OLEH:
FAKULTAS FARMASI
PADANG
2019
0
BAB I
PENDAHULUAN
rawat inap, rawat jalan dan gawat darurat. Instalasi Farmasi adalah unit pelaksana
terpisahkan dari sistem pelayanan kesehatan rumah sakit yang berorientasi kepada
pelayanan pasien, penyediaan sediaan farmasi, alat kesehatan dan bahan medis
habis pakai yang bermutu dan terjangkau bagi semua lapisan masyarakat termasuk
jawab kepada pasien yang berkaitan dengan sediaan farmasi dengan maksud
mencapai hasil yang pasti untuk meningkatkan mutu kehidupan pasien. Untuk
tenaga kefarmasian, dan melindungi pasien dan masyarakat dari penggunaan obat
yang tidak rasional dalam rangka keselamatan pasien (patient safety). Standar
farmasi, alat kesehatan, bahan medis habis pakai dan pelayanan farmasi klinik
1
Pengelolaan perbekalan farmasi atau sistem perbekalan farmasi merupakan
suatu siklus kegiatan yang dimulai dari perencanaan sampai evaluasi yang saling
terkait antara satu dengan yang lain. Kegiatan mencakup perencanaan, pengadaan,
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Defenisi
Instalasi farmasi adalah suatu unit di suatu rumah sakit di bawah pimpinan
seorang apoteker dan dibantu oleh beberapa orang apoteker lainnya yang
suatu siklus kegiatan yang dimulai dari perencanaan sampai evaluasi yang saling
perbekalan farmasi adalah untuk menetapkan jenis dan jumlah perbekalan farmasi
sesuai dengan pola penyakit dan kebutuhan pelayanan kesehatan di rumah sakit.
3
2.2.1 Pemilihan
Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai sesuai dengan kebutuhan. Pemilihan
Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai ini berdasarkan:
b. Standar Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai yang
telah ditetapkan.
c. Pola penyakit.
f. Mutu.
g. Harga.
h. Ketersediaan di pasaran.
Nasional. Formularium Rumah Sakit merupakan daftar Obat yang disepakati staf
medis, disusun oleh Komite / Tim Farmasi dan Terapi Rumah sakit yang
ditetapkan oleh Pimpinan Rumah Sakit. Formularium Rumah Sakit harus tersedia
untuk semua penulis Resep, pemberi Obat, dan penyedia Obat di Rumah Sakit.
Evaluasi terhadap Formularium Rumah Sakit harus secara rutin dan dilakukan
revisi sesuai kebijakan dan kebutuhan Rumah Sakit. Penyusunan dan revisi
dan ekonomi dari penggunaan Obat agar dihasilkan Formularium Rumah Sakit
yang selalu mutakhir dan dapat memenuhi kebutuhan pengobatan yang rasional.
4
Tahapan proses penyusunan Formularium Rumah Sakit :
c. Membahas usulan tersebut dalam rapat Komite/Tim Farmasi dan Terapi, jika
melakukan monitoring.
penderita.
5
h. Obat lain yang terbukti paling efektif secara ilmiah dan aman (evidence based
terjangkau.
Sakit, maka Rumah Sakit harus mempunyai kebijakan terkait dengan penambahan
adalah:
pelayanan.
obat. Dengan koordinasi dari proses perencanaan dan pengadaan obat di harapkan
obat yang dapat tepat jenis, tepat jumlah dan tepat waktu. Menentukan kebutuhan
6
Pendekatan perencanaan kebutuhan dapat di lakukan melalui beberapa
metode:
a. Metode konsumsi
konsumsi perbekalan farmasi periode yang lalu, dengan berbagai penyesuaian dan
koreksi.
konsumsi yaitu:
Adalah jumlah obat yang dikeluarkan dengan kecukupan untuk jangka waktu
tertentu. Data dapat diperoleh dari laporan bulanan atau dari kartu stok.
Rumus :
obat) – (sisa stok akhir tahun + jumlah obat yang hilang / rusak /
daluarsa)
7
2. Menghitung pemakaian rata-rata satu bulan
Rumus :
Rumus :
Rumus :
pelanggan yang akan dilayani. Data ini bisa diperoleh dari data
Rumus :
bulan.
Rumus :
tunggu.
8
7. Menentukan stok pengaman adalah jumlah obat yang di perlukan untuk
9
Rumus :
buffer stok
Rumus :
penyakit
farmasi
10
Kombinasi metode konsumsi dan metode morbiditas disesuaikan dengan
4. Penetapan prioritas
5. Pola penyakit
6. Sisa persediaan
8. Rencana pengembangan
perbekaln farmasi.
11
c. Urutkan kembali jenis perbekalan farmasi, mulai dengan jenis yang
seterusnya.
anggaran total.
farmasi.
2.3 PENGADAAN
jumlah, dan waktu yang tepat dengan harga yang terjangkau dan sesuai standar
Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai sesuai dengan
dilaksanakan oleh bagian lain di luar Instalasi Farmasi harus melibatkan tenaga
12
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pengadaan Sediaan Farmasi, Alat
Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai antara lain (PERMENKES RI, 2016).:
c. Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai harus
d. Masa kadaluarsa (expired date) minimal 2 (dua) tahun kecuali untuk Sediaan
Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai tertentu (vaksin,
reagensia, dan lain-lain), atau pada kondisi tertentu yang dapat dipertanggung
jawabkan.
Obat yang secara normal tersedia di Rumah Sakit dan mendapatkan Obat saat
Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai harus sesuai dengan ketentuan
b. Persyaratan pemasok.
13
Ada 4 metode pemilihan pengadaan perbekalan farmasi (PERPRES, 2018):
a. E-purchasing.
b. Pengadaan Langsung.
c. Penunjukan Langsung.
keadaan tertentu.
d. Tender Cepat.
rinci; dan
Penyedia.
14
f. Sediaan Farmasi yang tidak stabil dalam penyimpanan/harus dibuat
tersebut.
Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai sumbangan / dropping / hibah.
Medis Habis Pakai dengan cara sumbangan / dropping / hibah harus disertai
dokumen administrasi yang lengkap dan jelas. Agar penyediaan Sediaan Farmasi,
Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai dapat membantu pelayanan
kesehatan, maka jenis Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis
Pakai harus sesuai dengan kebutuhan pasien di Rumah Sakit. Instalasi Farmasi
Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai yang tidak bermanfaat bagi kepentingan
2.4 PENERIMAAN
spesifikasi, jumlah, mutu, waktu penyerahan dan harga yang tertera dalam kontrak
atau surat pesanan dengan kondisi fisik yang diterima. Semua dokumen terkait
15
Hal yang perlu diperhatikan dalam penerimaan adalah (Binfar, 2010):
yang berbahaya.
2.5 PENYIMPANAN
dan keamanan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai
ventilasi, dan penggolongan jenis Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan
pengaturan tata ruang gudang yang baik. Faktor yang perlu dipertimbangkan
a. Kemudahan bergerak
16
b. Sirkulasi udara yang baik.
narkotika dan bahan berbahaya harus disimpan dalam lemari khusus dan terkunci,
a. Obat dan bahan kimia yang digunakan untuk mempersiapkan Obat diberi label
yang secara jelas terbaca memuat nama, tanggal pertama kemasan dibuka, tanggal
dilengkapi dengan pengaman, harus diberi label yang jelas dan disimpan pada
area yang dibatasi ketat (restricted) untuk mencegah penatalaksanaan yang kurang
hati-hati.
d. Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai yang dibawa
17
Instalasi Farmasi harus dapat memastikan bahwa Obat disimpan secara
benar dan diinspeksi secara periodik. Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan
a. Bahan yang mudah terbakar, disimpan dalam ruang tahan api dan diberi tanda
b. Gas medis disimpan dengan posisi berdiri, terikat, dan diberi penandaaan untuk
medis kosong terpisah dari tabung gas medis yang ada isinya. Penyimpanan
dan jenis Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai dan
Bahan Medis Habis Pakai yang penampilan dan penamaan yang mirip (LASA,
Look Alike Sound Alike) tidak ditempatkan berdekatan dan harus diberi
a. Gunakan prinsip FEFO (First Expired First Out) dan FIFO (First In First Out)
kadaluwarsanya lebih awal atau yang diterima lebih awal harus digunakan lebih
awal sebab umumnya perbekalan farmasi yang datang lebih awal biasanya juga
diproduksi lebih awal dan umumnya relatif lebih tua dan masa kadaluwarsanya
lebih awal.
18
b. Susun perbekalan farmasi dalam kemasan besar di atas pallet secara rapi dan
teratur.
e. Simpan perbekalan farmasi dalam rak dan berikan nomor kode, pisahkan
penggunaan luar.
rotasi stok agar perbekalan farmasi tersebut tidak selalu berada di belakang
i. Item perbekalan farmasi yang sama ditempatkan pada satu lokasi walaupun dari
a. jumlah dan jenis Obat sesuai dengan daftar Obat emergensi yang telah
ditetapkan.
19
d. dicek secara berkala apakah ada yang kadaluwarsa.
2.6 PENDISTRIBUSIAN
/ menyerahkan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai
menjamin mutu, stabilitas, jenis, jumlah, dan ketepatan waktu. Rumah Sakit harus
dan pengendalian Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis
yang disimpan di ruang rawat harus dalam jenis dan jumlah yang
sangat dibutuhkan.
20
e. Apoteker harus menyediakan informasi, peringatan dan
2.6.3 Sistem Unit Dosis Pendistribusian Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan
Bahan Medis Habis Pakai berdasarkan Resep perorangan yang disiapkan dalam
unit dosis tunggal atau ganda, untuk penggunaan satu kali dosis/pasien. Sistem
Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai bagi pasien rawat inap dengan
Dispensing (UDD) sangat dianjurkan untuk pasien rawat inap mengingat dengan
sistem ini tingkat kesalahan pemberian Obat dapat diminimalkan sampai kurang
dari 5% dibandingkan dengan sistem floor stock atau Resep individu yang
mencapai 18%.
21
2.7 Pemusnahan dan Penarikan
Medis Habis Pakai yang tidak dapat digunakan harus dilaksanakan dengan cara
penarikan oleh BPOM (mandatory recall) atau berdasarkan inisiasi sukarela oleh
pemilik izin edar (voluntary recall) dengan tetap memberikan laporan kepada
Kepala BPOM. Penarikan Alat Kesehatan dan Bahan Medis Habis Pakai
dilakukan terhadap produk yang izin edarnya dicabut oleh Menteri. Pemusnahan
dilakukan untuk Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai
bila:
b. telah kadaluwarsa.
a. membuat daftar Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis
22
2.8 PENGENDALIAN
penggunaan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai.
Habis Pakai dapat dilakukan oleh Instalasi Farmasi harus bersama dengan
Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai adalah untuk
c. Memastikan persediaan efektif dan efisien atau tidak terjadi kelebihan dan
pengembalian pesanan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis
Pakai.
b. melakukan evaluasi persediaan yang tidak digunakan dalam waktu tiga bulan
23
2.9 ADMINISTRASI
Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai yang meliputi perencanaan
Bahan Medis Habis Pakai. Pelaporan dibuat secara periodik yang dilakukan
atau pertahun).
d. dokumentasi farmasi.
Farmasi.
c. laporan tahunan.
24
2.9.2 Administrasi Keuangan
kegiatan Pelayanan Kefarmasian secara rutin atau tidak rutin dalam periode
Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai yang tidak
terpakai karena kadaluwarsa, rusak, mutu tidak memenuhi standar dengan cara
membuat usulan penghapusan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis
Habis Pakai kepada pihak terkait sesuai dengan prosedur yang berlaku.
kecelakaan pada pasien, tenaga kesehatan dan keluarga pasien, serta risiko
Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai dilakukan melalui
25
2.9.4.2 Mengidentifikasi Risiko Beberapa risiko yang berpotensi terjadi dalam
pengelolaan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai
antara lain:
b. Pengadaan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan dan Bahan Medis Habis Pakai
c. Pengadaan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai
Habis Pakai seperti spesifikasi (merek, dosis, bentuk sediaan) dan kuantitas.
Habis Pakai.
26
2.9.4.3 Menganalisa Risiko Analisa risiko dapat dilakukan kualitatif, semi
masalah yang harus segera diatasi. Evaluasi dapat dilakukan dengan pengukuran
risiko.
dan evaluasi (monev). Kegiatan ini juga bermanfaat sebagai masukan guna
27
pengelola perbekalan farmasi dirumah sakit agar dapat ditingkatkan secara
untuk pelayanan kesehatan di rumah sakit tersebut. Yang dilihat pada indikator ini
adalah jumlah dana anggaran pengadaan obat yang disediakan pihak rumah sakit
dibandingkan dengan jumlah kebutuhan dana untuk pengadaan obat yang sesuai
Data dikumpulkan dari dokumen yang ada di rumah sakit berupa total
dana pangadaan obat, dan kebutuhan dana pengadaan obat yang sesuai dengan
Perhitungan:
Ketersediaan dan pengadaan obat yang sesuai dengan jumlah kunjungan kasus
yang ada di rumah sakit bervariasi untuk masing-masing rumah sakit. Untuk itu
perlu diketahui besar dana yang disediakan oleh pihak rumah sakit apakah telah
28
Data dikumpulkan dari dokumen yang ada di rumah sakit berupa total
dana pengadaan, serta jumlah kunjungan kasus yang didapatkan dari kompilasi
rekam medik.
Perhitungan:
Besaran dana yang dibutuhkan untuk setiap resep (digunakan pada waktu
perencanaan obat) dan besaran dana yang tersedia untuk setiap resep (digunakan
Data dikumpulkan dari dokumen yang ada di rumah sakit berupa: total
dana pengadaan obat, total dana pemakaian obat tahun lalu serta jumlah
kunjungan resep yang didapatkan dari kompilasi rekam medik dan laporan
penggunaan obat.
Perhitungan:
29
serta perubahan pola penyakit. Jumlah jenis obat yang rusak dibagi dengan total
jenis obat.
Data dikumpulkan dari dokumen yang ada di instalasi farmasi rumah sakit
berupa: jumlah jenis obat yang tersedia untuk pelayanan kesehatan selama satu
tahun dan jumlah jenis obat yang rusak dan harga masing-masing obat.
Perhitungan:
Ambil secara acak 10 item obat, hitung persentase jumlah obat yang
dikonsumsi dengan jumlah beberapa item obat yang direncanakan, hitung rata-
rata.
Pilih 10 item obat secara acak pada waktu kunjungan, cek kartu stok
dengan jumlah fisik obat. Hitung berapa banyak dari 10 item yang tidak sesuai
dikalikan 100%.
Dipilih 10 item obat secara acak, cek pemesanan pada waktu pembelian,
cek penempatan obat. FIFO atau FEFO diletakkan didepan. Berapa item yang
30
Ambil 20 resep pasien lalu hitung berapa waktu yang dibutuhkan untuk
Amati semua resep selama 10 hari yang lalu hitung jumlah resep yang
tidak dilayani dibagi total resep dalam periode yang sama dikali 100%
Amati semua resep selama 10 hari yang lalu hitung jumlah resep yang
bukan dari formularium rumah sakit dibagi total resep dalam periode yang
31
BAB III
DISKUSI
kesehatan dan bahan medis habis pakai di Rumah Sakit yang menjamin seluruh
rangkaian kegiatan perbekalan sediaan farmasi, alat kesehatan dan bahan medis
habis pakai sesuai dengan ketentuan yang berlaku serta memastikan kualitas,
manfaat dan keamanannya. Pengelolaan sediaan farmasi, alat kesehatan dan bahan
medis habis pakai merupakan suatu siklus kegiatan, dimulai dari pemilihan,
Formularium Nasional dan sesuai dengan kebutuhan rumah sakit yang ditetapkan
oleh Pimpinan Rumah Sakit dan dilakukan oleh Komite Farmasi dan Terapi
32
(KFT) serta disepakati oleh staf medis fungsional. Formularium Rumah Sakit
harus tersedia untuk semua penulis resep, pemberi obat, dan penyedia obat di
secara rutin dan dilakukan revisi sesuai kebijakan dan kebutuhan rumah sakit.
maka rumah sakit harus mempunyai kebijakan terkait dengan penambahan atau
memberikan efek terapi jauh lebih baik dibandingkan risiko efek samping
3. Jika ada obat baru harus ada bukti yang spesifik untuk efek terapi yang
lebih baik.
5. Apabila jenis obat banyak, maka akan memilih berdasarkan drug of choice
33
Pengadaan perbekalan farmasi di RSSN Bukittinggi mengikuti program
yaitu sistem informasi elektronik yang memuat daftar, jenis, spesifikasi teknis dan
RI, 2018).
Obat yang secara normal tersedia di Rumah Sakit dan mendapatkan Obat saat
Instalasi Farmasi tutup dengan cara melakukan pengadaan obat pada depo-depo
a. Pembelian
Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai harus sesuai dengan ketentuan
Kriteria Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai,
Persyaratan pemasok.
34
amitriptilin), kapsul campur II (renadinac, paracetamol, amitriptilin, dan
Produksi sediaan farmasi ini dilakukan karena sediaan ini tidak ada
dipasaran, lebih murah jika diproduksi sendiri, memiliki formula khusus, bentuk
pecatatan dan pembuatan nomor lot yang diberikan pada tiap batch produksi.
perbekalan farmasi, baik itu barang kontrak ataupun barang yang dibeli secara
penerimaan barang yang telah ditunjuk dan diberi tanggung jawab. Barang yang
diterima disesuaikan dengan surat pesanan, faktur, jenis jumlah dan kemasan
barang, tanggal kadaluarsa dan kemasan yang rusak, dan barang kontrak
35
dalam sistem komputerisasi dan dilakukan juga pencatatan pada kartu stok dan
pada buku penerima barang yang didalamnya terdapat nomor, tanggal penerima
barang, nomor faktur, nama PBF, jenis obat dan jumlahnya. Nomor urut pada
menerapkan prinsip FEFO dan FIFO. Pengaturan tata ruang gudang tempat
bergerak, sirkulasi udara, rak dan pallet, kondisi penyimpanan khusus dan
pencegahan kebakaran.
dilakukan dengan pemberian bendera warna merah untuk sediaan yang waktu
kadaluarsanya kurang dari 3 bulan, kuning untuk kadaluarsa kurang dari 6 bulan
Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai yang penampilan dan
penamaan yang mirip (LASA, Look Alike Sound Alike) ditempatkan pada rak
tersendiri tidak berdekatan dan diberi penandaan khusus LASA, dan juga
dengan mengatur obat agar mudah ditemukan, mengatur kondisi ruang dan
penyimpanan agar obat tidak mudah rusak/hilang, serta melakukan pencatatan dan
36
pelaporan obat, serta pengaturan yang rapi. Adanya pengaturan suhu ruangan dan
Sediaan Narkotika disimpan pada lemari khusus dengan 2 pintu, sedangkan untuk
Psikotropika yang juga disimpan pada lemari khusus dilengkapi kunci pada
masing-masing lemari.
didistribusikan ke apotik rawat jalan (umum dan BPJS), apotik rawat inap (A, B
tiap unit tersebut kepada bagian gudang farmasi. Pendistribusian obat dari apotek
kepada pasien di apotek rawat inap adalah menggunakan modifikasi UDD (Unit
Dose Dispensing) yaitu ODD (One day Dose Dispensing) di pisahkan untuk satu
menggunakan sistem IDD (Individual Dose Dispensing) dimana jumlah obat yang
di berikan pada pasien sesuai dengan obat yang di minta oleh dokter dalam resep.
kartu stok. Kartu stok di gunakan untuk mencatat mutasi perbekalan farmasi
stok hanya di peruntukkan mencatat data mutasi 1 jenis perbekalan farmasi. Data
penyimpanan. Manfaat informasi yang di dapat dari kartu stok perbekalan farmasi
37
penyusunan pelaporan, perencanaan pengadaan dan distribusi, pengendalian
yang akurat, adanya arsip yang memudahkan penelusuran surat dan laporan, serta
dilakukan tiap bulan disertai dengan harga dari masing-masing barang tersebut.
seluruh alur proses pelayanan rumah sakit dalam bentuk jaringan koordinasi,
dan akurat (Permenkes No.82 tahun 2013). Instalasi farmasi RSSN merupakan
dan evaluasi. Kegiatan ini juga bermanfaat sebagai masukan guna penyusunan,
38
BAB IV
KESIMPULAN
4.1 KESIMPULAN
sakit.
Barang/Jasa Pemerintah
barang yang telah ditunjuk dan diberi tanggung jawab. Barang yang diterima
disesuaikan dengan surat pesanan, faktur, jenis jumlah dan kemasan barang,
tanggal kadaluarsa dan kemasan yang rusak, dan barang kontrak disesuaikan
dengan kontrak.
menjadi 7 kelompok besar (Obat umum, obat BPJS, alat kedokteran, obat
paket, alat laboratorium, suku cadang medis dan bahan habis pakai) yang
39
kemudian disusun berdasarkan bentuk sediaan, stabilitas sediaan dengan
memerlukan (apotek rawat jalan (umum dan BPJS), apotek rawat inap (A, B
dan C) dan apotek VIP). Sedangkan dari apotek ke pasien untuk apotek rawat
sehari (pagi, siang dan malam). Untuk apotek rawat jalan pendistribusian dari
40
DAFTAR PUSTAKA
Budiono, S., Suryawati, S., Sulanto, S.D., (1999). Manajemen Obat Rumah Sakit,
Magister Manajemen Rumah Sakit, Fakultas Kedokteran UGM,
Yogyakarta.
Permenkes RI. (2016). Peraturan Menkes RI No. 72 tahun 2016 tentang Standar
Pelayanan Farmasi di Rumah Sakit. Jakarta: Kementerian Kesehatan
Republik Indonesia
41
Lampiran 1 :
apoteker/asisten apoteker
mengikuti visite dokter dan
mencatat terapi pada kartu
instruksi obat
43
Lampiran 3 :
RESEP PASIEN
SKRINING RESEP
STRUK
MEJA RACIKAN MEJA ENTRY
(PERHITUNGAN PEMBAYARAN
HARGA) OBAT DISERAHKAN
KE PASIEN
44
Lampiran 4 :
RESEP PASIEN
PENYIAPAN DAN
PEMERIKSAAN OBAT
SKRINING RESEP
PENYERAHAN OBAT
KE PASIEN
45
Lampiran 5 :
VISITE DOKTER
PENULISAN RESEP
DOKTER
RESEP DOKTER
ASKES UMUM
OBAT DISERAHKAN KE
PERAWAT
PERAWAT
MENYERAHKAN OBAT KE
APOTEK RAWAT INAP
PENYIAPAN OBAT
BERDASARKAN
MODIFIKASI UDD
46
Lampiran 6 :
PERENCANAAN
KEBUTUHAN
DIREKTUR
PEJABAT PEMBUAT
KOMITMEN
PEJABAT/PANITIA
PENGADAAN
PROSES PENGADAAN
REKANAN/SUPPLIER
SPK/KONTRAK
PENERIMAAN
PENYIMPANAN
PENDISTRIBUSIAN
47
Lampiran 7 :
BAGIAN PEMESANAN
LOGISTIK
SURAT PESANAN
BARANG DITERIMA DI
GUDANG
48
Lampiran 8 :
49
Lampiran 9 :
50
Lampiran 10 :
Paracetamol tablet awal 1.000 tab, masuk 10.0000 tab,(ternyata habis dipakai
selama 10 bulan, jadi ada kekosongan 2 bulan). Sisa stok per 3 Desember 2019
sebanyak 1.000 tablet.
= (stok awal + penerimaan obat satu tahun) – (sisa stok akhir tahun +
jumlah obat hilang/rusak)
= 10.0000 tab
= 1.000 tab
= 2.000 tab
= 12.000 tab
51
5. Menghitung kebutuhan obat yang akan datang
= 12.000 + 1.800
= 13.800 tab
= 2.000 tab
= 1.000 tab
= 16.800 tab
= 15.800 tab
52