Anda di halaman 1dari 15

TUGAS ETIKA & HUKUM KEPERAWATAN

“HUBUNGAN PERAWAT DAN TIM KESEHATAN”


Dosen Pengampu : Hotmaria Julia DS, S.Kep, Ns, M.Kep

STIKES HANGTUAH
TANJUNGPINANG

KELOMPOK 8

DISUSUN OLEH :
1. Jeny Afriani (142011038)
2. Sri Laras Puspitha (142011040)
3. Mira Anggun Pratama (142011038)
4. Usni Adetia Khairina (142011031)

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN HANGTUAH


TANJUNGPINANG
PRODI S1 KEPERAWATAN
TAHUN AJARAN 2020/2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, semoga Rahmat, Taufiq Hidayah
dan Nikmatnya tercurah kepada kita semua. Dan shalawat serta salam tercurahkan kepada
sang Nabi Muhammad saw . Sehingga kami dapat menyelesaikan makalah “Hubungan
Perawatan Dengan Tim Kesehatan” yang memenuhi tugas Etika & Hukum Keperawatan

Harapan kami, semoga apa yang telah kami kerjakan dengan penulisan Makalah ini,
sedikit banyak dapat membantu teman-teman lainnya dan pada umumnya dalam
pengetahuan. Tidak lupa kami ucapkan banyak terima kasih kepada: dosen, teman, orang tua
yang telah mendukung dalam penyusunan makalah ini.

Semoga Makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca sekalian


Khususnya mahasiswa yang masih dalam proses pembelajaran.

Akhir kata kami ucapkan terima kasih, semoga lebih dan kurangnya dapat di
mengerti.

Tanjung pinang , 26 maret 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................................................ i


DAFTAR ISI..................................................................................................................................... ii
BAB I ............................................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN ............................................................................................................................. 1
A. Latar Belakang....................................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah.................................................................................................................. 2
C. Tujuan Penulisan ................................................................................................................... 2
D. Manfaat Penulisan.................................................................................................................. 2
BAB II .............................................................................................................................................. 3
PEMBAHASAN ............................................................................................................................... 3
A. Pengertian Keperawatan......................................................................................................... 3
B. Hubungan Perawat dengan Perawat ........................................................................................ 4
1. Silih asuh ........................................................................................................................... 4
2. Silih asih ............................................................................................................................ 4
3. Silih asah ........................................................................................................................... 4
C. Hubungan Perawat dengan Tim Kesehatan lainnya................................................................. 5
D. Hubungan Perawat denga Pasien ............................................................................................ 6
Hubungan yang baik antar perawat dengan pasien akan terjadi apabila : ..................................... 6
1) Prainteraksi ........................................................................................................................ 7
2) Perkenalan ......................................................................................................................... 7
3) Orientasi ............................................................................................................................ 7
4) Tahap kerja ........................................................................................................................ 7
5) Tahap terminasi.................................................................................................................. 7
E. Teori Model Hubungan Antara Perawat, Dokter, dan Pasien................................................... 8
1. Model aktivitas-pasivitas .................................................................................................... 8
2. Model hubungan membantu ............................................................................................... 8
3. Model partisipasi mutual .................................................................................................... 8
BAB III ........................................................................................................................................... 11
PENUTUP ...................................................................................................................................... 11
A. Kesimpulan............................................................................................................................. 11
B. Saran....................................................................................................................................... 11
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................................... 12

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Asuhan keperawatan adalah suatu proses atau rangkaian kegiatan pada praktik
keperawatan, yang diberikan kepada pasien pada berbagai tatanan pelayanan
kesehatan dengan menggunakan proses keperawatan, Perawat selalu mengadakan
hubungan dengan pasien (Robert Priharjo,1995). Disisi lain peningkatan hubungan
antara perawat dengan pasien dapat dilakukan melalui penerapan proses keperawatan
(Nursalam, 2001).
Dasar hubungan perawat, dokter, dan pasien merupakan mutual
humanity dan pada hakekatnya hubungan yang saling ketergantungan dalam
mewujudkan harapan pasien terhadap keputusan tindakan asuhan keperawatan.
Untuk memulai memahami hubungan secara manusiawi pada pasien, perawat
sebagai pelaksana asuhan keperawatan harus memahami bahwa penyebab
bertambahnya kebutuhan manusiawi secara universal menimbulkan kebutuhan baru,
dan membuat seseorang (pasien) yang rentan untuk menyalahgunakan. Dengan
demikian bagaimanapun hakekat hubungan tersebut adalah bersifat dinamis, dimana
pada waktu tertentu hubungan tersebut dapat memperlihatkan karakteristik dari salah
satu atau semua pada jenis hubungan, dan perawat harus mengetahui bahwa
pasien yang berbeda akan memperlihatkan reaksi- reaksi yang berbeda terhadap
ancaman suatu penyakit yang telah dialami, dan dapat mengancam humanitas pasien.
Oleh sebab itu sebagai perawat professional, harus dapat mengidentifikasi
komponen- konponen yang berpengaruh terhadap seseorang dalam membuat
keputusan etik. Faktor- faktor tersebut adalah : faktor agama, sosial, pendidikan,
ekonomi, pekerjaan/ posisi pasien termasuk perawat, dokter dan hak-hak pasien, yang
dapat mengakibatkan pasien perlu mendapat bantuan perawat dan dokter dalan ruang
lingkup pelayanan kesehatan. Disamping harus menentukan bagaimana keadaan
tersebut dapat mengganggu humanitas pasien sehubungan dengan integritas pasien
sebagai manusia yang holistik.

1
B. Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian Keperawatan ?
2. Bagaimana Hubungan Perawat dengan Perawat ?
3. Bagaimana Hubungan Perawat dengan Tim Kesehatan lainnya ?
4. Bagaimana Hubungan Perawat denga Pasien ?
5. Bagaimana Model Hubungan Antara Perawat, Dokter, dan Pasien ?

C. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui Pengertian Keperawatan
2. Mengetahui Hubungan Perawat dengan Perawat
3. Mengetahui Hubungan Perawat dengan Tim Kesehatan lainnya
4. Mengetahui Hubungan Perawat denga Pasien
5. Mengetahui Model Hubungan Antara Perawat, Dokter, dan Pasien

D. Manfaat Penulisan
1. Bagi Kelompok
Sebagai tambahan referensi dan bahan pustaka bagi sekolah tinggi ilmu
kesehatan mengenai Hubungan Perawat dan Tim Kesehatan Lainnya.
2. Bagi Pembaca
Untuk menambah wawasan dan memberikan informasi kepada mahasiswa lain
dan kepada masyarakat tentang Hubungan Perawat dan Tim Kesehatan
Lainnya.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Keperawatan
Tentunya kita tidak asing lagi mendengar istilah “keperawatan” meski familiar
tetap tak banyak mengerti apa defenisi keperawatan itu. Secara umum pengertian
keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan professional yang merupakan bagian
integral dari pelayanan kesehatan. Kaperawatan merupakan ilmu terapan yang
menggunakan keterampilan interpersonal serta menggunakan proses keperawatan
dalam membantu klien/pasien dalam mencapai tingkat kesehatan yang optimal.
Kebutuhan akan tenaga kesehatan, terutama tenaga keperawatan kini tak
terbantahkan lagi. Jasa dan tenaga keperawatan begitu dibutuhkan, bukan hanya pada
level individu, kelompok maupun komonitas, bahkan Negara juga membutuhkannya.
Jumlah tenaga keperawatan yang paling banyak jika dibandingkan dengan tenaga
kesehatan lainnnya. Peran perawata sangat penting karena ia menjadi barisan terdepan
dalam memberikan pelayanan kesehatan pada masyarakat. Oleh karena itulah perawat
tidak bisa dipisahkan dari system tenaga kesehatan secara keseluruhan.
Keperawatan mempelajari bentuk an sebab tidak terpenuhnya dasar manusia
serta mempelajari berbagai upaya untuk mencapai kebutuhan dasar. Keperawatan
didasarkan oleh ilmudari kiat keperawatan yang mencakup sikap, kemampuan
intelektual, dan keterampilan tehnik. Bentuk pelayanan keperawatan sesuai dengan
empat kebutuhan manusia yaitu biologis, psikologis, social kultural, dan spiritual
yang komprehensif. Tujuan pelayanan keperawatan adalah untuk memberi bantuan
kemandirian kepada klien dalam memenuhi kebutuhan dasar dalam meningkatkan
status kesehatan secara optimal dengan pencegahan sakit dan meningkatkan keadaan
sehat.
Pelayanan keperawatan berpedoman kepada etika keperawatan, proses
keperawatan, berfokus kepada klien, dan berada dalam lingkup wewenang dan
tanggung jawab keperawatan dikelola secara professional. Dalam memberikan
layanan kesehatan, kegiatan keperawatan pada dasarnya tidak dapat dipisahkan dari
tenaga kesehatan lainnya, misalnya dokter sebagai mitra kerja. Hubungan kemitraan
ini tentu saja harus disertai dengan pengakuan dan penghormatan terhadap profesi
perawat.

3
B. Hubungan Perawat dengan Perawat
Sebagai anggota profesi keperawatan, perawat harus dapat bekerja dengan
sesama perawat dalam rangka meningkatkan mutu pelayanan keperawatan terhadap
klien. Dalam menjalankan tugasnya, perawat harus dapat embina hubungan baik
dengan sesama perawat yang ada di lingkungan tempat kerjanya. Sesama perawat
harus mempunyai rasa saling menghargai dan saling toleransi yang tinggi agar tidak
terjadi sikap saling curiga dan benci. Selain itu perawat juga harus dapat memupuk
rasa persaudaraan dengan silih asuh, silih asah dan silih asih.

1. Silih asuh
Yaitu sesama perawat dapat saling membimbing, menaehati, menghormati,
dan mengingatkan bia sejawat melakukan kesalhan atau kekeliruan swhingga
terbina hubungan yang serasi.

2. Silih asih
Yaitu dalam menjalankan tugasnya, setiap perawat dapat saling menghargai
satu sama lain, saling menghargai antar anggota profesi, saling bertenggang rasa,
serta bertoleransi yang tinggi sehingga tidak terpengaruhi oleh hasutan yang dapat
menimbulkan sikap saliing curiga dan benci.

3. Silih asah
Yaitu perawat yang merasa lebih pandai atau tahu dalam hal ilmu
pengetahuan, dapat mengamalkan ilmu yang telah diperolehnya kepada rekan
sesama perawat tanpa pamrih.

Dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada pasien, perawat tidak


bekerja sendiri. Akan tetapi bekerja dalam satu tim kesehatan. Bekerja sama
dengan sesama tim, seluruh perawat harus berprinsip dan ingat bahwa semua
tindakan yang dilakukan adalah mengutamakan kepentingan pasien serta kualitas
asuhan keperawatan. Oleh karena itu semua perawat harus bisa berkomunikasi
secara efektif.
Dalam pemberian asuhan keperawatan, perawat dibagi menjadi dalm
beberapa kategori, misalnya perawat pelaksana, kepala bangsal, kepala unit
keperawatan, kepala saksi keperawatan, dan kepala bidang perawatan. Hal ini

4
disebabkan latar belakang pendidikan, pekerjaan, maupun kemampuan perawat
berbeda-beda. Dengan demikian, dalam memberikan asuhan keperawatan, setiap
anggota harus mampu mengomunikasikan dengan perawat anggotan lain.

C. Hubungan Perawat dengan Tim Kesehatan lainnya


Dalam melaksanakan tugasnya, perawat tidak dapat bekerja tanpa
berkolaborasi dengan profesi lain. Profesi lain tersebut diantaranya adalah dokter, ahli
gizi, tenaga laboratorium, tenaga rontgen dan sebagainya.
Dalam menjalankan tugasnya, setiap profesi dituntut untuk mempertahankan
kode etik profesi masing-masing. Kelancaran tugas masing-
masing profesi tergantung dari ketaatannya dalam menjalankan dan
mempertahakan kode etik profesinya. Bila setiap profesi telah dapat saling
menghargai, maka hubungan kerjasama akan dapat terjalin dengan baik. Walaupun
pada pelaksanaannya seringjuga terjadi konflik-konflik etis.
Hubungan perawat dan dokter telah seiring dengan perkembangan kedua
profesi ini, tetapi tidak terlepas dari sejarah, yaitu berkaitan dengan sifatdisiplin
ilmu atau pendidikan, latar belakang personal, dan lain-lain.Bila dilihat dari sudut
sejarah, bidang kedokteran telah dikembangkan lama sebelum bidang keperawatan.
Kedokteran dan keperawatan walaupun kedua disiplin ilmu ini sama-sama berfokus
pada manusia, pathernalistik, yang mencerminkan figur seseorang
Bapak, Pemimpin dan pembuat keputusan. Sedangkan keperawatan lebihbersi
fat mothernalistic, yang mencerminkan figus ibu (mother instinct) dalammemberikan
asuhan, kasih sayang dan bantuan.
Perkembangan ilmu keperawatan saat ini maju pesat, terlihat dari berbagai
perkembangan teori dan konsep dalam sikap dan pandangan terhadap
keperawatan serta pelaksanaan pelayanan asuhan keperawatan pandangan
tentang keperawatan sebagai pelayanan profesional, mendorong untuk
berkembangnya dan dimanfaatkannya ilmu keperawatan, yaitu pemberian
pelayanan berdasarkan ilmu pengetahuan dan teknologi keperawatan dengan
menggunakan pendekatan penyelesaian masalah serta berdasarkan
kepada etika dan etika keperawatan. Dalam
memberikan pelayanan kesehatan kepada klien serta hubungan
dengan dokter, dikenal beberapa peran perawat, yaitu peran mandiri
merupakan peran perawat dalam memberikan asuhan keperawatan yang dapat

5
dipertanggungjawabkan oleh perawat secara mandiri, kemudian perawat
delegatif perawat dalam melaksanakan program kesehatan yang
pertanggungjawabannya dipegang oleh dokter, misal dalam pemberian obat-
obatan didelegasikan tugas dokter kepada perawat dan peran kolaborasi merupakan
peran perawat dalam mengatasi permasalahan secara team work dengan tim
kesehatan. Dalam pelaksanaannya, apabila setiap profesi telah dapat saling
menghargai, menghormati, hubungan kerja sama akan dapat terjalin denganbaik
walaupun pada pelaksanaannya sering terjadi konflik etis.

D. Hubungan Perawat denga Pasien


Pada dasarnya, hubungan perawat dan pasien bersifat profesional yang diarahkan
pada pencapaian tujuan. Kewajiban perawat dalam memberikan asuhan keperawtan
dikembangkan dengan hubungan saling percaya. Hubungan tersebut dibentuk dalam
interaksi, bersifat terapeutik, dan bukan hubungan sosial. Hubungan perawat dan klien
sengaja dijalin terfokus oada klien, sehingga bertjuan menyelesaikan masalah klien.

Hubungan yang baik antar perawat dengan pasien akan terjadi apabila :
1. Terdapat rasa saling percaya antara perawat dengan pasien.
2. Perawat benar-benar memahami tentang hak-hak pasien dan harus melindungi hak
tersebut, salah satunya adalah hak untuk menjaga privasi pasien.
3. Perawat haru speka terhadap perubahan-perubahan yang mungkin terjadi pada
pribadi pasien yang disebabkan oleh penyakit yang dideritanya, antara lain
kelemahan fisik dan ketidakberdayaan dalam menentukan sikap atau pilihan
sehingga tidak dapat menggunakan hak dan kewajiban dengan baik.
4. Perawat harus memahami keberadaan pasien sehinga dapat bersikap sabar dan
tetap memperhatikan pertimbangan etis dan moral.
5. Perawat harus dapat bertanggung jawab dan bertanggung gugat atas segala risiko
yang mungkin timbul selama pasien dalam perawatannya.
6. Perawat sedapat mungki berusaha untuk menghindari konflik antara nilai-nilai
pribadi pasien dengan cara membina hubungan baik antara pasien, keluarga, dan
teman sejawat serta dokter untuk kepentingan pasien.
Dalam menjalin hubungan perawat dengan paien diperlukan komunikasi
interpersonal yang baik. Komunikasi interpersonal, disebut dengan komunikasi
terapeutik, merupakan komunikasi yang ilakukan secara sadar, bertujuan untuk

6
meningkatkan kesehatan dan kegiatannya dipusatkan untuk penyembuhan pasien.,
membantu pasien. Adapun fungsinya adalah mendorong dan menganjurkan untuk
menjalin kerja sama antara perawat dengan pasien.
Dengan demikian, terdapat beberapa tahap komunikasi interpersonal
(terapeutik) yang dilakukan oleh perawat, yaitu sebagai berikut :
1) Prainteraksi, merupakan masa persiapan sebelum berhubungan dan
berkomunikasi dengan pasien.
2) Perkenalan, merupakan kegiatan yang pertama kali dilakukan oleh perawat
terhadap pasiennya yang baru memasuki rumah sakit. Pada tahap ini
perawat dan pasien mulai mengembangkan hubungan interpersonal.
3) Orientasi, dilaksanakan pada awal pertemuan sampai seterusnya selama
pasien berada di rumah sakit. Tujuannya adalah memeriksa keadaan
pasien, dan mengevaluasi hasil tindakan.
4) Tahap kerja, merupakan inti hubungan perawat dengan pasien yang terkait
erat dengan pelaksanaan komunikasi interpersonal. Perawat memfokuskan
arah pembicaraan pada masalah khusus yaitu tentang keadaan pasien,
keluhan-keluhan pasien. Perawat memeberikan anjuran pada pasien untuk
makan, minum obat yang teratur dan istirahat teratur, untuk mencapai
kesembuhan.
5) Tahap terminasi, merupakan tahap akhir dalam komunikasi interpersonal
dan akhir dari pertemuan antara perawat dengan pasien. Dalam tahap ini,
pasien sudah dinyatakan sembuh dan keluar dari rumah sakit.
Terdapat beberapa faktor-faktor yang mempengaruhi pasien dalam
berhubungan, antara lain sebagai berikut :
 Perbedaan perkembangan
 Perbedaan budaya
 Perbedaan gender
 Gangguan pendengaran
 Gangguan penglihatan
Dari perbedaan-perbedaan tersebut saling timbul masalah antara hubungan
perawat dengan pasien. Berikut beberapa masalah yang sering terjadi dalam
hubungan perawat dengan pasien :

7
1) Ketidak pahaman peran. Masyarakat belum memahami peran dan wewenang
tenaga kesehatan memberikan penjelasan yang benar tentang peran masing-
masing petugas kesehatan
2) Konflik tanggung jawab. Klien terbuka tentang kondisinya dan perawat tulus
mendengarkan keluhan yang disampaikan. Dalam hal tersebut perawat
bertanggung jawab memberikan penjelasan, ataupun support.
3) Perbedaan status. Perawat merasa mempunyai kemampuan lebih,
menyebabkan perawat lebih dominan komunikasi berlangsung searah dan
otoriter.
4) Perbedaan persepsi. Penggunaan istilah dan bahasa perawat yang tidak
dipahami klien menjadi masalah komunikasi yang umum terjadi.

E. Teori Model Hubungan Antara Perawat, Dokter, dan Pasien


Berbagai model hubungan antara perawat, dokter danpasien telah dikembangkan.
Szasz dan Hollander mengembangkan tiga model hubungan dokter-perawat, di mana
model ini terjadi pada semua hubungan antar manusia. Berikut model hubungan perawat,
dokter dan pasien yang dikembangkan oleh Szasz dan Hollander :

1. Model aktivitas-pasivitas
Suatu model di mana perawat dan dokter berperan aktf dan pasien berperan
pasif. Model tepat untuk bayi, pasien koma, pasien dibius, dan pasien dalam keadaan
darurat. Dokter berada pada posisi mengatur semuanya, merasa mempunyai
kekuasaan, dan identitas pasien kyrang diperhatikan. Model ini bersifat otoriter dan
paternalistik.

2. Model hubungan membantu


Merupakan dasar untuk sebagian besar dari praktik keperawatan atau praktik
kedokteran. Model ini terdiri dari pasien yang mempunyai gejala mencari bantuan
kepada perawat atau dokter yang mempunyai pengetahuan yang lebih.

3. Model partisipasi mutual


Model ini berdasarkan pada anggapan bahwa hak yang sama aau kesejahteraan
antara umat manusia merupakan nilai yang tinggi. Model ini mempunyai ciri bahwa
setiap pasien mempunyai kemampuan untuk menolong dirinya sendiri yang

8
merupakan aspek penting pada pelayanan kesehatan saat ini. Peran dokter dalam
model ini adalah membantu pasien menolong dirinya sendiri.
Robert veatch mengembangkan 4 model hubungan dokter-pasien, meliputi
hubungan yang dapat menimbulkan maupun mencegah permasalahan etis

a. The engineering model


Dalam model ini veatch menolak sikap kemungkinan nilai bebas murni dari
ilmu atau kedokteran. Pilihan-pilihan di buat secara terus-menerus terhadap
fakta,observasi,desain penelitian, dan tingkat statistik signifikasi dalam satu kerangka
nilai-nilai dengan praduga menurut ilmu-ilmu murni. Sejumlah besar pilihan-pilihan
nilai dan signifiksai harus di buat oleh orang-orang terhadap ilmu terapan seperti
kedokteran,yang mana tidak seperti ilmu teknik (engienering), nilai-nilai tidak dapat
di tiadakan dari nasehat teknis terhadap manusia.

b. The priestly model


Dalam model ini dokter memegang figur seorang ahli moral yang dapat
memberi tahu pasien apa yang harus di kerjakan pasien pada situasi tertentu. Tradisi
ini berdasarkan prinsip etis jangan kerjakan ketidak baikan ini mencerminkan
peleksaan prinsip paternalistik dengan tidak memberitahukan berita buruk dari pasien,
tetapi memberikan suatu pemantapan yang tidak nyata. Model ini tidak menyertakan
pasien dalam membuat kepeutusan, tetapi menyerahkan kebebasan pada dokter.
Misalnya, pasien tidak di ijinkan menolak tranfusi darah yang menurut agamanya
tidak di perbolehkan.prinsip paternalisme mengurangi takdir pasien dengan
mengurangi pengendalian pasien terhadap tubuh dan kehidupannya.

c. The collegial model


Dalam model ini, dokter dan perawat merupakan mitra dalam mencapai tujuan
untuk menyembuhkan penyakit dan mempertahankan kesehatan pasien.saling percaya
dan percaya dirui merupakan hal utama. Kedua belah pihak mempunyai kedudukan
yang sama. Namun pada kenyataannya, veatch berpendapat bahwa sebenarnya tidak
ada dasar untuk persamaan kedudukan dalam hubungan pasien-dokter karena
perbedaan kelas sosial, status ekonomi, pendidikan dan sistem nilai menimbulkan
asumsi tentang rasa tertarik yang lazim pada ilusi.

d. The contractua model


Dalam model ini,peserta yang mengadakan hubungan atau interaksi berharap
untuk memegang ketaatan terhadap anjuran dan manfaat untuk kedua belah

9
pihak.kesepakatan terhadap prinsip moral merupakan hal yang penting lebih lanjut
dalam kesepakatan hubungan,pasien berhak menentukan nasip mereka.dalam model
ini terjadi curah pendapat tentang tanggung jawab dan kewajiban etis.

10
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Pada dasaranya hubungan antara perawat dan pasien berdasarkan pada sifat alamiah
perawat dan pasien. Dalam interaksi perawat dan pasien, peran yang dimiliki masing–masing
membentuk suatu kesepakatan atau persetujuan dimana pasien pempunyai peran dan hak
sebagai pasien dan perawat dapat melaksanakan asuhan keparawatan mempunyai peran dan
hak sebagai perawat.
Dalam konteks hubungan perawat dan pasien, maka setiap hubungan harus didahului
dengan kontrak dan kesepakatan bersama, dimana pasien mempunyai peran sebagai pasien
dan perawat sebagai pelaksana asuhan keperawatan. Kesepakatan ini menjadi parameter bagi
perawat dalam menentukan setiap tindakan etis.

B. Saran
Untuk memulai memahami hubungan manusiawi dalam kontek profesional seseorang
harus mengerti bahwa penyebab bertambahnya kebutuhan manusiawi secara universal
menimbulkan kebutuhan baru, dan membuat seseorang yang rutin untuk menyalahgunakan.
Oleh karena itu sebagai perawat harus dapat mengidentifikasi kerusakan fisiologis
yang spesifik yang disebabkan oleh gejala-gejala penyakit atau kelainan lain, tetapi juga
harus menemukan bagaimana keadaan tersebut dapat mengganggu humanitas pasien
sehubungan dengan integritas pasien sebagai manusia.
Dengan mengetahui bahwa pasien yang berbeda akan memperlihatkan reaksi- reaksi
yang berbeda terhadap ancaman penyakit yang telah dialami dan dapat mengancam
humanitas pasien, maka perawat harus melakukan pengidentifikasian respon-respon manusia
terhadap ancaman-ancaman tersebut.

11
DAFTAR PUSTAKA

Rifiani, Nisya. 2013. Prinsip-prinsip Dasar Keperawatan. Jakarta : Dunia Cerdas.

Bandman and Bandman (1990). Nursing: Asicial Policy.Kutipan ANA. Kansas


City.MO.:1980.Hal.6

Gaffar Jumadi Laode (1997). Pengantar Keperawatan Profesional. Jakarta: EGC.

Nursalam (2000). Proses dokumentasi keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.


Priharjo Robert (1995). Pengantar Etika

Sulistyo, Rahayu. 2014. http://rahayusulistyo.blogspot.co.id/2014/04/konsep-hubungan-


perawat.html. Di upload pada tanggal 01 mei 2018 pada jam 8.38.

Risnayanti. 2016 https://dokumen.tips/documents/hubungan-perawat-dengan-profesi-


lain.html. Di upload pada tanggal 01 mei 2018 pada jam 8.41.

12

Anda mungkin juga menyukai