Anda di halaman 1dari 6

MANAJEMEN PENGELOLAAN OBAT DI PUSKESMAS SNGURARA

KELURAHAN DUYU KOTA PALU

MANAGEMENT OF DRUG PROCESSING AT PUBLIC HEALTH CENTRE


(PUSKESMAS) SANGURARA DUYU SUBDISTRICT OF PALU CITY.
1
Asi, 2Jamaluddin Sakung, 3Abdul Kadri
FakultasKesehatanMasyarakat, UniversitasMuhammadiyahPalu
Email :asiasman7@gmail.com
Email :jamaludingsakung@gmail.com
Email :abdul.kadri@gmail.com

ABSTRAK
Masalah yang di puskesmas, manajemen pengelolaan obat belum berjalan dengan baik, ini
dikarenakan pengelolaan obat dilihat dari pengadaan obat dari dinas kesehatan tidak sesuai
dengan permintaan obat yang diminta dari puskesmas dan harus membeli obat menggunakan
dana jkn untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Penelitian ini bertujuan untuk mendiskripsikan
manajemen pengelolaan obat di puskesmas sangurara kelurahan duyu kota palu. Jenis penelitian
ini adalah penelitian ini deskriptif dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Jumlah informan
dalam penelitian ini sebanyak 3 orang yang terdiri dari kepala puskesmas, penenggung jawab
apotik dan staf apotik. Hasil penelitian program pengelolaan obat puskesmas sangurara kelurahan
duyu kota palu yang di dapat dari input yaitu ditinjau perencanaan pengelolaan obat sudah paik,
permintaan penelolalaan belum baik, distribusi pengelolaan sudah baik, penyimpanan
pengelolaan sudah baik,pencatatan/pelaporan pengelolaan sudah baik di puskesmas sangurara
kelurahan duyu kota palu. Kesimpulan penelitian ini adalah pelaksanaan program pengelolaan
obat di puskesmas sangurara kelurahan duyu kota palu sudah berjalan dengan baik tetapi ditinjau
bagi pihak instansi puskesmas sangurara kelurahan duyu kota palu diharapkan perlu adanya
kordinasi mengenai ketersediaan obat, pendistribusian obat dari dinas kesehatan ke puskesmas
sangurara kelurahan duyu kota palu.

ABSTRACT
Management of drug processing at Puskesmas has not run well, because of drug processing
based on drug supply from health agency is inappropriate with drug demand which is asked
from puskesmas and must buy drug used fund of national health guarantee (JKN) to meet
public need. The objective of this research is to describe management of drug processing at
Sangurara puskesmas of duyu subdistrict of Palu City. This is a descriptive research used
qalitatative approach There are 3(three) informants consisting of head of puskesmas, master of
aphotec guarantee and apothec staffs. Research finding of program of drug processing of
Sangurara puskesmas of Duyu subdistrict of Palu city which is obtained from input namely from
view point of planning of drug processing has been good, demand of processing has been good,
report of processing has been good at sangurara puskesmas of Duyu subdistrict of Palu city. The
conclusion of this research is the implementation of drug processing program at Sangurara
puskesmas of Duyu subdistrict of Palu city has run well but viewed for institution party of
Sangurara puskesmas of Duyu subdistrict of Palu city is expected that there is coordination on
drug availability, drug distribution from health agency to Sangurara puskesmas of Duyu
subdistrict of Palu city

245
PENDAHULUAN minimal 3x4 m, mengakibatkan
Perencanaan dan pengadaan obat bertumpuknya obat-obat yang datang
merupakan tahap awal dari proses sehingga kadangdigunakan ruangan lain
pengelolaan obat sehingga pada tahap ini untuk menampung obat yang datang. dapat
harus terkoordinasi dengan baik agar tahap- mengakibatkan umur obat akan cepat rusak
tahap berikutnya dapat berfungsi secara akan mengakibatkan mutu oabat akan
optimal. Perencanaan merupakan tahap yang menurun dan memberi pengaruh buruk bagi
penting dalam pengadaan obat, apabila penderita.
lemah dalam perencanaan maka akan Menjaga ketersediaan obat dan
mengakibatkan kekacauan dalam suatu kualitas obat diinstansi kesehatan seperti
siklus manajemen obat secara keseluruhan puskesmas maka hal penting yang harus di
(Siregar et al., 2015)(1) perhatikan selama proses pengelolaan obat
Berdasarkan Observasi Manajemen yaitu proses perencanaan dan pengadaan
pengelolaan obat dipuskesmas sangurara obat. Kebutuhan obat merupakan suatu
belum berjalan dengan baik, ini dikarenakan proses milih jenis dan menetapkan jumlah
pengelolaan obat dilihat dari pengadaan obat perkiraan kebutuhan obat sementara
daridinas kesehatan tidak sesuai dengan pengadaan merupakan usaha-usaha dan
permintaan obatyang diusulkan puskesmas. kegiatan untuk memenuhi kebutuhan
Hal ini menyebabkanterjadinya kekurangan oprasional yang telah ditetapkan dalam
persediaanobat daftar nama-nama obat yang fungsi perencanaan. Proses perencanaan dan
biasa kosong seperti obat Aluporinol, tablet pengadaan menjadi bagian yang begitu
100mg, injeksin.m.10mg/ml.dan pengaturan penting dalam dalam pengelolaan obat
tata ruang puskesmas mengalami banyak dalam menunjang ketersediaan obat di
kekurangan yang tidak sesuai standar puskesmas(Pulungan, 2018)(2)
pemerintah ini dikarenakan gudang yang Pengelolaan obat dan perbekalan
dimiliki puskesmas sangurara kelurahan kesehatan dipuskesmas bertujan untuk
duyu kota palu sangat kecil 2 x 2,5 m, menjamin ketersediaan dan keterjangkauan
padahal luas gudang obat di puskesmas pelayaan obat yang efektif dan efesien untuk

246
menghindari perhitungan kebutuhan obat HASIL
yang tidak sesuai,sehingga mudah diperoleh Hasil penelitian menunjukan bahwa
pada tempat dan waktu yang tepat. Oleh pskesmas mengadakan perencanaan pada
karena itu, pengelolaan obat dan perbekalan dinas kesehatan ataupun dinas provinsi
kesehtan di Kabupaten/Kota memegang apabila saat stok obat kosong atau kurang
peranaan yang sangat penting dalam dengan menggunakan dana jkn.
menjamin ketersediaan, pemerataan dan Hasil penelitian ini bahwa puseksmas
keterjangkauan obat untuk pelayanan mengirim permintaan obat sesuai dengan
kesehatan untuk menghindari trjadinya jenis dan kebutuhan obat ke dinas kesehatan
kekosongan obat yang dapat menghambat dan waktu pemesananya tidak lama dan obat
proses pelayanan obat. Menurut Peraturan yang dipesan dapat rerealisasi
Menteri Kesehatan Repoblik Indonesia Hasil dari penelitian ini bahwa
Nomor 30 Tahun 2014, proses pengelolaan pendistribusian obat ke pustu-pustu
obat terdiri terdiri dari beberapa tahap yaitu dilakukan stiap 1 bulan sekali dengan dilihat
tahap perencanaan, permintaan, penerimaan , dari kebutuhan obat yang dibutukan
pengadaan, penyimpanaan, pendisribusian, Hasil penelitian didapatkan bahwa
pengendalian, pencatatan dan pelaporan, penyimpanan obat sudah mulai
serta pemantauan dan evaluasi(Rosdiana et maksimal ,sudah adanya lemari es untuk
al., 2017)( obat faksin dan lemari obat, dan obat
BAHAN DAN METODE disimpan sesuai dengn huruf.
Desain Penelitian ini adalah Hasil penelitian bahwa pencatatan
penelitian deskriptif dengan menggunakan dan pelaporan sudah baik,karena setiap
pendekatan kualitatif. Pendekatan kualitatif barang atau obat harus di catat dan
adalah suatu metode penelitian yang dilaporkan bila ada yang kurang
dilakukan dengan tujuan utama untuk
PEMBAHASAN
membuat gambaran deskriptif tentang
Perencanaan pengelolaan obat adalah
keadaan secara obyektif (Riyanto, A. 2011).
kegiatan yang dilakukan untuk menentukan
Informan dalam penelitian ini terdisri dari 3
jenis dan jumlah obat sesuai dengan
orang yaitu infotman 1 kepala puskesmas 2
kebutuhan di puskesmas. Perencanaan
penanggung jawab apotik 3 staf apotik.
kebutuhan obat merupakan proses kegiatan
dalam pemilihan jumlah obat yang sesuai

247
dengan kebutuhan dan untuk menghindari kepada dinas kesehatan kabupaten/kota
kekosongan obat dengan menggunakan sesuai dengan ketentuan peraturan dan
pembelian obat dengan dana alokasi jkn kebijakan pemerintah daerah setempat.
Perencanaan kebutuhan obat sangat Permintaan obat untuk mendukung
mempengaruhi ketersediaan obat pelayanan pelayanan di puskesmas diajukan
dipuskesmas sebab proses permintaan obat oleh kepala puskesmas kepada dinas
bertujuan untuk mendapatkan jenis dan kesehatan kabupaten/kota melalui GFK
jumlah obat dan bahan medis yang habis (Gedung Farmasi Kesehatan) dengan
pakai yang mendekati kebutuhan menggunakan format LPLPO. Sedangkan
meningkatkan penggunaan obat secara permintaan dari sub unit, berdasarkan
rasional dan meningkatkan penggunaan obat. pertimbangan efesiensi dan keepatan waktu
Hasil penelitian Fikri kobandaha, penyerahan obat kepada puskesmas. Kepala
(2016). Perencanaan adalah merencanakan dinas kesehatan kabupaten/kota dapat
sediaan farmasi yang perlu di perhatikan menyusun petunjuk mengenai alur
pola penyakit, dan menentukan jenis dan permintaan dan penyerahan obat dari GFK
jumlah obat yang dibutuhkan. ke puskesmas ( Balqis 2012)(7)
(5)
No.30 Tahun 2014 tentang standar Pendistribusian obat merupakan cara
pelayanan kefarmasian dipuskesmas adalah atau lahkah dalam menyalurkan obat ke unit-
untuk mendapatkan a) perkiraan jenis dan unit bawa puskesmas dengan tujuan yang
jumlah obat yang mendekati kebutuhan, b) sama yaitu memberikan pelayanan kesehatan
meningkatkan kebutuhan obat secara. pada masyarakat. Pendistribusian obat
Permintaan pengelolaan obat adalah dilakukan oleh pengelola obat untuk di
kegiatan yang dilakukan mengirim berikan ke unit-unit atau lebih kita kenal
permintaan obat sesuai dengan kebutuhan dengan sebutan pustu dan kemudian
jenis dan jumlah obat sesuai dengan pola langsung disalurkan ke pasien dan pelayanan
penyakit, stok obat, jumlah pemakaian obat setiap harinya. Pendistribusian obat ke pustu
yang ada diruangan apotik. dalam segi jumlah walaupun waktu
Hasil penelitian Husnawati,dkk. (2016) pendistribusian belum maksimal kurangnya
(6)
, bahwa permintaan obat adalah memenuhi jumlah obat yang diminta untuk mencukupi
kebutuhan obat di puskesmas kebutuhan jumlah obat yang diminta petugas
yang telah dibuat, permintaan di ajukan menggantinya dengan obat yang berbeda

248
tetapi sama kandunganya waktu yang datang kemudian, dan FEFO (First
pendistibusian obat disesuaikan dengan Expired First Out), artinya obat yang lebih
datangnya obat dari dinas kesehatan yang awal kadaluarsa harus dikeluarkan lebih
tersedia sehingga obat akan didistribusikan dahulu dari obat yang kadaluarsa kemudian
ke pustu Menurut Nurniati,dkk (2016)(8) obat yang ekspaer didahulukan dengan
keterlambatan pendistribusian obat pada tujuan menghindari obat yang kadaluarsa,
pada unit bawa puskesmas akan mengalami penyusunan obat berdasarkan alfabeth
kehabisan jika hal ini terjadi maka pasien (Kepmenkes RI,2008)(9)
akan diarahkan untuk membeli obat diluar Puskesmas bertanggung jawab atas
dari unit bawa puskesmas sehinnga pasien terlaksananya pencatatan dan pelaporan obat
mengeluarkan uang tambahan untuk yang tertib dan lengkap serta tepat waktu
membeli obat tersebut. pencatatan obat dilakukan rutin, setiap ada
Penyimpanan obat merupakan suatu obat yang masuk maupun keluar dari gudang
kegiatan pengaturan terhadap obat yang Kegiatan pencatatan yang dilaksanakan di
diterima agar aman ,tergindar dari kerusakan puskesmas ya itu baik obat-obatan yang
fisik maupun kimia dan mutunya tetap diterima,obat-obatan yang disimpan,
terjamin sesuai dengan persyaratan yang maupun obat-obatan yang didistribusikan
ditetapkan tujuanya agar mutu obat yang dan digunakan di puskesmas atau unit
tersedia di puskesmas dapat dipertahankan pelayanan lainya. Pencatatan stok obat yang
sesuai dengan persyaratanya yang telah dilakukan di puskesmas yaitu kartu stok,
ditetapkan penyimpanan obat dengan laporan pemakaian dan lembar permintaan
mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut: obat (LPLPO). Pencatatan dilakukan untuk
a) bentuk dan jenis sediaan, b)stabilitas mengetahui jumlah obat yang tersedia di
(suhu,cahaya kelembapan) Penyimpanan tempat penyimpanan obat dan sebagai
obat dipuskesmas harus dengan prosedur pertanggung jawaban yang akan melindungi
penyimpanan obat disimpan dari dugaan manipulasi. Pencatatan dan
dirak,lemari,serta kulkas vaksin alat-alat pelaporan berfungsi mencegah terjadi
kesehatan harus terpisah disusun teratur dan masalah terkait akibat obat serta
rapi disesuaikan dengan metode FIFO (firs meminimalisir kesalahan terhadap
infirst out), artinya obat yang datang pertama penggunaan obat secara tidak wajar
harus dikeluarkan terlebih dalu dari obat (permenkes RI, 2016).(10)

249
Kesimpulan dalam penelitian ini Rosdiana, R., Widyastuti, Y., Listyaningsih,
L., 2017. Kualitas Pelayanan
Manajemen pengelolaan obat di puskesmas
Kesehatan Di Pusat Kesehatan
sangurara sudah baik dan obat yang diminta Masyarakat (Puskesmas) Kota Serang.
Universitas Sultan Ageng Tirtayasa,
dari dinas keshatan dapat terealisasi dan kalu
Serang.(3)
ada obat yang kurang puskesmas Nasir, J.A., Satoto, K.I., Kridalukmana, R.,
2014. Sistem informasi pengelolaan
mengadakan perencanaan dan membeli obat
obat di instalasi farmasi dinas
menggunakan dana jkn. Saran dalam kesehatan Kabupaten Pekalongan.
Jurnal Teknologi dan Sistem
penelitian ini adalah Kepada bagian
Komputer 2, 71-78.(4)
pengelola obat puskesmas sangurara di Depkes RI. 2014. Peraturan menteri
kesehatan No.30 tahun 2014tentang
harapkan agar mempertahankan manajemen
standar pelayanan kefarmasian di
pengelolaan obat yang sudah tepat dan puskesmas. Jakarta : Departemen
Kesehatan Republik Indonesia.(5)
mengevaluasi yang kurang Disararankan
Hunawati,dkk. 2016. Sistem pengelolaan
pada dinas kesehatan kota dan gudang obat di puskesmas di kecamatan
rambah samo kabupaten rokan hulu-
farmasi kesehatan hendaknya lebih sering
riau.Skripsi(6)
mengadakan pelatihan untuk tenaga Balqis, 2012. Analisis pengelolaan obat di
puskesmas kampala kecamatan sinjai
pengelola obat agar sistem manajemen
timur kabupaten sinjai tahun 2011.
pengelolaan obat dipuskesmas lebih baik jurnal AKK,1(1):1-55(7)
Nurmiati, dkk. 2016. Studi tentang
lagi serta dalam rangka meningkatkan
manajemen obat di puskesmas
pengetahuan dan kemampuan tenaga buranga kabupaten wakatobi Thahun
2016. Skripsi.(8)
pengelolaan obat.
DAFTAR PUSTAKA Kemenkes RI. 2008. Pedoman teknis
pengadaan obat publik dan
Siregar, J.E., Kurisu, G., Kobayashi, T., perbekalan kesehatan untuk pelayanan
Matsuzaki, M., Sakamoto, K., Mi-ichi, kesehatan dasar. Jakarta(9)
F., Watanabe, Y.-i., Hirai, M., Permenkes RI. 2016. peraturan pemerintah
Matsuoka, H., Syafruddin, D., 2015. tahun 2016 tentang pelaporan
Direct evidence for the atovaquone kefarmasian.(10)
action on the Plasmodium cytochrome
bc1 complex. Parasitology
international 64, 295-300.(1)
Pulungan, L.S., 2018. Profil Peresepan Obat
Racikan Dan Ketersediaan Formula
Obat Untuk Pasien Pediatri Di
Puskesmas Banguntapan Ii Dan
Puskesmas Imogiri I Kabupaten
Bantul Yogyakarta Tahun 2016.
Universitas Sumatra Utara, Medan.(2)
250

Anda mungkin juga menyukai