Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang
baik. Dalam proses penyusunan tesis ini berbagai hambatan, kesulitan dan
penyelesaian. Namun atas izin Tuhan Yang Maha Esa dan bantuan,
bimbingan serta kerjasama dari berbagai pihak akhirnya tesis ini dapat
diselesaikan. Dengan penuh rasa hormat dan ucapan terima kasih yang
sebagai Ketua Komisi Penasehat dan Dr. H. Muhammad Alwy Arifin, M.Kes
telah diberikan kepada penulis sejak proses awal hingga akhir penyusunan
tesis ini. Demikian pula kepada Prof. Dr. H. Amran Razak, SE, M.Kes, Dr.
Muhamad Kardi, SKM, M.Kes, Prof. Dr.Dr. H. Muh. Syafar, MS, selaku tim
penguji yang secara aktif telah memberikan masukan untuk perbaikan tesis
vi
1. Bapak Prof Sukri Palutturi, SKM, M.Kes, M.Sc.PH, Ph.D selaku Dekan
2. Bapak Prof. Dr. H. Indar, SH, MPH selaku Ketua Prodi Magister
Universitas Hasanuddin.
masa pendidikan.
untuk kedua orang tua tercinta, serta saudara-saudara saya yang senantiasa
memberikan nasehat dan motivasi serta doa restu kepada penulis dalam
Dan kepada semua pihak yang penulis tidak dapat sebutkan namanya satu
per satu yang telah membantu memberikan dukungan dan motivasi kepada
vii
penulis sejak awal penulisan hingga penyelesaiannya, penulis ucapkan
terima kasih.
Olehnya itu penulis berharap kritikan dan saran dari pembaca. Semoga tesis
Penulis
viii
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL ................................................................................ i
ABSTRAK ............................................................................................... iv
ABSTRACT .............................................................................................. v
BAB I PENDAHULUAN
B. Rumusan Masalah........................................................................... 9
C. Tujuan Penelitian............................................................................. 9
D. Manfaat Penelitian......................................................................... 10
ix
G. Kerangka Teori ............................................................................. 58
B. Hasil ............................................................................................. 71
C. Pembahasan ................................................................................. 95
BAB V PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
x
DAFTAR TABEL
xi
DAFTAR GAMBAR
xii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
penyakit dan dipakai oleh manusia untuk bagian luar maupun bagian
jenis perbekalan farmasi dan alat kesehatan (Hamdani dan Fitry, 2022).
1
Manajemen pengelolaan obat adalah susunan kegiatan yang
2
pengelolaan obat ini, sumber daya manusia yang seharusnya tersedia
kesehatan adalah untuk menetapkan jenis dan jumlah obat sesuai dengan
pengadaan obat publik dan perbekalan kesehatan diawali dari data yang
3
dilengkapi dengan teknik-teknik perhitungannya (Kepmenkes RI
No.1.412/Menkes/SK/XI/2002).
tahun 2018 yaitu sebesar 75%. diketahui bahwa sebagian besar provinsi
telah memenuhi target 75% yaitu ada 30 provinsi dan terdapat 18 provinsi
4
Tantangan yang harus diantisipasi dalam periode tahun 2015-2019
harga obat. Ketersediaan obat dan vaksin akan dipantau sampai ke tingkat
menyadari arti penting pengelolaan obat satu pintu (one gate policy).
kabupaten/kotanya yang tersedia dari target 85% obat essensial (40 item
5
ketersediaan obat. Serta beberapa item obat indikator masih terdapat di
yaitu 72.426,58 km2 yang terdiri dari wilayah laut seluas ±63.793,43 km 2
rawat inap dan 28 Puskesmas rawat jalan) pada 17 kecamatan. Tugas dan
6
mempunyai peranan penting dalam pengelolaan obat dan vaksin skala
pola penyakit, pola komsumsi obat periode sebelumnya, data mutasi obat,
Kabupaten Maluku Barat Daya. Selain itu, juga disusun dalam bentuk
bahan medis habis pakai mengacu pada Daftar Obat Esensial Nasional
belum memiliki sumber daya manusia yang terampil baik itu di Instalasi
7
Farmasi maupun di Puskesmas terkait dengan kurangnya kelengkapan
kali); rata-rata waktu kekosongan obat (30 hari); persentase stok obat mati
8
Obat dan Bahan Medis Habis Pakai Di Instalasi Farmasi Dinas Kesehatan
B. Rumusan Masalah
logistik obat dan bahan medis habis pakai di instalasi farmasi Dinas
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
9
e. Untuk mengetahui manajemen pendistribusian ketersediaan obat di
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Ilmiah
bidang logistik.
Kabupaten Maluku Barat Daya dalam manajemen logistik obat agar obat
yang diperlukan selalu tersedia setiap saat dalam jumlah yang cukup dan
10
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
administrasi lainnya.
kegiatan orang lain guna mencapai hasil atau tujuan yang tidak bias
dicapai oleh hanya satu orang saja (Sulaeman, 2011). Logistik dapat
pemindahan dan penyimpanan barang, suku cadang dan barang jadi dari
11
Manajemen pelayanan kesehatan berarti penerapan prinsip-prinsip
operasional adalah agar tersedia barang, serta bahan dalam jumlah yang
tanpa hak, pencurian, dan peyusutan yang tidak wajar lainnya; serta nilai
akuntansi.
macam material dalam jumlah yang tepat pada waktu yang dibutuhkan,
dengan total biaya yang terendah. Ada lima komponen yang bergabung
12
transportasi, persediaan (inventory), komunikasi, penanganan (handling)
b. Fungsi Penganggaran
c. Fungsi Pengadaan
13
melalui fungsi-fungsi terdahulu untuk kemudian disalurkan kepada
instansi-instansi pelaksana.
e. Fungsi Pemeliharaan
inventaris.
f. Fungsi Penghapusan
g. Fungsi Pengendalian
14
B. Tinjauan Umum Tentang Obat
antigen, hormon, enzim, produk darah dan produk hasil fermentasi lainnya
efek samping yang merugikan. Oleh karena itu, gunakanlah obat sesuai
15
Menurut Depkes RI (2007), obat dapat dibagi menjadi 4 golongan
1. Obat Bebas
Obat bebas adalah obat yang dijual bebas di pasaran dan dapat
dibeli tanpa resep dokter. Tanda khusus pada kemasan dan etiket
obat bebas adalah lingkaran hijau dengan garis tepi berwarna hitam.
Contoh : Parasetamol
keras tetapi masih dapat dijual atau dibeli bebas tanpa resep dokter,
dan etiket obat bebas terbatas adalah lingkaran biru dengan garis tepi
dengan resep dokter. Tanda khusus pada kemasan dan etiket adalah
16
huruf K dalam lingkaran merah dengan garis tepi berwarna hitam.
Phenobarbital
4. Obat Narkotika
17
Adapun jenis-jenis obat dapat dibedakan sebagai berikut:
1. Obat Paten adalah obat yang masih memiliki hak paten. Paten
atau proses.
dikandungnya.
yang bersangkutan.
18
C. Tinjauan Umum tentang Bahan Medis Habis Pakai
Bahan medis habis pakai adalah alat kesehatan yang ditujukan untuk
penggunaan sekali pakai (single use) yang daftar produknya diatur dalam
farmasi dan bahan medis habis pakai di rumah sakit harus dilakukan oleh
instalasi farmasi sistem satu pintu. Alat kesehatan yang dikelola oleh
instalasi farmasi sistem satu pintu berupa alat kesehatan habis pakai atau
peralatan non medik elektromedik, antara lain alat kontrasepsi, alat pacu
kesehatan dan bahan medis habis pakai sebagai mana dimaksud meliputi
dan administrasi.
19
D. Tinjauan Umum tentang Kegiatan Pengelolaan Sediaan Farmasi, Alat
1. Perencanaan
adalah untuk menetapkan jenis dan jumlah obat sesuai dengan pola
20
Berbagai kegiatan yang dilakukan dalam perencanaan
3) Jika ada obat baru harus ada bukti yang spesifik untuk
tunggal.
prevalensinya tinggi.
21
b. Tahap Kompilasi Pemakaian Obat
Puskesmas.
Kabupaten/Kota.
22
diharapkan obat yang direncanakan dapat tepat jenis dan
dibutuhkan.
a. Metode Konsumsi
b. Metode Morbiditas
adalah :
frekwensi penyakit.
23
3) Menyediakan standar/ pedoman pengobatan yang
digunakan.
a. Analisa ABC
dari total konsumsi untuk semua jenis obat. Analisis ABC (Always,
24
3) Kelompok C adalah kelompok jenis obat yang jumlah rencana
b. Analisa VEN
25
3) Kelompok N merupakan kelompok jenis obat-obat penunjang
keluhan ringan.
kebutuhan.
2. Pengadaan
26
proses pengadaan, dan pembayaran. Hal ini harus diperhatikan dan
a. Pembelian
27
b. Produksi
lebih murah
c. Sumbangan/hibah/droping
situasi normal.
28
Berikut ini merupakan langkah-langkah yang harus dilakukan
menyertainya.
3. Penerimaan
tertera dalam kontrak atau surat pesanan dengan kondisi fisik yang
4. Penyimpanan
pada tempat yang dinilai aman dari pencurian serta gangguan fisik
29
yang dapat merusak mutu obat. Tujuan penyimpanan obat-obatan
adalah untuk:
a) Kemudahan Bergerak
sebagai berikut:
30
b) Sirkulasi Udara yang Baik
banjir
31
b) Narkotika dan bahan berbahaya harus disimpan dalam lemari
c. Pencegahan Kebakaran
32
umurnya relative lebih tua dan masa kadaluwarsanya
dan teratur.
kadaluwarsa habis.
33
a) Kartu stok digunakan untuk mencatat mutasi obat
kadaluwarsa)
sumber anggaran.
penyimpanannya.
kedaluwarsa).
34
d) Data pada kartu stok induk digunakan sebagai : alat
mutu obat dapat diamati secara visual dan jika dari pengamatan
pengujian laboratorium.
1) Tablet
sumbing, pecah,
lembab
mutu obat
35
2) Kapsul
lainnya
3) Tablet Salut
fisik
4) Cairan
b) Konsistensi berubah
5) Salep
a) Warna berubah
b) Konsistensi berubah
d) Bau berubah
6) Injeksi
36
c) Larutan yang seharusnya jernih tampak keruh atau ada
endapan
5. Pendistribusian
keabsahan serta tepat jenis dan jumlah dari gudang obat secara
kesehatan.
37
kondisi wilayah atas persetujuan Kepala Puskesmas yang
membawahinya.
kartu stok obat dan kartu stok induk obat serta Buku Harian
Pengeluaran Obat.
rangkap 3 (tiga) :
38
1) Asli untuk UPOPPK di Kabupaten/Kota.
bersangkutan
i. Jika hanya melaporkan data pemakaian dan sisa stok obat diisi
39
j. Jika dengan mengajukan permintaan obat (termasuk pelaporan
obat pertriwulan
40
2) Untuk mengetahui sisa persediaan obat pada akhir triwulan
berlaku.
yaitu jumlah obat yang tersedia (stok akhir), jumlah obat yang
Anggaran adalah :
anggaran
41
3) Sebagai pertanggung jawaban dari Kepala UPOPPK/
Desember
31 Desember
yang berlaku.
42
a. Penghapusan merupakan bentuk pertanggung jawaban
berlaku.
lingkungan
43
f. Membuat Berita Acara Hasil Pemeriksaan sediaan farmasi/
sedian farmasi/obat-obatan
pemilik obat
berwenang.
58 Tahun 2014).
agar obat tersedia dalam jumlah dan jenis yang cukup dan pada waktu
44
menunjang pelaksanaan upaya kesehatan yang menyeluruh, terarah dan
terpadu di Kabupaten.
kesehatan.
dapat menjamin:
waktunya.
yang pendek.
45
6. Terpenuhinya kebutuhan obat yang mendukung pelayanan
dibutuhkan.
Kabupaten adalah:
46
b. Membagi tugas dan mengkoordinasikan Sub bagian dan Seksi-
yang harmonis.
satuan kerja.
kesehatan.
Kabupaten.
47
Sub Bagian Tata Usaha dipimpin oleh seorang Kepala Bagian yang
Gudang Farmasi. Tugas dari petugas tata usaha yaitu sebagai berikut:
dilaksanakan.
rencana.
atasan.
pendistribusian yaitu:
48
b. Membagi tugas kepada bawahan agar pelaksanaan tugas dapat
dilaksanakan.
kerja.
pengeluaran obat.
Pelayanan Kesehatan.
kepada atasan.
rencana.
atasan.
49
Seksi Pencatatan dan Evaluasi dipimpin oleh seorang kepala seksi
dilaksanakan.
penggunaan obat.
Kesehatan.
50
i. Menyiapkan laporan mutasi barang secara berkala dan laporan
lain agar tercapai sasaran dan tujuan daripada Instalasi Farmasi tersebut
51
F. Tabel Sintesa Penelitian
1 (Gracewati Rambu Ladu Untuk mengetahui Metode yang Hasil penelitian menjelaskan bahwa
Day, Muntasir Basri, Rina gambaran manajemen digunakan dalam manajemen logistik obat di Instalasi
Waty Sirait, 2020) logistik obat di Instalasi penelitian ini adalah Farmasi RSUD Waibakul sudah
Farmasi RSUD kualitatif berjalan sesuai Standar Pelayanan
Manajemen Logistik Obat Di Waibakul Kabupaten Kefarmasian di Rumah Sakit dalam
Instalasi Farmasi RSUD Sumba Tengah Permenkes No.72 Tahun 2016, namun
Waibakul Kabupaten Sumba belum efektif dimana masih terdapat
Tengah kendala-kendala dalam setiap tahapan
manajemen. Kendala dalam
perencanaan yaitu jumlah anggaran
yang belum sesuai, sering terjadinya
pergantian dokter, dan kurang
efektifnya penggunaan metode
konsumsi
2 (Pebrianti, 2019) Untuk mengetahui Metode yang Berdasarkan hasil penelitian,
manajemen logistik digunakan dalam implementasi Manajemen Gudang
Manajemen Logistik Pada pada gudang farmasi penelitian ini adalah Farmasi Rumah Sakit RSUD Kabelota
Gudang Farmasi Rumah rumah sakit umum deskriptif kualitatif Kabupaten Donggala belum efektif,
Sakit Umum Daerah daerah kabelota pertama; struktur fasilitas tidak
Kabelota Kabupaten kabupaten donggala memadai, tidak konsisten transportasi
Donggala dalam pengiriman obat, dan tiga
komponen lainnya seperti: penyediaan
persediaan, komunikasi dan
penanganan serta penyimpanan sudah
52
terpenuhi, walaupun masih ada hal-hal
yang perlu ditangani, sehingga
diharapkan kelima komponen tersebut
secara bersama-sama dapat
dilaksanakan secara optimal dan
efektif. Dengan demikian, peneliti
menyimpulkan bahwa pelaksanaan
Manajemen Gudang Farmasi Rumah
Sakit RSUD Kabelota Kabupaten
Donggala belum maksimal, karena
semua komponen pengelolaan logistik
belum dimaksimalkan
3 (Nur Azmi F. Taha, Widya Untuk mengetahui Penelitian ini Hasil penelitian yang diperoleh
Astuty Lolo, Gerald gambaran dari menggunakan menunjukkan bahwa sumber daya
Rundengan, 2021) proses manajemen metode manusia dalam manajemen logistik
logistik obat di Instalasi deskriptif kualitatif
obat di instalasi farmasi berjumlah 3
Determinan Pemilihan Farmasi Dinas dengan
Metode Kontrasepsi Jangka Kesehatan Kota pengambilan data orang Apoteker, 2 orang asisten
Panjang Pada Akseptor KB Manado serta dilakukan melalui Apoteker dan 9 orang THL. Sumber
Aktif Di Puskesmas tersedianya obat wawancara dana dalam proses pengelolaan obat
Pedamaran yang dibutuhkan langsung secara berasal dari dana APBD dan
puskesmas dari mendalam dan APBN. Metode yang dipakai dalam
pelaksanaan terbuka terhadap perencanaan obat yaitu metode
manajemen logistik informan dan
kombinasi, metode pola penyakit dan
obat observasi
metode konsumsi. Pengadaan
dilakukan dengan sistem e-catalogue.
Penyimpanan obat disimpan dalam
gudang farmasi dan disusun secara
53
alfabet dan bentuk sediaan. Kemudian
untuk pendsitribusian obat
dilakukan setiap bulan berdasarkan
LPLPO. Adapun untuk penghapusan
obat dilakukan setiap 5 bulan
sebelum expired date dengan
membuat berita acara penghapusan
obat
4 (Novisa Hamdani, Fitri Untuk mengetahui Metode yang Hasil penelitian menunjukkan aspek
Indrawati, 2022) manajemen logistik digunakan dalam input ditemukan bahwa dari segi dana
obat di gudang farmasi penelitian ini adalah cukup baik, tetapi untuk petugas
Analisis Manajemen Logistik deskriptif kualitatif pengelola obat belum pernah ada
Puskesmas
Obat Di Gudang Farmasi pelatihan, sarana dan prasarana yang
Puskesmas Karangmalang Karangmalang Pimary kurang memadai serta pengadaan
Kota Semarang Kota Semarang yang belum lengkap. Aspek proses
perencanaan dan pengadaan sering
terjadi kekosongan, penyimpanan obat
yang kurang memadai karena memiliki
ukuran bangunan yang kecil, serta
pencatatan dan pelaporan masih ada
obat yang terlewat atau bahkan
kelebihan stok yang mengakibatkan
banyak yang rusak/kadaluarsa
narkoba. Aspek output ketersediaan
obat saat ini sudah sesuai dengan
kebutuhan, namun implementasinya
belum efektif dan efisien karena masih
ada lowongan, kadaluarsa/rusak, dan
54
ketinggalan obat
5 (Widy Susanti Abdulkadir, untuk mengetahui Penelitian ini Hasil penelitian menunjukan proses
Madania ,Teti S. Tuloli, Nur manajemen menggunakan perencanaan dan penyimpanan
Rasdianah, Wahyuni pengelolaan logistik desain pengamatan sediaan farmasi di Instalasi Farmasi
Ahmad, 2022) sediaan farmasi serta Kota Gorontalo belum sesuai dengan
deskriptif dengan
perbekalan kesehatan standar yang ditetapkan oleh
Analisis Manajemen yang meliputi pendekatankualitatif Kemenkes, sedangkan proses
Pengelolaan Logistik perencanaan,pengada dimana data primer pengadaan, pendistribusian dan
Sediaan Farmasi dan an, penyimpanan, diperoleh dari pemusnahan sudah sesuai dengan
Perbekalan Kesehatan di pendistribusian, dan angket berdasarkan standar Kemenkes
Instalasi Farmasi pemusnahan di Petunjuk Teknis
Instalasi Farmasi Kota yang dikeluarkan
Gorontalo
oleh Kemenkes, dan
data sekunder
berasal dari
penelusuran
dokumen
6 (Silvia Hilmawati, Indira Untuk menganalisis Penelitian ini Dari hasil penelitian menunjukkan
Chotimah dan Eny manajemen logistik merupakan jenis bahwa sumber daya manusia yang
Dwimawati, 2020) obat di Puskesmas penelitian kualitatif berada di instalasi farmasi belum
Cipayung Kota Depok dengan metode mencukupi, tempat penyimpanan
Analisis Manajemen Logistik mulai dari unsur input, pengumpulan data logistik obat belum mencukupi dan
Obat Di Puskesmas proses dan output berupa wawancara, untuk ketersediaan obat terkadang
Cipayung Kota Depok observasi dan mengalami kekosongan dikarenakan
Provinsi Jawa Barat Tahun telaah dokumen stok yang tidak tersedia dan waktu
2019 tunggu pemesanan yang lama
55
7 (Suherman, Atik Nurwahyuni, Untuk mengetahui Penelitian ini Hasil perhitungan EOQ dan ROP pada
2019) bagaimana sistem menggunakan obat kategori A dari analisa ABC
manajemen logistik metode deskriptif Indeks Kritis menunjukan hasil yang
Analisa Pengelolaan perbekalan obat serta analitik yang bersifat dapat dipertimbangkan oleh pihak RS
Kebutuhan Logistik Farmasi berbagai kuantitatif serta MBSD untuk digunakan pada evaluasi
pada Instalasi Farmasi permasalahan yang kualitatif dengan perbekalan obat di Instalasi Farmasi
RS MBSD Periode Juli 2017- terjadi pada setiap melakukan
Juni 2018 tahap pelaksanaan di wawancara
Instalasi Farmasi RS mendalam, telaah
MBSD dokumen, dan
penghitungan
klasifikasi analisa
ABC obat
8 (Ita Puspita San, Andi Untuk mengetahui Penelitian ini Hasil penelitian menemukan
Surahman Batara, Muh. bagaimana bersifat kualitatif komponen manajemen logistik telah
Khidri Alwi, 2020) Pengelolaan dilakukan dengan baik dan sesuai
Kebutuhan Logistik standar kefarmasian rumah sakit.
Pengelolaan Kebutuhan Farmasi pada Instalasi Namun, ada beberapa kendala yang
Logistik Farmasi pada Farmasi RS perlu diberi perhatian serius seperti
Instalasi Farmasi RS Islam Faisal Makassar stok beberapa jenis obat belum
tersedia, persediaan obat dengan
Islam Faisal Makassar
harga e-katalog yang kurang, SDM
yang mendukung distribusi obat
khususnya untuk pasien rawat inap
yang masih minim
56
9 (Naela Afiya, Yulian Wahyu Untuk mengetahui Metode yang Berdasarkan hasil penelitian yang
Permadi, St. Rahmatullah, bagaimana digunakan adalah telah dilakukan pada manajemen
Wulan Agustin Ningrum, pengelolaan kualitatif pengeloaan obat di Rumah
2022) manajemen logistik Sakit QIM proses pemilihan 93,9%
obat di instalasi kategori sangat baik, perencanaa
Analisis Pengelolaan farmasi Rumah Sakit 90,9% kategori baik, pengadaan
Manajemen Logistik Obat Di QIM Kabupaten 97,3% kategori sangat baik,
Instalasi Farmasi Rumah Batang penerimaan 100% kategori baik,
penyimpanan 100% kategori sangat
Sakit Qim Batang Tahun
baik, pengendalian 100% kategori
2021 baik, pemusnahan 90,9% kategori
sangat baik dan administrai 100%
kategori sangat baik
10 (Tulus Sintani, Ahmad Zacky Untuk mengetahui Penelitian ini Berdasarkan hasil penelitian didapat
Anwary, M. Febriza bagaimanakah merupakan deskriftif ketersediaan obat dasar terpenuhi
Aquarista, 2018) efektifitas dan dengan pendekatan sesuai standar, namun karena masa
efesiensi kualitatif pandemic covid-19 ini sehingga ada
Efektifitas Dan Efesiensi manajemen logistik beberapa jenis obat yang
Manajemen Logistik Obat obat pada Instalasi tidak tersedia, perencanaan obat
Pada Instalasi Farmasi Dinas Farmasi Dinas dilakukan dengan melihat usulan
Kesehatan Kabupaten Barito Kesehatan Kabupaten Rencana Kebutuhan Obat
Timur Barito Timur (RKO) dari seluruh Puskesmas dan
juga melihat pada 10 penyakit
terbanyak, serta berdasarkan
pada formularium Nasional.
57
G. Kerangka Teori
Perencanaan
Pengendalian
Pengadaan
Pemusnahan &
Penerimaan
Penarikan
Penyimpanan
Kedistribusian Ketersediaan
58
H. Kerangka Konsep
berikut:
Perencanaan
Pengadaan
Penerimaan
Manajemen
Penyimpanan
Logistik Obat
Ketersediaan
Kedistribusian
Pemusnahan &
Penarikan
Pengendalian
Gambar 6
59
I. Definisi Konseptual
1. Perencanaan
2. Pengadaan
3. Penerimaan
dalam kontrak atau surat pesanan dengan kondisi fisik yang diterima.
60
Semua dokumen terkait penerimaan barang harus tersimpan dengan
4. Penyimpanan
yang dinilai aman dari pencurian serta gangguan fisik yang dapat
5. Pendistribusian
keabsahan serta tepat jenis dan jumlah dari gudang obat secara merata
61
indepth interview (wawancara mendalam) mengenai proses
Daya.
7. Pengendalian
62
yang dialami dalam proses pengendalian obat di Instalasi Farmasi
63