Anda di halaman 1dari 17

FALSAFAH DAN TEORI KEPERAWATAN

CARA PELAPORAN PRAKTIK PROFESIONAL KEPERAWATAN DENGAN


METODE SCOPING REVIEW

Disusun Oleh
Kelompok 2:

1. Fitriya Arbangatun Nisa (22.0603.0006)


2. Dimas Anggoro Putro (22.0603.0048)
3. Nungki Dian P (22.0603.0049)
4. Fitri Dewi Kinasih (22.0603.0054)
5. Nur Umayah (22.0603.0055)
6. Kelik Dharmawan (22.0603.0056)
7. Aisyah Putri Subiningtyas (22.0603.0059)
8. Rini Listyowati (22.0603.0060)

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN (S1)


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAGELANG
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat
dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas berupa makalah, dengan judul
“Cara pelaporan praktik professional keperawatan”. Makalah ini disusun untuk memenuhi
salah satu syarat nilai dalam mata kuliah “Falsafah dan teori keperawatan”, Program Studi S1
Ilmu Keperawatan, Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Muhammadiyah Magelang.
Dengan selesainya makalah ini maka penulis tidak lupa mengucapkan banyak terima
kasih kepada semua pihak yang terlibat dalam penyusunan makalah yang berjudul “Cara
pelaporan praktik professional keperawatan” khususnya kepada orang tua yang telah
mendoakan kelancaran kuliah.
Penulis menyadari bahwa penulisan makalah ini belum sempurna untuk itu penulis
dengan senang hati menerima kritik dan saran yang sifatnya mendukung demi kemajuan
penulis di masa yang akan dating. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis dan
semua pihak.

Magelang, Oktober 2022

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.........................................................................................................................ii
DAFTAR ISI........................................................................................................................................1
BAB 1 PENDAHULUAN....................................................................................................................2
1.1 Konsep Dasar Topik............................................................................................................2
1.2 Rumusan Masalah...............................................................................................................5
BAB 2 PEMBAHASAN.......................................................................................................................6
2.1 Pengertian Falsafah Keperawatan.....................................................................................6
2.2 Pengertian Praktik Profesional Keperawatan...................................................................7
2.3 Struktur Deskripsi Praktik Profesional Dalam Keperawatan.........................................8
2.4 Metodologi..........................................................................................................................10
2.5 Konsep Dan Struktur Utama Yang Digunakan Untuk Menggambarkan Praktik
Professional....................................................................................................................................11
2.6 Kekuatan dan Keterbatasan.............................................................................................12
BAB 3 PENUTUP..............................................................................................................................13
3.1 Kesimpulan.........................................................................................................................14
3.2 Saran...................................................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................................14

1
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Konsep Dasar Topik


Perawat merupakan bagian integral (terpenting) dalam suatu instansi kesehatan
karena perawat merupakan kerangka dasar yang tidak dapat dipisahkan dalam proses
memberikan pelayanan kesehatan. Keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan
profesional yang merupakan bagian intregral dari pelayanan kesehatan yang didasarkan
pada ilmu dan kiat keperawatan, berbentuk pelayanan bio-psiko-sosio-spiritual yang
komprehensif serta ditujukan kepada individu, keluarga dan masyarakat baik sakit
maupun sehat yang mencakup seluruh siklus kehidupan manusia. Dalam keperawatan
professional, mencangkup pelayanan kesehatan di bidang biopsiko-sosio-spiritual yang
merupakan bentuk perawatan holistic. Hakikat Praktik Keperawatan senatiasa mengabdi
kepada kemanusiaan atau berbentuk pelayanan humanistik mendahulukan kepentingan
kesehatan klien askep merupakan inti praktek keperawatan hubungan profesional
perawat-klien mengacu pada sistem interaksi secara positif atau hubungan terapiutik,
karakteristik hubungan profesional :
1. Berorientasi pada kebutuhan klien
2. Diarahkan pada pencapaian tujuan
3. Bertanggung jawab dalam menyelesaikan masalah klien
4. Memahami kondisi klien dengan berbagai keterbatasan
5. Memberi penilaian berdasarkan norma yang disepakati
6. Berkewajiban membantu klien agar mampu mandiri
7. Berkewajiban membina hubungan saling percaya
8. Bekerja sesuai kaida etik, menjaga kerahasiaan
9. Berkomunikasi secara efektif
Pelayanan professional adalah suatu pelayanan yang diberikan oleh seorang
tenaga yang telah selesai mengikuti pendidikan formal keperawatan, yang telah disahkan
oleh pemerintah Republik Indonesia untuk menjalankan tugas dan tanggung jawab
keperawatan secara profesional dan sesuai dengan kode etik keperawatan.
Maka dari penjabaran diatas dapat dikatakan praktik keperawatan professional
memiliki makna :
1. Praktik Keperawatan adalah tindakan mandiri perawat professional (Ners)
melalui kerjasama yang bersifat kolaboratif baik dengan klien maupun tenaga

2
kesehatan yang lain dalam memberikan asuhan keperawatan yang holistic
sesuai dengan wewenang dan tanggung jawabnya
2. Menurut American Nursing Association (ANA) : perlakuan terhadap
kompensasi pelayanan profesinal yang memerlukan pengetahuan khusus
tentang ilmu biologi, fisika atau ilmu alam, perilaku, psikologi, sosiologi dan
teori keperawatan sebagai dasar untuk mengkaji, menegakkan diagnose,
melakukan intervensi, dan evaluasi upaya peningkatan dan pemertahanan
kesehatan; penemuan dan pengelolaan masalah kesehatan, cidera, atau
kecacatan; pemertahanan fungsi optimal; atau meninggal dengan nyaman.
3. NCBSN (National Council of State Boards of Nursing) : Praktik keperawatan
berarti membantu individu atau kelompok dalam mempertahankan atau
meningkatkan kesehatan yang optimal sepanjang proses kehidupan dengan
mengkaji status kesehatannya, menentukan diagnose, merencanakan dan
mengimplementasikan strategi perawatan untuk mencapai tujuan, serta
mengevaluasi respons terhadap perawatan dan pengobatan.
Praktik Keperawatan Profesional mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :
1. Otonomi dalam Pekerjaan
Perawat mempunyai kemandirian. Perawat mempunyai hak melakukann tugasnya
tanpa campur tangan dari luar.
2. Bertanggung Jawab dan Bertanggung Gugat
Perawat harus dapat bertanggung jawab terhadap apa yang dia kerjakan. Misal dalam
hal member suntikan harus sesuai waktu dan dosisnya. Perawat juga harus berhati-hati
dan jujur serta teliti dalam melakukan kegiatan keperawatan. Perawat juga harus siap
bertanggung gugat yaitu siap menerima semua konsekuennsi dari setiap keputusan
yang diambil.
3. Pengambilan Keputusan yang Mandiri
Kebebasan perawat untuk bertindak melaksanakan tindakan keperawatan tanpa
kendali dari luar. Seorang perawat dapat melaksanakan tugasnya sebagai seorang
perawat, karena telah memperoleh pendidikan perawat, dan sudah menjadi sebagai
perawat profesional
4. Kolaborasi dengan disiplin lain
Dalam melakukan tindakan keperawatan, perawat harus melakukan kolaborasi dengan
disiplin ilmu lain. Misal ada orang kecelakaan dan patah tulang, perawat
membutuhkan tenaga radiologi untuk melakukan rongent.

3
5. Pemberian pembelaan (advocacy)
Pembelaan disebut juga dukungan (advocacy). Yaitu bertindak demi hak klien untuk
mendapatkan asuhan yang bermutu dengan mengadakan interaksi untuk kepentingan
atau demi klien, dalam mengatasi masalahnya serta berhadapan dengan pihak – pihak
lain yang lebih luas (system at large).
6. Memfasilitasi kepentingan pasien atau klien.
Tujuan Praktik Keperawatan Professional diantaranya adalah untuk membantu
individu agar mandiri, selain itu mengajak individu atau masyarakat berpartisipasi
dalam bidang kesehatan, kemudian membantu individu mengembangkan potensi
untuk memelihara kesehatan secara optimal agar tidak tergantung pada orang lain
dalam memelihara kesehatan, serta membantu individu memperoleh derajat kesehatan
secara optimal.
Lingkup kewenangan perawat dalam praktek keperawatan professional pada
kondisi sehat dan sakit, serta sepanjang daur kehidupan (mulai dari konsepsi sampai
meninggal dunia), mencangkup hal-hal berikut :
1. Asuhan keperawatan anak, yaitu asuhan keperawatan yg diberikan pada anak berusia
mulai dari 28 hari sampai 18tahun.
2. Asuhan keperawatan maternitas, yaitu asuhan keperawatan klien wanita pada masa
subur dan neonates (bayi baru lahir sampai 28hari sampai keadaan sehat).
3. Asuhan medical bedah, yaitu asuhan pada klien usia diatas 18 tahun sampai 60 tahun
dengan gangguan fungsi tubuh baik karena trauma atau kelainan fungsi tubuh,
4. Asuhan keperawatan jiwa yaitu asuhan keperawatan pada semua usia yang mengalami
berbagai masalah kesehatan jiwa.
5. Asuhan keperawatan keluarga yaitu asuhan keperawatan pada klien keluarga sebagai
unit terkecil dalaam masyarakat sebagai akibat pola penuyesuaian keluarga yang tidak
sehat sehingga tidak terpenuhinya kebutuhan keluarga.
6. Asuhan keperawatan komunitas yaitu asuhan keperawatan kepada klien masyarakat
pada kelompok di wilayah tertentu pada semua usia sebagai akibat tidak terpenuhinya
kebutuhan dasar masyarakat.
7. Asuhan keperawatan gerontik yaitu asuhan keperawatan pada klien usia 60 tahun ke
atas yang mengalami proses penuaan dan permasalahannya.

1.2 Rumusan Masalah

4
1.2.1. Apa yang di maksud praktik professional keperawatan?
1.2.2. Bagaimana cara pelaporan praktik professional keperawatan dengan metode
scoping review?

5
BAB 2
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Falsafah Keperawatan


Setiap manusia memerlukan falsafah dalam dirinya. Karena dengan falsafah
seseorang dapat mengartikan nilai, kepercayaan dan pendapat mereka tentang dunia,
dan menginformasikan ide-ide yang dimilikinya. Falsafah hadir dalam diri seseorang
berdasarkan pada pengalaman hidup yang dialaminya, dari cara mereka mengevaluasi
suatu pengamatan dan percobaan untuk menyelesaikan masalah yang dihadapinya.
Falsafah dalam keperawatan sendiri merupakan keyakinan perawat terhadap
nilai-nilai yang dimilikinya, yang dapat meningkatkan kemampuan perawat dalam
mengaplikasikan teori keperawatan dan memberikan ruang bagi perawat untuk lebih
memahami tentang keperawatan terutama yang berkaitan dengan praktik keperawatan
(Mcintyre & Mc Donald, 2013). Falsafah keperawatan juga berhubungan erat dengan
hubungan yang holistik menyeluruh yang berpusat pada klien sebagai sasaran dan
layanan yang diberikan juga tidak hanya berpusat pada individu yang sakit melainkan
individu yang sehat juga (Asmadi, 2008).
1. Falsafah sebagai bagian dari keperawatan
Falsafah merupakan bagian dari keperawatan yang berhubungan dengan adanya
fenomena utama dalam suatu profesi dan keilmuan yang terkait dengan manusia,
sehat sakit dan lingkungan. Praktik keperawatan merupakan central dari
pemikiran filosofis yaitu mengenai apa itu perawat, apa itu keperawatan, dan apa
yang dimaksud dengan keperawatan yang benar. Falsafah digunakan untuk
membuat keputusan yang tepat dalam praktik keperawatan.
2. Falsafah sebagai metode keperawatan.
Falsafah sebagai metode keperawatan membantu perawat dalam melakukan
analisis, kritik, menghadapi tantangan, dan mengatasi kejadian situasional terkait
dengan patient safety, dan etika keperawatan. Falsafah keperawatan dapat
membantu perawat dalam mengembangkan kapasitas dirinya sebagai perawat
yang menjunjung tinggi moral. Falsafah juga dapat membantu perawat untuk
mengeksplorasi pertanyaan yang berkaitan dengan bidang non keilmuan yang
mungkin penting bagi kemajuan keilmuan keperawatan itu sendiri.
3. Falsafah sebagai pandangan hidup

6
Perawat mewujudkan falsafah keperawatan sebagai pandangan hidup dalam
setiap tindakan praktik keperawatan yang dilakukannya meliputi pengetahuan,
etika dan lainnya. Dengan menjadikan falsafah keperawatan sebagai pandangan
hidup perawat dapat mengembangkan teori, praktik keperawatan dan
meningkatkan profesionalitas (Bruce et al. 2014)
2.2 Pengertian Praktik Profesional Keperawatan
Praktik profesional keperawatan didefinisikan sebagai latihan profesi. Ini
adalah penggabungan dari standar praktik, keterampilan keperawatan dan kinerja
profesional yang diharapkan. Praktik profesional menetapkan dasar untuk latihan
keperawatan di tingkat konseptual dan memungkinkan perawat untuk
memastikan kualitas perawatan di antara berbagai konteks perawatan. Praktik
profesional keperawatan telah dijelaskan secara luas ditingkat konseptual, baik
dalam literatur ilmiah maupun oleh badan-badan yang mengatur profesi
keperawatan. Meskipun penting, deskripsi ini menggunakan konsep yang
berbeda dan kosakata yang heterogen, mencegah pemahaman yang jelas tentang
praktik profesional keperawatan. Misalnya, untuk menyajikan peran perawat
dalam praktik lanjutan, (Gardner dkk), menggunakan literatur profesional dan
legislatif kerangka profesi, sementara Reuter-Rice, menjelaskan praktik
profesional praktisi perawat dalam konteks tertentu : praktik pediatrik. Sambil
secara ringkas membimbing praktik profesional keperawatan, literatur saat ini
gagal memberikan klarifikasi nyata tentang apa perawat benar-benar
melakukannya dalam praktik klinis.
Sampai saat ini, beberapa penelitian telah berfokus pada penggambaran
praktik profesional keperawatan dalam konteks tertentu. Contohnya, (Halcomb
dkk), menggunakan survei nasional untuk menggambarkan demografi, peran
klinis, dan kompetensi perawat dalam perawatan primer melalui hasil yang
disajikan oleh kegiatan klinis dan domain praktik. Struktur serupa juga
digunakan oleh (Lukewich et al.), yang menggunakan survei crosssectional untuk
menggambarkan praktik perawatan primer dalam manajemen penyakit kronis.
Penulis lain, seperti (Phillips et al.), lebih suka desain kualitatif untuk
menggambarkan bagaimana perawat mengelola obesitas. Hasilnya adalah
disajikan berdasarkan peran. Sangat sedikit dari penulis ini yang mendasarkan
deskripsi mereka tentang praktik, peran, atau kegiatan pada bingkai referensi.

7
Mereka tidak memberikan definisi "peran." Sehingga pembaca mengumpulkan
ide mereka sendiri tentang praktik profesional dari hasil yang mereka temui.
Tidak ada pedoman atau konsensus tentang bagaimana memberikan deskripsi
yang baik tentang praktik keperawatan. Disiplin kesehatan lainnya, seperti terapi
okupasi, fisioterapi dan kedokteran, juga melakukan penelitian untuk
menggambarkan praktik profesional dan meningkatkan pengetahuan. Tingkat
variabilitas tertentu dalam konsep yang digunakan dalam disiplin ilmu ini,
sebagai pengecualian adalah (Bent dkk), dalam studi mereka tentang
praktikterapis okupasi, menyajikan kerangka kerja yang menawarkan struktur
untuk memetakan praktik profesional berdasarkan bidang dan tugas. Pada tahap
pengembangan pengetahuan keperawatan ini, penting untuk memetakan literatur
yang ada untuk meringkas bagaimana praktik profesional telah dijelaskan.
Pengetahuan ini dapat ditingkatkan dari disiplin kesehatan lain yang juga
merawat pasien. Struktur umum ini kemudian dapat digunakan untuk
menggambarkan praktik profesional, memungkinkan representasi yang lebih baik
dari mereka dan memfasilitasi pembagian pengetahuan dalam profesi
keperawatan dan ilmu keperawatan.

2.3 Struktur Deskripsi Praktik Profesional Dalam Keperawatan


Dari analisis terhadap literatur, sebuah pola muncul saat menggambarkan
praktik profesional. Pola ini digambarkan pada gambar dibawah ini.

Sebagian besar penulis merujuk pada konsep peran, domain, dan aktivitas.
Namun, penggunaan konsep-konsep tersebut dalam menggambarkan praktik
profesional sangat bervariasi, tetapi tidak harus antara disiplin kesehatan.

8
Meskipun kegiatan diidentifikasi dengan jelas, konsep peran dan praktik
profesional tidak didefinisikan dengan baik. Ada kebingungan dalam literatur
antara konsep peran, aktivitas, intervensi dan tugas.
1. Peran Profesional
Tiga puluh studi yang diteliti berusaha untuk menggambarkan praktik
profesional dalam hal peran profesional dalam konteks tertentu. Namun, sangat
sedikit penelitian yang menguraikan tentang apa peran itu, secara konseptual.
Mereka fokus untuk menggambarkan peran dalam hal bagaimana itu didefinisikan
dalam literatur profesional dan kerangka kerja legislatif. Dalam studi kuantitatif
dan metode campuran, peran tidak diukur per se. Ini muncul sebagai tema melalui
deskripsitindakan ivities, tugas atau intervensi. Ini adalah peran yang dirasakan,
bukan peran yang ditentukan oleh standar praktik profesional.
Tabel 2 Konsep, definisi dan examples terkait dengan praktik profesi keperawatan

Konsep Definisi Contoh


Peranan Fungsi diasumsikan oleh perawat, Perawat perawatan primer
dimodulasi oleh norma-norma untuk pasien dengan kondisi
profesional, kerangka kerja kronis.
legislatif, ruang lingkup praktik
dan sistem sosial.
Domain Serangkaian kegiatan dengan sifat Manajemen perawatan pasien.
yang sama yang membutuhkan
pengetahuan dan keahlian khusus.
Aktivitas Tindakan yang dilakukan oleh - Memberikan asuhan
perawat untuk membantu pasien keperawatan
beralih dari kondisi kesehatan saat - Merujuk pasien ke sumber
ini ke yang dijelaskan dalam hasil daya komunitas
yang diharapkan. - Melakukan rencana intervensi
Berkomunikasi dengan
penyedia layanan kesehatan
pasien

2. Domain
Untuk menggambarkan peran para profesional, lima belas penulis
menentukan domain di mana mereka melatih. Kegiatan yang terdiri dari praktik
dapat ditemukan dengan terlebih dahulu menetapkan domain di mana praktik
professional. Sebagai contoh, (Bent., et. al) mengidentifikasi lima domain di mana
terapis okupasi melatih profesi mereka, kemudian menetapkan banyak tugas
mereka di domain yang berbeda. Dalam tinjauan literatur, kami memperhatikan
bahwa untuk sebagian besar domain tidak dievaluasi secara langsung. Mereka

9
digunakan untuk menjelaskan ruang lingkup praktik, tetapi juga untuk
mengelompokkan tugas, kegiatan atau intervensi yang terdiri dari praktik
profesional.
3. Aktivitas
Konsep kegiatan adalah pusat dari deskripsipraktik essional prof. Hampir
semua penulis, kecuali Ball et al. Habib et al. Hopkins & Irvine. Masley et al. dan
Stewart et al. Menggambarkan peran atau praktik profesional melalui sensus
kegiatan. Kegiatan juga menyiratkan intervensi dan tugas. Para penulis yang
disebutkan tampaknya tidak membedakan di antara tiga konsep (aktivitas,
intervensi, tugas), juga tidak ada yang memberikan definisi konseptual dari istilah
yang mereka gunakan.
2.1
2.2
2.3
2.4 Metodologi
Metodologi yang digunakan
A. Diskusi
Tinjauan pelingkupan ini meneliti berbagai cara untuk menangkap praktik
profesional melalui penelitian menggunakan metode kuantitatif, kualitatif, dan
campuran. Resu lts menunjukkan konsistensi dalam bagaimana praktik dijelaskan di
berbagai studi dalam domain kesehatan tertentu.
Analisis praktik adalah pendekatan yang menggunakan survei cross-sectional dalam
populasi profesional tertentu. Ini menyiratkan studi tentang peran, pengetahuan,
perilaku, keterampilan, kegiatan dan tugas, atau intervensi dari kelompok profesional
ini. Metodologi ini umumnya digunakan oleh badan-badan yang memberikan lisensi
untuk berlatih. Perspektif analisis praktik menyediakan cara untuk menggambarkan
praktik skala besar saat ini. Data deskriptif yang dihasilkan dapat berkontribusi pada
pengembangan kerangka praktik teoretis. Namun, metode pengambilan sampel serta
tingkat respons yang rendah dapat membatasi generalisasi results dan dapat
menyebabkan kurang atau terlalu banyak melaporkan kegiatan tertentu. Akhirnya,
tantangan terbesar dari analisis praktik adalah menemukan strategi untuk memastikan
tingkat respons yang dapat diterima.
Sebaliknya, menggunakan metodologi kualitatif untuk menggambarkan
praktikprofes sional memungkinkan deskripsi mendalam tentang suatu praktik, dalam

10
pengaturan klinis alami, dari perspektif para profesional. Penggunaan berbagai
sumber data meningkatkan deskripsi dan meningkatkan validitas hasil yang disajikan.
Dalam beberapa kasus, data kualitatif yang dihasilkan memungkinkan konstruksi atau
validasi model yang menggambarkan praktik profesional. Metodologi kualitatif
memberikan deskripsi yang lebih induktif tentang praktik profesional. Namun,
hasilnya membuatnya berbeda untuk menerapkan rekomendasi untuk praktik secara
keseluruhan, karena konsep yang digunakan khusus untuk konteks praktik yang unik.
Desain metode campuran membawa kelengkapan, kedalaman, dan kekayaan
pada deskripsi praktik profesional. Data kualitatif dan kuantitatif yang dihasilkan oleh
fase yang berbeda saling melengkapi. Deskripsi kuantitatif memberikan pandangan
keseluruhan tentang praktik dengan menggambarkan kegiatan profesional dalam hal
proporsi dan frekuensi. Deskripsi kualitatif memberikan depth dan menyoroti
berbagai sudut pandang aktor yang bersangkutan. Namun, melakukan penelitian
metode campuran dapat memakan waktu, dan cenderung membutuhkan banyak
sumber daya keuangan dan profesional. Tergantung pada tujuan spesifik mereka,
terserah peneliti untuk memilih metode yang paling sesuai dengan pertanyaan
penelitian mereka. Desain metode campuran tampaknya merupakan pendekatan
menarik yang menyumbangkan kekayaan dan saling melengkapi dengan deskripsi.
2.1
2.2
2.3
2.4
2.5 Konsep Dan Struktur Utama Yang Digunakan Untuk Menggambarkan Praktik
Professional
Roch dan Ouellet dan O'Rourke, yang menjelaskan bahwa peran adalah
fungsi yang dimodulasi oleh kerangka kerja legislatif profesi, area praktik, pelatihan,
kekhususan pasien yang dirawat, dan harapan organisasi dalam pengaturan praktik.
Peran seperti itu dapat didefinisikan oleh kegiatan yang diasumsikan oleh satu orang,
dimodulasi oleh norma-norma profesional, kerangka kerja legislatif, cope praktik dan
sistem sosial. Itulah definisi yang telah kami pilih untuk digunakan. Kami
menemukan bahwa untuk mendefinisikan peran atau untuk mengkarakterisasi praktik
profesional, kegiatan harus dijelaskan dan diatur berdasarkan domain yang berbeda.
Domain mewakili ruang lingkup role profesional. Untuk perawat, domain praktik
umumnya terdiri dari mengevaluasi kondisi kesehatan, menentukan dan memastikan
rencana asuhan dan perawatan keperawatan, dan memberikan perawatan dan

11
perawatan dan perawatan medis untuk menjaga dan memulihkan kesehatan seorang
human.
Membuat domain memungkinkan kita untuk mengelompokkan aktivitas.
Namun, tampaknya jelas bahwa konsep aktivitas dan tugas bertepatan dengan konsep
intervensi yang dilaporkan oleh Gordon, Sidani & Braden dan Burns & Grove. Secara
khusus, Gordon menjelaskan bahwa intervensi adalah tindakan yang dilakukan oleh
perawat untuk membantu pasien beralih dari kondisi kesehatan saat ini ke yang
diinginkan. Sidani & Braden menambahkan bahwa intervensi mengacu pada
pengobatan, terapi, prosedur atau tindakanyang dilakukan oleh seorang profesional
untuk klien dalam situasi tertentu. Akhirnya, Burns & Grove menambahkan bahwa ini
bisa menjadi kegiatan. Mengingat literatur yang ditinjau dan arus teoretis yang
dikutip, kami menyimpulkan bahwa konsep kegiatan, intervensi, dan tugas adalah
sinonim. Konsep kegiatan digunakan mulai saat ini. Kontribusi paling penting dari
ulasan ini untuk profesi keperawatan adalah cara yang komprehensif dan inovatif
untuk menggambarkan praktik profesional.
Praktik keperawatan mencakup sejumlah besar peran, domain, dan kegiatan.
Berbagai kemungkinan ini menimbulkan hambatan yang signifikan untuk
mengembangkan deskripsi komprehensif tentang realitas praktik keperawatan.
Struktur hierarkis berbasis bukti yang diusulkan akan memajukan deskripsi praktik
profesional dan berkontribusi padakonsep serupa. Ini akan membantu dalam
membandingkan, mengevaluasi, dan melaporkan domain dan aktivitas dalam berbagai
konteks perawatan di negara-negara yang sebanding. Hasil akhirnya bisa berupa
pemahaman yang seragam tentang keahlian keperawatan dan kontribusinya yang
muncul untuk perawatan kesehatan.
2.1
2.2
2.3
2.4
2.5
2.6 Kekuatan dan Keterbatasan
Tinjauan pelingkupan ini memungkinkan kami untuk melaporkan dan lebih
memahami berbagai cara untuk menggambarkan praktik profesional dalam literatur
terkait kesehatan melalui konsep peran, domain, dan aktivitas. Meskipun analisis yang
ketat dan proses sintesis yang digunakan, keterbatasan tertentu harus

12
dipertimbangkan. Pertama, pemilihan dan analisis artikel dilakukan oleh penulis
utama saja; namun, kriteria seleksi dihormati secara ketat dan analisis w seperti yang
dilakukan secara sistematis mengikuti pendekatan lima tahap Arksey & O'Malley.
Selain itu, proses yang dijelaskan dalam makalah ini cukup transparan untuk
memungkinkan penelitian direplikasi. Kedua, kualitas artikel yang diperiksa tidak
dievaluasi, save untuk kriteria "peer-reviewed". Namun, tujuan utama dari tinjauan
ini adalah untuk melaporkan metodologi dan konsep yang digunakan untuk
menggambarkan praktik profesional, bukan untuk melakukan sintesis hasil mereka,
seperti yang akan diperlukan dalam tinjauan sistematis. Juga, disiplin kesehatan
tertentu tidak termasuk dalam tinjauan literatur. Meskipun demikian, mengingat
jumlah makalah yang disertakan dan kesamaan dalam deskripsi praktik, konsistensi
tertentu dalam bahasa terlihat jelas. Sebagian besar penelitian yang diteliti berasal dari
bidang keperawatan. Ini menunjukkan struktur umum dalam literatur keperawatan
yang menunjuk ke arah konsensus tertentu.

13
BAB 3
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Praktik profesional keperawatan dalam konteks perawatan yang berbeda telah
dijelaskan secara luas dalam literatur berbasis bukti tetapi tidak ada konsensus tentang
struktur umum untuk deskripsi ini. Tiga konsep utama dilaporkan paling sering dalam
literatur ilmiah untuk menggambarkan praktik profesional: peran, domain, dan
kegiatan. Praktik profesional keperawatan mendefinisikan pelaksanaan profesi
keperawatan. Ini adalah gabungan dari standar praktik, keterampilan, dan kinerja
profesional yang diharapkan. Praktik profesional memungkinkan perawat untuk
memastikan kualitas perawatan di antara berbagai konteks perawatan. Literatur gagal
memberikan klarifikasi nyata tentang apa yang sebenarnya dilakukan perawat dalam
praktik klinis.
3.2 Saran
Dengan tersusunnya makalah ini semoga bisa bermanfaat bagi pembaca
maupun penulis. Kritik dan saran dari pembaca sangat kami butuhkan, karena penulis
sadar bahwa penyusunan makalah ini jauh dari kata sempurna dan kami sangat
mengharapkan kritik dan saran yang lebih baik.

14
DAFTAR PUSTAKA

1. American Nurse Association. (2015). Nursing Scope and Standards of Practice (3rd
ed). Silver Spring, MD : ANA.
2. Asmadi., 2008. Konsep Dasar Keperawatan. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran
EGC.
3. Bruce, A., Rietze, L. & Lim, A., 2014. Understanding Philosophy in a Nurse ’ s
World : What , Where and Why ? , 2(3), pp.65–71.
4. Mcintyre, M. & Mcdonald, C., 2013. Contemplating the Fit and Utility of Nursing
Theory and Nursing Scholarship Informed by the Social Sciences and Humanities. ,
36(1), pp.10–17.

15

Anda mungkin juga menyukai