Anda di halaman 1dari 3

SOAL KLS D

FARMASI RUMAH SAKIT


KUIS 1
1. Apa beda BOR dengan jumlah tempat tidur ?
Jawab :
 Bed Occupancy Ratio (BOR) merupakan angka yang menunjukkan persentase
penggunaan tempat tidur (TT) di unit rawat inap (bangsal).
 Jumlah tempat tidur
2. Kenapa pendapatan instalasi farmasi lebih besar ?
Jawab :
Karena instalasi farmasi mengurus pemberian obat untuk pasien rawat inap,rawat jalan.
sehingga pendapatan instalasi farmasi lebih besar karena instalasi memperoleh
pendapatan 40%-60% .
3. Standar apa yang digunakan farmasi rumah sakit ?
Jawab :
Standar yang digunakan adalah “peraturan Menteri kesehatan RI no. 72 tahun 2016
tentang standar pelayanan kefarmasian di rs”.
4. Jelaskan tentang pelayanan farmasi satu pintu ?
Jawab :
Pelayanan farmasi satu pintu adalah suatu sistem dimana dalam pelayanan kefarmasian
itu sendiri menggunakan satu kebijakan, satu standar operasional (SOP), satu pengawasan
operasional dan satu sistem informasi.
KUIS 2
1. Bagaimana perhitungan apoteker berdasarkan beban kerja ?
Jawab :
 Pelayanan kefarmasian di rawat inap : yang meliputi pelayanan farmasi manajerial
dan pelayanan farmasi klinik, idealnya dibutuhkan tenaga apoteker dengan rasio 1
apoteker untuk 30 pasien
 Pelayanan kefarmasian di rawat jalan : yang meliputi pelayanan farmasi manajerial
dan pelayanan farmasi klinik idealnya dibutuhkan tenaga apoteker dengan rasio 1
apoteker untuk 50 resep
2. Apa saja syarat ruang PIO ?
Jawab :
 Pio dilakukan di ruang tersendiri
 Mempunyai ruangan kerja pelayanan
 Mempunyai ruangan untuk perlengkapan sumber informasi dan teknologi
komunikasi,berupa ruangan pustaka dll
3. Apa perlu laboratorium di instalasi farmasi ?
Jawab :
Perlu tetapi tidak wajib. perlunya laboratorium di instalasi farmasi untuk uji suatu obat.
4. Ruang produksi steril harus memenuhi spesifikasi apa ?
Jawab :
a. Lantai
b. Dinding
c. Plafon
d. Pintu
e. Aliran udara
f. Tekanan udara
g. Temperature
h. Kelembaban
KUIS 3
1. Sebutkan kategori obat ?
Jawab :
 Obat formularium
 Obat yang disetujui untuk periode
 Obat formularium khusus
 Obat uji klinik (investigational drugs)
2. Bagaimana kalau obat tidak ada di formularium ?
Jawab :
Jika tidak ada maka kebijakan pengelolaan rumah sakit melalui instalasi farmasinya,
biasanya akan menyodorkan kepada dokter yang meminta obat di luar formularium
berupa formulir permintaan obat khusus non formularium yang harus ditandatangani oleh
Ketua Panita Farmasi dan Terapi RS. Penggunaan formularium RS akan membuat
pengelolaan RS lebih efektif, karena pengadaan obat menjadi jelas, mengingat bahwa
selain memiliki sisi aspek medis juga memiliki sisi ekonomi.
3. Bagaimana kalau obat tidak ada di Indonesia ?
Jawab :
Jika obat tidak ada di Indonesia maka dapat dibeli di luar negri lewat situs belanja
komersil atau apotek online dengan syarat harus ada surat keterangan impor (SKI) dari
kepala BPOM dan biasanya surat keterangan itu terbatas hanya kepada instansi negara
dan/atau perusahaan swasta yang memiliki lisensi untuk mengedarkan produk impor.
4. Bagiamana KFT dikatakan sudah melakukan kegiatan ?
Jawab :
KFT sudah melakukan kegiatannya dengan menyelesaikan tugas2 KFT dari membuat
tentang kebijakan evaluasi rs sampai menysusun standar diagnose dan terapi atau dengan
melihat bagaimana sususan kerja di dlm rs apakah sudah mencapai tujuan sebagaimana
yang di inginkan oleh KFT untuk r situ sendiri,dimana tujuannya penyusunan obat secara
rasional,fasilitas,SDM,dan sistem satu pintu.
KUIS 4
1. Apa tujuan akreditasi RS ?
Jawab :
 Tujuan umum : meningkatkan mutu pelayanan rs dan sarana kesehatan lainnya
 Tujuan khusus :
- jaminan kepuasan
- Pengakuan atas penerapan standar yang telah ditetapkan
- Lingkungan kondusif untuk penyembuhan, pengobatan dan pencegahan sesuai
standar.
2. Berapa parameter dan standar ?
Jawab :
Parameter ada 16 dan standar nya ada 7
3. Siapa yang menerbitkan sertifikat akreditasi rs ?
Jawab :
komisi akreditasi rumah sakit (KARS)
4. Apa keuntungan akreditasi rs bagi asuransi ?
Jawab :
Keuntungan akreditasi rs bagi asuransi bermanfaat sebagai acuan dalam memilih dan
mengadakan kontrak dengan rumah sakit. Perusahaan asuransi enggan mempertaruhkan
nama baiknya dihadapan kliennya dengan memilih rumah sakit berpelayanan buruk.

Anda mungkin juga menyukai