ABSTRAK
Untuk meminimalkan medication error (kesalahan pembacaan resep dan dosis) yang
dilakukan oleh apoteker maupun asisten apoteker, maka kami membuat aplikasi
online/offline-prescribing, yaitu dokter entry secara langsung resep yang akan
diberikan ke pasien, dan apoteker atau asisten apoteker langsung membaca di layar
komputer dan langsung menerapkan resep yang sesuai dengan request dari dokter
sehingga tidak terjadi kesalahan dan data menjadi akurat serta waktu yang diperlukan
bisa lebih cepat. Dalam penerapkan barcode system peresepan yang memudahkan
apoteker/ asisten apoteker dalam menyesuaikan keakuratan data stok fisik obat,
dengan menambahkan barcode system maka masuk dan keluarnya obat akan
terkontrol dan akurat sehingga meminimalisir kesalahan dalam pengentrian data
pabrik dengan merek obat yang sama yang dapat di implementasikan di Rumah
Sakit Umum Sinjai Sulawesi Selatan. Development Tools yang di pergunakan
adalah Html, PHP, Javascript, CSS, Ajax dengan database Mysql dan Firebase.
Seiring waktu dalam pemanfaat perangkat dalam mendukung kegiatan SIMRS yang
telah di gunakan di Rumah Sakit Umum Sinjai sudah layak dilakukan upgrade
perangkat baik dari sisi jaringan data, Personal Computer, Printer dan perangkat
pendukung lainnya, mengingat usia perangkat di atas 3-5 tahun.
I. PENDAHULUAN 1
Sebua permasalahan yang sangat umum yang sering terjadi di Instalasi Farmasi
pada sebuah rumah sakit yaitu sangat rentan dengan adanya human error maupun
kesalahan dalam penulisan dan pemberian resep obat serta kurang akuratnya stok
resep di apotik, sehingga komunikasi antara dokter dan apoteker/asisten apoteker
sering terhambat dan membutuhkan proses yang lama sehingga mengakibatkan
adanya banyak antrian pasien dalam meminta resep, selain itu apoteker/asisten
apoteker tidak konsentrasi dalam memberikan resep begitu juga kadang kala tulisan
B. Medication Error
KepMenKes No 1027 tahun 2004 Medical error adalah kejadian yang sudah
merugikan pasien akibat kesalahan pemakaian obat, selama dalam masa
penanganan oleh tenaga kesehatan yang sebetulnya dapat kita cegah.
Medication error merupakan sebuah masalah yang sudah sering terjadi pada
pasien rawat inap Namun Secara umum, Medi-cation error didefinisikan sebagai
peresepan dan pemberian serta administrasi obat yang salah yang bisa me-
nyebabkan konsekuensi tertentu atau tidak. Keselamatan pasien merupakan
suatu disiplin baru dalam pelayanan kesehatan yang mengutamakan pelaporan, 1
analisis, dan pencegahan medical error yang sering menimbulkan Kejadian Tak
Diharapkan (KTD) terkait Insiden Keselamatan Pasien dalam hal pelayanan
kesehatan. Dan menurut Depkes RI, Kegiatan skrining resep yang dilakukan
oleh tenaga kefarmasian untuk mencegah terjadinya keselahan pengobatan
(Medication error).
C. QR-Code
Hal-hal yang sering terjadi prescribing error dari beberapa jurnal adalah penulisan
resep yang sulit dibaca dibagian nama obat,, satuan numerik obat yang digunakan,
bentuk sediaan yang dimaksud, tidak ada dosis sediaan, tidak ada umur pasien, tidak
ada nama dokter, tidak ada SIP dokter, tidak ada tanggal pemberian. Tidak adanya
bentuk sediaan ini sangat merugikan pasien. Pemilihan bentuk sediaan ini disesuaikan
dengan kondisi pasien. Dosis merupakan bagian yang sangat penting dalam resep.
Tidak ada dosis sediaan berpeluang menimbulkan kesalahan oleh transcriber, hal ini
karena beberapa obat memiliki dosis sediaan yang beragam.
Faktor penyebab ME fase prescribing meliputi beban kerja yaitu rasio antara beban
kerja dan SDM tidak seimbang, edukasi yaitu penulisan resep tidak memenuhi syarat
kelengkapan resep, gangguan bekerja yaitu terganggu dengan dering telepon, kondisi
1
lingkungan yaitu pencahayaan yang kurang mendukung saat bekerja, dan komunikasi
yaitu permintaan obat secara lisan. Hal ini seharusnya bisa dihindari
Jenis kasus dispensing error yang terjadi pada layanan farmasi adalah salah obat,
salah kekuatan obat, dan salah kuantitas. Salah obat adalah jenis error paling umum
dari dispensing error pada pelayanan farmasi, sementara error lain adalah kekeliruan
kekuatan obat (wrong medicine), dosis (wrong drug strength), dan jumlah obat
(wrong quantity). Ada juga rumah sakit dengan kejadian kekeliruan dosis angkanya
jauh lebih banyak dari pada kekeliruan obat. Penyebab tersebut bisa karena staf tidak
mempunyai pengetahuan atau ketrampilan yang benar tentang berbagai ukuran dan 1
ketrampilan kemampuan mengkonversi ke unit pengukuran lain. Hal ini sangat
penting untuk mencegah kekeliruan dosis.
Bahwa faktor penyebab ME fase dispensing meliputi beban kerja yaitu rasio antara
beban kerja dan SDM tidak seimbang, edukasi yaitu penyiapan obat yang tidak sesuai
permintaan resep, komunikasi yaitu kurangnya komunikasi mengenai stok perbekalan
farmasi, kondisi lingkungan yaitu tidak adanya ruangan penyiapan obat dan gangguan
Dari beberapa jenis administration erorr yang terjadi pada saat pelayanan farmasi
adalah kesalahan waktu pemberian obat, kesalahan teknik pemberian obat, dan obat
tertukar pada pasien yang namanya sama (right drug for wrong patient). Salah satu
contoh administration erorr, misalnya obat diberikan informasi diminum sesudah
makan yang seharusnya sebelum makan atau yang seharusnya siang atau malam
diberikan pagi hari. Contoh lain dokter menuliskan R/ Flunarizin 5 mg signa 1×1
malam, Instalasi Farmasi memberikan Sinral 5mg, tetapi perawat tidak mengetahui
bahwa obat tersebut komposisinya sama dengan Flunarizin, mungkin juga karena
kurang teliti, sampai terjadi pasien tidak diberikan obat karena di CPO ditulis
Flunarizine 5 mg, signa 1×1.
1
Faktor penyebab ME fase administration meliputi beban kerja yaitu rasio antara
beban kerja dan SDM tidak seimbang, gangguan bekerja yaitu terganggu dengan
dering telepon, edukasi yaitu tidak tepat waktu pemberian obat, kondisi lingkungan
yaitu jarak unit farmasi tidak memudahkan tenaga kesehatan dalam pemberian obat
dan komunikasi yaitu kurangnya komunikasi tenaga kesehatan dan pasien dalam
penggunaan obat.
1. Apoteker tidak boleh membuat asumsi pada saat melakukan interpretasi resep
dokter. Untuk mengklarifikasi ketidaktepatan atau ketidakjelasan resep,
singkatan, hubungi dokter penulis resep.
2. Dapatkan informasi mengenai pasien sebagai petunjuk penting dalam
pengambilan keputusan pemberian obat, seperti :
1) Data demografi (umur, berat badan, jenis kelamin) dan data klinis (alergi,
diagnosis dan hamil/menyusui). Contohnya, Apoteker perlu mengetahui
tinggi dan berat badan pasien yang menerima obat-obat dengan indeks
terapi sempit untuk keperluan perhitungan dosis.
V. ESTIMASI BIAYA
No Uraian QTY Harga Satuan Jumlah Ket
1 Paket Kabel LAN UTP Fiber Optik 150 Meter 150M 150 Meter Converter FOp 8 Unit 1.100.000 8.800.000 Upgrade Jaringan
2 Paket Kabel LAN UTP Fiber Optik 100 Meter Converter Fop 20 Unit 835.000 16.700.000 Upgrade Jaringan
3 EDGECORE FO Switch 10G 4x 10Gbps SFP+ 24x 1G L2+ Managed Fiber Optic 2 Unit 19.250.000 38.500.000 Upgrade Jaringan
4 Fiber Optic Switch 2 Port UTP TX + 8 SFP FO 1000Mbps Nufiber Fibre NEW+RACK 8 Unit 3.752.500 30.020.000 Upgrade Jaringan
5 Fiber Optic Switch 2 Port UTP TX + 16 SFP FO 1000Mbps Nufiber Fibre NEW+RACK 6 Unit 5.835.000 35.010.000 Upgrade Jaringan
6 INTEL NUC MINI PC CORE I5 + RAM 16 GB + HDD 1 TR + Monitor 17" 30 Unit 9.535.000 286.050.000 Upgrade PC
7 Printer Laser MonoCrome 30 Unit 3.500.000 105.000.000 Upgrade Printer 1
8 Printer Laser Colour 2 Unit 5.500.000 11.000.000 Upgrade Printer
9 Printer Dot Matriks 9 pin 8 Unit 3.750.000 30.000.000 Upgrade Printer
10 Akesories Pendukung (Kabel Listrik + Jasa Instalasi + dan Akesories lainnya 1 ls 150.000.000 150.000.000
11 Samsung Tablet Tab Storage 128 GB+ RAM 4 GB + PEN + 10.1+Case" untuk R. Jalan 17 Unit 15.445.000 262.565.000 Device E-PRESCRIBING
12 Samsung Tablet Tab Storage 128 GB+ RAM 4 GB + PEN + 10.1+Case" untuk R. Inap 17 Unit 15.445.000 262.565.000 Device E-PRESCRIBING
Samsung Tablet Tab Storage 128 GB+ RAM 4 GB + PEN + 10.1+Case" untuk
13 4 Unit 15.445.000 61.780.000
Penunjang (Radiologi, Fisioterapi, LAB, UTDRS) Device E-PRESCRIBING
Samsung Tablet Tab Storage 128 GB+ RAM 4 GB + PEN + 10.1+Case" untuk Apotik
14 3 Unit 15.445.000 46.335.000
Depo IGD, Rawat Jalan, Rawat Inap. Device E-PRESCRIBING
15 Samsung Tablet Tab Storage 128 GB+ RAM 4 GB + PEN + 10.1+Case" untuk Kabid 4 Unit 15.445.000 61.780.000 Device E-PRESCRIBING
16 Samsung Tablet Tab Storage 128 GB+ RAM 4 GB + PEN + 10.1+Case" untuk Kasie 6 Unit 15.445.000 92.670.000 Device E-PRESCRIBING
Samsung Tablet Tab Storage 128 GB+ RAM 4 GB + PEN + 10.1+Case" Gudang Farmasi
17 3 Unit 15.445.000 46.335.000
dan Duty Manager dan PR Device E-PRESCRIBING
Samsung Tablet Tab Storage 128 GB+ RAM 4 GB + PEN + 10.1+Case" ka. Unit SIMRS
18 2 Unit 15.445.000 30.890.000
dan Admin SIMRS Device E-PRESCRIBING
DELL PowerEdge Blade Server PE M630 (Intel® Xeon® E5-2699 v3 2.3GHz,45M
19 Cache,9.60GT/s QPI,Turbo,HT,18C/36T (145W) 2x32GB RDIMM, 2133MT/s, Dual 1 Unit 323.120.000 323.120.000 Server Utama
Rank, x8 Data Width 2x300GB 10K RPM SAS 6Gbps 2.5in Hot-plug Hard Drive
20 Scan QR-Code 1 D/2D 4 Unit 2.100.000 8.400.000 Loket Pendaftaran
21 Akses Point Indoor Suppor kabel Fiber Optic 30 Unit 6.500.000 195.000.000 Upgrade WIFI
22 Aplikasi E-Prescribing SISTEM E-PRESCRIBING DAN QR-CODE 1 Paket SYSTEM200.000.000
200.000.000 UNTUKAplikasi
RESEP OBAT
23 Aplikasi EMR (Elekronik Medical Record) 1 Paket 200.000.000 200.000.000 Aplikasi
DAN UPGRADE PERANGKAT SIMRS
24 Antrian Apotik Rawat jalan dan Apotik Rawat Inap
DI RUMAH SAKIT UMUM
1 Paket
KAB. SINJAI
175.000.000
SULAWESI SELATAN
175.000.000 Aplikasi dan Perangkat
25 Scanner High Speed 1 Unit 26.425.000 26.425.000 Device Aplikasi EMR
26 High Speed Portable Document Scanner A4/A3 2 Unit 9.500.000 19.000.000 Device Aplikasi EMR
27 Biaya Konvert Data BRM to Hardcopy 1 ls 200.000.000 200.000.000
Sub Total 2.922.945.000
VI. IMPLEMENTASI SISTEM
Implementasi Sistem telah di impelemtasikan dan masih perlu dilakukan
penyesuaian Modul dan Fitur untuk Instalasi Farmasi baik di APotik Depo IGD,
Apotik Rawwat jalan dan Apotik Rawat Inap dengan QR-Code yang tertera pada
print out resep apakah obat tersebut benar yang diberikan, apakah obat tersebut
dosisnya sama, dan lain-lain. QR-Code adalah representasi visual informasi
sehingga memudahkan dalam pemotongan stok obat di apotik.
VII. PENUTUP
A. Kesimpulan
Dengan Penerapan Sistem aplikasi e-PRESCRIBING, Aplikasi EHR dikenal juga
sebagai EPR (Electronic Patient Record) atau EMR (Electronic Medical Record) dan
Antrian Apotik ini dapat mengurangi medication error yang terjadi pada pembuatan
resep dokter oleh apoteker/asisten apoteker. Hasil praktis menunjukkan bahwa
penggunaan komponen yang dapat digunakan kembali dapat meningkatkan
efisiensi pengembangan perangkat lunak.
1
B. Saran
Dalam Pengembangan Aplikasi diatas dan menggunakan QR-Code system dan
Scanner Qr-Code serta mendukung Qr-Code Antrian Pendaftaran Online, maka
sebaiknya menggunakan Tambahan Backup server dan upgrade insfrastruktur
jaringan dari Teknologi Kabel UTP Cut 6 ke Teknologi Fiber Optic di rumah sakit
sehingga mengurangi resiko data masuk yang terlambat dan sebagainya.
HERI TRISNAWATI,
S.Kom