Anda di halaman 1dari 5

TUGAS INDIVIDU

ANALISIS ISU INSTANSI

NAMA : apt. DINA NUR UPIZAH, S.Farm

NIP : 199406172022032015

INSTANSI : PUSKESMAS LUNGKANG KULE, KAB. KAUR

A. IDENTIFIKASI DAN DESKRIPSI ISU AKTUAL


Berdasarkan pengamatan yang dilakukan saat bekerja di Instalasi Farmasi
Puskesmas Lungkang Kule Kab. Kaur, terdapat beberapa masalah yang muncul, yaitu :
1. Ukuran Ruangan Gudang Obat Terlalu Sempit
Gudang obat merupakan salah satu aspek yang penting dalam pedoman Cara
Distribusi Obat Yang Baik (CDOB). Gudang obat menjembatani distribusi obat ke
sub unit puskesmas seperti Apotek, LAB, PUSTU, dan POSBINDU). Berdasarkan
pengamatan yang dilakukan terlihat bahwa ukuran gudang obat tidak cukup
memadai untuk menampung kapasitas jumlah obat yang ada. Sehingga terjadi
penumpukan item obat yang dapat berakibat pada kesalahan penyimpanan obat di
gudang obat puskesmas.
2. Kurang Optimalnya Perencanaan Obat Dan Pengadaan Sediaan Farmasi
Sehingga Mengakibatkan Kekosongan Obat
Perencanaan dan pengendalian obat merupakan bagian dari kegiatan
pengelolaan obat yang mempunyai faktor penting dalam pemenuhan kebutuhan
obat untuk mencegah terjadinya kelebihan dan kekurangan/kekosongan obat di unit
pelayanan kesehatan dasar atau puskesmas. Salah satu faktor lain yang
memperngaruhi kurang optimalnya perencanaan dan pengadaan obat adalah
kekosongan obat di Instalasi Farmasi Kabupaten (IFK) yang berdampak pada obat
tidak terdistribusi dengan baik ke puskesmas dan menyebabkan kekosongan obat.
3. Kurangnya Kepatuhan Pasien Dalam Penerapan Protokol Kesehatan Saat
Berobat di Puskesmas
Dalam upaya penanggulangan situasi pandemi, Kementrian Kesehatan
Republik Indonesia menerapkan protokol kesehatan yang harus ditaati
masyarakat. Protokol tersebut terdiri dari Perlindungan Kesehatan individu seperti
menggunakan masker, mencuci tangan atau menggunakan handsanitizer, menjaga
jarak minimal 1 meter dan menerapkan PHBS. Namun pada kenyataannya, masih
terlihat banyaknya masyarakat yang belum mentaati dalam melakukan protokol
kesehatan saat datang berobat ke puskesmas, seperti tidak menggunakan masker
dan tidak menjaga jarak.
4. Kurang Optimalnya Sosialisasi Tentang Kelengkapan Resep Yang Benar
Kepada Petugas Penulis Resep di Puskesmas
Kelengkapan resep sangat penting untuk mengurangi kesalahan dalam
pemberian obat sehingga memaksimalkan penggunaan obat yang rasional. Akan
tetapi pada pelaksanaannya masih terdapat resep obat yang kurang lengkap, seperti:
tidak menuliskan kekuatan dosis dan sediaan obat. Hal ini dapat berakibat
kesalahan dalam menelaah resep oleh petugas kefarmasian yang ujung tombaknya
mengakibatkan kesalahan dalam pemberian obat kepada pasien.
5. Kurang Optimalnya Koneksi Internet di Puskesmas
Koneksi internet sangat diperlukan dalam banyak hal pada kegiatan pelayanan
di puskesmas, seperti mengecek status pasien pada system BPJS, menginput data
pasien pada sistem, membuat rujukan pasien, serta menginput pelaporan gizi,
posyandu, lab dan farmasi. Koneksi internet yang buruk tersebut dapat menghambat
kelancaran kegiatan pelayanan di puskesmas dan mengakibatkan kurang
optimalnya pelayanan kepada pasien.

B. ANALISIS ISU
Pada tugas analisis isu kali ini saya menggunakan teknik USG. Metode USG
merupakan salah satu cara menetapkan urutan prioritas masalah dengan teknik scoring.
Proses untuk metode USG dilaksanakan dengan memperhatikan urgensi dari masalah,
keseriusan masalah yang dihadapi, serta kemungkinan berkembangnya masalah tersebut
semakin besar. Berikut adalah matrik penilaian kualitas isu :
U S G
No. ISU TOTAL
(Urgensi) (Seriousness) (Growth)
1 Ukuran Ruangan Gudang Obat 4 4 3 11
Terlalu Sempit
2 Kurang Optimalnya Perencanaan 5 5 4 14
Obat Dan Pengadaan Sediaan
Farmasi Sehingga Mengakibatkan
Kekosongan Obat
3 Kurangnya Kepatuhan Pasien 4 4 4 12
Dalam Penerapan Protokol
Kesehatan Saat Berobat Di
Puskesmas.
4 Kurang Optimalnya Sosialisasi 5 4 4 13
Tentang Kelengkapan Resep Yang
Benar Kepada Petugas Penulis
Resep di Puskesmas
5 Kurang Optimalnya Koneksi 4 4 3 11
Internet di Puskesmas

Dari hasil pembobotan diatas maka diperoleh prioritas isu yang akan dibahas pada tugas
analisis isu kali ini yaitu “Kurang optimalnya perencanaan obat dan pengadaan sediaan
farmasi sehingga mengakibatkan kekosongan obat”.

C. PENYEBAB TERJADINYA ISU


Berdasaran hasil analisis isu atau prioritas masalah dengan menggunakan metode USG
skor tertinggi didapatkan pada isu “Kurang optimalnya perencanaan obat dan pengadaan
sediaan farmasi sehingga mengakibatkan kekosongan obat”. Dengan demikian, isu ini
selanjutnya akan dianalisis mendalam menggunakan fishbone untuk dapat mengetahui
dampak dan penyebab dari isu tersebut
Analisis Fishbone (atau Ishikawa) suatu pendekatan terstruktur yang memungkinkan
dilakukan suatu analisis lebih terperinci dalam menemukan penyebab penyebab suatu
masalah, ketidaksesuaian, dan kesenjangan yang ada (Gaspers, V. 2002.) Pada bagian tulang
ikan ini, ditulis kategori-kategori apa saja yang dapat mempengarui isu. Biasanya, penentuan
kategori ini menggunakan metode 5M1E, yaitu : Man, Method, Material, Machine,
Measurement dan Environment. Kali ini kategori yang dicari adalah Man, Method, Machine,
dan Environment.

Diagram Fishbone isu “Kurang optimalnya perencanaan obat dan pengadaan


sediaan farmasi sehingga mengakibatkan kekosongan obat”

Kurangnya komunikasi Daftar LPLPO yang


antar petugas farmasi tidak update

Kurangnya SDM yang


berpengalaman

Perencanaan obat Jarak IFK dan PKM jauh


tidak memakai
rumus Tidak melakukan
SO
Kurangnya kolaborasi
Gudang obat sempit
IFK dan PKM

D. DAMPAK ISU
Isu permasalahan yang terjadi pada masalah Kurang optimalnya perencanaan obat
dan pengadaan sediaan farmasi sehingga mengakibatkan kekosongan obat kiranya perlu
disesuaikan dengan segera agar tidak terjadi dampak kepada pelayanan kefarmasian di
Puskesmas seperti :
1. Terganggunya distribusi obat ke sub unit puskesmas
2. Pelayanan kesehatan di puskesmas menjadi menurun
3. Pasien tidak mendapatkan obat sesuai resep
4. Pengobatan tidak sesuai terapi
E. REKOMENDASI PENYELESAIAN ISU
Dari beberapa penyebab masalah yang ada, agar dampak isu tersebut tidak terjadi,
maka diperlukan alternative rekomendasi penyelesaian isu :

NO PENYEBAB MASALAH REKOMENDASI PENYELESAIAN ISU


Kurangnya komunikasi Meningkatkan komunikasi antara petugas farmasi
1
antar petugas farmasi dengan mengadakan rapat bulanan farmasi
2 Kurangnya SDM Dilakukan pelatihan petugas farmasi dengan tema
berpengalaman pengelolaan obat
3 Daftar LPLPO tidak Meminta LPLPO teruptodate yang dikeluarkan oleh
update Instalasi Farmasi Kabupaten (IFK)
4 Perencanaan obat tidak Melakukan perencanaan dengan cara menghitung
memakai rumus stok optimum dan mempertimbangkan waktu
tunggu, sisa stok, waktu kekosongan obat serta
DOEN.
5 Kurangnya kolaborasi IFK dan Meciptakan rasa kebersamaan dan tolong menolong
PKM antar lembaga kesehatan
6 Jarak Instalasi Farmasi Menyediakan transportasi untuk melakukan
Kabupaten (IFK) dan pengadaan obat ke IFK
Puskesmas (PKM) jauh
7 Gudang Obat yang sempit Berkoordinasi dengan petugas puskesmas lainnya
untuk menambah ruang gudang obat farmasi.

Anda mungkin juga menyukai