diajukan Umtuk Memenuhi Tugas Induvidu Pada Mata Kuliah Home Care
disusun oleh:
kelompok 2
2019
1
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum wr.wb.
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah swt. yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah dengan judul “SEJARAH
KEPERAWATAN RESTORATIF”. Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu
tugas Mata Kuliah Home Care pada Program Studi Ilmu Keperawatan Sekolah Tinggi
Ilmu Kesehatan (STIKes) Mahardika Cirebon. Selama proses penyusunan makalah
ini kami tidak lepas dari bantuan berbagai pihak yang berupa bimbingan, saran dan
petunjuk baik berupa moril, spiritual maupun materi yang berharga dalam mengatasi
hambatan yang ditemukan. Oleh karena itu, sebagai rasa syukur dengan kerendahan
hati, kami mengucapkan terima kasih yang sebesar- besarnya kepada yang terhormat :
1. Ns. Ramli Effendi, M. kep yang telah memberikan bimbingan dan dorongan
dalam penyusunan laporan ini sekaligus sebagai dosen Mata Kuliah Home Care
2. Orangtua kami yang tercinta serta saudara dan keluarga besar kami yang telah
memberikan motivasi/ dorongan dan semangat, baik berupa moril maupun materi
lainnya.
3. Sahabat- sahabat kami di STIKes Mahardika, khususnya Program Studi Ilmu
Keperawatan yang telah membantu dalam penyusunan laporan ini. Semoga Allah
swt membalas baik budi dari semua pihak yang telah berpartisipasi membantu
kami dalam menyusun laporan ini.
Kami menyadari bahwa makalah ini jauh dari sempurna, untuk itu
kami mengharapkan kritik serta saran yang bersifat membangun untuk perbaikan
penyusunan selanjutnya. Kami berharap, semoga makalah ini dapat bermanfaat
bagi kita semua. Amiin…
Wassalamu’alaikum Wr.Wb.
Cirebon,
2
Kelompok 2
3
DAFTAR ISI
Kata Pengantar.......................................................................................................i
Daftar Isi................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN....................................................................................5
1.1 Latar Belakang...........................................................................................5
1.2 Rumusan Masalah.....................................................................................5
1.3 Tujuan Penulisan.......................................................................................5
BAB II TINJAUAN TEORI...............................................................................7
2.1 DEFINISI PERAWATAN RESTORATIF...............................................7
2.2 SEARAH PERAWATAN RESTORATIF...............................................8
2.3 STATUS FUNGSIONAL DAN PERAWATAN RESTORATIF............9
2.4 TIM PERAWATAN RESTORATIF........................................................10
2.5 PERAN PERAWAT DALAM PERAWATAN RESTORATIF...............10
2.6 PROSES PERAWATAN DALAM PERAWATAN RESTORATIF.......14
2.7 KESEHATAN DI RUMAH DALAM PERAWATAN RESTORATIF...17
2.8 JENIS PELAYANAN PERAWATAN DI RUMAH................................18
BAB III PENUTUP.............................................................................................21
3.1 KESIMPULAN........................................................................................21
3.2 SARAN ....................................................................................................21
Daftar Pustaka.....................................................................................................22
4
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Membangun berbagai intervensi kesehatan restoratif di rumah menjadi
sangat penting karena banyak yang berpendapat bahwa keperawatan restoratif
dirumah sangat dibutuhkan dan menjadi intervensi keperawatan yang efektif
bagi usia lansia. Hal tersebut disebabkan karena individu tersebut dapat
menjadi bahaya bagi diri mereka sendiri dan orang lain. (Ruth.2000).
Kebutuhan terhadap keperawatan restoratif secara langsung berkaitan
dengan umur panjang. Semakin lama seseorang hidup, kemungkinan
mengalami masalah kesehatan yang berpengaruh terhadap fungsi tubuh
semakin besar sehingga dibutuhkan perawatan restoratif untuk
memaksimalkan fungsi yang masih tersisa(Avillon dan Mirgon 1989).
Hal tersebutlah mendasari penyusunan makalah ini, yakni untuk
membahas keperawatan kesehatan restoratif dirumah sehingga kita sebagai
perawat dapat mengetahui peran kita dalam perawatan restoratif di rumah.
B. Rumusan Masalah
1. Jelaskan definisi perawatan restoratif dirumah.
2. Bagaimana sejarah perawatan restoratif.
3. Jelaskan maksud dari status fungsional dan perawatan restoratif.
4. Apa yang dimaksud dengan tim perawatan restoratif.
5. Bagaimana peran perawat dalam tim perawatan restoratif.
6. Bagaimana proses perawatan dalam perawatan restoratif.
7. Apa yang dimaksud dengan kesehatan dirumah dalam kontinum perawatan.
8. Jelaskan jenis pelayanan perawatan kesehatan dirumah dan mekanisme
reimbursement.
C. Tujuan Penulisan Makalah
1. Menjelaskan definisi perawatan restoratif di rumah.
5
2. Mengetahui sejarah perawatan restoratif.
3. Menjelaskan status fungsional dan perawatan restoratif.
4. Mengetahui tentang tim perawatan restoratif.
5. Memahami peran perawat dalam tim perawatan restoratif.
6. Memberikan gambaran proses perawatan dalam perawatan restoratif.
7. Memberikan gambaran kesehatan di rumah dalan kontinum perawatan.
8. Memahami pelayanan perawatan kesehatan di rumah dan mekanisme
reimbursement.
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
7
2.2 SEARAH PERAWATAN RESTORATIF
Perawatan restorative telah menjadi komponen viral system pelayanan
kesehatan sejak dibukanya tempat rehabilitasi pertama di tahun 1893.
Mulanya, perawatan restorative diutamakan bagi para pemuda yang menjadi
korban kecelakaan atau mereka yang menderita penyakit penyebab kecacatan
seperti polio (Raymond, 1986). Tetapi seiring dengan kemajuan dalam
pengontrolan penyakit infeksi, tindakan pengobatan, nutrisi, teknologi, serta
aspek-aspek pelayanan kesehatan lainnya pada abad ke XX, telah memperluas
ekspansi perawatan restorative dan terus berkembang sesuai perkembangan
zaman di abad ke XXI (Mc Court, 1993).
Sebelum perang dunia ke II berakhir, perawatan restorative menjadi
salah satu bagian system kesehatan yang diberikan melalui kerja sama dengan
pelayanan militer. Undang-Undang keamanan social tahun 1935 merupakan
usaha awal untuk ekspansi perawatan restorative bagi masyarakat Amerika
(Mc Court, 1993). Pada saat itu, d okter menjadi satu-satunya profesi yang
dapat memberikan perawatan restorative (Mc Known, 1979).
Sedangkan peran perawat dalam tim perawatan restorative masih
terbatas. Peran perawat barulah menjadi semakin penting dalam perawtan
restorative sejak tahun 1965 sehingga American Nurses Association
menerbitkan Guidelines for the Practice of Nursing on the Rehabilitations
Team: An Answer to a Growing Needs yang menjadi pedoman perawat dalam
perawatan restorative.
Diterimanya the Rehabilitations Act (Undang-Undang Rehabilitasi)
pada tahun 1973 (Avillon dan Mirgon, 1989), yang dibuat untuk
meningkatkan kesadaran tentang kebutuhan akan perawatan restorative serta
memperluaskan pelayanan ini kepada masyarakat, menjadi salah satu
peristiwa penting dalam perkembangan perawatan restorative. Tujuan dari
perawatan restorative adalah mengembalikan klien ke masyarakat dan
meningkatkan control serta partisipasi mereka terhadap perawatan. The
8
American with Disabilities Act (Undang-Undang Orang Cacat) di Amerika
pada tahun 1990, telah membuat bias hambatan fisik dan diskriminasi yang
berlawanan dengan pelanggaran terhadap “orang cacat”. Perubahan ini telah
meningkatkan pentingnya perawatan restorative dan prevalensi perawatan
restorative pada tempat pelayanan kesehatan di masyarakat (Thompson
Hoffman dan Stork, 1991).
Dengan adanya Undang-Undang Rehabilitasi tahun 1973 maka peran
perawatan restorative makin meluas, dimana perawat berperan sebagai
pengelola, pemberi, dan advokat perawatan restorative. Pada tahun 1974
dibentuk Association of Rehabilitation Nurses (Asosiasi Perawat Rehabilitasi)
(Mc Court, 1993). 10 tahun kemudian, asosiasi ini diberikan surat
kepercayaan untuk spesialis di bidang keperawatan rehabilitasi (Potter &
Perry, 2005).
Kapasitas fungsional
9
Atau Trauma Rresidual
10
besar dan menawarkan kesempatan kepada perawat untuk melaksanakan
praktik klinis, manajemen, pemasaran, pengajaran, spesialisasi klinis, dan
penelitian secara mandiri. Perawat secara berkesinambungan mambantu klien
dalam pemulihannya dan melakukan koordinasi tim perawatan restoratif.
1. Praktis klinis
Pada umumnya perawat yang memberikan pertawatan di rumah adalah
seorang perawat generalis, yaitu perawat yang menerapkan untuk klien pada
semua umur dan dengan masalah kesehatan dalam cakupan yang luas. Filosofi
yang holistik, tidak bersifat mengadili dan berpusat pada keluarga merupakan
filosofi penting bagi perawat yang memberi perawatan di rumah dimana
perawat harus memahami sistem nilai dan keyakinan orang lain. perawat
berperan dalam membantu menumbuhkan dan mengembangkan kemandirian
klien untuk peningkatan dan pemeliharaan kesehatan. Perawat yang
memberikan perawatan di rumah harus berinisiatif untuk melakukan
pengkajian dan diagnosa terhadap klieb, implementasi terapi yang tepat, dan
evaluasi hasil.
Layanan keperawatan dirumah memerlukan pengkajian dan pertimbangan
klinis, keterampilan mengajar, dan kemampuan untuk mengoordinasi dan
mendokumentasikan perawatan yang diberikan. Perawat yang memberikan
pelayanan di rumah juga memerlukam pengetahuan yang luas tentang sumber
di masyarakat, faktor-faktor budaya dan sosial ekonomi, dinamika keluarga,
psikologi. Sehingga perawat mempunyai peluang untuk mengembangkan
hubungan dengan klien lebih baik dari peluang yang dimiliki oleh perawat
dirumah sakit. hal ini dapat memudahkan klien beradaptasi dengan rencana
perawatan dan proses penyakit. Sebagai contoh, klien dengan penyakit
terminal yang menrima injeksi heparin harian, dibantu dengan pelaksanaan
jadwal pengobatan yang menjadi kegiatan rutin harian di rumah. Selain itu,
keterampilan menulis yang terdiri dari pengetahan yang diperlihatkan dan
11
penerapan peraturan dan pendoman penggantian biaya merupakan
kemampuan yang penting dimiliki oleh perawat.
12
mengembangkan lebih jauh masalah tersebut menjadi aktivitas penelitian
yang lebih resmi untuk mendokumentasikan hal-hal sebagai berikut
1) Biaya yang efektif untuk masalah klinik
2) Kebutuhan staf
3) Kepuasan konsumen
4) Aktivitas jaminan dan pembaikan kualitas
13
mereka harus memiliki antara mentaati peraturan atau memenuhi
kebutuhan untuk klien lansia, miskin dan klien yang menderita
penyakit kronik.
5. Perncanaan pulang
1. Pengkajian
Tahap ini meliouti pengumkpulan informasi dari rujukan yang
diserahkan serta pengkajian klien dan keluarga dirumah. Perawat dapat
14
mengumpulkan infomasi melalui wawancara, pengkajian fisik dan riwayat
keperawatan. Pengkajian biasanya mencakup hal-hal sebagai berikut:
a. Pengkajian fisik dan seluruh sistem tubuh dengan berfokus pada
penyakit yang sedang dialami.
b. Pengkajian psikososial (pendidikan, etnik dan hubungan sosial)
c. Dinamika keluarga (pengambilan keputusan dan kebiasaan dalam
keluarga.
d. Kesehatan spiritual (nilai-nilai dalam hidup,harapan dan hubungan
bermasyarakat dengan orang lain.
e. Faktor-fakor lingkungan (perumahan, transportasi, dan lingkungan
rumah)
f. Sumber-sumber di masyarakat
g. Keterbatasan fungsi.
h. Pengetahuan klien dan keluarga berserta sikapm mereka.
2. Diagnosa keperawatan
Tahap selanjutnya adalah perawat meneentukan diagnosa
keperawatan setelah mengumpulkan data mengenai klien dan kondisi
rumahnya. Beberapa diagnosa keperawatan dapat diterapkan dirumah,
tetapi ada juga beberpa masalah kesehatan yang terlibat sebagai
masalah yang terjadi secara rutin. Jika data yan dikumpulkan perawat
kurang lengkap untuk dibuat menjadi sebuah diagnosa, maka
diperlukan informasi tambahan dari keluarga atau teman-temannya.
3. Perencanaan
Setelah menemukan diagnosa keperawatan, maka peraat akan
mmbuat rencana keperawatan dan tujuan nya untuk jangka pendek dan
jangka panjang. Diagnoa keperawatan dan tujuannya harus
dihubungkan dengan proses penyakit yang utama, rencana tindakan,
15
keterbatasan fungsi, dan masalah-masalah psikososia, keuangan dan
lingkungan. Keterlibatan klien dengan perencanaan dan pendidikan
akan mengmasilkan kepatuhan yang lebih baik terhadap rencana
keperawatan yang diberikan. Faktor berikut yang diperhatikan ketika
membuat rencana keperawatan dirumah:
a. Faktor-faktor sosio ekonomi, budaya dan lingkungan.
b. Sumber-sumber keluarga dan masyarakat.
c. Penyuluhan klien.
d. Kerjasama disiplin ilmu antara profesi
e. Dokter dan pepmebri keperawatan klien lainnya.
16
sampai klien dan keluarga mempunyai cukup waktu utuk mempelajari
prosedur tersebut. Dokumentasi yang menyeluruh tentang kunjungan
yang dilaaksanakn akkan mendukunng penggantian biaya yang
disebabkan karen adanya kebutuhan terhadap perawatan yang terampil.
5. Evaluasi
Evaluasi hasil perawatan yang berlangsung secara terus menerus
menjadi kunci keberhasilan keperawatan dirumagh arena menjadi kunci
yang sangat penting dari tenaga keperawatan dirumah. Evaluasi respon
klien terghadap pendidikan yang diberikan, tindakan, dan obat-obatan
yang diberikan dapat dillihat dalam identifikasi perubahn yang diperlukan
dalam terapi. Evaluasi juga membantu perawat mengidentifikasi hambatn
yan menganggu keefektifan rencana keperawatan (potter & perry, 2005).
17
jalan. Sasaran utama dalam perwatan dirumah, yakni peningkatan kesehatan
dan pendidikan kesehatan secara tradisional merupakan fokus perwatan
dirumah adalah memberi dorongan terhadap kemandirian klien dan keluarga
melalui pendidikan tentang perawatan diri.
Beberapa klien berada dalam kondisi yang tidak stabil secara medis
dan mungkin mempunyai masalah akut memerlukan pengobatan dirumah,
pengkajin, professional, pendidikan dan perubahan terapi yang sering.
Namun, beberapa klien mempunyai kondisi yang stabil secara medis tetapi
mereka memerlukan perawatan jangka panjaang untuk mencegah kondisi yng
semakin buruk serta memerlukan perawatan dirmah sakit (potter & perry,
2005 )
18
irigasi, observasi adanya infeksi dan memberi petunjuk pada keluarga
tentang katerisasi intermiten.
5. Nutrisi
Pengkajia status nutrisi dan hidrasi, petunjuk diet yang dianjurkan,
pemberian makanan melalui selang.
6. Memberi petunjuk kepada klien dan keluarga tentang cara menggunakan
alat bantu, latihan rentang gerak, ambulasi, dan teknik-teknik pemindahan
klien.
Untuk memenuhi kebutuhan klien terhadap pelayanan perawatan dirumah
dan peralatan yang dibutuhkan dalam perawatan dirumah serta untuk
menjamin penggantian biaya yang akurat maka perawat harus memahami
pelayanan yang diberikan dan cara klien mengganti biayanya. Penggantian
biaya (Reimbuesement) untuk pelayanan perawatan dirumah dilakukan
melalui tiga mekanisme yaitu biaya pemerintah, asuransi swasta, dan biaya
sendiri.
Lembaga berorientasi medis yaitu lembaga yang tugasnya bukan hanay
merawat secara fisik melainkan juga harus memahami tentang kebutuhan
sosial dan psikis individu. Sehingga lembaga ii dapat merawat masyarakat
yang berada dilingkungan yang terbatas(pedesaan) karena mereka dapat
memahami tentang kondisi di desa tersebut (Nelson,dkk. 1991).
Lembaga perawatan kesehatan dirumah memberikan bantuan
perawatan dirumah yang profesional dan terampil, dan dilakukan
dalam waktu yang singkat, biasanya satu atau dua kali sehari
sampai 7 hari seminggu. Kunjungan biasanya berlangsung selama
1 jam. Penggunaan bentuk pelayanan ini memungkinkan klien
hidup secara mandiri, biasanya dengan bantuan anggota keluarga.
Lembaga yang ditunjuk untuk pelayanan ini biasanya menerima
penggantian biaya dari pemerintah asuransi swasta dan biya
19
sendiri.Karena adanya peningkatan biaya kesehatan, maka semua
mekanisme penggantian biaya di evaluasi dengan teliti.
20
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
3.2 SARAN
21
DAFTAR PUSTAKA
Goode, Ruth Ann. 2000. Social Work Practice In Home Health Care. New York: The Haworth.
Press. Inc
____. 2010. Restorative Care: Policy, Procedur, and Training Package. Toronto: OANHSS
22