id/NU/index
Article
ANALISIS MANAJEMEN LOGISTIK PENGELOLAAN OBAT DI
PUSKESMASKOTAKENDARI
1Muhammad Sujarwad, 2Ramadhan Tosepu, 3Adius Kusnan*
1,2Prodi Kesehatan Masyarakat, Pasca Sarjana Universitas Halu Oleo, Kendari, Indonesia
3Departemen Keperawatan, Fakultas Kedokteran, Universitas Halu Oleo
281
MUHAMMAD SUJARWAD/ JURNAL NURSING UPDATE- VOL.14 NO.2 (2023)
baik maka pencapaian tujuan tidak tercapai hasil pencatatan dan pelaporan di
dengan optimal. Pengelolaan obat Puskesmas Kota Kendari khususnya pada
puskesmas perlu dilaksanakan dengan baik tahun 2021 terjadi kekurangan persediaan
dan benar dimana pada pengelolaan obat obat untuk beberapa item.Terjadinya
ini perlu memperhatikan aspek-aspek yang ketidakcukupan obat atau penyediaan stok
mencakup didalamnya antara lain obat yang berlebihan merupakan suatu
perencanaan obat harus berdasarkan data masalah yang sering dijumpai di
pengelolaan obat yang akurat. puskesmas, dimana masalah tersebut
Tahun 2021 Puskesmas di Kota bukan hanya dipengaruhi oleh faktor dana
Kendari berjumlah 15 Puskesmas, terdiri tetapi juga dipengaruhi oleh proses
dari 5 Puskesmas sebagai Puskesmas pengelolaan obat yang meliputi
perawatan dan 10 non perawatan. (Dinkes perencanaan, permintaan/pengadaan,
Kota Kendari 2021). Untuk pengadaan obat pendistribusian dan penggunaan obat.
Puskesmas Kota Kendari menggunakan Berdasarkan uraian latar belakang
dana APBD, dengan proses pengadaan diatas, penulis tertarik untuk melakukan
obat melalui sistem e-catalogue yang penelitian tentang ”Analisis Manajemen
dilakukan secara online pada website LogisitIk Pengelolaan Obat di
pelelangan elektronik dan dilaksanakan Puskesmas Kota Kendari”.
oleh Lembaga Kebijakan Pengadaan
Barang/Jasa Pemerintah (LKPP), namun II. METODE
masih ada kendala yang terjadi pada Jenis penelitian ini merupakan
proses pengadaan. Berdasarkan hasil penelitian kualitatif dengan menggunakan
observasi pendahuluan di Puskesmas Kota pendekatan fenomenologis, lokasi
Kendari ditemukan masalah yaitu lamanya penelitian adalah Puskesmas diwilayah
waktu tunggu dari pemesanan obat dengan Kota Kendari. Penelitian ini dilaksanakan
menggunakan prosedur e-catalogue, pada bulan April 2023 yang melibatkan
belum berjalannya sistem farmasi satu subjek berasal dari 5 puskesmas
pintu dikarenakan sarana yang kurang perawatan yang berada di Kota Kendari.
memadai, antara lain proses pemesanan Informan kunci adalah mereka yang
obat yang dilakukan melalui e-catalogue mengetahui masalah manajemen logistik
seringkali mengalami keterlambatan karena pengelolaan obat yaitu Kepala Puskesmas,
terjadinya kekosongan obat pada pihak Kepala Gudang Obat/ Penanggung Jawab
rekanan atau PBF. Hal ini mengakibatkan Apotik di Puskesmas Kota Kendari.
terjadinya kekosongan obat di Rumah Sakit Informan biasa adalah mereka yang terlibat
Bhayangkara Kota Kendari, sehingga pihak secaralangsung dalam manajemen obat
rumah sakit harus mengeluarkan biaya yaitu Penanggung Jawab UGD, dan Dokter
lebih untuk membeli obat di luar e- di Puskesmas Kota Kendari.
catalogue yang harganya mencapai 2 kali Perencanaan dalam penelitian ini
lipat. adalah tahap pemilihan obat, tahap
Untuk proses penghapusan kompilasi obat, tahap perhitungan
permintaan obat dapat dilakukan jika kebutuhan obat, tahap proyeksi kebutuhan
barang rusak melewati masa kadaluarsa obat, dan tahap penyesuaian rencana
dan sebab lain. Begitu pula pada pengadaan obat. Perencanaan dikatakan
penggunaan obat berkaitan dengan baik apabila sudah sesuai dengan tahap
peresepan yang rasional danekonomis, pemilihan obat, tahap kompilasi obat, tahap
yang mana harus disesuaikan dengan perhitungan kebutuhan obat, tahap
indikasi penyakit, keamanan dan mutu obat proyeksi kebutuhan obat, dan tahap
serta harga yang terjangkau.Berdasarkan
283
MUHAMMAD SUJARWAD/ JURNAL NURSING UPDATE- VOL.14 NO.2 (2023)
yang benar. Hal ini penting untuk tersedia (Mangindara & Nurhayani, 2012;
memastikan bahwa pasien memahami cara Rismalawati & Lestari, 2017). Aspek
penggunaan obat dengan tepat dan penting dalam melakukan pengelolaan obat
mematuhi aturan yang telah ditentukan karena perencanaan kebutuhan aspek
oleh dokter. penting dalam melakukan pengelolaan oleh
karena perencanaan kebutuhan akan
Penghapusan mempengaruhi pengadaan, pendistribusian
Tata cara penghapusan obat di dan pemakaian obat pada pelayanan
Puskesmas melibatkan identifikasi obat kesehatan. Tujuan perencanaan obat yaitu
yang akan dihapuskan, pencatatan, dan tersedianya kekosongan obat dan
penghancuran obat sesuai dengan peningkatan efisiensi dan kerasionalan
prosedur yang ditetapkan. Metode penggunaan obat (Hamdani & Indrawati,
penghancuran yang digunakan antara lain 2022; Noorhidayah et al., 2022).
pembakaran atau penghancuran fisik. Berdasarkan hasil penelitian
Keterlibatan petugas farmasi dan dalam menunjukan bahwa penyusunan rencana
beberapa kasus petugas kebersihan juga kebutuhan obat dilakukan secara periodik,
disebutkan untuk memastikan melibatkankerjasama antara tim farmasi,
penghapusan obat dilakukan dengan aman bidang keuangan, dan tim medis.
dan sesuai peraturan. Penentuan kebutuhan obat didasarkan
pada data historis, perkiraan permintaan,
Pencatatan dan Pelaporan tren permintaan, jumlah pasien, dan
Variasi dalam sistem pencatatan diagnosa yang umum. Skala waktu yang
obat yang digunakan oleh responden. digunakan dalam proses ini dapat
Beberapa menggunakan sistem manual bervariasi antara tahunan, semesteran,
dengan menggunakan buku catatan dan atau bulanan, tergantung pada praktik dan
formulir, sementara yang lain kebutuhan masing-masing institusi atau
menggunakan sistem elektronik berbasis organisasi. Metode yang digunakan dalam
komputer. Ada juga yang menggabungkan merencanakan kebutuhan obat di
kedua sistem, yaitu manual untuk Puskesmas mencakup analisis historis,
pencatatan stok obat dan elektronik untuk perhitungan berdasarkan permintaan,
pembuatan laporan. Pentingnya sistem penggunaan data pasien, diagnosa yang
pencatatan adalah untuk memantau dan umum, pertimbangan stok obat, faktor-
mengelola stok obat dengan efektif, faktor eksternal, konsultasi dengan staf
memastikan keakuratan data, serta medis, dan mengikuti pedoman
memudahkan dalam pelaporan dan analisis penggunaan obat. Pendekatan tersebut
informasi terkait obat di Puskesmas. bertujuan untuk memastikan kebutuhan
obat terpenuhi dengan efektif dan efisien.
IV. DISKUSI Dalam menyusun perencanaan obat
Perencanaan di Puskesmas, terlibat tim farmasi, tim
Perencanaan dilakukan untuk medis (dokter, perawat), manajemen
menghindari kekosongan Obat dengan puskesmas, kepala puskesmas, dan dalam
menggunakan metode yang dapat beberapa kasus juga bidang keuangan.
dipertanggungjawabkan dan dasar-dasar Kerjasama antara tim-tim ini diperlukan
perencanaan yang telah ditentukan antara untukmengumpulkan informasi tentang
lain konsumsi, epidemiologi, kombinasi kebutuhan obat, menganalisis data pasien,
metode konsumsi dan epidemiologi dan mengkaji penggunaan obat yang relevan
disesuaikan dengan anggaran yang dengan diagnosa pasien, mengevaluasi
stok yang ada, mengidentifikasi pola
286
MUHAMMAD SUJARWAD/ JURNAL NURSING UPDATE- VOL.14 NO.2 (2023)