Anda di halaman 1dari 21

TABLET LEPAS LAMBAT

SYAFIRA RAMADANI (PO713251191047


TRILTY WINDY (PO713251191048)
UMY KALSUM (PO713251191049)
USWATUN HASANAH (PO713251191050)
DEFINISI
 Sistem lepas lambat adalah setiap modifikasi obat atau sediaan obat yang
memperpanjang aktivitas terapetik dari obat (Lachman-Tablets, vol. 3,
150).
 Kebanyakan bentuk lepas lambat (sustained release) dirancang supaya
pemakaian satu unit dosis tunggal menyajikan pelepasan sejumlah obat
segera setelah pemakaiannya, secara tepat menghasilkan efek terapeutik
yang diinginkan secara berangsur-angsur dan terus menerus melepaskan
sejumlah obat lainnya selama periode waktu yang diperpanjang, biasanya
8 sampai 12 jam (Ansel et al., 2005).
 Tablet lepas lambat adalah tablet yang dibuat sedemikian rupa sehingga
zat aktif akan tersedia dalam jangka waktu tertentu setelah obat diberikan.
Istilah lepas lambat digunakan untuk tujuan farmakope dan persyaratan
pelepasan obat dijelaskan dalam masing-masing monografi (FI. IV, 6)
 Menurut Rao et al, (2001), tujuan utama dari sediaan lepas lambat
adalah untuk mempertahankan kadar terapeutik obat dalam darah
atau jaringan selama waktu yang diperpanjang. Keunggulan bentuk
sediaan ini menghasilkan kadar obat dalam darah yang merata
tanpa perlu mengulangi pemberian unit dosis.
 Penghantaran obat ke reseptor atau tempat bekerjanya obat sering
terhambat dengan adanya efek samping obat ataupun karena
pelepasan obat tidak sesuai pada tempat kerjanya. Untuk itu, obat
dibuat dalam bentuk controlled release atau sediaan lepas
terkendali. Sediaan lepas terkendali ini mengatur pelepasan obat di
dalam tubuh yang dimaksudkan untuk meningkatkan efektifitas
obat pada reseptornya.
 Obat-obat yang bisa dibuat sediaan sustained release salah satunya
adalah obat yang memiliki waktu paruh eliminasi pendek. Obat yang
waktu paruhnya panjang memiliki eliminasi lebih lambat sehingga
tidak bisa dibuat sediaan sustained release
KELEBIHAN DAN KEKURANGAN
KELEBIHAN KEKURANGAN
1. Mempertahankan kadar zat aktif dalam plasma, 1. Tidak semua zat aktif dapat atau wajar diformulasi
sehingga memungkinkan : menjadi sediaan lepas lambat.
 Peningkatan pengobatan untuk penyakit kronis 2. Ukuran sediaan dapat menjadi besar sehingga
 Mempertahankan kerja terapi dari zat aktif selama menimbulkan kesulitan bagi penderita untuk
malam hari menelannya
 Mencegah terjadinya fluktuasi konsentrasi zat aktif 3. Harga sediaan lebih mahal dibandingkan sediaan
dalam darah konvensional
 Mengurangi frekuensi pemberian obat. 4. Adanya hambatan-hambatan variabel fisiologis
 Mengurangi terjadinya resistensi yang terjadi ketika seperti : pH saluran cerna, aktivitas enzim dan
makanan yang dapat mempengaruhi
pengendalian pelepasan obat dan absorpsi zat
2. kadar plasma di bawah konsentrasi antibakteriostatik aktif dari sediaan lepas lambat.
minimum.2. Meningkatkan kepatuhan penderita sebagai
hasil pengurangan dala mjumlah frekuensi pemberian
yang diperlukan untuk mempertahankan respon terapi
yang diinginkan.3. Memperbaiki efisiensi pengobatan.
 Sediaan pelepasan diperpanjang terdiri dari dua jenis, yaitu sustained
release (sustained action = prolong action) atau sediaan lepas lambat
dan controlled release (time release) atau pelepasan terkendali.
 Pelepasan terkendali adalah sediaan yang dapat memberikan kendali
terhadap pelepasan zat aktif dalam tubuh. Sistem ini berusaha
mengendalikan konsentrasi zat aktif dalam jaringan atau sel target
(Robinson, 1 976).
 Sediaan lepas lambat adalah bentuk sediaan yang diformulasi
sedemikian rupa agar pelepasan zat aktifnya lambat sehingga
kemunculan dalam sirkulasi sistemik diperlambat sehingga profil
plasmanya mempunyai waktu yang lama (Robinson, 1976).
 Pada prinsipnya pengembangan sediaan lepas lambat umumnya
digunakan untuk pengobatan yang bersifat kontinuitas (berkelanjutan)
dan merupakan suatu pengobatan yang efektif. Sediaan lepas lambat
biasanya digunakan untuk pengobatan penyakit yang pemberiannya
dapat beberapa kali dalam sehari (Ansel, 1989; Voigt, 1995).
 Gambaran umum pelepasan obat dari berbagai bentuk
dosis (dosage form) sebagai berikut :

Keterangan:
a. Pelepasan segera
b. Pelepasan tertunda
c. Pelepasan bertahap
d. Pelepasan berkepanjangan
e. Pelepasan diperpanjang
f. Pelepasan terkontrol
Repeat-action versus Sustained-action
Drug Therapy
 tablet rpeat-action dapat dibedakan
dari pelepasan obat secara
berkelanjutan dengan cara yang
terkontrol secara lambat dan
akibatnya tidak memberikan kurva
waktu konsentrasi plasma yang
menyerupai kurva waktu pelepasan
berkelanjutan.

 Tablet repeat-action biasanya berisi


dua dosis obat; yang pertama
dilepaskan segera setelah pemberian
oral untuk memberikan onset respons  akibatnya, ketika lapisan enterik yang
terapeutik yang berulang. Pelepasan mengelilingi dosis kedua dilanggar oleh
dosis kedua ditunda, biasanya melalui cairan usus, dosis kedua segera
lapisan enterik. dilepaskan.
 Gambar menunjukkan bahwa kurva waktu konsentrasi plasma yang
diperoleh dengan pemberian satu persiapan tindakan berulang
menunjukkan Peak(Puncak) & Vally(lembah). Profil terkait dengan
pemberian intermiten bentuk sediaan konvensional.

 Keuntungan utama yang diberikan oleh tablet tindakan berulang


dibandingkan tablet konvensional adalah bahwa dua (atau kadang tiga)
dosis diberikan tanpa perlu mengonsumsi lebih dari satu tablet.
ASPEK – ASPEK PEMBUATAN
1. Aspek farmakodinamikTujuan utama pengembangan sediaan lepas
lambat adalah untuk mempertahankan konsentrasi zat aktif dalam
darah pada konsentrasi efektif
2. Aspek biofarmasi
Lokasi utama di mana obat diabsorpsi
Kecepatan absorpsi
Waktu paruh eliminasi obat
Apakah absorpsi non-linier dikarenakan penjenuhan absorpsi obat, first
pass effects, atau yang lain
Apakah eliminasi yang tidak linier disebabkan penjenuhan metabolisme
Inaktivasi atau metabolisme obat dalam tubuh
MEKANISME
Pelepasan obat yang diperlukan harus mengikutipelepasan
orde 0, yaitu kecepatan pelepasan obattidak dipengaruhi oleh
konsentrasi obat.
Rumus pelepasan obat orde 0:
Kadang-kadang sulit mencapai pelepasan obatkonstan, dan seringnya yang terjadi
adalahpelepasan lambat orde 1. Untuk memperoleh orde 0, dilakukan modifikasi
sediaan dan beberapa mekanisme pelepasan:
1. Difusi
 Beberapa produk tablet lepas lambat bekerja dengan mekanisme
difusi yang merupakan proses perpindahan molekul dari larutan
dengan konsentrasi tinggi ke konsentrasi rendah. Hukum
pertama Fick tentang difusi menyatakan bahwa difusi obat
melintas membran sebanding dengan penurunan konsentrasi
diluar membran difusi.
 Jika polimer tidak larut air, maka kelarutan obat dalam membran
merupakan faktor penting yang mendorong terjadinya difusi
melintas membran. Sedangkan jika membran merupakan polimer
larut air, sebagian polimer akan terlarut membentuk saluran-
saluran yang merupakan panjang lintasan difusi yang
bersifatkonstan.
2. Disolusi
Obat disalut dalam bahan polimerik dan kecepatan disolusi
polimer menentukan kecepatan pelepasan obat. Kontrol
disolusi dari pelepasan obat ialah melalui ketebalan barier
membran salut dan kecepatan disolusi
3. Osmosis
 Penempatan membran semipermeabel di sekeliling tablet, partikel
atau larutan obat, yang menyebabkan terbentuknya perbedaan
tekanan osmotik antara bagian dalam dan bagian luar tablet
sehingga memompa larutan obat keluar dari tablet melalui celah
kecil dan memberikan sifat pelepasan obat yang diperlama.
 Faktor penentu mekanisme ini adalah kemampuan larutan obat
menarik air melalui membran semipermeabel dengan cara
osmosis. Karena larutan obat terkandung dalam sistem yang
cukup rigid, larutan obat tersebut dapat dipompa keluar dari
tablet atau partikel pada tetapan kecepatan yang terkendali. Jika
lubang yang diciptakan pada permukaan salut kecil maka aktivitas
obat dapat dipertahankan selama waktu tertentu
4. Osmotik
Sistem pompa osmotik (osmotic pump) Pelepasan obat dari
sistem pompa osmotik dikontrol oleh suatu membran yang
mempunyai satu lubang (hole). Obat dimasukkan dalam suatu
tablet inti yang bersifat larut air dan dapat melarutkan obat
ketika kontak dengan air. Tablet inti disalut dengan suatu
membran semipermiabel (dapat dilewati air yang masuk ke
dalam tablet inti dan melarutkannya). Ketika tablet inti
terlarut maka timbul tekanan hidrostatik dan menekan larutan
obat keluar melewati lubang membran.
Resin Penukar Ion
 Umumnya pelepasan obat dengan resin penukar ion yang bersifat
asam lemah dalam lambung yang pH-nya asam lebih besar daripada
dalam usus halus yang keasamannya berkurang. Contoh obat jenis ini
adalah kapsul bifetamin (kompleks resin dan amfetamin serta dekstro
amfetamin) dan kapsul Lanomin (resin- fentermin), keduanya dibuat
oleh Penwalt (Ansel, 1989; Shargel dan Yu, 1985).Sediaan penukar ion
umumnya melibatkan suatu resin yang tidak larut tetapi mampu
bereaksi dengan suatu obat anionik atau kationik. Suatu resin penukar
ion bermuatan negatif dapat membentuk kompleks obat- resin yang
tidak mudah larut dan tidak dapat diabsorpsi. Saat berada dalam
saluran pencernaan, ion-ion dalam usus dapat mendesak obat dari
resin dan melepaskan obatnya sehingga obat dapat diabsorpsi secara
bebas (Shargel dan Yu, 1985; Fung dan Kril, 1990).
Teofilin
 Teofilin adalah kelompok obat xanthine bronchodilator yang berbentuk tablet
maupun kapsul. Obat ini digunakan oleh orang yang mengalami gangguan atau
obstruksi pernapasan,seperti asma, bronkitis, emfisema, dan penyakit paru
obstruktifkronis (PPOK).
 Teofilin memiliki waktu paruh yang relatif pendek 3-7 jam dan indeks terapi
yang sempit, sehingga dibuat dalam sediaan extended-release bertujuan untuk
meningkatkan kepatuhan kepada pasien untuk mencapai efek yang maksimal,
sehingga pasien cukup mengkonsumsinya satu kali dalam sehari.
 Untuk pemberian oral tersedia dalam beberapa dosis, masing-masing
mengandung 125 mg, 200 mg, atau 300 mg teofilin anhidrat yang terkemas
dalam sediaan kapsul long-acting dengan pembawa dye-free hard gelatin
kapsul.
 Sediaan kapsul lepas lambat ini dapat diformulasikan untuk pemberian dengan
interval 12-24 jam.
Metformin
Metformin merupakan zat antihiperglikemik oral golongan biguanid. Mekanisme
kerja metformin menurunkan kadar glukosa darah dan tidak meningkatkan sekresi
insulin. Metformin tidak mengalami metabolisme di hati, diekskresikan dalam
bentuk yang tidak berubah terutama dalam urin dan sejumlah kecil dalam feses.
Waktu paruh eliminasi metformin pendek yaitu 1,5-3 jam

Anda mungkin juga menyukai