendrawasih Atas sudah disesuaikan
dengan aturan yang berlaku di rumah sakit. sehingga tidak ada
perbedaan kondisi ruang antara di Ruang Cendrawasih Atas dengan
Ruangan rawat inap yang lain. Hal ini juga sejalan dengan hasil
survey kuosinoer tingkat kepuasan pasien terhadap fasilitas yang ada
di ruang Cendrawasih Atas yang hasilnya yaitu 93,33% mengatakan
puas dan 6,67% mengatakan cukup puas dari 15 kuosioer yang
dibagikan ke pasien.
41
3. Unsur Proses
a) Proses Asuhan Keperawatan
1) Metode Penugasan
(a) Kajian Teori
Praktek keperawatan meliputi observasi, pengkajian, diagnosa,
asuhan atau konseling dan penyuluhan kesehatan kepada
individu yang sakit, cedera atau pemeliharaan kesehatan atau
pencegahan sakit yang dilaksanakan oleh perawat berlisensi.
Pelaksanaannya diterima dan disepakati oleh profesi
keperawatan dan kedokteran (Pangkey et al., 2021). Gillies
(1996) dalam Sumarni & Susanti (2020) menjelaskan bahwa
terdapat beberapa jenis metode keperawatan yaitu :
(1) Metode Kasus
1. Kajian Data
Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala ruang
Cendrawasih atas, didapatkan data bahwa sistem penugasan
yang diterapkan adalah metode tim. Dalam pelaksanannya,
ketua tim bertugas memberi pengarahan dan menerima laporan
kemajuan pelayanan keperawatan klien, serta membantu
anggota tim dalam menyelesaikan tugas apabila mengalami
kesulitan. Selanjutnya, ketua tim melaporkan kepada kepala
ruang tentang kemajuan pelayanan asuhan keperawatan
terhadap klien
2. Analisis
Berdasarkan data di atas pada pelaksanaan penugasan
saat di ruangan Cendrawasih atas menggunakan metode tim dan
pelaksanaannya sudah sesuai dengan teori metode tim. Perawat
di Ruang Cendrawasih atas sudah memnjalankan fungsi dan
tugasnya masing-masing sesuai dengan struktur organisasi
ruangan
b) Sentralisasi Obat
1) Kajian Teori
Salah satu upaya untuk memastikan pemberian obat yang tepat
dan efektif adalah sistem sentralisasi obat. Alur sentralisasi obat
dimulai saat obat diresepkan oleh dokter kemudian diserahkan ke
depo farmasi oleh perawat. Setelah depo farmasi menerima resep
kemudian dilayani oleh petugas farmasi dengan pemberian labeling
sesuai identitas. Obat diserahkan depo farmasi ke perawat dengan
tanda bukti buku serah terima obat. Jumlah obat oral dan injeksi yang
diserahkan adalah dosis obat untuk 2 atau 3 kali pemberian dalam
waktu 24 jam berdasarkan kebutuhan pasien.
54
2) Kajian Data
Alur pelaksanaan sentralisasi obat dapat digambarkan dalam
skema berikut :
Dokter
Klien/keluarga
Koordinasi dengan
perawat
Farmasis
Surat persetujuan
Klien/keluarga sentralisasi obat dari
perawat
Lembar serah terima
obat
PN/perawat yang menerima
Buku serah terima
obat
Pengaturan dan pengelolaan
oleh perawat
Klien/keluarga
3) Analisis
Berdasarkan data di atas bahwa sentralisasi obat belum berjalan
sesuai alur, terkadang obat masih diambil oleh keluarga pasien, yang
mana seharusnya obat diambil oleh perawat ke instalasi farmasi.
Setelah itu baru dicek oleh perawat sebelum diberikan kepada pasien.
Loker penyimpanan obat belum sesuai dengan standar keselamatan
pasien .
Sentralisasi obat perlu ditingkatkan lagi, terutama pemberian
informasi awal kepada pasien baru mengenai alur sentralisasi obat.
Sentralisasi obat dapat meminimalkan risiko-risiko duplikasi obat
menghindari penggunaan obat yang salah sehingga sentralisasi obat
perlu ditingkatkan agar obat semua pasien di Ruang Cendrawasih atas
dapat dikontrol oleh perawat. Sentralisasi obat pada Ruang
Cendrawasih atas dilakukan pada pagi hari saat dokter visit.
c) Komunikasi Terapeutik
1) Kajian Teori
Komunikasi merupakan hal yang penting dalam keselamatan
pasien. Hal ini dapat disimak pada suatu penelitian yang dilakukan
oleh JCAHO pada tahun 2003, yang mencatat bahwa melalui suatu
root case analysis ditemukan bahwa pada komunikasi yang kurang 60
% (dari 2034 kasus) menyebabkan kesalahan medic (medical error)
dimana 75 % (915 pasien) penyebab kematian disebabkan karena
kesalahan kominikasi. Sampai tahun 2005 komunikasi masih sebagai
penyebab kejadian sentinel pada semua kategori.
(a) Komunikasi melibatkan pembicara (orang yang memberi), proses
penyampaian informasi, isi informasi dan pendengar (orang yang
menerima informasi) (Zumbrum 2006). SBAR merupakan
kerangka komunikasi yang mempermudahkan mengatasi
hambatan dan komunikasi.SBAR mudah diingat dan praktis
untuk komunikasi atau percakapan.
(b) Komunikasi Terapeutik adalah komunikasi yang direncanakan
secara sadar, bertujuan dan kegiatannya dipusatkan untuk
56
Pelaksanaan
No Komponen (n=12)
Ya Tidak
TAHAP PERSIAPAN (PRE-INTERAKSI)
1 Perawat: mengumpulkan data tentang 12 0
pasien (dari RM)
2 Alat: menyiapkan alat yang dibutuhkan 12 0
3 Perawat: cuci tangan, menilai kesiapan 10 2
diri perawat
TAHAP PELAKSANAAN (ORIENTASI)
4 Memberikan salam, berjabat tangan, dan 11 1
tersenyum pada pasien
5 Melakukan validasi 12 0
Pelaksanaan
No Komponen (n=12)
Ya Tidak
11 Menjelaskan tujuan 12 0
12 Menjelaskan waktu yang dibutuhkan 10 2
untuk kegiatan/lama kegiatan
13 Menjelaskan dan menjawab kerahasiaan 12 0
TAHAP KERJA
14 Memberikan kesempatan pada klien 12 0
untuk bertanya
15 Menanyakan keluhan pasien 12 0
16 Memulai kegiatan dengan cara yang baik 12 0
17 Melakukan kegiatan sesuai dengan 12 0
rencana kegiatan
18 Mencuci tangan 11 1
TAHAP TERMINASI
19 Menyimpulkan hasil kegiatan 12 0
20 Memberi reinforcement positif 10 2
21 Membuat kesepakatan dengan 11 1
klien/keluarga untuk
pertemuan/kegiatan selanjutnya
22 Mengakhiri kegiatan dengan cara yang 12 0
baik (mengucapkan salam/ tersenyum/
memberikan sentuhan/ berjabat tangan)
Jumlah 202 18
Presentase 242/264x100%
= 91,6%
Sumber: Hasil observasi tanggal 16-17 Mraet 2022 di ruang Di
Ruang Cendrawasih Atas RSUD Ajibarang
𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑠𝑘𝑜𝑟
Perhitungan : x 100 %
𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑡𝑒𝑟𝑡𝑖𝑛𝑔𝑔𝑖
58
242
: 264 x 100 % = 91,6 %
Kategori:
Baik : ≥ 75 %
Cukup baik : 60-74 %
Kurang : ≤ 59 %
3) Analisis
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan terkait penerapan
komunikasi terapeutik di ruang Cendrawasih atas didapatkan bahwa
komunikasi terapeutik dalam kategori baik dengan persentase 91,6%.
Dalam pelaksanaan komunikasi terapeutik beberapa perawat
kurang dalam memperkenalkan nama perawat saat bertemu dengan
pasien, menanyakan nama panggilan kesukaan klien pada saat
berkomunikasi dengan pasien, menjelaskan peran perawat dan klien,
, menjelaskan kontrak waktu dan memberikan reinforcement positif.
Dalam memberikan asuhan keperawatan, komunikasi terapeutik
sangat membantu tenaga medis khususnya perawat dan pasien dalam
membina hubungan saling percaya. Selain itu juga akan meningkatkan
proses kesembuhan pasien secara tidak langsung.
d) Patien Safety
1) Kajian Teori
(a) Sasaran I : Mengidentifikasi pasien dengan benar
Kesalahan identifikasi pasien dapat terjadi disemua aspek
diagnosa dan tindakan , keadaan yang dapat membuat identifikasi
tidak benar adalah jika pasien dalam keadaan terbius, mengalami
disorientasi, tidak sepenuhnya sadar, dalam keadaan koma, saat
pasien berpindah tempat tidur, berpindah kamar tidur, berpindah
lokasi didalam lingkungan rumah sakit, terjadi disfungsi sensoris,
lupa identitas diri, atau mengalami situasi lainnya. Identifikasi
ini digunakan di semua area layanan rumah sakit seperti di raawat
jalan, rawat inap, unit darurat, kamar operasi, unit layanan
diagnostik, dan lainnya. Bentuk identifikasi harus dilakukan
dalam setiap keadaan terkait intervensi kepada pasien. Misalnya
59
(b) Background
Menggali informasi mengenai latar belakang klinis
yang menyebabkan timbulnya keluhan klinis.
64
(c) Assessment
mPenilaian atau pemeriksaan terhadap kondisi pasien
terkini sehingga perlu diantisipasi agar kondisi pasien
tidak memburuk.
(d) Recommendation
Usulan sebagai tindak lanjut, apa yang perlu dilakukan
untuk mengatasi masalah pasien saat ini.
Metode SBAR dalam serah terima pasien :
1. Situation :
1. Diagnose Medis
2. Tanggal masuk rumah sakit
3. Agama dan pendidikan pasien
4. Asal ruangan
5. Ruangan yang dituju
6. Waktu pindah (tanggal dan jam)
7. Background :
8. Keluhan saat masuk
9. Riwayat alergi
10. Assessment :
11. TTV
12. Penggunaan O2
13. Status nyeri
14. Rasiko jatuh
15. Program terapi
16. Alat medis yang terpasang
17. Pemeriksaan penunjang
18. Recommendation :
19. Tindakan medis yang akan dilakukan
20. Hal-hal yang harus diperhatikan
Komunikasi lisan via telepon
1. perawat/dokter jaga yang akan melakukan komunikasi
lisan via telepon menyiapkan rekam medik pasien
2. Menekan nomor ekstensi dokter yang dituju
65
HAND WASH
HAND RUB
72
Dilakukan
No Aspek Yang Di Nilai (N=12)
Ya Tidak
SASARAN I: KETEPATAN IDENTIFIKASI PASIEN
1. Cara mengindentifikasi pasien yaitu dengan menggunakan 12 0
minimal dua identitas pasien yaitu dengan meminta
menyebutkan nama pasien dan alamat sambil melihat
gelang indentitas pasien
2. Untuk indentifikasi pasien tidak boleh menggunakan nomor 8 4
kamar atau lokasi pasien
3. Apakah identifikasi pasien dilaksanakan sebelum pemberian 12 0
obat
74
Dilakukan
No Aspek Yang Di Nilai (N=12)
Ya Tidak
4. Apakah identifikasi pasien dilaksanakan sebelum mengambil 12 0
sampel darah untuk pemeriksaan klinis.
5. Apakah Identifikasi pasien dilaksanakan sebelum 12 0
melakukan tindakan keperawatan.
6. Apakah identifikasi pasien dilaksanakan sebelum 12 0
pemeriksaan penunjang seperti : (Xray,EKG,Echo dll)
7. Apakah Identifikasi pasien dilaksanakan sebelum pemberian 12 0
tranfusi darah
8. Apakah Identifikasi pasien dilaksanakan sebelum 12 0
pengambilan spesimen seperti sputum,urine dan lain lain
untuk pemeriksaan klinis.
SASARAN II : PENINGKATAN KOMUNIKASI YANG
EFEKTIF
9. Bila ada perintah secara lisan dan yang melalui telepon atau 12 0
hasil pemeriksaan mencatat secara lengkap perintahnya
(write back)oleh penerima perintah
10. Bila ada perintah secara lisan dan telpon atau hasil 12 0
pemeriksaan dibacakan kembali secara lengkap isi dari
perintah (read back) oleh penerima perintah
11. Bila ada perintah secara lisan dan telpon atau hasil 12 0
pemeriksaan dikonfirmasi ulang (repeat back) perintah yang
ditulis oleh penerima perintah
12. Apakah dalam komunikasi efektif saat melapor dan serah 12 0
terima pasien sudah dengan cara SBAR (Situation,
Background, Assesment, Recomendation)
SASARAN III : PENINGKATAN KEAMANAN OBAT YANG
PERLU DIWASPADAI (HIGH-ALERT)
13. Apakah sudah dilaksanakan SPO tentang pemberian obat 12 0
dengan prinsip 6 benar
14. Apakah sudah ada SPO tentang penyimpanan obat high alert 12 0
75
Dilakukan
No Aspek Yang Di Nilai (N=12)
Ya Tidak
15. Apakah obat high alert tidak boleh disimpan di ruang rawat 12 0
kecuali jika dibutuhkan secara klinis diruangan tertentu
seperti IGD, ICU dan kamar operasi
19. Apakah obat high alert yang disimpan pada unit pelayanan 12 0
pasien harus diberi label yang jelas dan disimpan pada area
yang diawasi ketat (restricted)
SASARAN IV : KEPASTIAN TEPAT-LOKASI, TEPAT-
PROSEDUR, TEPAT PASIEN OPERASI
20. Apakah rumah sakit menggunakan suatu tanda yang jelas 12 0
dan dimengerti untuk mengidentifikasi lokasi operasi dan
melibatkan pasien di dalam proses penandaan (site marker)
21. Apakah rumah sakit menggunakan lembar checklist untuk 12 0
memverifikasi pada saat serah terima perawat sebelum
tindakan operasi.
22. Apakah sudah dilaksanakan SPO tentang memastikan lokasi 12 0
pembedahan yang benar, prosedur yang benar, pembedahan
pada pasien yang benar.
SASARAN V : PENGURANGAN RISIKO INFEKSI TERKAIT
PELAYANAN KESEHATAN
23. Apakah perawat saat bertugas dirumah sakit sudah 12 0
melakukan 6 langkah cuci tangan
24. Apakah semua perawat sudah memahami 5 moment cuci 12 0
tangan menurut WHO
25. Apakah sudah dilaksanakan SPO tentang cuci tangan yang 12 60
bertujuan mengurangi resiko infeksi
SASARAN VI : PENGURANGAN RISIKO PASIEN JATUH
26. Apakah perawat menerapkan proses pengkajian awal resiko 12 0
pasien jatuh
76
Dilakukan
No Aspek Yang Di Nilai (N=12)
Ya Tidak
27. Apakah dilakukan pengkajian ulang bila terjadi perubahan 12 0
kondisi seperti pemberian obat penenang, obat hipertensi,
obat psikotropik
28. Pengkajian ulang risiko jatuh pada pasien dengan resiko 12 0
jatuh ringan (skore 25-44) yaitu dengan menutup pagar tepat
tidur atau brankar, beri tanda ceklist apabila pagar sebelah
kanan dinaikan, beri tanda ceklist apabila pagar sebelah kiri
dinaikan.
29. Pengkajian ulang risiko jatuh tinggi pada pasien dengan 7 5
resiko jatuh tinggi (skore ≥45 ) yaitu dengan memastikan
tempat tidur atau brankar dalam posisi rendah dan roda
terkunci, menutup pagar tempat tidur atau brankar, beri
tanda ceklist apabila pagar sebelah kanan telah dinaikan,
beri tanda ceklist apabila pagar sebelah kiri telah dinaikan,
orientasi pasien atau penunggu tentang lingkungan atau
ruangan, letakan tanda “Kewaspadaan jatuh” pada panel
informasi pasien, pastikan pasien melakukan stiker warna
kuning penanda risiko tinggi jatuh pada gealng identifikasi,
lakukan pemasangan fiksasi fisik apabila diperlukan
persetujuan keluarga.
Jumlah 303 45
303/348x100%
Presentase
= 87,1%
Sumber: Hasil observasi tanggal 16-17 Maret 2022 di Ruang
Cendrawasih Atas RSUD Ajibarang Perhitungan :
𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑠𝑘𝑜𝑟
x 100 %
𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑡𝑒𝑟𝑡𝑖𝑛𝑔𝑔𝑖
303
: 348 x 100 % = 87,1%
Kategori:
Baik : ≥ 75 %
77
Juli 90
Agustus 95,6
September 100
Oktober 100
November 87,5
Desember 91,66
Sumber : data IPCN RSUD Ajibarang
3. Analisis
Kesadaran cuci tangan di Ruang Cendrawasiih atas sudah baik.
Dilihat dari table 2.13 terlihat bahwa nilai kepatuhan kebersihan
tangan untuk Ruang Cendrawsih Atas sudah baik rata-rata di atas 90
%. Sehingga tampak bahwa penerapan untuk cuci tangan sudah sangat
baik.
g) Penerimaan Pasien Baru
1. Kajian Teori
Penerimaan pasien baru adalah metode dalam menerima
kedatangan pasien baru (pasien dan/atau keluarga) di ruang pelayanan
keperawatan, khususnya pada rawat inap. Dalam penerimaan pasien
baru, maka sampaikan beberapa hal mengenai orientasi ruang,
pengenalan ketenagaan ners − medis, dan tata tertib ruang, serta
penyakit (Nursalam, 2015).
83
3. Analisis
Pelaksanaan penerimaan pasien baru di Ruang Cendrawasih
atas sudah dilakukan pemberian informasi atau orientasi pasien baru
sesuai SPO.
h) Pre dan Post Conference
1) Kajian Teori
Pre dan post conference asuhan pasien rawat inap adalah suatu
metode pembelajaran klinik yang mengutamakan dan menekankan
pada tehnik konferensi dalam rangka meningkatkan dan
mempertahankan kualitas asuhan pasien selama 24 jam terus menerus
(Sumarni & Susanti, 2020). Koferensi awal (Pre Conference)
merupakan kegiatan diskusi kelompok untuk persiapan pemberian
asuhan keperawatan yang meliputi mengatasi masalah pasien,
membuat rencana keperawatan, pembagian tugas kepada assosiate
nurse
Konferensi Akhir (Post Conference) merupakan kegiatan
diskusi kelompok untuk mengevaluasi pemberian asuhan
keperawatan yang meliputi perkembangan pasien, pencapaian tujuan
asuhan keperawatan, kendala yang dihadapi dan cara mengatasinya,
kejadian-kejadian lain yang ditemukan selama memberikan askep
kepada pasien. Hasil post conference sebagai dasar untuk operan tugas
pada shift jaga berikutnya. Tujuan Umum pelaksanaan kegiatan ini
yaitu meningkatkan dan mempertahankan kualitas asuhan
keperawatan pasien selama 24 jam terus menerus selama pasien
dirawat. Sedangkan tujuan khusus yaitu :
(a) Mengenali masalah pasien
(b) Membuat rencana asuhan keperawatan
(c) Pembagian tugas kepada perawat pelaksana
(d) Mengetahui perkembangan pasien
(e) Mengetahui pencapaian tujuan Askep
(f) Mengetahui kendala yang dihadapi selama pemberian Askep
85
(3) Analisis
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara dengan kepala ruang
diperoleh informasi struktur organisasi ruang Cendrawasih atas
terdiri dari 1 kepala ruang, 1 kepala tim, 4 kepala shift, dan 6
perawat associate. Penerapan MPKP diruang Cendrawasih atas
pada pelaksanaannya menggunakan metode tim. Semua perawat
diberikan surat penugasan dan rincian kewenangan klinis yang
dimiliki oleh masing masing perawat.
91
INDIKATOR
NO BULAN
BOR LOS TOI BTO
1 Januari 34.88 3,37 5,98 3,38
2 Februari 37,72 2,77 3,99 4,38
3 Maret 48,99 3,75 4,60 3,44
4 April 47,29 2,70 2,78 5,69
5 Mei 51,81 2,86 2,57 5,81
6 Juni 60,21 3,04 1,74 6,88
7 Juli 26,01 3,07 8,53 2,69
8 Agustus 55,44 3,47 2,60 5,31
9 September 50,00 3,74 3,24 4,63
10 Oktober 48,99 2,77 2,81 5,63
11 November 73,13 3,11 1,13 7,13
12 Desember 84,48 3,22 0,51 9,50
jumlah 51,63 3,13 2,74 64,44
Sumber: Rekam Medik RSUD Ajibarang
95
Indikator
No Bulan
BOR LOS TOI BTO
1. Oktober 2021 48,99 2,77 2,81 5,63
2. November 2021 73,13 3,11 1,13 7,13
3 Desember 2021 84,48 3,22 0,51 9,50
Jumlah 206,6 9,1 4,45
Rata-rata 68,86 3,03 1,48
Sumber: Rekam Medik RSUD Ajibarang
(3) Analisis
BOR (Bed Occupancy Rate), di ruang Cendrawasih Atas 3 bulan
terakhir rata-rata 68,86% masuk dalam kategori baik karena nilai
normal dalam depkes 60-85% dengan demikian apabila dibandingkan
dengan standar nasional menunjukkan pemanfaatan tempat tidur
sudah cukup baik hal ini dimungkinkan karena pelayananan diruang
cendrawasih atas sudah cukup baik sehingga pasien yang dirawat puas
dengan pelayanan yang diberikan
LOS (Length Of Stay) pasien di ruang Cebdrawasih Atas dalam 3
bulan terakhir yaitu 3 hari. Dengan demikian data tersebut
menunjukkan jumlah hari perawatan sangat baik. Normalnya standar
nasional yaitu 6-9 hari, hal ini menunjukan kinerja kulitas
keperawatan di Ruang Cenderawasih Atas baik karena pasien akan
lebih cepat untuk masa perawatan di rumah sakit.
TOI (Turn Over Interval) di Ruang Cendrawasih Atas selama 3 bulan
terakhir yaitu 1-2 hari, menunjukkan waktu rata-rata suatu tempat
tidur kosong atau waktu antara satu tempat tidur ditinggalkan oleh
pasien sampai dengan diisi lagi belum efisien, dimana standard
96
nasional 1-3 hari. Hal ini terjadi karena adanya perubahan musim
penghujan, sehingga menimbulkan lonjakan kasus penyakit DB
BTO (Bed Turn Over) di ruang Cendrawasih Atas sebanyak 64 kali
dalam setahun, menunjukkan frekuensi pemakaian tempat tidur rumah
sakit satu satuan waktu tertentu sangat efisien, karena sesuai dengan
standar nasional (menurut depkes) 40-50 kali setahun.
b) Instrumen A
(1) Kajian Teori
Instrumen A adalah evaluasi terhadap pendokumentasian Standar
Asuhan Keperawatan yang telah baku. Evaluasi dilakukan terhadap
10 data dokumentasi asuhan keperawatan pasien yang dirawat
minimal 3 hari.
Basri et al., (2020) menjelaskan bahwa dokumentasi keperawatan
adalah sistem pencatatan kegiatan sekaligus pelaporan semua kegiatan
asuhan keperawatan sehingga terwujud data yang lengkap, nyata, dan
tercatat dan bukan hanya tingkat kesakitan dari pasien tapi juga jenis,
kualitas, dan kuantitas pelayanan kesehatan dalam memenuhi
kebutuhan pasien. Dokumentasi keperawatan merupakan sesuatu
yang mutlak harus ada untuk perkembangan perawatan, khususnya
proses profesionalisasi keperawatan serta upaya untuk membina dan
mempertahankan akontabilitas perawat dan keperawatan.
Tujuan ditetapkannya standar asuhan keperawatan diantaranya yaitu :
1. Mengidentifikasi status kesehatan klien dalam rangka
mencatat kebutuhan klien,
2. merencanakan, melaksanakan tindakan keperawatan dan
mengevaluasi tindakan,
3. Dokumentasi untuk penelitian, keuangan, hukum dan
etika
4. Menghindari kesalahan, tumpang tindih dan
ketidaklengkapan informasi dalam asuhan keperawatan
5. Terbinanya koordinasi yang baik dan dinamis antara sesama
perawat atau pihak lain melalui komunikasi tulisan.
97
5. Evaluasi
Evaluasi dilaksanakan secara peroidik, sistematis, dan
berencana, untuk menilai perkembangan pasien. Evaluasi
dilaksanakan dengan memeriksa kembali hasil pengkajian awal
dan intervensi awal untuk mengidentifikasi masalah dan
rencana perawatan selanjutnya termasuk strategi perawatan
yang telah diberikan untuk memecahkan masalah pasien.
6. Catatan asuhan keperawatan
Pencatatan merupakan data tertulis tentang status kesehatan
dan perkembangan pasien selama dalam perawatan. Pencatatan
dilakukan selama pasien dirawat inap maupun rawat jalan.
Pencatatan dapat digunakan sebagai bahan informasi dan
komunikasi. Penulisan harus jelas dan ringkas, serta
menggunakan istilah yang baku sesuai dengan pelaksanaan
proses perawatan. Setiap pencatatan harus mencantumkan paraf
dan nama perawat yang melaksanakan tindakan dan waktu
pelaksanaan, dan menggunakan format yang tersedia serta
sesuai dengan peraturan yang berlaku.
103
A Pengkajian a)
1 Mencatat data √ √ √ √ √ √ √ √ b) √ √
yang dikaji c)
sesuai dengan d)
2 pedoman √ √ √ √ √ √ √ √ e) √ √
pengkajian. f)
Data g)
3 dikelompokkan √ √ √ √ √ √ √ √ h) √ √
(bio-psikososial i)
4 spiritual). √ √ √ √ √ √ √ √ j) √ √
Data dikaji k)
sejak pasien
104
masuk sampai
pulang.
Masalah
dirumuskan
berdasarkan
kesenjangan
antara status
kesehatan
dengan norma
dan pola fungsi
kehidupan.
SUB TOTAL 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
TOTAL = 40
PRESENTASE = 100%
B Diagnosa
1 Dx. √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
Keperawatan
bedasarkan
105
2 masalah yang √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
telah
dirumuskan.
3 Dx. √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
Keperawatan
mencerminkan
PE/PES.
Merumuskan
diagnosa
keperawatan
aktual/potensial.
SUB TOTAL 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
TOTAL = 30
PRESENTASE = 100%
106
Rencana
5 tindakan √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
mengacu pada
tujuan dengan
6 kalimat perintah, √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
tereinci dan jelas
dan atau
melibatkan
pasien/keluarga.
Rencana
tindakan
menggambarkan
keterlibatan
pasien/keluarga.
Rencana
tindakan
menggambarkan
kerja sama
108
dengan tim
kesehatan lain.
SUB TOTAL 6 6 5 6 6 5 5 5 5 5
TOTAL = 54
PRESENTASE = 90%
B Tindakan Tindakan pada
1 Tindakan √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ asuhan
dilaksanakan keperawatan
mengacu pada sudah sesuai.
rencana √ 0 0 √ √ √ √ √ √ Namun ada
2 perawatan. 0 beberapa
Perawat perawat yang
mengobservasi tidak melakukan
respon pasien observasi respon
terhadap pasien dari setiap
109
tindakan tindakan
3 keperawatan. √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ keperawatan.
4 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
Revisi tindakan
bedasarkan hasil
evaluasi.
Semua tindakan
yang telah
dilaksanakan
dicatat ringkas
dan jelas.
SUB TOTAL 3 4 3 3 4 4 4 4 4 4
TOTAL = 37
PRESENTASE = 92,5%
110
TOTAL = 20
PRESENTASE = 100%
D Catatan Asuhan Catatan asuhan
Keperawatan keperawatan
1 Menulis pada √ √ √ √ √ √ √ √ √ .√ sudah dilakukan
format yang baku sesuai SPO
2 namun masih
111
disimpan sesuai
dengan ketentuan
yang berlaku.
SUB TOTAL 4 4 4 4 5 5 5 5 5 5
TOTAL = 46
PRESENTASE = 92%
(3) Analisis
Berdasarkan hasil penilaian dengan instrumen A dapat dianalisa
bahwa proses asuhan keperawatan dalam kategori baik yaitu 95,75%.
Namun ada beberapa hal yang harus diperhatikan, seperti pada bagian
perencanaan. Pada perencanaan asuhan keperawatan sudah disusun
dengan baik. Tetapi, ada beberapa askep yang perencanaannya tidak
disusun menurut urutan prioritas. Pada bagian tindakan pada asuhan
keperawatan sudah sesuai. Namun ada beberapa perawat yang tidak
melakukan observasi respon pasien dari setiap tindakan keperawatan.
Sedangkan,pada kolom catatan asuhan keperawatan ada hal yang
terlewatkan yaitu pencantuman nama / paraf dan tanggal jam
dilakukannya tindakan.
a) Instrumen B
Tingkat Kepuasan Pasien
(1) Kajian Teori
Instrument B adalah instrument yang mengkaji tingkat kepuasan
pasien terhadap kinerja perawat. Kepuasan pasien adalah suatu tingkat
perasaan pasien yang timbul sebagai akibat dari kinerja layanan
Kesehatan yang diperolehnya setelah pasien membandingkannya
dengan apa yang diharapkannya. Kepuasan pasien merupakan
keluaran layanan kesehatan. Dengan demikian kepuasan pasien
merupakan salh satu tujuan dati peningkatan mutu layanan Kesehatan
(Artanti & Prajayanti, 2020). Hal ini juga diatur dalam Kemenkes,
(2019b) yang menjelaskan bahwa tingkat kepuasan pasien merupakan
salah satu aspek yang masuk dalam standar pelayanan minimal di
pelayanan kesehatan.
Mutu pelayanan Kesehatan adalah tingkat kesempurnaan
pelayanan Kesehatan dalam menimbulkan rasa puas pada seetiap
pasien. Ada beberapa aspek mutu pelayanan didalam rumah sakit
yang berpengaruh terhadap penilaian. Antara lain yaitu
Sumber Daya Dimensi Mutu Pelayanan
114
Jawaban
No Pertanyaan
Puas Tidak Puas
1 Jumlah gaji yang diterima dibanding dengan 9 3
pekerjaan yang saudara lakukan
2 Sistem penggajian yang dilakukan oleh 12 0
institusi tempat saudara bekerja
3 Jumlah gaji yang diterima dibandingkan 12 0
dengan pendidikan saudara
4 Pemberian insentif tambahan atas suatu 7 5
prestasi atau kerjasama
5 Tersedianya peralatan dan perlengkapan yang 9 3
mendukung pekerjaan
6 Tersedianya fasilitas penunjang seperti kamar 12 0
mandi, tempat parkir, dan kantin
7 Kondisi ruang kerja terutama berkaitan dengan 12 0
ventilasi udara, kebersihan dan kebisingan
8 Adanya jaminan kesehatan atau keslamatan 12 0
kerja
9 Perhatian institusi rumah sakit terhadap 7 5
saudara
10 Hubungan antar karyawan dan kelompok kerja 7 5
11 Kemampuan dalam bekerjasama antar 12 0
karyawan
12 Sikap teman-teman terhadap saudara 12 0
13 Kesesuaian antara pekerjaan dan latar 12 0
belakang pendidikan saudara
14 Kemampuan dalam menggunakan waktu 12 0
bekerjasama dengan penugasan yang
diberikan
120
86%
(3) Analisis
Dari hasil kuesioner yang diberikan terhadap 12 perawat di
Ruang Cendrawasih Atas RSUD Ajibarang didapatkan kesimpulan
121
54 Bledder training
55 Perawatan peralatan pasien
56 Menyuntik aman
57 Pelepasan gelang pasien
58 Pelaksanaan pasien resiko jatuh non psikiatri
59 Prosedur catatan perkembangan pasien
60 Penggunan alat perlindungan diri (APD)
61 Pencegaha dan penendalian infeksi saluran kencing
62 Dekontaminasi tingkat tinggi
Sumber : Data SPO di Ruang Cendrawasih Atas RSUD Ajibarang
Desinfektan √ √ √ √ √
Torniquet/manset √ √ √ √ √
Perlak dan pengalas - - - - -
Bengkok 1 buah √ √ √ √ √
Plester / hypafix √ √ √ √ √
Leukomed - - √ √ -
Fase Orientasi
1 Lakukan kebersihan tangan √ √ √ √ √
2 Berikan salam/ selamat pagi/siang/malam - - √ √ √
3 Perkenalkan diri - - - - -
4 Pastikan identitas pasien √ √ √ √ √
5 Jelaskan tujuan dan prosedur tindakan - - - - -
6 Pastikan kesiapan pasien √ √ √ √ √
Fase Kerja
1 Lakukan kebersihan tangan √ √ √ √ √
2 Lakukan desinfeksi tutup botol cairan - - - - -
3 Tutup infus set (klem) √ √ √ √ √
4 Tusukan infus set dengan benar √ √ √ √ √
5 Gantung botol cairan pada standard infus √ √ √ √ √
6 Isi tabung reservoir infus set sesuai batasnya √ √ √ √ √
7 Alirkan cairan hingga tidak ada udara dalam slang √ √ √ √ √
8 Atur posisi pasien dan pilih vena besar dan lurus dari √ √ √ √ √
bawah dorsalis suerfisialis, sefalika, basalika, mediana
antecubiti
9 Pasang perlak dan alasnya - - - - -
10 Bebaskan daerah yang yang akan di insersi √ √ √ √ √
11 Letakkan tourniquet 5 cm prokimal yang akan ditusuk √ √ √ √ √
12 Lakukan kebersihan tangan - - - - -
13 Pakai hand schoon √ √ √ √ √
14 Bersihkan kulit dengan kapas alcohol (melingkar dari √ √ √ √ √
dalam keluar
128
Analisa : Berdasarkan hasil observasi pada SPO memberikan oksigen dengan nasal
kanul di ruang Cendrawasih Atas RSUD Ajibarang pada kategori baik (90,47 %)
NO Observasi Keteran
Aspek Yang Di Nilai gan
Tahap Persiapan 1 2 3 4 5
1 Spuit Disposible sesuai kebutuhan √ √ √ √ √
2 Kapas Alkohol 70% √ √ √ √ √
3 Obat yang akan diberikan √ √ √ √ √
4 Pasien diberi penjelasan - - - - -
Kriteria Pelaksanaan
1 Cuci tangan √ √ √ √ √
2 Memperhatikan Prinsip aseptic √ √ √ √ √
132
No Indikator Ya Tidak
1 Apakah anda memahami pengertian 2 8
dari penyakit stroke?
138
(c) Analisis
Berdasarkan kuisioner tanggal 3 Juni terhadap 10 pasien
stroke yang dirawat di Ruang Cendrawasih Atas di dapatkan
8 pasien mengatakan belum tau penyebab, pengertian, tanda
dan gejala, dan perawatan jika di rumah nanti.
(3) Kecemasan Pasien
1. Kajian Teori
Cemas berasal dari bahasa latin anxius dan dalam bahasa
jerman angst kemudian menjadi anxiety yang berarti
kecemasan, merupakan suatu kata yang digunakan oleh Freud
untuk menggambarkan suatu efek negative dan
keterangsangan (Mulyono et al., 2020)
Kecemasan adalah gangguan alam perasaan (affective)
yang ditandai dengan perasaan ketakutan atau kekhawatiran
yang mendalam dan berkelanjutan, tidak mengalami gangguan
dalam menilai realitas Reality Testing Ability/RTA,masih
baik), kepribadian masih tetap utuh (tidak mengalami
keretakan kepribadian /spilitting of personality), perilaku
dapat terganggu tetapi masih dalam batas-batas normal
(Purwaningsih, 2020)
2. Kajian data
Tabel 2.27 Kuisioner Anxiety Scale
Berilah tanda silang (X) pada jawaban yang paling tepat
sesuai dengan keadaan anda atau apa yang anda rasakan saat
akan menjalani pre operatif
139
2 SAK (Standar Asuhan Keperawatan): Belum ada SAK yang mengacu pada
Kemenkes RI No
SAK yang digunakan di ruang
HK.01.07/MENKES/425/2020. Yaitu
cendrawasih atas, masih menggunakan
SAK yang memakai SDKI, SIKI, SLI.
NANDA NIC NOC.
145
146
B. PRIORITAS MASALAH
Metode untuk menentukan prioritas masalah dari hasil analisa data menggunakan
metode CARL. Metode CARL merupakan metode yang berdasarkan pada serangkaian
kriteria yang harus diberi skor 1-10.
Keriteria CARL yaitu :
1. C yaitu Capability, mempunyai arti adanya ketersediaan sumber daya (dana, sarana
dan peralatan).
2. A yaitu Accesbility , mempunyai arti kemudahan, masalah yang ada mudah diatas
atau tidak.
3. R yaitu Readines, mempunyai arti kesiapan dari tenaga pelaksana maupun kesiapan
sasaran, seperti keahliyan atau kemampuan dan motivasi.
4. L yaitu Laverage, mempunya arti seberapa besar pengaruh kriteria yang satu
dengan yang lain dalam pemecahan masalah yang dibahas.
Tabel 3.2
Prioritas Masalah Berdasarkan Hasil Analisa Data di Ruang Cendrawasih
Atas RSUD Ajibarang
No Masalah C A R L Skor Prioritas
1 Patient Safety
5 Pengetahuan pasien
3. pasien kelolaan di cendrawasih atas yaitu pasien
stroke non hemoragik dan stroke hemoragik
berjumlah 47,7%.
4. lembar kuosioner pengetahuan pasien tentang 9 9 9 9 6561 1
penyakit stroke, dari 10 orang keluarga yang
menjawab kuosioner, 8 diantaranya belum
mengetahui tentang penyakit dan perawatannya
di rumah
Dari data prioritas di atas maka dapat terlihat bahwa urutan dari permasalahan yang ada di Ruang
Cendrawasih Atas yaitu :
1. Pengetahuan pasien
a pasien kelolaan di cendrawasih atas yaitu pasien stroke non hemoragik dan stroke
hemoragik berjumlah 47,7%.
b lembar kuosioner pengetahuan pasien tentang penyakit stroke, dari 10 orang keluarga
yang menjawab kuosioner, 8 diantaranya belum mengetahui tentang penyakit dan
perawatannya di rumah
2. Labeling:
Pelabelan pada loker obat pasien belum disertai identitas pasien sesuai dengan standar
patien safety (minimal 3 identitas pasien: nama, tanggal lahir dan no. RM)
3. Patient Safety
Tidak semua tempat tidur pasien yang beresiko jatuh terpasang stiker kuning penanda
resiko jatuh berat
4. SAK (Standar Asuhan Keperawatan):
149
SAK yang digunakan di ruang cendrawasih atas, masih menggunakan NANDA NIC NOC
5. Model Praktek keperawatan profesional
a Pre dan post conference belum terlaksana secaa rutin
b Metode Tim yang ada di Ruang Cendrawasih atas hanya memiliki satu ketua tim saja.
150
C. ANALISA SWOT
Tabel 3.3
Analisa SWOT
NO ANALISA BOBOT RATING SKOR
(B) (R) (BXR)
Strenght (kekuatan)
Total 1 3,8
Weakness (kelemahan)
Total 3,4
1
Opportunity (Peluang)
Total 1 4
Threat (Ancaman)
152
SKORING SWOT
S = 3,8 W = 3,4
S - W = 0,4
O=4 T = 3,5
O - T = 0,5
III I
W S
IV II
T
Keterangan :
4 : Sangat penting
3 : Penting
2 : Cukup penting
1 : Tidak penting
153
D. PERENCANAAN
3 SAK 3S Pembuata Perawat Meningkatka Menyusun SAK Terdapat SAK Tangga Kelompok Ruang
(SDKI, n SAK di Ruang n sesuai SDKI SLKI berdasarkan l 28 2 Cendra
SLKI, berdasark Cendraw standarisasi SIKI dan SDKI SLKI SIKI Maret- Mahasiswa wasih
an SDKI, dalam megkonsultasikan 1 April
SIKI) asih Atas profesi Atas
SLKI, dan pendokumen dengan 2022)
SIKI tasian asuhan pembimbing klinik Ners di
keperawatan Ruang
sesuai Cendrawasi
dengan h Atas
Peraturan
Menteri
Kesehatan
RI
156
4 Model Pembuata Perawat Seluruh Pelaksanaan ronde Terlaksananya Tangga Kelompok Ruang
Praktek n video di Ruang perawat keperawatan ronde l 28 2 Cendra
Keperawa ronde Cendraw ruang keperawatan Maret- Mahasiswa wasih
keperawa Aster 1 April
tan asih Atas profesi Atas
atan dan memaha 2022)
profesiona post mi dan Ners di
l conferenc mampu Ruang
e melaksan Cendrawasi
akan h Atas
ronde
keperawa
tan
6 Tingkat Pmeberia Keluarga Meningka Memberikanpenyul Meningkatnya Tangga Kelompok Ruang
Penngetah n pasien di tnya uhan kepada pengetahuan l 30 2 Cendra
uan pasien Penyukuh Ruag pengetah keluarga pasien pasien tentang Maret Mahasiswa wasih
an tentang uan 2022
Cendraw Melatih Gerakan penyakit stroke profesi Atas
Stroke keluarga
asih Atas ROM pasif dan yang awalnya Ners di
pasien Aktif kepada tidak tau menjadi Ruang
tentang keluarga pasien
cara tau Cendrawasi
merawat h Atas
pasien
dengan
sakit
stroke
157
1. JADWAL KEGIATAN
1. N Nama kegiatan April
o
14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 1
.
1. Pre conference dengan pembimbing
2. Koordinasi dengan kepala ruangan
3. Pengkajian ruangan
4. Penyatuan data kajian yang didapatkan
5. Perumusan masalah
6. Konsultasi Proposal
7. Desiminasi Awal
8. Pembuatan label identitas pasien pada loker
obat
9. Pembuatan tanda resiko jatuh
10. Pembuatan SAK
11 Pemberian Penkes Tentang Stroke
12 Pembuatan Video pre dan post conferen
12. Evaluasi hasil intervensi
13. Penyusunan Pelaporan
14. Desiminasi Akhir
BAB IV
PEMBAHASAN
B. IMPLEMENTASI
Implementasi dilakukan sejak tanggal 24 Maret sampai dengan tanggal 1
April 2022. Setiap prioritas masalah di bentuk pokja dan diberi
penanggungjawab dari mahasiswa dan dari perawat Ruang Cendrawsih Atas.
Hal ini dikarenakan setiap persiapan dan pelaksanaan penyelesaian dari
prioritas masalah dapat di evaluasi secara rutin oleh perawat Ruang
cendrawasih Atas.
1. Pengetahuan pasien.
Implementasi dilakukan sejak tanggal 28 Maret 2022 sampai dengan
pelaksanaan penyuluhan kesehatan di tanggal 30 Maret 2022.
Persiapan awal yaitu dengan mempersiapkan satuan acara penyuluhan
(SAP) tentang penyakit stroke dan ROM. Setelah itu diteruskam
dengan pembuatan leaflet tentang stroke dan ROM. Sebagai reward
yang diberikan kepada peserta di siapkan juga hadiah-hadiah.
Penyuluhan Kesehatan tentang stroke dan Rom dilaksankaan pada hari
Rabu tanggal 30 Maret 2022. Pelaksanaannya dimulai sejak pukul
10.30 WIB sampai dengan pukul 11.30 WIB, dengan jumlah peserta 8
keluarga pasien Stroke. Pelaksanaan berjalan dengan lancer, peserta
mendengarkan dengan baik dan dapat menjawab pertanyaan yang
diajukan. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh
Syamsudddin & Yunus (2020) yang menjelaskan bahwa tingkat
pengetahuan tentang perawatan pada keluarga pasien yang mengalami
stroke akan meningkatkan proses penyembuhan pasien.
2. Labeling
Pelabelan pada loker obat pasien yang ada di Ruang Cendrawsih Atas
hanya tertera nomor kamar tidur pasien,. Hal ini akan berakibat terjadi
kesalahan dalam pemberian obat atau tertukarnya obat pasien satu
dengan pasien yang lain. Kementerian Kesehatan RI, (2020b)
menjelaskan bahwa identita yang dipakai dalam kotak obat pasien
minimal 3 identitas yaitu nama, tanggal lahir dan nomer rekam medik.
Hal ini bertujuan agar tidak terjadi kejadian salah pemberian obat pada
161
3. Patient Safety
Tidak semua tempat tidur pasien yang beresiko jatuh terpasang stiker
kuning penanda resiko jatuh berat. Secara persentasi sekitar 43,3%
pasien yang dirawat adalah pasien dengan diagnose Stroke Non
Hemoragik atau Stroke Hemoragik yang gejalanya adalah terjadinya
kelemahan anggota gerak. Tanda resiko jatuh penting dikarenakan
tanda ini adalah tanda bagi pasien dengan penangan safety yang lebih
ketat dibandingkan denga pasien tanpa tanda resiko jatuh. Keluarga
pasien juga diberi pengertian tentang hal-hal yang boleh atau tidak
boleh dilakukan oleh pasien dengna tanda resiko jatuh.
Implementasi kegiatan ini diawali dengan pengkajian resiko jatuh
terlebih dahulu kemudian di skor dan hasilnya dapat menjadi indikasi
pemasangan tanda resiko jatuh. Kegiatan ini secara rutin di lakukan
oleh perawat ruangan setiap ada pasien baru yang masuk ke Ruang
Cendrawasih Atas.
163
Gambar 3.3 Bed pasien resiko jatuh tanpa tanda resiko jatuh.
Gambar 3.4 Bed pasien yang telah terpasang tanda resiko jatuh.
4. SAK (Standar Asuhan Keperawatan)
SAK yang digunakan di ruang cendrawasih atas, masih menggunakan
NANDA NIC NOC. Selaras dengan perkembangan ilmu keperawtan
maka disusunlah standar asuhan keperawatan yang terbaru dengan
menggunakan Standar Diagnosisi Keperawatan Indonesia (SDKI),
Standar Luaran Indonesia (SLI) dan Standar Intervensi Keperawatan
Indonesi (SIKI) yang telah di sahkan dalam Kemenkes RI No
HK.01.07/MENKES/425/2020. Dengan adanya dasar hukun dalam
164
D. HAMBATAN
Hambatan utama pelaksanaan kegiatan manajemen keperawatan di Ruang
Cendrawasih Atas daripengkajian, implemnetasi, dan evaluasi adalah
kurangnya waktu yang tersedia. Hal ini dikarenakan banyaknya data yang
harus dikaji diolah kemudian di simpulkan. Pelaksaan implementasi yang
singkat harapannya dapat mencakup semua kegiatan dalam semua
168
A. KESIMPULAN
Pelaksanaan kegiatan praktek manajemen keperawatan di Ruangan
Cendrawasih Atas RSUD Ajibarang dimulai pada tanggal 14 Maret 2022
sampai dengan tanggal 1 April 2022. Pengkajian yang dilaksanakan selama
kurang lebih 9 hari yaitu dari tanggan 14 Maret 2022 sampai dengan tanggal
23 Maret 2022. Pengkajian yang dilakukan menggunaan metode angket, studi
dokumentasi, wawancara dan observasi. Dari hasil pengkajian menghasilkan
beberapa analisa data yang diangkat berdasarkan perbedaan antara kajian teori
dan data yang di dapat di Ruangan Cendrawasih Atas. Adapun Analisa data
yang diangkat antara lain yaitu penggunaan label safety box, pemasangan tanda
resiko jatuh, pemantapan teori MPKP metode tm, pre dan post conference,
pembuatan draf SAK menggunakan SDKI SLI dan SIKI, serta peningkatan
pengetahuan keluarga pasien tentang stroke dan perawatannya di rumah.
Masalah-masalah yang ditemukan sudah dilakukan intervensi oleh kelompok,
yaitu:
1. Pelaksanaan penyuluhan Kesehatan tentang stroke, perawatan dan
ROM yang sasarannya adalah keluarga pasien.
2. Pembuatan tempat label identitas pada kotak obat pasien yang
bertujuan untuk menghindari terjadinya kesalahan dalam pemberian
obat oleh perawat.
3. Perutinan Kembali pemasangan tanda resiko jatuh yang diawali
dengan pengkajian resiko jatuh dan pemberian informasi tambahan
kepada keluarga yang menunggu yang bertujuan menghindari resiko
pasien jatuh.
4. Pembuatan draft SAK yang disesuaikan dengan SDKI, SLI, dan SIKI
yang dapat dijadikan acuan dalam pelaksanaan pemberian asuhan
keperawatan yang ada di Ruang Cendrawasih Atas.
170
B. SARAN
1. Bagi rumah sakit
Melakukan evaluasi terhadap system mpkp yang digunakan oleh perawat
di ruang rawat inap
2. Bagi ruang rawat inap
a. Melakukan penggunaan label pada kotak obat
b. Melakukan pengkajian dan perutinan untuk tanda resiko jatuh
c. Kegiatan pre dan post conference untuk melakukan evaluasi
terhadap kegiatan asuhan keperawatan yang t elah dilakukan.
d. Penyuluhan kesehatan terhadap keluarga pasien demi proses
kesembuhan pasien
e. Menggunakan alat sesuai dengan SOP yang telah disediakan
h. Seluruh warga Rumah Sakit (tenaga medis, dan non medis, pasien
Rumah Sakit
3. Bagi mahasiswa
Proses pembelajanran bagi mahasiswa dari teori-teori yang di dapat di
proses akademis ke dalam proses penerapan di lapangan
171
C. KESAN
1. Kelompok mendapatkan pengalaman yang berharga selama dinas di
jadwalkan.
DAFTAR PUSTAKA
928–933.
Artanti, S., & Prajayanti, H. (2020). Tingkat Kepuasan Pasien terhadap Pelayanan
Basri, B., Utami, T., & Mulyadi, E. (2020). Konsep Dasar Dokumentasi
https://books.google.co.id/books?hl=id&lr=&id=uiwNEAAAQBAJ&oi=fnd
&pg=PA1&dq=Dokumentasi+keperawatan+adalah&ots=VYbkapxgUR&sig
=BUqks7Tij8C1qebINenrA3AcqTo&redir_esc=y#v=onepage&q=Dokument
https://books.google.co.id/books?hl=id&lr=&id=u7sPEAAAQBAJ&oi=fnd
&pg=PP1&dq=Mesin+(machine)+adalah+alat+mekanik+atau+elektrik+yang
+mengirim+atau+mengubah+energi+untuk+melakukan+atau+membantu+pel
aksanaan+tugas+manusia.+Dengan+demikian,+mesin+digunakan+untu
Adab.
https://books.google.co.id/books?hl=id&lr=&id=e0wyEAAAQBAJ&oi=fnd
&pg=PA1&dq=Penilaian+efisiensi+pelayanan+berkaitan+dengan+pemanfaa
tan+tempat+tidur+yang+tersedia+di+rumah+sakit,+serta+efisiensi+pemanfa
atan+penunjang+medik+rumah+sakit.+Ada+beberapa+indikat
https://books.google.co.id/books?hl=id&lr=&id=gzsfEAAAQBAJ&oi=fnd&
pg=PA15&dq=Metode+CARL+dalam+manajemen+keperawatan&ots=ZhDI
tO5pwk&sig=Ege82sR7rO7TbX3wuuLs7Vq5beY&redir_esc=y#v=onepage
KEPERAWATAN.
038a779aa80011ec91b1bba3c7ead983
http://hukor.kemkes.go.id/uploads/produk_hukum/PMK_No__26_Th_219_tt
g_Peraturan_Pelaksanaan_UU_Nomor_38_Tahun_2014_tentang_Keperawat
an.pdf
https://doi.org/10.24198/mkk.v2i2.22765
https://doi.org/10.24198/mkk.v2i2.22765
Mulyono, A., Indriyani, P., & Ningtyas, R. (2020). Literatur Review: Pengaruh
Terapi Distraksi Audiovisual Pada Saat Prosedur Injeksi Pada Anak Usia
https://doi.org/10.52488/jnh.v5i2.124
Nurlina, Anwar, R., & Nurfajianti. (2021). HAKIKAT PENDIDIK DAN ANAK
DIDIK. https://osf.io/6s9tq
Pakpahan, M., Hutapea, A. D., Frasisca, D. S., Sitanggang, Y. F., Pranata, E. I., &
https://www.google.co.id/books/edition/Dasar_Dasar_Dokumentasi_Kepera
watan/DowyEAAAQBAJ?hl=id&gbpv=1
Hutapea, A. D., Manalu, N. V., Simbolon, I., Purba, A. M. V., Patrisia, I.,
https://www.google.co.id/books/edition/Manajemen_Keperawatan/8QgeEA
AAQBAJ?hl=id&gbpv=1
https://books.google.co.id/books?hl=id&lr=&id=_AUlEAAAQBAJ&oi=fnd
&pg=PR19&dq=Pandangan+teori+manajemen+adalah+bagaimana+manaje
men+dapat+berhasil+sehingga+membawa+sebuah+perubahan+atau+dapat+
memperbaiki+dimana+hal+tersebut+merupakan+tujuan+dari+Organisasi+
4(April), 27–42.
Sitorus, N., Ketaren, O., & Sirait, A. (2021). Faktor Yang Berhubungan Dengan
http://jurnal.uui.ac.id/index.php/JHTM/article/view/1694
Available at h
Susanti, I. H., Sumarni, T., & Kurniawan, W. E. (2021). Buku Panduan Profesi
Warashati, D., Novieastari, E., & Tuti Afriani, T. (2020). OPTIMALISASI PERAN
PAS. 6, 70–136.
LAMPIRAN
179
LAMPIRAN 1 :
SAP PENYULUHAN KESEHATAN
Oleh:
Kelompok 2
2. Memperkenalkan diri
5. Menyampaikan tujuan
Inti acara 1. Menjelaskan macam-macam stroke 30 menit
3. Memberikan feedback
4. Melakukan terminasi
5. Memberikan salam
182
6. Evaluasi :
1. Evaluasi Struktur
2. Evaluasi proses
c) Tidak ada pasien atau anggota keluarga yang meninggalkan tempat saat
penyuluhan
Lampiran Materi
3. Gejala Stroke
Kenali gejala stoke dengan kata “WASPADA”
1. Wajah perot
2. Anggota gerak lemah
3. Sensibilitas atau rasa raba terganggu separuh
4. Pelo atau bicara tidak jelas
5. Afasia atau sukar berkomunikasi
6. Disorientasi atau bingung mendadak
7. Apabila ada salah satu gejala diatas segera ke RS
8. Penyebab Stroke
1. Kekurangan suplai oksigen yang menuju otak.
6. Pencegahan Stroke
3. Lakukan latihan olahraga. Riset menunjukkan, mereka yang mulai latihan pada
usia antara 25-40 tahun, risikonya terserang stroke berkurang 57 persen.
Sedangkan yang mulai latihan saat usianya 40-55 tahun, kesempatannya 37
persen lebih baik untuk terhindar dari stroke.
6. Jauhi alkohol.
1. Makanan berlemak
3. Minuman bersoda
4. Minuman berkafein
Range of motion (ROM) adalah tindakan atau latihan otot dan persendian
yang diberikan kepada pasien yang mobilitas sendinya terbatas karena
penyakit, disabilitas atau trauma.
2. TUJUAN ROM (Range Of Motion)
Adapun tujuan dari ROM (Range Of Motion), yaitu :
1. ROM Aktif
186
2. ROM Pasif
ROM Pasif yaitu energi yang dikeluarkan untuk latihan berasal dari
orang lain (perawat) atau alat mekanik. Perawat melakukan gerakan
persendian klien sesuai dengan rentang gerak yang normal (klien
pasif). Kekuatan otot 50 %.
Rentang gerak pasif ini berguna untuk menjaga kelenturan otot- otot
dan persendian dengan menggerakkan otot orang lain secara pasif
misalnya perawat mengangkat dan menggerakkan kaki pasien. Sendi
yang digerakkan pada ROM pasif adalah seluruh persendian tubuh
atau hanya pada ekstremitas yang terganggu dan klien tidak mampu
melaksanakannya secara mandiri.
b) Bahu
188
c) Siku
d) Lengan bawah
e) Pergelangan tangan
ibu jari,
Adduksi Menekuk pergelangan tangan miring rentang 30-50°
ke
7 Ibu jari
1. Pinggul
2. Lutut
4. Kaki
5. Jari-Jari Kaki
Daftar Pustaka
Mawarti, H., & Farid. (2012). Pengaruh latihan ROM (Range Of Motion) pasif
terhadap peningkatan kekuatan otot pada pasien stroke dengan
hemiparase. http://www.journal.unipdu.ac.id/index.php/eduhealth/article/
diunduh tanggal 29 Agustus 2017.
Potter, P.A, Perry, A.G. Buku Ajar Fundamental Keperawatan : Konsep, Proses,
dan Praktik. Edisi 4.Volume 2. Alih Bahasa : Renata Komalasari, dkk. Jakarta
: EGC. 2005.
Reese , Nancy Berryman, William D. Bandy, Ph.D. 2009. Joint Range of Motion
and Muscle Length Testing
194
LAMPIRAN 2 :
LEAFLET STROKE
a)
195
LAMPIRAN 3:
BAP PENYULUHAN KESEHATAN
TENTANG
LAMPIRAN 4 :
FOTO KEGIATAN PENYULUHAN KESEHATAN
197
LAMPIRAN 5 :
NOTULEN ZOOM SHARING SESSION METODE TIM, PRE DAN POST
CONFERENCE
NOTULEN
Acara : “ Zoom Sharing Sessions Metode Tim, Pre dan Post Conference’
SUSUNAN ACARA :
1. PEMBUKAAN
2. PAPARAN MATERI
3. DISKUSI
4. PENUTUP
1. PEMBUKAAN
Pembukaan acara “ Zoom Sharing Sessions Metode Tim, Pre dan Post
Conference’ dengan bacaan Basmalah yang dipimpin oleh pembawa acara.
2. PAPARAN MATERI
Pemaparan materi tentang Metode Tim, Pre dan Post Conference oleh Bu. Indri
Heri Susanti.
3. DISKUSI
Pertanyaan 1 Bagaimana mengatur kegiatan pre dan post conference pada metode
Hernowo BS tim dalam kondisi dokter spesialis visit di jam operan jaga ?
Jawban Bu indri 1. Modifikasi jam pre dan post conference yang di sesuaikan dengan pre dan
post conference
2. Menggunakan motode yang lebih cepat.
198
Jawaban Bu indri 6. Dikaji dulu 5 M ( man, money, method, material, market) untuk lingkup
puskesmas
7. Metode yang tepat adalah metode fungsional jika di puskesmas,
mengingat jenis kegiatan dan jumlah tenaga perawat yang ada.
8. Jika anak menggunakan metode tim maka harus di modifikasi dan
disesuaikan dengan kegiatan yang ada di puskemas.
Pertanyaan ke 5 Hal apa yang bisa dimaksimalkan di dalam metode tim dengan kondisi
Bu.widyandi jumlah tenaga perawat yang minimal.
Jawaban Bu indri 17. Membuat jadwal yang sama selama 1 bulan atau lebih agar terlihat
kemampuan dari setiap individu.
18. Memntau dan memberikan pelatihan secara langsung kepada petugas
perawat yang kemampuannya masih kurang.
19. Memaksimalkan kemampuan petugas dengan memberikan pelatihan-
pelatihan yang disesuaikan dengan kondisi ruangan.
20. PENUTUP
Penutupan acara “ Zoom Sharing Sessions Metode Tim, Pre dan Post
Conference’ dilakukan oleh pembawa acara dengan acaan hamdalah.
Ajibarang, 31-3-2022
Notulen Ketua Panitia
Dokumentasi foto :
c
201
Lampiran 6
Draft SAK Ruang Cendrawasih Atas
U
NO RM :
RENCANA ASUHAN
UNIVERSITAS HARAPAN KEPERAWATAN
BANGSA Nama :............................................................ L/P
TGL/ DIAGNOSA KEPERAWATAN TUJUAN DAN KRITERIA HASIL INTERVENSI KEPERAWATAN PARAF
JAM & NAMA
(Nursing Diagnosis) (Nursing Outcome) (Nursing Interventions)
202
□ Katarak Edukasi
□ Glaukoma
□ Demensia □ Anjurkan memanggil perawat jika
membutuhkan bantuan untuk berpindah
□ Anjurkan menggunakan alas kaki yang
tidak licin
NO RM : 204
RENCANA ASUHAN
UNIVERSITAS HARAPAN
BANGSA KEPERAWATAN Nama :............................................................ L/P
TGL/ DIAGNOSA KEPERAWATAN TUJUAN DAN KRITERIA HASIL INTERVENSI KEPERAWATAN PARAF
JAM &
(Nursing Diagnosis) (Nursing Outcome) (Nursing Interventions)
NAMA
205
GANGGUAN PERSEPSI SENSOR Setelah dilakukan intervensi keperawatan selama ..........x 24 jam, maka
fungsi sensori Meningkat dengan Kriteria hasil:
( PENGLIHATAN) MINIMALISASI
FUNGSI SENSORI (KODE SLKI L.06048) RANGSANGANL(I.008241):
(KODE SDKI D. 0085)
EKSPEKTASI : MEMBAIK
OBSERVASI
DEFINISI : Perubahan persepsi
terhadap stimulasi baik internal t. Perksa status mental,status sensori,
KRETERIA CUKUP CUKUP
maupun eksternal yang disertai MENURU
N
MENURU
SEDAN
G
MENINGKA
MENIN
GKAT
dan tingkat kenyamanan
N T
dengan respon yang berkurang, TERAPEUTIK
KETAJAMAN 1 2 3 4 5
berlebihan atau distorsi. PENGLIHATAN u. Diskusikan tingkat beban sensori
Mis ( terlalu terang
PENYEBAB
v. Batasi stimulus lingkungan
g. Gangguan penglihatan w. Jadwalkan aktivitas harian dan
h. Hipoksia serebral waktu Istirahat
i. Penyalahgunaan zat x. Kombinasikan prosedur tindakan
j. Usia lanjut dalam satu waktu ssuai kebutuhan
k. Pemajanan toksin lingkungan EDUKASI
y. Ajarkan cara meminimalisasi
GEJALA DAN TANDA stimulus ( mis .mengatur pencahayaan
ruangan )
l. Distorsi sensori
KOLABORASI
KONDISI KLINIS TERKAIT
z. Kolaborasi dalam meminimalisasi
m. Glaukoma prosedur/ tindakan
n. Katarak aa. Kolaborasi pemberian obat yang
o. Gangguan refraksi (miopia, mempengaruhi persepsi stimulus
hiperopia, astigmatisma, presbiopia)
p. Trauma okuler
206
RESIKO KETIDAKSTABILAN Setelah dilakukan intervensi keperawatan selama ..........x 24 jam, maka
kestabilan gula darah meningkat dengan Kriteria hasil:
GLUKOSA DARAH MANAJEMEN HIPERGLIKEMIA
KESTABILAN KADAR GLUKOSA DARAH (KODE SLKI (I.06198):
(KODE SDKI D. 0038) L. 05022)
OBSERVASI
DEFINISI :Risiko terhadap variasi EKSPEKTASI : MENINGKAT
glukosa darah dari rentang normal. KRETERIA CUKUP CUKUP 4. Identifikasi penyebab HIPERGLIKEMIA
MENUR SEDA MENING
FAKTOR RESIKO : UN
MENU
NG
MENIN
KAT 5. Identifikasi situasi yang menyebabkan
RUN GKAT
kebutuhan insulin meningkat (mis.penyakit
□ Kurang terpapar informasi KESADARAN 1 2 3 4 5 kambuhan)
□ Ketidaktepatan pemantauan
KOORDINASI 1 2 3 4 5 6. Monitor kadar glukosa bila perlu
glukosa darah
7. Monitor gejala dan tanda hiperglikemia
□ Kurang patuh pada rencana
(mis.polliuria, polipdipsia,
manajemen diabetes
KRETERIA CUKUP polifagia,kelemahan, melaise,pandangan
□ Manajemen mediakasi tidak MENING MENI SEDAN
CUKUP
KAT NGKA G
MENU MENURUN kabur , sakit kepala
terkontrol T
RUN
8. Monitor intake dan output cairan
□ Kehamilan
MENGANTUK 1 2 3 4 5 9. Monitor keton urin , kadar analisa gas darah
□ Periode pertumbuhan cepat
elektrolit, tekanan darah orstotatik dan
□ Stress berlebihan PUSING 1 2 3 4 5
frekuensi nadi
□ Penambahan berat badan LELAH 1 2 3 4 5 TERAPEUTIK
Kurang dapat menerima diagnosis
KELUHAN 1 2 3 4 5 bb. Berikan asupan cairan oral
LAPAR
cc. konsultasi dengan medis jika tanda gejala
BERKERINGAT 1 2 3 4 5 hiperglikemia tetap ada dan memburuk
GEMETAR 1 2 3 4 5 dd. fasilitasi ambulasi jika ada hipotensi
ortostatik
RASA HAUS 1 2 3 4 5 EDUKASI
MULUT KERING 1 2 3 4 5
ee. Anjurkan kepatuhan terhadap diet dan
olahraga
ff. Anjurkan monitor kadar gula darah secara
mandir
209
JUMLAH URINE 1 2 3 4 5
NO RM : 210
UNIVERSITAS HARAPAN
BANGSA
RENCANA ASUHAN
KEPERAWATAN Nama :............................................................ L/P
TERAPEUTIK
KRETERIA CUKU CUKU
MEMB P SEDA P □ Pertahankan posisi kepala dan leher netral
MEMB
TEKANAN 1 2 3 4 5
DARAH
DIASTOLIK
REFLEK 1 2 3 4 5
SARAF
NO RM : 216
RENCANA ASUHAN
UNIVERSITAS HARAPAN KEPERAWATAN Nama :............................................................ L/P
BANGSA
(NURSING CARE PLAN) Tgl lahir :................................................................
(Harap diisi atau menempelkan label/stiker bila ada)
HIPERTERMIA Setelah dilakukan intervensi keperawatan selama ..........x MANAJEMEN HIPERTERMIA Kode SIKI
24 jam, maka Termoregulasi Membaik dengan Kriteria (I.15506):
(KODE SDKI D.0130) hasil:
OBSERVASI
DEFINISI : Suhu tubuh meningkat diatas rentang TERMOREGULASI (KODE SLKI L.14134)
normal. Identifikasi Penyebab hipertermia (mis dehidrasi,
EKSPEKTASI : MEMBAIK terpapar lingkungan panas, penggunaan incubator)
SUHU TUBUH 1 2 3 4 5
SUHU KULIT 1 2 3 4 5
KADAR 1 2 3 4 5
GLUKOSA
DARAH
PENGISIAN 1 2 3 4 5
KAPILER
VENTILASI 1 2 3 4 5
TEKANAN 1 2 3 4 5
DARAH
NO RM : 219
RENCANA ASUHAN
UNIVERSITAS HARAPAN
BANGSA
KEPERAWATAN Nama :............................................................ L/P
HIPOVOLEMIA Setelah dilakukan intervensi keperawatan selama ..........x 24 DUKUNGAN MOBILISASI Kode SIKI (I.05173):
jam, maka status cairan membaik dengan Kriteria hasil:
OBSERVASI
(KODE SDKI D.0023) STATUS CAIRAN (KODE SLKI L.03028)
Periksa tanda dan gejala hipovolemia (mis. Frekuensi nadi meningkat, n
DEFINISI : Penurunan volume cairan intravascular,
EKSPEKTASI : MENURUN teraba lemah, tekanan darah menurun, tekanan nadi menyempit, turgor k
interstisial, dan atau intraselular. menurun, membrane mukosa kering, volume urin menurun, hematocrit
meningkat, haus, lemah)
KRETERIA CUKUP
GEJALA DAN TANDA/ DITANDAI MENINGKA
MENINGKA
SEDAN CUKUP
MENURUN EDUKASI
T G MENURUN
DENGAN: T
MEMBRAN 1 2 3 4 5
MINOR MUKOSA
GANGGUAN MOBILITAS Setelah dilakukan intervensi keperawatan selama ..........x 24 DUKUNGAN MOBILISASI Kode SIKI
jam, maka mobilitas fisik meningkat dengan Kriteria hasil: (I.05173):
FISIK
MOBILITAS FISIK (KODE SLKI L.05042) OBSERVASI
(KODE SDKI D.0054)
EKSPEKTASI : MENINGKAT Identifikasi adanya nyeri atau keluhan fisik
DEFINISI : Ketrbatasan dalam gerakan fisik dari satu lainnya
atau lebih ekstremitas secara mandiri
Identifikasi toleransi fisik melakukan
PENYEBAB/BERHUBUNGAN DENGAN: KRETERIA CUKUP SEDAN
CUKUP
MENINGKA pergerakan
MENURUN MENINGKA
MENURUN G T
T
Kerusakan integritas struktur tulang Monitor frekuensi jantung dan tekanan darah
PERGERAKAN 1 2 3 4 5 sebelum memulai mobilisasi
Penurunan kendali otot EKSTREMITAS
Monitor kondisi umum selama melakukan
Penurunan masa otot KEKUATAN OTOT 1 2 3 4 5 mobilisasi
Penurunan kekuatan otot RENTAANG GERAK 1 2 3 4 5
(ROM)
Kekakuan sendi TERAPEUTIK
Gangguan muskuloskeletal Fasilitasi aktivitas mobilisasi dengan alat
KRETERIA CUKUP
Gangguan neuromuskular MENINGKA
MENINGKA
SEDAN CUKUP
MENURUN
bantu (mis. pagar tempat tidur)
T G MENURUN
T
Kontraktur Libatkan keluarga untuk membantu pasien
NYERI 1 2 3 4 5 dalam meningkatkan pergerakan
Program pembatasan gerak
KECEMASAN 1 2 3 4 5
Nyeri
KAKU SENDI 1 2 3 4 5 EDUKASI
Kecemasan
GERAKAN TIDAK 1 2 3 4 5 Jelaskan tujuan dan prosedur mobilisasi
Gangguan kognitif TERKOORDINASI
Anjurkan melakukan mobilisasi (mis. duduk
Keengganan melakukan pergerakan GERAKAN 1 2 3 4 5 ditempat tidur,
TERBATAS
Gangguan sensori persepsi duduk disisi tempat tidur, pindah dari tempat
KELEMAHAN 1 2 3 4 5 tidur ke kursi)
Kurang terpapar informasi tentang aktivitas FISIK
fisik
227
MINOR
Sendi kaku
Gerakan terbatas
Fisik lemah
NO RM : 228
RENCANA ASUHAN
UNIVERSITAS HARAPAN KEPERAWATAN Nama :............................................................ L/P
BANGSA
(NURSING CARE PLAN) Tgl lahir :................................................................
(Harap diisi atau menempelkan label/stiker bila ada)
NYERI AKUT Setelah dilakukan intervensi keperawatan selama ..........x 24 MANAJEMEN NYERI Kode SIKI (I.08238):
jam, maka Tingkat Nyeri Menurun dengan Kriteria hasil:
OBSERVASI
(KODE SDKI D.0077) TINGKAT NYERI (KODE SLKI L.08066)
Identifikasi Lokasi, karakteristik, durasi,
DEFINISI : Pengalaman sensorik atau emosional yang
EKSPEKTASI : MENURUN frekuensi, kualitas, intensitas, skala nyeri
berkaitan dengan kerusakan jaringan actual atau
fungsional, dengan onset mendadak atau lambat dan Identifikasi respon nyeri non verbal
berintensitas ringan hingga berat yang berlangsung
kurang dari 3 bulan. KRETERIA CUKUP CUKUP Identifikasi factor yang memperberat dan
MENURUN SEDANG MENINGKAT
MENURUN MENINGKAT
memperringan nyeri
KEMAMPUAN 1 2 3 4 5
MENUNTASKAN
AKTIVITAS Identifikasi pengetahuan dan keyakinan tentang
PENYEBAB/ BERHUBUNGAN DENGAN : nyeri
Agen pencedera fisiologis Identifikasi pengaruh Budaya terhadaprespon
KRETERIA CUKUP CUKUP
MENINGKAT SEDANG MENURUN
MENINGKAT MENURUN nyeri
(misal Inflamasi, iskemia, neoplasma) KELUHAN NYERI 1 2 3 4 5
Agen Pencedera kimiawi MERINGIS 1 2 3 4 5 Identifikasi pengaruh nyeri pada kualitas hidup
SIKAP PROTEKTIF 1 2 3 4 5
(misal terbakar, bahan kimia iritan) TERAPEUTIK
GELISAH 1 2 3 4 5
Agen Pencedera fisik KESULITAN TIDUR 1 2 3 4 5 Berikan teknik non farmakologis untuk
MENARIK DIRI 1 2 3 4 5 mengurangi rasa nyeri (missal TENS, hypnosis,
(misal abses, amputasi, terbakar, terpotong, BERFOKUS PADA akupresur, terapi music, biofeedback, terapi
1 2 3 4 5
mengangkat berat, proseur operasi, trauma, DIRI SENDIRI pijat, aromaterapi, teknik imajinasi terbimbing,
latihan fisik berlebihan) DIAFORESIS 1 2 3 4 5 kompres hangat/dingin, terapi bermain)
PERASAAN DEPRESI 1 2 3 4 5 Kontrol lingkungan yang memperberat rasa
ANOREKSIA 1 2 3 4 5 nyeri (missal suhu ruangan, pencahayaan,
GEJALA DAN TANDA/ DITANDAI PUPIL DILATASI 1 2 3 4 5 kebisingan)
DENGAN: MUAL MUNTAH 1 2 3 4 5
Fasilitasi istirahat dan tidur
MAYOR
CUKUP CUKUP Pertimbangkan jenis dan sumber nyeri dalam
KRETERIA MEMBURUK SEDANG MEMBAIK
Mengeluh nyeri MEMBURUK MEMBAIK pemilihan strategi meredakan nyeri.
FREKUENSI NADI 1 2 3 4 5
Tampak Meringis POLA NAFAS EDUKASI
1 2 3 4 5
Berikap protektif (misal waspada, posisi TEKANAN DARAH 1 2 3 4 5 Jelaskan penyebab, periode, dan pemicu nyeri
menghindari nyeri) PROSES BERFIKIR 1 2 3 4 5
FUNGSI BERKEMIH 1 2 3 4 5 Jelaskan strategi meredakan nyeri
230
Menarik diri
Diaforesis