Anda di halaman 1dari 14

MANAJEMEN

PUSKESMAS
KELOMPOK
1
01 A. FIRNA AINUN LATIFA 05 ERIKA RANDA PAEMBONG
PO713251191001 PO713251191006
A. NUR ABDILLAH 06 FITRIYANTI SAMAD
02 PO713251191002 PO713251191008
AINUN SALSABILA S 07 HARTINI HAMSURI
03 PO713251191009
PO713251191003
EGA SARINI AMANAH
04 PO713251191005
PENGERTIAN MANAJEMEN
 Koontz dan O’Donnel (1972) dalam bukunya“Principle of
Management: An Analysis of Managerial Functio”
mengemukansebagai berikut : manajemen berhubungan
denganpencapaian sesuatu tujuan yang dilakukan melalui
dan dengan orang-orang lain”.

 George R. Terry (2005) dalam bukunya “Principles of


Management “ menyampaikan pendapatnya :
“manajemenadalah suatu proses yang membeda-
bedakan atas; perencanaan, pengorganisasian,
penggerakan pelaksanaandan pengawasan, dengan
memanfaatkan baik ilmu maupunseni, agar dapat
menyelesaikan tujuan yang telah ditetapkan
sebelumnya”.
ALASAN MENDASAR MANAJEMEN
DIPERLUKAN
UNTUK MENCAPAI TUJUAN ORGANISASI
1 Manajemen dibutuhkanuntuk mencapai tujuan organisasi dan juga
tujuan individuyang ada dalam organisasi tersebut.

MENJAGA KESEIMBANGAN DI ANTARA TUJUAN-


2 TUJUAN YANG SALING BERTENTANGAN
Manajemen dibutuhkan untuk menjagakeseimbangan antara tujuan, sasaran
dan kegiatan yang bertentangan dari pihak-pihak yang berkepentingan
denganorganisasi, seperti: pimpinan, pegawai, pelanggan, serikat kerja,
masyarakat, pemerintah (pemerintah daerah), dan lain-lain.

MENCAPAI EFISIENSI DAN EFEKTIVITAS


3 Efisiensi adalahkemampuan untuk menyelesaikan pekerjaan
dengan benar, sedangkan efektivitas merupakan kemampuan
untuk memilihtujuan yang tepat atau peralatan yang tepat
untukpencapaian tujuan yang telah ditetapkan.
PUSKESMAS
Puskesmas (Pusat kesehatan Masyarakat) adalah organisasikesehatan
fungsional yang merupakan pusat pengembangankesehatan masyarakat yang
juga membina peran sertamasyarakat dan memberikan pelayanan secara
menyeluruh danterpadu kepada masyarakat di wilayah kerjanya dalam
bentukkegiatan pokok.

Menurut keputusan Menteri kesehatan Nomor128/Menkes/SK/II/2004


tentang Kebijakan Pasar Pusat KesehatanMasyarakat, Puskesmas adalah unit
pelaksana teknis dinas kesehatan kabupaten/kota yang
bertanggungjawabmenyelenggarakan pembangunan kesehatan di suatu
wilayahkerja,
MANAJEMEN PROGRAM

1. Perencanaan
PERENCANAAN adalah suatu proses seleksi obat dan memerlukan jumlah obat dalam
rangka pengadaan. Tujuan perencanaan dalam mendapatkan jenis dan jumlah obat
yang tepat sesuai dengan kebutuhan, menghindari kekosongan obat dan
meningkatkan penggunaan obat. Perencanaan dilakukan secara terpadu berdasarkan
pada jumlah kebutuhan selama 1 tahun, tidak hanya dari daftar esensial, tapi juga
berdasarkan rasionalisasi (kenyataan). Adapun perencanaan menggunakan 2 metode,
yaitu :
a. Metode Konsumsi: Metode ini berdasarkan pada jumlah kebutuhan
penggunaan obat selama 1 tahun.
b. Metode Epidemiologi: Metode ini berdasarkan pada jenis penyakit dan jumlah
penderita yang dialami masyarakat pada tahun tersebut.
MANAJEMEN PROGRAM

2. PENGADAAN
Merupakan suatu proses untuk pengadaan obat yang dibutuhkan. Tujuannya adalah
tersedianya obat dengan jenis dan jumlah yang tepat dengan mutu tinggi dan dapat diperoleh pada
waktu tepat. Untuk menjamin kualitas pelayanan kefarmasian maka pengadaan sediaan farmasi
harus melalui jalur resmi sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan atau jalur yang telah
ditentukan oleh Dinas Kesehatan Kota tertentu. Pengadaan/permintaan obat di Puskesmas dilakukan
untuk memperoleh jenis dan jumlah obat, obat dengan mutu yang tinggi, menjamin tersedianya obat
dengan cepat dan tepat waktu. Oleh karena itu, pengadaan/permintaan obat harus memperhatikan
dan mempertimbangkan bahwa obat yang diminta/diadakan sesuai dengan jenis dan jumlah obat
yang telah direncanakan.
MANAJEMEN PROGRAM

Pengadaan/permintaan obat di Puskesmas dilakukan melalui Dinas Kesehatan


Kota dan GFK (Gudang Farmasi Kota) dengan mengajukan LPLPO (Lembar
Pemakaian dan Lembar Permintaan Obat). Kegiatan permintaan dari
Puskesmas ke GFK dapat dilakukan sebagai berikut:
a. Permintaan rutin, yaitu permintaan yang dilakukan sesuai dengan jadwal
yang disepakati oleh Dinas Kesehatan dan masing-masing Puskesmas.
b. Permintaan khusus yaitu permintaan yang dilakukan diluar jadwal yang
telah disepakati apabila terjadi peningkatan yang menyebabkan
kekosongan obat dan penanganan Kejadian Luar Biasa (KLB) serta obat
rusak.
MANAJEMEN PROGRAM
3. PENERIMAAN
Merupakan suatu proses dalam menerima obat-obatan dari instansi farmasi
setiap satu bulan sekali berdasarkan permintaan yang didalamnya tersusun
jenis dan jumlah obat. Tujuannya adalah agar obat yang diterima baik jenis
dalam jumlahnya sesuai dengan dokumen yang menyertainya. Penerimaan
obat disesuaikan dengan adanya dokumen dan diperiksa kelengkapannya.

Saat penerimaan, petugas dari Puskesmas berkewajiban melaksanakan


pengecekan terhadap semua obat yang diserahkan, apakah sesuai dengan
daftar penyerahan dan memeriksa keadaan fisik obat serta persyaratan lain
untuk penerimaan obat. Penerimaan obat dapat berasal dari APBD Kota,
ASKES, Program, sumber lain.
MANAJEMEN PROGRAM

4. PENYIMPANAN
Tujuannya adalah untuk memelihara mutu obat, menghindari penggunaan obat yang
tidak bertanggung jawab, menjaga kelangsungan persediaan dan memudahkan
pencarian. Semua obat atau bahan obat harus disimpan pada kondisi yang sesuai
sehingga terjamin keamanan dan stabilitasnya, sistem penyimpanan dilakukan dengan
memperhatikan bentuk sediaan dan kelas terapi obat serta disusun secara alfabetis,
pengeluaran obat memakai sistem FEFO (First Expired First Out) dan FIFO (First In First
Out). Setiap item obat dilengkapi dengan kartu stock. Setiap penerimaan dan
pengeluaran jenis obat di gudang penyimpanan harus dicatat dalam kartu tersebut.
MANAJEMEN PROGRAM
5. PENDISTRIBUSIAN
Suatu rangkaian kegiatan dalam rangka pengeluaran dan penerimaan
obat dari gudang obat kepada Puskesmas pembantu (Pustu),
Puskesmas keliling (Pusling), posyandu dan pasien. Tujuannya adalah
tercapainya penyebaran obat secara merata dan teratur yang dapat
diperoleh pada saat dibutuhkan serta terjaminnya mutu dan keabsahan
obat, ketepatan dan kerasionalan, efisiensi penggunaan obat.

6. PENGENDALIAN
Untuk mempertahankan jenis dan jumlah persediaan sesuai kebutuhan pelayanan, melalui, pengaturan
sistem pesanan atau pengadaan, penyimpanan dan pengeluaran. Berdasarkan UU No.35 Tahun 2014, hal
ini bertujuan untuk menghindari terjadinya kelebihan, kekurangan, kekosongan, kerusakan, kadaluarsa,
kehilangan serta pengembalian pesanan. Pengendalian persediaan dilakukan menggunakan kartu stok
baik dengan cara manual maupun elektronik. Kartu stok sekurang-kurangnya memuat nama obat, tanggal
kadaluarsa, jumlah pemasokan, jumlah pengeluaran dan sisa persediaan.
MANAJEMEN PROGRAM
7. PENCATATAN DAN PELAPORAN
Pencatatan adalah proses kegiatan membuat catatan secara tertib dalam rangka
melakukan penatausahaan obat-obatan baik yang diterima, disimpan, didistribusikan
maupun yang digunakan di Puskesmas. Sedangkan, Pelaporan adalah roses kegiatan
membuat dan mengirimkan pelaporan mengenai penyelenggaraan obat yaitu tentang
penerimaan dan penggunaannya. Tujuannya agar instansi atasan dapat menerima
informasi tentang penyelenggaraan obat di unit bawahannya sehingga dapat mengambil
langkah kebijaksanaan.

9. EVALUASI
Serangkaian prosedur untuk menilai suatu program dan
memperoleh informasi tentang keberhasilan pencapaian tujuan,
kegiatan, hasil dan dampak serta biayanya. Fokus utama dari
evaluasi adalah mencapai perkiraan yang sistematis dari
dampak program.
KESIMPULAN
Salah satu hal penting dalam pelayanan kesehatan adalah pengelolaan dan
pembiayaan obat. Pengelolaan obat merupakan suatu rangkaian kegiatan yang
menyangkut aspek perencanaan, pengadaan, penerimaan, penyimpanan, pemusnahan,
pengendalian, pencatatan dan pelaporan obat serta evaluasi yang dikelola secara
optimal untuk menjamin tercapainya ketepatan jumlah dan jenis perbekalan farmasi,
dengan memanfaatkan sumber-sumber yang tersedia seperti tenaga, dana, sarana dan
perangkat lunak (metode dan tatalaksana) dalam upaya mencapai tujuan yang
ditetapkan diberbagai tingkat unit kerja. Sehingga dapat mengetahui terlaksananya
optimalisasi penggunaan obat melalui peningkatan efektifitas dan efesiensi
pengelolaan obat dan penggunaan obat secara tepat dan rasional, kurat dan tidak
rasional. Tersedianya obat setiap saat dibutuhkan baik mengenai jenis, jumlah
maupun kualitas secara efesien.
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai