OLEH :
MEDAN
2020
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan pada Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberi segala rahmat sehingga penulis dapat menyelesaikan proposal yang
berjudul :” Hubungan Self Efficacy Dengan Burnout Pada Perawat di Rumah
Sakit Umum Gunungsitoli ”
Dalam penulisan ini, kelompok telah banyak mendapat bantuan, motivasi,
dukungan dan bimbingan yang berharga dari berbagai pihak. Untuk itu pada
kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada
Bapak/Ibu :
1. Parlindungan Purba, SH, MM, sebagai Ketua Yayasan Sari Mutiara
Medan.
2. Dr. Ivan Elisabeth Purba, M.Kes., sebagai Rektor Universitas Sari Mutiara
Indonesia.
3. Taruli Rohana Sinaga, SP, MKM, sebagai Dekan Fakultas Farmasi dan
Ilmu Kesehatan Universitas Sari Mutiara Indonesia.
4. Ns. Rinco Siregar, MNS, sebagai Ketua Program Studi S-I Keperawatan
Fakultas Farmasi dan Ilmu Kesehatan Universitas Sari Mutiara Indonesia
Medan
5. Dosen dan seluruh staff pegawai Pendidikan S-I Keperawatan Fakultas
Farmasi dan Ilmu Kesehatan Universitas Sari Mutiara Indonesia.
6. Teristimewa kepada Kedua Orang Tua yang sangat dicintai dan semua
keluarga yang banyak memberikan doa, dukungan, motivasi.
7. Teman-teman mahasiswa/i S-I Keperawatan Fakultas Farmasi dan Ilmu
Kesehatan Universitas Sari Mutiara Indonesia yang telah mendukung dan
berpartisipasi
Dengan rendah hati, penyusun sangat mengharapkan masukan, kritik dan
saran yang bersifat membangun untuk menyempurnakan makalah ini. Akhir kata
penyusun ucapkan terima kasih.
Medan, Januari 2020
(penulis)
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah ...........................................................................4
1.3 Tujuan Penelitian ............................................................................4
1.4 Manfaat Penelitian ..........................................................................4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Konsep Burnout...................................................................................9
2.2 Konsep Self Efficacy...........................................................................15
2.3 Kerangka Konsep.................................................................................20
2.4 Hipotesis Penelitian..............................................................................21
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Desain Penelitian ................................................................................22
3.2 Populasi dan Sampel ...........................................................................22
3.3 Tempat Dan Lokasi Penelitian ............................................................22
3.4 Waktu Penelitian .................................................................................23
3.5 Defenisi Operasional ..........................................................................23
3.6 Metode Pengumpulan Data .................................................................25
3.7 Etika Penelitian ...................................................................................25
3.8 Teknik Pengolahan Data......................................................................26
3.9 Analisa Data ........................................................................................27
1. 3 Tujuan Penelitian
1.3 1. Tujuan Umum
1. Mengetahui adaya hubungan self efficacy dengan burnout pada
perawat
1.3.2 Tujuan Khusus
1. Mengidentifikasi self efficacy pada perawat di Rumah Sakit Umum
Gunungstoli, Nias.
2. Mengidentifikasi kejadian burnout pada perawat di Rumah Sakit
Umum Gunungsitoli, Nias.
1. 4 Manfaat Penelitian
1.4.1 Bagi Perawat
Dari penelitian yang diperoleh diharapkan perawat dapat menambah
pengetahuan mengenai hubungan self efficacy dengan burnout pada
perawat
1.4.2 Bagi Rumah Sakit
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan hasil yang bermanfaat bagi
pihak birokrasi Rumah Sakit untuk mengetahui efikasi diri para
karyawannya dalam pekerjaannya merawat pasien dan sebagai bahan
pertimbangan bagi instansi terkait serta bagi segenap pihak yang
membutuhkan informasi sesuai dari tema penelitian ini.
1.4.3 Bagi Peneliti Selanjutnya
Penelitian juga dapat digunakan sebagi literatur dalam pelaksanaan
penelitian yang relevan di masa yang akan datang dengan jenis bidang
yang sama.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Konsep Burnout
2.1.1 Defenisi Burnout
Istilah burnout sebenarnya diperkenalkan oleh Bradley pada tahun
1969, namun tokoh yang dianggap sebagai penemu dan penggagas
istilah burnout adalah Herbert Freudenberger yang menulis artikel
tentang fenomena burnout pada tahun 1974. Pada masa itu,
Freudenberger yang bekerja sebagai psikiater disalah satu klinik
kecanduan obat di New York melihat bahwa banyak tenaga
sukarelawan yang semula bersemangat melayani pasien kemudian
mengalami penurunan motivasi dan komitmen kerja yang disertai
dengan gejala keletihan fisik dan mental secara keseluruhan yang
disebabkan oleh upaya yang berlebihan untuk mencapai tujuan kerja
yang tidak realistis dan merupakan akibat akhir dari stres kerja (Dessler,
1992).
Istilah burnout sebenarnya diperkenalkan oleh Bradley pada tahun
1969, namun tokoh yang dianggap sebagai penemu dan penggagas
istilah burnout adalah Herbert Freudenberger yang menulis artikel
tentang fenomena burnout pada tahun 1974. Pada masa itu,
Freudenberger yang bekerja sebagai psikiater disalah satu klinik
kecanduan obat di New York melihat bahwa banyak tenaga
sukarelawan yang semula bersemangat melayani pasien kemudian
mengalami penurunan motivasi dan komitmen kerja yang disertai
dengan gejala keletihan fisik dan mental secara keseluruhan yang
disebabkan oleh upaya yang berlebihan untuk mencapai tujuan kerja
yang tidak realistis dan merupakan akibat akhir dari stres kerja (Dessler,
1992).
Riggio (1990) menjelaskan bahwa jika individu menghadapi
konflik personal yang tak terpecahkan akan mengalami kebingungan
atas tugas dan tanggung jawab, pekerjaan yang berlebihan namun
kurang penghargaan yang sesuai, atau terjadinya hukuman yang tidak
sesuai dapat menjadi penyebabnya seseorang mengalami burnout,
sebuah proses yang dapat menurunkan komitmen mereka atas pekerjaan
yang dilakukan sehingga membuat mereka mengundurkan diri dari
tugasnya. Proses pengunduran ini ditunjukkan dengan reaksi
meningkatnya keterlambatan dan ketidakhadiran, serta penurunan dan
kualitas kerja (Kusumastuti, 2005).
Kejenuhan kerja (Burnout) adalah suatu kondisi fisik, emosi dan
mental yang sangat drop yang diakibatkan oleh situasi kerja yang sangat
menuntut dalam jangka panjang (Muslihudin, 2009). National Safety
Council (NSC) tahun 2004 mengatakan bahwa kejenuhan kerja
merupakan akibat stres kerja dan beban kerja yang paling umum, gejala
khusus pada kejenuhan kerja ini antara lain kebosanan, depresi,
pesimisme, kurang konsentrasi, kualitas kerja buruk, ketidakpuasan,
keabsenan, dan kesakitan atau penyakit (Dale, 2011).
Burnout merupakan respon yang berkepanjangan terkait faktor
penyebab stres yang terus-menerus terjadi di tempat kerja di mana
hasilnya merupakan perpaduan antara pekerja dan pekerjaannya
(Papalia, 2007). King (Retno, Machmuroch, Priyatama, 2014) juga
menerangkan bahwa burnout adalah keadaan stres psikologi yang
sangat berat pada seseorang yang mengalami kelelahan emosional dan
sedikit motivasi untuk bekerja. Ivancevich (dalam Retno, Machmuroch
& Priyatama, 2014) menambahkan bahwa burnout adalah suatu proses
psikologis pembawaan stres kerja yang tidak hilang, menghasilkan
kelelahan emosi, perubahan kepribadian, dan perasaan penurunan
pencapaian pribadi. Berdasarkan beberapa definisi diatas, dapat
disimpulkan bahwa burnout merupakan suatu kondisi psikis negatif
individu yang tampak dalam perilakunya, ditandai dengan tingkat
kelelahan yang ekstrim, kejenuhan dan penurunan pencapaian prestasi
diri, khususnya pada pekerjaan pelayanan kemanusiaan (human
services), akibat ketidakpuasan terhadap hasil yang diperoleh serta
adanya tekanan-tekanan yang diterima secara eksternal ataupun internal
yang bersifat psikologis.
2.1.2 Faktor Terjadinya Burnout
Faktor yang mempengaruhi terjadinya burnout adalah faktor
lingkungan kerja dan faktor individu (Pines dan Aronson dalam Retno,
Machmuroch, Priyatama, 2014). Menurut Baron dan Greenberg
(Nugroho & Marselius, 2012) terdapat dua faktor penyebab yang
menimbulkan terjadinya burnout, yaitu:
a. Faktor eksternal meliputi lingkungan kerja psikologis yang kurang
baik, kurangnya kesempatan untuk promosi, imbalan yang diberikan
tidak mencukupi, kurangnya dukungan sosial dari atasan, tuntutan
pekerjaan, pekerjaan yang monoton.
b. Faktor internal meliputi usia, jenis kelamin, harga diri, dan
karakteristik kepribadian.
3.2.2 Sampel
Sampel adalah sebagian atau wakil dari populasi yang diteliti. Karena ia
merupakan bagian dari populasi, tentulah ia harus memiliki ciri-ciri
yang dimiliki oleh populasinya (Azwar, 2010).
Dengan rumus tersebut dapat diketahui bahwa jumlah minimum sampel
yang dapat mewakili 91 orang populasi yaitu sebesar 75 responden.
Dalam pelaksanaannya, sampel yang berhasil dikumpulkan sebanyak 76
responden. Dari 76 responden tersebut, semuanya diikutsertakan dalam
proses analisis. Accidental sampling merupakan teknik pengambilan
sampel yang dilakukan terhadap responden yang secara kebetulan
ditemui pada objek penelitian ketika observasi sedang berlangsung
(Hadi, 2004). Pengambilan data dilakukan dengan menyebarkan skala
melalui kepala perawat masing-masing ruangan.
B. Analisa Univariat
Pada penelitian ini, data yang peneliti peroleh akan diolah menggunakan metode
statistika karena data yang diperoleh berupa angka-angka dan metode statistik
dapat memberikan hasil yang objektif. Dalam penelitian ini metode yang peneliti
gunakan adalah Korelasi Product Moment. Korelasi Product Moment dipakai
mencari ada tidaknya hubungan antara employee engagement sebagai variabel
bebas dan burnout sebagai variabel tergantung. Selanjutnya untuk perhitungan uji
hipotesis peneliti menggunakan bantuan program SPSS 16.0 for Windows.
DAFTAR PUSTAKA
Surya P.A. (2017). Hubungan Antara Masa Kerja Dengan Burnout Pada Perawat
Di Ruang Rawat Inap Anak Rsup Sanglah. Jurnal Medika. Vol. 6, No. 4
Fakhsianoor, F., & Dewi, S. (2014). Hubungan antara Stres Kerja dengan
Burnout pada Peawat di Ruang ICU, ICCU dan PICU RSUD Ulin
Banjarmasin. An Nadaa Jurnal Kesehatan Masyarakat, 1(1), 10-13.
Prestina, N.D. (2012). Hubungan Antara Efikasi Diri (Self Efficacy) Dan Stres
Kerja Dengan Kejenuhan Kerja (Burnout) Pada Perawat Igd Dan Icu Rsud
Kota Bekasi. Jurnal Soul, Vol.5, No.12