(Makalah Teknik-Teknik Dan Hambatan Dalam Komunikasi Terapeutik & Review Jurnal)
DISUSUN OLEH
KELOMPOK II :
FAKULTAS KESEHATAN
2023
i
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur serta nikmat kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat-Nya yang
melimpah sehingga kami bisa menyelesaikan makalah “Teknik-Teknik Dan Hambatan Dalam
Komunikasi Terapeutik & Review Jurnal Terkait Penerapan Komunikasi Terapeutik”. Makalah
ini dibuat untuk memenuhi persyaratan tugas mata kuliah Komunikasi Terapeutik Keperawatan.
Tujuan dibuatnya makalah ini, yaitu untuk mengetahui tentang “Teknik-Teknik Dan
Hambatan Dalam Komunikasi Terapeutik & Review Jurnal Terkait Penerapan Komunikasi
Terapeutik”. Penyusunan makalah ini, tentu tidak lepas dari pengarahan dan bimbingan berbagai
pihak. Maka kami ucapkan rasa hormat dan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu.
Kami menyadari akan kelemahan dan keterbatasan yang kami miliki untuk itu berbagai
masukan berupa saran dan pendapat sangat kami harapkan guna untuk penyempurnaan makalah
ini kedepannya. Akhir kata semoga makalah ini bermanfaat menambah referensi bagi pembaca.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
A Kesimpulan ....................................................................................................... 18
B Saran..................................................................................................................... 18
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A Latar belakang
Komunikasi sangatlah penting dalam melakukan interaksi antar satu individu
dengan individu yang lainnya dan komunikasi adalah suatu bentuk individu dalam
berintraksi sosial begitupun interpersonal Manusia. Saat terjadinya proses Komunikasi
yang dapat berdampak dan berpengaruh pada perbedaan karakteristik seseorang,
pengalaman pribadi, usia, sifat, watak, kepribadian, ekonomi, pekerjaan, pendidikan,
sosial,, pekerjaan, agama, ras, suku, dan bangsa (Pieter, 2017).
Dalam pelayanan Keperawatan untuk memberikan Asuhan Keperawatan
diperlukan Komunikasi untuk berinteraksi dengan pasien yang bisa memberikan aura
positif guna mempengaruhi perilaku pasien dari perilaku negatif menjadi positif
berhubungan erat dengan kesehatan dan tindakan (asuhan) keperawatan penyakit pasien
(klien).
Komunikasi terapeutik adalah hubungan intrapersonal antara perawat dengan
klien dalam menolong klien. Dalam hubungan ini perawat dan klien mendapat
pengalaman belajar bersama dalam rangka memperbaiki emosi klien. Hal ini berdasarkan
dengan rasa kemanusiaan dari perawat dan klien itu sendiri, rasa saling menghargai, dan
kemampuan menerima perbedaan sosiokultural. (Stuart, 2013).
Proses memengaruhi perilaku ini yang sifatnya terapeutik, yaitu pada usaha
pertolongan, dan perawatan, penyembuhan, dan melakukan mengedukasi pasien (klien).
Interaksi Komunikasi yang terjadi dengan pasien saat Lamria Situmeang 24 perawat
memberikan Asuhan Keperawatan Di sebut dengan Komunikasi teraupetik, komunikasi
teraupetik ini terjadi karena ada tujuan yang akan dicapai.
Komunikasi dalam proses keperawatan bukan hanya terjadi dengan pasien saja
tapi juga komunikasi bisa terjalin anatar profesi kesehatan yang lainnyanya diantaranya
parawata dengan dokter, perawat dengan petugas laboratorium, perawat dengan perawat,
perawata dengan apoteker, perawat dengan petugas gizi dalam melakukan kolaborasi
1
untuk kepentingan pelayanan kesehatan di Rumah Sakit secara profesional, bermoral, dan
bertanggung jawab (Pieter, 2017).
Teknik komunikasi terapeutik adalah respon spesifik yang mendorong ekspirasi
perasaan dan ide, serta menyampaikan penerimaan dan penghargaan (Potter & Perry,
2019). Fungsi komunikasi terapeutik adalah mendorong dan mengajarkan kerja sama
antara perawat dan pasien. Perawat berusaha mengungkap perasaan, mengidentifikasi dan
mengkaji masalah serta mengevaluasi tindakan yang dilakukan dalam perawatan
(Purwanto, 2014).
Komunikasi terapeutik, ketika perawat mengkomunikasikan mengapa mereka
melakukan tindakan keperawatan dan bertanya kepada pasien/klien apakah mereka
memiliki masalah atau pertanyaan, berbicara dengan cara yang menyenangkan dan ramah
dan menunjukkan melalui bahasa tubuh bahwa sudut pandang pasien/klien dihormati.
Dimana professional kesehatan secara sadar menggunakan teknik khusus untuk
membantu pasien/ klien lebih memahami kondisi atau situasi mereka.
Teknik komunikasi terapeutik seperti: mendengarkan aktif, diam, fokus,
menggunakan pertanyaan terbuka, klarifikasi, eksplorasi, paraphrase, refleksi,
menyatakan kembali, memberi arahan, meringkas, pengakuan, dan menawarkan diri.
Hubungan perawat – pasien/klien terapeutik adalah keintiman professional, kekuatan,
empati, rasa hormat dan kepercayaan. Hambatan komunikasi terapeutik yang efektif
termasuk karakteristik sosio - demografi, hubungan pasien – perawat, bahasa, kesalah
pahaman, serta rasa sakit.
Komunikasi terapeutik memungkinkan perawat untuk mengatasi masalah
pasien/klien dan memberi mereka dukungan emosional dan informasi kesehatan yang
bermanfaat. Komunikasi terapeutik sangat penting untuk memenuhi kebutuhan fisik dan
psikologi pasien sambil membangun hubungan saling percaya perawat – pasien/klien.
Klarifikasi dalam komunikasi terapeutik, misalnya pasien tidak yakin “Apa itu
takikardia” perawat dapat menjelaskan lebih lanjut “itu berarti detak jantung anda
meningkat dan jantung anda berdetak terlalu cepat.
Pada dasarnya, komunikasi terapeutik meningkatkan pemahaman dan membantu
terbentuknya hubungan yang konstruktif diantara perawat dan klien. Tidak seperti
2
komunikasi biasanya, komunikasi terapeutik mempunyai tujuan untuk membantu klien
mencapai suatu tujuan dalam asuhan keperawatan.
Teknik komunikasi terapeutik yang dipilih perawat bergantung pada tujuan
dilakukannya komunikasi dan kemampuan pasien untuk berkomunikasi secara verbal.
Perawat dapat memilih teknik yang mampu memfasilitasi interaksi antara keduanya.
komunikasi terapeutik juga melibatkan komunikasi nonverbal, yaitu perilaku yang
ditunjukkan seseorang saat menyampaikan komunikasi verbal. Contoh dari komunikasi
nonverbal, yakni ekspresi wajah, bahasa tubuh, isyarat vokal, dan kontak mata.
Berdasarkan dengan uraian diatas maka kami tertarik untuk menyusun makalah
dengan judul “Sikap Dan Teknik-Teknik Komunikasi Terapeutik dan contoh dari sikap
dan teknik-teknik komunikasi terapeutik”.
B Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas maka rumusan masalah adalah
‘Bagaimanakah sikap dan teknik-teknik dalam komunikasi terapeutik serta bagaimana
contoh dari sikap dan teknik-teknik komunikasi terapeutik?
C Manfaat
1. Bagi mahasiswa
Untuk menambah pengalaman, pengetahuan dan membuka wawasan berpikir serta
dapat mengaplikasikan sikap dan teknik-teknik komunikasi terapeutik.
2. Bagi Perkembangan Ilmu Keperawatan
Dapat menjadi bahan pembelajaran dan referensi bagi perkembangan ilmu
pengetahuan khususnya disiplin ilmu keperawatan mengenai sikap dan teknik-teknik
komunikasi terapeutik.
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Menurut Egan (2016) ada Lima sikap untuk menghadirkan diri secara fisik yang
dapat memfasilitasi komunikasi yang terapeutik, yaitu :
1. Sikap berhadapan, maksud dari posisi ini adalah kita sudah siap melakukan sesuatu
untuk klien. Contohnya : ketika pasien mengatakan masalah kesehatannya maka
perawat tetap siap untuk menangani masalah keperawatan yang terjadi.
2. Sikap mempertahankan kontak mata, kontak mata berarti menghargai klien dan
menyatakan keinginan untuk tetap berkomunikasi. Contohnya : pada saat terjadi
komunikasi antara pasien dan perawat maka harus perawat memperhatikan dan
4
memberikan kontak mata pada pasien agar dapat memberi respon kepada pasien
bahwa perawat itu menghargai pasien yang datang dengan keluhan yang ia rasakan.
3. Sikap membungkuk ke arah klien, posisi ini menunjukkan keinginan untuk
mengatakan atau mendengar sesuatu. Contoh : saat pasien mengatakan sesuatu hal ke
perawat maka respon perawat dengan posisi tubuh agak membungkuk untuk dapat
memerikan respon bahwa perawat itu ingin mendengarkan apa yang disampaikan
pasien, dan tetap menjaga privasi antara pasien dan perawat.
4. Sikap mempertahankan sikap terbuka tidak melipat kaki atau tangan menunjukkan
keterbukaan untuk berkomunikasi, sebuah sikap menerima kehadiran orang lain
dalam komunikasi. Contohnya : ketika perawat sedang berbicara dengan pasien atau
keluarga pasien jangan perawat melipt tangan atau kaki, agar tidak memberi kesan
bahwa perawat tidak menghargai atau tidak mau menerima pasien tersebut, sehingga
sikap harus dijaga agar pasien merasa diterima untuk menyampaikan keluhannya.
5. Sikap tetap rileks, tetap dapat mengontrol keseimbangan antara ketegangan dan
relaksasi dalam memberi responkepada klien. Contohnya : perawat tetap rileks dan
santai dalam melakukan komunikasi dengan pasien agar perawat tidak menjadi
tegang saat merespon percakapan tersebut.
6. Jarak berinteraksi, ruang intim sampai 50 cm, ruang pribadi 50 – 120 cm, dan ruang
konsultasisosial 275 – 365 cm. Komunikasi teraupetik pada umumnya terjadi di ruang
pribadi, tetapi antara pasien dengan perawat tidak dibatasi meja atau jeruji.
Contohnya : perawat memberikan ruang untuk bisa melakukan komunikasi terapeutik
dengan baik, agar pasien bsa menyampaikan tujuannya tanpa ada gangguan.
7. Diam dapat berguna untuk memfasilitasi pasien dalam mengexspresikan pikiran dan
perasaannya. Contohnya: pada pasien menarik diri, setelah perawat mengajukan
pertanyaan maka perawatdiam untuk memberi kesempatan pada pasien memikirkan
tentang jawaban pertanyaan.
8. Volume nada dan suara mempengaruhi penyampaian pesan. Pada pasien lansia
digunakan volume suara tinggi dengan nada rendah, pada pasien perilaku kekerasan
di gunakan volume dan nada suara rendah, tetepi tetap tegas. Contohnya : perawat
dalam memberikan edukasi kepada pasien dan keluarga pasien jangan dengan volume
5
suara yag tinggi, itu membuat pasien dan keluarga tidak merasa nyaman, dan
mengacaukan suasana komunikasi tersebut.
6
d. Memberikan umpan balik untuk menjawab pertanyaan dari lawan bicara dengan
menggunakan bahasa tubuh dengan cara menggangukkan kepala
e. Usahakan posisi tubuh condong terhadap lawan bicaranya
4. Refleksi
Teknik refleksi disini dimana perawat berusaha untuk memberikan bagaimana
pandangan terhadap ide, apa yang dirasakan atau suatu pertanyaan serta apa isi
pembicaraannya dengan pasien. Refleksi mendorong pasien untuk mengenali
dan menerima perasaannya sendiri.
Bisa juga bermamfaat untuk memvalidasi pemahaman perawat terhadap apa yang
diungkapkan oleh pasien untuk menunjukkan adanya rasa empati, minat, dan
penghargaan pada pasien (Antai-Otong dalam Suryani, 2015). Teknik-teknik refleksi
terdiri dari: (Keliat, Budi Anna, 2020)
8
a. Refleksi visi, merupakan bagaimana cara memvalidasi terhadapa pembicaraan
yang didengar oleh perawat dari pasien.
b. Klarifikasi ide adalah bagaiamana mengekspresikan kepada pasien tentang
pengertian perawat pada pembicaraan antara perawat dengan pasien, apakah
perawat mengerti atau memahami apa isi dari pembicaraan tersebut.
c. Refleksi perasaan, merupakan pemberian umpan balik respon terhadap apa
yang dirasakan oleh pasien terhadap kelangsungan pembicaraan supaya pasien
bisa tahu dan dapat menerima perasaanya.
a. Mengerti dan dapat menerima ide dan perasaan yang dirasakan lawan bicara
b. Memeriksa kembali apa isi dari pembicaraan tersebut
c. Menjelaskan keterangan agar lebih di pahami sehingga lebih jelas
9
5. Empati
Merupakan Usaha atau upaya seolah bisa masuk ke diri lawan bicara agar bisa
ikut mersakan sesungguh nya terhadapa apa yang dirasakan oleh pasien sebagai lawan
bicara. Tanpa menghilangkan identitas diri (Taufik,2012).
Melalui perasaan empati seorang perawat bisa mempertahankan hubungan yang
erat dengan pasien agar memudahkan buat perawat untuk dapat menggali atau mengkaji
masalah yang di rasakan oleh pasien, selain itu juga bisa membantu proses sembuh pasien
dari sakitnya.
6. Identifikasi tema
Merupakan bagaimana cara kita membuat suatu kesimpulan terkait ide poko atau
utama saat kita melakukan interaksi bicara dengan singkat yang tujuannya menentukan
ketahap pembicaraan berikutnya sebelum melakukan topik yang akan di bicarakan
selanjutnya.
Pengamatan terhadap pasien dapat membantu mengidentifikasi masalah yang
tidak disadari sebelumnya. Teknik yang kuat untuk memverifikasi bahwa perawat
memahami apa yang klien katakan atau ungkapkan dengan benar.
10
respon yang baik pada pasien tersebut agar pasien merasa
dihargai, dimana perawat harus dapat membuat kesimpulan atau
mengidentifikasi masalah yang terjadi pada pasien. Salah satu
contoh kalimatnya yaitu : “Saya dapat mengerti tentang masalah
yang bapak alami. Bapak merasa kesepian setelah anak – anak
bapak sudah dewasa dan pergi merantau untuk mencari kerja
sehingga bapak merasa sekarang hidup sendiri Untuk mengatasi
keadaan bapak yang sekarang apa yang bapak akan perbuat?”
7. Diam
Diam adalah suatu usaha bagi kita sebagai seorang perawat untuk menganalisa
pikiran pasien sebagai lawan bicara paerawat agar ada kesempatan bagi perawat maupun
pasien sebagai lawan bicara. Penggunaan metode diam memerlukan keterampilan dan
ketetapan waktu. Dengan teknik diam juga bisa memberikan bagi pasien agar punya
kesempatan untuk berbicara dengan diri sendiri guna memproses informasi yang di
terima .
Bagi perawat, diam punya arti adanya kesempatan untuk pasien berpikir dan
berpendapat/berbicara. Keheningan dapat memberikan waktu dan ruang bagi pasien
untuk mengutarakan pikiran dan perasaan ke dalam kalimat.
11
8. Humor
Merupakan suatu teknik untuk menciptakan atau untuk membantu membuat
suasana yang tegang menjadi yang terjadi antara perawat dengan pasien saat intraksi
komunikasi berlansung, dan mengurangi tingkat emosional yang tadinya meningkat
sehingga menurunkan rasa cemas yang di alami oleh pasien dengan memberikan bahan
candaan atau gurauan.
Memberikan harapan kepada pasien bahwa mereka dapat melalui situasi yang
tengah dijalani dan meringankan suasana dengan humor dapat membantu perawat
membangun hubungan yang baik dengan pasien. Kedua hal ini dapat membuat pikiran
pasien lebih positif.
9. Asertive
Suatu teknik menyampaikan apa yang diinginkan, dirasakan, dan dipikirkan
kepada orang lain namun dengan tetap menjaga dan menghargai hak-hak serta perasaan
pihak lain tanpa bermaksud menyerang orang lain.
Sikap assertive merupakan kemampuan penting yang harus di kuasai perawat.
Bersikap assertive berarti perawat dengan secara meyakinkan dan nyaman
mengekspresikan pikiran dan perasaan diri dengan tetap menghargai hak dan perasaan
klien.
12
disitu perawat akan memberikan respon berupa solusi, edukasi,
kepada pasien, dan dalam menyampaikan edukasi, solusi
tersebut perawat harus memperhatikan hak-hak dan perasaan
pasien tersebut agar pasien tidak merasa tersinggung dengan apa
yang disampaikan oleh perawat tersebut.
10. Sentuhan
Teknik ini dimana saat perawat melakukan interaksi komunikasi dengan pasien
bisa memberikan sentuhan kepada pasien sebagai komunikasi verbal yang disampaikan
oleh perawat ke klien ataupun sebaliknya.
Banyak arti pesan yang dapat disamapikan dari sentuhan yang bervariasi Yaitu :
Ungkapan ketulusan hati,rasa aman dan nyaman, pemberian dukungan dukungan, Bisa
menerima, dan adanya rasa empati. Sentuhan juga bisa mengurangi ketakutan, kecemasan
dan depresi yang dialami oleh pasien mengalami.
11. Menyimpulkan
Merupakan cara untuk mengklarifikasi bahwa seorang perawat ketika
berkomunikasi bisa mengerti apa yang di bicarakan atau di komunikasikan oleh p asien
adalah benar dengan menambahkan suatu penjelasan.
Perawat dapat membuat ringkasan di akhir percakapan sehingga pasien
mengetahui bahwa perawat mendengar dan menyimak pembicaraan. Teknik komunikasi
terapeutik ini memungkinkan pasien untuk memberikan koreksi jika perawat membuat
kesimpulan yang salah.
13
Contoh teknik menyimpulakan :
12. Visualisasi
Merupakan teknik menjelaskan terhadapa apa yang akan di sampaikan dengan
cara memberikan gambaran visual/deskripsi.
14
b. Prosemik Hal yang berhubungan dengan jarak dan hambatan fisik. Sebagai
contoh: Adanya meja antara perawat dan klien mempertinggi perasaan
pemisahan dan mengurangi perasaan bekerja sama sebagai sebuah tim. Dalam
keperawatan anak, kita perlu memperhatikan jarak vertikal maupun
horizontal. Posisi perawat yang terlalu tinggi (mata tidak sejajar dengan anak)
dapat memberikan kesan menakutkan bagi anak kecil. Perawat perlu
mensejajarkan posisi dengan anak. Contoh Perawat berlutut di samping
tempat tidur atau duduk sejajar dengan anak.
15
BAB III
PEMBAHASAN
Tahun 2021
Jurnal KESEHATAN
Hasil Berdasarkan uji Kendall Tau Corelation, didapatkan hasil bahwa nilai
? = 0,622 dan nilai p = 0,000 karena nilai p < 0,05 berarti hipotesis
diterima, artinya ada hubungan antara sikap caring perawat dengan
kepuasan pasien rawat inap kelas III di Rumah Sakit PKU
Muhammadiyah Yogyakarta.
Kesimpulan:
Ada hubungan antara sikap caring perawat dengan kepuasan pasien rawat inap kelas III di
Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Yogyakarta dengan rentang kategori kuat.
16
Pendapat:
Menurut pendapat saya dari jurnal serta review jurnal tersebut dikatakan bahwa kita
sebagai calon atau generasi mudah perawat harus lebih banyak mengetahui tentang caring,
karena perawat sangat indektif dengan caring yang akan membuat pasien / klien yang akan
merasakan nyaman, tenang dan akan merasa terhobat jika kita melayanani. Dan dengan
perilaku caring yang diterapkan oleh seorang perawat ke pasien itu sangat membantu
pasien dalam proses penyembuhan serta penerapan asuhan keperawatan oleh perawat
kepada pasien dapat maksimal. Dengan adanya perilaku caring oleh seorang perawat
kepada seorang pasien maka itu memberikan nilai tersendiri pada pasien bahwa ia
merasakan adany respon baik dan ia diterima serta dihargai oleh seorang perawat.
17
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Agar tercapai komunikasi yang efektif, terutama dalam melaksanakan pelayanan
keperawatan, perlu ditunjukkan dan diterapkan sikap-sikap terapeutik. Dalam
menerapkan asuhan keperawatan pada pasien maka hal yang perlu diperhatikan adalah
sikap dalam berkomunikasi. Dalam berkomunikasi, diperlukan pengetahuan tentang
sikap-sikap yang khas.
Teknik komunikasi terapeutik adalah respon spesifik yang mendorong ekspirasi
perasaan dan ide, serta menyampaikan penerimaan dan penghargaan (Potter & Perry,
2019). Teknik komunikasi terapeutik yang dipilih perawat bergantung pada tujuan
dilakukannya komunikasi dan kemampuan pasien untuk berkomunikasi secara verbal.
Perawat dapat memilih teknik yang mampu memfasilitasi interaksi antara keduanya.
B. Saran
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan dapat menambah
wawasan bagi penulis dan pembaca di waktu yang akan datang.
18
DAFTAR PUSTAKA
https://www.sehatq.com/artikel/ragam-teknik-komunikasi-terapeutik-untuk-mendukung
kesembuhan-pasien.2020.dr. Renni Utari
Stuart, G. W., 2013. Principles and Practice of Psychiatric Nursing. Ed 9th. Mosby: Elsevier.
WHO. Manajemen Pelayanan Kesehatan Primer.
https://www.scribd.com/document/368570120/Sikap-Komunikasi-Terapeutik-Dan-Non-
Terapeutik-2.2018. Dita Anggrieni
19