Anda di halaman 1dari 12

RENCANA IMPLEMENTASI SISTEM E-PRESCRIBING DAN QR-CODE

SISTEM UNTUK RESEP OBAT DAN UPGRADE PERANGKAT SIMRS


DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN SINJAI

ABSTRAK
Untuk meminimalkan medication error (kesalahan pembacaan resep dan dosis) yang
dilakukan oleh apoteker maupun asisten apoteker, maka kami membuat aplikasi
online/offline-prescribing, yaitu dokter entry secara langsung resep yang akan
diberikan ke pasien, dan apoteker atau asisten apoteker langsung membaca di layar
komputer dan langsung menerapkan resep yang sesuai dengan request dari dokter
sehingga tidak terjadi kesalahan dan data menjadi akurat serta waktu yang diperlukan
bisa lebih cepat. Dalam penerapkan barcode system peresepan yang memudahkan
apoteker/ asisten apoteker dalam menyesuaikan keakuratan data stok fisik obat,
dengan menambahkan barcode system maka masuk dan keluarnya obat akan
terkontrol dan akurat sehingga meminimalisir kesalahan dalam pengentrian data
pabrik dengan merek obat yang sama yang dapat di implementasikan di Rumah
Sakit Umum Sinjai Sulawesi Selatan. Development Tools yang di pergunakan
adalah Html, PHP, Javascript, CSS, Ajax dengan database Mysql dan Firebase.
Seiring waktu dalam pemanfaat perangkat dalam mendukung kegiatan SIMRS yang
telah di gunakan di Rumah Sakit Umum Sinjai sudah layak dilakukan upgrade
perangkat baik dari sisi jaringan data, Personal Computer, Printer dan perangkat
pendukung lainnya, mengingat usia perangkat di atas 3-5 tahun.

I. PENDAHULUAN 1
Sebua permasalahan yang sangat umum yang sering terjadi di Instalasi Farmasi
pada sebuah rumah sakit yaitu sangat rentan dengan adanya human error maupun
kesalahan dalam penulisan dan pemberian resep obat serta kurang akuratnya stok
resep di apotik, sehingga komunikasi antara dokter dan apoteker/asisten apoteker
sering terhambat dan membutuhkan proses yang lama sehingga mengakibatkan
adanya banyak antrian pasien dalam meminta resep, selain itu apoteker/asisten
apoteker tidak konsentrasi dalam memberikan resep begitu juga kadang kala tulisan

SISTEM E-PRESCRIBING DAN QR-CODE SYSTEM UNTUK RESEP OBAT


DAN UPGRADE PERANGKAT SIMRS DI RUMAH SAKIT UMUM KAB. SINJAI SULAWESI SELATAN
dokter yang sangat sulit dibaca yang mengakibatkan apoteker/asisten apoteker
membaca sesuai dengan huruf depan dan belakang yang terbaca di resep manual serta
dosis yang diberikanterkadang tidak jelas dan tidak terbaca.
Medication error merupakan masalah yang sering terjadi pada pasien rawat inap.
Secara umum Medication error didefinisikan sebagai peresepan, pemberian dan
administrasi obat yang salah, yang menyebabkan konsekuensi tertentu atau tidak.
Sebuah studi di Yogyakarta (2010) terhadap sebuah rumah sakit swasta
menunjukkan bahwa dari 229 resep, ditemukan 226 resep medication error. Dari 226
medication errors, 99.12% merupakan kesalahan peresepan, 3.02% merupakan
kesalahan farmasetik dan 3.66% merupakan kesalahan penyerahan. Kemudian
menurut F Rahmawati (2002) Skor tertinggi adalah penulisan nama obat yang tidak
jelas (92,8%). Penulisan resep yang bervariasi kerena menggunakan singkatan yang
tidak lazim terjadi pada nama obat, satuan metrik dan aturan pakai. Selain berpotensi
menimbulkan medication error juga menyebabkan resep tersebut hanya berlaku lokal
tidak bersifat universal, contohnya Klorpromazin disingkat CPZ, Haloperidol
disingkat HPD, Dekstrometorfan disingkat DMP dan lain sebagainya. Pada aturan
pakai, kalau perlu disingkat K/P atau KP, takaran sendok plastik yang ditulis sebagai
Cp atau takaran sendok original. Sebagian besar kesalahan peresepan merupakan
akibat dari resep yang tidak lengkap. Dokter melakukan kesalahan terbanyak yakni
99.12%. Kesalahan farmasetik meliputi overdosis atau dosis rendah yang inadekuat.
Penyerahan obat meliputi preparasi obat yang tidak tepat dan pemberian informasi
yang tidak lengkap. Monitoring keamanan dan efikasi obat secara adekuat dapat
mencegah terjadinya efek samping. Di Rumah Sakit, pemberian informasi dan 1
kontrol administrasi obat merupakan tantangan yang berat. Selain itu, pada pasien
rawat jalan, kontrol penggunaan obat dan keparahan efek samping juga belum
dimonitor dengan baik. Interaksi obat dengan obat, makanan, dan bahan kimia dapat
mempengaruhi terapeutik pasien.
Misi apoteker adalah untuk membantu memastikan bahwa pasien mendapatkan
penggunaan obat yang terbaik dan rasional. Apoteker harus mempelopori, bekerja
sama dan disiplin dalam mencegah, mendeteksi dan mengatasi masalah yang

SISTEM E-PRESCRIBING DAN QR-CODE SYSTEM UNTUK RESEP OBAT


DAN UPGRADE PERANGKAT SIMRS DI RUMAH SAKIT UMUM KAB. SINJAI SULAWESI SELATAN
berkaitan dengan obat yang dapat mengakibatkan kerugian pada pasien. Adanya
faktor risiko dan riwayat penggunaan obat sebelumnya yang mungkin dapat
berinteraksi perlu dipantau untuk meminimalkan risiko. Apoteker harus bekerja sama
dengan tenaga kesehatan lain untuk memastikan bahwa obat yang digunakan aman.
Hal-hal tersebut dilakukan agar dampak negatif dari medication error seperti
pemborosan dari segi ekonomi dan menurunnya mutu pelayanan pengobatan
(meningkatnya efek samping dan kegagalan pengobatan) dapat diminimalkan.
Dalam sebuah rumah sakit tentu nya harus memiliki sebuah sistem informasi untuk
memudahkan manajemen kegiatan dirumah sakit tersebut. Sistem informasi dalam
organisasi apa pun memiliki elemen penting. Begitu Juga pada bagian instalasi
farmasi, jika peresepan masih dilakukan secara manual, akan menimbulkan resiko ada
nya Human error kepada pembacaan resep-resep tulisan tangan dokter oleh
apoteker/asisten Apoteker.
Menurut Sebuah studi di Yogyakarta (2010) mereka mengidentifikasi kesalahan
dalam mengartikan resep obat yang ditulis tangan oleh dokter, kesalahan dalam
penentuan dosisobat, sampai lamanya antrian dalam pemesanan obat. E-Prescribing
dapat meningkatkan akses ke pelayanan kesehatan dan meningkatkan kualitas dan
efektifitas dari pelayanan yang diberikan. Sistem resep elektronik (e-prescribing)
meliputi produk obat-obatan dan jenis penyakit dalam menulis resep elektronik.
Sistem ini diimplementasikan menggunakan framework tertentu, sistem database
menggunakan Phpmyadmin, dan jaringan menggunakan arsitektur client-server.
II. LANDASAN TEORI
A. E-Prescribing 1
Menurut uraian pada Centers for Medicare & Medicaid Services, E-Prescribing
itu diprakarsai oleh lima buah lembaga kesehatan di Amerika yang sudah
terhubungkan melalui Electronic Health (E-Health): The American Medical
Association, The American Academy of Family Physicians, The American
College of Physicians, The Medical GroupManagement Association, dan The
Centre for Improving Medication Management. Pengertian e-prescribing adalah
resep yang telah ditransmisikan dengan mempergunakan media elektronik yang

SISTEM E-PRESCRIBING DAN QR-CODE SYSTEM UNTUK RESEP OBAT


DAN UPGRADE PERANGKAT SIMRS DI RUMAH SAKIT UMUM KAB. SINJAI SULAWESI SELATAN
bisa menghubungkan beberapa atau berbagai informasi di antara dokter, alat
pembuat untuk resep elektronik, apotek, serta bagian keuangan, dalam rencana
kesehatan baik secara langsung ataupun pula tidak langsung. E-prescribing seperti
ini tidak hanya mentransmisikan berbagai informasi secara dua arah saja antara
dokter dengan alat pembuat untuk resep elektronik tetapi juga bisa
menggabungkan system untuk catatan elektronik kesehatan sperti yang biasa
dikenal dengan EHR (Electronic Health Record) System. Sistem pencatatan
kesehatan elektronik ini adalah bertujuan untuk membantu para pasien dalam
merencanakan pengobatan yang lebih lanjut, serta informasi tentang riwayat
pengobatan yang sebelumnya, dosis obat-obat yang digunakan, beberapa alergi,
dan juga efek dari obat-obat yang dikonsumsi. Di dalam sistem e-prescribing
ada terdapat dua pilihan sistem yang bisa digunakan yaitu sistem Stand-alone
dan juga Sistem EHR yaitu dengan modul e-prescribing yang sudah terintegrasi.

B. Medication Error
KepMenKes No 1027 tahun 2004 Medical error adalah kejadian yang sudah
merugikan pasien akibat kesalahan pemakaian obat, selama dalam masa
penanganan oleh tenaga kesehatan yang sebetulnya dapat kita cegah.
Medication error merupakan sebuah masalah yang sudah sering terjadi pada
pasien rawat inap Namun Secara umum, Medi-cation error didefinisikan sebagai
peresepan dan pemberian serta administrasi obat yang salah yang bisa me-
nyebabkan konsekuensi tertentu atau tidak. Keselamatan pasien merupakan
suatu disiplin baru dalam pelayanan kesehatan yang mengutamakan pelaporan, 1
analisis, dan pencegahan medical error yang sering menimbulkan Kejadian Tak
Diharapkan (KTD) terkait Insiden Keselamatan Pasien dalam hal pelayanan
kesehatan. Dan menurut Depkes RI, Kegiatan skrining resep yang dilakukan
oleh tenaga kefarmasian untuk mencegah terjadinya keselahan pengobatan
(Medication error).

C. QR-Code

SISTEM E-PRESCRIBING DAN QR-CODE SYSTEM UNTUK RESEP OBAT


DAN UPGRADE PERANGKAT SIMRS DI RUMAH SAKIT UMUM KAB. SINJAI SULAWESI SELATAN
QR-Code merupakan suatu jenis matriks kode atau barcode dua dimensi.
Barcode ini tidak hanya satu sisinya saja yang mengandung data, QR-Code
mempunyai dua sisi yang berisi data. Hal ini membuat QR-Code dapat lebih
banyak memuat informasi dibandingkan barcode. QR-Code, misalnya dapat
menampung informasi berupa URL suatu website yang nantinya dapat
digunakan pada majalah iklan atau media lainya, Sehinnga ketika seorang
pengguna handphone berkamera dan mempunyai aplikasi pembaca, QR-Code
dapat langsung men scan dan masuk ke website yang dimaksud tanpa perlu
mengetikkan alamatnya. Kegunaan lainya misalnya, QR-Code digunakan untuk
meyimpan data teks mengenai informasi produk atau hal lain, SMS, atau
informasi kontak yang mengandung nama, nomor telepon dan alamat.
Kapasitas data untuk QR-Code dibandingkan matriks kode yang yang lain
dapat dikatakan cukup besar yaitu dapat menampung 7.089 data numerik, 4.296
data alfanumerik, 2.953 data biner,atau 1.817 karakter kanji, dengan dukungan
kecepatan pendekodean dan ukuran cetak yang kecil. Hasil cetakan QR-Code
juga tahan terhadap kerusakan sampai dengan 30% agar tetap dapat dibaca.
Selain itu QR-Code dapat dibaca dari segala arah dengan hasil yang sama
sehingga meminimalkan kesalahan baca akibat salah posisi QR-Code.

II. Manfaat Sistem E-Prescribing


Manfaat E-Prescribing Elektronik meliputi:
a. Meningkatkan efisiensi apotek.
b. Mempercepat penerimaan resep 1
c. Promosi kepatuhan untuk obat.
d. Meningkatkan perbaikan resep yang salah
e. Mengurangi reaksi obat
f. Identifikasi dosis yang salah
g. Menurunkan risiko interaksi obat
h. Pencegahan risiko terhadap bahaya biaya kesehatan,
i. Meningkatan Mutu pelayanan dan pengurangan klaim malpraktek

SISTEM E-PRESCRIBING DAN QR-CODE SYSTEM UNTUK RESEP OBAT


DAN UPGRADE PERANGKAT SIMRS DI RUMAH SAKIT UMUM KAB. SINJAI SULAWESI SELATAN
III. Kesalahan Peresepan (prescribing error)

Hal-hal yang sering terjadi prescribing error dari beberapa jurnal adalah penulisan
resep yang sulit dibaca dibagian nama obat,, satuan numerik obat yang digunakan,
bentuk sediaan yang dimaksud, tidak ada dosis sediaan, tidak ada umur pasien, tidak
ada nama dokter, tidak ada SIP dokter, tidak ada tanggal pemberian. Tidak adanya
bentuk sediaan ini sangat merugikan pasien. Pemilihan bentuk sediaan ini disesuaikan
dengan kondisi pasien. Dosis merupakan bagian yang sangat penting dalam resep.
Tidak ada dosis sediaan berpeluang menimbulkan kesalahan oleh transcriber, hal ini
karena beberapa obat memiliki dosis sediaan yang beragam.

Pentingnya pencantuman berat badan dalam penulisan resep yang menyebutkan


bahwa berat badan merupakan salah satu aspek penting yang diperlukan dalam
perhitungan dosis, khususnya dosis anak. Pencantuman nama dan paraf dokter dalam
resep juga merupakan hal yang penting untuk dicantumkan, jika terjadi kesalahan
dalam hal peresepan maka petugas kefarmasian dapat langsung menghubungi dokter
yang bersangkutan untuk melakukan verfikasi terkait dengan terapi obat yang
diberikan kepada pasien sedangkan pencantuman SIP dalam resep diperlukan untuk
menjamin keamanan pasien, bahwa dokter tersebut mempunyai hak dan dilindungi
undang-undang dalam memberikan terapi pengobatan kepada pasien

Faktor penyebab ME fase prescribing meliputi beban kerja yaitu rasio antara beban
kerja dan SDM tidak seimbang, edukasi yaitu penulisan resep tidak memenuhi syarat
kelengkapan resep, gangguan bekerja yaitu terganggu dengan dering telepon, kondisi
1
lingkungan yaitu pencahayaan yang kurang mendukung saat bekerja, dan komunikasi
yaitu permintaan obat secara lisan. Hal ini seharusnya bisa dihindari

IV. Kesalahan Penerjemahan Resep (transcribing erorr)

SISTEM E-PRESCRIBING DAN QR-CODE SYSTEM UNTUK RESEP OBAT


DAN UPGRADE PERANGKAT SIMRS DI RUMAH SAKIT UMUM KAB. SINJAI SULAWESI SELATAN
Berdasarkan tahap prescribing dimana setelah resep di terima oleh unit farmasi rawat
inap maka proses error yang terjadi adalah pada saat staf farmasi melakukan
pembacaan resep dari prescriber (proses transcribing). Tipe-tipe trascribing errors
antara lain :

(a) Kelalaian, misalnya ketika obat diresepkan namun tidak diberikan.


(b) Kesalahan interval, misalnya ketika dosis yang diperintahkan tidak pada waktu
yang tepat.
(c) Obat alternatif, misalnya pengobatan diganti oleh apoteker tanpa sepengetahuan
dokter.
(d) Kesalahan dosis, misalnya pada resep 0.125 mg menjadi 0.25 mg pada salinan.
(e) Kesalahan rute, misalnya pada resep Ofloxacin tablet menjadi Ofloxacin I.V.
(f) Kesalahan informasi detail pasien, meliputi nama, umur, gender, registrasi yang
tidak ditulis atau salah ditulis pada lembar salinan.

V. Kesalahan Menyiapkan dan Meracik Obat (dispensing erorr)

Jenis kasus dispensing error yang terjadi pada layanan farmasi adalah salah obat,
salah kekuatan obat, dan salah kuantitas. Salah obat adalah jenis error paling umum
dari dispensing error pada pelayanan farmasi, sementara error lain adalah kekeliruan
kekuatan obat (wrong medicine), dosis (wrong drug strength), dan jumlah obat
(wrong quantity). Ada juga rumah sakit dengan kejadian kekeliruan dosis angkanya
jauh lebih banyak dari pada kekeliruan obat. Penyebab tersebut bisa karena staf tidak
mempunyai pengetahuan atau ketrampilan yang benar tentang berbagai ukuran dan  1
ketrampilan kemampuan mengkonversi ke unit pengukuran lain. Hal ini sangat
penting untuk mencegah kekeliruan dosis.

Bahwa faktor penyebab ME fase dispensing meliputi beban kerja yaitu rasio antara
beban kerja dan SDM tidak seimbang, edukasi yaitu penyiapan obat yang tidak sesuai
permintaan resep, komunikasi yaitu kurangnya komunikasi mengenai stok perbekalan
farmasi, kondisi lingkungan yaitu tidak adanya ruangan penyiapan obat dan gangguan

SISTEM E-PRESCRIBING DAN QR-CODE SYSTEM UNTUK RESEP OBAT


DAN UPGRADE PERANGKAT SIMRS DI RUMAH SAKIT UMUM KAB. SINJAI SULAWESI SELATAN
bekerja yaitu terganggu dengan dering telepon. yang menyimpulkan bahwa faktor-
faktor yang berkaitan dengan dispensing errors adalah beban pekerjaan tinggi, jumlah
staf yang kurang, obat LASA, kemasan yang mirip, sistem penyimpanan obat LASA
dan gangguan lingkungan antara lain distraksi, interupsi.

VI. Kesalahan Penyerahan Obat Kepada Pasien (administration error)

Kesalahan administrasi pengobatan (MAE) didefinisikan sebagai perbedaan antara


apa yang diterima oleh pasien atau yang seharusnya diterima pasien dengan apa yang
di maksudkan. MAE adalah salah satu area resiko praktik keperawatan dan terjadi
ketika ada perbedaan antara obat yang diterima oleh pasien dan terapiobat yang
ditunjukan oleh penulis resep.

Dari beberapa jenis administration erorr yang terjadi pada saat pelayanan farmasi
adalah kesalahan waktu pemberian obat, kesalahan teknik pemberian obat, dan obat
tertukar pada pasien yang namanya sama (right drug for wrong patient). Salah satu
contoh administration erorr, misalnya obat diberikan informasi diminum sesudah
makan yang seharusnya sebelum makan atau yang seharusnya siang atau malam
diberikan pagi hari. Contoh lain dokter menuliskan R/ Flunarizin 5 mg signa 1×1
malam, Instalasi Farmasi memberikan Sinral 5mg, tetapi perawat tidak mengetahui
bahwa obat tersebut komposisinya sama dengan Flunarizin, mungkin juga karena
kurang teliti, sampai terjadi pasien tidak diberikan obat karena di CPO ditulis
Flunarizine 5 mg, signa 1×1.
1
Faktor penyebab ME fase administration meliputi beban kerja yaitu rasio antara
beban kerja dan SDM tidak seimbang, gangguan bekerja yaitu terganggu dengan
dering telepon, edukasi yaitu tidak tepat waktu pemberian obat, kondisi lingkungan
yaitu jarak unit farmasi tidak memudahkan tenaga kesehatan dalam pemberian obat
dan komunikasi yaitu kurangnya komunikasi tenaga kesehatan dan pasien dalam
penggunaan obat.

SISTEM E-PRESCRIBING DAN QR-CODE SYSTEM UNTUK RESEP OBAT


DAN UPGRADE PERANGKAT SIMRS DI RUMAH SAKIT UMUM KAB. SINJAI SULAWESI SELATAN
Untuk menghindari kesalahan pengobatan, Apoteker dapat berperan nyata dalam
pencegahan terjadinya kesalahan pengobatan melalui kolaborasi dengan dokter,
pasien, serta tenaga kesehatan lainnya. Hal yang dapat dilakukan antara lain
Identifikasi pasien minimal dengan dua identitas, misalnya nama dan nomor rekam
medik/ nomor resep :

1. Apoteker tidak boleh membuat asumsi pada saat melakukan interpretasi resep
dokter. Untuk mengklarifikasi ketidaktepatan atau ketidakjelasan resep,
singkatan, hubungi dokter penulis resep.
2. Dapatkan informasi mengenai pasien sebagai petunjuk penting dalam
pengambilan keputusan pemberian obat, seperti :

1) Data demografi (umur, berat badan, jenis kelamin) dan data klinis (alergi,
diagnosis dan hamil/menyusui). Contohnya, Apoteker perlu mengetahui
tinggi dan berat badan pasien yang menerima obat-obat dengan indeks
terapi sempit untuk keperluan perhitungan dosis.

2) Hasil pemeriksaan pasien (fungsi organ, hasil laboratorium, tanda-tanda


vital dan parameter lainnya). Contohnya, Apoteker harus mengetahui data
laboratorium yang penting, terutama untuk obat-obat yang memerlukan
penyesuaian dosis dosis (seperti pada penurunan fungsi ginjal).

1. Apoteker harus membuat riwayat/catatan pengobatan pasien.


2. Strategi lain untuk mencegah kesalahan obat dapat dilakukan dengan
penggunaan otomatisasi (automatic stop order), sistem komputerisasi
(eprescribing) dan pencatatan pengobatan pasien seperti sudah
1
disebutkan diatas.
3. Permintaan obat secara lisan hanya dapat dilayani dalam keadaan
emergensi dan itupun harus dilakukan konfirmasi ulang untuk
memastikan obat yang diminta benar, dengan mengeja nama obat serta
memastikan dosisnya. Informasi obat yang penting harus diberikan
kepada petugas yang meminta/menerima obat tersebut. Petugas yang

SISTEM E-PRESCRIBING DAN QR-CODE SYSTEM UNTUK RESEP OBAT


DAN UPGRADE PERANGKAT SIMRS DI RUMAH SAKIT UMUM KAB. SINJAI SULAWESI SELATAN
menerima permintaan harus menulis dengan jelas instruksi lisan setelah
mendapat konfirmasi.

IV. Kerangka Konsep


Kerangka konsep Persepsi e-prescribing di Instalasi Farmasi baik Rawat
Jalan/Depo IGD dan Rawat Inap dapat dijelaskan bahwa konsepnya adalah
variabel persepsi e-prescribing Evaluasi perlu terlebih dahulu dilakukan sebelum
pengembangan implementasi modul e-prescribing di poliklinik atau unit instalasi
rumah sakit. Evaluasi bemanfaat untuk mengetahui bagaimana implementasi suatu
sistem telah dijalankan dan dapat dikembangkan untuk sistem yang luas.
Untuk meningkatkan mutu dan cost-effectiveness pelayanan
kesehatan digunakan Standar Pelayanan Medis (SPM) atau standar
pengobatan dari masing-masing rumah sakit yang bersangkutan. Standar
Pelayanan Medis digunakan sebagai pedoman terapi dan salah satu dasar
dalam pembuatan clinical pathway yang kemudian digunakan untuk
menentukan biaya pengobatan sesuai dengan Indonesia Diagnosis
Related Group (INA-DRG).

V. ESTIMASI BIAYA
No Uraian QTY Harga Satuan Jumlah Ket
1 Paket Kabel LAN UTP Fiber Optik 150 Meter 150M 150 Meter Converter FOp 8 Unit 1.100.000 8.800.000 Upgrade Jaringan
2 Paket Kabel LAN UTP Fiber Optik 100 Meter Converter Fop 20 Unit 835.000 16.700.000 Upgrade Jaringan
3 EDGECORE FO Switch 10G 4x 10Gbps SFP+ 24x 1G L2+ Managed Fiber Optic 2 Unit 19.250.000 38.500.000 Upgrade Jaringan
4 Fiber Optic Switch 2 Port UTP TX + 8 SFP FO 1000Mbps Nufiber Fibre NEW+RACK 8 Unit 3.752.500 30.020.000 Upgrade Jaringan
5 Fiber Optic Switch 2 Port UTP TX + 16 SFP FO 1000Mbps Nufiber Fibre NEW+RACK 6 Unit 5.835.000 35.010.000 Upgrade Jaringan
6 INTEL NUC MINI PC CORE I5 + RAM 16 GB + HDD 1 TR + Monitor 17" 30 Unit 9.535.000 286.050.000 Upgrade PC
7 Printer Laser MonoCrome 30 Unit 3.500.000 105.000.000 Upgrade Printer 1
8 Printer Laser Colour 2 Unit 5.500.000 11.000.000 Upgrade Printer
9 Printer Dot Matriks 9 pin 8 Unit 3.750.000 30.000.000 Upgrade Printer
10 Akesories Pendukung (Kabel Listrik + Jasa Instalasi + dan Akesories lainnya 1 ls 150.000.000 150.000.000
11 Samsung Tablet Tab Storage 128 GB+ RAM 4 GB + PEN + 10.1+Case" untuk R. Jalan 17 Unit 15.445.000 262.565.000 Device E-PRESCRIBING
12 Samsung Tablet Tab Storage 128 GB+ RAM 4 GB + PEN + 10.1+Case" untuk R. Inap 17 Unit 15.445.000 262.565.000 Device E-PRESCRIBING
Samsung Tablet Tab Storage 128 GB+ RAM 4 GB + PEN + 10.1+Case" untuk
13 4 Unit 15.445.000 61.780.000
Penunjang (Radiologi, Fisioterapi, LAB, UTDRS) Device E-PRESCRIBING
Samsung Tablet Tab Storage 128 GB+ RAM 4 GB + PEN + 10.1+Case" untuk Apotik
14 3 Unit 15.445.000 46.335.000
Depo IGD, Rawat Jalan, Rawat Inap. Device E-PRESCRIBING
15 Samsung Tablet Tab Storage 128 GB+ RAM 4 GB + PEN + 10.1+Case" untuk Kabid 4 Unit 15.445.000 61.780.000 Device E-PRESCRIBING
16 Samsung Tablet Tab Storage 128 GB+ RAM 4 GB + PEN + 10.1+Case" untuk Kasie 6 Unit 15.445.000 92.670.000 Device E-PRESCRIBING
Samsung Tablet Tab Storage 128 GB+ RAM 4 GB + PEN + 10.1+Case" Gudang Farmasi
17 3 Unit 15.445.000 46.335.000
dan Duty Manager dan PR Device E-PRESCRIBING
Samsung Tablet Tab Storage 128 GB+ RAM 4 GB + PEN + 10.1+Case" ka. Unit SIMRS
18 2 Unit 15.445.000 30.890.000
dan Admin SIMRS Device E-PRESCRIBING
DELL PowerEdge Blade Server PE M630 (Intel® Xeon® E5-2699 v3 2.3GHz,45M
19 Cache,9.60GT/s QPI,Turbo,HT,18C/36T (145W) 2x32GB RDIMM, 2133MT/s, Dual 1 Unit 323.120.000 323.120.000 Server Utama
Rank, x8 Data Width 2x300GB 10K RPM SAS 6Gbps 2.5in Hot-plug Hard Drive
20 Scan QR-Code 1 D/2D 4 Unit 2.100.000 8.400.000 Loket Pendaftaran
21 Akses Point Indoor Suppor kabel Fiber Optic 30 Unit 6.500.000 195.000.000 Upgrade WIFI
22 Aplikasi E-Prescribing SISTEM E-PRESCRIBING DAN QR-CODE 1 Paket SYSTEM200.000.000
200.000.000 UNTUKAplikasi
RESEP OBAT
23 Aplikasi EMR (Elekronik Medical Record) 1 Paket 200.000.000 200.000.000 Aplikasi
DAN UPGRADE PERANGKAT SIMRS
24 Antrian Apotik Rawat jalan dan Apotik Rawat Inap
DI RUMAH SAKIT UMUM
1 Paket
KAB. SINJAI
175.000.000
SULAWESI SELATAN
175.000.000 Aplikasi dan Perangkat
25 Scanner High Speed 1 Unit 26.425.000 26.425.000 Device Aplikasi EMR
26 High Speed Portable Document Scanner A4/A3 2 Unit 9.500.000 19.000.000 Device Aplikasi EMR
27 Biaya Konvert Data BRM to Hardcopy 1 ls 200.000.000 200.000.000
Sub Total 2.922.945.000
VI. IMPLEMENTASI SISTEM
Implementasi Sistem telah di impelemtasikan dan masih perlu dilakukan
penyesuaian Modul dan Fitur untuk Instalasi Farmasi baik di APotik Depo IGD,
Apotik Rawwat jalan dan Apotik Rawat Inap dengan QR-Code yang tertera pada
print out resep apakah obat tersebut benar yang diberikan, apakah obat tersebut
dosisnya sama, dan lain-lain. QR-Code adalah representasi visual informasi
sehingga memudahkan dalam pemotongan stok obat di apotik.

VII. PENUTUP
A. Kesimpulan
Dengan Penerapan Sistem aplikasi e-PRESCRIBING, Aplikasi EHR dikenal juga
sebagai EPR (Electronic Patient Record) atau EMR (Electronic Medical Record) dan
Antrian Apotik ini dapat mengurangi medication error yang terjadi pada pembuatan
resep dokter oleh apoteker/asisten apoteker. Hasil praktis menunjukkan bahwa
penggunaan komponen yang dapat digunakan kembali dapat meningkatkan
efisiensi pengembangan perangkat lunak.

1
B. Saran
Dalam Pengembangan Aplikasi diatas dan menggunakan QR-Code system dan
Scanner Qr-Code serta mendukung Qr-Code Antrian Pendaftaran Online, maka
sebaiknya menggunakan Tambahan Backup server dan upgrade insfrastruktur
jaringan dari Teknologi Kabel UTP Cut 6 ke Teknologi Fiber Optic di rumah sakit
sehingga mengurangi resiko data masuk yang terlambat dan sebagainya.

SISTEM E-PRESCRIBING DAN QR-CODE SYSTEM UNTUK RESEP OBAT


DAN UPGRADE PERANGKAT SIMRS DI RUMAH SAKIT UMUM KAB. SINJAI SULAWESI SELATAN
Sinjai, …. Juni 2020
Kepala Unit SIMRS

HERI TRISNAWATI,
S.Kom

SISTEM E-PRESCRIBING DAN QR-CODE SYSTEM UNTUK RESEP OBAT


DAN UPGRADE PERANGKAT SIMRS DI RUMAH SAKIT UMUM KAB. SINJAI SULAWESI SELATAN

Anda mungkin juga menyukai