Anda di halaman 1dari 10

KOMUNIKASI DALAM DUNIA KESEHATAN

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah


Komunikasi Dalam Keperawatan

Dosen pembimbing :
Dr.Ratna Hidayati,S.Kep.,Ns.,M.Kep.,Sp.Mat

Disusun oleh :
1. Elfa Novita Dewi (202001020)
2. Erly Dwi Puspitasari (202001021)
3. Erma Riatussaadah Farias Tutik (202001022)
4. Essa Nalurita (202001023)

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN


STIKES KARYA HUSADA KEDIRI
2020/2021
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala puji bagi Allah S.W.T., Tuhan Yang Maha Esa, pada akhirnya
makalah yang penulis susun dalam rangka memenuhi tugas Mata Kuliah Komunikasi dalam
Keperawatan, yang penulis beri judul: “KOMUNIKASI DALAM DUNIA KESEHATAN”,
telah dapat diselesaikan.
Proposal ini disusun dengan mengacu pada beberapa sumber bacaan dan akses
internet. Tulisan ini sebagian besar hanyalah kutipan kutipan dari beberapa sumber
sebagaimana yang tercantum dalam Daftar Pustaka, dengan beberapa ulasan pribadi. Ulasan
pribadi sifatnya hanyalah analisis dan sintesis dari beberapa kutipan yang berasal dari bahan
bacaan.
Tulisan yang amat sederhana ini tidak akan terselesaikan tanpa adanya peran dan
bantuan serta masukan dari berbagai pihak. Oleh sebab itu, sudah semestinya penulis
mengucapkan terimakasih yang tidak terhingga kepada:
1. Ibu Dr.Ratna Hidayati,S.Kep.,Ns.,M.Kep.,Sp.Mat selaku dosen pembimbing
Mata Kuliah Komunikasi dalam Keperawatan pada Program Studi Sarjana
Keperawatan STIKES Karya Husada Kediri.
2. Teman-teman satu kelompok atas kerjasamanya dan yang selalu memberikan
motivasi dan beberapa masukan masukan dalam penyusunan makalah ini.
Kami menyadari bahwa penulisan makalah ini jauh dari sempurna dan mungkin
beberapa pandangan penulis sedikitnya belum teruji kebenarannya. Namun, harapan penulis
semoga karya yang sederhana ini ada setitik manfaatnya, terutama untuk penulis pribadi dan
teman-teman yang telah membaca makalah ini. Amin ya Rabbal ‘alamin....

Kediri,19 April 2020

Penulis,
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .............................................................................. i

KATA PENGANTAR ............................................................................ ii

DAFTAR ISI .......................................................................................... iii

BAB I : PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ........................................................................... 4


B. Rumusan Masalah ..................................................................... 4
C. Tujuan ........................................................................................ 5

BAB II : PEMBAHASAN

A. Pengertian Komunikasi Kesehatan ............................................. 6


B. Konsep Dasar Komunikasi.......................................................... 6
C. Ruang Lingkup Komunikasi Kesehatan ..................................... 7
D. Komunikasi Kesehatan bagi Tenaga Kesehatan......................... 8

BAB III : PENUTUP

A. Kesimpulan ................................................................................. 10
B. Saran ........................................................................................... 10

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................ 13


BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Manusia pada hakikatnya membutuhkan manusia lain untuk bertahan hidup. Manusia
sebagai makhluk sosial akan selalu berkeinginan untuk berbicara, tukarmenukar gagasan,
mengirim atau menerima informasi. Banyak alasan mengapa manusia harus berkomunikasi
Thomas M. Schcidel dalam Edi Santoso mengatakan, orang berkomunikasi terutama untuk
menyatakan dan mendukung identitas diri dan untuk membangun kontak social dengan orang
lain.
Disadari atau tidak, komunikasi merupakan bagian dari kehidupan manusia itu
sendiri. Di sisi lain, untuk menjalin rasa kemanusiaan yang akrab, diperlukan saling
pengertian diantara sesama anggota masyarakat. Dalam hal ini komunikasi memainkan
peranan penting, apalagi bagi manusia modern. Manusia modern adalah manusia yang cara
berpikirnya berdasarkan logika dan rasional atau penalaran dalam menjalankan segala
aktivitasnya. Berhasil atau tidaknya suatu komunikasi ialah apabila kita mengetahuidan
mempelajari unsur-unsur yang terkandung dalam proses komunikasi.
Unsur-unsur tersebut adalah sumber (source), pesan (message), saluran (chanel) dan
penerima (receiver, audience) serta pengaruh (effects) dan umpan balik (feedback). Dalam
proses komunikasi ini diusahakan terjadi pertukaran pendapat, penyampaian informasi serta
perubahan sikap dan perilaku. Dalam proses komunikasi itu sendiri juga diusahakan
terjadinya efektivitas komunikasi, sebab komunikasi yang tidak menginginkan efektivitas,
sesungguhnya merupakan komunikasi yang tidak bertujuan. Efektivitas yang dimaksud
adalah terjadinya perubahan dalam diri penerima (receiver atau audience), sebagai akibat dari
pesan yang diterima secara langsung atau tidak langsung sesuai dengan keinginan
komunikator. Sebagai sebuah displin ilmu, komunikasi merupakan studi interdisipliner.
Akhir-akhir ini dunia psikologi khususnya psikoterapi menggunakan teknik
penyembuhan yang disebut komunikasi terapeutik (Therapeutic Communication). Melalui
metode ini pasien sebagai komunikan diarahkan begitu rupa sehingga terjadi pertukaran
pesan yang dapat menimbulkan hubungan sosial yang bermanfaat. Komunikasi terapeutik
digunakan untuk mencapai beberapa tujuan seperti penyusunan kembali kepribadian,
penemuan makna dalam hidup, penyembuhan gangguan emosional, penyesuaian terhadap
masyarakat, pencapaian kebahagiaan dan kepuasan, pencapaian aktualisasi diri, peredaan
kecemasan, serta penghapusan tingkah laku maladaptif dan belajar pola-pola tingkah laku
adaptif.
Komunikasi terapeutik adalah komunikasi yang direncanakan secara sadar, bertujuan
dan kegiatannya dipusatkan untuk kesembuhan pasien. Komunikasi terapeutik termasuk
komunikasi interpersonal dengan titik tolak saling memberikan pengertian antar terapis
dengan pasien. Komunikasi terapeutik bukan pekerjaan yang bisa dikesampingkan, namun
harus direncanakan, disengaja, dan merupakan tindakan profesional.
Akan tetapi, jangan sampai karena terlalu asyik bekerja, kemudian melupakan pasien
sebagai manusia dengan beragam latar belakang dan masalahnya. Manfaat komunikasi
terapeutik adalah untuk mendorong dan menganjurkan kerja sama antara perawat dan pasien
melalui hubungan perawat dan pasien. Komunikasi terapeutik bertujuan membantu pasien
dalam memperjelas dan mengurangi beban perasaan dan pikiran, serta dapat mengambil
tindakan yang efektif untuk pasien.
Dalam profesi keperawatan, komunikasi perawat-pasien merupakan salah satu
kompetensi yang harus dikuasai perawat. Kompetensi komunikasi menentukan keberhasilan
dalam membantu penyelesaian masalah kesehatan pasien. Selama ini kompetensi komunikasi
dapat dikatakan terabaikan, baik dalam pendidikan maupun dalam praktik keperawatan
bahkan kedokteran. Di Indonesia, sebagian dokter merasa tidak mempunyai waktu yang
cukup untuk berbincang-bincang dengan pasiennya. Akibatnya, dokter bisa saja tidak
mendapatkan keterangan yang cukup untuk menegakkan diagnosis dan menentukan
perencanaan dan tindakan lebih lanjut. Dari sisi pasien, umumnya pasien merasa dalam posisi
lebih rendah di hadapan dokter (superior-inferior).

2. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian komunikasi dalam dunia kesehatan ?
2. Bagaimana konsep dasar komunikasi dalam dunia kesehatan ?
3. Bagaimana ruang lingkup komunikasi dalam dunia kesehatan ?
4. Sebutkan komunikasi kesehatan bagi tenaga kesehatan !

3. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian komunikasi
2. Untuk mengetahui konsep dasar komunikasi dalam dunia kesehatan
3. Untuk mengetahui ruang lingkup komunikasi dalam dunia kesehatan
4. Untuk mengetahui komunikasi kesehatan bagi tenaga kesehatan
BAB II

PEMBAHASAN
A. Pengertian Komunikasi Kesehatan
Definisi Menurut Notoatmodjo (2007), komunikasi kesehatan adalah usaha yang
sistematis untuk memengaruhi secara positif perilaku kesehatan masyarakat, dengan
menggunakan berbagai prinsip dan metode komunikasi, baik menggunakan komunikasi
interpersonal, maupun komunikasi massa. Komunikasi kesehatan meliputi informasi tentang
pencegahan penyakit, promosi kesehatan, kebijakan pemeliharaan kesehatan, kebijaksanaan
pemeliharaan kesehatan, regulasi bisnis dalam bidang kesehatan, yang sejauh mungkin
mengubah dan membarui kualitas individu dalam suatu komunitas atau masyarakat dengan
mempertimbangkan aspek ilmu pengetahuan dan etika. (Health Communication Partnership’s
M/MC Health Communication Materiels Database, 2004)

B. Konsep Dasar Komunikasi


1. Pengertian komunikasi
Istilah komunikasi berasal dari bahasa Latin communicare – communicatio dan
communicatus yang berarti suatu alat yang berhubungan dengan sistem penyampaian dan
penerimaan berita, seperti telepon, telegraf, radio, dan sebagainya. Beberapa pengertian
komunikasi disampaikan oleh beberapa ahli berikut.
a. Chitty (1997) mendefinisikan komunikasi adalah tukar-menukar pikiran, ide, atau
informasi dan perasaan dalam setiap interaksi.
b. Jurgen Ruesch (1972) dalam Chitty (1997) menjelaskan bahwa komunikasi adalah
keseluruhan bentuk perilaku seseorang secara sadar ataupun tidak sadar yang dapat
memengaruhi orang lain tidak hanya komunikasi yang diucapkan dan ditulis, tetapi juga
termasuk gerakan tubuh serta tanda-tanda somatik dan simbol-simbol. Dari beberapa definisi
di atas, secara sederhana komunikasi dapat diartikan sebagai suatu proses pertukaran,
penyampaian, dan penerimaan berita, ide, atau informasi dari seseorang ke orang lain. Lebih
kompleks, komunikasi didefinisikan sebagai berikut.
a. Komunikasi adalah pertukaran keseluruhan perilaku dari komunikator kepada
komunikan, baik yang disadari maupun tidak disadari, ucapan verbal atau tulisan, gerakan,
ekspresi wajah, dan semua yang ada dalam diri komunikator dengan tujuan untuk
memengaruhi orang lain.
b. Komunikasi adalah proses yang dinamis serta selalu berubah sesuai dengan situasi dan
kondisi lingkungan yang senantiasa berubah. Dalam berkomunikasi, diperlukan ketulusan hati
antara pihak yang terlibat agar komunikasi yang dilakukan efektif. Pihak yang menyampaikan
harus ada kesungguhan atau keseriusan bahwa informasi yang disampaikan adalah penting,
sedangkan pihak penerima harus memiliki kesungguhan untuk memperhatikan dan
memahami makna informasi yang diterima serta memberikan respons yang sesuai.
2. Tujuan komunikasi
Berdasarkan beberapa pengertian/definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa secara umum
tujuan komunikasi sebagai berikut.
a. Menyampaikan ide/informasi/berita Kalau kita melakukan komunikasi dengan orang
lain, tujuan utamanya adalah sampainya atau dapat dipahaminya apa yang ada dalam pikiran
kita atau ide kita kepada lawan bicara. Dengan demikian, ada satu kesamaan ide antara apa
yang ada dalam pikiran komunikator dan komunikan. Contoh kegiatan keperawatan yang
relevan sebagai berikut. Komunikasi perawat kepada pasien saat menjelaskan kondisi pasien,
menyampaikan diagnosis keperawatan, rencana tindakan, prosedur tindakan, atau
menyampaikan hasil dari tindakan yang telah dilakukan.
b. Memengaruhi orang lain Komunikasi yang kita lakukan kepada orang lain secara kita
sadari ataupun tidak kita sadari akan memengaruhi perilaku orang lain. Secara sadar, jika kita
berkomunikasi untuk tujuan memotivasi seseorang, kita berharap bahwa orang yang kita
motivasi akan melakukan hal sesuai dengan yang kita inginkan. Secara tidak kita sadari, jika
pada saat kita memotivasi menunjukkan wajah yang serius, kita akan membuat lawan bicara
antusias untuk mendengarkan dan memperhatikan apa yang disampaikan kepada dirinya.
Contoh kegiatan keperawatan yang relevan sebagai berikut. Komunikasi perawat kepada
pasien saat memberikan motivasi untuk memelihara kesehatan serta melakukan budaya hidup
sehat melalui pengaturan pola makan yang sehat dan olah raga teratur.
c. Mengubah perilaku orang lain Komunikasi bertujuan mengubah perilaku, maksudnya
jika kita bicara dengan seseorang yang berperilaku berbeda dengan norma yang ada dan kita
menginginkan. Contoh kegiatan keperawatan yang relevan sebagai berikut. Komunikasi yang
dilakukan perawat pada saat akan mengubah keyakinan dan perilaku pasien yang tidak baik
atau bertentangan dengan kesehatan serta dengan keyakinan dan perilaku yang mendukung
kesehatannya.
d. Memberikan pendidikan Dalam kehidupan sehari-hari, banyak komunikasi terjadi
dengan tujuan memberikan pendidikan, misalnya komunikasi orang tua dengan anaknya,
guru/dosen dengan murid/mahasiswa, perawat dengan kliennya, dan lain-lain. Komunikasi ini
dilakukan dengan tujuan agar lawan bicara (komunikan) memperoleh/mencapai tingkat
pengetahuan yang lebih tinggi dan menunjukkan hal yang lebih baik dari sebelumnya. Contoh
kegiatan keperawatan yang relevan sebagai berikut. Komunikasi yang dilakukan perawat saat
memberikan pendidikan atau penyuluhan kesehatan kepada pasien tentang pencegahan
penularan penyakit, memberikan pendidikan tentang pertolongan di rumah pada anggota
keluarga yang sakit demam berdarah, dan lain-lain yang tujuannya meningkatkan
pengetahuan agar lebih baik dari sebelumnya.
e. Memahami (ide) orang lain Komunikasi antara dua orang atau lebih akan efektif jika
antara komunikator dan komunikan saling memahami ide masing-masing dan mereka saling
berusaha untuk memberi makna pada komunikasi yang disampaikan atau diterima
3. Bentuk/Jenis Komunikasi
Chitty (1997) menjelaskan bahwa secara umum ada dua bentuk komunikasi, yaitu
komunikasi verbal dan komunikasi nonverbal. Berikut akan dijelaskan perbedaan antara
komunikasi verbal dan komunikasi nonverbal. Selanjutnya, lakukan latihan untuk
memperjelas pemahaman Anda terhadap perbedaan keduanya.
 Komunikasi verbal
Chitty (1997) mendefinisikan bahwa komunikasi verbal adalah pertukaran
informasi menggunakan kata-kata yang diucapkan secara oral dan kata-kata yang
dituliskan. Komunikasi oral adalah komunikasi yang dilakukan secara lisan, baik
langsung dengan cara tatap muka maupun secara tidak langsung, melalui telepon atau
telekonferensi. Komunikasi oral dilakukan untuk menyampaikan informasi secara
cepat atau untuk memperjelas pesan/informasi tertulis sehingga informasi lebih
akurat. Jenis komunikasi ini tergantung dari irama, kecepatan, intonasi, penguasaan
materi oleh komunikator, penekanan, dan nada suara serta bahasa yang digunakan.
Contoh penerapan komunikasi verbal oleh perawat sebagai berikut. Saat
menjelaskan rencana asuhan keperawatan kepada pasien, menjelaskan prosedur
tindakan, melakukan konsultasi, kolaborasi, atau melaporkan kondisi klien dan
sebagainya. Komunikasi tertulis adalah komunikasi yang dilakukan dalam bentuk
tulisan, baik secara manual maupun elektronik, dilakukan untuk memberikan
informasi dalam jumlah yang besar sebagai bukti tertulis atau dokumentasi. Jenis
komunikasi ini dapat berbentuk tulisan tangan, surat kabar, atau e-mail. Contoh
penerapan jenis komunikasi tertulis dalam keperawatan sebagai berikut. Dokumentasi
asuhan keperawatan, mencatat intruksi dokter, menulis hasil kolaborasi, mencatat
perkembangan klien, pelaporan, dan sebagainya.
 Komunikasi nonverbal
Setelah Anda memahami komunikasi verbal, selanjutnya Anda harus
mengenali dan mampu mengidentifikasi komunikasi nonverbal yang selalu
mengiringi komunikasi verbal. Chitty (1997) mendefinisikan komunikasi nonverbal
adalah pertukaran informasi tanpa menggunakan kata-kata. Komunikasi ini tidak
disampaikan secara langsung oleh komunikator, tetapi berhubungan dengan pesan
yang disampaikan secara oral ataupun tulisan. Macam-macam komunikasi nonverbal
adalah kontak mata, ekspresi wajah, postur atau sikap tubuh, gaya jalan,
gerakan/bahasa isyarat tubuh waktu bicara, penampilan secara umum, suara dan sikap
diam, atau simbolsimbol lain, misalnya model pakaian dan cara menggunakan.

C. Ruang Lingkup Komunikasi Kesehatan


Ruang lingkup komunikasi kesehatan mencakup penyegahan penyakit, promosi
kesehatan, dan kebijakan kesehatan. Ada lima tingkatan dalam komunikasi kesehatan.
Level pertama mengacu pada individu. Individu adalah target dasar yang akan menjadi
sasaran komunikasi kesehatan. Level kedua adalah jaringan sosial, dimana dalam suatu
kelompok, jika ada satu orang yang berbicara pasti akan didengarkan oleh anggota dalam
satu kelompok tersebut. Level ketiga adalah organisasi.
Organisasi cenderung dapat mempengaruhi perubahan perilaku individu. Oleh karena
itu, komunikasi menyasar organisasi untuk mensukseskan proses tercapainya tujuan
komunikasi kesehatan. Keempat, komunitas. Peran komunitas sangat mempengaruhi
kelangsungan komunikasi kesehatan. Tingkat akhir yaitu masyarakat. Jika seluruh
masyarakat meyakini norma, nilai, atau budaya tertentu, maka sangatlah dapat
mempengaruhi perilaku individu.
Maka, semakin banyak tingkat yang dapat disasar oleh sebuah program komunikasi
kesehatan, semakin besar pula kemungkinan menciptakan dan mempertahankan
perubahan yang diinginkan. Aktivitas komunikasi kesehatan yang dirancang dengan baik
dapat merubah hidup seseorang menjadi lebih baik memahami kebutuhan mereka sendiri
dan kebutuhan masyarakat sehingga dapat memaksimalkan tindakan dalam kesehatan.
Adapun peran komunikasi kesehatan yaitu :
 Memperbaiki kondisi kesehatan yang akut dan kronis
 Mengubah persepsi masyarakat mengenai kesehatan
 Meningkatkan efektivitas dan promosi kesehatan

Komunikasi kesehatan telah menjadi alat yang dapat diterima untuk menyadarkan
masyarakat mengenai kesehatan. Prinsip dalam komunikasi kesehatan ini akan
merupakan strategi yang sangat baik untuk mencegah dan mengendalikan penyakit di
masyarakat. Menurut Centers for Disease Control and Prevention,

ada beberapa peran komunikasi kesehatan, antara lain :


 Meningkatkan pengetahuan dan kesadaran masyarakat mengenai masalah kesehatan
 Mempengaruhi persepsi, kepercayaan, sikap, dan norma sosial yang berlaku pada
masyarakat mengenai isu kesehatan
 Supaya masyarakat dapat bertindak cepat menangani isu kesehatan
 Menunjukkan perubahan perilaku
 Meningkatkan permintaan pelayanan kesehatan
 Memperkuat pengetahuan, sikap, dan perilaku

Menyangkal mitos tentang kesehatan Akan tetapi, komunikasi yang buruk akan
menyebabkan kefatalan seperti penyakit kronis (termasuk diabetes dan hipertensi),
penyakit kronis, dan penyakit jiwa seperti depresi dan skizofrenia. Maka dapat ditarik
kesimpulan bahwa komunikasi yang baik akan menghasilkan hasil yang baik. Dampak
komunikasi kesehatan terhadap pembangunan kesehatan sebenarnya berbanding lurus.
Makin berhasil komunikasi kesehatan, maka makin berhasil pula pembangunan kesehatan
itu.

D. Komunikasi Kesehatan bagi Tenaga Kesehatan

Pentingnya Komunikasi Antara Tenaga Kesehatan dan Pasien Tenaga kesehatan


haruslah memberikan akses yang mudah bagi pasien, memberikan keamanan bagi pasien,
menghormati pasien, melakukan komunikasi dengan pasien, berpartisipasi, menjaga
privasi pasien, dan Hak kesehatan bukanlah hal yang mudah”, ungkapnya. Setiap
individu/pasien memiliki hak kesehatan berupa hak untuk mendapat akses layanan
kesehatan dan memilih penyedia layanan kesehatan. “Sangat penting bagi tenaga
kesehatan memahami hak kesehatan, memiliki rasa tanggungjawab kepada pasien,
mengambil keputusan bersama, memberikan pilihan yang bijak, literasi kesehatan dan
hak untuk kesehatan. Prof. Peter Chang juga memberikan tips lima STEPS untuk literasi
kesehatan yang lebih baik, “speak slowly, teach back, encourage questions, plain
language, and show examples”. (Dian/IRO)memberikan ulasan pada pasien.
BAB III

PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan pada makalah ini, maka penulis menarik beberapa
kesimpulan, yakni sebagai berikut: Komunikasi kesehatan yaitu proses penyampaian
pesan kesehatan oleh komunikator melalui saluran/media tertentu kepada komunikan
dengan tujuan untuk mendorong perilaku manusia tercapainya kesejahteraan sebagai
kekuatan yang mengarah kepada keadaan (status) sehat utuh secara fisik, mental
(rohani), dan sosial. Jenis – jenis komunikasi ada dua yaitu komunikasi verbal dan
komunikasi non verbal. Ruang lingkup komunikasi kesehatan adalah pencegahan
penyakit, promosi kesehatan, kebijakan kesehatan, dan bisnis perawatan kesehatan
serta peningkatan kualitas hidup dan kesehatan individu dalam masyarakat. Dampak
komunikasi kesehatan terhadap pembangunan kesehatan sebenarnya berbanding lurus.
Makin berhasil komunikasi kesehatan, maka makin berhasil pula pembangunan
kesehatan itu.

B. Saran
Adapun saran yang dapat kami sampaikan adalah komunikasi dalam kesehatan
hendaknya selalu mengalami perubahan seiring perubahan lingkungan dan
disesuaikan dengan keadaan masyarakat dan pelaku atau komunikator hendaknya
lebih variatif dan inovatif dalam penyampaian pesan informasi kesehatan

Anda mungkin juga menyukai