Anda di halaman 1dari 7

MAKALAH

ASPEK BUDAYA DALAM PERAWATAN PALIATIF

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas pada mata kuliah Keperawatan Menjelang Ajal

Dosen Pengampu : Ns. Citra Setyo D.A,.M.Kep

Disusun Oleh : Kelompok 3

Rusmini (217.C.0019) Daffa Septriyani P (217.C.0043)

Purbowati (217.C.0026) Yuli Kusumawati (217.C.0051)

Lorenca Nolasandralica (217.C.0054) Sylvi Resti Anggraini (217.C.0056)

Dian Rizky Rahayu (217.C.0001) Silvie Khofifah P (217.C.0060)

Dita Apriani (217.C.0040)

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKes) MAHARDIKA
CIREBON
2019
1.1 PERAWATAN PALIATIF
Perawatan paliatif adalah pendekatan yang bertujuan meningkatkan kualitas
hidup pasien (dewasa dan anak-anak) dan keluarga dalam menghadapi penyakit
yangmengancam jiwa, dengan cara meringankan penderitaan rasa sakit melalui
identifikasi dini, pengkajian yang sempurna, dan penatalaksanaan nyeri serta
masalah lainnya baik fisik, psikologis, sosial atau spiritual. (World Health
Organization (WHO) 2016).
Perawatan paliatif mencangkup seluruh rangkaian penyakit termasuk fisik,
intelektual, emosional, sosial, dan kebutuhan spiritual serta untuk memfasilitasi
otonomi pasien, mengakses informasi, dan pilihan (National Consensus Project for
Quality Palliative Care, 2013). Perawatan paliatif ini bertujuan untuk membantu
pasien yang sudah mendekati ajalnya, agar pasien aktif dan dapat bertahan
hidupselama mungkin. Perawatan paliatif ini meliputi mengurangi rasa sakit dan
gejala lainnya, membuat pasien menganggap kematias sebagai prosesyang normal,
mengintegrasikan aspek-aspek spikokologis dan spritual (Hartati & Suheimi,
2010).
1.2 MASALAH PERAWATAN PALIATIF
Permasalahan perawatan paliatif yang sering digambarkan pasien yaitu
kejadian-kejadian yang dapat mengancam diri sendiri eimana masalah yang
seringkali di keluhkan pasien yaitu mengenai masalah seperti nyeri, masalah fisik,
psikologi sosial, kultural serta spiritual (IAHPC, 2016). Permasalahan yang muncul
pada pasien yang menerima perawatan paliatif dilihat dari persepktif keperawatan
meliputi masalah psikologi, masalah hubungan sosial, konsep diri, masalah
dukungan keluarga serta masalah pada aspek spiritual atau keagamaan (Campbell,
2013).
Menurut Andreas Eppink, sosial budaya atau kebudayaan adalah segala
sesuatu atau tata nilai yang berlaku dalam sebuah masyarakat yang menjadi ciri
khas dari masyarakat tersebut. Sedangkan menurut Burnett, kebudayaan adalah
keseluruhan berupa kesenian, moral, adat istiadat, hukum, pengetahuan,
kepercayaan, dan kemampuan olah pikir dalam bentuk lain yang didapat seseorang
sebagai anggota masyarakat dan keseluruhan bersifat kompleks.
Dari kedua pengertian tersebut bisa disimpulkan bahwa social budaya
memang mengacu pada kehidupan bermasyarakat yang menekankan pada aspek
adat istiadat dan kebiasaan masyarakat itu sendiri.Salah satu faktor yang
menentukan kondisi kesehatan masyarakat adalah perilaku kesehatan masyarakat
itu sendiri.
Dimana proses terbentuknya perilaku ini dipengaruhi oleh beberapa faktor.
Salah satunya adalah faktor sosial budaya, bila faktor tersebut telah tertanam dan
terinternalisasi dalam kehidupan dan kegiatan masyarakat ada kecenderungan
untuk merubah perilaku yang telah terbentuk tersebut sulit untuk dilakukan. Untuk
itu, untuk mengatasi dan memahami suatu masalah kesehatan diperlukan
pengetahuan yang memadai mengenai budaya dasar dan budaya suatu daerah.
Sehingga dalam kajian sosial budaya tentang perawatan paliatif bertujuan untuk
mencapai derajat kesehatan yang seatinggi-tingginya, meningkatkan kualitas hidup
pasien dan keluarga dalam menghadapi masalah yang berhubungan dengan
penyakit yang mengancam kehidupan.
Kehidupan masyarakat terdiri dari berbagai aspek yang antara aspek satu
dengan aspek yang lainnya terdapat keterkaitan yang saling mendukung serta
melengkapi. Terdapat unsur kebudayan yang universal yakni :
1.2.1 Sistem Religi
Koentjaraningrat menyatakan bahwa asal mula permasalahan fungsi
religi dalam masyarakat adalah adanya pertanyaan mengapa manusia
percaya kepada adanya suatu kekuatan gaib atau supranatural yang
dianggap lebih tinggi daripada manusia dan mengapa manusia itu
melakukan berbagai cara untuk berkomunikasi dan mencari hubungan-
hubungan dengan kekuatan-kekuatan supranatural tersebut.
1.2.2 Sistem Kemasyarakatan/Organisasi sosial
Menurut Koentjaraningrat tiap kelompok masyarakat kehidupannya
diatur oleh adat istiadat dan aturan-aturan mengenai berbagai macam
kesatuan di dalam lingkungan di mana dia hidup dan bergaul dari hari ke
hari.
Contoh penerapannya adalah :
Efek terapi martabat tujuannya dalah untuk menghilangkan kesusahan
dapat meningkatkan end-of life (kematian bermartabat) bagi pasien
terminal tanpa ada gangguan mengigau ataupun gangguan kognitif.
Tahapan yang perlu dilalui dalam terapi martabat ini adalah mengisi izin
tertulis, menigi kuesioner psikososial dan dan terapi martabat (meliputi
psikolog, psikiater dan pengalaman perawat paliatif). Kuesioner dalam
terapi martabat yaitu :
1. Ceritakan sedikit tentang sejarah hidup Anda, terutama bagian
yang Anda ingat dan mengapa anda mengingatnya?
2. Apakah ada hal-hal yang ingin keluarga Anda tahu dan ingat
tentang Anda?
3. Adakah pernan paling penting dikehidupan Anda (peranan
keluarga, peranan kejuruan, peranan pelayanan masyarakat dll)
mengapa mereka begitu penting dan apa yang telah anda
berikan atau kontribusikan pada peranan tersebut, prestasi apa
yang telah anda capai dan apa yang Anda paling banggakan?
4. Apakah ada hal tertentu yang ingin Anda dengar atau ingin
terulang sekali lagi dari orang-orang yang Anda cintai adakah
harapan dan impian anda untuk orang yang anda cintai?
5. Apakah yang Anda telah pelajari tentang kehidupan dan adakah
yang ingin disampaikan pada orang lain dan adakah pesan-
pesan untuk kelurga Anda?
1.2.3 Bahasa
Menurut Keesing, kemampuan manusia dalam membangun tradisi
budaya, menciptakan pemahaman tentang fenomena sosial yang
diungkapkan secara simbolik, dan mewariskannya kepada generasi
penerusnya sangat bergantung pada bahasa. unsur bahasa atau sistem
perlambangan manusia secara lisan maupun tertulis untuk berkomunikasi
adalah deskripsi tentang ciri-ciri terpenting dari bahasa yang diucapkan
oleh suku bangsa yang bersangkutan beserta variasivariasi dari bahasa
itu.
Contoh penerapannya adalah :
Terdapat delapan domain dalam perawatan paliatif, yaitu fisik,
manajemen penyakit, praktiks psikologis, sosial, spiriual, perawatan
akhir-hidup, kehilangan dan kematian (Depatrmen Kesehatan Australia
Barat, 2008).
Terdapat lima bahasa yang digunakan di RS Subakut New South
Wales Asutralia, yaitu Bahasa Yunani, Bahasa Arab, Bahasa Cina,
Bahasa Italia dan Bahasa Macedonia. Menurut Chui et al., (2009)
komunikasi merupakan hal penting dalam memberikan perawatan
paliatif untuk pasien latar belakang CALD (merupakan penduduk
imigran di Australia yang lebih tua dengan budaya dan bahasa yang
berbeda bukan Bahasa Inggris) merupakan latar belakang pasien dengan
kemampuan Bahasa Inggris yang terbatas.
Pasien CALD dengan kanker yang mengakses perawatan paliatif
rentan terhadap penilaian, pengelolaan rasa sakit, pemberian spiritual dan
emosional yang tidak memadai ( Silva et al., 2016). Dengan demikian,
meningkatkan komunikasi antara perawatan paliatif dengan pasien
berlatar belakang CALD penting untuk penyediaan perawatan
berkualitas (Chiu et al., 2000). Komunikasi adalah kunci untuk
menyeimbangkan kebutuhan individu dan kebuthan keluarga dalam
perawatan paliatif.
Didapatkan 55% pasien diidentifikasi membutuhkan penerjemah, 37%
pasien menggunakan anggota keluarga sebagai penerjemah dan 11%
pasien menggunakan anggota staf rumah sakit sebagai penerjemah.
1.2.4 Sistem Pengetahuan
Dengan adanya sistem pengetahuan kita menjadi tahu dunia luar dan
sangat bermanfaat untuk kehidupan karena berpengaruh pada pekerjaan
seseorang untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
1.2.5 Kesenian
Berdasarkan jenisnya, seni rupa terdiri atas seni patung, seni relief,
seni ukir, seni lukis, dan seni rias. Seni musik terdiri atas seni vokal dan
instrumental, sedangkan seni sastra terdiri atas prosa dan puisi. Selain
itu, terdapat seni gerak dan seni tari, yakni seni yang dapat ditangkap
melalui indera pendengaran maupun penglihatan. Jenis seni tradisional
adalah wayang, ketoprak, tari, ludruk, dan lenong. Sedangkan seni
modern adalah film, lagu, dan koreografi.
1.2.6 Sistem Mata Pencaharian Hidup
Mata pencaharian sangat diperlukan untuk setiap masyarakat
karenabermanfaat untuk memenuhi kehidupan manusia.
1.2.7 Peralatan Hidup dan Teknologi
Perhatian awal para antropolog dalam memahami kebudayaan manusia
berdasarkan unsur teknologi yang dipakai suatu masyarakat berupa
benda-benda yang dijadikan sebagai peralatan hidup dengan bentuk dan
teknologi yang masih sederhana. Dengan demikian, bahasan tentang
unsur kebudayaan yang termasuk dalam peralatan hidup dan teknologi
merupakan bahasan kebudayaan fisik.
Contoh penerapnnya adalah :

Aspek budaya pada keperawatan


paliatif

Sistem Sistem Kesenian Sistem


Bahasa Sistem Perala
Peralat
kemasyarakatan mata
Religi pengetahuan antan
pencaria hidup
hidup
n hidup dan
dan
teknol
teknolo
Perbedaan
Terapi Martabat giogi
Hambatan
Menghilangkan
Kesusahan dan
tekanan
Penerjemah

Meniali gejala
fisik dan
memenuhi
kebutuhan
budaya
Meningkatkan End of
life

Anda mungkin juga menyukai