STIKES HANGTUAH
TANJUNGPINANG
KELOMPOK 8
DISUSUN OLEH :
1. Jeny Afriani (142011038)
2. Sri Laras Puspitha (142011040)
3. Mira Anggun Pratama (142011038)
4. Usni Adetia Khairina (142011031)
Harapan kami, semoga apa yang telah kami kerjakan dengan penulisan Makalah ini,
sedikit banyak dapat membantu teman-teman lainnya dan pada umumnya dalam
pengetahuan. Tidak lupa kami ucapkan banyak terima kasih kepada: dosen, teman, orang tua
yang telah mendukung dalam penyusunan makalah ini.
Akhir kata kami ucapkan terima kasih, semoga lebih dan kurangnya dapat di
mengerti.
Penulis
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Asuhan keperawatan adalah suatu proses atau rangkaian kegiatan pada praktik
keperawatan, yang diberikan kepada pasien pada berbagai tatanan pelayanan
kesehatan dengan menggunakan proses keperawatan, Perawat selalu mengadakan
hubungan dengan pasien (Robert Priharjo,1995). Disisi lain peningkatan hubungan
antara perawat dengan pasien dapat dilakukan melalui penerapan proses keperawatan
(Nursalam, 2001).
Dasar hubungan perawat, dokter, dan pasien merupakan mutual
humanity dan pada hakekatnya hubungan yang saling ketergantungan dalam
mewujudkan harapan pasien terhadap keputusan tindakan asuhan keperawatan.
Untuk memulai memahami hubungan secara manusiawi pada pasien, perawat
sebagai pelaksana asuhan keperawatan harus memahami bahwa penyebab
bertambahnya kebutuhan manusiawi secara universal menimbulkan kebutuhan baru,
dan membuat seseorang (pasien) yang rentan untuk menyalahgunakan. Dengan
demikian bagaimanapun hakekat hubungan tersebut adalah bersifat dinamis, dimana
pada waktu tertentu hubungan tersebut dapat memperlihatkan karakteristik dari salah
satu atau semua pada jenis hubungan, dan perawat harus mengetahui bahwa
pasien yang berbeda akan memperlihatkan reaksi- reaksi yang berbeda terhadap
ancaman suatu penyakit yang telah dialami, dan dapat mengancam humanitas pasien.
Oleh sebab itu sebagai perawat professional, harus dapat mengidentifikasi
komponen- konponen yang berpengaruh terhadap seseorang dalam membuat
keputusan etik. Faktor- faktor tersebut adalah : faktor agama, sosial, pendidikan,
ekonomi, pekerjaan/ posisi pasien termasuk perawat, dokter dan hak-hak pasien, yang
dapat mengakibatkan pasien perlu mendapat bantuan perawat dan dokter dalan ruang
lingkup pelayanan kesehatan. Disamping harus menentukan bagaimana keadaan
tersebut dapat mengganggu humanitas pasien sehubungan dengan integritas pasien
sebagai manusia yang holistik.
1
B. Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian Keperawatan ?
2. Bagaimana Hubungan Perawat dengan Perawat ?
3. Bagaimana Hubungan Perawat dengan Tim Kesehatan lainnya ?
4. Bagaimana Hubungan Perawat denga Pasien ?
5. Bagaimana Model Hubungan Antara Perawat, Dokter, dan Pasien ?
C. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui Pengertian Keperawatan
2. Mengetahui Hubungan Perawat dengan Perawat
3. Mengetahui Hubungan Perawat dengan Tim Kesehatan lainnya
4. Mengetahui Hubungan Perawat denga Pasien
5. Mengetahui Model Hubungan Antara Perawat, Dokter, dan Pasien
D. Manfaat Penulisan
1. Bagi Kelompok
Sebagai tambahan referensi dan bahan pustaka bagi sekolah tinggi ilmu
kesehatan mengenai Hubungan Perawat dan Tim Kesehatan Lainnya.
2. Bagi Pembaca
Untuk menambah wawasan dan memberikan informasi kepada mahasiswa lain
dan kepada masyarakat tentang Hubungan Perawat dan Tim Kesehatan
Lainnya.
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Keperawatan
Tentunya kita tidak asing lagi mendengar istilah “keperawatan” meski familiar
tetap tak banyak mengerti apa defenisi keperawatan itu. Secara umum pengertian
keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan professional yang merupakan bagian
integral dari pelayanan kesehatan. Kaperawatan merupakan ilmu terapan yang
menggunakan keterampilan interpersonal serta menggunakan proses keperawatan
dalam membantu klien/pasien dalam mencapai tingkat kesehatan yang optimal.
Kebutuhan akan tenaga kesehatan, terutama tenaga keperawatan kini tak
terbantahkan lagi. Jasa dan tenaga keperawatan begitu dibutuhkan, bukan hanya pada
level individu, kelompok maupun komonitas, bahkan Negara juga membutuhkannya.
Jumlah tenaga keperawatan yang paling banyak jika dibandingkan dengan tenaga
kesehatan lainnnya. Peran perawata sangat penting karena ia menjadi barisan terdepan
dalam memberikan pelayanan kesehatan pada masyarakat. Oleh karena itulah perawat
tidak bisa dipisahkan dari system tenaga kesehatan secara keseluruhan.
Keperawatan mempelajari bentuk an sebab tidak terpenuhnya dasar manusia
serta mempelajari berbagai upaya untuk mencapai kebutuhan dasar. Keperawatan
didasarkan oleh ilmudari kiat keperawatan yang mencakup sikap, kemampuan
intelektual, dan keterampilan tehnik. Bentuk pelayanan keperawatan sesuai dengan
empat kebutuhan manusia yaitu biologis, psikologis, social kultural, dan spiritual
yang komprehensif. Tujuan pelayanan keperawatan adalah untuk memberi bantuan
kemandirian kepada klien dalam memenuhi kebutuhan dasar dalam meningkatkan
status kesehatan secara optimal dengan pencegahan sakit dan meningkatkan keadaan
sehat.
Pelayanan keperawatan berpedoman kepada etika keperawatan, proses
keperawatan, berfokus kepada klien, dan berada dalam lingkup wewenang dan
tanggung jawab keperawatan dikelola secara professional. Dalam memberikan
layanan kesehatan, kegiatan keperawatan pada dasarnya tidak dapat dipisahkan dari
tenaga kesehatan lainnya, misalnya dokter sebagai mitra kerja. Hubungan kemitraan
ini tentu saja harus disertai dengan pengakuan dan penghormatan terhadap profesi
perawat.
3
B. Hubungan Perawat dengan Perawat
Sebagai anggota profesi keperawatan, perawat harus dapat bekerja dengan
sesama perawat dalam rangka meningkatkan mutu pelayanan keperawatan terhadap
klien. Dalam menjalankan tugasnya, perawat harus dapat embina hubungan baik
dengan sesama perawat yang ada di lingkungan tempat kerjanya. Sesama perawat
harus mempunyai rasa saling menghargai dan saling toleransi yang tinggi agar tidak
terjadi sikap saling curiga dan benci. Selain itu perawat juga harus dapat memupuk
rasa persaudaraan dengan silih asuh, silih asah dan silih asih.
1. Silih asuh
Yaitu sesama perawat dapat saling membimbing, menaehati, menghormati,
dan mengingatkan bia sejawat melakukan kesalhan atau kekeliruan swhingga
terbina hubungan yang serasi.
2. Silih asih
Yaitu dalam menjalankan tugasnya, setiap perawat dapat saling menghargai
satu sama lain, saling menghargai antar anggota profesi, saling bertenggang rasa,
serta bertoleransi yang tinggi sehingga tidak terpengaruhi oleh hasutan yang dapat
menimbulkan sikap saliing curiga dan benci.
3. Silih asah
Yaitu perawat yang merasa lebih pandai atau tahu dalam hal ilmu
pengetahuan, dapat mengamalkan ilmu yang telah diperolehnya kepada rekan
sesama perawat tanpa pamrih.
4
disebabkan latar belakang pendidikan, pekerjaan, maupun kemampuan perawat
berbeda-beda. Dengan demikian, dalam memberikan asuhan keperawatan, setiap
anggota harus mampu mengomunikasikan dengan perawat anggotan lain.
5
dipertanggungjawabkan oleh perawat secara mandiri, kemudian perawat
delegatif perawat dalam melaksanakan program kesehatan yang
pertanggungjawabannya dipegang oleh dokter, misal dalam pemberian obat-
obatan didelegasikan tugas dokter kepada perawat dan peran kolaborasi merupakan
peran perawat dalam mengatasi permasalahan secara team work dengan tim
kesehatan. Dalam pelaksanaannya, apabila setiap profesi telah dapat saling
menghargai, menghormati, hubungan kerja sama akan dapat terjalin denganbaik
walaupun pada pelaksanaannya sering terjadi konflik etis.
Hubungan yang baik antar perawat dengan pasien akan terjadi apabila :
1. Terdapat rasa saling percaya antara perawat dengan pasien.
2. Perawat benar-benar memahami tentang hak-hak pasien dan harus melindungi hak
tersebut, salah satunya adalah hak untuk menjaga privasi pasien.
3. Perawat haru speka terhadap perubahan-perubahan yang mungkin terjadi pada
pribadi pasien yang disebabkan oleh penyakit yang dideritanya, antara lain
kelemahan fisik dan ketidakberdayaan dalam menentukan sikap atau pilihan
sehingga tidak dapat menggunakan hak dan kewajiban dengan baik.
4. Perawat harus memahami keberadaan pasien sehinga dapat bersikap sabar dan
tetap memperhatikan pertimbangan etis dan moral.
5. Perawat harus dapat bertanggung jawab dan bertanggung gugat atas segala risiko
yang mungkin timbul selama pasien dalam perawatannya.
6. Perawat sedapat mungki berusaha untuk menghindari konflik antara nilai-nilai
pribadi pasien dengan cara membina hubungan baik antara pasien, keluarga, dan
teman sejawat serta dokter untuk kepentingan pasien.
Dalam menjalin hubungan perawat dengan paien diperlukan komunikasi
interpersonal yang baik. Komunikasi interpersonal, disebut dengan komunikasi
terapeutik, merupakan komunikasi yang ilakukan secara sadar, bertujuan untuk
6
meningkatkan kesehatan dan kegiatannya dipusatkan untuk penyembuhan pasien.,
membantu pasien. Adapun fungsinya adalah mendorong dan menganjurkan untuk
menjalin kerja sama antara perawat dengan pasien.
Dengan demikian, terdapat beberapa tahap komunikasi interpersonal
(terapeutik) yang dilakukan oleh perawat, yaitu sebagai berikut :
1) Prainteraksi, merupakan masa persiapan sebelum berhubungan dan
berkomunikasi dengan pasien.
2) Perkenalan, merupakan kegiatan yang pertama kali dilakukan oleh perawat
terhadap pasiennya yang baru memasuki rumah sakit. Pada tahap ini
perawat dan pasien mulai mengembangkan hubungan interpersonal.
3) Orientasi, dilaksanakan pada awal pertemuan sampai seterusnya selama
pasien berada di rumah sakit. Tujuannya adalah memeriksa keadaan
pasien, dan mengevaluasi hasil tindakan.
4) Tahap kerja, merupakan inti hubungan perawat dengan pasien yang terkait
erat dengan pelaksanaan komunikasi interpersonal. Perawat memfokuskan
arah pembicaraan pada masalah khusus yaitu tentang keadaan pasien,
keluhan-keluhan pasien. Perawat memeberikan anjuran pada pasien untuk
makan, minum obat yang teratur dan istirahat teratur, untuk mencapai
kesembuhan.
5) Tahap terminasi, merupakan tahap akhir dalam komunikasi interpersonal
dan akhir dari pertemuan antara perawat dengan pasien. Dalam tahap ini,
pasien sudah dinyatakan sembuh dan keluar dari rumah sakit.
Terdapat beberapa faktor-faktor yang mempengaruhi pasien dalam
berhubungan, antara lain sebagai berikut :
Perbedaan perkembangan
Perbedaan budaya
Perbedaan gender
Gangguan pendengaran
Gangguan penglihatan
Dari perbedaan-perbedaan tersebut saling timbul masalah antara hubungan
perawat dengan pasien. Berikut beberapa masalah yang sering terjadi dalam
hubungan perawat dengan pasien :
7
1) Ketidak pahaman peran. Masyarakat belum memahami peran dan wewenang
tenaga kesehatan memberikan penjelasan yang benar tentang peran masing-
masing petugas kesehatan
2) Konflik tanggung jawab. Klien terbuka tentang kondisinya dan perawat tulus
mendengarkan keluhan yang disampaikan. Dalam hal tersebut perawat
bertanggung jawab memberikan penjelasan, ataupun support.
3) Perbedaan status. Perawat merasa mempunyai kemampuan lebih,
menyebabkan perawat lebih dominan komunikasi berlangsung searah dan
otoriter.
4) Perbedaan persepsi. Penggunaan istilah dan bahasa perawat yang tidak
dipahami klien menjadi masalah komunikasi yang umum terjadi.
1. Model aktivitas-pasivitas
Suatu model di mana perawat dan dokter berperan aktf dan pasien berperan
pasif. Model tepat untuk bayi, pasien koma, pasien dibius, dan pasien dalam keadaan
darurat. Dokter berada pada posisi mengatur semuanya, merasa mempunyai
kekuasaan, dan identitas pasien kyrang diperhatikan. Model ini bersifat otoriter dan
paternalistik.
8
merupakan aspek penting pada pelayanan kesehatan saat ini. Peran dokter dalam
model ini adalah membantu pasien menolong dirinya sendiri.
Robert veatch mengembangkan 4 model hubungan dokter-pasien, meliputi
hubungan yang dapat menimbulkan maupun mencegah permasalahan etis
9
pihak.kesepakatan terhadap prinsip moral merupakan hal yang penting lebih lanjut
dalam kesepakatan hubungan,pasien berhak menentukan nasip mereka.dalam model
ini terjadi curah pendapat tentang tanggung jawab dan kewajiban etis.
10
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pada dasaranya hubungan antara perawat dan pasien berdasarkan pada sifat alamiah
perawat dan pasien. Dalam interaksi perawat dan pasien, peran yang dimiliki masing–masing
membentuk suatu kesepakatan atau persetujuan dimana pasien pempunyai peran dan hak
sebagai pasien dan perawat dapat melaksanakan asuhan keparawatan mempunyai peran dan
hak sebagai perawat.
Dalam konteks hubungan perawat dan pasien, maka setiap hubungan harus didahului
dengan kontrak dan kesepakatan bersama, dimana pasien mempunyai peran sebagai pasien
dan perawat sebagai pelaksana asuhan keperawatan. Kesepakatan ini menjadi parameter bagi
perawat dalam menentukan setiap tindakan etis.
B. Saran
Untuk memulai memahami hubungan manusiawi dalam kontek profesional seseorang
harus mengerti bahwa penyebab bertambahnya kebutuhan manusiawi secara universal
menimbulkan kebutuhan baru, dan membuat seseorang yang rutin untuk menyalahgunakan.
Oleh karena itu sebagai perawat harus dapat mengidentifikasi kerusakan fisiologis
yang spesifik yang disebabkan oleh gejala-gejala penyakit atau kelainan lain, tetapi juga
harus menemukan bagaimana keadaan tersebut dapat mengganggu humanitas pasien
sehubungan dengan integritas pasien sebagai manusia.
Dengan mengetahui bahwa pasien yang berbeda akan memperlihatkan reaksi- reaksi
yang berbeda terhadap ancaman penyakit yang telah dialami dan dapat mengancam
humanitas pasien, maka perawat harus melakukan pengidentifikasian respon-respon manusia
terhadap ancaman-ancaman tersebut.
11
DAFTAR PUSTAKA
12