Anda di halaman 1dari 8

TUGAS DIGITAL HEALTH

DESIGN THINGKING E-RESEP


DI INSTALASI FARMASI RSU MUSLIMAT
PONOROGO

drg. Amellia Ahmed


235111022
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Resep adalah permintaan tertulis seorang dokter, dokter gigi atau dokter
hewan yang diberi ijin berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku
kepada apoteker pengelola apotek untuk menyediakan dan menyerahkan obat
kepada pasien. Suatu resep yang lengkap harus memuat tanggal dan tempat
ditulisnya resep (inscriptio), aturan pakai dari obat yang tertulis (signatura),
paraf/tanda tangan dokter yang menulis resep (subcriptio), tanda buka penulisan
resep dengan R/ (invocatio) dan nama obat, jumlah dan aturan pemakaian
(praescriptio atau ordination) (Permenkes RI, 2016).

Pelayanan resep merupakan bagian dari pelayanan kefarmasian di apotek.


Tahapan pelayanan resep dimulai dari penerimaan resep, pemberian harga resep,
pengkajian resep, penyiapan atau peracikan obat dan penyerahan obat disertai
pemberian informasi kepada pasien. Pada tahapan pengkajian resep, tenaga
kefarmasian melakukan analisis resep dari tiga aspek yang meliputi kelengkapan
administrasi, kesesuaian farmasetis dan kesesuaian klinis. Yang termasuk pada
kelengkapan administrasi antara lain identitas dokter, identitas pasien dan
tempat/tanggal penulisan resep. Kesesuaian farmasetis meliputi bentuk sediaan,
kekuatan sediaan, stabilitas dan kompatibilitas sediaan dan kesesuaian klinis yeng
meliputi ada atau tidaknya duplikasi, polifarmasi dan interaksi obat. Pengkajian
resep merupakan upaya untuk mencegah terjadinya kesalahan pengobatan
(medication error) (Amalia and Sukohar, 2014).

Beberapa penelitian menunjukkan adanya permasalahan dalam peresepan


seperti: informasi pasien yang kurang lengkap, penulisan resep yang tidak jelas
atau tidak terbaca, kesalahan penulisan dosis, tidak dicantumkannya aturan
pemakaian obat, tidak menuliskan rute pemberian obat, dan tidak mencantumkan
tanda tangan atau paraf penulis resep. Hasil penelitian Piliarta dkk (2012) tentang
kajian kelengkapan resep di rumah sakit swasta di Kabupaten Gianyar
menunjukkan sebanyak 218 resep (78,70%) mengalami ketidaksesuaian pada
aspek farmasetis, 46 resep (16,61%) pada aspek klinis dan sebanyak 13 resep
(4,69%) kesalahan pada aspek administrasi.

Kesalahan dalam peresepan merupakan salah satu penyebab medication


error. Berdasarkan Permenkes RI Nomor 73 tahun 2016 menyebutkan bahwa
medication error adalah kejadian yang merugikan pasien akibat pemakaian obat
selama dalam penanganan tenaga kesehatan yang sebetulnya dapat dicegah.
Medication error bisa terjadi mulai tahap peresepan sampai penyerahan obat.
Medication error dapat mengakibatkan kegagalan terapi, menimbulkan efek obat
yang tidak diinginkan, bahkan dapat berakibat pada kematian (RI, 2008).

Sistem peresepan yang terintegrasi teknologi digital ini dipercaya


menjadi solusi untuk mengantisipasi kesalahan interpretasi resep obat oleh bagian
farmasi. Sebab, pada dasarnya seluruh komponen pada resep merupakan informasi
penting dalam upaya penanganan dan perawatan pasien. Sehingga, resep tidak
boleh terinterpretasi dengan salah karena mencakup keamanan dan keselamatan
pasien.

Berkat e-resep, nama obat, jumlah obat, dosis obat, dan aturan pakai obat
dapat tertulis dengan jelas dan mudah terbaca oleh apoteker. Namun, tentu saja
manfaat fungsi resep elektronik tidak hanya itu saja. Ada banyak manfaat lain
yang bisa dokter dan apoteker dapatkan ketika berhasil mengimplementasikan e-
resep.

Rumah Sakit Muslimat Ponorogo merupakan salah satu dari 5 rumah


sakit swasta di Kabupaten Ponorogo. Sebagai institusi yang bergerak dibidang
pelayanan kesehatan, RSU Muslimat Ponorogo mengalami perkembangan yang
cukup pesat dalam kurun waktu 4 (empat) tahun terakhir. Dimulai dengan
berdirinya RB/BKIA/BP Muslimat pada tahun 1986. Status BKIA ini berlanjut
sampai dengan akhir tahun 2001. Kemudian seiring dengan dibangunnya Kamar
Operasi pada tahun 2001. BKIA Muslimat ditingkatkan statusnya menjadi RSIA
Muslimat "Ahmad Yani" Ponorogo pada tanggal 31 Maret 2002. Yayasan
Kesejahteraan Muslimat NU Ponorogo dan manajemen melanjutkan
pengembangan RSIA menjadi Rumah Sakit Umum (RSU) dengan nama RSU
Muslimat Ponorogo sejak 12 Mei 2008.

Di RSU Muslimat Ponorogo sudah mengimplementasikan e-resep dalam


pelayanan farmasi untuk melayani pasien rawat inap dan rawat jalan.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang, maka makalah ini akan mereview tentang aplikasi e-
resep yang ada di RSU Muslimat Ponorogo.

1.3 Tujuan
Adapun tujuan makalah ini adalah :

Untuk mereview apakah aplikasi e-resep sudah sesuai dengan kebutuhan rumah
sakit.

1.4 Manfaat

Adapun manfaat dari makalah ini adalah :

1. Memperoleh wawasan pengetahuan dan pengalaman tentang kajian


kelengkapan administrasi, kesesuaian farmasetik dan aspek klinis pada
resep di apotek.
2. Meningkatkan kualitas pelayanan kefarmasian di apotek.
3. Menambah informasi di bidang kefarmasian khususnya tentang pelayanan
resep.
BAB II

PEMBAHASAN DESIGN THINGKING

Eresep dibuat oleh Tim IT RSU Muslimat Ponorogo yang bertujuan untuk :

1. Mengurangi penyebaran penyakit covid 19


2. Mempercepat pelayanan obat – obatan
3. Membuat pelaporan pengeluaran dan pemasukan obat menjadi lebih tertata
4. Antisipasi kehilangan resep
5. Penyimpanan otomatis history pemberian obat ke dalam rekam medis pasien
6. Membuat detail nama obat, jumlah obat, dosis obat, dan aturan pakai obat
dapat tertulis dengan jelas dan mudah terbaca oleh apoteker

Tahapan Design Thingking dari E-Resep :

1. Empathize

Tahap pertama adalah emphatize, yaitu mendapatkan pemahaman


empatik dari masalah yang terjadi kemudian dipecahkan.

Pelayanan resep membutuhkan waktu yang lama, tulisan dokter tidak


terbaca oleh apoteker, dan dokter membutuhkan waktu lebih lama
dikarenakan harus menulis di kertas resep.

2. Define

Dari segi pasien :

 Kertas resep yang sudah diberikan tiba2 sobek dan ada yang hilang.
 Pelayanan obat menjadi lama dikarenakan terkadang kertas resep tertumpuk
dengan kertas yang lain.
Dari segi karyawan :

 Pada saat pandemi, rawan terjadinya penularan penyakit menular terutama


pada saat pandemi covid 19.
 Pelaporan dan stok opname tidak sesuai dikarenakan resep terkadang hilang.
 Tidak bisa tersimpan di SIMRS dikarenakan resep terkadang hilang. Bukti
dokumen tidak ada.
 Nama obat, jumlah obat, dosis obat, dan aturan pakai obat tidak dapat
terbaca dengan jelas oleh apoteker.

Dari segi dokter :

 Membutuhkan waktu yang lebih lama untuk menulis resep dikertas resep.
 Tidak mengetahui apakah stok obat tersedia atau tidak.

Masalah Utama : Rumah Sakit membutuhkan aplikasi agar pelayanan resep lebih
cepat, tulisan dokter bisa terbaca dengan jelas oleh apoteker dan dokter bisa
menghemat waktu pada saat menulis resep.

3. Idea

Tim IT Membuat aplikasi E Resep agar pasien, apoteker dan dokter bisa lebih puas
pada saat proses pelayanan farmasi.

4. Prototype

Tim IT mengembangkan aplikasi penulisan resep dengan computer yang ada


diruangan.

5. Test
Aplikasi E Resep di ujicobakan untuk pelayanan poli (rawat jalan) dulu.
Apabila sudah berjalan dengan baik, akan dikembangkan ke tahap selanjutnya
untuk pelayanan farmasi di rawat inap.
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Rumah Sakit sebagai unit pelaksana teknis Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota yang berarti berada pada tingkat lanjutan pembangunan
kesehatan mempunyai tanggung jawab untuk menyelenggarakan
pembangunan di Indonesia. Dalam melakukan fungsinya tersebut, rumah
sakit memiliki tugas operasional memberikan obat kepada pasien, dan reaksi
obat ini dapat berakibat positif dan negatif bagi pasien. Dan dalam
pemberian resep pada pasien terkadang terjadi kesalahan dalam diagnosis
penyakit pasien sehingga salah dalam memberikan obat. Kesalahan dalam
memberikan obat (kurang jelasnya tulisan dokter) tersebut dapat
menimbulkan kejadian reaksi obat merugikan atau biasa disebut dengan
ROM. Dari permasalahan itulah akhirnya muncul inovasi untuk membuat
aplikasi resep elektronik
Aplikasi resep elektronik adalah aplikasi dimana penulisan resep
obat menggunakan sistem komputerisasi sehingga memudahkan pasien,
dokter dan apoteker. Penulisan resep tidak lagi menggunakan cara manual
dan terjadinya ROM akibat medication error dapat diminimalisir. Selain itu,
melalui penerapaan aplikasi ini dapat meningkatkan pelayanan kesehatan di
RSU Muslimat Ponorogo.

3.2 Saran
Berdasarkan uraian dalam penulisan makalah ini diharapkan
penyedia layanan kesehatan baik itu dari pemeritah ataupun pihak rumah
sakit mampu memenuhi tuntutan jaman dan kebutuhan masyarakat
terutama di bidang pelayanan kesehatan. Mengingat saat ini pelayanan
kesehatan di Indonesia cenderung berbelit-belit. Dengan berkembangnya
ilmu pengetahuan dan teknologi diharapkan mampu dimanfaatkan untuk
meningkatkan pelayanan publik. Salah satu penerapan e-government di
bidang kesehatan yang bisa dibilang cukup efektif meningkatkan
pelayanan kesehatan adalah penggunaan resep elektronik.

Anda mungkin juga menyukai