Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Hukum Dan Etika Keperawatan
Disusun oleh :
Kelompok 4
1.Nunung Kurniasih
2.Ushi Apriani
3.Wildan Herdiansyah
4.Radif Setiawan
5.Sutrisno Ramdani
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan kesehatan jasmani dan rohani
sehingga kita masih tetap bisa menikmati indahnya alam ciptaan-Nya. Sholawat dan salam
semoga senantiasa tercurahkan kepada teladan kita Muhammad SAW yang telah menunjukkan
kepada kita jalan yang lurus.
Kami bersyukur karena telah menyelesaikan tugas makalah Hukum Dan Etika
Keperawatan dengan judul “ Analisis tantangan global praktik keperawatan secara profesional
berdasarkan kode etik keperawatan dan standar praktik keperawatan : tuntutan profesi
keperawatan”. Selain itu, Kami mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah
membantu.
Akhir kata, kami memahami jika makalah ini tentu jauh dari kesempurnaan maka kritik
dan saran sangat kami butuhkan.
i
COVER
KATA PENGANTAR...............................................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................................ii
BAB 1 PENDAHULUAN.........................................................................................................1
1.1 Latar Belakang........................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah...................................................................................................2
1.3 Tujuan.....................................................................................................................2
BAB 2 PEMBAHASAN...........................................................................................................3
2.1 Tinjauan Teori..........................................................................................................3
2.1.1 Keperawatan................................................................................................3
2.1.2 Nilai Profesi Keperawatan...........................................................................4
2.1.3 Tantangan Tenaga Keperawatan Di Era Globalisasi Di Indonesia......................6
2.2 Tuntutan Profesi Keperawatan................................................................................8
2.2.1 Perawat sebagai Profesi...............................................................................8
2.2.2 Memiliki dan memperkaya tubuh pengetahuan melalui penelitian...........11
2.2.3 Memiliki kemampuan memberikan pelayanan yang unik ........................11
2.2.4 Pendidikan yang memenuhi standard………………………………….. 13
2.2.5 Terdapat pengendalian terhadap praktek………………………………. 14
2.2.6 Merupakan karir seumur hidup………………………………………… 17
2.2.7 Mempunyai fungsi mandiri dan kolaborasi……………………………..17
BAB III PENUTUP................................................................................................................19
3.1 Kesimpulan.............................................................................................................19
3.2 Saran.......................................................................................................................19
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................14
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
2
1.3 Masalah
Apa saja tuntutan bagi profesi keperawatan dalam tantangan global praktik
keperawatan secara profesional berdasarkan kode etik keperawatan dan standar praktik
keperawatan.
1.4 Tujuan
Mahasiswa mengetahui tuntutan profesi keperawatan dalam tantangan global
praktik keperawatan secara profesional berdasarkan kode etik keperawatan dan standar
praktik keperawatan.
2.1.1 Keperawatan
formalnya yang memiliki tugas untuk melaksanakan peran dan fungsinya (Sumijatun, 2010).
Keperawatan adalah bentuk pelayanan profesional berupa pemenuhan kebutuhan dasar yang
diberikan kepada individu yang sehat maupun sakit yang mengalamí gangguan fisik, psikis,
dan sosial agar dapat mencapai derajat kesehatan yang optimal. Bentuk pemenuhan kebutuhan
dasar dapat berupa meningkatkan kemampuan yang ada pada individu, mencegah,
memperbaiki, dan melakukan rehabilitasi dari suatu keadaan yang dipersepsikan sakit oleh
integral dari pelayanan kesehatan, didasarkan pada ilmu dan kiat keperawatan, berbentuk
pelayanan bio-psiko-sosial spriritual yang komprehensif, ditujukan pada individu, keluarga dan
masyarakat baik sakit maupun sehat yang mencakup seluruh proses kehidupan manusia
(Kusnanto, 2004).
3
4
situasi dan dapat diobservasi, diukur, dan secara subjektif disampaikan oleh individu. Stimulus
residual adalah karakteristik atau riwayat seseorang dan timbul secara relevan sesuai dengan
situasi yang dihadapi tetapi sulit diukur secara objektif.
perawat dalam berinteraksi dengan klien, rekan sejawat, praktisi profesional dan publik. Nilai-
nilai yang menjadi identitas diri seorang perawat dalam mengurus kesejahteraan klien dan
Hayes (2006), menjelaskan tentang nilai profesional merupakan standart perilaku yang
digunakan untuk menyusun tindakan yang akan diterima oleh praktisi ditempat mereka berada.
Nilai dapat berhubungan dengan emosi dan pengalaman seseorang pada suatu pilihan,
keputusan dan tindakan dalam melakukan pelayanan (Naagazan, 2006). Praktik profesional
diwujudkan dengan memberikan perhatian dan advokasi seorang perawat untuk kebutuhan dan
kesejahteraan bagi klien. Wujud dari nilai altruisme yaitu kebutuhan klien lebih utama
a. Otonomi (autonomy)
Berarti kebebasan, perawat yang menerapkan nilai ini menunjukkan suatu sikap yang
menghargai hak pasien dalam pembuatan keputusan terkait dalam kesehatan pasien.
b. Human dignity
Cara menghormati martabat manusia dengan segala nilai dan keunikan yang dimiliki pada
setiap individu atau kelompok. Perawat dalam melaksanakan tugas asuhan keperawatan,
meletakkan seorang pasien pada saat melakukan tindakan perlu memerhatikan hak-hak
5
yang harus dihormati sebagai seorang manusia. Contohnya, saat seorang perawat
melakukan tindakan parineal hygiene pada pasien perempuan ataupun laki-laki perlu
a. Integritas
Bentuk integritas yang diwujudkan melalui tindakan yang sesuai kode etik dan
standart praktik keperawatan. Rasa yang muncul dari suatu nilai integritas dalam praktik
profesional seorang perawat yakni kejujuran yang ditunjukkan perawat dalam sikapnya,
serta dapat diterapkan didalam kode etik dalam memberikan asuhan keperawatan
b. Keadilan sosial
Cara yang dapat ditunjukkan dengan menjunjung tinggi prinsip moral, legal, dan
kemanusiaan disaat melaksanakan tugas sebagai seorang perawat. Nilai ini diterapkan
untuk klien. Seorang perawat diharapkan tidak membedakkan klien berdasarkan ras,
suku, budaya, negara, agama, warna kulit maupun status sosial yang dimiliki klien.
perawat harus memandang bahwa semua pasien adalah manusia, sehingga memiliki hak
Weish dan Schank (2017), menyusun intrumen untuk mengukur nilai profesional
dalam keperawatan. Instrumen tersebut berasal dari American Nurses Association (ANA)
Code of Ethics for Nurses. Penelitian yang dilakukan untuk merumuskan intrumen
tersebut, ditemukan tiga nilai profesional yang merupakan komponen dasar faktor
profesionalism.
6
Kualitas pelayanan kesehatan sangat berkaitan erat dengan kualitas tenaga perawat,
karena sebagian besar tenaga kesehatan di Indonesia adalah perawat. Perawat mempunyai
kedudukan penting dalam kualitas pelayanan kesehatan di rumah sakit. Di Era globalisasi,
kualitas perawat menjadi syarat mutlak untuk dapat bersaing dengan perawat-perawat dari
negara lain. Untuk itu diperlukan perawat yang mempunyai kemampuan profesional dengan
standar internasional dalam aspek intelektual, interpersonal, dan teknikal, bahkan peka terhadap
perbedaan sosial budaya, serta mempunyai pengetahuan yang luas dan mampu memanfaatkan
Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (Iptek). Keperawatan sebagai profesi juga memiliki body of
knowledge yang jelas berbeda dengan profesi lain, altruistis, memiliki wadah profesi, memiliki
standar, dan etika profesi, akuntabilitas, otonomi, serta kesejawatan (Leddy & Pepper, 1993).
pendidikan keperawatan masih belum tegas dan jelas, sehingga banyak sekali berdiri institusi
pendidikan keperawatan yang kualitasnya masih diragukan. Selain itu standardisasi dalam
penyelenggaraan uji kompetensi masih belum ada, sehingga hasil yang dicapai juga beragam
kompetensi, pengakuan, dan kesejahteraan perawat di tempat kerja di dalam melakukan asuhan
keperawatan. (Setjen DPR RI, 2011). Profesi keperawatan selalu dituntut untuk
Padahal pendidikan keperawatan merupakan satu proses penting yang harus dilalui oleh
setiap perawat. Untuk itu langkah yang paling awal dan penting dilakukan dalam proses
7
pendidikan profesional, agar peserta didik memperoleh pendidikan dan pengalaman belajar
sesuai dengan tuntutan profesi keperawatan. Oleh karena itu sifat pendidikan keperawatan juga
professional. Melalui pendidikan ini, maka perawat dapat menjalankan profesinya sesuai
dengan fungsi dan tuntutannya untuk memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat.
kecenderungan global pada bidang kesehatan merupakan tantangan sekaligus peluang bagi
perawat. Berbagai masalah terjadi saat ini, mulai dari masalah kesehatan yang sederhana hingga
masalah kesehatan yang kompleks. Oleh karena itu, di saat kondisi seperti ini mengharuskan
Ada beberapa perubahan terkait pelayanan kesehatan di era globalisasi dan perubahan-
pelayanan kesehatan. Perawat di masa depan akan menghadapi suatu kesempatan dan tantangan
yang sangat luas, sekaligus suatu ancaman. Untuk itu, sebagai perawat harus mempersiapkan
diri untuk apa yang akan terjadi sekarang dan masa yang akan datang.
mendapatkan pelayanan kesehatan yang aman, hak untuk diberitahu, hak untuk memilih
tindakan yang dilakukan dan hak untuk didengarkan pendapatnya. Oleh karena itu, pengguna
jasa pelayanan kesehatan perlu memberikan persetujuan secara tertulis sebelum dilakukan
tindakan (informed consent). Perubahan pelayanan keperawatan mempunyai dua pilihan utama,
8
yaitu mereka melakukan inovasi dan berubah atau mereka yang diubah oleh suatu keadaan dan
situasi. Perubahan adalah cara keperawatan mempertahankan diri sebagai profesi dan berperan
Profesi berasal dari kata profession yang berarti suatu pekerjaan yang membutuhkan
dukungan body of knowledge sebagai dasar bagi perkembangan teori yang sistematis meghadapi
banyak tantangan baru, dan karena itu membutuhkan pendidikan dan pelatihan yang cukup lama,
memiliki kode etik orientasi utamanya adalah melayani (alturism).
Profesi adalah suatu pekerjaan yang ditujukan untuk kepentingan masyarakat dan bukan
untuk kepentingan golongan atau kelompok tertentu. Profesi sangat mementingkan kesejahteraan
orang lain, dalam konteks bahasan ini konsumen sebagai penerima jasa pelayanan keperawatan
profesional. Menurut Webster, profesi adalah pekerjaan yang memerlukan pendidikan yang lama
dan menyangkut keterampilan intelektual.
Kelly dan Joel (1995) menjelaskan, “Profesional sebagai suatu karakter, spirit atau metode
profesional yang mencakup pendidikan dan kegiatan di berbagai kelompok okupasi yang
anggotanya berkeinginan menjadi profesional”. Profesional merupakan suatu proses yang
dinamis untuk memenuhi atau mengubah karakteristik kearah suatu profesi.
Profesional merupakan suatu proses yang dinamis untuk memenuhi atau mengubah
karakteristik ke arah suatu profesi (Deden Darmawan, 2013). Agar lebih memahami apa arti
profesi, maka kita dapat merujuk pada pendapat para ahli berikut ini:
9
1. Peter Jarvis
Menurut Peter Jarvis (1983:21), pengertian profesi adalah suatu pekerjaan yang sesuai
dengan studi intelektual atau pelatihan khusus dimana tujuannya untuk menyediakan pelayanan
keterampilan bagi orang lain dengan upah tertentu.
2. Everett Hughes
Menurut Hughes (1963), pengertian profesi adalah suatu pekerjaan di bidang tertentu dimana
seorang profesional memiliki pengetahuan lebih baik dari kliennya mengenai sesuatu yang
terjadi pada klien tersebu.
Ciri-Ciri Profesi
Ada beberapa sifat dan karakteristik profesi yang tidak terdapat pada jenis pekerjaan yang bukan
merupakan profesi. Adapun ciri-ciri profesi adalah sebagai berikut:
Terdapat keahlian atau pengetahuan khusus yang sesuai dengan bidang pekerjaan,
dimana keahlian atau pengetahuan tersebut didapatkan dari pendidikan atau pengalaman.
Terdapat kaidah dan standar moral yang sangat tinggi yang berlaku bagi para profesional
berdasarkan kegiatan pada kode etik profesi.
Dalam pelaksanaan profesi harus lebih mengutamakan kepentingan masyarakat di atas
kepentingan pribadi.
Seorang profesional harus memiliki izin khusus agar dapat menjalankan pekerjaan sesuai
profesinya.
Pada umumnya seorang profesional merupakan anggota suatu organisasi profesi di
bidang tertentu
Syarat-Syarat Profesi
Secara umum, terdapat beberapa syarat pada suatu profesi. Adapun syarat-syarat profesi adalah
sebagai berikut:
Membutuhkan adanya suatu persiapan tertentu yang cukup dalam, jadi bukan hanya
sekedar latihan saja.
Membutuhkan latihan yang berkesinambungan di dalam melaksanakan pekerjaannya atau
jabatannya.
Lebih mengutamakan kepentingan masyarakat di atas kepentingan pribadi.
Adanya organisasi para profesional sesuai dengan bidang profesi.
Terdapat kode etik atau standar baku dalam pelaksanaan pekerjaannya.
Pada dasarnya profesi sangat berhubungan dengan pekerjaan, namun tidak semua jenis pekerjaan
merupakan profesi. Terdapat beberapa karakteristik yang membedakan antara profesi dengan
pekerjaan lainnya, yaitu:
10. Layanan publik dan altruisme, yaitu pendapatan atau penghasilan dari kerja profesi yang
dipertahankan selama berhubungan dengan keperluan masyarakat.
11. Status dan imbalan tinggi, seorang profesional yang sukses akan mendapatkan status
yang tinggi, prestise, dan imbalan yang layak sebagai pengakuan terhadap layanan yang
diberikan kepada publik.
Peran perawat sebagai peneliti adalah melakukan identifikasi terhadap fenomena yang
terjadi di masyarakat yang dapat berpengaruh pada penurunan kesehatan bahkan mengancam
kesehatan, selanjutnya penelitian dilaksanakan dalam kaitannya untuk menemukan factor yang
menjadi pencetus ataua penyebab terjadinya permasalahan tersebut melalui kegiatan penelitian
dalam praktek keperawatan ( Wasis, 2008 )
Secara keseluruhan, ada banyak peran yang perawat bisa asumsikan dalam kaitannya
dengan proyek-proyek penelitian. Beberapa di antaranya adalah sebagai berikut: (Congress On
Nursing Practice And Economics, 2007)
1. Peneliti utama
2. Anggota tim penelitian
3. Pengenal masalah penelitian
4. Evaluator temuan penelitian
5. Pengguna hasil penelitian
6. Pasien/ klien advokat selama belajar
7. Subjek/ peserta dalam pembelajaran
2.2.3 Memiliki kemampuan memberikan pelayanan yang unik kepada orang lain
12
Pelayanan keperawatan menurut Dep Kes RI 2001 dalam Sumijatun, 2010 adalah suatu
bentuk pelayanan profesional yang merupakan bagian dari pelayanan kesehatan yang didasarkan
pada ilmu dan kiat keperawatan, mengutamakan pelayanan bio-psiko-sosio-spiritual yang
komprehensif menyeluruh, mencakup seluruh proses kehidupan manusia baik sehat maupun
sakit yang ditujukan kepada individu, keluarga dan masyarakat.
Sementara menurut Pramono 2008 dalam Triwibowo 2013 mengatakan bahwa pelayanan
keperawatan adalah sikap profesional perawat selaku pemberi pelayanan kepada pasien yang
sedang menjalani proses penyembuhan untuk memberikan rasa nyaman pada diri setiap pasien
melalui lima dimensi mutu yaitu reliability keandalan, responsiveness daya tangkap, tangibility
bukti fisik, jaminan, dan empati yang diharapkan menimbulkan perasaan puas pada diri pasien.
Pelayanan keperawatan adalah pelayanan kesehatan yang di dasarkan pada ilmu dan kiat
keperawatan. Pelayanan ini mencakup bio-psiko-spiritual- komprehensif yang ditujukan kepada
individu, keluarga, kelompok dan masyarakat, baik sakit maupun sehat yang
meliputi peningkatan derajat kesehatan, pencegahan penyakit, penyembuhan saerta pemulihan
dengan menggunakan proses keperawatan (Wasis, 2008).
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pelayanan keperawatan adalah salah satu
bentuk pelayanan professional yang berfokus kepada pasien dengan mengutamakan pelayanan
bio-psiko-sosio-spiritual serta memberikan rasa nyaman melalui lima dimensi mutu sehingga
diharapkan timbul rasa puas pada diri pasien.
Profesi keperawatan tentu saja berbeda dengan profesai lain, terutama dalam lingkup
pekerjaan dan bentuk pelayanan yang diberikan kepada individu, keluarga, atau masyarakat
bertujuan untuk pembinaan peran dalam rangka kemandirian di bidang kesehatan dengan ciri-
ciri profesi keperawatan sebagai berikut : (Wasis, 2008)
9. Penerimaan publik
Pelayanan keperawatan merupakan salah satu organisasi yang harus memiliki tujuan yang
jelas dan dapat dipahami oleh semua pihak yang ada di organisasi tersebut. Tujuan yang dibuat
haruslah jelas arahnya, memiliki batasan target waktu untuk mencapainya, memiliki kriteria
untuk melihat seberapa besar tujuan tersebut tercapai serta bisa terukur Asmuji, 2012. Tujuan
pelayanan keperawatan pada umumnya ditetapkan untuk meningkatkan dan mempertahankan
kualitas pelayanan rumah sakit serta meningkatkan penerimaan masyarakat terhadap profesi
keperawatan Arwani Supriyatno, 2005. Universitas Sumatera Utara
dan harus berbasis perguruan tinggi/universitas. Karena itu peletakan fondasi perubahan
pendidikan bukan hanya pendidikan vokasi semata, tetapi juga lebih diarahkan pada pendidikan
akademik (sarjana, magister, dan doktoral) dan pendidikan profesi (ners, spesialis, dan
konsultan).
Kedua, Quality of Practice. Fondasi ilmu yang kuat dan hasil-hasil penelitian yang
dimiliki oleh perawat akan meningkatkan kompetensi, kemampuan berpikir kritis, kemampuan
mengambil keputusan yang tepat dan kepercayaan diri yang baik dalam praktik dan berinteraksi
dengan profesi lain. Kualitas praktik juga harus didukung oleh berbagai kebijakan, regulasi dan
peraturanperaturan yang sinergi antara pemerintah, institusi pendidikan, institusi pelayanan dan
organisasi profesi. Tri Rini Puji Lestari, Pendidikan Keperawatan: Upaya Menghasilkan Tenaga
Perawat | 3
Ketiga, Patient Safety. Masyarakat yang dilayani oleh perawat akan memperoleh tingkat
keamanan yang tinggi karena kualitas praktik. Untuk itu diperlukan adanya sistem pendidikan
yang efektif, standar praktik keperawatan, kode etik keperawatan, sertifikasi perawat, dan
kejelasan regulasi keperawatan. (Deden Darmawan, 2013).
1. Pendidikan Vokasional, yaitu jenis Pendidikan Diploma Tiga (D3) Keperawatan yang
diselenggarakan oleh pendidikan tinggi keperawatan untuk menghasilkan lulusan yang memiliki
kompetensi sebagai pelaksana asuhan keperawatan;
2. Pendidikan Akademik, yaitu pendidikan tinggi program sarjana dan pasca sarjana yang
diarahkan terutama pada penguasaan disiplin ilmu pengetahuan tertentu;
3. Pendidikan Profesi, yaitu pendidikan tinggi setelah program sarjana yang mempersiapkan
peserta didik untuk memiliki pekerjaan dengan persyaratan keahlian khusus (program spesialis
dan doktor keperawatan).
15
Perawat profesional harus menghadapi tanggung jawab etik dan konflik yang mungkin
meraka alami sebagai akibat dari hubungan mereka dalam praktik profesional. Kemajuan dalam
bidang kedokteran, hak klien, perubahan sosial dan hukum telah berperan dalam peningkatan
perhatian terhadap etik. Standart perilaku perawat ditetapkan dalam kode etik yang disusun oleh
asosiasi keperawatan internasional, nasional, dan negera bagian atau provinsi. Perawat harus
mampu menerapkan prinsip etik dalam pengambilan keputusan dan mencakup nilai dan
keyakinan dari klien, profesi, perawat, dan semua pihak yang terlibat.
Perawat memiliki tanggung jawab untuk melindungi hak klien dengan bertindak sebagai
advokat klien. Keperawatan sebagai suatu profesi harus memiliki suatu landasan dan lindungan
16
yang jelas. Para perawat harus tahu berbagai konsep hukum yang berkaitan dengan praktik
keperawatan karena mereka mempunyai akuntabilitas terhadap keputusan dan tindakan
profesional yang mereka lakukan. Secara umum terhadap dua alasan terhadap pentingnya para
perawat tahu tentang hukum yang mengatur praktiknya. Alasan pertama untuk memberikan
kepastian bahwa keputusan dan tindakan perawat yang dilakukan konsisten dengan prinsip-
prinsip hukum. Kedua, untuk melindungi perawat dari liabilitas.
Kode etik disusun dan disahkan oleh organisasi atau wadah yang membina profesi
tertentu baik secara nasional maupun internasional. Kode etik keperawatan di Indonesia telah
disusun oleh Dewan Pimpinan Pusat Persatuan Perawat Nasional Indonesia melalui Musyawarah
Nasional PPNI di jakarta pada tanggal 29 November 1989.
Kode etik keperawatan Indonesia tersebut terdiri dari 4 bab dan 16 pasal.
Bab 1, terdiri dari empat pasal, menjelaskan tentang tanggung jawab perawat terhadap
individu, keluarga, dan masyarakat.
Bab 2, terdiri dari lima pasal menjelaskan tentang tanggung jawab perawat terhadap tugasnya.
Bab 3, terdiri dari dua pasal, menjelaskan tanggung jawab perawat terhadap sesama perawat
dan profesi kesehatan lain.
Bab 4, terdiri dari empat pasal, menjelaskan tentang tanggung jawab perawat terhadap profesi
keperawatan.
Bab 5, terdiri dari dua pasal, menjelaskan tentang tanggung jawab perawat terhadap
pemerintah, bangsa, dan tanah air.
Pada dasarnya, tujuan kode etik keperawatan adalah upaya agar perawat, dalam
menjalankan setiap tugas dan fungsinya, dapat menghargai dan menghormati martabat manusia.
Tujuan kode etik keperawatan tersebut adalah sebagai berikut :
Merupakan dasar dalam mengatur hubungan antar perawat, klien atau pasien, teman sebaya,
masyarakat, dan unsur profesi, baik dalam profesi keperawatan maupun dengan profesi lain di
luar profesi keperawatan.
Merupakan standar untuk mengatasi masalah yang silakukan oleh praktisi keperawatan yang
tidak mengindahkan dedikasi moral dalam pelaksanaan tugasnya.
Untuk mempertahankan bila praktisi yang dalam menjalankan tugasnya diperlakukan secara
tidak adil oleh institusi maupun masyarakat.
17
HUKUM KEPERAWATAN
Hukum mempunyai beberapa fungsi bagi keperawatan :
1. Hukum memberikan kerangka untuk menentukan tindakan keperawatan mana yang sesuai
dengan hukum.
2. Membedakan tanggung jawab perawat dengan profesi yang lain.
3. Membantu menentukan batas-batas kewenangan tindakan keperawatan mandiri.
4. Membantu dalam mempertahankan standar praktek keperawatan dengan meletakkan
posisi perawat memiliki akuntabilitas di bawah hukum (Kozier, Erb, 1990)
5. Bertanggug jawab & bertanggung gugat terhadap tindakan yang dilakukan
Sebagaimana yang tercantum dalam Konsorsium Ilmu Keperawatan (1989), ada 7 peran
penting perawat yang perlu diketahui yakni sebagai berikut.
1. Sebagai pemberi asuhan keperawatan, dimana perawat dalam hal ini berperan dalam
menyesuaikan pemberian asuhan keperawatan pada pasien dengan tetap memperhatikan
kebutuhan dasar manusia.
2. Sebagai advokat pasien, di mana perawat dalam hal ini akan membantu proses
komunikasi dan pemberian informasi yang layak di antara pasien, keluarga, dan tenaga
kesehatan lainnya. Perawat juga akan membantu pasien dan keluarga mendapatkan hak-
haknya.
3. Sebagai edukator, di mana perawat dalam hal ini akan memberikan pengetahuan
mengenai kesehatan, gejala, hingga tindakan yang perlu diambil untuk menambah
perilaku hidup sehat pada pasien.
4. Sebagai koordinator, di mana perawat akan mengoordinasikan pelayanan kesehatan
yang terbaik untuk pasien.
5. Sebagai kolaborator, di mana perawat akan dapat mengolaborasikan berbagai tindakan
yang perlu diambil untuk dapat memberikan pelayanan terbaik pada pasien, dengan para
tenaga kesehatan lainnya.
6. Sebagai konsultan, di mana perawat dalam hal ini akan memberikan penjelasan terbaik
mengenai berbagai informasi yang berkaitan dengan pelayanan keperawatan yang
diberikan kepada pasien.
7. Sebagai pembaharu, yang akan melakukan perencanaan, kolaborasi, serta perubahan
yang sistematis demi mencapai tujuan pemberian pelayanan keperawatan yang terbaik
untuk pasien.
Fungsi Perawat
Fungsi perawat terdiri dari 3 yaitu independen, dependen, dan interdependen. Fungsi perawat ini
dijalankan sesuai dengan perannya dalam memberikan pelayanan keperawatan dan disesuaikan
dengan kondisi riil dari pasien. Berikut ini penjelasan mengenai fungsi perawat yang lebih
detail.
1. Independen
19
Fungsi perawat yang pertama yaitu fungsi independen. Dalam hal ini perawat memiliki hak
independen dalam mengambil keputusan dan melakukan tindakan yang terbaik yang didasarkan
dari ilmu keperawatan. Tindakan independen yang diambil ini haruslah berdasarkan pada ilmu
keperawatan. Selain itu, keputusan dan tindakan yang dilakukan oleh perawat akan menjadi
tanggung jawab penuh perawat tanpa melibatkan pihak lain.
2. Dependen
Fungsi perawat yang selanjutnya yaitu fungsi dependen yang membuat perawat dapat
menjalankan perintah dari dokter seperti pemasangan infus, pemberian obat, pengambilan
sampel darah, penyuntikan dan sebagainya. Berbeda dari fungsi sebelumnya yang menjadi
tanggung jawab penuh perawat, maka dalam fungsi ini yang bertanggung jawab secara penuh
adalah dokter.
3. Interdependen
Fungsi perawatan yang terakhir yaitu fungsi interdependen. Dalam fungsi ini, perawat dapat
melakukan kerja sama dengan berbagai pihak lain yang terlibat dalam usaha memberikan
pelayanan kesehatan terbaik, seperti dokter, ahli gizi, fisioterapi, dan para ahli untuk memberikan
tindakan keperawatan terhadap pasien. Sebagai contoh, dalam menangani pasien yang menderita
diabetes, perawat akan bekerja sama dengan ahli gizi dalam menentukan kebutuhan asupan
makanan sang pasien.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
Adapun saran kami sebagai penulis adalah sebagi berikut :
1. Diharapkan pada pembaca dapat memberikan kritik dan saran yang membangun bagi
penulis
2. Kritik dan saran diharapkan untuk disampaikan oleh pembaca apabila ada kekurangan
didalam makalah kami demi kesempurnaan makalah ini.
20
DAFTAR PUSTAKA
Kusnanto. 2004. Pengantar Profesi dan Praktik Keperawatan Profesional Cetakan pertama.
Nursalam & Efendi. 2008. Pendidikan Dalam Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika
Sumijatun. 2010. Konsep Dasar Menuju Keperawatan Profesional. Jakarta: Trans Info Media
Wasis. (2008). Pedoman Riset Praktir untuk Profesi Perawat. Jakarta: EGC
https://www.kompasiana.com/fahra/5ec2a1cf097f3656161c80d6/tantangan-dalam-profesi-
keperawatan
20