Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Pada Mata Kuliah Pendidikan dan Promosi
Kesehatan
Disusun oleh:
Purbowati (217.C.0026)
1
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
CIREBON
2018
2
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-Nya,
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah dengan judul “KONSEP STRES
DAN KOPING” Makalah ini disusun dengan tujuan untuk memenuhi salah satu
tugas matakuliah Pendidikan dan Promosi Kesehatan. Pada Program Studi Ilmu
Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKes) Mahardika Cirebon.
Selama proses penyusunan laporan ini saya tidak lepas dari bantuan berbagai
pihak. Oleh karena itu, sebagai rasa syukur kerendahan hati, kami mengucapkan
kepada pembimbing kami Ramli Effendi,S.Kep.,Ners yang telah memberikan
bimbingan dalam penyusunan makalah ini sekaligus sebagai Dosen Pembimbing
Pendidikan dan Promosi Kesehatan.
Dan harapan saya semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca, sehingga saya dapat memperbaiki bentuk maupun
isi makalah ini agar kedepannya dapat lebih baik, karena saya menyadari bahwa
makalah ini jauh dari sempurna, untuk itu kami mengharapkan kritik serta saran
yang bersifat membangun untuk perbaikan penyusunan selanjutnya.saya berharap,
semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Amiin…
Wassalamu’alaikum wr.wb.
Penyusun
3
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................2
DAFTAR ISI...........................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
A.STRESS
3. Jenis-jenis stres...................................................................................................8
6. Manajemen stres...............................................................................................11
B. KOPING
3. Mekanisme koping..........................................................................................17
5. Strategi koping................................................................................................20
4
BAB III PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................27
5
BAB I
PENDAHULUAN
Model adalah sebuah gambaran deskritif dari sebuah praktik bermutu yang
mewakili sesuatu hal nyata. Model adalah aplikasi struktural yang
memungkinkan untuk menerapkannya sebagai cara mereka bekerja. Banyak
model yang dikembangkan dapat mempengaruhi kesehatan serta memperbaiki
intervensi pencegahan dan promosi kesehatan. Model-model dan nilai promosi
kesehatan yang menjadi model pendekatan kesehatan salah satunya tentang
stres dan coping. Stres merupakan suatu kondisi yang pasti pernah semua
orang mengalaminya, baik itu secara internal maupun eksternal. Keadaan
stress ini dapat mempengaruhi diri jiwa dan kesehatan seseorang makanya
perlunya suatu pengolahan stres yang disebut sebagai coping.
1.3 Tujuan
Tujuan makalah yang kami buat bagi mahasiswa keperawatan untuk dapat
mengetahui dan memahami tentang konsep stress dan koping.
6
Makalah ini dapat menjadi referensi dan juga ilmu pengetahuan bagi
mahasiswa keperawatan.
7
BAB II
PEMBAHASAN
A. STRESS
1. Definis stress
Stress merupakan suatu kondisi jiwa dan raga, fisik dan psikis seseorang
yang tidak dapat berfungsi secara normal. Stress juga dapat terjadi saat
terhadap seseorang tanpa mengenal jenis kelamin. Usia seseorang dalam
rentangan juga bukan mmenjadi sebuah klasifikasi stress. Kedudukan dan
jabatan turut menyumbang keberadaan stress dalam kehiduoan
seseorang.bahkan status sosial ekonomi juga dapat memicu seseorang
mengalami stress dalam kehidupannya. ( Abdullah,2007)
2. Macam-macam stress
1. Stress mikrobiologik
Stress ini sebabkan karena kuman seperti adanya virus, bakteri dan
parasit.
2. Stress fisiologik
8
Stress yang disebabkan karena proses pertumbuhan dan perkembangan
seperti pada pubertas, perkawinan dan proses lanjut usia.
3. Jenis-jenis stres
1. Eustress
2. Distress
Distress dapat terjadi pada saat tuntutan terlalu besar atau terlalu kecil.
Jenis stress ini berupa kurangnya daya konsentrasi, tangan gemetar,
sakit punggung, cemas, gugup, depresi,mudah marah dan
mempercepat cara bicara.
3. Positive stress
4. Tahapan stress
Menurut Van Amberg (1979 dalam Alimul 2008) stress yang dialami
seseorang dapat melalui beberapa tahapan yaitu:
1. Tahap pertama
9
Pada tahap pertama stress dapat ditandai dengan adanya semangat
bekerja, penglihatan tajam tidak seperti pada umunya, merasa mampu
menyelesaikan pekerjaan yang tidak seperti biasanya , kemudian
merasa senang akan pekerjaan akan tetapi kemampuan yang
dimilikinya semakin berkurang.
2. Tahap kedua
3. Tahap ketiga
4. Tahap keempat
5. Tahap kelima
10
Stress tahap ini ditandai adanyakelelahan fisik secara mendalam, tidak
mampu menyelesaikan pekerjaan yang ringan dan sederhana,
gangguan pada system pencernaan semakin berat dan perasaan
ketakutan dan kecemasan semakin meningkat.
6. Tahap keenam
Reaksi terhadap stress bervariasi antara orang dengan yang lain dan dari
waktu kewaktu pada orang yang sama. Perbedaan ini sering disebabkan
oleh faktor psikologi dan sosial yang tampaknya dapat merubah dampak
stressor bagi individu. ( Smet,1994)
Pada faktor individu dapat dilihat dari umur, tahap ehidupan, jenis
kelamin, temperamen, faktor genetic, intelegensi, pendidikan, suku,
kebudayaan, status ekonomi, kondisi fisik.
2. Karakteristik kepribadian
5. Strategi coping.
11
6. Manajemen stress
Istirahat dan tidur merupakan obat yang baim dalam mengatasi stress
karena dengan istirahat dan tidur yang cukup akan memulihkan
keletihan fisik dan akan memulihkan keadaan tubuh. Tidur yang cukup
akan memberikan kegairan dalam hidup dan memperbaiki sel-sel yang
rusak.
c) Olaraga teratur
d) Terapi psikofarmaka
12
e) Psikoterapi
f) Terpi psikoreligius
Menurut Ardani (2013) ada dua strategi yang bisa digunakan untuk
b. Agresi.
13
menyalahkan pihak lain dan kemudian melampiaskan agresinya
kepada sasaran itu.
c. Regresi
d. Menarik diri.
e. Mengelak.
a. Represi
b. Menyangkal kenyataan
14
Menyangkal kenyataan ,mengandung unsur penipuan diri. Bila
seseorang menyangkal kenyataan maka ia menganggap tidak
adanya pengalaman yang tidak menyenangkan dengan maksud
untuk melindungi dirinya sendiri.
c. Fantasi
d. Rasionalisasi
e. Intelektualisasi
f. Pembentukan reaksi
15
Seseorang dikatakan berhasil menggunakan metode ini bila dia
berusaha
g. Proyeksi
16
B. KOPING
1. Definisi Koping
Koping menurut Lasaruz juga terdiri atas usaha kognitif dan prilaku
dilakukan untukmengatur kebutuhan eksternal dan internal tertentu yang
membatasi sumberseseorang. Koping dapat berfokus pada emosi atau
berfokus pada masalah(smeltzer & Bare, 2001).
2. Jenis-jenis Koping
17
problem-focused coping adalah strategi untuk penanganan stress atau
coping yang berpusat pada sumber masalah, individu berusaha langsung
menghadapi sumber masalah, mencari sumber masalah mengubah
lingkungan yang menyebabkan stress dan berusaha menyelesaikan
sehingga stress berkurang atau hilang.
b. Coping yang berfokus pada emosi (emotion-focused coping) adalah
strategipenanganan stress dimana individu memberi respon terhadap
situasi stressdengan cara emosional. Digunakan untuk mengatur respon
emosional terhadapstress. Pengaturan ini melalui perilaku individu
bagaimana meniadakan fakta-faktayang tidak menyenangkan. Bila
individu tidak mampu mengubah kondisiyang menekan individu akan
cenderung untuk mengatur emosinya dalam rangka penyesuaian diri
dengan dampak yang akan ditimbulkan oleh suatukondisi atau situasi yang
penuh tekanan. Individu akan cenderungmenggunakan strategi ini jika dia
merasa tidak bisa mengontrol masalah yangada.
3. Mekanisme Koping
18
Mekanisme, koping yang mendukung fungsi integrasi, pertumbuhan,
belajardan mencapai tujuan. Kategorinya adalah berbicara dengan orang
lain,memecahkan masalah secara efektif, teknik relaksasi, latihan
seimbang dan aktivitas konstruktif. Adaptif jika memenuhi kriteria sebagai
berikut :
19
Sedangkan Stuart dan laraia (2005) menyebut penggolongan dua
mekanismekoping ini sebagai mekanisme koping positif dan
mekanisme koping negatif.
4. Aspek koping
1. Reaksi fisiologis
2. Reaksi psikososial
a. Reaksi yang berorientasi pada ego (ego oriented reaction) yang sering
disebut sebagai mekanisme pertahanan mental. Reaksi ini berguna
untuk melindungi diri yang merupakan garis pertahanan jiwa pertama.
20
1) Denial (menyangkal), menghindarkan realitas ketidaksetujuandengan
mengabaikan atau menolak untuk mengenalinya.
2) Projeksi, mekanisme perilaku dengan menempatkan sifat-sifatbatin
sendiri pada objek di luar diri atau melemparkan kekurangan diri
sendiri pada orang lain.
3) Regresi, menghindarkan stres terhadap karakteristik perilakudari tahap
perkembangan yang lebih awal.
4) Displacement (mengisar), mengalihkan emosi yang
seharusnyadiarahkan pada orang atau benda tertentu ke benda atau
orang yangnetral atau tidak membahayakan.
5) Mencari dukungan sosial, keluarga mencari dukungan ataubantuan
dari keluarga, tetangga, teman atau keluarga jauh.
6) Reframing, mengkaji ulang kejadian stres agar lebih
dapatmenanganinya dan menerimanya
7) Mencari dukungan spiritual, mencari dan berusaha secaraspiritual,
berdoa, menemui pemuka agama atau aktif pada pertemuanibadah.
8) Menggerakkan keluarga untuk dapat menerima bantuan,keluarga
berusaha mencari sumber-sumber komunitas dan menerimabantuan
orang lain.
21
asertif, yaitu tindakan yang dilakukan secara terus-terang tentang
ketidaksukaan terhadap perlakuan yang tidakmenyenangkan baginya,
sedangkan tindakan destruktif yaituindividu melakukan tindakan
penyerangan terhadap stressor dapatjuga merugikan dirinya sendiri,
orang lain atau lingkungannya.
2) Perilaku menarik diri, dimana reaksi yang ditampilkan dapatberupa
reaksi fisik maupun psikologis. Reaksi fisik yaitu individupergi atau
menghindari stressor, sedangkan reaksi psikologis berupaperilaku
apatis, isolasi diri, tidak berminat, sering disertai rasatakut dan
berlebihan.
3) Perilaku kompromi yaitu cara yang konstruktif yangdigunakan oleh
individu dimana dalam menyelesaikan masalahnyaindividu tersebut
melakukan pendekatan negosiasi ataubermusyawarah.
5. Strategi koping
a. Menyangkal
22
ansietas, depresi,dan kemarahan tidak terekspresikan pada situasi dimana
seharusnyaterjadi, orang tersebut mungkin saja telah menggunakan
penolakan ataupenyangkalan sebagai perlindungan diri atau perlindungan
bagi orng lain.Perlindungan bagi orang lain terjadi bahwa bila pasien
tahu bahwa dirinyasekarat namun merasa lebih baik bila keluarganya
tidak mengetahuikenyataan tersebut. Intervensi keperawatan dapat
dimulai dengan mengkaji sejauhmana penyangkalan itu berbahaya atau
menguntungkan, karenapenyangkalan merupakan mekanisme pertahanan
diri maka, akan sangatbaik jika perawat tidak menentangnya secara
langsung, namun jangan puladi dukung. Memperlihatkan kemauan untuk
mendiskusikan masalah dapatmemberikan kesempatan untuk
membicarakan penyangkalan itu sendiri. Menggunakan pertanyaan
eksplorasi yang tidak mengancam dapatmembantu pasien menerima
realitas. Bila tahap ini sudah tercapai,dukungan lebih lanjut diperlukan
untuk membantu menerima reaksiemosional yang terjadi saat pasien
berhenti menyangkal dan menerimakenyataan.
b. Mencari informasi
23
berhasil diobatimemberikan suatu keberanian dan harapan.
Miskonsepsi diluruskandan makna sebenarnya diungkapkan. Orang
yang mendapatkaninformasi akan lebih mampu berpartisipasi dalam
pengobatannya.
24
e. Menetapkan tujuan terbatas yang konkret
25
Suatu masalah merupakan pengalaman manusia. Kebanyakan
orang menganggap masalah atau penyakit serius merupakan titik
balik kehidupan mereka, baik spiritual maupun filosofis.
Terkadang orang menemukan kepuasan dalam kepercayaan
mereka bahwa penderitaan mereka mungkin mempunyai
makana atau berguna bagi orang lain.Mereka dapat
berpartisipasi dalam proyek penelitian atau program pelatihan
untuk saat ini. Keluarga dapat berkumpul akibat adanya penyakit
meskipun menyakitkan dengan cara yang sangat berarti, dengan
demikianpasien merasa berharga seperti orang lain juga.
26
2. Koping berpusat pada emosi (emotion focused coping),
dimana individu melibatkan usaha-usaha untuk mengatur
emosinya dalam rangka menyesuaikan diri dengan
dampak yang akan ditimbulkan oleh suatu kondisi atau
situasi yang penuh tekanan.
1. Faktor Internal
27
Keterampilan ini meliputi kemampuan untuk mencari
informasi,menganalisa situasi, mengidentifikasi masalah dengan
tujuan untukmenghasilkan alternatif tindakan, kemudian
mempertimbangkanalternatif tersebut sehubungan dengan hasil
yang ingin dicapai, dan padaakhirnya melaksanakan rencana
dengan melakukan suatu tindakan yangtepat.
b. Sumber Material
28
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Stress merupakan sesuatu yang menyangkut interaksi antara
individu dan lingkungan, yaitu interaksi antara stimulasi respon. Sehingga
dapat dikatakan stress merupakan sekuensi setiap tindakan dan situasi
lingkungan yang menimbulkan tuntutan psikologis dan fisik pada
seseorang. Stress adalah suatu respon adaptif individu pada berbagai
tekanan atau tuntutan eksternal dan menghasilkan gangguan fisik,
emosional dan perilaku.
Koping adalah suatu proses dimana individu mencoba untuk
mengaturkesenjangan persepsi antara tuntutan situasi yang menekan
dengan kemampuan mereka dalam memenuhi tuntutan tersebut.
B. SARAN
Dalam setiap mengerjakan suatu tugas makalah diperlukan banyak
referensi agar mater yang disajikan lengkap. Pada saat akan
mempresentasikan materi perlu banyak belajar agar dapat menguasai
materi yang dibawakan.
29
DAFTAR PUSTAKA
Astutik. Suparni, Ita Eko dan Reni Yuli.20016. Menopause dan Masalah
Penanganannya. Yogyakarta:Depubish
http://eprints.ums.ac.id
http://etheses.uin-malang.ac.id
30