JEJARING HINGGA KE PASIEN PERIODE BULAN OKTOBER – DESEMBER 2019
DRUG DISTRIBUTION PROCESS FROM MEDICINE WAREHOUSE
PUSKESMAS DASUK TO SERVICE UNIT NETWORK UP TO THE PATIENTS PERIOD MONTH OCTOBER - DECEMBER 2019
AHMAD SYAIFULLAH, M.A Hanny F.F*, Eka Septiana Wulandari*
Info Artikel
Sejarah Artikel: Abstrak
Diterima Latar belakang: Pendistribusian Obat adalah Suatu Kegiatan Disetujui Yang dilakukan untuk memnuhi kebutuhan persediaan Dipublikasikan Farmasi dan alat kesehatan di sub unit Pukesmas dan Jejaring. Agar tidak terjadi kekurangan dan kelebihan Sediaan Kata Kunci: Farmasi. Tujuan: Menjamin Kelangsungan Ketersediaan Pendistribusian dan keterjangkauan Sediaan Farmasi BMHP yang Efisien obat di Efektif, dan Rasional di Puskesmas Dasuk Periode Bulan puskesmas dasuk Oktober – Desember 2019. Metode: Desain penelitian yang (*)Penulis digunakan oleh penulis adalah teknik non random (non penanggung probability) sampling dengan metode total sampling yaitu jawab dengan mengambil data yang berasal dari seluruh LPLPO unit dan LPLPO jejaring yang memenuhi kriteria penelitian akan Keyword: dilibatkan supaya tidak terjadi over stock atau under stock Drug distribution at sediaan di masing-masing unit pelayanan dan jejaring tersebut puskesmas Dasuk khususnya di Puskesmas Dasuk - Sumenep periode bulan Oktober - Desember tahun 2019. Pembahasan: Berdasarkan Jumlah pernyataan daftar tilik permintaan obat ada 25 dan masing-masing pernyataan mempunyai skor 1 (satu) sehingga berdasarkan tabel 5 diatas menujukkan bahwa pendistribusian obat yang dilakukan di puskesmas dasuk memperoleh skor 40% Sehingga masuk dalam katagori Kurang.
Abstract Background: Drug distribution is an activity carried
out to meet the needs of pharmaceutical supplies and medical devices in the Pukesmas and Networks sub-unit. So that there is no shortage and excess of pharmaceutical preparations. Purpose: Ensuring the continuity of availability and affordability of BMHP Pharmaceutical Preparations that are Efficient, Effective, and Rational at Dasuk Public Health Center for the Period of October - December 2019. Methods: The research design used by the author is a non-random (non- probability) sampling technique with a total sampling method, namely by taking data from all LPLPO units and network LPLPO that meet the research criteria will be involved so that there is no over stock or under stock of supplies in each service unit and network, the checklist for drug requests is 25 and each statement has a especially at the Dasuk - score of 1 (one) so that based on table 5 above shows that the Sumenep Puskesmas for distribution of drugs carried out at the health center includes a the period of October - score of 40% so that it is included in the category of Less. December 2019. Discussion: Based on The number of statements on
PENDAHULUAN peningkatan pelayanan kesehatan
Pendistribusian obat mencakup terkait ketersediaan obat, kegiatan pengeluaran obat-obatan dan mengharuskan adanya perluasan dari BMHP yang bermutu, terjamin paradigma lama menuju paradigma keabsahannya, serta tepat jenis dan baru yang berorientasi pada pasien jumlah dari gudang obat secara merata tentang ketersediaan obat, bahwasanya dan teratur untuk memenuhi kebutuhan juga di unit-unit pelayanan dasar yaitu di unit-unit pelayanan kesehatan puskesmas sudah bisa melakukan dasar(poli), pelayanan kurang lebih 144 macam jejaring(pustu,polides,ponkestren) penyakit tanpa dirujuk ke pusat unit hingga sampai ke pasien, disini di pelayanan yang lebih tinggi (rumah perlukan juga Akses dan tempat sakit). penyimpanan obat yang memenuhi Pada tahun yang sama (2016) standart SOP penyimpanan, Rusdiana, Saputra, & Noviyanto pemahaman tentang PIO menjadi meneliti alur distribusi obat dan alat sangat diperlukan pula terkait kesehatan instalasi kamar obat (gudang minimnya tenaga farmasi di puskesmas, obat) Puskesmas. Dalam penelitian bahkan sampai dilakukan OJT tersebut ditemukan langkah-langkah kefarmasian baik dari tenaga bidan pendistribusian obat dan alat kesehatan maupun keperawatan untuk membantu di istalasi kamar obat diawali dengan peningkatan kinerja farmasi di unit permintaan dari ruangan / unit pelayanan dasar / puskesmas. pelayanan(LPLPOunit) ke bagian Proses perencanaan permintaan instalasi kamar obat kemudian istalasi obat, penyimpan obat, oleh tenaga kamar obat merekap permintaan obat farmasi guna menjaga mutu dan dan alat kesehatan unit-unit kuwalitas obat, sampai penditribusian pelayanan(poli) maupun jejaring obat ke pasien merupakan satu kesatuan kemudian permintaan tersebut di yang tidak terpisahkan dari pelaksanaan distribusi/dikeluarkan ke masing- upaya kesehatan bagi masyarakat ini, masing ruangan/poli maupun jejaring. karena dapat mendukung tiga fungsi Mekanisme pendistribusian obat dan pokok puskesmas, yaitu sebagai pusat alat kesehatan di Instalasi Kamar Obat penggerak pembangunan berwawasan pada umumnya akan bisa lebih efektif kesehatan, pusat pemberdayaan lagi, dengan memperhatikan stock masyarakat, dan pusat pelayanan opname selalu disertai dengan kesehatan masyarakat. kita sebagai pengisian blanko LPLPO unit dengan tenaga farmasi, pelayanan kefarmasian demikian pengiriman dan penerimaan di puskesmas merupakan kegiatan obat selalu tepat waktu, tepat jenis dan terpadu dengan tujuan untuk jumlah yang tepat. mengidentifikasi, mencegah, dan dimana kegiatan pengelolaan menyelesaikan masalah obat agar lebih obat yang saat ini sedang berjalan di tepat guna dan masalah lain yang puskesmas dasuk yaitu setiap satu bulan berhubungan dengan kesehatan. adapun sekali. tuntutan pasien dan masyarakat akan Berdasarkan uraian di atas, tempat yang HASIL PENELITIAN dilakukan penelitian adalah Puskesmas Penelitian ini bersifat Observasional Dasuk yang beralokasi di Desa kerta dengan pengumpulan data secara barat kecamatan Dasuk dan merupakan salah satu unit pelaksana teknis Dinas retrospetif dan dianalisis secara Kesehatan di Kabupaten Sumenep yang deskriptif. Pengambilan data dilakukan memiliki kewajiban dalam mewujudkan di Puskesmas Dasuk dengan mengacu dan meningkatkan derajat kesehatan pada LPLPO unit, dengan demikian masyarakat kecamatan Dasuk. Pengiriman dan Permintaan Obat Selalu Pemilihan lokasi tersebut dikarenakan proses pengumpulan data yang mudah Tepat Waktu. dan terjangkau sehingga mendukung Pendistribusian obat mencakup efektifitas penelitian. kegiatan pengeluaran obat-obatan dan BMHP yang bermutu, terjamin VARIABEL PENELITIAN keabsahannya, serta tepat jenis dan Variabel penelitian adalah veriabel jumlah dari gudang obat secara merata tunggal yaitu sistem pengelolaan obat dan teratur untuk memenuhi kebutuhan di Puskesmas Dasuk yang meliputi di unit-unit pelayanan kesehatan permintaan, penerimaan, penyimpanan, dasar(poli), pendistribusian, penggunaan, jejaring(pustu,polides,ponkestren) pencatatan dan pelaporan. hingga sampai ke pasien, disini di perlukan juga Akses dan tempat METODE PENELITIAN penyimpanan obat yang memenuhi Jenis penelitian ini yang digunakan standart SOP penyimpanan, adalah penelitian observational yang pemahaman tentang PIO menjadi bersifat deskriptif dengan metode sangat diperlukan pula terkait retrospektif. Retrospektif adalah suatu minimnya tenaga farmasi di puskesmas, metode pengambilan data yang bahkan sampai dilakukan OJT berhubungan dengan masa lalu, dimana kefarmasian baik dari tenaga bidan pengambil data dalam penelitian ini maupun keperawatan untuk membantu diambil pada periode bulan Oktober - peningkatan kinerja farmasi di unit Desember tahun 2019 di Puskesmas Dasuk. pelayanan dasar / puskesmas KESIMPULAN dan pelaporan tergolong baik dimana Dari hasil Penelitian yang dilakukan skor rata- rata yang diperoleh adalah 40% (Kurang Baik). mengenai Proses Pendistribusian Obat dari Gudang Obat Puskesmas Dasuk Ke SARAN Unit Pelayanan , Jejaring Hingga Ke 1. Kepada pihak puskesmas agar lebih Pasien. Pada Periode Bulan OKtober – mempersiapkan kelengkapan saran Desember 2019. Dapat di simpulkan dan prasarana guna menunjang Sistem pengelolaan obat di Puskesmas pengelolaan obat. Dasuk tahun 2018 meliputi permintaan, 2. Kepada pihak puskesmas agar penerimaan, penyimpanan, menyediakan tandar operasional pendistribusian, penggunaan, pencatatan prosedur (SOP) bagi pelaksanaan Evaluasi Distribusi dan pengelolaan obat. Penggunaan Obat Pasien Rawat 3. Kepada pihak puskesmas agar dapat Jalan di Rumah Sakit Ortopedi. mengusulkan tambahan tenaga Jurnal Manajemen dan Pelayanan Farmasi. kefarmasian guna menunjang 2014;4(2):99-104. kegiatan pelayanan kefarmasian. 4. Penelitian ini perlu disempurnakan untuk meningkatkan efektifitas 7. Mahdiyani U., Wiedyaningsih C., pendistribusian Obat di Puskesmas Endarti D. Evaluasi Pengelolaan Dasuk – Sumenep. Obat Tahap Perencanaan dan Pengadaan di RSUD Muntilan Tahun 2015-2016. Jurnal Manajemen dan Pelayanan REFERENSI Farmasi. 2018;8(1):24-31. 1. Direktorat Jendral Pengendalian Penyakit dan 8. Dirjen Oblik dan Perbekkes. Penyehatan Lingkungan. Rencana Aksi Kegiatan Dit. Panduan Pengelolaan Logistik Bina Oblik Dan Perbekkes2015- Program Pengendalian 2019. Jakarta: Kementrian Tuberkulosis. Jakarta: Kesehatan RI; 2015. Kementerian Kesehatan RI; 2014. 2. Quick JD., Ranking J., Laing R. 9. Malinggas NER., Posangi J., Managing Access to Medicines Soleman T. Analisis Manajemen and Health Technologies. 3rd ed. Logistik Obat di Instalasi Farmasi USA: Management Sciences for Rumah Sakit Umum Daerah DR Health; 2012. Sam Ratulangi Tondano. Jurnal 3. Yuniar Y., Syaripuddin M., Ilmu Kesehatan Masyarakat Isakh BM. Manajemen Logistik Unstrat. 2015;5(2b):448-460. Obat Antiretroviral di Indonesia (Logistic Management of 10. Safriantini D., Ainy A., Mutahar Antiretrovirals in Indonesia). R. Analisis Perencanaan dan Buletin Penelitian Sistem Pengadaan Obat di Puskesmas Kesehatan. 2014;17(2):125- Pembina Palembang. Jurnal Ilmu 134. Kesehatan Masyarakat. 2011;2(1):30-38. 4. Wati W., Fudholi A., Pamudji G. Evaluasi Yuliana Boku, et al 11. Rahmawatie E., Santosa S. Pengelolaan obat dan strategi Sistem Informasi Perencanaan perbaikan dengan metode hanlon Pengadaan Obat di Dinas di Instalasi Farmasi Rumah Sakit Kesehatan Kabupaten Boyolali. Tahun 2012. Jurnal Manajemen Jurnal Pseudocode. dan Pelayanan Farmasi. 2015;2(1):45- 52. 2013;3(4):283-290. 12. Indriawan I., Wahyudi WT., 5. Ihsan S., Amir SA., Sahid M. Rahayuningsih A. Analisis Evaluasi Pengelolaan Obat di Pengelolaan Obat di Puskesmas Instalasi Farmasi Rumah Sakit Gaya Baru V Kecamatan Umum Daerah Kabupaten Muna Bandar Surabaya Tahun 2014. Pharmauho. Kabupaten Lampung Tengah. 2014;1(2):23-28 Journal kesehatan Holistik. 2014;8(1):1-6. 6. Sasongko H., Fudholi A., Satibi. 13. Rumbay IN., Kandou GD., Soleman T. Analisis 21. Kepmenkes RI. 2008. Pedoman Perencanaan Obat di Dinas Teknis Pengadaan Obat Publik Kesehatan Kabupat en dan Perbekalan Kesehatan Minahasa Tenggara. Jurnal Untuk Pelayanan Kesehatan Ilmu Kesehatan Masyarakat Dasar. Jakarta Unstrat. 2015;5(2):469-478.
14. Elamin EI., Ibrahim MIM.,
Yousif MAE. Availability of Essential Medicines in Sudan. Sudanese Journal of Public Health. 2010;5(1):32-37.
15. Nursyandi A., Hasanbasri M.
Ketersediaan Obat Esensial Pada Sarana Kesehatan di Kabupaten Bangka Barat. Jurnal Kebijakan Kesehatan Indonesia. 2012;1(3):125-133 16. Al-Hijrah, Muh. Fauzar., Asiah Hamzah., Darmawansyah. 2013. Studi Tentang Pengelolaan Obat Di Puskesmas Mandai Kabupaten Maros tahun 2013 Universitas Hasanudin. Makasar.
17. Kepmenkes RI. 2008. Pedoman
Teknis Pengadaan Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan Untuk Pelayanan Kesehatan Dasar. Jakarta.
18. Djuna, Sarlin. 2014. Studi
Manajemen Pengelolaan Obat Di Puskesmas Labakkang Kabupaten Pangkep Tahun 2014. Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanuddin. Makassar
19. Depkes RI. 2010. Pedoman
Pengelolaan Obat Dan Program Kesehatan. Direktorat Jenderal Pelayanan Kefarmasian. Depkes RI. Jakarta.
20. Depkes RI. 2009b. Informasi
Penggunaan Obat. Dirjen Bina Kefarmasian Dan Alat Kesehatan. Direktorat Bina Penggunaan Obat Rasional. Jakarta.