Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

MATA KULIAH MANAJEMEN LOGISTIK MEDIK DAN NON-MEDIK RUMAH


SAKIT

UNTUK MEMENUHI TUGAS UJIAN TENGAH SEMESTER

DOSEN PENGAMPU : SAFARI HASAN, S.IP., M.MRS

OLEH

MARISCHA AULIA

NIM : 10822033

S1 ADMINISTRASI RUMAH SAKIT

FAKULTAS TEKNOLOGI DAN MANAJEMEN KESEHATAN INSTITUT ILMU


KESEHATAN BHAKTI WIYATA

TAHUN 2024
Kata Pengantar

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga
penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan lancar. Shalawat serta salam
senantiasa tercurahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW, beserta
keluarga, sahabat, dan pengikutnya hingga akhir zaman.

Penulisan makalah ini bertujuan untuk memberikan pemahaman dan pengetahuan


tentang pentingnya maintenance (pemeliharaan) di lingkungan rumah sakit.
Rumah sakit sebagai institusi pelayanan kesehatan yang kompleks memiliki
banyak aset, baik berupa infrastruktur, peralatan medis, maupun sistem informasi
yang perlu dijaga kondisinya agar dapat berfungsi dengan optimal.

Maintenance yang efektif dan efisien merupakan kunci utama dalam menjaga
kelancaran operasi rumah sakit dan memastikan keselamatan pasien. Melalui
maintenance yang terencana dan terprogram, berbagai masalah dan kerusakan
dapat diantisipasi dan dicegah sebelum terjadi, sehingga meminimalkan risiko
gangguan operasional dan meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan.

Dalam penyusunan makalah ini, penulis telah berusaha semaksimal mungkin


untuk menghadirkan informasi yang akurat dan terkini. Penulis menyadari bahwa
masih terdapat kekurangan dan keterbatasan dalam makalah ini, baik dari segi isi
maupun penyajiannya. Oleh karena itu, penulis dengan terbuka menerima kritik
dan saran yang membangun demi perbaikan makalah ini di masa depan.

Kediri, 23 April 2024

Penulis

ii
Daftar Isi

Kata pengantar ......................................................................................................... ii

Daftar isi .................................................................................................................. iii

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................1

1.1 Latar belakang ......................................................................................... 1-2


1.2 Rumusan masalah ......................................................................................2
1.3 Tujuan ..........................................................................................................2
1.4 Manfaat ........................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN .............................................................................................3

2.1 Konsep pemeliharaan .............................................................................. 3-5


2.2 Lingkup Pemeliharaan ............................................................................. 6-7
2.3 Tata Laksana pemeliharaan ................................................................... 8-14

BAB III PENUTUP ..................................................................................................15

3.1 Kesimpulan .................................................................................................15

3.2 Saran ...........................................................................................................15

Daftar pustaka ........................................................................................................16

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


Kesehatan merupakan salah satu investasi jangka panjang bagi setiap
manusia, karena kesehatan termasuk kebutuhan hidup yang sangat penting
dalam menunjang kegiatan sehari-hari. Pola hidup masyarakat yang berubah
seiring dengan berkembangnya zaman memicu munculnya penyakit-penyakit
baru yang disebabkan oleh perilaku mereka yang salah. Masyarakat yang
awalnya hanya ingin mencoba untuk melakukan pola hidup yang sedang tren
namun berlanjut menjadi sebuah kebiasaan yang dapat membahayakan
kesehatannya, mereka hanya mengikuti apa yang dilihat tanpa mengetahui
resiko yang akan diterima. Masyarakat baru akan menyadari risiko dari
kebiasaan yang mereka lakukan setelah mendapat masalah pada
kesehatannya. Oleh sebab itu kebutuhan masyarakat akan pelayanan
kesehatan terus meningkat dan beragam karena kini mereka sadar akan
pentingnya kesehatan. Itulah mengapa kebutuhan akan prasarana kesehatan
harus terus meningkat (Mongkaren, 2013). Tersedianya prasarana kesehatan
mulai dari praktek dokter, Puskesmas hingga rumah sakit milik pemerintah
maupun swasta sangatlah membantu masyarakat untuk memeriksakan diri
mereka (Sharon dan Santoso, 2017).

Menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 54 Tahun 2015 yang


dimaksud alat kesehatan adalah instrumen, aparatus, mesin, perkakas,
implan, reagen In vitro dan kalibratornya, perangkat lunak, material yang
digunakan tunggal atau kombinasi, untuk mencegah, mendiagnosis,
menyembuhkan, dan meringankan penyakit, merawat orang sakit, memulihkan
kesehatan pada manusia, dan/atau memperbaiki fungsi dan membentuk
struktur tubuh, menghalangi pembuahan, desinfeksi alat kesehatan, dan
pengujian in vitro terhadap spesimen dari tubuh manusia, dan dapat
mengandung obat yang tidak mencapai kerja utama pada tubuh manusia
melalui proses farmakologi, imunologi atau metabolisme untuk dapat
membantu fungsi yang diinginkan. Alat kesehatan memenuhi persyaratan
mutu, standar pelayanan, keamanan, keselamatan, dan layak pakai perlu diuji
dan kalibrasi Agar terjamin ketersediaannya.

Peralatan kesehatan terdiri dari peralatan medis dan peralatan non medis.
Peralatan medis merupakan peralatan yang digunakan untuk keperluan terapi,
rehabilitasi, dan penelitian medik baik secara langsung maupun tidak
langsung. Adanya pemeliharaan peralatan medis sebagai salah satu investasi
besar bagi rumah sakit diharapkan juga akan memperpanjang usia pakai.
Kebutuhan biaya kegiatan pemeliharaan peralatan medis akan meningkat
setiap tahun sesuai dengan peningkatan usia pakainya. Perkiraan biaya

1
pemeliharaan selama satu tahun yaitu sekitar 5% sampai 6% dari nilai
investasi peralatan medis. Pemeliharaan peralatan harus dievaluasi dan
didokumentasikan secara berkala dan berkesinambungan serta dioperasikan
oleh petugas yang mempunyai kompetensi dibidangnya.

Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 004/MENKES/SK/1/2003 tentang


kebijakan dan strategi desentralisasi bidang kesehatan menyebutkan bahwa
salah satu tujuan strategis adalah upaya penataan manajemen kesehatan di
era desentralisasi adalah mengembangkan sub sistem pemeliharaan dan
optimalisasi pemanfaatan sarana dan alat kesehatan. Ruang lingkup
manajemen kesehatan salah satunya bertugas untuk mengurus manajemen
logistik. Proses logistik bertujuan untuk meminimalkan kerusakan,
pemborosan, kadaluarsa, kehilangan alat yang akan memiliki dampak pada
biaya operasional rumah sakit. Keberhasilan pelayanan kesehatan di rumah
sakit dapat tercapai jika tersedianya biaya operasional dan pemeliharaan
sarana dan alat kesehatan yang memadai. Sehingga perlu penyusunan teknis
dan Standard Operational Procedure (SOP) tentang pemeliharaan dan
optimalisasi pemanfaatan sarana rumah sakit dan alat kesehatan.

1.2 Rumusan masalah


1. Bagaimana Ruang lingkup pemeliharaan di Rumah Sakit dalam
meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan ?
2. Bagaimana tata laksan pemeliharaan dirumah sakit ?
3. Apa saja pendokumentasian pemeliharaan di Rumah Sakit ?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui ruang lingkup pemeliharaan dirumah sakit.
2. Untuk mengetahui cara-cara pelaksanaan pemeliharaan yang baik dan
benar.
3. Untuk mengetahui pendokumentasian pemeliharaan dirumah sakit

1.4 Manfaat
a. Bagi penulis : meningkatkan pengetahuan dan pemahaman,
mengembangkan kemampuan menulis ilmiah, melatih kemampuan
berpikir kritis, meningkatkan kemampuan komunikasi, dan
meningkatkan kepercayaan diri.
b. Bagi pembaca : mendapatkan informasi dan pengetahuan baru,
memahami suatu topik secara mendalam, meningkatkan
kemampuan berpikir kritis, mendapatkan referensi untuk penelitian,
dan meningkatkan kemampuan menulis.

BAB II
PEMBAHASAN

2
2.1 Konsep Pemeliharaan

A. Pengertian Pemeliharaan

Istilah maintenance seringkali digunakan dan diartikan sebagai pemeliharaan atau


perawatan. Pemeliharaan atau perawatan merupakan konsep aktivitas yang
diperlukan untuk menjaga kualitas mesin agar dapat berfungsi dengan baik seperti
kondisi normalnya. Pemeliharaan merupakan bentuk kegiatan yang dilakukan
untuk mengembalikan atau mempertahankan kondisi mesin agar selalu dapat
berfungsi. Pemeliharaan juga merupakan kegiatan pendukung yang menjamin
kelangsungan mesin dan peralatan sehingga pada saat dibutuhkan dapat
digunakan sesuai harapan. Sehingga kegiatan pemeliharaan merupakan seluruh
rangkaian aktivitas yang dilakukan untuk mempertahankan mesin dan peralatan
pada kondisi operasional dan aman, serta apabila terjadi kerusakan dapat
dikendalikan (Ansori & Mustajib, 2014). Proses pemeliharaan dapat digambarkan
sebagai model input output seperti pada Gambar 1 (Al-Turki, 2011).

B. Menurut WHO (World Health Organization) dan Depkes (2001)

Menurut World Health Organization (1994), pemeliharaan peralatan dapat


dilaksanakan oleh petugas operator alat, tenaga pemeliharaan sarana rumah
sakit, oleh teknisi yang mempunyai pengetahuan khusus tentang peralatan yang
bersangkutan atau oleh tenaga ahli yang mempunyai pengetahuan khusus.
Pelaksanaan pemeliharaan oleh petugas operator yang dimaksud WHO adalah
melaksanakan pengoperasian alat sesuai dengan protap, dimulai dari persiapan
sampai dengan pengemasan dan penyimpanan alat hal ini dapat dilihat pada
contoh protap pengoperasian alat ECG. Sedangkan tindakan pemeliharaan yang

3
dilakukan oleh teknisi yang mempunyai pengetahuan khusus tentang peralatan
kesehatan, adalah tindakan pemeliharaan yang sesuai protap pemeliharaan alat,
yang dimulai dari persiapan alat sampai dengan pelaporan kecuali pelaksanaan
pengujian dan kalibrasi.

Pedoman Operasional Pemeliharaan peralatan Kesehatan Depkes (2001),


Bahwa pemeliharaan peralatan kesehatan elektromedik merupakan suatu upaya
yang dilakukan agar supaya peralatan kesehatan selalu dalam kondisi laik pakai,
dapat difungsikan dengan baik dan menjamin usia pakai lebih lama. Aspek-aspek
yang berkaitan dalam pelaksanaan pemeliharaan yaitu Sumber daya manusia
(SDM), Fasilitas dan peralatan kerja, dokumen pemeliharaan, suku cadang dan
bahan pemeliharaan. Aspek-aspek ini pada umumnya memerlukan pembiayaan.
Biaya pemeliharaan meliputi biaya pemeliharaan preventif, korektif dan darurat.
Biaya pemeliharaan preventif antara lain biaya pembelian bahan pemeliharaan
dan bahan penggantian bagian alat (manset, balon, air raksa, oli, Dsb.), biaya
pengujian unjuk kerja dan keamanan alat (kalibrasi). Biaya pemeliharaan korektif
antara lain biaya perbaikan overhaul suction pump (pembelian oli, klep, membran).
Biaya pemeliharaan darurat adalah biaya perbaikan mendadak atas kerusakan
alat, pada umumnya perbaikan darurat dilaksanakan oleh teknisi luar (pihak
Ketiga).

C. Manfaat pemeliharaan
1. Meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan.
2. Meningkatkan efisiensi dan efektivitas penggunaan sarana, prasarana, dan
peralatan rumah sakit.
3. Memperpanjang usia pakai sarana, prasarana, dan peralatan rumah sakit.
4. Menurunkan biaya pemeliharaan.
5. Meningkatkan keselamatan pasien dan staf rumah sakit.
6. Menciptakan lingkungan rumah sakit yang nyaman dan aman.

D. Strategi Pemeliharaan

4
Prinsip pemeliharaan adalah menjaga tingkat konsistensi dalam mengoptimalkan
produksi dan kesiapan fasilitas tanpa mengesampingkan keselamatan. Untuk
mencapainya diperlukan strategi pemeliharaan. Proses pemeliharaan umumnya
dibagi dua: pemeliharaan perencana dan tidak terencana. Gambar 2 menunjukkan
beberapa strategi yang dapat digunakan menurut Duffuaa et al, 1999.

E. Elemen penting dalam manajemen pemeliharaan

Terdapat dua elemen penting pada pendekatan manajemen pemeliharaan yaitu:


• Manajemen pemeliharaan merupakan aktivitas penting karenanya harus
dikelola secara strategis. Siklus manajemen pemeliharaan (Gambar 3)
meliputi tahapan: (1) perencanaan dan penjadwalan, (2) Implementasi, (3)
monitoring dan pengendalian, dan (4) evaluasi
• Manajemen pemeliharaan secara efektif perlu didasarkan pada model
kuantitatif (model matematis) yang mengintegrasikan pemeliharaan dan
kebijakan lain seperti produksi dsb. Model matematis untuk mendapatkan
parameter optimal dalam menentukan strategi pemeliharaan yang
diturunkan dari model mekanisme kegagalan dari kondisi peralatan.

5
2.2 Lingkup pemeliharaan di Rumah sakit

Pekerjaan pemeliharaan meliputi jenis pembersihan, perapian, pemeriksaan,


pengujian, perbaikan dan/atau penggantian bahan atau perlengkapan, dan
kegiatan sejenis lainnya berdasarkan pedoman pengoperasian dan pemeliharaan
sarana – prasarana.

A. Lingkup Pemeliharaan Arsitektural Gedung

1. Memelihara secara baik dan teratur jalan keluar sebagai sarana


penyelamat bagi pemilik dan pengguna gedung.
2. Memelihara secara baik dan teratur unsur rapih dan bersih. Unsur tampak
luar gedung sehingga tetap
3. Memelihara secara baik dan teratur unsur unsur dalam ruang serta
perlengkapannya.
4. Menyediakan sistem dan sarana pemeliharaan yang memadai dan
berfungsi secara baik, berupa perlengkapan / peralatan tetap dan/atau alat
bantu kerja (tools).
5. Melakukan cara pemeliharaan ornamen arsitektural dan dekorasi dengan
benar.

B. Lingkup Pemeliharaan Struktural Gedung

1. memelihara secara baik dan teratur unsur-unsur struktur gedung dari


pengaruh korosi, cuaca, kelembaban, dan pembebanan di luar batas
kemampuan struktur, serta pencemaran lainnya.
2. Memelihara secara baik dan teratur unsur-unsur pelindung struktur.
3. Melakukan pemeriksaan secara berkala sebagai bagian dari perawatan
preventif (Preventive maintenance).

6
4. Mencegah dilakukan perubahan dan atau penambahan fungsi kegiatan
yang Menyebabkan meningkatnya beban yang berkerja pada gedung di
luar batas beban yang direncanakan.
5. Melakukan cara pemeliharaan dan perbaikan struktur gedung dengan
benar serta mengfungsikan nya agar sesuai dengan penggunaan yang
direncanakan.
6. Memelihara dan melakukan pemeriksaan secara berkala terhadap sistem
tata udara, agar mutu udara dalam ruangan tetap memenuhi persyaratan
teknis dan kesehatan yang disyaratkan meliputi pemeliharaan peralatan
utama dan saluran udara.

C. Lingkup Pemeliharaan Tata Ruang Luar Gedung

1. Memelihara secara baik dan teratur kondisi dan permukaan tanah dan/atau
halaman luar bangunan gedung.
2. Memelihara secara baik dan teratur unsur-unsur pertamanan di luar dan di
dalam bangunan gedung, seperti vegetasi (landscape), bidang perkerasan
(hardscape ), perlengkapan ruang luar (landscape furniture), saluran
pembuangan, pagar dan pintu gerbang, lampu penerangan luar, serta
pos/gardu jaga.
3. Menjaga kebersihan di luar bangunan gedung, pekarangan dan
lingkungannya.
4. Melakukan cara pemeliharaan taman dengan benar oleh petugas yang
mempunyai keahlian dan/atau kompetensi di bidangnya.

D. Lingkup Pemeliharaan Sanitasi dan Lingkungan

1. Memelihara dan melakukan pemeriksaan secara berkala terhadap sistem


distribusi air yang meliputi penyediaan air bersih, sistem instalasi air kotor,
sprinkler dan septik tank, serta sistem pengolahan air limbah.
2. Memelihara dan melakukan pemeriksaan secara berkala terhadap sistem
pengelolaan sampah, baik sampah medis maupun sampah non – medis.

E. Lingkup Pemeliharaan Elektrikal (Alat dan Kelistrikan)

1. Melakukan pemeriksaan periodik dan memelihara pada perlengkapan


pembangkit daya listrik cadangan.
2. Melakukan pemeriksaan periodik dan memelihara pada perlengkapan
penangkal petir.
3. Melakukan pemeriksaan periodik dan memelihara sistem instalasi listrik,
baik untuk
4. Pasokan daya listrik maupun untuk penerangan ruangan.
5. Melakukan pemeriksaan periodic dan memelihara jaringan instalasi tata
suara dan

7
6. Komunikasi (telepon) serta data. 5. Melakukan pemeriksaan periodik dan
memelihara jaringan sistem tanda bahaya dan alarm.
7. Memelihara dan melakukan pemeriksaan berkala system transportasi
elektrikal dalam gedung, baik berupa lif, eskalator, travelator, tangga, dan
peralatan transportasi elektrikal lainnya.

F. Lingkup Pemeliharaan Tata Graha (House Keeping)

Meliputi seluruh kegiatan Housekeeping yang terkait dengan pemeliharaan dan


perawatan sarana prasarana, di antaranya: mengenai Cleaning Service,
Landscape, Pest Control, General Cleaning mulai dari persiapan pekerjaan,
proses operasional sampai hasil kerja akhir.

1. Pemeliharaan Kebersihan (Cleaning Service) Program kerja pemeliharaan


kerja gedung meliputi program kerja harian, mingguan, bulanan dan
tahunan yang bertujuan untuk memelihara kebersihan gedung yang
meliputi kebersihan Public Area, Office Area dan Toilet Area serta
kelengkapannya.
2. Pemeliharaan dan Perawatan Hygiene Service Program kerja Hygiene
Service meliputi program pemeliharaan dan perawatan untuk pengharum
ruangan dan anti septik yang memberikan kesan bersih, harum, sehat
meliputi ruang kantor, lobby, lif, ruang rapat maupun toilet yang disesuaikan
dengan fungsi dan keadaan ruangan.
3. Pemeliharaan Pest Contro Program kerja pelaksanaan pemeliharaan dan
perawatan Pest Control bisa dilakukan setiap tiga bulan atau enam bulan
dengan pola kerja bersifat umum, berdasarkan volume gedung secara
keseluruhan dengan tujuan untuk menghilangkan. Hama tikus, serangga
dan dengan cara penggunaan pestisida, penyemprotan, pengasapan

8
(fogging) atau fumigasi, haik indoor maupun outdoor untuk memberikan
kenyamanan kepada pengguna gedung.
4. Program General Cleaning adalah Program pemeliharaan kebersihan yang
dilakukan secara umum untuk sebuah gedung dilakukan untuk tetap
menjaga keindahan, kenyamanan maupun performance gedung yang
dikerjakan pada hari hari tertentu atau pada hari libur yang bertujuan untuk
mengangkat atau mengupas kotoran pada suatu objek tertentu, misalnya
lantai, kaca bagian dalam, dinding, toilet dan perlengkapan kantor.

2.3 Tata Laksana

A. Pengoperasian Peralatan
Beberapa tahapan kegiatan yang perlu diperhatikan dan dilakukan
dalam operasionalisasi peralatan yaitu tahapan persiapan
pelaksanaan pengoperasian dalam pelayanan dan penyimpanan
peralatan apabila telah selesai digunakan..
1. Persiapan Pengoperasian
Berbagai aspek yang harus dipenuhi dan disiapkan agar peralatan
siap dioperasikan adalah:
• Peralatan harus dikondisikan dalam keadaan baik pakai
lengkap dengan aksesoris yang diperlakukan.
• Terpelihara dengan baik, sertifikat kalibrasi yang masih
berlaku, ijin operasional yang masih berlaku bagi peralatan
yang memerlukan ijin.
• Prasarana yang diperlukan oleh masing-masing alat (misal
listrik, air, gas, uap) tersedia dengan kapasitas dan kualitas
yang memenuhi kebutuhan
• Bahan operasional tersedia dan cukup sesuai dengan
kebutuhan pelayanan. Kemudian SDM siap, baik dokter,
operator maupun paramedik, dll, sesuai dengan tindakan
pelayanan yang dilaksanakan

2. Pelaksanaan pengoperasian dalam pelayanan


Pelaksanaan pengoperasian peralatan dalam pelayanan medik
kepada pasien, secara teknis agar mengikuti urutan yang baku
untuk setiap alat, mulai dari: alat dihidupkan sampai alat dimatikan
setelah selesai melakukan suatu kegiatan pelayanan medik. Dalam
hal ini perlu diperhatikan tombol atau sakelar mana saja yang
dioperasikan (ON) lebih dulu dan tombol / sakelar mana yang
dioperasikan kemudian secara berurutan sampai pengoperasian
alat sesuai pelayanan medik selesai. Demikian halnya pada waktu
mematikan alat, makan tombol/sakelar yang terakhir dioperasikan

9
(ON) harus lebih awal dimatikan (OFF) dan seterusnya secara
berurutan, sehingga tombol yang pertama dihidupkan.

B. Kriteria Pemeliharaan.
Dalam pelaksanaan pemeliharaan peralatan kesehatan terdapat
dua kriteria pemeliharaan, yaitu:

1. Pemeliharaan Terencana
Pemeliharaan terencana adalah kegiatan pemeliharaan yang
dilaksanakan. Terdapat alat sesuai dengan jadwal yang telah
disusun, jadwal pemeliharaan disusun dengan memperhatikan
jenis peralatan, jumlah, kualifikasi petugas sesuai dengan
bidangnya dan pembiayaan yang tersedia. Pemeliharaan.
Terencana meliputi pemeliharaan preventif pencegahan dan
pemeliharaan korektif/perbaikan.

2. Pemeliharaan Preventif
Pemeliharaan preventif atau pencegahan adalah kegiatan
pemeliharaan berupa perawatan dengan membersihkan alat yang
dilaksanakan setiap hari oleh operator dan kegiatan penyetelan,
pelumasan serta pergantian bahan pemeliharaan yang
dilaksanakan oleh teknisi secara berkala. Pemeliharaan Preventif
bertujuan guna memperkecil kemungkinan terjadi kerusakan.
Untuk jenis alat tertentu pemeliharaan preventif dapat dilakukan
pada alat sedang jalan/ operasional running maintenence, melalui
pemeriksaan dengan melihat, merasakan, mendengarkan
bekerjanya alat, baik tanpa maupun menggunakan alat ukur. Pada
waktu running maintenence. Dilakukan juga pelumasan dan
penyetelan bagian-bagian alat tertentu yang memerlukan.
Pemeliharaan preventif dengan running maintenence biasanya
tidak. Dilakukan untuk peralatan kesehatan. Pemeliharaan
preventif untuk peralatan kesehatan umumnya dilakukan pada
waktu alat tidak operasional/shut down maintenence, yaitu alat
dalam keadaan dimatikan lalu dipelihar. Dalam hal ini kegiatan
pemeliharaan dapat berupa pembersihan, pelumasan,
pengecekan fungsi komponen, penyetelan, penggantian bahan
pemeliharaan, pengukuran pengeluaran dan keselamatan.

3. Pemeliharaan Korektif
Pemeliharaan korektif adalah kegiatan pemeliharaan yang bersifat
perbaikan terhadap peralatan yang mengalami kerusakan dengan
atau tanpa penggantian suku cadang. Pemeliharaan korektif
dimaksudkan untuk mengembalikan kondisi peralatan yang rusak
kekondisi siap operasional dan baik pakai dapat difungsikan

10
dengan baik. Tahap akhir dari pemeliharaan korektif adalah
kalibrasi teknis yaitu pengukuran kuantitatif keluaran dan
pengukuran aspek keselamatan. Sedangkan kalibrasi yang bersifat
teknis dan legalitas penggunaan alat harus dilakukan oleh institusi
penguji yang berwenang. Perbaikan korektif dilakukan terhadap
peralatan yang mengalami kerusakan dan dilakukan secara
terencana. Overhaul adalah bagian dari pemeliharaan korektif,
yaitu kegiatan perbaikan terhadap peralatan dengan mengganti
bagian-bagian utama alat, bertujuan untuk mengembalikan fungsi
dan kemampuan alat yang sudah menurun karena usia dan
penggunaan.

4. Pengujian dan Kalibrasi


Akurasi suatu instrumen tidak dengan sendirinya timbul dari
rancangan yang baik. Rancangan suatu instrumen merupakan
hasil kompromi antara kinerja, stabilitas, keandalan dan biaya serta
faktor-faktor lain yang mempengaruhinya. Akurasi dapat diperoleh
hanya dari kegiatan kalibrasi yang benar, sedangkan stabilitas dan
keandalan dapat diketahui dari pengujian, atas dasar inilah
perlunya dilakukan pengujian dan kalibrasi terhadap instrumen
secara teratur. Pengujian atau kalibrasi wajib dilakukan terhadap
alat kesehatan dengan
kriteria:
o Belum memiliki sertifikat dan tanda lulus pengujian atau
kalibrasi.
o Masa berlaku sertifikat dan tanda lulus pengujian atau
kalibrasi telah habis
o Diketahui penunjukannya atau keluarnya atau kinerjanya (
Performance) atau keamanannya (safety) tidak sesuai lagi,
walaupun.

5. Pemeliharaan Tidak Terencana


Pemeliharaan tidak terencana adalah kegiatan pemeliharaan yang
bersifat darurat berupa perbaikan terhadap kerusakan alat yang
mendadak tidak terduga dan harus segera dilaksanakan
mengingat alat sangat dibutuhkan dalam pelayanan. Untuk dapat
melaksanakan pemeliharaan tidak terencana,

C. Aspek Pemeliharaan dan Pembiayaan


Agar pemeliharaan peralatan kesehatan dapat dilaksanakan
dengan sebaik- baiknya, maka unit kerja pemeliharaan yang
berkaitan dan memadai meliputi, sumber daya manusia yaitu
teknis, fasilitas dan peralatan kerja, dokumen pemeliharaan, suku

11
cadang dan bahan pemeliharaan. Aspek- aspek pemeliharaan ini
pada umumnya memerlukan pembiayaan. Pembiayaan tahunan
untuk pemeliharaan peralatan diajukan oleh bagian umum yang
disampaikan dalam rencana anggaran pembiayaan pemeliharaan
peralatan yang ditujukan ke Direktur Rumah Sakit. Biaya ini
berhubungan dengan komponen yang dibutuhkan dan laporan
kemajuan tentang apa yang telah direncanakan, waktu
pelaksanaan inspeksi dan perbaikan, serta lamanya perbaikan
tersebut dan komponen yang tersedia di bagian gudang. Kegiatan
pencatatan dimaksudkan untuk penyusunan perencanaan dan
penjadwalan.

D. Pendokumentasian Pemeliharaan
Dokumen pemeliharaan sangat penting dalam mencapai
keberhasilan pelaksanaan pemeliharaan. Dokumen pemeliharaan
terdiri dari dokumen teknis dan data atau laporan hasil pemeliharaa.
Data atau hasil pemeliharaan yaitu dokumen yang berisi data yang
berhubungan dengan kegiatan pemeliharaan peralatan; pada
umumnya merupakan kumpulan atau kronologis hasil
pemeliharaan setiap alat,
Meliputi:

3. Inventaris Peralatan

Inventarisasi peralatan ini berisi data yang berkaitan dengan aspek


teknik setiap type/ medel alat untuk nama dan merk alat yang sama,
mencakup :
• nama alat
• merk
• Model/type
• nama perusahaan yang menanganinya. bila perlu
ditambahkan kelengkapan seperti: operating manual dan
service manual; kalau tidak memilikinya maka perlu
diusahakan kepada agen atau instansi lainnya agar dapat
dipenuhi, berapa jumlahnya alat yang type/ modelnya sama.
Total peralatan yang tertuang dalam lembar inventarisasi ini
akan menjadi beban kerja pemeliharaan. Dari data ini akan
dapat diprediksi kebutuhan aspek pemeliharaan secara
keseluruhan, sehingga pemeliharaan peralatan dapat
dilaksanakan dengan baik. Inventarisasi peralatan guna
kepentingan pemeliharaan alat dilakukan oleh pengelola
pemeliharaan dan ditinjau secara periodik, paling tidak

12
setahun sekali dan setiap ada perubahan atau penambahan
peralatan baru.

4. Label Pemeriksaan Alat


Label pemeliharaan adalah label yang dipasang pada setiap alat
dengan maksud memudahkan kepada setiap petugas terkait untuk
mengetahui data mengenai suatu alat. Label ini berlaku untuk
setiap alat membuat data masing-masing alat yang berkaitan erat
dengan aspek pemeliharaan, yaitu:

Data statis, meliputi:


• Nama alat (bila perlu tambahan merk/typeny
• Nomor serial
Data tersebut diatas dibuat pada saat mulai dimasukkan pada
daftar inventarisasi di rumah sakit
Data dinamis meliputi:
• Tanggal kegiatan pemeliharaan dilakukan
• periodik pemeliharaan alat
• Paraf petugas
Data ini dituliskan pada label pemeliharaan oleh teknisi, label
menjelaskan bahwa alat tersebut telah dilakukan pemeriksaan
untuk detail pekerjaan.

E. Catatan Pemeliharaan Alat


Catatan pemeliharaan peralatan berupa lembaran formulir yang
disimpan pada urusan administrasi teknis peralatan diunit kerja
pemeliharaan, dengan maksud agar memudahkan petugas
administrasi teknis dan teknisi untuk mengetahui data alat dan
penanganan apa saja yang telah dilakukan pada alat tersebut.
Formulir ini memuat data masing-masing alat yang berkaitan erat
dengan kegiatan pemeliharaan dan luas dari label pemeliharaan
alat yaitu:
Data statis, meliputi:
• Nama rumah sakit
• Nama instansi pelayanan tempat alat tersebut digunakan
• Nama alat sesuai fungsinya
• Merk alat, type/model
• Nomor seri
• Periode pemeliharaan
Data tersebut diatas dibuat saat alat mulai diinventarisasi dirumah
sakit.
Data Dinamis, meliputi:

13
• Daftar pemeriksaan yang dilakukan sesuai dengan jenis
peralatan
• Keluhan yang berapa gejala dan kondisi yang terjadi
sebelum dilakukan pemeliharaan
• Uraian kegiatan dan hasilnya, untuk setiap kegiatan
pemeliharaan yang dilakukan pada alat yang bersangkutan
• Pemberi tugas
• Pelaksana, nama teknisi yang melakukan pemeliharaan
• Pengguna alat

14
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Berdasarkan uraian diatas dapat di tarik kesimpulan yaitu Pemeliharaan rumah


sakit merupakan kegiatan yang sangat penting untuk menjaga kelancaran operasi
rumah sakit dan memberikan pelayanan kesehatan yang bermutu. Pemeliharaan
yang baik dan terencana dapat membantu rumah sakit mencapai tujuannya, yaitu
memberikan pelayanan kesehatan yang bermutu, aman, dan nyaman bagi pasien.
Tata laksana pemeliharaan rumah sakit yang baik dan terencana harus meliputi
perencanaan, pelaksanaan, Monitoring, dan evaluasi pemeliharaan. Dengan tata
laksana pemeliharaan yang baik, rumah sakit dapat memastikan bahwa
bangunan, instalasi, dan peralatan rumah sakit selalu dalam keadaan baik dan
berfungsi optimal.

Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pemeliharaan rumah sakit:

• Pemeliharaan harus dilakukan secara berkelanjutan dan terencana.


• Pemeliharaan harus dilakukan oleh petugas yang kompeten dan
berpengalaman.
• Suku cadang dan bahan habis pakai yang digunakan harus berkualitas
baik.
• Dokumentasi pemeliharaan harus disimpan dengan baik.
• Dengan memperhatikan beberapa hal tersebut, diharapkan pemeliharaan
rumah sakit dapat dilakukan dengan baik dan efektif.

3.2 Saran

Diharapkan agar pembaca mampu memahami isi dari makalah. Penulis menyadari
bahwa masih terdapat kekurangan baik dari penyajian data atau penulisan.
Semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi kita semua dan menambah wawasan
kita pentingnya memahami maintenance/ pemeliharaan sarana prasarana
dirumah sakit.

15
Daftar Pustaka

Al-Turki, U. (2011). A Framework for Strategi Planing in Maintenance. Journal


of Quality in Maintenance Engineering, 17, 150-162.

Aris Dwi Cahyono, F. H. (2023). Analisis Manajemen Dalam Pemeliharaan


Alat Medis di RSUD Kabupaten Kediri. Jurnal Penelitian Keperawatan ,
221-230.

Nugraha, H. (2022, Mei 22). Buku Petunjuk Sarana Prasarana. Diambil


kembali dari Scribd: https://id.scribd.com/document/575239827/7-
BUKU-PETUNJUK-TEKNIS-PEMELIHARAAN-SARANA-PRASARANA-
RUMAH-SAKIT

Pranowo, I. D. (2019). Sistem Dan Manajemen Pemeliharaan. sleman:


deepublish publisher.

16

Anda mungkin juga menyukai