Anda di halaman 1dari 6

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Banyak hal yang mempengaruhi keberhasilan organisasi diantaranya adalah
faktor Man, Money, Machine, Methode, dan Material. Pengelolaan yang seimbang
dan baik dari kelima faktor tersebut akan memberikan kepuasan
kepada customer baik internal maupun eksternal. Rumah sakit yang telah
terakreditasi seharusnya memiliki pengelolaan yang baik dan terstandar termasuk
lima faktor tersebut. Pada kesempatan ini kami akan membahas secara khusus
tentang logistik rumah sakit.
Keberhasilan pengelolaan logistik rumah sakit tergantung pada kompetensi dari
manajer logistik rumah sakit. Manajer berfungsi untuk mengelola logistik melalui
fungsi antara lain mengidentifikasi, merencanakan pengadaan, pendistribusian alat
hingga mengembangkan sistem pengelolaan logistik yang efektif dan efisien.
Pengadaan alat yang tepat dan berfungsi dengan baik akan memperlancar kegiatan
pelayanan pasien sehingga berdampak bagi peningkatan mutu pelayanan secara
umum.
Manajer logistik juga harus mampu mengantisipasi kejadian darurat, membuat
skala prioritas serta melakukan perubahan yang dibutuhkan untuk pencapaian
tujuan umum rumah sakit. Manajer logistik juga harus mencapai efisiensi dan
efektivitas. Manajer logistik memiliki kemampuan untuk mencegah atau
meminimalkan pemborosan, kerusakan, kadaluarsa, kehilangan alat  yang akan
memiliki dampak kepada pengeluaran ataupun biaya operasional rumah sakit.
Menurut pemanfaatannya, bahan atau alat yang harus disediakan rumah sakit
dikelompokkan menjadi persediaan farmasi (obat, bahan kimia, gas medik,
peralatan kesehatan), persediaan makanan, persediaan logistik umum dan teknik.
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang diatas maka didapatkan rumusan masalah sebagai berikut :
1.

C. Tujuan
Manajemen Logistik Obat Di RSUD Puri Husada Tembilahan
Kabupaten Indragiri Hilir

Tahapan manajemen logistik terdiri dari :


1. Perencanaan
Perencanaan Perbekalan Farmasi adalah salah satu fungsi yang menentukan
dalam proses pengadaan perbekalan farmasi di Rumah Sakit dengan tujuan untuk
menetapkan jenis dan jumlah perbekalan farmasi. Tahapan perencanaan kebutuhan
perbekalan farmasi meliputi pemilihan, kompilasi penggunaan, perhitungan
kebutuhan.
2. Penganggaran
Proses jalannya penganggaran kebutuhan obat di RSUD Puri Husada
Tembilahan Kabupaten Indragiri Hilir yaitu setelah usulan diterima oleh Direktur,
DPA pada APBD dan RBA pada BLUD ditetapkan.
3. Pengadaan
Merupakan kegiatan untuk merealisasikan kebutuhan yang telah direncanakan
dan disetujui melalui, pembelian, produksi/pembuatan sediaan farmasi,
sumbangan/droping/hibah, pembelian dengan penawaran yang kompetitif
( tender ) merupakan metode penting untuk mencapai keseimbangan yang tepat
antara mutu dan harga, apabila ada dua atau lebih pemasok, apoteker harus
mendasarkan kriteria : mutu produk, reputasi produsen, harga, berbagai syarat,
ketepatan waktu pengiriman, mutu pelayanan pemasok, dapat dipercaya, kebijakan
tentang barang yang dikembalikan, dan pengemasan. Tujuan pengadaan
mendapatkan perbekalan farmasi dengan harga yang layak, dengan mutu yang
baik, pengiriman barang terjamin dan tepat waktu, proses berjalan dengan lancar
dan tidak memerlukan tenaga serta waktu berlebihan.
4. Penerimaan
Merupakan kegiatan untuk menerima perbekalan farmasi yang telah diadakan
sesuai dengan aturan kefarmasian, melalui pembelian langsung, tender, konsinyasi
atau sumbangan. Tujuan penerimaan untuk menjamin perbekalan farmasi yang
diterima sesuai dengan kontrak baik spesifikasi mutu, jumlah maupun waktu
kedatangan.
5. Penyimpanan
Merupakan suatu kegiatan menyimpan dan memelihara dengan cara
menempatkan perbekalan farmasi yang diterima pada tempat yang dinilai aman
dari pencurian serta gangguan fisik yang bisa merusak mutu obat, tujuannya
adalah memelihara mutu sediaan farmasi, menghindari penggunaan yang tidak
bertanggung jawab, menjaga ketersediaan, memudahkan pencarian dan
pengawasan.
Cara penyimpanan obat di RSUD Puri Husada Tembilahan Kabupaten
Indragiri Hilir baik itu digudang farmasi maupun di apotek-apotek sudah
menggunakan pallet dan rak untuk penyimpanan obat sesuai alfabetis dan jenis
sediaan obat dan sudah menerapkan FIFO (first in first out) dan FEFO (first
expired first out). Kemudian penyimpanan obat khusus seperti vaksin, narkotika,
dan bahan-bahan yang mudah terbakar juga mendapat perlakuan khusus sesuai
dengan ketentuan. Hal ini juga sudah sesuai dengan Pedomanan Pengelolaan
Perbekalan Farmasi Di Rumah Sakit yang diterbitkan oleh Direktorat Jenderal
Bina Kefarmasian Dan Alat Kesehatan Tahun 2010.
6. Pendistribusian
Kegiatan mendistribusikan perbekalan farmasi di Rumah Sakit untuk
pelayanan individu dalam proses terapi dari pasien rawat inap dan rawat jalan serta
untuk menunjang pelayanan medik dengan tujuan tersedianya perbekalan farmasi
di unit-unit pelayanan secara tepat waktu, tepat jenis, dan tepat jumlah.
Proses jalannya pendistribusian obat di RSUD Puri Husada Tembilahan
Kabupaten Indragiri Hilir dimulai dari gudang farmasi, apotek rawat jalan, rawat
inap dan apotek instalasi farmasi kemudian didistribusikan kepada pasien
berdasarkan resep. Adapun ketentuan dalam pendistribusian obat, untuk pasien
rawat jalan pada umumnya obat diberikan untuk 7 hari, sedangkan untuk pasien
rawat inap diberikan untuk 1 hari dan metode pendistribusian obat adalah resep
perorangan.
7. Pencatatan dan pelaporan
Pencatatan obat yang keluar dan masuk di RSUD Puri Husada Tembilahan
Kabupaten Indragiri Hilir dilakukan oleh petugas gudang farmasi semua obat yang
keluar dan masuk dicatat dokumennnya dan setiap apotek yang meminta obat
untuk disimpan di apotek-apotek juga ada amprahannya, dalam pencatatan tersebut
di apotek-apotek juga dipisahkan mana obat yang terpakai untuk pasien Jamkesda,
BPJS, dan pasien umum, hal ini sudah tertata dengan baik. Kemudian untuk
pelaporan obat itu dimulai dari masing-masing apotek tiap bulan merekap
pemakaian dan sisa obat dalam 1 bulan selanjutnya dilaporkan ke gudang farmasi,
oleh gudang farmasi kemudian direkap secara keseluruhan baru dilaporkan ke
pihak RSUD, Bawaskab, dan laporan obat generik dan obat golongan narkotika
psikotropika ke Dinkes Provinsi RIAU setiap awal bulan. Hal-hal yang dilaporan
meliputi jumlah awal pemakaian, kemudian ada sisa akhir, kemudian ada kolom
keterangan masa expired, selanjutnya dari laporan tersebut akan nampak jumlah
pemakaian obat baik itu tablet, sirup, injeksi dalam 1 bulan dan akan terlihat obat
mana yang slow moving dan fast moving.
8. Pengendalian
Fungsi pengendalian terhadap obat di RSUD Puri Husada Tembilahan
Kabupaten Indragiri Hilir sudah dilaksanakan dengan membuat kartu stok, dari
situ bisa diliat stok optimum, stok opname, stok pengaman dan menentukan lead
time (waktu tunggu). Berbicara soal pengendalian ada hubungannya dengan
perencanaan obat, biasanya untuk menghindari kekosongan obat kepala gudang
merencanakan obat tersebut untuk 12 bulan dan ditambah 20% untuk menghindari
kekosongan obat. Kemudian salah satu bentuk pengendalian obat yang dilakukan
Rumah Sakit yaitu dalam pendistribusian obat menggunakan resep perorangan
untuk pasien rawat jalan diberikan obat untuk 7 hari dan untuk pasien rawat inap
obat diberikan untuk 1 hari, hal ini dilakukan untuk menghindari ada obat yang
tidak terpakai dan terbuang sia-sia.
9. Pengahapusan
Untuk penghapusan obat sendiri dalam 3 (tiga) tahun terakhir dari Tahun
2011 sampai dengan tahun 2013 pihak RSUD Puri Husada dalam hal ini gudang
farmasi tidak pernah melaksanakan pemusnahan obat karena obat tidak ada yang
sempat kadaluarsa.
10. Monitoring dan evaluasi
Pelaksanaan monitoring dan evaluasi di RSUD Puri Husada Kabupaten
Indragiri Hilir sudah dilaksanakan biasanya perbulan dengan melihat stok
opname utuk melihat berapa sisa obat, masa expirednya ada untuk memantau
apakah obat, sirup, infus berubah apa tidak, kemudian per 3 bulan untuk melihat
aset, dari pendataan aset tersebut akan terlihat mana obat yang slow moving dan
fast moving dan akhir tahun dengan melihat jumlah pemakaian obat dan pola
penyakit.

Anda mungkin juga menyukai