Anda di halaman 1dari 7

TUGAS ARTIKEL

“DESKRIPSI MANAJEMEN PENGELOLAAN LOGISTIK OBAT

DI INSTALASI FARMASI RSUD H.M. DJAFAR HARUN KOLAKA UTARA”

Disusun Untuk Memenuhi Tugas

(Mata Kuliah : Manajemen Logistik RS)

Dosen Pengampuh : NURSAPRIANI, SKM.,M.Kes

DISUSUN OLEH:

Nama : RAMA IRFANDI DP PURBA

Nim : B1B119063

Kelas : B 2019

FAKULTAS TEKNOLOGI RUMAH SAKIT


PROGRAM STUDI S1 ADMINISTRASI RUMAH SAKIT
UNIVERSITAS MEGA REZKY
MAKASSAR
2021/2022
DESKRIPSI MANAJEMEN PENGELOLAAN LOGISTIK OBAT

DI INSTALASI FARMASI RSUD H.M. DJAFAR HARUN KOLAKA UTARA

Peneliti : Sarliana Wati (NIM 173145261007)

(Dibimbing oleh Nursapriani dan

MomenAmalia)

ABSTRAK

Obat sebagai aset Lancar rumah sakit sangat penting untuk kelangsungan hidup

pasien karena intervensi pelayanan kesehatan di Rumah Sakit 90% lebih menggunakan obat.

Terjadinya kekosongan obat, kehabisan stok, stok yang menumpuk berdampak secara medis

dan ekonomi, hal seperti ini memerlukan upaya pengelolaan obat yang efisien dan efektif.

Tujuan untuk mengetahui Gambaran Pengelolaan Logistik Obat Di Instalasi Farmasi

RSUD H.M.Djfar Harun Kolaka Utara. Metode penelitian ini dilakukan secara kualitatif

dengan Wawancara mendalam, Observasi dan Dokumentasi. Analisis ini dilakukan dengan

Analisis terhadap isi / Variabel sesuai dengan urutan kerangka konsep dan definisi

operasional serta membandingkan hasil penelitian sebelumnya. Hasil penelitian menunjukan

bahwa Manajemen Logistik Obat di Instalasi Farmasi RSUD H.M. Djafar Harun Kolaka

Utara belum efektif. Hal ini terlihat dari beberapa komponen perencanaan, pengangguran,

pengadaan dan pengendalian yang belum dilakukan secara efektif, sehingga output yang

dihasilkan sering terjadinya kekosongan obat. Saran diharapkan kedepannya RSUD H.M.

Djafar Harun Kolaka Utara lebih memperhatikan sistem Manajemen Logistik Obat di Instalasi

Farmasi Khususnya dalam pengadaan Obat.


PEMBAHASAN

Upaya kesehatan adalah kegiatan untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan yang

bertujuan untuk mewujudkan derajat kesehatan yang optimal bagi masyarakat. Upaya kesehatan

diselenggarakan dengan peningkatan kesehatan (promotif), pencegahan penyakit (preventif),

penyembuhan penyakit (kuratif), dan pemulihan kesehatan (rehabilitatif). Konsep kesatuan

upaya kesehatan ini menjadi pedoman dan pegangan bagi seluruh fasilitas kesehatan, termasuk

rumah sakit.

Menurut Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 Tentang Rumah Sakit menjelaskan

bahwa rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan

kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat jalan, rawat inap dan

gawat darurat. Dalam menyelenggarakan pelayanan kesehatan secara paripurna, fasilitas

pelayanan kesehatan harus memberikan upaya pelayanan kesehatan meliputi promotif, preventif,

kuratif maupun rehabilitatif. Rumah sakit harus tetap meningkatkan pelayanan kesehatan yang

lebih bermutu agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya.

Pelayanan kefarmasian di rumah sakit merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari

sistem pelayanan kesehatan rumah sakit yang berorientasi kepada pelayanan. Instalasi farmasi
rumah sakit memiliki peran dalam melakukan pengelolaan obat, meliputi seleksi, perencanaan,

pengadaan, penyimpanan, distribusi, dan penggunaan obat.

Perencanaan pengadaan obat yang baik memiliki peran yang sangat penting untuk

menentukan stock obat yang sesuai dengan kebutuhan pelayanan kesehatan dengan mutu

terjamin serta dapat diperoleh pada saat diperlukan. Apabila perencanaan pengadaan obat

dikelola dengan sistem yang kurang baik, akan menyebabkan terjadinya penumpukan obat dan

atau kekosongan obat (Malinggas,2015).

Pengelolaan logistic yang baik dapat memberi pengaruh yang besar terhadap kualitas

pelayanan, maka dariitu, pengelolaan logistik perlu diawasi untuk mengetahui kelemahan dan

kelebihan dalam pelaksanaan operasionalnya sehingga dapat dilakukan tindakan perbaikan untuk

hal pelaksanaan pengelolaan logistic yang masih belum optimal. Apabila Perencanaan dan

pelaksanaan manajemen logistik tidak mampu dioptimalkan, maka untuk mencapai titik

keberhasilan akan sulit. Kegagalan manajemen logistic akan menurunkan kualitas pelayanan

sehingga kepuasan masyarakat juga akan menurun (Fitriani A, 2019).

Hasil wawancara yang dilakukan peneliti dengan Kepala ruangan Instalasi farmasi

RSUD H.M Djafar Harun mengatakan bahwa ”sering terjadi kekosongan obat di instalasi

farmasi“ sehingga akibat dari kondisi ini pihak rumah sakit melakukan peminjaman obat ke luar

ke Gudang Dinas Kesehatan setempat. Adapun data yang didapatkan dilapangan oleh peneliti di

RSUD H.M Djafar Harun Kolaka Utara dalam proses perencanaan Obat butuh beberapa hari

karena harus melewati prosedur, ketersedian Obat yang kosong digudang farmasi karena sering

terjadi kekosongan Obat di distributor serta keterlambatan Obat masuk karena jarak tempat

pemesanan dengan Rumah sakit sangat jauh. (RSUD Djafar Harun Kolaka Utara).
Pengelolaan logistic obat pada Rumah Sakit H.M.Djafar Harun masih tergolong belum

optimal meskipun terdapat beberapa alasan-alasan mengenai hal tersebut. Kedelapan Proses

Pengelolaan Logistik Obat di RSUD H.M.Djafar harun Kolaka Utara yang akan menjadi focus

kajian peneliti pada RSUD H.M.Djafar harun Kolaka Utara yaitu mulai dari proses perencanaan,

pengadaan, penerimaan, penyimpanan, pendistribusian, pengendalian, penghapusan, dan yang

terakhir monitoring dan evaluasi.

Deskripsi manajemen pengelolaan logistic obat di instalasi farmasi BLUD H.M Djafar

Harun Kolaka Utara :

1. Perencanaan dilakukan 1 kali 1tahun perhitungan 16 bulan dengan menggunakan

metode epidemiologi.

2. Penganggaran dimulai dengan pengusulan dari user (dokter, kepala gudang farmasi)

dan menentukan jumlah dalam setahun kemudian dianggarkan berdasarkan dana

BLUD Rumah Sakit atau Klaim BPJS.

3. Pengadaaan logistik dilakukan mulai dari pembuatan surat Surat Pesanan kemudian

dikirim kedidistributor, ada pun proses pembelian dilakukan dengan pembelian regular

dan pembelian Ekatalog.

4. Penerimaan dan penyimpanan dilakukan dengan melakukan pengecekan barang yang

datang oleh petugas gudang kemudian dilakukan pengecekan kesesuaian Surat

Pesanan.

5. Pendistribusian logistik obat mulai didistribusikan ke apotek, Rawat jalan, Rawat Inap

dan OK.

6. Pemeliharaan obat dilakukan dengan cara melakukan pengecekan suhu ruangan secara

rutin serta melakukan pengecekan tanggal expired obat.


7. Pengendalian dilakukan dengan merencanakan stok obat yang akan diperlukan dengan

melihat kasus indeks penyakit terkini dengan menggunakan metode Epidemiologi agar

pengendalian lebih efisien.

8. Penghapusan logistik dilakukan dengan proses pembuatan daftar obat yang kadaluarsa

atau rusak oleh petugas gudang kemudian selanjutnya dibuatkan surat usulan

penghapusan ke direktur utama untuk dimusnahkan dengan cara dikubur.

9. Monitoring dan Evaluasi pada proses ini masih banyak kegiatan yang belum efektif

dilakukan mulai dari perencanaan pengadaan obat serta anggaran pengadaan obat tidak

sesuai dengan anggaran pembelanjaan obat.


DAFTAR PUSTAKA

Sarlianawati. (2021). Deskripsi Manajemen Pengelolaan Logistik Obat Di Instalasi Farmasi


RSUDH.M.Djafar Harun Kolaka Utara. Kolaka Utara.

Anda mungkin juga menyukai