Anda di halaman 1dari 20

TEKNOLOGI PRODUKSI

SEDIAAN GRANUL
OLEH :

NURUL HAFLAH (18344003)


ZAELANI RIZ’AN (18344004)
GRANUL

Granul adalah sediaan multiunit berbentuk aglomerat dari partikel kecil serbuk (2-4 mm)

Sifat Granul : kering, homogen, sifat alir baik

Metode pembuatan :

1. Granulasi basah (wet granulation)


2. Granulasi kering (dry granulation)
GRANUL

Kelebihan Jenis Granul


1. Mencegah segregasi
1. Granul effervesent
2. Dose dumping rendah
2. Granul terlapisi
3. Sifat alir baik
3. Granul tahan cairan
4. Mudah terbasahi
lambung
5. Stabil
4. Granul dg pelepasan
 Kekurangan termodifikasi
1. Sulit dan Mahal
2. Filling kapsul sulit
3. Tidak cocok dosis kecil
I. Granulasi
Memperbesar ukuran partikel kecil dikumpulkan
bersama-sama menjadi agregat (gumpalan) yg
lebih besar, secara fisik lebih kuat dan mengalir
bebas.Tujuan granulasi :

1.Meningkatkan sifat alir 6.Mengurangi debu/fines


2. Meningkatkan densitas 7. Memperbaiki tampilan
3. Campuran seragam tablet
4. Meningkatkan kompresibilitas
5. Kontrol pelepasan obat
Karakter granul yang ideal : Efektivitas granulasi :
1. Sferis/bulat 1. Ukuran partikel obat
2. Distribusi ukuran partikel 2. Jenis pengikat (asam/basa)
kecil 3.Volume pengikat (besar/kecil)
3. Kelembaban 1-2% 4. Waktu pembasahan
4. Sifat alir baik 5. Kompresibiltas baik
5. Kompresibiltas baik 6. Kecepatan pemanasan
6. Kekerasan sesuai
I.1 Granulasi Basah
Proses menambahkan cairan pengikat pada
suatu serbuk dlm wadah yang dilengkapi suatu
pengaduk yang akan menghasilkan aglomerat
atau granul. Diperuntukan untuk :
1. Bahan obat dg sifat aliran jelek
2. Kompresibilitas dan kompaktibiltas jelek
3.Tahan terhadap panas dan lembab
Keuntungan : Kekurangan :
1. Kohesivitas dan kompresibilitas 1. Peningkatan biaya
meningkat 2. Obat termolabil dan lembab
2. Distribusi dan keseragaman kadar 3. Kontaminasi silang
baik 4. Bahan hilang selama proses
3. Laju disolusi dapat ditingkatkan 5. Inkompatibilitas
4. Memperbaiki densitas serbuk
5. Merubah hidrofob menjadi hidrofil
6. Pelepasan terkendali
7. Mencegah pemisahan komponen
8. Mengurangi serbuk berdebu
Skema granulasi basah

Dua Motode
1.Metode kering
2.Metode basah
Langkah-langkah granulasi basah

1. Mencampur bahan obat dan eksipien


2. Mencampur larutan pengikat dengan serbuk untuk membentuk
masa lembab
3. Membentuk granul dengan ayakan atau mesin Oscillating
granulator
4. Pengeringan granul lembab
5. Granul kering di lewatkan kembali melalui ayakan 16-20 mesh
6. Granul di evaluasi mutunya
I.2 Granulasi Kering/Slugging
Membentuk granul secara mekanis tanpa
penambahan pelarut ke dalam masa serbuk.
Ikatan antar partikel terbentuk karena bagian
pinggir granul saling bertauta, gaya adesi dan
kohesi antar partikel. Campuran masa serbuk
dikempa langsung dg tekanan besar (4-6 ton)
untuk menghasilkan bongkahan (slugging).
Bongkahan digiling dan diayak sehingga dpt
dihasilkan masa granul
Keuntungan :
1. Peralatan dan proses singkat
2. Cocok untuk zat aktif termolabil
3. Cocok untuk zat aktif yg tidak tahan
lembab
4. Meningkatkan disintergrasi tablet Kelemahan :
1. Perlu energi besar
2. Kontaminasi serbuk
3. Distribusi warna tidak
seragam
Langkah-langkah granulasi kering

1. Menggiling bahan obat dan eksipien


2. Mencampur semua serbuk
3. Kompresi serbuk untuk menghasilkan slug atau tablet besar
4. Mengayak slug untuk memperoleh granul
5. Evaluasi mutu granul
6. Mencampur bahan pelicin dan penghancur
7. Mencetak tablet
Skema granulasi kering
Evaluasi Granul

Granul
1.Distribusi ukuran
2. Bobot jenis
3. kadar mampat
4. Kecepatan alir
5. Kandungan lembab
6. Kadar zat aktif dalam granul
CARA PEMBUATAN OBAT YANG BAIK (CPOB)

CPOB merupakan pedoman yang harus diterapkan dalam seluruh rangkaian proses di
industri farmasi dalam pembuatan obat jadi, sesuai dengan keputusan Menteri Kesehatan RI
No. 43/Menkes/SK/II/1988 tentang Cara Pembuatan Obat yang Baik. Pedoman CPOB
bertujuan untuk menghasilkan produk obat yang senantiasa memenuhi persyaratan mutu
yang telah ditetapkan sesuai dengan tujuan penggunaannya.
FORMULA

BAHAN Formula 1 Formula 2 Formula 3


Ekstrak kulit manggis 500 500 500
Ekstrak buah tomat 300 300 300
PVP 400 800 1200
Asam sitrat 500 500 1000
Asam tartrat 500 1000 500
Natrium bikarbonat 1000 500 500
Aspartam 300 300 300
Laktosa 900 900 900
Total granul 4000 4000 4000
UJI EVALUASI GRANUL

a) Pemeriksaan organoleptis Pemeriksaan organoleptis dilakukan dengan memeriksa bau, rasa, dan warna untuk
mengetahui granul sudah baik atau belum. b. Uji kadar air Granul basah ditimbang sebanyak 120 gram kemudian
dimasukkan kedalam oven dan ditimbang bobotnya setiap 30 menit, 60 menit, 24 jam, 25 jam kemudian dihitung
LOD dan MC.
b) Uji kecepatan alir Granul kering sebanyak 100 gram dimasukkan kedalam corong. Waktu alir granul ditentukan
pada saat granul mulai mengalir sampai granul berhenti mengalir menggunakan stopwatch.
c) Indeks kompresibilitas Granul ditimbang sebanyak 100 gram kemudian dimasukkan kedalam gelas ukur 100 mL
dan dicatat volume sebelum dan sesudah dilakukan pengetapan.
d) Pemeriksaan pH Granul ditimbang sebanyak 4 gram dan dilarutkan dalam 150 mL air kemudian diukur pH
dengan pH stik.
e) Waktu melarut granul Satu saset granul dan granul effervescent dicampur dengan 100 mL air dengan suhu 100 ,
270 , dan 600 kemudian dicatat waktu granul melarut sempurna.
KESIMPULAN
CARA PRODUKSI GRANUL CARA PRODUKSI OBAT SEDIAAN
MENURUT CPOOB GRANUL YANG BAIK
• Pengecekan bahan baku oleh apoteker haruslah memenuhi persyaratan
• Pengecekan bahan baku oleh apoteker haruslah memenuhi persyaratan
• Pada pembuatan formulasi sediaan dilakukan oleh apoteker sebagai kepala bagian yaitu apoteker pada
bidang pemastian mutu dan pengawasan mutu dan manajer produksi.
• Yang bertanggung jawab dalam proses produksi adalah personil yang memiliki kualifikasi
seperti yang disyaratkan oleh CPOB yaitu untuk bagian manajemen mutu, pemastian mutu • Apoteker dengan jumlah apoteker yang diperlukan yaitu minimal 2 orang pada bidang produksi dan
dan RnD yang menjadi ketua adalah seorang Apoteker. pengawasan mutu

• Apoteker penanggung jawab haruslah yang sehat, terkualifikasi, dan dalam jumlah yang • Apoteker penanggung jawab haruslah yang sehat, terkualifikasi, dan dalam jumlah yang memadai agar
proses produksi tersebut dapat berjalan dengan baik.
memadai agar proses produksi tersebut dapat berjalan dengan baik.
• Penimbangan Bahan Baku dilakukan pemeriksaan fungsi alat timbangan paling sedikit satu kali sehari
• Bangunan yang dibuat harus memiliki ukuran, rancangan yang sesuai dengan ketentuan pada waktu akan mulai dengan penimbangan.
dinding ruang produksi tidak boleh ada lekukan sudut, bangunan ruang produksi termasuk
kelas III (Grey Area) yang bukan untuk sediaan steril. • Orang yang bekerja di ruangan penimbangan harus mengenakan sarung tangan. Bahan baku yang telah
ditimbang harus disimpan dalam wadah bersih dan ditutup rapat serta diberi label.
• Pada peralatan yang akan digunakan dilakukan kalibrasi alat
• Dari segi sanitasi dan hygiene harus diterapkan dalam pembuatan obat sediaan granul, ruang lingkup
meliputi personalia yang harus sehat, bangunan dan peralatan serta bahan obat granul yang harus
• Produk yang memenuhi persyaratan mutu dalam semua spesifikasi pengolahan dan dijaga kebersihan melalui pembersihan yang baik untuk menghindari terjadinya kontaminasi silang.
pengemasan selanjutnya disimpan dalam gudang penyimpanan sebelum diluluskan oleh
bagian manajemen mutu yang dipimpin oleh apoteker untuk didistribusikan ke konsumen. • Pada proses produksi granul dilakukan dengan pemilihan metode pembuatan mengunakan metode
Pengayakan dimana metode yang sederhana dengan menggunakan alat/mesin seperti ayakan, tetapi
memiliki aturan kecepatan dan ukuran ayakan (mesh) tertentu dan telah dikalibrasi

• Produk ruahan dilakukan pemeriksaan organoleptis, ujikecepatan alir, indeks kompresibilitas,


pemeriksaan PH dan waktu melarut granul.

Anda mungkin juga menyukai