Anda di halaman 1dari 9

Jurnal KESMAS, Vol. 8, No.

6, Oktober 2019 169

ANALISIS PELAYANAN KEFARMASIAN DI PUSKESMAS MINANGA KOTA


MANADO
Shearent D. P. Eman*, Chreisye K. F. Mandagi*, Ardiansa A. T. Tucunan*

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado

ABSTRAK
Salah satu pelayanan yang diberikan oleh Puskesmas adalah upaya pemulihan kesehatan dan
pelayanan pengobatan. Dalam melakukan pengobatan dan pemulihan kesehatan, memerlukan
ketersediaan obat yang sesuai dengan kebutuhan pelayanan. Pelayanan Kefarmasian adalah suatu
pelayanan langsung dan bertanggung jawab kepada pasien yang berkaitan dengan Sediaan
Farmasi untuk meningkatkan mutu kehidupan pasien. Tujuan dari Penelitian adalah untuk
memperoleh informasi yang lebih mendalam mengenai proses pelayanan kefarmasian di Puskesmas
Minanga, dilihat dari aspek perencanaan, permintaan, penerimaan, penyimpanan, pendistribusian,
pemusnahan, pengendalian, pencatatan dan pelaporan obat. Jenis Penelitian yang digunakan yaitu
rancangan penelitian kualitatif. Informan yang diperoleh dalam penelitian berjumlah 5 orang
dengan menggunakan triangulasi. Metode pengumpulan data dilakukan melalui wawancara
mendalam dan observasi. Instrumen penelitian yang digunakan terdiri dari pedoman wawancara,
alat tulis-menulis, dan alat perekam suara. Hasil penelitian menunjukkan Pelayanan kefarmasian
di Puskesmas Minanga dilihat dari aspek penyimpanan, pencatatan dan pelaporan obat telah
memenuhi standar pelayanan kefarmasian di Puskesmas, sementara untuk perencanaan,
permintaan, penerimaan, pendistribusian, pemusnahan, pengendalian obat belum sesuai standar
pelayanan kefarmasian. Untuk penerimaan obat tidak sesuai dengan permintaan dari Puskesmas.
Sehingga dari hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa pelayanan kefarmasian di Puskesmas
Minanga harus lebih ditingkatkan dan menjadi perhatian supaya dapat terlaksana sesuai dengan
Permenkes mengenai Standar pelayanan kefarmasian di Puskesmas untuk kelancaran pelayanan
kesehatan. Disarankan kepada pihak Puskesmas, agar dapat mempertahankan pelayanan
kefarmasian yang sudah sesuai standar dan melakukan perbaikan bagi yang masih kurang.

Kata kunci: Kefarmasian, Pelayanan, Puskesmas

ABSTRACT
One of the services provided by Puskesmas is health recovery efforts and treatment services. In
treatment services and health recovery, requires the availability of drugs that are in accordance
with existing service needs. Pharmaceutical Services is a direct and responsible service to patients
related to Pharmaceutical Preparations with the aim of achieving definite results to improve the
quality of life of patients. The purpose of this research is to obtain more in-depth information out
the pharmaceutical service process in Puskesmas Minanga, which is seen from the aspects of
planning, demand, receipt, storage, distribution, destruction, control, recording and reporting of
drugs. This type of research is a qualitative research design with a descriptive approach. Informants
obtained in this study amounted to 5 people using triangulation. Data collection was conducted
through interviews and direct observation. The research instrument used consisted of interview
guidelines, stationery, and voice recording devices. The results showed that pharmaceutical services
in Puskesmas Minanga are seen from the aspect of storage and recording and reporting of drugs
that have met the pharmaceutical service standards at the Puskesmas, As for planning, demand,
acceptance, distribution, destruction, control of drugs are not in accordance with pharmaceutical
service standards. The receipt of the drug is not in accordance with the request from the Puskesmas.
So from the results of the study, it can be concluded that pharmaceutical services in Puskesmas
Minanga must be further improved and be considered so that they can be carried out in accordance
with Permenkes regarding Pharmaceutical service standards at the Health Center for the smooth
running of health services. It is recommended to the Puskesmas, in order to be able to maintain
pharmaceutical services that are in accordance with the standards and make improvements for those
who are still lacking.

Keywords: Pharmaceutical, Services, Puskesmas


Jurnal KESMAS, Vol. 8, No. 6, Oktober 2019 170

PENDAHULUAN Penelitian yang dilakukan oleh


Salah satu pelayanan yang diberikan oleh Hiborang (2016) tentang gambaran
Puskesmas adalah upaya pemulihan pelaksanaan pengelolaan obat di
kesehatan dan pengobatan. Dalam puskesmas Paniki Bawah Kota Manado
melakukan pemberian pelayanan menunjukan bahwa pengelolaan obat
pengobatan dan pemulihan kesehatan, dilihat dari aspek perencanaan,
memerlukan ketersediaan obat yang permintaan, penerimaan, pendistribusian
sesuai dengan kebutuhan pelayanan yang dan pencatatan obat telah memenuhi
ada (Malasai 2016). standar pengelolaan obat di Puskesmas,
Pelayanan Kefarmasian di walaupun terkadang penerimaan obat
Puskesmas merupakan satu kesatuan tidak sesuai dengan permintaan.
yang tidak terpisahkan dari pelaksanaan Dari hasil observasi dan pengambilan
upaya kesehatan, yang berperan penting data awal yang dilakukan di Puskesmas
dalam meningkatkan mutu pelayanan Minanga, Puskesmas Minanga
kesehatan bagi masyarakat. Pelayanan melakukan penyediaan 159 jenis obat
Kefarmasian adalah suatu pelayanan untuk pasien JKN (Jaminan Kesehatan
langsung dan bertanggung jawab kepada Nasional) disepanjang tahun 2019
pasien yang berkaitan dengan Sediaan dengan bervariasinya kuantitas di setiap
Farmasi dengan maksud mencapai hasil jenis obat yang dilakukan.
yang pasti untuk meningkatkan mutu Pada hasil wawancara awal di
kehidupan pasien. (Permenkes RI No. 74 Puskesmas Minanga mengenai
Tahun 2016). pelayanan kefarmasian, didapati bahwa
Tujuan manajemen pelayanan perencanaan obat yang dilakukan oleh
kefarmasian adalah tersedianya obat Puskesmas Minanga kota Manado
setiap saat dibutuhkan baik mengenai menggunakan metode konsumsi.
jenis, jumlah maupun kualitas secara Sementara untuk penerimaan obat dari
efesien, dengan demikian manajemen Dinas Kesehatan, tidak sesuai dengan
pengelolaan obat dapat dipakai sebagai permintaan obat di Puskesmas Minanga
proses penggerakan dan pemberdayaan dari segi jumlahnya sehingga
semua sumber daya yang potensial untuk mengakibatkan terjadi kekurangan atau
dimanfaatkan dalam rangka mewujudkan kekosongan obat di Puskesmas, Apabila
ketersediaan obat setiap saat dibutuhkan terdapat obat yang kadaluarsa, kelebihan
untuk operasional yang efektif dan obat yang tidak sesuai dengan
efesien (Syair, 2008). perencanaan kebutuhan obat di
Puskesmas Minanga, maka akan segera
Jurnal KESMAS, Vol. 8, No. 6, Oktober 2019 171

di kembalikan langsung di Gudang obat pendistribusian, penarikan/pemusnahan,


Dinas Kesehatan Kota Manado yang pengendalian, pencatatan dan pelaporan.
bertugas memusnahkan obat yang sudah
kadaluarsa. 1. Sumber Daya Manusia
Pelayanan kefarmasian di Puskesmas
METODE PENELITIAN Minanga dilaksanakan oleh 1 tenaga
Jenis Penelitian yang digunakan adalah apoteker sebagai penanggung jawab
rancangan penelitian kualitatif. apotik, dibantu oleh 1 tenaga pekarya
Penelitian ini dilaksanakan di Puskesmas yang bukan kefarmasian. Petugas
Minanga Kota Manado dan Instalasi apoteker di Puskesmas Minanga belum
Farmasi Dinas Kesehatan Kota Manado pernah mendapatkan pelatihan dari Dinas
sejak bulan Mei sampai dengan Juli Kesehatan, yang ada hanya pertemuan-
2019. Informan dalam penelitian ini pertemuan di Dinas membahas tentang
berjumlah lima orang yang terdiri dari pengelolaan obat.
Kepala Puskesmas, Penanggung Jawab Seharusnya penyelenggaraan
apotik, Staf apotik, Staf UPTD Instalasi Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas
Farmasi Dinas Kesehatan, dan Kepala minimal harus dilaksanakan oleh 1
UPTD Instalasi Farmasi Dinas orang tenaga Apoteker sebagai
Kesehatan Kota Manado. Instrumen penanggung jawab, yang dapat dibantu
penelitian yang digunakan berupa oleh Tenaga Teknis kefarmasian sesuai
pedoman wawancara, alat perekam suara, kebutuhan. Jumlah kebutuhan Apoteker
alat tulis-menulis, dan kamera digital. di Puskesmas dihitung berdasarkan rasio
Untuk menjaga keakuratan data kunjungan pasien, baik rawat inap
digunakan triangulasi metode dan maupun rawat jalan serta memperhatikan
triangulasi sumber. pengembangan Puskesmas (Permenkes
RI No. 74 Tahun 2016).
HASIL DAN PEMBAHASAN Menurut Nasution (2015), pelatihan
Penelitian ini dilaksanakan di Puskesmas berjenjang dan berkelanjutan merupakan
Minanga Kota Manado sejak bulan Mei bagian dari pengembangan sumber
sampai Juli 2019 dengan melibatkan daya manusia. Apabila semua
beberapa informan yang berkaitan penanggung jawab obat di Puskesmas
dengan pelayanan kefarmasian di telah mengikuti pelatihan dan
Puskesmas Minanga yang menyangkut menerapkannya dalam pengelolaan obat
aspek perencanaan, permintaan, maka diharapkan pengelolaan obat di
penerimaan, penyimpanan,
Jurnal KESMAS, Vol. 8, No. 6, Oktober 2019 172

Puskesmas adalah pengelolaan yang Perencanaan juga dilakukan sesuai


sesuai dengan kebutuhan obat. dengan kebutuhan berdasarkan Daftar
Berdasarkan hasil wawancara Obat Esensial Nasional (DOEN) dan
mendalam dapat disimpulkan bahwa Formularium Nasional.
sumber daya manusia di bagian Hasil penelitian ini sejalan dengan
kefarmasian Puskesmas Minanga belum pendapat Sera S (2016) di Puskesmas
mencukupi dari segi kuantitas dan Paniki Bawah tentang pelaksanaan
kualitas karena sumber daya manusia pengelolaan obat menyatakan dalam
yang terlibat langsung dalam merencanakan kebutuhan obat
pengelolaan obat hanya 2 orang yaitu dipuskesmas mengacu pada pola
penanggung jawab obat dan 1 staf apotik, konsumsi atau kebutuhan obat
yang keduanya belum pernah sebelumnya ditambah 10%.
mendapatkan pelatihan dari Dinas Berdasarkan hasil penelitian yang
Kesehatan. dilakukan di Puskesmas dapat
disimpulkan proses perencanaan obat di
2. Perencanaan Obat Puskesmas Minanga belum sesuai
Perencanaan obat merupakan proses dengan Permenkes No. 74 tahun 2016,
kegiatan seleksi obat untuk menentukan yakni berdasarkan hasil wawancara
jenis dan jumlah obat dalam rangka mendalam informan menyatakan
pemenuhan kebutuhan Puskesmas. perencanaan dibuat sesuai kebutuhan
Perencanaan kebutuhan obat di dengan mempertimbangkan pola
Puskesmas Minanga dilakukan setiap konsumsi atau pemakaian sebelumnya.
bulan dengan menggunakan pola
konsumsi atau pemakaian obat 3. Permintaan Obat
sebelumnya yang dilakukan oleh Permintaan obat di Puskesmas Minanga
apoteker dengan menggunakan data dilakukan dengan menggunakan LPLPO
Laporan Pemakaian dan Lembar kemudian di masukkan di Instalasi
Permintaan Obat (LPLPO) dan data Farmasi Dinas Kesehatan setiap bulan,
semua kebutuhan obat bulan berjalan. nanti dari Instalasi Farmasi yang akan
Berdasarkan hasil penelitian memberikan sesuai dengan analisa
perencanaan obat di Puskesmas Minanga LPLPO yang dimasukkan oleh
dilakukan dengan cara permintaan dari Puskesmas. Permintaan tersebut untuk
semua poli dan semua ruangan maupun memperoleh jenis dan jumlah obat yang
program, perencanaan dari depo instalasi bermutu tinggi, dan terjaminnya
farmasi, dan melalui dana kapitasi JKN. persediaan, obat cepat dan tepat waktu.
Jurnal KESMAS, Vol. 8, No. 6, Oktober 2019 173

Berdasarkan hasil wawancara PBF tidak menyediakan sejumlah yang di


mendalam permintaan obat dalam pesan.
memenuhi kebutuhan obat di Puskesmas,
permintaan obat untuk saat ini terpenuhi 4. Penerimaan Obat
kalau obat yang didistribusikan kurang Proses penerimaan obat di Puskesmas
atau tidak ada, kami penuhi dengan dana Minanga dilakukan dari Dinas Kesehatan
Puskesmas. Kalau ada permintaan yang ke Puskesmas. Penerimaan obat
melebihi tetapi yang di drop kurang, disesuaikan dengan LPLPO yang
kalau yang sudah masuk di Dinas pasti berfungsi untuk mengetahui pemakaian
akan dipinjamkan untuk dimasukkan ke obat, obat-obat apa yang diminta dan
bulan berikut atau akhir bulan. yang diberikan oleh Dinas. Dalam
Menurut penelitian dari Seto dkk permintaan obat di Puskesmas Minanga
(2012), dalam penelitiannya mengatakan tidak sesuai dengan yang diberikan oleh
syarat penting dalam fungsi pengadaan Dinas Kesehatan karena kebanyakan
obat harus sesuai dengan perencanaan, obat yang diminta tidak tersedia di dinkes
kebutuhan dan kemampuan, serta sesuai kota. Karena harus menyesuaikan dengan
dengan kebutuhan sistem cara kondisi atau stok yang ada dalam gudang
pengadaan. Salah satu hal yang penting obat di Dinas Kesehatan Kota Manado.
dalam permintaan obat adalah kesesuaian Hasil Penelitian yang sama dilakukan
kebutuhan, jumlah dan jenis obat yang oleh Labakkang menyatakan bahwa
telah diajukan dalam permintaan obat puskesmas memperoleh obat yang
untuk mencegah kekurangan atau jumlahnya tidak sesuai dengan
kelebihan obat. kebutuhan dipuskesmas. Obat yang
Hasil penelitian yang dilakukan di sering dibutuhkan jumlah obatnya
Puskesmas dapat disimpulkan bahwa kurang tapi untuk obat yang jarang
proses permintaan obat di puskesmas dibutuhkan jumlahnya banyak.
belum terlaksana dengan baik karena Dari hasil penelitian yang di lakukan
tidak sesuai dengan Permenkes No. 74 di puskesmas Minanga dapat
tahun 2016, dapat dilihat dari kebutuhan disimpulkan penerimaan obat di
obat di Puskesmas Minanga kurang puskesmas belum terlaksana dengan baik
terpenuhi bahkan pernah tidak terpenuhi karena tidak sesuai dengan Permenkes
karena perencanaan yang kurang, obat No. 74 tahun 2016, dimana obat yang
yang diberikan oleh Instalasi Farmasi diterima dari Instalasi Farmasi Dinas
kurang, karena pengadaan ke penyedia Kesehatan tidak sesuai dengan yang
obat yakni PBF, pada waktu pemesanan diminta oleh Puskesmas.
Jurnal KESMAS, Vol. 8, No. 6, Oktober 2019 174

5. Penyimpanan Obat Pendistribusian obat kepada pasien rawat


Dari hasil penelitian yang dilakukan di jalan dilakukan oleh pegawai apotik di
Puskesmas Minanga dan hasil Puskesmas Minanga dengan
pengamatan peneliti di gudang obat menggunakan resep yang pemakaiannya
Puskesmas Minanga, obat disimpan di diberikan selama 3 hari yang diambil di
lemari obat dengan memperhatikan jenis apotik.
obat dan disusun berdasarkan alfabetis Pendistribusian obat ke setiap unit
hal ini dimaksud agar memudahkan dimulai dari penanggung jawab setiap
dalam pencarian obat, menggunakan unit mengambil obat di apotik, yang
sistem FIFO/FEFO, disimpan dalam nantinya akan di catat menggunakan
wadah tertutup dan disimpan dalam buku obat apa yang dibutuhkan oleh
lemari pendingin, ada pengukuran suhu pasien dan obat apa yang akan diambil.
dan kartu stok, memiliki ventilasi dan Serta dibuat juga LPLPO di masing-
jendela, pencahayaan yang baik di masing sub unit pelayanan kesehatan.
gudang obat, serta ada lemari Sedangkan hasil wawancara mendalam
penyimpanan khusus untuk obat kepada semua informan di Puskesmas
narkotika yang kuncinya dipegang 1 Minanga didapati bahwa tidak ada obat
apoteker dan 1 Kepala Puskesmas. yang disediakan di posyandu, kecuali ada
Pendapat tersebut didukung oleh permintaan dari pemerintah membuat
Penelitian tentang penyimpanan obat posyandu sekalian pemeriksaan umum
yang dilakukan oleh Athijah dkk, (2011), tentu ada persediaan obat.
didapatkan dalam penyusunan obat Dari hasil penelitian yang di lakukan
berdasarkan kelas terapi, bentuk sediaan di Puskesmas Minanga dapat
dan alfabetis. Selain itu puskesmas disimpulkan proses pendistribusian obat
melakukan mutasi obat dengan metode di Puskesmas belum sesuai dengan
FEFO dan FIFO. Permenkes No. 74 tahun 2016 dilihat dari
Sehingga dapat disimpulkan bahwa hasil wawancara mendalam kepada
penyimpanan obat di Puskesmas semua informan di Puskesmas Minanga
Minanga dan di Dinas Kesehatan sudah didapati bahwa tidak ada obat yang
terlaksana dengan baik sesuai dengan disediakan di posyandu.
standar pelayanan kefarmasian.
7. Pemusnahan Obat
6. Pendistribusian Obat Pemusnahan obat yang tidak memenuhi
Dalam hasil penelitian pendistribusian syarat tidak bisa dilakukan di Puskesmas
obat di Puskesmas Minanga, dilihat dari Minanga. karena tidak ada insenerator di
Jurnal KESMAS, Vol. 8, No. 6, Oktober 2019 175

Puskesmas Minanga, karena harus ada satu tempat, lalu dikembalikan ke Dinas
dari dinas kesehatan, harus ada dari POM Kesehatan untuk dimusnahkan dengan
yang menyaksikan. Dalam pemusnahan menggunakan berita acara.
obat dimana obat akan dikumpul terlebih Penelitian yang dilakukan oleh
dahulu, setelah cukup banyak lalu Kobandaha (2016) yang berjudul analisis
dikirimkan ke Instalasi Farmasi Kota manajemen pengelolaan obat di
Manado untuk dilakukan pemusnahan Puskesmas Wenang Kota Manado,
dengan menggunakan berita acara. dimana hasil penelitiannya
Pada penelitian terdahulu oleh mengemukakan bahwa pengendalian
Kobandaha (2016) tentang analisis obat di puskesmas Wenang hanya
manajemen pengelolaan obat di memperhatikan wadah obat asli pabrik
puskesmas Wenang Kota Manado dengan melihat waktu expire.
mengemukakan bahwa pemusnahan obat Strategi yang dilakukan agar tidak
yang kadaluwarsa di puskesmas Wenang terjadi kekosongan obat di Puskesmas
adalah dengan mengembalikanya ke Minanga yakni dimulai dari perencanaan.
Dinas Kesehatan Kota. Dan harus ada obat dari instalasi farmasi
Dari hasil penelitian yang dilakukan yang masuk, kemudian akan di list, yang
di Puskesmas Minanga dapat kurang pesan lewat dana kapitasi JKN.
disimpulkan, Puskesmas Minanga belum Dari hasil penelitian yang di lakukan
pernah melakukan pemusnahan obat di Puskesmas Minanga dapat
sendirinya. Dikarenakan tidak ada disimpulkan bahwa pengendalian obat di
insenerator, harus ada dari dinas Puskesmas belum terlaksana sesuai
kesehatan, dan POM yang menyaksikan. dengan standar pelayanan kefarmasian
yang diatur dalam Permenkes No. 74
8. Pengendalian Obat tahun 2016 dilihat dari pengendalian
Pengendalian obat di Puskesmas persediaan obat di Puskesmas belum
Minanga dilakukan menggunakan kartu mempunyai strategi yang tepat karena
stok yang diletakkan di gudang obat. masih terdapat kelebihan, kekurangan
Biasanya diminta dahulu sesuai atau kekosongan obat di Puskesmas.
kebutuhan supaya terpenuhi. Kalaupun
tidak terpenuhi, digunakan dana JKN 9. Pencatatan dan Pelaporan Obat
atau minta lagi bulan berikutnya. Pencatatan obat di Puskesmas Minanga
Sedangkan untuk pengendalian obat dilihat dari kartu stok, LPLPO yang akan
yang rusak atau sudah kadaluarsa, obat lebih memudahkan pencatatan obat.
tersebut dilist, kemudian diletakkan di Setelah dibuat catatatannya, kemudian
Jurnal KESMAS, Vol. 8, No. 6, Oktober 2019 176

diberikan ke Dinas Kesehatan Kota menggunakan pola konsumsi atau


Manado. Sedangkan dalam pelaporan pemakaian sebelumnya.
obat di Puskesmas, obat-obat yang ada di 3. Permintaan obat di Puskesmas
program dibuat, diminta setiap bulan Minanga dilakukan dengan
berdasarkan LPLPO kemudian dari menggunakan LPLPO kemudian di
program dimasukkan pemakaian maupun masukkan di Instalasi Farmasi Dinas
stok yang ada ke apotik. Terdapat Kesehatan setiap bulan.
pelaporan internal di Puskesmas 4. Penerimaan obat di Puskesmas
Minanga untuk kebutuhan manajemen Minanga didapati bahwa obat yang
apotik. Pelaporan tersebut menyangkut diterima dari Instalasi Farmasi Dinas
keuangan, yang dilakukan setiap bulan. Kesehatan tidak sesuai dengan yang
Dari hasil penelitian yang di lakukan diminta oleh Puskesmas.
di Puskesmas Minanga dapat 5. Penyimpanan obat di Puskesmas
disimpulkan bahwa pencatatan dan Minanga sudah sesuai dengan
pelaporan obat di Puskesmas sudah standar pelayanan kefarmasian,
sesuai dengan standar pelayanan dilihat dari Puskesmas menyimpan
kefarmasian yang diatur dalam obat di lemari obat yang terjamin
Permenkes No. 74 tahun 2016 dilihat dari keamanannya, disimpan pada
pencatatan dan pelaporan obat dibuat kondisi yang sesuai.
setiap bulan oleh penanggung jawab 6. Pendistribusian obat kepada pasien
apotik di Puskesmas mulai dari yang rawat jalan di Puskesmas Minanga
diterima, disimpan, serta yang di dilakukan dengan menggunakan
distribusikan. resep. Sementara untuk obat di unit
pelayanan kesehatan, dimana mereka
KESIMPULAN mengambil obat di apotik, kemudian
1. Sumber Daya Manusia (SDM) di dicatat menggunakan buku.
Puskesmas Minanga belum sesuai 7. Pemusnahan obat di Puskesmas
dari segi kualitas dan dari segi Minanga, dilihat dari Puskesmas
kuantitas. tidak bisa melakukan pemusnahan
2. Perencanaan obat di Puskesmas dengan sendirinya karena tidak ada
Minanga dilakukan dengan cara insenerator, harus ada dari dinas
permintaan dari semua poli dan kesehatan, harus ada dari POM yang
semua ruangan maupun program menyaksikan.
yang dibahas di Pokja UKP, dengan 8. Pengendalian obat di Puskesmas
Minanga hanya melihat sisa stok obat
Jurnal KESMAS, Vol. 8, No. 6, Oktober 2019 177

di Puskesmas, kalaupun tidak Masyarakat Vol 8 no. 3. (Online)


(https://ejournal.unsrat.ac.id/ind
terpenuhi, digunakan dana JKN atau
ex.php/kesmas) diakses pada
minta di bulan berikutnya. tanggal 08 Juni 2018.
9. Pencatatan dan pelaporan obat di Kobandaha F, Kolibu FK, Tucunan AAT.
Puskesmas Minanga dilihat dari 2016. Analisis Manajemen
Pengelolaan Obat Di Puskesmas
kartu stok, dari LPLPO. Wenang Kota Manado. Jurnal
Kesehatan Masyarakat Vol 8. No
3. (Online)
SARAN (https://ejournal.unsrat.ac.id/ind
a. Bagi Puskesmas Minanga, perlu ex.php/kesmas) diakses pada
tanggal 09 April 2018.
adanya penambahan dan pelatihan
Mailoor RJ, Maramis FRR, Mandagi
kepada sumber daya manusia di CKF 2017. Analisis Pengelolaan
bagian apotik untuk membantu Obat di Puskesmas Danowudu
Kota Bitung. Jurnal Kesmas Vol
pelayanan kefarmasian di apotik. 6. No 3. (Online)
b. Bagi Dinas Kesehatan agar lebih (https://ejournal.unsrat.ac.id/ind
ex.php/kesmas) diakses pada
memperhatikan dalam melakukan tanggal 15 Oktober 2018.
pemeriksaan obat, permintaan obat, Permenkes RI. 2014. Peraturan Menteri
serta memperhatikan stok obat di Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 35 Tahun 2014 Tentang
Instalasi Farmasi. Standar Pelayanan Kefarmasian
di Apotik. Jakarta: Menkes RI.
DAFTAR PUSTAKA Permenkes RI. 2014. Peraturan Menteri
Kesehatan Republik Indonesia
Azwar A. 2010. Pengantar Administrasi
Nomor 75 Tahun 2014 tentang
Kesehatan. Jakarta: Binarupa
Pusat Kesehatan Masyarakat.
Aksara Publisher.
Jakarta: Menkes RI.
Chaira S, et al. 2016. Evaluasi
Permenkes RI. 2016. Peraturan Menteri
Pengelolaan Obat pada
Kesehatan Republik Indonesia
Puskesmas di Kota Pariaman.
Nomor 74 Tahun 2016 Tentang
Jurnal: Sains Farmasi dan Klinis
Standar Pelayanan Kefarmasian
Vol 03 No. 03. Sumatera Barat:
di Puskesmas. Jakarta: Menteri
Fakultas Farmasi Universitas
Kesehatan Republik Indonesia.
Andalas Padang. (Online)
(https://www.researchgate.net/p Sugiyono. 2017. Metode Penelitian
ublication/321826736_Evaluasi Kuantitaf, Kualitatif dan R&D.
_Pengelolaan_Obat_pada_Puske Jakarta: Alfabeta.
smas_di_Kota_Pariaman)
diakses pada tanggal 28 Syair. 2008. Manajemen Pengelolaan
September 2018. Obat di Puskesmas Ahuhu
Kabupaten Konawe.
Hiborang S, Maramis FR, Kandou G.
2016. Gambaran Pelaksanaan Umi A, Elida Z, et al. 2010. Perencanaan
Pengelolaan Obat Di Puskesmas dan Pengadaan Obat di Puskesmas
Paniki Bawah Kota Manado. Surabaya Timur dan Selatan.
Jurnal Ilmu Kesehatan Surabaya: Fakultas Farmasi,
Universitas Airlangga.

Anda mungkin juga menyukai