Anda di halaman 1dari 25

TUGAS

MANAJEMEN DATA

“Pengaruh Safety Talk Terhadap Perilaku Penggunaan APD Pada Pekerja


Di Proyek Pembangunan Bank Indonesia(BI) Kendari Tahun 2019”

OLEH :

HERLINA

J1A1 16 043

KONSENTRASI KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS HALU OLEO

KENDARI

2019
1. Judul : Pengaruh Safety Talk Terhadap Perilaku Penggunaan APD Pada
Pekerja Di Proyek Pembangunan Bank Indonesia(BI) Kendari Tahun 2019
2. Variabel :
a. Variabel bebas : perilaku selamat dalam penggunaan APD yang
meliputi pengetahuan, sikap, dan tindakan
b. Variabel terikat : safety talk
3. Tinjauan teori :
1. Konsep Dasar Perilaku

Perilaku dari segi biologis adalah suatu kegiatan atau aktivitas organisme

yang bersangkutan. Jadi perilaku manusia pada hakekatnya adalah suatu aktivitas

dari manusia itu sendiri. Untuk kepentingan analisa, dapat dikatakan bahwa

perilaku adalah apa yang dikerjakan organisme, baik yang dapat diamati secara

langsung maupun secar tidak langsung. (Notoatmojo, 2010)

Dalam wikipedia disebutkan perilaku manusia adalah sekumpulan perilaku

yang dimiliki oleh manusia dan dipengaruhi oleh adat, sikap, emosi, nilai, etika,

kekuasaan, persuasi, dan atau genetika. Perilaku seseorang dikelompokkan ke

dalam perilaku wajar, perilaku dapat diterima, perilaku aneh, dan perilaku

menyimpang. Dalam sosiologi,perilaku dianggap sebagai sesuatu yang tidak

ditujukan kepada orang lain dan oleh karenanya merupakan suatu tindakan sosial

manusia yang mendasar. (Notoatmojo, 2010)

Menurut Skinner sebagaimana dikutip oleh Soekidjo Notoatmojo (2010:

21) perilaku merupakan respon atau reaksi seseorang terhadap rangsangan dari

luar (stimulus). Perilaku dapat dikelompokkan menjadi dua:

a. Perilaku tertutup (covert behaviour), perilaku tertutup terjadi bila respons

terhadap stimulus tersebut masih belum bisa diamati orang lain (dari luar)
secara jelas. Respon seseorang masih terbatas dalam bentuk perhatian,

perasaan, persepsi, dan sikap terhadap stimulus yang bersangkutan.

Bentuk “unobservabel behavior´atau “covert behavior” apabila respons

tersebut terjadi dalam diri sendiri, dan sulit diamati dari luar (orang lain)

yang disebut dengan pengetahuan (knowledge) dan sikap (attitude).

b. Perilaku Terbuka (Overt behaviour), apabila respons tersebut dalam

bentuk tindakan yang dapat diamati dari luar (orang lain) yang disebut

praktek (practice) yang diamati orang lain dati luar atau “observabel

behavior”.

Perilaku terjadi melalui proses adanya stimulus terhadap organisme, dan

kemudian organisme tersebut merespon, maka teori Skinner ini disebut teori ‘S-

O-R” (Stimulus-Organisme-Respons). Berdasarkan batasan dari Skinner tersebut,

maka dapat didefinisikan bahwa perilaku adalah kegiatan atau aktivitas yang

dilakukan oleh seseorang dalam rangka pemenuhan keinginan, kehendak,

kebutuhan, nafsu, dan sebagainya. (Notoatmojo, 2010)

Menurut Skinner, perilaku dapat dibentuk dengan menciptakan suatu kondisi

tertentu yang disebut operant conditioning dengan prosedur sebagai berikut

(Notoatmojo, 2010) :

a. Melakukan identifikasi tentang hal-hal yang merupakan penguat atau

reinforcing berupa hadiah bagi perilaku yang akan dibentuk.

b. Melakukan analisis untuk mengidentifikasi komponen-komponen kecil

yang membentuk perilku yang dikehendaki. Kemudian komponen

tersebut disusun dalam urutan yang tepat untuk menuju kepada


terbentuknya perilaku yang dimaksud.

c. Menggunakan komponen tersebut secara urut sebagai tujuan sementara,

mengidentifikasi reinforcing atau hadiah untuk masing-masing

komponen tersebut.

d. Melakukan pembentukan perilaku dengan menggunakan urutan

komponen yang telah disusun.

Perilaku terdiri dari tiga komponen utama, yaitu pengetahuan, sikap, dan

tindakan atau praktek. (Notoatmojo, 2010).

a. Konsep dasar pengetahuan

a) Definisi Pengetahuan

Menurut Notoatmodjo (2011) pengetahuan adalah hasil dari tahu setelah

seseorang dalam melakukan penginderaan suatu objek tertentu. Pengindraan

terjadi melalui pancaindra meliputi pancamanusia yaitu indra penglihatan, indra

penciuman, indra pendengaran, indra rasa, dan indra raba.Pengetahuan atau

kognitif merupakan domain yang sangat penting dalam tindakan seseorang (over

behavior).Pengetahuan juga diartikan sebagai informasi yang secara terus

menerus diperlukan oleh seseorang untuk memahami pengalaman (Potter et al,

2005).Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia ([KBBI]) pengetahuan adalah

sesuatu yang diketahui berkaitan dengan proses pembelajaran. (Notoatmojo,

2010)

b) Tingkat Pengetahuan
Menurut Notoatmodjo, S (2011) pengetahuan seseorang terhadap objek

mempunyai intensitas atau tingkat yang berbeda- beda. Secara garis besar dibagi

dalam 6 tingkat pengetahuan yaitu:

1) Tahu atau Know

Tahu diartikan dengan mengingat materi yang teah dipelajari sebelumnya.

Termasuk dalam pengetahuan tinkat ini adalah mengingata kembali sesuatu yang

spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang diterima. Oleh

karena itu tahu merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah.

2) Memahami atau Comprehension

Memahami diartikan dengan kemampuan untuk menjelaskan dengan benar

tentang obyek yang diketahui dan dapat menginterpretasikan materi dengan benar.

Orang yang paham terhadap materi harus dapat menjelaskan menyebutkan contoh,

menyimpulkan, meramalkan, dan sebagainya tentang obyek yang dipelajari

3) Aplikasi

Aplikasi diartikan dengan kemampuan menggunakan materi yang telah

dipelajari pada situasi atau kondisi sebenarnya. Aplikasi juga dapat diartikan

sebagai penggunaan hokum-hukum, rumus, metode, prinsip, dan sebagainya

dalam situasi yang berbeda.

4) Analisis

Analisis adalah kemampuan untuk menjabarkan materi atau obyek ke

dalam komponen-komponen, tetapi masih didalam suatu struktur perusahaan

tersebut, dan masih ada kaitannya antara satu dengan yang lainnya.

5) Sintesis
Sintesis merujuk pada suatu kemampuan meletakkan atau menghubungkan

bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru. Dapat diartikan

sintesis adalah kemampuan menyusun formulasi dari formulasi- formulasi yang

ada.

6) Evaluasi

Evaluasi berkaitan dengan kemampuan melakukan justifikasi atau

penilaian terhadap suatu materi atau obyek. Penilian itu berdasarkan criteria

yang ditentukan sendiri, atau menggunakan criteria yang telah ada. Menurut

Notoatmodjo (2003) pengetahuan dapat diukur dengan melakukan wawancara

atau angket yang menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur dari subyek

penelitian atau responden. Kedalaman pengetahuan yang ingin diukur dapat

disesuaikan dengan tingkat-tingkat tersebut di atas.

c) Faktor-Faktor yang Mempengaruhi pengetahuan

Faktor- Factor yang Mempengaruhi Pengetahuan menurut Notoatmodjo

(1997), ada beberapa factor yang mempengaruhi pengetahuan sesorang, yaitu :

a. Pendidikan

Pendidikan adalah suatu usaha untuk mengembangkan kepribadian

kemampuan di dalam dan di luar sekolah dan berlangsung seumur hidup.

Makin tinggi pendidikan seseorang makin mudah orang tersebut menerima

informasi, baik dari orang lain maupun dari media masa. Semakin banyak

informasi yang masuk, maka semakin banyak pengatuan tentang kesehatan

b. Pengalaman

Pengalaman belajar dalam bekerja yang berkembang memberikan


pengetahuan dan keterampilan professional belajar selama bekerja akan

mengembangkan kemampuan mengambil keputusan yang merupakan

manifestasi dan keterpaduan nalar seara ilmiah dan etik yang bertolak dari

masalah yang nyata dalam bidan keperawatan.

b. Konsep Dasar Sikap

a) Definisi Sikap

Sikap atau attitude adalah reaksi atau respon yang masih tertutup dari

seseorang terhadap suatu stimulus atau obyek. Manifestasi sikap tidak dapat

langsung dilihat, tetapi hanya dapat ditafsirkan terlebih dahulu dari perilaku yang

tertutup. Sikap belum merupakan kesiapan untuk bereaksi terhadap obyek

lingkungan tertentu sebagai suatu penghayatan terhadap obyek. Sikap

mengandung tiga komponen yang membentuk struktur sikap yaitu (Agustin, A.

2016) :

1) Komponen kognitif

Komponen yang berkaitan dengan pengetahuan, pandangan, keyakinan

yaitu hal-hal yang berhubungan dengan bagaimana orang mempersepsikan

terhadap obyek sikap.

2) Komponen afektif

Komponen yang berhubungan dengan masalah emosional subyektif

seseorang terhadap suatu obyek sikap. Komponen ini berhubungan dengan rasa

senang atau tidak senang dimana rasa senang merupakan hal yang positif dan rasa

tidak senang sebagai hal yang negative.

3) Komponen konatif
Komponen yang menunjukkan kecenderungan berperilaku terhadap obyek

sikap yang dihadapi. Komponen ini menunjukkan intensitas sikap yaitu

menunjukkan besar kecilnya kecenderungan bertindak atau perperilaku seseorang

terhadap obyek sikap.

b) Ciri – Ciri Sikap

Sikap merupakan factor dalam diri manusia yang dapat mendorong seseorang

berperilaku tertentu. Ciri-ciri sikap adalah (Agustin, A.,2016) :

1) Sikap tidak dibawa sejak lahir

Manusia lahir tidak membawa sikap tertentu terhadap suatu obyek, karena

sikap terbentuk dalam perkembangan individu yang bersangkutan. Oleh karena itu

sikap dapat dipelajari karena sikap dapat berubah dan dapat dibentuk.

2) Sikap selalu berhubungan dengan obyek sikap

Sikap terbentuk atau dipelajari dalam hubungannya dengan suatu obyek

tertentu, yaitu melalui proses persepsi terhadap obyek tertentu. Hubungan yang

positif atau negative terhadap obyek tertentu, akan menimbulkan sikap berbeda

pada obyek tertentu.

3) Sikap dapat tertuju pada suatu obyek saja,

Apabila seseorang mempunyai sikap negative pada seseorang, maka

orang tersebut akan menunjukkan sikap negative pula pada kelompok dimana

orang tersebut tergaubung.Hal ini menunjukkan kecenderungan

menggeneraisasikan obyek sikap

4) Sikap dapat lama atau sebentar

Sikap yang terbentuk dan telah menjadi suatu nilai dalam diri seseorang,
maka sikap tersebut relatif akan bertahan lama dalam diri orang tersebut karena

sikap tersebut akan sulit berubah. Namun apabila sikap itu belum begitu

mendalam dalam diri seseorang maka sikap tersebut relatif tidak bertahan lama

dan lebih mudah untuk berubah.

5) Sikap mengandung factor persamaan dan motivasi

Sikap terhadap suatu obyek tertentu akan selalu diikuti oleh perasaan

tertentu yang bersifat positif ataupun negative pada obyek tersebut. Disamping itu

sikap mempunyai daya dorong bagi individu untuk berperilaku secara tertentu

terhadapa obyek yang dihadapi. (Walgito, 2012)

c) Tingkatan Sikap

Sikap terdiri dari beberapa tingkatan (Agustin, A. 2016) :

1) Menerima atau receiving

Menerima diartikan bahwa orang atau obyek mau dan memperhatikan

stimulus yang diberikan.

2) Merespon atau responden

Memberikan jawaban apabila ditanya, mengerjakan dan menyelasaikan

tugas yang diberikan adalah suatu indikasi dari sikap karena dengan sikap usaha

untuk menjawab pertanyaan atau mengerjakan tugas yang diberikan, terlepas dari

pekerjaan itu benar atau salah.

3) Menghargai atau valuing

Mengajak orang lain untuk mengerjakan atau mendiskusikan suatu

masalah adalah suatu indikasi sikap tingkat tiga.

4) Bertanggung jawab
Bertanggung jawab atas segala sesuatu yang telah dipilihnya dengan

segala resiko merupakan sikap yang paling tinggi.

c. Konsep Dasar Tindakan atau Praktek

a) Pengertian Tindakan atau Praktek

Sikap belum otomatis terwujud dalam suatu tindakan yang dapat di

observasi secara langsung . Untuk terwujudnya sikap agar menjadi suatu

perbuatan nyata diperlukan factor pendukung atau suatu kondisi yang

memungkinkan. (Gatam,2015)

b) Tingkatan Tindakan atau Praktek

Menurut Notoatmodjo (2003) tindakan memiliki tingkatan sama halnya

dengan sikap. Tingkatan dalam tindakan yaitu :

1) Persepsi (Perception)

Mengenal dan memilih berbagai obyek sehubungan dengan tindakan

yang akan diambil adalah merupakan praktek tingkat pertama.

2) Respons Terpimpin (Guided Response)

Melakukan sesuatu sesuai dengan urutan yang benar sesuai dengan

contoh adalah merupakan indicator praktek tingkat dua.

3) Mekanisme (Mecanism)

Apabila seseorang telah dapat melakukan sesuatu dengan benar

secara otomatis, atau sesuatu itu sudah merupakan kebiasaan maka ia sudah

mencapai praktek tingkat tiga.

4) Adaptasi (Adaptation)

Adaptasi adalah suatu praktek atau tindakan yang sudah berkembang


dengan baik. Artinya tindakan itu sudah dimodifikasi tanpa mengurangi

kebenaran tindakan tersebut.

c) Bentuk Perilaku

Secara operasional perilaku dapat diartikan suatu respon organism atau

seseorang terhadap rangsangan dari luar subyek tersebut. Menurut bebrapa ahli

respon ini berbentuk dua macam, yakni (Gatam,2015) :

1. Bentuk pasif

Bentuk pasif adalah respon internal, yaitu terjadi di dalam diri manusia

dan tidak dapat secara langsung terlihat oleh orang lain, misalnya

berpikir, tanggapan atau sikap bathin, dan pengetahuan.

2. Bentuk aktif

Yaitu apabila perilaku tersebut jelas dapat diobservasi secara langsung.

d) Cara Mengukur Indicator Perilaku

Cara yang tepat untuk mengukur pengetahuan dan sikap adalah dengan

wawancara, baik terstruktur maupun wawancara mendalam dan diskusi kelompok

terarah khusus untuk penilaian kualitatif. Sedangkan untuk memperoleh data

tindakan atau perilaku adalah dengan observasi, Namun juga dapat dilakukan

dengan pendekatan recall melalui wawancara. Dengan mengingat kembali

perilaku yang telah dilakukan responden beberapa waktu lalu. (Maulana, 2010)

2. Safety Talk

a. Definisi Safety Talk


Menurut Ontario Forestry Safety Workplace Association, safety talk adalah

salah satu dari serangkaian pertemuan singkat yang diadakan secara berkala

dengan pekerja dan supervisor mereka untuk membahas masalah dan

kekhawatiran tentang kesehatan dan keselamatan. Semua safety talks melibatkan

presentasi resmi pada subjek tertentu ke kelompok oleh orang yang dipilih untuk

memimpin sesi, diikuti dengan diskusi tentang topik yang cocok dengan tempat

kerja Anda dan kegunaannya bagi orang-orang yang bekerja di sana.(Frank,2015)

Sebuah safety talk adalah salah satu cara untuk mengingatkan pekerja

bahwa kesehatan dan keselamatan penting dalam melakukan pekerjaan. Safety

talk tidak menggantikan pelatihan formal. Melalui safety talk pekerja

mengetahui tentang kesehatan dan persyaratan keselamatan untuk peralatan,

bahan, dan prosedur yang mereka gunakan setiap hari untuk pekerjaan tertentu.

Safety talk adalah salah satu kegiatan yang diadakan oleh perusahaan yang

bertujuan meningkatkan pengetahuan serta kesadaran tenaga kerja mengenai

kesehatan dan keselamatan kerja untuk mencegah terjadinya kecelakaan kerja di

perusahaan. (Frank,2015)

b. Pelaksanaan Safety Talk

Safety talk menurut Infrastructure Health and Safety Association IHSA

(2010) dilakukan antara lima sampai lima belas menit. Safety talk dapat dilakukan

dengan cara :

1. Pilih bicara sesuai dengan kondisi lokasi dan bekerja serta tidak memberi

materi yang tidak dibutuhkan pada pekerjaan.

2. Memberikan materi safety talk yang paling sesuai dan perlu mendapatkan
perhatian, dapat berupa pekerjaan kantor, pekerjaan lapangan, atau

peralatan.

3. Memperkenalkan subjek safety talk dengan jelas agar pekerja tahu persis

mengenai yang akan dibicarakan dan mengapa hal itu penting bagi mereka.

4. Menggunakan kata-kata yang mudah dimengerti oleh tenaga kerja.

5. Hubungkan poin utama dengan pekerjaan yang biasa dilakukan atau yang

diketahui tenaga kerja.

6. Tepat bahaya. Jelaskan bahaya yang mungkin terjadi. Gunakan informasi

dari safety talk untuk menjelaskan bagaimana mengontrol atau mencegah

bahaya.

7. Jika memungkinkan, gunakan alat yang nyata, peralatan, materi, dan situasi

lapangan kerja untuk menunjukkan poin-poin kunci.

8. Tanyakan apakah ada yang ingin ditanyakan oleh tenaga kerja, lalu

jawablah dengan sebaik mungkin berdasarkan pengetahuan yang dimiliki.

9. Minta tenaga kerja untuk menunjukkan yang telah dipelajari.

10. Mencatat setiap pembicaraan yang disampaikan, termasuk tanggal, topik,

dan nama-nama peserta yang mengikuti safety talk.

3. Alat Pelindung Diri

Menurut Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi

PER.08/MEN/VII/2010 Alat Pelindung Diri (APD) adalah suatu alat yang

mempunyai kemampuan untuk melindungi seseorang yang fungsinya mengisolasi

sebagian atau seluruh tubuh dari potensi bahaya di tempat kerja. Sehingga dapat

disimpulkan APD adalah alat yang digunakan seseorang untuk mengurangi resiko
yang ditimbulkan oleh akibat lingkungan kerja yang tidak aman. Perusahaan wajib

menyediakan APD untuk pekerjanya.

a. Syarat Alat Pelindung Diri

Menurut Suma’mur, alat pelindung diri yang baik memiliki syarat-syarat

sebagai berikut :

a) Enak dipakai,

b) Tidak mengganggu pekerjaan/kenyamanan,

c) Memberikan perlindungan efektif terhadap jenis bahaya.

Alat pelindung diri menurut PER.08/MEN/VII/2010 terdiri dari beberapa

jenis, antara lain :

1. Alat Pelindung Kepala

Alat pelindung kepala berfungsi melindungi kepala dari benturan, terantuk,

kejatuhan atau terpukul benda keras yang melayang atau bergerak lainnya. Jenis

alat pelindung kepala adalah helm pengaman, topi atau tudung kepala, penutup

atau pengaman rambut dan lain-lain. (Heryanto. (2015).

2. Alat Pelindung Muka dan Mata

Alat pelindung mata dan muka berfungsi melindungi mata dan muka dari

paparan bahan kimia berbahaya, partikel-partikel, percikan benda kecil, panas,

atau uap panas, pancaran cahaya, benturan benda keras. Jenis alat pelindung mata

dan muka adalah kacamata pengaman (spectacles), goggles, tameng muka (face

shield), masker selam, tameng muka dan kacamata pengaman dalam kesatuan

(full face masker). (Heryanto,2015).

3. Alat Pelindung Telinga


Alat pelindung telinga berfungsi untuk melindungi alat pendengaran dari

kebisingan. Alat pelindung telinga terdiri dari sumbat teling (ear plug) dan

penutup teling (ear muff). (Heryanto,2015).

4. Alat pelindung pernafasan beserta perlengkapannya

Berfungsi untuk melindungi organ pernafasan dengan cara menyalurkan

udara bersih dan menyaring cemaran bahan kimia, mikro organisme, partikel

debu, kabut (aerosol), uap, asap, gas, dan sebagainya. Jenis alat perlindungan

pernafasan yaitu masker, respirator, katrit, canister, re-breather, airline respirator,

continues air supply machine, tangki selam dan regulator, Self-Contained

Breathing Apparatus (SCBA), dan emergency breathing apparatus. (Heryanto.

(2015).

5. Alat pelindung tangan

Berfungsi untuk melindungi tangan dan jari-jari tangan dari pajanan api,

suhu panas, suhu dingin, radiasi elektromagnetik, radiasi mengion, arus listrik,

bahan kimia, benturan, pukulan dan tergores, terinfeksi zat patogen (virus,

bakteri) dan jasad renik. Jenis pelindung tangan terdiri dari sarung tangan yang

terbuat dari logam, kulit, kain kanvas, kain atau kain berpelapis, karet, dan sarung

tangan yang tahan bahan kimia. (Heryanto. (2015).

6. Alat pelindung kaki

Berfungsi melindungi kaki dari tertimpa benda-benda berat, tertusuk benda

tajam, terkena cairan panas atau dingin, uap panas, terpajan suhu yang ekstrim,

terkena bahan kimia berbahaya dan jasad renik, tergelincir. Jenis Pelindung kaki

berupa sepatu keselamatan pada pekerjaan peleburan, pengecoran logam, industri,


kontruksi bangunan, pekerjaan yang berpotensi bahaya peledakan, bahaya listrik,

tempat kerja yang basah atau licin, bahan kimia dan jasad renik, dan/atau bahaya

binatang dan lain-lain. (Heryanto. (2015).

7. Pakaian pelindung

Berfungsi melindungi badan sebagian atau seluruh bagian badan dari

bahaya temperatur panas atau dingin yang ekstrim, pajanan api dan benda-benda

panas, percikan bahan-bahan kimia, cairan dan logam panas, uap panas, benturan

(impact) dengan mesin, peralatan dan bahan, tergores, radiasi, binatang, mikro-

organisme patogen dari manusia, binatang, tumbuhan dan lingkungan seperti

virus, bakteri dan jamur. Jenis pakaian pelindung terdiri dari rompi (vests),

celemek (apron/coveralls), jacket, dan pakaian pelindung yang menutupi sebagian

atau seluruh bagian badan. (Heryanto. (2015).

4. Kerangka Teori

Salah satu penyebab tingginya angka kecelakaan ditempat kerja ada dua

hal yaitu : Unsafe Action dan Unsafe Condition. Unsafe action adalah tindakan –

tindakan yang tidak aman dan berbahaya bagi para pekerja yang penyebabnya

adalah perilaku dari individu atau pekerja dimana perilaku ini disebabkan oleh

pengetahuan,sikap,dan tindakan dari pekerja. Sedangkan Unsafe Condition adalah

kondisi – kondisi yang tidak aman dan berbahaya bagi para pekerja. Salah satu

upaya penanggulangannya dengan penggunaan Alat Pelindung Diri (APD)

melalui kegiatan Safety talk yang dilakukan setiap hari. Safety talk atau safety

meeting merupakan sebuah cara untuk selalu mengingatkan kepada para pegawai
tentang pentingnya kesehatan dan keselamatan kerja di area kerja. Biasanya

materi yang diberikan melalui safety talk ini sifatnya spesifik kepada lingkungan

kerja dan tidak harus selalu dilakukan di ruang yang khusus.

Kecelakaan Kerja

Unsafe Condition Unsafe Action

Upaya Penanggulangan Perilaku

1. Eliminasi pengetahuan

2. Substitusi

3.Engineering Sikap

4.Administrasi
Tindakan/praktek

5. APD

Safety Talk

Diteliti :
Tidak diteliti :

Gambar 1 : Kerangka Teori


5. Kerangka Konsep

Kerangka konsep ini terdiri dari Variable penelitian meliputi variable

bebas dan variable tergantung. Variable bebas pada penelitian ini adalah Safety

Talk sedangkan variable tergantung pada penelitian ini adalah perilaku selamat

dalam penggunaan APD yang meliputi pengetahuan, sikap, dan tindakan tenaga

kerja produsi selama melakukan pekerjaan.

Perilaku :

Pengetahuan

Sikap
Safety talk
tindakan

APD

Keterangan :

: variabel bebas

: variabel tergantng

Gambar 2 : Kerangka Konsep

6. Definisi Operasional dan Kriteria Objektif

a. Pengetahuan adalah segala sesuatu yang diketahui tenaga kerja

bagian produksi yang berhubungan dengan perilaku selamat yang

meliputi : pengertian alat pelindung diri, syarat alat pelindung diri


alat pelindung diri yang harus digunakan pengaruh penggunaan alat

pelindung diri.

Untuk pengetahuan aspek pengukuran menggunakan skala guttman

terdiri dari 14 pertanyaan, dimana untuk setiap pertanyaan terdiri

satu jawaban yang benar. Jika responden menjawab benar maka di

beri skor 1 “benar” sedangkan jika responden menjawab salah di

ber skor 0 “salah” (Riduwan, 2010). Jumlah nilai tertinggi yang

dicapai oleh responden adalah 14 dengan kriteria objekif penelitian

sebagai berikut :

Kriteria Objektif

Pengetahuan Cukup : Apabila jumlah skor 8 - 14

Pengetahuan Kurang : Apabila jumlah skor 0 – 7

b. Pandangan tenaga kerja tentang perilaku selamat yang berupa

penggunaan APD. Kecenderungan tenaga kerja untuk merespon

baik secara positing atau negative tentang perilaku selamat. Sikap

tenaga kerja terhadap perilaku selamat : menerima, merespon,

menghargai, bertanggung jawab.

Untuk sikap menggunakan skala Guttman melalui 8 pertanyaan.

Apabila responden menjawab setuju (a) di beri nilai 1, dan apabila

tidak setuju (b) diberi nilai 0 (Riduwan, 2010). Jumlah nilai

tertinggi yang dicapai oleh responden adalah 8 dengan kriteria

objekif penelitian sebagai berikut :

Kriteria Objektif
Sikap Baik : Apabila jumlah skor 5 - 8

Sikap Kurang : Apabila jumlah skor 0 – 4

c. Tindakan adalah sejumlah tindakan yang dilakukan oleh tenaga

kerja produksi yang berkaitan dengan : Penggunaan alat pelindung

diri yang sesuai, lengkap dalam menggunakan apd, benar dalam

menggunakan apd.

d. Tindakan, skala pengukuran yang digunakan adalah skala Guttman.

Tindakan diukur melalui 6 pertanyaan. Apabila responden

menjawab ya (a) diberi nilai 1, dan apabila menjawab tidak (b)

diberi nilai 0 (Riduwan, 2010). Jumlah nilai tertinggi yang dicapai

responden adalah 6 dengan kriteria objekif penelitian sebagai berikut

Kriteria Objektif :

Tindakan Baik : Apabila jumlah skor 4 - 6

Tindakan Kurang : Apabila jumlah skor 0 - 3

e. Safety talk adalah program yang diberikan oleh perusahaan untuk

menginformasikan tentang keselamatan kerja di perusahaan yang

isinya meliputi : materi yang dibutuhkan tenaga kerja, kelengkapan

materi sesuai yang dibutuhkan, proses pelaksanaan yang kondusif.

Kriteria Objektif :

Baik : apabila nilai N >75

Sedang : apabila nilai N antara 75- 50

Kurang : apabila nilai N <50

7. Kuisioner
I. IDENTITAS RESPONDEN
Nama : ...............................................................
Umur: ...............................................................
Pendidikan terakhir : ...............................................................
Stts pekerjaan : ...............................................................
Masa kerja : ...............................................................

II. KUESIONER PENGETAHUAN


Pilih salah satu jawaban, dengan memberikan tanda (X) pada jawaban yang
menurut Anda benar

1. Apa yang dimaksud dengan APD (Alat Pelindung Diri)?


a. Alat melindungi diri dari kemungkinan timbulnya kecelakaan
maupun penyakit akibat kerja
b. Peralatan yang digunakan selama bekerja
2. Apakah pekerjaan yang anda lakukan diharuskan memakai APD?
a. Ya
b. Tidak
c. Tidak tahu
3. Menurut Saudara, apa saja syarat-syarat APD (Alat Pelindung Diri)?
a. Nyaman dipakai, tidak mengganggu sewaktu bekerja dan
memberikan perlindungan yang efektif
b. Nyaman dipakai dan enak dipandang orang
c. Tidak tahu
4. Siapakah yang wajib menggunakan APD?
a. Pekerja harian
b. Semua orang yang memasuki daerah wajib menggunakan APD
c. Salah semua
5. Menurut Saudara, kapan seorang pekerja harus menggunakan APD?
a. Hanya ketika bekerja
b. Ketika bekerja dan sedang berada di tempat yang
diwajibkan menggunakan APD
c. Ketika ada pengawas
6. Menurut Saudara, manfaat apa yang anda peroleh dengan memakai
alat pelindung diri?
a. Menghindari diri dari gangguan kesehatan seperti kecelakaan
kerja dan penyakit akibat kerja.
b. Mematuhi peraturan sehingga tidak mendapat teguran dari
atasan.
7. Menurut Saudara, bagaimana menanggulangi/mencegah agar tidak
terjadi gangguan kesehatan?
a. Dengan mematuhi pedoman, peraturan, dan prosedur kerja.
b. Dengan memakai APD
c. Tidak tahu
8. Sebutkan berbagai jenis alat pelindung diri yang saudara ketahui
yang dibutuhkan di pekerjaan disini
a. Pakaian kerja(apron), sarung tangan, safety shoes, masker,
kacamata pelindung, sumbat telinga (ear plug), helm pengaman,
kaplas.
b. Sepatu boot, masker.
c. Tidak tahu

9. Apakah APD tersebut disediakan oleh pihak perusahaan?


a. Ya
b. Sebagian
c. Tidak tahu
10. Dengan kondisi mesin yang bising, maka alat pelindung diri yang
digunakan adalah :
a. Sumbat telinga
b. Kapas untuk menutup telinga
c. Tidak pakai apa-apa
11. Untuk menghindari cedera di tangan selama bekerja sebaiknya
menggunakan :
a. Sarung tangan
b. Kain lap
c. Tidak tahu
12. Untuk menghindari percikan gram dan debu selama bekerja
sebaiknya menggunakan :
a. Masker
b. Sapu tangan
c. Tidak pakai apa-apa
13. Untuk menghindari percikan gram melukai mata, maka selama
bekerja sebaiknya menggunakan :
a. Kacamata safety, kaplas
b. Masker
c. Apron

III. KUESIONER SIKAP


Berikan tanda (√) pada kolom yang menurut anda sesuai dengan pendapat
anda. Dengan ketentuan :

SS : sangat setuju
S : setuju
R : ragu-ragu
TS : tidak setuju
STS : sangat tidak setuju
No. Pernyataan SS S R TS STS
1 Berhati-hati dan waspada selama bekerja mempunyai efek
yang baik terhadap kesehatan dan mencegah
risiko pekerjaan.
2 Pemakaian APD secara baik sangat penting untuk
menjaga keselamatan dan kesehatan kerja.
3 Setiap pekerja harus mematuhi peraturan dan
prosedur kerja.
4 Setiap pekerja harus memelihara dan merawat semua
perlengkapan kerja yang menjadi tanggung

jawabnya.

5 Bila saudara melakukan pekerjaan dalam waktu yang


singkat, maka APD harus tetap dipakai.
6 Bagaimana menurut saudara jika mandor menegur
saudara bekerja tidak memakai APD?
7 Selalu memakai APD selama bekerja adalah cermin
tenaga kerja yang disiplin.
8 Jika APD anda rusak kotor buram maka APD
tersebut tetap dipakai
9 Jika APD anda rusak kotor buram maka APD
tersebut diganti
10 Bila anda tidak sedang melakukan pekerjaan namun
berada di dalam workshop, anda tetep memakai APD
11 APD harus disimpan dan dirawat dengan baik

12 Dalam pemakaian APD perlu dilakukan pengawasan

13 Apabila anda tidak merasa nyaman melakukan pekerjaan


dengan menggunakan APD, anda memilih
untuk tidak menggunakan APD.

IV. KUESIONER SAFETY TALK


Pilih salah satu jawaban, dengan memberikan tanda (X) pada jawaban yang
menurut Anda benar

1. Menurut anda apakah safety talk memberikan pengetahuan sesuai


yang anda butuhkan?
a. Ya
b. Sebagian
c. Tidak
2. Menurut anda, apakah materi yang diberikan di safety talk sudah
lengkap sesuai yang anda butuhkan?
a. Sudah lengkap
b. Kurang lengkap
c. Tidak lengkap
3. Apakah selama pelaksanaan safety talk tercipta suasana yang
kondusif atau nyaman?
a. Ya
b. Kurang
c. Tidak nyaman

Anda mungkin juga menyukai