Disusun oleh :
PENDAHULUAN
Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Dr. Kariadi adalah Satuan Kerja/ Unit Pelaksana
Teknis yang berada di bawah dan bertanggungjawab kepada Direktur Jenderal Pelayanan
RSUP Dr. Kariadi sebagai badan layanan umum pemeritah adalah instansi di
dalam melakukan kegiatannya didasarkan pada prinsip efisiensi dan produktivitas. RSUP
Dr. Kariadi merupakan rumah sakit terbesar sekaligus rumah sakit rujukan bagi wilayah
Jawa Tengah. Saat ini RSUP Dr. Kariadi adalah rumah sakit kelas A Pendidikan dan
berfungsi sebagai rumah sakit pendidikan bagi dokter, dokter spesialis dari FK UNDIP dan
Tugas pokok RSUP Dr. Kariadi adalah menyelenggarakan upaya penyembuhan dan
pemulihan yang dilaksanakan secara serasi, terpadu dan berkesinambungan dengan upaya
peningkatan kesehatan dan pencegahan serta melaksankan upaya rujukan dan upaya lain
sesuai dengan kebutuhan. RSUP Dr. Kariadi sebagai Rumah Sakit vertikal tipe A
e. Pelayanan rujukan
f. Diklat di bidang kesehatan
Pengelolaan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai harus
dilaksanakan secara multidisiplin, terkoordinir dan menggunakan proses yang efektif untuk
menjamin kendali mutu dan kendali biaya.Dalam ketentuan Pasal 15 ayat (3) Undang-
Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit menyatakan bahwa Pengelolaan Alat
Kesehatan, Sediaan Farmasi, dan Bahan Medis Habis Pakai di Rumah Sakit harus dilakukan
oleh Instalasi Farmasi sistem satu pintu.Alat Kesehatan yang dikelola oleh Instalasi Farmasi
sistem satu pintu berupa alat medis habis pakai/peralatan non elektromedik, antara lain alat
formularium, pengadaan, dan pendistribusian Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan
Medis Habis Pakai yang bertujuan untuk mengutamakan kepentingan pasien melalui
Instalasi Farmasi. Dengan demikian semua Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan
Medis Habis Pakai yang beredar di Rumah Sakit merupakan tanggung jawab Instalasi
Farmasi, sehingga tidak ada pengelolaan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan
Medis Habis Pakai di Rumah Sakit yang dilaksanakan selain oleh Instalasi Farmasi.
Dengan kebijakan pengelolaan sistem satu pintu, Instalasi Farmasi sebagai satu-
2. Standarisasi Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai;
3. Penjaminanmutu Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai;
4. Pengendalian harga Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai;
6. Penurunan risiko kesalahan terkait penggunaan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan
7. Kemudahan akses data Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis
8. Peningkatan mutu pelayanan Rumah Sakit dan citra Rumah Sakit; dan
Rumah Sakit harus menyusun kebijakan terkait manajemen pengunaan Obat yang
efektif. Kebijakan tersebut harus ditinjau ulang sekurang- kurangnya sekali setahun.
Peninjauan ulang sangat membantu Rumah Sakit memahami kebutuhan dan prioritas dari
meningkatkan keamanan, khususnya Obat yang perlu diwaspadai (high- alert medication).
High-alert medication adalah Obat yang harus diwaspadai karena sering menyebabkan
terjadi kesalahan/kesalahan serius (sentinel event) dan Obat yang berisiko tinggi
menyebabkan Reaksi Obat yang Tidak Diinginkan (ROTD). Kelompok Obat high-alert
diantaranya:
1. Obat yang terlihat mirip dan kedengarannya mirip (Nama Obat Rupa dan Ucapan
2. Elektrolit konsentrasi tinggi (misalnya kalium klorida 2meq/ml atau yang lebih pekat,
kalium fosfat, natrium klorida lebih pekat dari 0,9%, dan magnesium sulfat =50% atau
lebih pekat).
3. Obat-Obat sitostatika.
Kegiatan pengelolaan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis
Pakai meliputi:
1. Pemilihan
Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai sesuai dengan kebutuhan. Pemilihan
Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai ini berdasarkan:
b. Standar Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai yang
telah ditetapkan;
c. Pola penyakit;
f. Mutu;
g. Harga; dan
h. Ketersediaandi pasaran.
Formularium Rumah Sakit merupakan daftar obat yang disepakati staf medis, disusun
oleh Komite/Tim Farmasi dan Terapi yang ditetapkan oleh Pimpinan Rumah Sakit.
Formularium Rumah Sakit harus tersedia untuk semua penulis Resep, pemberi
Obat, dan penyedia Obat di Rumah Sakit. Evaluasi terhadap Formularium Rumah
Sakit harus secara rutin dan dilakukan revisi sesuai kebijakan dan kebutuhan Rumah
Formularium Rumah Sakit yang selalu mutakhir dan dapat memenuhi kebutuhan
jumlah dan periode pengadaan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis
Habis Pakai sesuai dengan hasil kegiatan pemilihan untuk menjamin terpenuhinya
kriteria tepat jenis, tepat jumlah, tepat waktu dan efisien. Perencanaan dilakukan untuk
b. Penetapanprioritas;
c. Sisa persediaan;
f. Rencana pengembangan.
waktu tertentu (6 bulan atau 1 tahun), untuk melihat rata-rata pemakaian perbekalan
perbekalan farmasi selama satu bulan itu dikalikan banyaknya bulan dalam satu tahun
untuk menentukan jumlah yang harus disediakan dan level safetystock untuk tiap
periode tertentu (satu bulan), dengan memperhitungkan stok yang ada di gudang dan
stok yang sudah dipesan namun belum diterima, maka kita dapat melakukan estimasi
prioritas barang yang akan dibeli dapat dilakukan analisis terhadap biaya-biaya yang
a. Analisis VEN
dampaktiap jenis obat terhadap kesehatan. Semua jenis obat yang di rencanakan
1. Vital
Obat vital adalah obat-obat life saving (obat penyelamat) atau obat yang
kematian dan bersifat tak tergantikan. Kelompok jenis obat yang sangat
essensial (vital), yang termasuk dalam kelompok ini antara lain : obat-obatan
2. Essensial
yang termasuk VEN, menyediakan data pola penyakit, dan merujuk pada
sistem VEN dengan memperhatikan nama obat, satuan kemasan, jumlah obat
b. Analisis ABC
Metode ABC atau Analisis ABC juga dikenal dengan nama analisis
berdasarkan peringkat nilai dari nilai tertinggi hingga terendah, dan dibagi
1. Kelompok A adalah inventori dengan jumlah sekitar 20% dari item tapi
2. Kelompok B adalah inventori dengan jumlah sekitar 30% dari item tapi
3. Kelompok C adalah inventori dengan jumlah sekitar 50% dari item tapi
Persentase ini adalah kisaran yang bisa berubah-ubah dan berbeda antara
perusahaan satu dengan yang lainnya. Kelompok A adalah kelompok obat yang
kritis dan harganya mahal, maka harus dikendalikan secara ketat yaitu dengan
membuat laporan penggunaan dan sisanya secara rinci agar dapat dilakukan
monitoring secara terus menerus. Kelompok obat A di simpan secara rapat agar
dilaporkan secara rinci untuk dilakukan monitoring secara berkala pada setiap 1-
dilakukan monitoring dan persediaan dapat dilakukan untuk 2-6 bulan dengan
perbekalan farmasi ke dalam suatu urutan, dimulai dengan jenis yang memakan
total.
3. Pengadaan
dan waktu yang tepat dengan harga yang terjangkau dan sesuai standar mutu.
Untuk memastikan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis
Pakai sesuai dengan mutu dan spesifikasi yang dipersyaratkan maka jika proses
pengadaan dilaksanakan oleh bagian lain di luar Instalasi Farmasi harus melibatkan
tenaga kefarmasian.
d. Masa kadaluarsa (expired date) minimal 2 (dua) tahun kecuali untuk Sediaan
Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai tertentu (vaksin,
reagensia, dan lain-lain), atau pada kondisi tertentu yang dapat dipertanggung
jawabkan.
Rumah Sakit harus memiliki mekanisme yang mencegah kekosongan stok Obat
yang secara normal tersedia di Rumah Sakit dan mendapatkan Obat saat Instalasi
1) Pembelian
Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai harus sesuai dengan ketentuan
a) Kriteria Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai,
b) Persyaratan pemasok.
e) Sediaan Farmasi untuk penelitian; dan 6) Sediaan Farmasi yang tidak stabil
Sakit tersebut.
3) Sumbangan/Dropping/Hibah
penerimaan dan penggunaan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis
Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai dapat membantu
pelayanan kesehatan, maka jenis Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan
Medis Habis Pakai harus sesuai dengan kebutuhan pasien di Rumah Sakit.
Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai yang tidak bermanfaat bagi
4. Penerimaan
jumlah, mutu, waktu penyerahan dan harga yang tertera dalam kontrak atau surat
pesanan dengan kondisi fisik yang diterima. Semua dokumen terkait penerimaan
keamanan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai sesuai
penggolongan jenis Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai.
a. Obat dan bahan kimia yang digunakan untuk mempersiapkan Obat diberi label
yang secara jelas terbaca memuat nama, tanggal pertama kemasan dibuka, tanggal
c. Elektrolit konsentrasi tinggi yang disimpan pada unit perawatan pasien dilengkapi
dengan pengaman, harus diberi label yang jelas dan disimpan pada area yang
d. Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai yang dibawa
Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai yang harus
a. Bahan yang mudah terbakar, disimpan dalam ruang tahan api dan diberi tanda
medis kosong terpisah dari tabung gas medis yang ada isinya. Penyimpanan
dan jenis Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai dan
disusun secara alfabetis dengan menerapkan prinsip First Expired First Out (FEFO)
dan First In First Out (FIFO) disertai sistem informasi manajemen. Penyimpanan
Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai yang penampilan
dan penamaanyang mirip (LASA, Look Alike Sound Alike) tidak ditempatkan
berdekatan dan harus diberi penandaan khusus untuk mencegah terjadinya kesalahan
pengambilan Obat.
a. Jumlah dan jenis Obat sesuai dengan daftar Obat emergensi yang telah
ditetapkan;
6. Distribusi
menjaga mutu, stabilitas, jenis, jumlah, dan ketepatan waktu. Rumah Sakit harus
mencakup penghantaran sediaan obat yang telah di dispensing IFRS ke daerah tempat
perawatan pasien dengan keamanan dan ketepatan obat, ketepatan pasien, ketepatan
jadwal, tanggal, waktu dan metode pemberian dan ketepatan personel pemberian obat
2) Perbekalan kesehatan yang disimpan di ruang rawat harus dalam jenis dan
3) Dalam kondisi sementara dimana tidak ada petugas farmasi yang mengelola
4) Setiap hari dilakukan serah terima kembali pengelolaan obat floor stock
interaksi obat pada setiap jenis Obat yang disediakan di floor stock.
disiapkan dalam unit dosis tunggal atau ganda, untuk penggunaan satu kali
dosis/pasien. Sistem unit dosis ini digunakan untuk pasien rawat inap.
d. Sistem Kombinasi
7. Pemusnahan
Pemusnahan dan penarikan sediaan farmasi, alat kesehatan, dan bahan medis
habis pakai yang tidak dapat digunakan harus dilaksanakan dengan cara yang sesuai
dilakukan untuk sediaan farmasi, alat kesehatan, dan bahan medis habis pakai bila:
b. Telah kadaluwarsa;
8. Pelaporan
a. Laporan harian, meliputi : buku permintaan, kartu stok, buku pengeluaran tiap
depo.
b. Laporan bulanan, merupakan pemakaian barang selama satu bulan yang berisi
saldo awal, mutasi masuk, mutasi keluar, saldo akhir, laporan anggaran yang
tersebut meliputi :
d. Kartu stok
9. Administrasi Pengelolaan
berkaitan dengan perbekalan farmasi secara rutin dan tidak rutin dalam periode
bulanan, triwulan, semester atau tahunan. Pencatatan dan pelaporan merupakan sarana
data mengenai jenis dan jumlah penerimaan, persediaan, pengeluaran atau penggunaan
dan data mengenai waktu dari seluruh rangkaian kegiatan mutasi obat dan bahan
medis habis pakai. Jumlah item obat dan bahan medis habis pakai yang mengalami
mutasi dicatat, dilaporkan kemudian di evaluasi dan pada akhirnya digunakan untuk
perencanaan yang akan datang. Laporan ketersediaan obat dilakukan tiap bulan dan
akhir tahun.
(pengelolaan resep rawat jalan, rawat inap dan Instalasi Gawat Darurat), laporan
penggunaan obat- obat program seperti TBC dan ARV, laporan narkotika dan
psikotropika.
Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai yang meliputi perencanaan
Bahan Medis Habis Pakai. Pelaporan dibuat secara periodik yang dilakukan
yang berlaku.
4) Dokumentasi farmasi.
Farmasi; dan
3) Laporan tahunan.
b. Administrasi Keuangan
kegiatan Pelayanan Kefarmasian secara rutin atau tidak rutin dalam periode
c. Administrasi Penghapusan
Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai yang tidak
terpakai karena kadaluwarsa, rusak, mutu tidak memenuhi standar dengan cara
membuat usulan penghapusan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis
Habis Pakai kepada pihak terkait sesuai dengan prosedur yang berlaku.
Untuk evaluasi mutu proses pengelolaan sediaan farmasi dan alat kesehatan,, dapat
farmasi.
BAB II
PEMBAHASAN
kefarmasian di rumah sakit.Tugas dan fungsi dari IFRS RSUP Dr. Kariadi adalah
farmasi, dan keuangan. IFRS RSUP Dr. Kariadi telah menerapkan sistem satu pintu dalam
melaksanakan pelayanan kefarmasian sejak tahun 2007. Penerapan sistem pelayanan satu
pintu telah disyaratkan dalam Permenkes No.72 tahun 2016 tentang Standar Pelayanan
Kefarmasian Rumah Sakit. Sistem satu pintu mempermudah pengawasan dan pengendalian
pemantauan terapi obat, penurunan resiko kesalahan penggunaan obat, peningkatan mutu
berikut:
1. Seleksi
Seleksi obat dilakukan oleh Tim Farmasi dan Terapi (TFT) dengan menyusun
suatu daftar obat, alat kesehatan dan Bahan Medis Habis Pakai (BMHP) yang akan
digunakan di rumah sakit sebagai bagian dari pelayanan rumah sakit. Tahapan untuk
seleksi obat dan alat kesehatan yang perlu diperhatikan adalah semua obat, alat
kesehatan dan BMHP harus masuk dalam formularium RSUP Dr. Kariadi, apabila
suatu obat, alat kesehatan, dan BMHP tidak termasuk dalam formularium rumah sakit
harus ada evidence based yang diajukan untuk disetujui oleh direktur rumah sakit. Hal-
hal yang perlu diperhatikan dalam seleksi obat adalah ijin edar obat, alkes, BMHP,
pengadaan sediaan farmasi, alkes, dan bahan medis habis pakai di RSUP Dr. Kariadi
bulan dengan stok pengaman yaitu 20% dari 6 bulan kebutuhan obat diselisihkan
dengan stok akhir yang masih ada, sehingga diperoleh kebutuhan obat periode
berdasarkan pola penyakit yang data dilihat melalui resep dokter dan data mikrobiologi
Usulan dilakukan satu tahun sekali. Adapun pedoman dalam perencanaan obat
Surat usulan perencanaan ditandatangani oleh kepala instalasi farmasi yang untuk
selanjutnya diserahkan kepada direktur utama melalui direktur medik dan keperawatan.
Apabila direktur utama menyetujui usulan perencanaan tersebut, maka selanjutnya
evaluasi anggaran untuk mengeluarkan surat pesanan (SP) 2 dan diserahkan kebagian
ULP (unit layanan pengadaan) untuk dilakukan pengadaan, apabila barang datang maka
3. Pengadaan
efektif harus menjamin ketersediaan, jumlah, dan waktu yang tepat dengan harga yang
Pengadaan di RSUP Dr. Kariadi Semarang dilakukan oleh ULP (Unit Layanan
Pengadaan) berdasarkan usulan perbekalan farmasi oleh kepala instalasi farmasi yang
telah disetujui oleh direktur utama. Pengadaan di RS ini dilakukan dengan beberapa
a. E- Purchasing
b. Pengadaan Langsung
c. Penunjukan langsung
Sistem penunjukan langsung ini tidak terdapat batasan nominal, pihak rumah sakit
dimana sumber dana yang digunakan untuk penunjukan langsung berasal dari
pendapatan rumah sakit itu sendiri. Biasanya peunjukan langsung ini dilakukan jika
d. Tender cepat
Tender cepat ini merupakan pengadaan yang mana barang bisa datang minima 3
e. Tender
Tender sama seperti Tender cepat yang membedakan hanya durasi waktunya.
Tender ini digunakan untuk pembelian diatas 200 juta, diumumkan melalui media
cetak dan elektronik. Sistem pelelangan pihak rumah sakit menerangkan spesifikasi
barang yang akan diadakan yang sesuai dengan formularium. Proses pelelangan
kemudian memilih Pedagang Besar Farmasi (PBF) atau investor yang memberikan
f. Pembelian insidentil
Pembelia insidentil yaitu salah satu metode pengadaan barang yang dilakukan
g. Sumbangan/dropping/hibah
Kemenkes.
4. Penerimaan
jumlah, mutu, waktu penyerahan dan harga yang tertera dalam surat pesanan dengan
Proses Penerimaan di Rumah Sakit Dr. Kariadi ini dilakukan oleh panitia penerima
hasil pengadaan (PPHP) yang dibentuk khusus untuk menerima perbekalan kesehatan
yang didistribusikan oleh supplier dengan proses memeriksa fisik barang dan
disesuaikan dengan faktur pengiriman terutama dari sisi spesifikasinya, seperti kualitas,
dan kuantitas, jumlah barang, nomor batch dan tanggal kadaluarsa. Kemudian panitia
penerimaan akan membuat berita acara pemeriksaan dan penerimaan barang. Apabila
barang dinyatakan sesuai spesifikasinya, maka barang tersebut diterima dan diserahkan
ke instalasi farmasi.
Barang yang telah diperiksa kemudian dimasukkan ke dalam gudang transit dan
dicatat dalam buku harian penerimaaan barang serta dilakukan entry data penerimaan
perbekalan farmasi pada HMIS (Hospital Management Information System). Jika ada
ketidaksesuaian jumlah, identitas barang, maupun ada barang yang rusak, panitia
5. Penyimpanan
Gudang perbekalan farmasi di Rumah Sakit Dr. Kariadi terdiri dari beberapa ruang
penyimpanan yaitu gudang pusat farmasi yang berisi obat dan alat kesehatan yang siap
didistribusikan, ruang transit obat, gudang TPN (Total Parenteral Nutrition), gudang
sitostatika, obat HAM (High Alert Medication), dan gudang B3 (Bahan Berbahaya dan
Beracun). Masing-masing gudang memiliki kriteria yang terpenuhi yaitu luas yang
memadai, ruangan kering (tidak lembab), terdapat ventilasi yang cukup, pencahayaan
yang baik, lantai keramik (mudah untuk dibersihkan), pintu dengan sistem konvensional
dan finger lock, lemari penyimpanan obat dan alat kesehatan yang efektif-efisien, ada
Sistem penyimpanan yang digunakan juga sudah sesuai dengan kriteria mutu yaitu
penataan barang sesuai dengan bentuk sediaan secara alfabetis. Penyimpanan obat-obat
dilakukan dengan suhu terkontrol yaitu 20-30oC. Beberapa obat dan vaksin yang
pengecekan suhu yang dilakukan dua kali sehari setiap hari dan penerapan cold chain
yaitu distribusi dengan menggunakan cool box. Penyimpanan khusus untuk obat
penyalahgunaan.
(First Expired First Out), yaitu barang yang disimpan lebih awal dan yang mempunyai
waktu kadaluwarsa lebih pendek di ambil terlebih dahulu dan juga diterapkan penataan
Obat sitostatika dan obat HAM disimpan terpisah dari obat lain agar mudah dalam
mengingat obat sitostatika dan HAM merupakan obat yang berbahaya jika terpapar pada
manusia. Bahan berbahaya dan beracun disimpan di ruangan tersendiri, terpisah dari
obat dan alat kesehatan yang lain. Produk nutrisi parenteral dikelola/ disimpan sesuai
petunjuk dari produsen Selain itu, bahan-bahan seperti kardus karton dilarang masuk
dalam gudang pusat farmasi, penanganan hama dilakukan secara rutin dan tiap gudang
dilengkapi dengan alat monitor suhu dan kelembaban. Sistem penyimpanan ini
dilakukan sedemikian rupa agar mempermudah dalam pengambilan obat (distribusi) dan
menjaga kualitas obat agar tetap sama seperti saat datang dari supplier serta
menghindari kejadian berbahaya seperti kebakaran dan kontaminasi silang antar obat
Pengendalian awal barang datang dilakukan di gudang transit, yang mana barang
dilakukan pemberian tanda khusus untuk Bahan Berbahaya dan Beracun (B3), High
Allert Medication (HAM) dan sitostatika, Look Alike Sound Alike (LASA), dan obat-
obat yang disimpan pada suhu dingin. Hal ini bertujuan untuk mengantisipasi terjadinya
hal-hal yang tidak diinginkan yang dapat berdampak pada keselamatan pasien maupun
pegawai. Selain itu juga untuk mengatur penataan sesuai dengan identitas kadaluwarsa
barang sehingga harapannya barang dengan waktu kadaluwarsa yang paling dekat yang
terdapat pengatur suhu dan kelembaban yang di kontrol setiap hari. Untuk obat-obat
yang penyimpanannya tidak di lemari pendingin, disimpan pada suhu terkontrol yaitu <
depo farmasi di RSUP Dr. Kariadi sehingga mutu pengobatan tetap terjaga hingga
Kualitas setiap barang harus terjamin sehingga perlu ada sistem penjaminan mutu.
Proses penjaminan mutu setiap barang dilakukan dengan pengontrolan pada tahap yaitu
pada tahap penerimaan dilakukan pengecekan tanggal kadaluarsa dari tiap barang
setiap hari. Keamanan di ruang penyimpanan dijamin dengan cara menyediakan sistem
pengaman berupa CCTV dan setiap pintu terpasang sistem Finger Lock. Alur
pengeluaran barang juga dipantau keamanannya dengan cara verifikasi setiap barang
yang keluar dari gudang berdasarkan permintaan tiap depo yang dilakukan oleh TTK
6. Distribusi
farmasi di masing-masing depo farmasi yang terdapat di rumah sakit untuk memenuhi
kebutuhan harian pasien rawat inap maupun rawat jalan. Depo Farmasi membuat
mutasi disetujui, maka surat permintaan mutasi tersebut di print out dan ditandatangani
oleh Kepala Tim Depo Farmasi yang selanjutnya diserahkan kepada petugas Gudang
Farmasi. Petugas Gudang Farmasi membuat bukti mutasi dalam bentuk print out yang
kemudian ditandatangani oleh Apoteker Gudang. Bukti mutasi yang telah di print out
kemudian dilakukan penyiapan barang oleh petugas Gudang Farmasi dan semua
pengeluaran sediaan obat maupun alat kesehatan dicatat dalam kartu stok sebagai
pengendalian. Setelah semua obat tersebut sudah siap, petugas dari masing-masing depo
farmasi akan mengambil obat di Gudang Farmasi untuk dilakukkan pengecekkan ulang
Cara untuk menjamin kualitas dari barang yang penyimpananya pada suhu 2-8oC
adalah dengan proses saat pendistribusian harus menggunakan Cool Box dan
pengambilan dari almari pendigin sesegera mungkin ketika akan dibawa ke tiap depo.
Apabila stok obat disalah satu depo habis dan membutuhkan obat atau alat
kesehatan tersebut serta gudang mengalami kekosongan barang tersebut dan di depo
lain masih ada stok, maka dilakukan transfer barang yang dilakukan oleh petugas
Pendistribusian obat dan alat kesehatan serta bahan habis pakai ini didistribusikan
kepada setiap depo di RSUP Dr. Kariadi meliputi depo farmasi Garuda, depo rawat
jalan, depo ICU (Intensive Care Unit), depo Jantung, depo IGD (Gawat Darurat), depo
IBS (Bedah Sentral), ruang rawat inap, dan depo Handling Sterile serta depo Sitostatika.
depo.
Sistem distribusi untuk pasien rawat inap di RSUP Dr. Kariadi menggunakan
sistem One daily Unit Doses Dispensing (OUDD) sedangkan untuk pasien rawat jalan
Farmasi RSUP Dr. Kariadi ini dibantu oleh Hospital Management Information System
(HMIS) misalnya permintaan mutasi obat atau alat kesehatan dari depo farmasi dan
7. Pemusnahan
Pemusnahan dan penarikan sediaan farmasi, alat kesehatan, dan bahan medis
habis pakai yang tidak dapat digunakan harus dilaksanakan dengan cara yang sesuai
untuk sediaan farmasi, alat kesehatan, dan bahan medis habis pakai bila:
b. Telah kadaluwarsa;
bisa dilakukan sistem retur kepada pihak distributor dengan memenuhi berberapa
persyaratan, misalnya kemasan obat masih utuh dan hal ini berlaku sesuai kesepakatan
di awal kerjasama antara pihak rumah sakit dengan distributor. Pengambilan obat
tersebut biasa nya dilakukan oleh distributor 3 bulan sebelum kadaluarsa, ada juga yang
diambil pada bulan kadaluarsa. Obat-obat yang akan diretur harus sudah disiapkan
bersama fakturnya.
Obat yang tidak dapar diretur dan tidak utuh satu box maka dibuat laporan
khusus di RSUP Dr. Kariadi dan akan ditindak lanjuti atau dimusnahkan. Sistem
pemusnahan yang dilakukan RSUP Dr. Kariadi adalah dengan menggunakan pihak ke 3
(vendor khusus) karena sesuai dengan kebijakan dari Kementrian Lingkungan Hidup
bahwa pemusnahan tidak dapat dilakukan secara mandiri, kecuali sudah mendapatkan
tergantung pada panitia pemusnahan, kapan akan dilakukan pemusnahan dan pelaporan
untuk pemusnahan yang dibuat oleh farmasi dilaporkan setiap 6 bulan kepada panitia
pemusnahan. Khusus obat narkotika dibuat juga laporan untuk panitia pemusnahan
dengan prosedur khusus yaitu untuk pemusnahannya harus disaksikan oleh Dinas
8. Pelaporan
a. Laporan harian, meliputi permintaan mutasi, kartu stok, dan bukti mutasi
b. Laporan bulanan, merupakan pemakaian barang selama satu bulan yang berisi
meliputi :
k. Kartu stok
9. Administrasi Pergudangan
berkaitan dengan perbekalan farmasi secara rutin dan tidak rutin dalam periode bulanan,
data mengenai jenis dan jumlah penerimaan, persediaan, pengeluaran atau penggunaan
dan data mengenai waktu dari seluruh rangkaian kegiatan mutasi obat dan bahan medis
habis pakai. Jumlah item obat dan bahan medis habis pakai yang mengalami mutasi
perencanaan yang akan datang. Laporan ketersediaan obat dilakukan tiap bulan dan
akhir tahun.
(pengelolaan resep rawat jalan, rawat inap dan Instalasi Gawat Darurat), laporan
penggunaan obat-obat program seperti TBC dan ARV, laporan narkotika dan
psikotropika. Laporan-laporan di instalasi farmasi RSUP Dr. Kariadi dilakukan oleh
bagian administrasi. Setiap laporan keluar ditandatangani oleh direktur rumah sakit.
Setiap depo farmasi yang ada di RSUP Dr. Kariadi mengirimkan laporan
pemakaian obat, bahan medis habis pakai dan alat-alat kesehatan yang digunakan
setiap bulan. Laporan tersebut dikirim tiap akhir bulan. b. Laporan Narkotika dan
Psikotropika.
Rumah sakit terutama instalasi farmasi RSUP Dr. Kariadi menyusun dan
narkotika dan psikotropika di depo-depo farmasi. Laporan ini dibuat oleh instalasi
Obat – obat anti tubercolosis (OAT) RSUP Dr. Kariadi ditangani oleh Instalasi
mengirim obat ke puskesmas yang meminta sesuai dengan data pasien yang
diterima. Laporan penggunaan OAT dibuat petugas yang bertanggung jawab dan
c. Laporan ARV
Penyediaan obat ini berasal dari Dinas Kesehatan Kota Semarang. Laporan
penggunaan ARV ini dibuat setiap bulan sekali dan dilaporkan secara online ke
Dinas Kesehatan Kota Semarang dengan tembusan ke Dinas Kesehatan Provinsi
d. Laporan Vaksin
Penyediaan obat ini berasal dari Dinas Kesehatan Kota Semarang. Laporan
Tengah dan Menteri Kesehatan. Pelaporan Penggunaan Obat obat vaksin setiap
bulannya. Apabila dalam jangka waktu yang ditentukan tidak melakukan pelaporan
Evaluasi yang dilakukan di gudang farmasi salah satunya adalah stok opname
yang dilakukan setiap bulan yang terdiri dari stok on hand, kartu stok dan stok di Health
sakit juga melakukan evaluasi dua kali setahun. Gudang farmasi membuat laporan
setiap bulannya untuk obat golongan narkotika dan psikotropik, laporan mutasi
perbekalan (persediaan), dan laporan pemakaian obat yang sesuai dengan formularium
rumah sakit.