Anda di halaman 1dari 13

REVIEW 5 JURNAL TENTANG MANAJEMEN LOGISTIK OBAT

(Disusun guna memenuhi tugas pada Mata Kuliah Manajemen Logistik Kesehatan yang
diampuh oleh Ibu Ayu Rofia Nurfadillah, S.KM.,M.Kes)

Reviewer :

Risca Mokoapa (811419092)

Mohamad Zulham Ali (811419094)

Kartika Karim (811419127)

JURUSAN KESEHATAN MASYARAKAT

FAKULTAS OLAHRAGA DAN KESEHATAN

UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO

2021
Review Jurnal 1

Judul : Analisis Manajemen Logistik Obat Di Apotek Kimia Farma Makasar Tahun 2019

Penulis : Nurwahyu Saputra H.S, Reza Aril Ahri, Andi Nurlinda

Volume : 10, Nomor 2

Tahun : 2020

Jurnal : Jurnal Mitrasehat

Latar Belakang

Apotek adalah tempat dilakukannya pekerjaan kefarmasian dan penyaluran perbekalan


farmasi, perbekalan kesehatan laiinya kepada masyarakat. Pekerjaan kefarmasian di apotek tidak
hanya meliputi penerimaan resep tertulis dari dokter, peracikan, pengolahan dan pencampuran
sedian saja, melainkan juga termasuk perencanaan, pengadaan sedian farmasi, pengendalian
mutu sediaan, keamanan sediaaan, penyimpanan dan distribusi obat, pelayanan informasi obat
serta pengembangan obat, bahan obat, dan pbat tradisional serta konseling kepada pasien yang
dilakukan oleh seseorang apoteker.

Apoteker Kimia Farma Makasar merupakan salah satu anak cabang dari PT. Kimia
Farma Apotek yang ada dibawah naungan BUMN (Badan Usaha Milik Negara) yang memiliki
beberapa pelayanan kesehatan didalamnya yaitu pelayanan apotek dan pelayanan klinik. Dimana
kedua pelayanan tersebut juga sudah bekerja sama dengan beberapa asuransi kesehatan yaitu
BPJS (Badan Penyelenggara Jaminan Sosial) kesehatan, IOM (International Organization for
Migration), mandiri inhealth, admedika, dll.

Masalah
Sering terjadinya kekosongan obat dan keterbatasan sediaan obat.

Tujuan
Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengevaluasi manajemen logistik obat di apotek
Kimia Farma Makassar, Apakah sudah memenuhi Standar Pelayanan Kefarmasian di Rumah
Sakit atau sesuai dengan Peraturan menteri Kesehatan Nomor 72 Tahun 2016.

Metode Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian yang bersifat kualitatif yaitu suatu pendekatan
penelitian yang diarahkan untuk menghimpun data, mengambil makna, dan memperoleh
pemahaman dari suatu kasus.
Populasi dan Sampel Penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah seluruh staf yang terlibat dalam perencanaan logistic
di Apotek Kimia Farma Makassar. Objek yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah
Kepala gudang, Informa biasa (Orang yang mengetahui menajemen logistic obat di Apotek
Kimia Farma Makassar 9 Orang), Informa pendukung (Orang yang mengetahui manajemen
logistic obat di Apotek Kimia Farma Makassar, Informa pendukung dalam penelitian ini yaitu
Kepala K

Lokasi dan Waktu Penelitian


Penelitian ini dilakukan di kota Makassar pada bulan September-November 2019.

Metode Pengumpulan Data


Metode Pengumpulan Data pada penelitian ini melalui wawancara mendalam (Indepeth
interview), dokumentasi dan observasi.

Hasil Penelitian
Perencanaan obat di Apotek Kimia Farma Makassar menggunakan metode Alur
pendistribusian obat-obatan dan Alat kesehatan, penyimpanan obat selama kurang lebih 1 bulan
di gudang farmasi Apotek Kimia Farma Maakassar diawali dari menerima barang serta
dokumen-dokumen, memeriksa barang, pengarsipan, memasukan data-data kekomputer setelah
itu proses menyimpan barang di ruang penyimpanan. Metode perencanaan gudang farmasi.
Apotek Kimia Farma Makassar memiliki banyak Apotek dan satu gudang farmasi dengan ukuran
gudang 10x15 dan juga dilengkapi dengan lemari pendingin obat-obatan injeksi, dan rak-rak
obat-obatan. Metode pengadaan obat-obatan dalam hal ini dokumen yang disebut ‘forecast’ oleh
informan JP, diperoleh sejumlah data obat yang ada di Apotek data tersebut meliputi nama obat
yang di pakai, jenis pareto obat dan jumlah pemakaian obat selama 3 bulan terakhir, nama
distributor, nama outlet yang memesan. Metode penerimaan obat-obatan dalam hal ini dokumen
dari data pembelian, diperoleh bahwa total pemakaian obat pada tahun 2019 sebesar 121.362
unit, sedangkan jumlah pemesanan sebesar 117,400 unit melihat nilai jumlah pemakainan obat
yang melebihi jumlah pemesanan, maka pemenuhan kebutuhan obat selama 1 tahun terdapat
pembelian cito. Metode pendistribusian obat-obatan dalam hal ini observasi perhitungan ROP
sudah digunakan di gudang logistic pemesanan dilakukan ketika stok saat ini sudah mencapai
atau kurang dari stok minimum dan pencantuman nilai stok minimum sudah dilakukan secara
komputerisasi pada system informasi. Metode pengahapusan obat-obatan dalam hal ini petugas
atau pelaksana di inslatasi farmasi khususnya pada gudang besar kimia farma makassar
mrlskuksn pengendalian persediaan obat berdasarkan pemantauan stok minimal dan maksimal.
Review Jurnal 2

Judul : Analisis Pengelolaan Obat Pada Tahap Pengadaan di Rumah Sakit Roemani
Muhamadiyah Semarang

Penulis : Chotijah Karimah, Septo Pawelas, Wulan Kusumastuti

Volume : 8, Nomor 2

Tahun : 2020

Jurnal : Jurnal Mahasiswa Kesehatan Masyarakat (e-Journal)

Latar Belakang

Salah satu kegiatan yang menunjang pelayanan kesehatan yang bermutu di rumah sakit
adalah pelayanan farmasi. Pelayanan farmasi di rumah sakit dilaksanakan oleh Instalasi Farmasi
Rumah Sakit (IFRS). Kegiatan kefarmasian adalah suatu pelayanan langsung dan bertanggung
jawab dan bertanggung jawab kepada pasien yang berkaitan dengan sediaan farmasi yang
bertujuan untuk meningkatkan mutu kehidupan pasien. Pelayanan farmasi termasuk revenue
center dimana 90% perbekalan farmasi digunakan dalam pelayanan kesehatan di rumah sakit
yaitu, obat, bahan kimia, nbahan radiologi, bahan medishabis pakai, alat kesehatan, dan gas
medik serta 50% pendapataan rumah sakit didapatkan dari pengelolaan farmasi.

Pengadaan merupakan salah satu fungsi manajemen logistic yang kompleks karena
pengadaan bersifat teknis. Pengadaan adalah proses untuk mendapatkan barang atau obat yang
dibutuhkan untuk menunjang pelayanan kesehatan di rumah sakit yang meliputi pengambilan
keputusan dan tindakaan untuk menetukan jumlah obat yang spesifik, harga yang harus dibayar,
kualitas obat yang diterima, pengiriman barang tepat waktu dan tenaga berlebihaan.

Masalah
Sering terjadi keterbatasan sediaan obat, dan juga Rumah Sakit Roemani
Muhammadiyah Semarang pada tahun 2018 mengalami tunggakan pembayaran klaim oleh BPJS
Kesehatan sebesar 48 miliar. Hal tersebut mempengaruhi rumah sakit dalam pengadaan obat
yaitu rumah sakit harus membayar tagihan obat yang belum dibayar.

Tujuan
Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk menganalisis pengelolaan obat pada tahap
pengadaan di Rumah Sakit Roemani Muhmmadiyah Semarang.

Metode Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian yang bersifat kualitatif dan kuantitatif. Yang
bertujuan untuk mendapatkan infomasi yang lebih mendalam tentang pengelolaan obat pada
tahap pengadaan di Rumah Sakit Roemani Muhammadiyah Semarang.

Populasi dan Sampel Penelitian


Subjek dalam penelitian ini adalah seluruh staf di Rumah Sakit Roemani
Muhammdaiyah Semarang. Objek yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah petugas
gudang Kefarmasian.

Lokasi dan Waktu Penelitian


Penelitian ini dilakukan di Instalasi Farmasi dan Gudang Farmasi pada bulan
September-November 2019.

Metode Pengumpulan Data


Metode Pengumpulan Data pada penelitian ini melalui wawancara terhadap Kepala
IFRS, Staf Pengadaan, Kepala IFRS, Staf, Kepala Gudang Farmasi yang dilakukan di instalasi
farmasi untuk memperoleh data primer, sedangkan data sekunder diperoleh dari profil rumah
sakit.

Hasil Peneliti
Perencanaan kebutuhan obat mengacu pada Formularium Nasional dan formularium
rumah sakit dengan menggunakan metode gabungan yaitu metode konsumsi dan epidemiologi.
Pengadaan obat dilakukan untuk merealisasikan perencanaan kebutuhan obat yang telah dibuat.
Hal tersebut berdasarkan laporan defecta yaitu laporan barang habis yang dilakukan dengan
pembelian secara epurchasing berdasarkan e-catalogue dan manual yang dilaksanakan dua kali
dalam seminggu.Proses pengadaan obat telah sesuai dengan SOP dan peraturan yang terkait
pengelolaan obat. Perencanaan diawali dengan pengecekan stok obat yang masih tersedia di
dalam gudang yang dilakukan oleh petugasgudang farmasi rumah sakit, lalu dilakukan atau
perencanaan item apa dan berapa jumlahnya yang akan diadakan dimana dalam perencanaan ini
pihak gudang bekerjasama dengan bagian instalasi farmasi. Ketika barang datang, barang akan
dicek kembali oleh bagian gudang tentang kesesuaian dengan surat pesanan. Setelah itu, barang
akan dicatat pada kartu stok masing-masing obat maupun pada stok opname. Selanjutnya barang
disimpan di dalam gudang disesuaikan dengan suhu penyimpanan masing-masing obat. Kartu
faktur yang diterima dari PBF selanjutnya direkap secara berkala.
Review Jurnal 3

Judul : Manajemen Logistik Perencanaan dan Pendistribusian Obat pada Intalasi Farmasi di
RSUP Dr M. Djamil Padang

Penulis : Dicho Zhuhriano Yasli, Rahmadhani, Yulfa Yulia

Volume : 11 Nomor 1

Tahun : 2020

Jurnal : Tunas-Tunas Riset Kesehatan

Latar Belakang

Manajemen logistik di rumah sakit merupakan salah satu aspek penting di rumah sakit.
Ketersediaan obat saat ini menjadi tuntutan pelayanan kesehatan. Manajemen logistik obat yang
baik melalui pengelolaan, perencanaan dan pendistribusian merupakan pegangan umum untuk
dapat terselenggaranya pengelolaan obat yang efektif dan efisien serta dapat memenuhi
kebutuhan obat di rumah sakit.

Masalah
Pendistribusian Obat di nilai belum baik karena melibatkan pihak ekternal dalam
memenuhi kebutuhan obat apotik di Rumah Sakit Dr. M. Djamil Kota Padang.

Tujuan
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui dan menganalisis proses perencanaan obat dan
menganalisis proses pendistribusian obat yang ada di dalam proses manajemen logistik obat di
Instalasi Farmasi Rumah Sakit Umum Dr M. Djamil Kota Padang.

Metode Penelitian
Metode penelitian ini adalah kualitatif interaktif penentuan sumber informasi
melibatkan 7 sumber informasi dengan mengunakan teknik purposive.

Populasi dan Sampel Penelitian


Subjek dalam penelitian ini adalah pada penelitian adalah Direktur Umum dan SDM,
Kepala Instalasi Farmasi, Bagian Logistik, Bagian Pengadaan Barang, SUB Penerimaan Barang,
Apoteker dan Dokter Umum Rumah Sakit.

Lokasi dan Waktu Penelitian


Penelitian ini dilakukan di Rumah Sakit Umum Dr. M Jamil Kota Padang pada bulan
Februari 2019 sampai bulan September 2019

Metode Pengumpulan Data


Metode Pengumpulan Data pada penelitian ini melalui wawancara dan observasi

Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil penelitian serta pembahasan yang telah dilakukan dapat diambil
kesimpulan proses Manajemen Logistik Perencanaan dan Pendistribusian Obat Pada Intalasi
Farmasi di RSUP Dr M.DjamilPadang sebagai berikut: Perencanaan Obat di Instalasi Farmasi
Rumah Sakit Umum Dr. M. Djamil Kota Padang sudah baik dan mampu mendukung dalam
pelaksanaan Manajemen Logistik Obat di Instalasi Farmasi Rumah Sakit Umum Dr. M. Djamil
Kota Padang. Kemudian, pendistribusian Obat di Instalasi Farmasi Rumah Sakit Umum Dr. M.
Djamil Kota Padang belum baik dikarenakan sistem desentralisasi dibantu oleh eksternal untuk
penyaluran obat di Rumah Sakit Umum Dr. M. Djamil Kota Padang
Review Jurnal 4

Judul : MANAJEMEN LOGISTIK OBAT DI INSTALASI FARMASI RSUD


WAIBAKUL KABUPATEN SUMBA TENGAH

Penulis : Gracewati Rambu Ladu Day , Muntasir Basri , Rina Waty Sirait

Volume : Vol. 2, No. 3

Tahun : 2020

Jurnal : Media Kesehatan Masyarakat

Latar Belakang

Instalasi farmasi merupakan suatu bagian atau fasilitas yang terdapat di rumah sakit,
tempat penyelenggaraan semua kegiatan pekerjaan kefarmasian untuk keperluan rumah sakit itu
sendiri.Manajemen farmasi pada dasarnya tidak terlepas dari prinsip-prinsip manajemen
logistik. Manajemen logistik didasarkan pada suatu siklus dimana semua unsur dalam siklus
tersebut harus dijaga agar sama kuatnya dan segala kegiatan harus selalu selaras, serasi dan
seimbang. Manajemen logistik obat di rumah sakit terdiri beberapa tahapan yaitu perencanaan,
pengadaan, penerimaan, penyimpanan, pendistribusian, penghapusan, dan pengendalian. Setiap
tahap tersebut saling berkaitan satu sama lain, sehingga harus terkoordinasi secara baik agar
berfungsi secara optimal.

Masalah
Masalah tersebut adalah tingkat ketersediaan obat yang belum sesuai dengan kebutuhan
pelayanan di rumah sakit. Seringkali terjadi kekurangan dan kekosongan obat yang diakibatkan
penggunaan obat yang lebih besar dibandingkan dengan jumlah yang direncakan.
Tujuan
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran manajemen logistik obat
di Instalasi Farmasi RSUD Waibakul Kabupaten Sumba Tengah.

Metode Penelitian
Penelitian ini adalah menggunakan metode penelitian kualitatif.

Populasi dan Sampel Penelitian


Subjek dalam penelitian ini adalah Jumlah informan sebanyak empat orang yang
bekerja di Instalasi Farmasi RSUD Waibakul terdiri dari Kepala Seksi Logistik dan Diagnostik
(CCS), Kepala Bidang Penunjang (US), Kepala Instalasi Farmasi (RRS), dan Kepala Sub Bagian
Perencanaan dan Evaluasi (JRP).
Lokasi dan Waktu Penelitian
Pengumpulan data dilakukan di Instalasi Farmasi RSUD Waibakul Kabupaten Sumba
Tengah pada bulan Januari-September 2020.

Metode Pengumpulan Data


Metode Pengumpulan Data dilakukan dengan wawancara mendalam dan observasi

Hasil Penelitian
Hasil penelitian menjelaskan bahwa manajemen logistik obat di Instalasi Farmasi
RSUD
Waibakul sudah berjalan sesuai Standar Pelayanan Kefarmasian di Rumah Sakit dalam
Permenkes
No.72 Tahun 2016, namun belum efektif dimana masih terdapat kendala-kendala dalam setiap
tahapan manajemen. Kendala dalam perencanaan yaitu jumlah anggaran yang belum sesuai,
sering terjadinya pergantian dokter, dan kurang efektifnya penggunaan metode konsumsi. Dalam
pengadaan anggaran masih kurang, tim pengadaan bukan berasal dari rumah sakit sendiri, dan
masalah jaringan internet yang belum stabil di wilayah RSUD Waibakul. Dalam penerimaan,
kurangnya SDM dan waktu tiba obat diluar jam kantor. Kurangnya sarana prasarana yang
mendukung penyimpanan obat seperti lemari penyimpanan, lemari pendingin, pendingin
ruangan, pallet, troli, dan printer, tidak memiliki gudang obat sendiri, serta kurangnya SDM di
gudang obat maupun dalam pendistribusian. Sedangkan dalam pemusnahan, tidak tersedia ruang
penyimpanan obat kadaluwarsa dan obat rusak, dan waktu pemusnahan obat yang cukup lama
menimbulkan penumpukan sampah medis.
Review Jurnal Internasional:

Judul : Medicine shortages and challenges withthe procurement process among public

sector hospitals in South Africa; findings and implications

Penulis : Cynthia Modisakeng, Moliehi Matlala, Brian Godman, and Johanna Catharina Meyer

Volume : Vol. 20 No.234

Tahun : 2020

Jurnal : BMC Health Services Research

LATAR BELAKANG :

Kekurangan obat- obatan telah menjadi tantangan bagi pelayanan kesehatan yang berkualitas di
seluruh dunia termasuk Afrika Selatan. Beberapa faktor yang berkontribusi dengan kelangkaan
obat-obatan termasuk masalah manufaktur dan kualitas, keterlambatan produksi, kualitas
produksi, ketersediaan bahan baku, ketidakstabilan politik serta masalah profitabilitas.
Kekurangan obat yang sedang berlangsung di rumah sakit sektor publik perlu di eksplorasi lebih
lanjut, serta memerlukan strategi dan program-program baru yang diharapkan dapat membantu
mengurangi potensi kekurangan obat-obatan disektor publik Afrika Selatan.

MASALAH PENELITIAN

Terjadinya kekurangan obat dan keterbatasan sediaan obat-obatan pada rumah sakit umum di
Afrika Selatan

TUJUAN PENELITIAN

Tujuan penelitian ini adalah menyoroti tantangan dalam proses pengadaan farmasi, yang telah
dilaporkan telah berkontribusi pada kekurangan obat-obatan di rumah sakit umum di Afrika
Selatan sehingga dapat memberikan arahan kedepan.
METODE PENELITIAN

Penelitian ini merupakan penelitian yang bersifat kualitatif yaitu suatu pendekatan penelitian
yang diarahkan untuk menghimpun data, mengambil makna, dan memperoleh pemahaman dari
suatu kasus.

METODE PENGUMPULAN DATA

Metode pengumpulan data penelitian ini yaitu dengan wawancara mendalam yang bertujuan
untuk mengumpulkan informasi terkait dengan fenomena kelangkaan obat.

POPULASI/SAMPEL

Populasi sasaran adalah 32 orang termasuk 27 apoteker yang merupakan pengelolah apotek dari
empat tingkatan pelayanan ( Kabupaten, ragional, tersier dan pusat) dan 5 orang pengawas atau
asisten pengelola obat di Provinsi Gauteng.

LOKASI PENELITIAN

Rumah sakit umum provinsi gauteng pada September- Desember 2017

HASIL PENELITIAN

Proses pengadaan muncul dari data dan berakar pada 3 tema utama yaitu

1. pembelian keluar yaitu proses pembelian yang di gunakan untuk pengadaan obat dari
pemasok selain yang di kontrak

2. kinerja pemasok yaitu pemasok tidak berkinerja sehingga berkontribusi pada kekurangan obat-
obatan di rumah sakit

3. Manajemen inventaris terkomputerisasi yang terintegritas (Rx Solution) dapat mempermudah


obat-obatan yang sudah kaduluwarsa sehingga dapat mengetahui stok yang ada namun yang
sering menjadi masalah yaitu akurasi sistem misalnya terjadi ketidaksamaan antara persediaan
obat-obatan yang ada di dalam sistem dan di rak.
KESIMPULAN 5 JURNAL
DAFTAR PUSTAKA

Chintya M., Moliehi M., Brian G., Johanna C.M. (2020). Medicine shortages and
challenges with the procurement process among public sector hospitals in South Africa; findings
and implications. BMC Health Services Research. 20:234

Gracewati, R. L. Day., M. B., Rina W.S .(2020). MANAJEMEN LOGISTIK OBAT DI


INSTALASI FARMASI RSUD WAIBAKUL KABUPATEN SUMBA TENGAH. Jurnal
Media Kesehatan Masyarakat. 3(2), 25-39

HS, N. S., Ahri, R. A., & Nurlinda, A. (2020). Analisis Manajemen Logistik Obat Di
Apotek Kimia Farma Makassar Tahun 2019. Jurnal Mitrasehat, 10(2), 283-297.

Karimah, C., Arso, S. P., & Kusumastuti, W. (2020). Analisis Pengelolaan Obat Pada
Tahap Pengadaan Di Rumah Sakit Roemani Muhammadiyah Semarang. Jurnal Kesehatan
Masyarakat (Undip), 8(2), 182-187.

Zhuhriano, D,. Yasri, Rahmadhani, Y.Y. (2021). Manajemen Logistik Perencanaan dan
Pendistribusian Obat pada Intalasi Farmasi di RSUP Dr M. Djamil Padang. Jurnal elektronik, p-
ISSN 2089-4686 e-ISSN 2548-5970

Anda mungkin juga menyukai