Peraturan Walikota Banjarbaru No. 50 tahun 2016 tentang Kedudukan,
Susunan Organisasi, Tugas Fokok dan Fungsi serta Tata Kerja, dimana Dinas Kesehatan Kota Banjarbaru dibagi menjadi 3 (tiga) Bidang dimana salah satu Bidang Pelayanan dan Sumber Daya Kesehatan membawahi 3 seksi yaitu salah satunya Seksi Kefarmasian dan Alat Kesehatan.
Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan, Pasal 14 ayat
(1), menyatakan bahwa “Pemerintah bertanggung jawab merencanakan, mengatur, menyelenggarakan, membina, dan mengawasi penyelenggaraan upaya kesehatan yang merata dan terjangkau oleh masyarakat”. Sesuai dengan RPJPN 2005-2025, sasaran pembangunan jangka menengah 2020-2024 adalah mewujudkan masyarakat Indonesia yang mandiri, maju, adil, dan makmur melalui percepatan pembangunan di berbagai bidang dengan menekankan terbangunnya struktur perekonomian yang kokoh berlandaskan keunggulan kompetitif di berbagai wilayah yang didukung oleh sumber daya manusia yang berkualitas dan berdaya saing.
Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
HK.01.07/Menkes/422/2017 tentang Rencana Strategis Kementerian Kesehatan Tahun 2015-2019, sasaran Program Kefarmasian dan Alat Kesehatan adalah meningkatnya akses, kemandirian dan mutu sediaan farmasi dan alat kesehatan.
Untuk mewujudkan pusat kesehatan masyarakat yang efektif, efisien, dan
akuntabel dalam penyelenggaraan pelayanan kesehatan tingkat pertama yang bermutu dan berkesinambungan dengan memperhatikan keselamatan pasien dan masyarakat, dibutuhkan pengaturan organisasi dan tata hubungan kerja pusat kesehatan masyarakat. Pemenuhan sarana, prasarana dan alat kesehatan (SPA) harus bersamaan dengan peningkatan tata kelola yang baik. Kompetensi fasilitas pelayanan kesehatan harus dipenuhi dan dikelola dengan adanya SPA, Sumber Daya Manusia (SDM), pemenuhan akreditasi, pembiayaan, sistem pelayanan, dan rujukan.
Sesuai dengan salah satu prioritas pembangunan, Dinas Kesehatan Kota
Banjarbaru berperan sebagai regulator, penyedia pelayanan kesehatan yang bermutu, dan pemberdayaan masyarakat dalam bidang kesehatan yang meliputi jumlah penduduk 270.021 Jiwa, 5 kecamatan yang terdiri dari 10 Puskesmas, Puskeskel sebanyak 14 buah dan pustu sebanyak 17 buah.
B. TUGAS FOKOK Adapun Tugas Pokok Seksi Kefarmasian dan Alat Kesehatan antara lain :
1. Menyusun perencanaan program sediaan farmasi, makanan minuman, Bahan
Medis Habis Pakai (BMHP) dan alat kesehatan 2. Menyusun pedoman, petunjuk pelaksanaan, petunjuk teknis serta prosedur tetap program pembinaan sediaan farmasi, makanan minuman, Bahan Medis Habis Pakai (BMHP) dan alat Kesehatan 3. Melaksanakan penanganan urusan kefarmasian (Obat/bahan baku obat/industri kosmetik), makanan dan minuman, sarana produksi sediaan farmasi berupa industri farmasi, usaha kecil, mikro obat tradisional, industri bahan baku obat, industri kosmetika, bahan obat narkotika, psikotropika dan zat adiktif (NAPZA)makan dan minuman, distribusi obat 4. Melaksanakan pembinaan dan pengawasan serta tindak lanjut pengawasan perizinan Apotek, Toko Obat, Toko Alat Kesehatan dan Optikal, Usaha Mikro Obat Tradisional (UMOT) 5. Melakukan Distribusi Alat Kesehatan, Obat, Vaksin, Bahan medis Habis Pakai (BMHP), makanan dan minuman ke Puskesmas serta Fasilitas Kesehatan Lainnya 6. melaksanakan pengelolaan vaksin, obat program penanggulangan tuberkulose, malaria, HIV AIDS, diare, kusta, kesehatan ibu dan anak, vitamin A dan gizi tingkat Kota Banjarbaru, serta bahan farmasi dukungan pelayanan kesehatan 7. melaksanakan pengelolaan logistik obat dan perbekalan kesehatan buffer/ bencana Tingkat Kota Banjarbaru 8. melaksanakan pembinaan penggunaan obat generik dan advokasi implementasi pedoman dan standar untuk peningkatan penggunaan obat rasional tingkat Kota Banjarbaru, dan melaporkan dan mempertanggungawabkan pelaksanaan tugas Seksi Kefarmasian dan Alat Kesehatan 9. Melaksanakan Upaya Penyediaan Sarana & Prasarana dan Pendukung Fasilitas Pelayanan Kesehatan/ Alat Kesehatan serta Obat dan Vaksin 10. Melakukan pemantauan, evaluasi dan pelaporan dl bidang sediaan farmasi, makanan minuman, Bahan Medis Habis Pakai (BMHP) dan alat kesehatan 11. Melaksanakan rekomendasi izin usaha sarana farmasi, makanan minuman dan alat kesehatan 12. Melaksanakan koordinasi lintas program, lintas sektor dibidang sediaan farmasi, makanan minuman, Bahan Medis Habis Pakai (BMHP) dan alat kesehatan 13. Melaksanakan tugas Iain yang diberikan oleh Kepala Bidang sesuai dengan tugas dan fungsinya
C. MAKSUD DAN TUJUAN
Laporan Kinerja Seksi Kefarmasian dan Alat Kesehatan merupakan bentuk
akuntabilitas dari pelaksanaan tugas dan fungsi yang diberikan kepada Seksi Kefarmasian dan Alat Kesehatan atas penggunaan anggaran. Pelaporan kinerja memberikan informasi kinerja yang terukur atas kinerja yang telah dicapai dan sebagai upaya perbaikan berkelanjutan untuk meningkatkan kinerja.
D. ASPEK STRATEGIS
Keberhasilan pelaksanaan kegiatan dan program di Seksi Kefarmasian dan Alat
Kesehatan Dinas Kesehatan Kota Banjarbaru Tahun 2022 ditentukan oleh bagaimana mengoptimalkan sumberdaya yang ada dalam lingkungan yang kondusif dan meminimalkan hambatan dan kendala yang ada. Hambatan yang ada menjadi bahan perbaikan bagi Seksi Kefarmasian & Alkes Dinas Kesehatan Kota Banjarbaru tahun 2023 untuk meningkatkan kinerja di masa yang akan datang.
Berikut adalah hambatan yang ditemui dalam pelaksanaan kegiatan dan
program tahun 2022 sebagai berikut :
1. Belum lengkapnya kualifikasi dan kurangnya tenaga untuk melaksanakan kegiatan
teknis dan administratif, jumlah dan kualifikasi tenaga kefarmasian sangat kurang. Pada akhir tahun 2022 sampai sekarang pada seksi Kefarmasian & Alkes tersedia hanya ada 1 (satu) tenaga Apoteker ASN dan 1 (satu) orang (Tenaga Kontrak D III Farmasi) , 1 (Satu) Orang Bidan ASN, dan 5 (Lima) orang tenaga Kontrak, akibatnya Kegiatan kefarmasian masih dilaksanakan oleh tenaga non kefarmasian yang bertugas untuk menjalankan kegiatan baik bersumber dana dari APBD, DAU Maupun DAK Fisik dan Non Fisik 2. Besarnya beban kerja oleh Seksi Kefarmasian dan Alat Kesehatan, mengingat di 13 (tiga belas) Kabupaten hanya Dinas Kesehatan Kota Banjarbaru, yang Instalasi Farmasi termasuk kedalam lingkup Bidang Pelayanan & Sumberdaya Kesehatan, pada Seksi Kefarmasian dan alat Kesehatan, bukan terbentuk sebagai UPTD Instalasi Farmasi pada Dinas Kesehatan 3. Penentuan persentase indikator kinerja program masih mengacu kepada program pusat Kemenkes Direktorat Jendaral Kefarmasian dan Alkes dan Instalasi Farmasi Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Selatan, belum ada program dan kegiatan yang berdasarkan kebutuhan dan ketersediaan sumber daya.
E. RENCANA STRATEGIS
Berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesi Nomor
12 Tahun 2017 Tentang Pedoman Pembentukan dan Klasifikasi Cabang Dinas dan Unit Pelaksanaan Teknis Daerah, pada paragraf 1 (sat) Pasal 20 (dua puluh) Terdiri dari : (1). Dinas atau Badan Daerah Kabupaten/ Kota dapat di bentuk UPTD Kabupaten/ Kota untuk melaksanakan kegiatan Teknis operasional dan/atau kegiatan teknis penunjang tertentu. (2). Kriteria pembentukan suatu UPTD meliputi : a) Melaksanakan kegiatan teknis operasional dan/atau kegiatan teknis penunjang tertentu dari urusan Pemerintah yang bersifat pelaksanaan dan menjadi tanggung jawab dari Dinas/ Badan Instansi Induknya; b) Penyediaan barang dan/atau jasa yang diperlukan oleh masyarakat dan/atau oleh Perangkat Daerah lain yang yang berlangsung secara terus menerus c) Memberi kontribusi dan manfaat langsung dan nyata kepada masyarakat dan penyelenggaraan pemerintahan; d) Tersedianya sumber daya yang meliputi pegawai, pembiayaan, sarana dan Prasarana; e) Tersedianya jabatan Fungsional teknis sesuai dengan tugas dan Fungsi UPTD yang bersangkutan
f) Memiliki Standar Operasional Prosedur (SOP) dalam melaksanakan Tugas
Teknis penunjang tertentu; dan (3). Pembentukan UPTD Kabupaten/Kota sebagaimana dimaksud pada ayat (1) satu dan Ayat 2 (dua) ditetapkan dengan Peraturan Bupati/Walikota setelah dikonsultasikan secara tertulis
Berdasar Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia No 12 Tahun
2017 diatas, maka Seksi Kefarmasian dan Alat Kesehatan Dinas Kesehatan Kota Banjarbaru, Perlu dibentuk adanyaUnit Pelaksana Teknis Daerah, selanjutnya disebut UPTD Instalasi Farmasi Kesehatan, yang mana UPTD Instalasi Farmasi adalah organisasi yang melaksanakan teknis Operasional dana/atau kegiatan teknis penunjang pada Dinas Kesehatan Kota Banjarbaru. Selain itu UPTD Instalasi Farmasi bukan hanya melayani permintaan obat, tetapi pelayanan farmasi mencakup proses pemilihan, perencanaan, pengadaan, produksi, penerimaan, penyimpanan, pendistribusian, pengendalian mutu dan Farmasi Klinis serta pemeliharaan barang, persediaan obat, alat kesehatan lainnya yang digunakan untuk program pemerintah