Anda di halaman 1dari 22

TUGAS MAKALAH HOME CARE

SEJARAH KEPERAWATAN RESTORATIF

Dosen pengampu : Ns. Ramli Effendi, M. kep

diajukan Umtuk Memenuhi Tugas Induvidu Pada Mata Kuliah Home Care

disusun oleh:

kelompok 2

Cica Fikrotun Aeni (217.C.0033) Dwi Febrianti (217.C.0006)

Mega Aulia Azzra (217.C.0030) Sellyana (217.C.0050)

Darini Anggraeni (217.C.0053) Oom Komariyah (217.C.0034)

Khusnul Khotimah (217.C.0022) Afifah Nuraeni (217.C.0010)

Sisi Andriani (217.C.0036) Ainun Nisah (217.C.0038)

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MAHARDIKA

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

2019

1
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum wr.wb.

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah swt. yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah dengan judul “SEJARAH
KEPERAWATAN RESTORATIF”. Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu
tugas Mata Kuliah Home Care pada Program Studi Ilmu Keperawatan Sekolah Tinggi
Ilmu Kesehatan (STIKes) Mahardika Cirebon. Selama proses penyusunan makalah
ini kami tidak lepas dari bantuan berbagai pihak yang berupa bimbingan, saran dan
petunjuk baik berupa moril, spiritual maupun materi yang berharga dalam mengatasi
hambatan yang ditemukan. Oleh karena itu, sebagai rasa syukur dengan kerendahan
hati, kami mengucapkan terima kasih yang sebesar- besarnya kepada yang terhormat :

1. Ns. Ramli Effendi, M. kep yang telah memberikan bimbingan dan dorongan
dalam penyusunan laporan ini sekaligus sebagai dosen Mata Kuliah Home Care
2. Orangtua kami yang tercinta serta saudara dan keluarga besar kami yang telah
memberikan motivasi/ dorongan dan semangat, baik berupa moril maupun materi
lainnya.
3. Sahabat- sahabat kami di STIKes Mahardika, khususnya Program Studi Ilmu
Keperawatan yang telah membantu dalam penyusunan laporan ini. Semoga Allah
swt membalas baik budi dari semua pihak yang telah berpartisipasi membantu
kami dalam menyusun laporan ini.

Kami menyadari bahwa makalah ini jauh dari sempurna, untuk itu
kami mengharapkan kritik serta saran yang bersifat membangun untuk perbaikan
penyusunan selanjutnya. Kami berharap, semoga makalah ini dapat bermanfaat
bagi kita semua. Amiin…

Wassalamu’alaikum Wr.Wb.

Cirebon,

2
Kelompok 2

3
DAFTAR ISI
Kata Pengantar.......................................................................................................i
Daftar Isi................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN....................................................................................5
1.1 Latar Belakang...........................................................................................5
1.2 Rumusan Masalah.....................................................................................5
1.3 Tujuan Penulisan.......................................................................................5
BAB II TINJAUAN TEORI...............................................................................7
2.1 DEFINISI PERAWATAN RESTORATIF...............................................7
2.2 SEARAH PERAWATAN RESTORATIF...............................................8
2.3 STATUS FUNGSIONAL DAN PERAWATAN RESTORATIF............9
2.4 TIM PERAWATAN RESTORATIF........................................................10
2.5 PERAN PERAWAT DALAM PERAWATAN RESTORATIF...............10
2.6 PROSES PERAWATAN DALAM PERAWATAN RESTORATIF.......14
2.7 KESEHATAN DI RUMAH DALAM PERAWATAN RESTORATIF...17
2.8 JENIS PELAYANAN PERAWATAN DI RUMAH................................18
BAB III PENUTUP.............................................................................................21
3.1 KESIMPULAN........................................................................................21
3.2 SARAN ....................................................................................................21
Daftar Pustaka.....................................................................................................22

4
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Membangun berbagai intervensi kesehatan restoratif di rumah menjadi
sangat penting karena banyak yang berpendapat bahwa keperawatan restoratif
dirumah sangat dibutuhkan dan menjadi intervensi keperawatan yang efektif
bagi usia lansia. Hal tersebut disebabkan karena individu tersebut dapat
menjadi bahaya bagi diri mereka sendiri dan orang lain. (Ruth.2000).
Kebutuhan terhadap keperawatan restoratif secara langsung berkaitan
dengan umur panjang. Semakin lama seseorang hidup, kemungkinan
mengalami masalah kesehatan yang berpengaruh terhadap fungsi tubuh
semakin besar sehingga dibutuhkan perawatan restoratif untuk
memaksimalkan fungsi yang masih tersisa(Avillon dan Mirgon 1989).
Hal tersebutlah mendasari penyusunan makalah ini, yakni untuk
membahas keperawatan kesehatan restoratif dirumah sehingga kita sebagai
perawat dapat mengetahui peran kita dalam perawatan restoratif di rumah.
B. Rumusan Masalah
1. Jelaskan definisi perawatan restoratif dirumah.
2. Bagaimana sejarah perawatan restoratif.
3. Jelaskan maksud dari status fungsional dan perawatan restoratif.
4. Apa yang dimaksud dengan tim perawatan restoratif.
5. Bagaimana peran perawat dalam tim perawatan restoratif.
6. Bagaimana proses perawatan dalam perawatan restoratif.
7. Apa yang dimaksud dengan kesehatan dirumah dalam kontinum perawatan.
8. Jelaskan jenis pelayanan perawatan kesehatan dirumah dan mekanisme
reimbursement.
C. Tujuan Penulisan Makalah
1. Menjelaskan definisi perawatan restoratif di rumah.

5
2. Mengetahui sejarah perawatan restoratif.
3. Menjelaskan status fungsional dan perawatan restoratif.
4. Mengetahui tentang tim perawatan restoratif.
5. Memahami peran perawat dalam tim perawatan restoratif.
6. Memberikan gambaran proses perawatan dalam perawatan restoratif.
7. Memberikan gambaran kesehatan di rumah dalan kontinum perawatan.
8. Memahami pelayanan perawatan kesehatan di rumah dan mekanisme
reimbursement.

6
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 DEFINISI PERAWATAN RESTORATIF


Perawatan restoratif memiliki definisi yang sama dengan istilah
perawatan rehabilitasi. Kata restorasi dalam beberapa literatur keperawatan
merujuk pada fokus perawat untuk memberikan perawatan pada aspek
restoratif dan akut kepada klien. ( Potter,dan Perry, 2005).
Keperawatan restoratif merupakan salah satu intervensi keperawatan
yang mendorong masyarakat untuk menjadi pribadi yang mandiri dan aman.
Fokus keperawatan restoratif, yakni mencapai dan mempertahankan porsi
fisik, mental, dan psikososial yang optimal klien. (Restorative Care: Policy,
Procedures and Training Package, 2010).
Tujuan dari keseluruhan perawatan restoratif yaitu untuk membantu
individu memperoleh status fungsi yang maksimal yang dapat meningkatkan
kualitas hidupnya, meningkatkan kemandirian dan perawatan diri klien, dan
memfasilitasi klien untuk memulai kembali kehidupannya dimasyarakat.
(Kemp et al, 1990).
Pemberian layanan keperawatan dirumah dikenal dengan berbagai
istilah, seperti, keperawatan kesehatan dirumah, keperawatan asuhan dirumah,
keperawatan kunjungan rumah. layanan keperawatan ini meliputi pelayanan
serta penyediaan produk untuk mempertahankan, memulihkan, serta
meningkatkan kesehatan fisik, psikologis, dan sosial klien yang berfokus pada
individudan keluarga mereka. Berbanding terbalik dengan keperawatan
komunitas yang berfokus pada individu, keluarga, dan kelompok. (Kozier,
Barbara.2010).

7
2.2 SEARAH PERAWATAN RESTORATIF
Perawatan restorative telah menjadi komponen viral system pelayanan
kesehatan sejak dibukanya tempat rehabilitasi pertama di tahun 1893.
Mulanya, perawatan restorative diutamakan bagi para pemuda yang menjadi
korban kecelakaan atau mereka yang menderita penyakit penyebab kecacatan
seperti polio (Raymond, 1986). Tetapi seiring dengan kemajuan dalam
pengontrolan penyakit infeksi, tindakan pengobatan, nutrisi, teknologi, serta
aspek-aspek pelayanan kesehatan lainnya pada abad ke XX, telah memperluas
ekspansi perawatan restorative dan terus berkembang sesuai perkembangan
zaman di abad ke XXI (Mc Court, 1993).
Sebelum perang dunia ke II berakhir, perawatan restorative menjadi
salah satu bagian system kesehatan yang diberikan melalui kerja sama dengan
pelayanan militer. Undang-Undang keamanan social tahun 1935 merupakan
usaha awal untuk ekspansi perawatan restorative bagi masyarakat Amerika
(Mc Court, 1993). Pada saat itu, d okter menjadi satu-satunya profesi yang
dapat memberikan perawatan restorative (Mc Known, 1979).
Sedangkan peran perawat dalam tim perawatan restorative masih
terbatas. Peran perawat barulah menjadi semakin penting dalam perawtan
restorative sejak tahun 1965 sehingga American Nurses Association
menerbitkan Guidelines for the Practice of Nursing on the Rehabilitations
Team: An Answer to a Growing Needs yang menjadi pedoman perawat dalam
perawatan restorative.
Diterimanya the Rehabilitations Act (Undang-Undang Rehabilitasi)
pada tahun 1973 (Avillon dan Mirgon, 1989), yang dibuat untuk
meningkatkan kesadaran tentang kebutuhan akan perawatan restorative serta
memperluaskan pelayanan ini kepada masyarakat, menjadi salah satu
peristiwa penting dalam perkembangan perawatan restorative. Tujuan dari
perawatan restorative adalah mengembalikan klien ke masyarakat dan
meningkatkan control serta partisipasi mereka terhadap perawatan. The

8
American with Disabilities Act (Undang-Undang Orang Cacat) di Amerika
pada tahun 1990, telah membuat bias hambatan fisik dan diskriminasi yang
berlawanan dengan pelanggaran terhadap “orang cacat”. Perubahan ini telah
meningkatkan pentingnya perawatan restorative dan prevalensi perawatan
restorative pada tempat pelayanan kesehatan di masyarakat (Thompson
Hoffman dan Stork, 1991).
Dengan adanya Undang-Undang Rehabilitasi tahun 1973 maka peran
perawatan restorative makin meluas, dimana perawat berperan sebagai
pengelola, pemberi, dan advokat perawatan restorative. Pada tahun 1974
dibentuk Association of Rehabilitation Nurses (Asosiasi Perawat Rehabilitasi)
(Mc Court, 1993). 10 tahun kemudian, asosiasi ini diberikan surat
kepercayaan untuk spesialis di bidang keperawatan rehabilitasi (Potter &
Perry, 2005).

2.3 STATUS FUNGSIONAL DAN PERAWATAN RESTORATIF


Klien mempunyai garis dasar tingkat fungsi, yang disebut dengan
kapasitas fungsi. Banyak klasifikasi masalah umum yang membatasi fungsi
klien dan memerlukan perawatan restoratif. Salah satunya penurunan
kapasitas fungsi sehingga terjadi perbedaan fungsi antara kapasitas fungsi
original (yaitu sebelum terjadi suatu masalah kesehatan) dengan kapasitas
fungsi residual (tingkat fungsi yang tersisa setelah terjadi suatu masalah
kesehatan) yang disebut dengan defisit fungsi residual atau kecatatan.
Hubungan kapasitas fungsi, kapasitas fungsi residual, dan defisit fungsi
residual sebelum pemulihan adalah sebagai berikut.

Kapasitas fungsional

(tingkat fungsi sebelum terjadi)

Dampak penyakit Derajat Defisit Fungsi

9
Atau Trauma Rresidual

Kapasitas Fungsi Residual

(tingkat fungsi setelah terjadi penyakit/trauma)

2.4 TIM PERAWATAN RESTORATIF


Tim perawatan Restoratif mendukung usaha klien untuk
memaaksimalkan kemandirian dalam keterbatasan kapasitas fungsi
residualnyadan sesegera mungkin mengintegrasikan klien kembali ke
masyarakat (Gallanger dan Kreider, 1987). Secara keseluruhan, tim terlibat
dalam pengambilan keputusan kritis yang mencakup pengkaian diagnosa
perencanaan, implementasi, dan evaluasi.
Agar tim keperawatan restoratif dapat berfungsi secara efisien, harus
diperhatikan hal-hal seperti berikut:

1. Harus ditentukan pimpinan dalam tim


2. Komunikasi harus berlangsung secara efektif, sering dan terdokumentasi
3. Kolaborasi diantara anggota tim harus dilakukan secara lengkap dan
bersungguh-sungguh
4. Penyelsaian konflik diantara berbagai disiplin ilmu harus dilakukan
dengan cepat.

2.5 PERAN PERAWAT DALAM PERAWATAN RESTORATIF


Meningkatnya jumlah lansia dan orang yang menderita penyakit kronik,
kemajuan teknologi keperawatan di rumah, dan peroecahan dalam keluarga
menyebabkan meningkatnya tuntutan terhadap pelayanan perawatan restoratif
di rumah.
Perawat dapat berperan sebagai perawat, pemilik suatu lembaga dan
direktur. Perawatan di rumah ini memberikan autonomi dan fleksibikitas yang

10
besar dan menawarkan kesempatan kepada perawat untuk melaksanakan
praktik klinis, manajemen, pemasaran, pengajaran, spesialisasi klinis, dan
penelitian secara mandiri. Perawat secara berkesinambungan mambantu klien
dalam pemulihannya dan melakukan koordinasi tim perawatan restoratif.
1. Praktis klinis
Pada umumnya perawat yang memberikan pertawatan di rumah adalah
seorang perawat generalis, yaitu perawat yang menerapkan untuk klien pada
semua umur dan dengan masalah kesehatan dalam cakupan yang luas. Filosofi
yang holistik, tidak bersifat mengadili dan berpusat pada keluarga merupakan
filosofi penting bagi perawat yang memberi perawatan di rumah dimana
perawat harus memahami sistem nilai dan keyakinan orang lain. perawat
berperan dalam membantu menumbuhkan dan mengembangkan kemandirian
klien untuk peningkatan dan pemeliharaan kesehatan. Perawat yang
memberikan perawatan di rumah harus berinisiatif untuk melakukan
pengkajian dan diagnosa terhadap klieb, implementasi terapi yang tepat, dan
evaluasi hasil.
Layanan keperawatan dirumah memerlukan pengkajian dan pertimbangan
klinis, keterampilan mengajar, dan kemampuan untuk mengoordinasi dan
mendokumentasikan perawatan yang diberikan. Perawat yang memberikan
pelayanan di rumah juga memerlukam pengetahuan yang luas tentang sumber
di masyarakat, faktor-faktor budaya dan sosial ekonomi, dinamika keluarga,
psikologi. Sehingga perawat mempunyai peluang untuk mengembangkan
hubungan dengan klien lebih baik dari peluang yang dimiliki oleh perawat
dirumah sakit. hal ini dapat memudahkan klien beradaptasi dengan rencana
perawatan dan proses penyakit. Sebagai contoh, klien dengan penyakit
terminal yang menrima injeksi heparin harian, dibantu dengan pelaksanaan
jadwal pengobatan yang menjadi kegiatan rutin harian di rumah. Selain itu,
keterampilan menulis yang terdiri dari pengetahan yang diperlihatkan dan

11
penerapan peraturan dan pendoman penggantian biaya merupakan
kemampuan yang penting dimiliki oleh perawat.

2. Manajemen keperawatan di rumah


Perawat yang memiliki keahlian dalam administrasi dan pengalaman
dalam peraktik perawatan di rumah dapat menjadi direktur, manajer, dan
pengawas lapangan pada kebanyakan perawatan di rumah. Mereka berperan
sebagai penghubung antara pemberi pelayanan, klien, dokter, sumber di
masyarakat, anggota dewan penasehat, dan lembaga pengatur dan pemberi
penggantian biaya. Mereka bertanggung jawab untuk mengatur keuangan,
jaminan, kualitas dan pengembangan program. Pengelolaan perawatan di
rumah perlu memiliki kemampuan yang kuat untuk meningkatkan keunggulan
stafnya sambil menahan biaya dan mengikiti pendoman peraturan dan
penggantian biaya.

3. Aktifitas penelitian dan pendidikan


Beberapa perawat yang berkerja di lembaga perawatan di rumah terlibat
dalam beberapa aktifitas pendidikan. Karena pada dasarnya fokus utama
keperawatan di rumah adalah memberi pendidikan klien dam keluarga untuk
meningkatkan perawatan diri dan kemandirian klien dan keluarga. Perawat
dapat menentukan kemampuan dan kebutuhan belajar untuk klien dan
keluarga, rencana pengajaran dan evaluasi terhadap keberhasilan klien dalam
mencapai sasaran pembelajaran melalui kunjungan rumah.
Sebagian besar lembaga perawatan dirumah melakukan koordinasi
aktivitas pendidikan staf, termasuk orientasi, konferensi kasus, lokakarya
kerja bulanan, dan kursus pengkajian fisik seiring dengan semakin teknik dan
intensifnya perawatan dirumah. Selain itu, perawat yang memberi pelayanan
di rumah juga harus mengetahui cara menyelesaikan masalah dan

12
mengembangkan lebih jauh masalah tersebut menjadi aktivitas penelitian
yang lebih resmi untuk mendokumentasikan hal-hal sebagai berikut
1) Biaya yang efektif untuk masalah klinik
2) Kebutuhan staf
3) Kepuasan konsumen
4) Aktivitas jaminan dan pembaikan kualitas

Aktivitas penelitian terdahulu akan menjadi penting bersamaan dengan


meningkatnya kompetisi dan peraturan dan menurunnya sumber pembiayaan.

4. Tanggung jawab legal dan etis

Perawat dapat melakukan aktivitas keperawatan mandiri berdasarkan


pendidikan dan pengalaman yang dimiliki serta mengevaluasi klien untuk
mendapat pelayanan perawatan di rumah tanpa program medis terai perawatan
tersebut tetap diberikan dibawah petunjuk rencana tertulis yang disetujui oleh
dokter. Sehingga dapat disimpulkan bahwa dalam menentukan rencana medis,
perawat bekerja sama dengan dokter. Isu legal yang sangat kontrovesial dalam
praktik perawatan di rumah antara lain mencakup hal-hal sebagai berikut.

1) Resiko yang ebrhubungan dengan pelaksanaan prosedur


denagn teknik yang tinggi, seperti pemberian pengobatan dan transfusi
dalam melalui IV di rumah
2) Aspek legal dari pendidikan yang diberikan pada klien seperti
pertanggungjawaban terhadap kesalahan yang dilakukan oleh anggota
keluarga karena kesalahan informasi dari perawat.
3) Pelaksanaan peraturan medicare atau peraturan pemerintah
lainnya tentang perawatan di rumah. Seingkali, tunjangan dari
medicare telah habis masa berlakunya sedangkan klien mambutuhkan
perawatan yang terus menerus tetapi tidak amampu membayar
biayanya. Beberapa perawat akan menghadapi dilema etis apabila

13
mereka harus memiliki antara mentaati peraturan atau memenuhi
kebutuhan untuk klien lansia, miskin dan klien yang menderita
penyakit kronik.

Sehingga, perawat harus mengetahui kebijakan tentang perawatan di rumah


untuk melengkapi dokumentasi klinis yang anakn memberikan penggantian
biaya yang optimal untuk klien.

Selain itu, pengelolah keperawatan juga harus memahami peraturan dan


mengikuti langkah0langkah legal yang diperlukan untuk mengantisifasi
adanya penolakan jaminan

5. Perncanaan pulang

Fungsi utama dari sebagian besar lembaga perawatan di rumah, khususnya


yang ebrgabung dengan rumah sakit. perawat berperan memberi fasilitas
akses kepada semua pelayanan dan perawatan di rumah saat klien pulang dari
rumah sakit atau klinik dimana pengkajian dan pengumpulan data dilakukan
oleh koordinator sebelum klien pulang. Hal ini akan membantu pelaksanaan
perawatan yang berkesinambungan dan pada beberapa lasus dapat
mempercepat proses kepulangan.

2.6 PROSES PERAWATAN DALAM PERAWATAN RESTORATIF


Dalam perawatan restoratif, perawat menggunakan proses perawatan
individu sehingga dapat membantu klien memperoleh kembali tingkat fungsi
dan kemandirian semaksiml mungkin. Proses keperawatan ini mengharuskan
perawatmampu befikir kritis dan mengambil keputusan untuk memfokuskan
perawatan pda kebutuhan klien.

1. Pengkajian
Tahap ini meliouti pengumkpulan informasi dari rujukan yang
diserahkan serta pengkajian klien dan keluarga dirumah. Perawat dapat

14
mengumpulkan infomasi melalui wawancara, pengkajian fisik dan riwayat
keperawatan. Pengkajian biasanya mencakup hal-hal sebagai berikut:
a. Pengkajian fisik dan seluruh sistem tubuh dengan berfokus pada
penyakit yang sedang dialami.
b. Pengkajian psikososial (pendidikan, etnik dan hubungan sosial)
c. Dinamika keluarga (pengambilan keputusan dan kebiasaan dalam
keluarga.
d. Kesehatan spiritual (nilai-nilai dalam hidup,harapan dan hubungan
bermasyarakat dengan orang lain.
e. Faktor-fakor lingkungan (perumahan, transportasi, dan lingkungan
rumah)
f. Sumber-sumber di masyarakat
g. Keterbatasan fungsi.
h. Pengetahuan klien dan keluarga berserta sikapm mereka.

2. Diagnosa keperawatan
Tahap selanjutnya adalah perawat meneentukan diagnosa
keperawatan setelah mengumpulkan data mengenai klien dan kondisi
rumahnya. Beberapa diagnosa keperawatan dapat diterapkan dirumah,
tetapi ada juga beberpa masalah kesehatan yang terlibat sebagai
masalah yang terjadi secara rutin. Jika data yan dikumpulkan perawat
kurang lengkap untuk dibuat menjadi sebuah diagnosa, maka
diperlukan informasi tambahan dari keluarga atau teman-temannya.

3. Perencanaan
Setelah menemukan diagnosa keperawatan, maka peraat akan
mmbuat rencana keperawatan dan tujuan nya untuk jangka pendek dan
jangka panjang. Diagnoa keperawatan dan tujuannya harus
dihubungkan dengan proses penyakit yang utama, rencana tindakan,

15
keterbatasan fungsi, dan masalah-masalah psikososia, keuangan dan
lingkungan. Keterlibatan klien dengan perencanaan dan pendidikan
akan mengmasilkan kepatuhan yang lebih baik terhadap rencana
keperawatan yang diberikan. Faktor berikut yang diperhatikan ketika
membuat rencana keperawatan dirumah:
a. Faktor-faktor sosio ekonomi, budaya dan lingkungan.
b. Sumber-sumber keluarga dan masyarakat.
c. Penyuluhan klien.
d. Kerjasama disiplin ilmu antara profesi
e. Dokter dan pepmebri keperawatan klien lainnya.

Oleh karena itu tujuanb jangka pendk dn jangka panjang harus


realitis, dapat diukur keberhasilannya, dan bersadarkan pada hasil
yang harapkan. Beberapa tujuan berpusat pada klien yaitu:

a. Mempertahakan atau meningkatkan akivitas perawatan klien.


b. Klien keluarga melakukan ketampillan keperawatan tertentu secara
mandiri.
c. Kemampuan klien untuk melakukan aktivitas aktivitas perawatan
diri dipertahankan atau ditingkatkan.
d. Klien tetap berpatisipasi dalam pengambilan keputusan tentang
perawatannya.
4. Implementasi
Dalam mengimplementasi rencana keperawatan diperlukan
kerjasama baik antara klien, anggota pelaksana keperawatan restolative,
dan dokter. Klien diajarkan tentang bagaimana cara menggunkan
peralatan khusus dan alat bantu untuk memperbiki mobilisasi, koordinasi,
dan kemandirian pada saat klien melakukan aktivitas hidup sehari-hari.
Sebagian esar produser dpat diajarkan pada klien dan keluarga. Asuransi
pemerintah dan swasta akan membayar kunjungan yang dilaksanakaan

16
sampai klien dan keluarga mempunyai cukup waktu utuk mempelajari
prosedur tersebut. Dokumentasi yang menyeluruh tentang kunjungan
yang dilaaksanakn akkan mendukunng penggantian biaya yang
disebabkan karen adanya kebutuhan terhadap perawatan yang terampil.
5. Evaluasi
Evaluasi hasil perawatan yang berlangsung secara terus menerus
menjadi kunci keberhasilan keperawatan dirumagh arena menjadi kunci
yang sangat penting dari tenaga keperawatan dirumah. Evaluasi respon
klien terghadap pendidikan yang diberikan, tindakan, dan obat-obatan
yang diberikan dapat dillihat dalam identifikasi perubahn yang diperlukan
dalam terapi. Evaluasi juga membantu perawat mengidentifikasi hambatn
yan menganggu keefektifan rencana keperawatan (potter & perry, 2005).

2.7 KESEHATAN DI RUMAH DALAM PERAWATAN RESTORATIF


Perawatan kesehatan di rumah merupakan ketentuan tentang
pelayanan professional dan praprofesional untuk memelihara kesehatan,
pendidikan, pencegahan penyakit, diagnosa dan pengobatan penyakit, paliasi
dan rehabilitasi. Bentuk pelayanan keperawatan yang paling umum antara lain
pelayanan keperawatan medis dan kerja social seperti : terapi fisik, okupasi,
bicara, dan pernapasan, terapi gizi dan pelayanan dokter. Dari berbagai jenis
pelayanan ini, pelayanan keperawatan adalah pelayanan yang paling sering
digunakan karena tuntutan kebutuhan klien. Pelayanan professional terdiri
dari pembantu perawatan dirumah dan pekerjaan rumah tangga yang dapat
mencegah tingginya biaya rumah sakit atau perawatan di tempat perawatan
terlatih. Peralatan yang digunakan dalam perawatan dirumah telah disesuaikan
untuk dapat digunakan dirumah telah disesuaikan untuk dapar disesuaikan
untuk dapat digunakan dirumah termaksud barang-barang yang berteknologi
tinggi seperti ventilator mekanik, pompa infuse IV, dan barang-barang yang
tidak di menggunakan teknologi tinggi seperti tempat tidur dan alat bantu

17
jalan. Sasaran utama dalam perwatan dirumah, yakni peningkatan kesehatan
dan pendidikan kesehatan secara tradisional merupakan fokus perwatan
dirumah adalah memberi dorongan terhadap kemandirian klien dan keluarga
melalui pendidikan tentang perawatan diri.
Beberapa klien berada dalam kondisi yang tidak stabil secara medis
dan mungkin mempunyai masalah akut memerlukan pengobatan dirumah,
pengkajin, professional, pendidikan dan perubahan terapi yang sering.
Namun, beberapa klien mempunyai kondisi yang stabil secara medis tetapi
mereka memerlukan perawatan jangka panjaang untuk mencegah kondisi yng
semakin buruk serta memerlukan perawatan dirmah sakit (potter & perry,
2005 )

2.8 JENIS PELAYANAN PERAWATAN DI RUMAH


Perawatan Kesehatan dirumah yang diberikan seorang perawat, yakni:
1. Perawatan Luka
Balutan yang steril, debridemen dan irigasi luka, pembalutan, pengkajian
terhadap drainase, pengkajian dan pengambilan kultur luka, dan memberi
petunjuk kepada klien dan keluarga dalam perawatan luka.
2. Perwatan Pernapasan
Pengelolaan terapi oksigen, ventilasi mekanik, dan melakukan pengisapan
dan perawatan trakeotomi.
3. Pengecekan Tanda Vital
Memantau tekanan darah, status kardio pulmonal dan memberi intruksi
pada klien dan keluarga dalam pengukuran denyut (jika diperlukan)
4. Eliminasi
Klien dengan alat ostomi baru seringkali membutuhkan bantuan untuk
melaksanakan irigasi dan perawtan kulit dan bantuan untuk mempelajari
cara menggunakan peralatan khusu, seperti pemasangan kateter urine,

18
irigasi, observasi adanya infeksi dan memberi petunjuk pada keluarga
tentang katerisasi intermiten.
5. Nutrisi
Pengkajia status nutrisi dan hidrasi, petunjuk diet yang dianjurkan,
pemberian makanan melalui selang.
6. Memberi petunjuk kepada klien dan keluarga tentang cara menggunakan
alat bantu, latihan rentang gerak, ambulasi, dan teknik-teknik pemindahan
klien.
Untuk memenuhi kebutuhan klien terhadap pelayanan perawatan dirumah
dan peralatan yang dibutuhkan dalam perawatan dirumah serta untuk
menjamin penggantian biaya yang akurat maka perawat harus memahami
pelayanan yang diberikan dan cara klien mengganti biayanya. Penggantian
biaya (Reimbuesement) untuk pelayanan perawatan dirumah dilakukan
melalui tiga mekanisme yaitu biaya pemerintah, asuransi swasta, dan biaya
sendiri.
Lembaga berorientasi medis yaitu lembaga yang tugasnya bukan hanay
merawat secara fisik melainkan juga harus memahami tentang kebutuhan
sosial dan psikis individu. Sehingga lembaga ii dapat merawat masyarakat
yang berada dilingkungan yang terbatas(pedesaan) karena mereka dapat
memahami tentang kondisi di desa tersebut (Nelson,dkk. 1991).
 Lembaga perawatan kesehatan dirumah memberikan bantuan
perawatan dirumah yang profesional dan terampil, dan dilakukan
dalam waktu yang singkat, biasanya satu atau dua kali sehari
sampai 7 hari seminggu. Kunjungan biasanya berlangsung selama
1 jam. Penggunaan bentuk pelayanan ini memungkinkan klien
hidup secara mandiri, biasanya dengan bantuan anggota keluarga.
Lembaga yang ditunjuk untuk pelayanan ini biasanya menerima
penggantian biaya dari pemerintah asuransi swasta dan biya

19
sendiri.Karena adanya peningkatan biaya kesehatan, maka semua
mekanisme penggantian biaya di evaluasi dengan teliti.

Terdapat beberapa jenis instansi perawatan diruma diantaranya


yaitu:

1. instansi resmi aau publik dijalankan oleh pemerintah stempat atau


negara bgaian dan di danai oleh pajak
2. instansi sukarela atau swasta nirlaba didukung oleh donasi,
sumbangan, amal, seperti United Way, dan penggantian
pembayran oleh pihak ketiga.
3. Instansi milik swasta adalah organisasi laba yang dijalankan oleh
pemilik individu atau perusahaan nasional
4. Instansi berbasis institusi beroperasi dibawah organisasi “ orang
tua“

20
BAB III

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Keperawatan restoratif merupakan salah satu intervensi keperawatan yang


mendorong masyarakat untuk menjadi pribadi yang mandiri dan aman. Fokus
keperawatan restoratif, yakni mencapai dan mempertahankan porsi fisik, mental, dan
psikososial yang optimal klien. (Restorative Care: Policy, Procedures and Training
Package, 2010).

Tujuan dari keseluruhan perawatan restoratif yaitu untuk membantu individu


memperoleh status fungsi yang maksimal yang dapat meningkatkan kualitas
hidupnya, meningkatkan kemandirian dan perawatan diri klien, dan memfasilitasi
klien untuk memulai kembali kehidupannya dimasyarakat. (Kemp et al, 1990).

Pemberian layanan keperawatan dirumah dikenal dengan berbagai istilah,


seperti, keperawatan kesehatan dirumah, keperawatan asuhan dirumah, keperawatan
kunjungan rumah. layanan keperawatan ini meliputi pelayanan serta penyediaan
produk untuk mempertahankan, memulihkan, serta meningkatkan kesehatan fisik,
psikologis, dan sosial klien yang berfokus pada individudan keluarga mereka.
Berbanding terbalik dengan keperawatan komunitas yang berfokus pada individu,
keluarga, dan kelompok. (Kozier, Barbara.2010).

3.2 SARAN

Penulis sebenarnya menginginkan penyusunan makalah yang sempurna dan rapi.


Namun masih banyak kekurangan dalam makalah ini yang perlu diperbaiki oleh
penulis. Hal ini dikarenakan kurangnya pengetahuan penulis. Maka dari itu
penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun penulisan makalah ini
sebagai bahan evaluasi selanjutnya.

21
DAFTAR PUSTAKA

Goode, Ruth Ann. 2000. Social Work Practice In Home Health Care. New York: The Haworth.
Press. Inc

Kozier, Barbara. 2010. Buku Ajar Fundamental Keperawatan. Jakarta: EGC

____. 2010. Restorative Care: Policy, Procedur, and Training Package. Toronto: OANHSS

Potter & Perry. 2005. Fundamental Keerawatan. Jakarta: EGC

22

Anda mungkin juga menyukai