Anda di halaman 1dari 10

PENGARUH PENGGUNAAN PATI JAGUNG (Amilum maydis) SEBAGAI PENGHANCUR SECARA

INTRAGRANULAR DAN EKSTRAGRANULAR TABLET VITAMIN E UNTUK ANJING


TERHADAP WAKTU HANCUR TABLET
Ni Putu Pratiwi Wida Yanthi1, I.G.N Jemmy Anton Prasetia1, Eka Indra Setyawan1, I.G.N.A
Dewantara. P1
1
Fakultas MIPA Jurusan Farmasi Universitas Udayana

ABSTRACT
A research about manufacturing of vitamin E tablets for dogs with 2% disintegrant concentration of
corn starch has been carried out. The aim of this research was to determine the effects of mode addition corn
starch 2% concentration added as intragranule and extragranule on tablet disintegration time and to find the
better method of disintegrant addition. The method that used for the manufacture of tablets is wet
granulation, which aims to enhance cohesively and compressibility of corn starch used as a disintegrant.
The results of granule evaluation showed that all formula have a well-criteria granule. The
evaluation of the tablet is showed the tablet disintegrant time of formula 1 is 1412 ± 24.3310 seconds,
formula 2 is 1348 ± 54.6473 seconds and the formula 3 is 1542 ± 61.0491 seconds.
According to the Statistical analysis using One Way ANOVA and continued by LSD showed gave a
significant effect addition method of disintegrant 2% concentration of corn starch as intragranule and
extragranule tablet of vitamin E on tablet disintegration time. Formula 2 which the tablet corn starch as a
intragranular-extragranule combination disintegrant is the optimum formula because has disintegrantion
time approache of disintegration time of reference product.

Keywords: disintegrant, corn starch, extragranule, intragranule, disintegration time

Pendahuluan
Berbagai tuntutan yang berkembang di Untuk menjaga kesehatan anjing
masyarakat dalam menangani permasalahan diperlukan adanya suatu suplemen seperti vitamin
kesehatan hewan saat ini menjadi tantangan dalam E. Vitamin ini berfungsi sebagai antioksidan. Bila
pengembangan ilmu kefarmasian, khususnya bagi terjadi defisiensi vitamin E pada anjing dapat
farmasi veteriner. Farmasi veteriner merupakan menyebabkan kerusakan otot skeletal dan
suatu usaha pelayanan kesehatan dan penurunan fungsi retina 4. Mekanisme vitamin E
pengembangan obat-obatan yang difokuskan sebagai antioksidan adalah dengan memperlancar
untuk pencegahan, perawatan, dan pengobatan aliran darah pada daerah kulit sehingga lebih
penyakit-penyakit pada hewan yang meliputi cara banyak oksigen ke sel rambut dan akan
pemilihan serta keamanan suatu obat1. Farmasi meningkatkan ternutrisinya sel rambut dengan
veteriner memegang peranan yang sangat penting adanya oksigen5. Untuk membuat sediaan yang
untuk mendapatkan hewan yang bebas dari lebih praktis dan efisien bagi anjing maka vitamin
penyakit yang membahayakan kelangsungan E ini dibentuk menjadi sediaan tablet6.
hidup hewan tersebut maupun manusia 2. Tablet adalah sediaan padat yang
Pengembangan farmasi veteriner saat ini mengandung bahan obat dengan atau tanpa bahan
merupakan suatu peluang yang menguntungkan pengisi7. Rancangan tablet vitamin E ini
terutama bagi kesehatan anjing. Hal ini didukung memerlukan pertimbangan pada dosis. Dosis
karena anjing merupakan salah satu hewan yang vitamin E untuk anjing belum ditemukan sehingga
dekat dengan manusia dan memiliki tingkat dosis anjing harus dikonversikan terhadap dosis
populasi yang cukup tinggi khususnya di Bali manusia, selain itu tablet untuk anjing memiliki
hingga mencapai 420.000 ekor, sehingga karakteristik yang berbeda dalam waktu hancur
memungkinkan terjadinya interaksi yang tinggi tablet. Dimana tablet untuk anjing memiliki
antara hewan peliharaan dan manusia yang dapat waktu hancur 15-30 menit, sedangkan pada
menimbulkan berbagai masalah kesehatan manusia kurang dari 15 menit8. Tablet yang
terhadap manusia mengingat anjing merupakan dipecah dalam lambung selanjutnya akan diserap
salah satu hospes penyebar penyakit. Selain itu di usus halus.
formulasi dari obat-obatan untuk manusia sangat Waktu hancur tablet dipengaruhi oleh
jarang yang cocok diberikan kepada hewan dan bahan pembantu yaitu bahan penghancur. Bahan
belum banyak terdapat formula yang khusus penghancur ini berfungsi untuk memecah tablet
diberikan kepada anjing3. menjadi partikel-partikelnya setelah kontak
dengan saluran pencernaan dengan menarik air ke eksperimen yaitu pati jagung, adalah berupa
dalam tablet, mengembangkan dan menyebabkan variasi metode intragranular dan ekstragranular.
tablet pecah menjadi fragmennya. Fragmen- Pengujian terhadap masing-masing formula
fragmen tersebut sangat menentukan kelarutan dilakukan dengan pengulangan sebanyak tiga kali.
dari obat dan tercapainya bioavaibilitas yang Pengujian terhadap formula dilakukan untuk
diharapkan9. mengetahui pengaruh metode intragranular dan
Zat aktif bersifat hidrofob lebih baik ekstragranular terhadap waktu hancur tablet.
menggunakan bahan penghancur yang bersifat Dimana penelitian dilakukan dengan
hidrofil. Salah satu bahan penghancur yang membandingkan parameter-parameter farmasetis
bersifat hidrofil adalah pati jagung. Pemilihan pati yang terdapat dalam Farmakope Indonesia,
jagung didasarkan karena bahan ini bersifat inert, selanjutnya formula optimum diperoleh
noniritan, dan nontoksik, serta merupakan bahan berdasarkan produk acuan.
tambahan yang berasal dari tumbuhan alami.
Potensi ketersediaan pati jagung sangat tinggi
sehingga harganya relatif lebih murah10. Selain itu Lokasi dan Waktu Penelitian
dapat dicampur dengan hampir semua obat tanpa Penelitian ini dilakukan pada bulan September
menimbulkan terjadinya reaksi kimia 11. Pemilihan 2009 sampai dengan Juli 2010 di Laboratorium
pati jagung pada penelitian ini diharapkan dapat Non steril, Jurusan Farmasi, Fakultas Matematika
menghasilkan tablet vitamin E untuk anjing dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas
dengan harga lebih murah serta kualitas yang Udayana.
lebih baik.
Penggunaan pati jagung sebagai bahan Bahan Penelitian
penghancur memiliki konsentrasi 2-10 %12. Bahan-bahan yang digunakan untuk
Berdasarkan penelitian sebelumnya konsentrasi pembuatan tablet yaitu vitamin E, laktosa, solutio
pati jagung sebesar 2% pada tablet ibuprofen gelatin 20%, pati jagung, dan magnesium stearat.
memberikan waktu hancur tablet sekitar 17.79
menit 13 Alat Penelitian
Pati jagung sebagai bahan penghancur Alat-alat yang digunakan dalam penelitian
dapat ditambahkan sebelum granulasi ini adalah timbangan adam aFP-360L, pengayak
(intragranular), pada tahap lubrikasi mesh 10 dan 12, mesin pencetak tablet single
(ekstragranular) dan secara kombinasi punch model UK FA.ITB.CIT 1.0 SB, mesin uji
intragranular-ekstragranular. Penambahan secara kekerasan Hardness Tester TBH 225 Series,
ekstragranular bertujuan untuk menghancurkan mesin uji waktu hancur Erweka Disintegration
tablet menjadi granul, sedangkan penambahan Tester ZT x20, mesin uji kerapuhan Friability-/
secara intragranular bertujuan agar dispersi Abrasion Tester Erweka TA/TAR, oven,
partikel menjadi lebih halus. Metode penambahan desikator, seperangkat alat pengukur waktu alir
bahan penghancur mempengaruhi waktu hancur dan sudut diam, alat uji kompresibilitas, jangka
dan kecepatan pelepasan zat aktif. Pati jagung sorong.
dapat memberikan laju disintegrasi yang lebih
cepat bila digunakan dengan metode Definisi Operasional
ekstragranulasi, sedangkan menurut Alebiowu dan 1. Pati jagung sebagai penghancur adalah zat
Itiola pati jagung dapat memberikan laju tambahan yang digunakan untuk memecah
disintegrasi yang lebih cepat bila digunakan tablet menjadi partikel-partikelnya setelah
dengan metode kombinasi intragranular- kontak dengan saluran pencernaan dengan
ekstragranular. menarik air ke dalam tablet,
Berdasarkan hal di atas, maka dilakukan mengembangkan dan menyebabkan tablet
penelitian mengenai pengaruh penggunaan pati pecah menjadi fragmennya
jagung sebagai bahan penghancur secara 2. Pembuatan tablet dilakukan dengan metode
intragranular dan ekstragranular terhadap waktu granulasi basah yaitu metode yang dilakukan
hancur tablet vitamin E untuk anjing. dengan cara membasahi massa tablet
menggunakan larutan pengikat sampai
Metodelogi Penelitian terdapat tingkat kebasahan tertentu, lalu
digranulasi.
Rancangan Percobaan 3. Produk acuan adalah produk tablet untuk
Penelitian ini termasuk penelitian anjing yang telah memenuhi persyaratan
eksperimental murni dengan pendekatan kekerasan, kerapuhan tablet yang terdapat
kuantitatif. Perlakuan yang diberikan pada unit pada referensi dan memenuhi persyaratan
waktu hancur anjing serta memiliki kriteria formula 1 dan formula 2 ditambahkan pati jagung
meliputi ijin edar dan brand image produsen internal dengan komposisi yang tertera pada tabel
di masyarakat 3.1. Solutio gelatin ditambahkan sedikit demi
4. Formula optimum adalah formula yang sedikit sampai terbentuk massa basah, kemudian
memiliki waktu hancur yang lebih cepat dan dibentuk granul dengan pengayak no. 10. Granul
mendekati waktu hancur produk acuan. basah dikeringkan dalam oven pada suhu 400C
selama 24 jam. Granul kering diayak dengan
Formula Tablet ayakan No 12. Kemudian ditambahkan dengan
Bahan yang digunakan tiap tablet bobotnya 500 pati jagung eksternal pada formula 2 dan formula
mg yaitu: 3, kemudian ditambahkan Mg stearat. Dicampur
Tabel 3.2 Formulasi Tablet Vitamin E untuk sampai homogen kemudian granul tersebut di
Anjing dengan Bahan Penghancur evaluasi. Granul yang telah dievaluasi
Pati Jagung Konsentrasi 2% Secara dikempa dengan mesin tablet single puch
Intragranular dan Ekstragranular. dengan bobot tiap-tiap tablet 500. Tablet yang
diproduksi dievaluasi dengan uji pendukung
F1 F2 F3 dan uji utama
Bahan Fungsi
(mg) (mg) (mg)
vitamin E zat aktif 124 124 124 Evaluasi granul
a. Uji kandungan air
solutio gelatin 20% 100 100 100 Ditimbang sebanyak 5 g granul. Granul
Pengikat
dikeringkan pada oven dengan suhu 1050C
Laktosa 261 261 261 selama 15 menit. Setelah kering granul
Pengisi
dimasukkan ke dalam desikator, kemudian
pati jagung (intra) Penghancur 10 5 - ditimbang bobotnya. Dihitung kandungan air yang
pati jagung(ekstra) terdapat pada granul. Kandungan air granul yang
Penghancur - 5 10
dianjurkan adalah 1%-5%14
mg stearat Pelican 5 5 5 b. Laju alir dan sudut diam
Jumlah 500 500 500 Ditimbang 100 g granul, kemudian
Keterangan: dimasukkan kedalam corong yang ujung
F1: formulasi tablet vitamin E dengan penghancur pati tangkainya ditutup. Penutup corong dibuka dan
jagung secara intragranular
granul dibiarkan mengalir sampai habis Dihitung
F2: formulasi tablet vitamin E dengan penghancur pati
jagung secara kombinasi intragranular- waktu alir granul. Massa granul yang jatuh dari
ekstragranular corong akan membentuk kerucut, lalu tinggi (h)
F3: formulasi tablet vitamin E dengan penghancur pati dan jari-jari (r) kerucut diukur sehingga mendapat
jagung secara ekstragranular besarnya sudut diam (α). Granul mempunyai sifat
alir baik mempunyai laju alir 4-10 g/detik dan
Prosedur Kerja sudut diam antara 250-400 15
Kontrol Kualitas Bahan baku c. Bobot jenis
Kontrol Kualitas Bahan baku bertujuan Bobot jenis nyata (bulk density= ρ0):
untuk mengidentifikasi mutu bahan-bahan yang sebanyak 100 g granul dimasukkan dalam gelas
digunakan dalam formulasi. Hal ini dapat dilihat takar 250 ml. Permukaan granul diratakan dan
pada COA (Certificate of Analysis) yang terlampir dibaca volumenya
pada masing-masing bahan. Bobot jenis mampat: sebanyak 100 g granul
dimasukkan dalam gelas takar 250 ml.
Pembuatan Solutio Gelatin Dimampatkan dengan pengetukan 500 kali hingga
Sebanyak 0,08 ml air dimasukan ke dalam volumenya konstan. Permukaan granul diratakan.
cawan porselin. Sebanyak 0,02 g gelatin Dilihat volume setelah pemampatan.
ditaburkan sedikit demi sedikit ke dalam cawan d. Kompresibilitas
porselin sampai rata. Diamkan selama 30 menit, Kompresibilitas granul dihitung dengan
kemudian dipanaskan di atas heater dengan suhu menggunakan bobot jenis nyata dan bobot jenis
700C sampai serbuk gelatin melarut sempurna mampat. Syarat kompresibilitas yang baik adalah
membentuk cairan jernih kurang dari 20% 16.

Pembuatan Granul Evaluasi tablet


Ditimbang masing-masing bahan yang Uji sifat fisik tablet meliputi uji utama
digunakan pada formula. Vitamin E dicampurkan dan uji pendukung
dengan laktosa yang sudah diayak kemudian pada
Evaluasi Utama persyaratan-persyaratan dalam Farmakope
a. Uji waktu hancur Indonesia dan pustaka lainnya.
Gelas piala 1 liter ditambahkan aquades Pendekatan Statisistik
sebagai media, diletakan pada alat, diatur suhunya Untuk menentukan sifat karakteristik fisik
37º ± 2ºC. Masing-masing dari 6 tabung dalam granul dan tablet dari ketiga formulasi dilakukan
keranjang dimasukkan 1 tablet, masukkan cakram dengan metode ANOVA (Analysis of Variance)
pada tiap tabung dan alat dijalankan Keranjang one way dengan derajat kepercayaan 95%.
akan bergerak turun naik secara teratur dengan Dengan rancangan ini dapat diuji apakah terdapat
kecepatan 29 kali sampai 32 kali per menit. perbedaan yang bermakna yang disebabkan
Waktu hancur tablet dihitung mulai keranjang karena adanya variasi formulasi. Adanya
tercelup hingga tidak terdapat lagi bagian tablet perbedaan bermakna antara formula ditunjukkan
yang tertinggal di atas keranjang yang terbuat dari dengan nilai sig<0,05. Selanjutnya untuk
kasa dengan mesh 10. Batas waktu hancur tablet mengetahui formula mana yang berbeda
yang diperbolehkan adalah 15-308 dilakukan uji Least Significant Difference (LSD)..

Evaluasi Pendukung Hasil dan Pembahasan


a. Penampilan fisik tablet Pembuatan Granul dengan Metode Granulasi
Tiap-tiap tablet di uji secara visual meliputi Basah
bentuk, warna, ada tidaknya bau, rasa, bentuk Pembuatan granul dilakukan dengan
permukaan, ukuran tablet dengan jangka sorong metode granulasi basah. Metode granulasi dipilih
dan dilihat adanya kecacatan fisik. karena metode ini sesuai untuk zat aktif yang
b. Uji keseragaman bobot tidak larut dalam air yaitu dapat meningkatkan
Sebanyak 20 tablet ditimbang satu persatu. kecepatan disolusi zat aktif hidrofob pada vitamin
Hitung bobot rata-rata tiap tablet, jika ditimbang E dan dapat meningkatkan kohesifitas dan
satu persatu, tidak boleh lebih dari 2 tablet yang kompresibilitas pati jagung dengan penambahan
bobotnya menyimpang dari bobot rata-ratanya bahan pengikat7.
lebih dari 5%, dan tidak satu tablet pun yang Pembuatan granul dengan metode
bobotnya menyimpang dari bobot rata-ratanya granulasi basah secara garis besar dilakukan
lebih dari 10% 16. dengan mencampur zat aktif dengan bahan
c. Uji kekerasan pembantu lain serta dengan bahan pengikat yang
Diambil 20 tablet, kemudian di uji kekerasannya telah dibuat solutio. Setelah terbentuk massa yang
satu persatu dengan diletakan pada landasan lembab, massa ini kemudian diayak dengan
mesin uji kekerasan Erweka. Suatu motor ukuran ayakan mesh 10 yang bertujuan untuk
penggerak yang diberi beban akan bergerak meningkatkan tempat kontak antar partikel dan
sepanjang rel yang perlahan dan merata akan meningkatkan luas permukaan sehingga
memindahkan tekanan ke tablet, sehingga tablet mempermudah proses pengeringan, selanjutnya
akan pecah. Angka yang ditunjukan pada skala granul dikeringkan dalam oven dengan suhu 400
menunjukkan kekerasan tablet. Kekerasan tablet selama 24 jam. Pengeringan bertujuan untuk
yang baik adalah 4-8 kg 17 mengurangi konsentrasi kandungan air dalam
d. Uji kerapuhan granul, sehingga diperoleh granul dengan
Diambil tablet dan dibersihkan dari debu kelembaban optimum18. Granul yang sudah kering
kemudian ditimbang dengan seksama, jika < 650 kemudian diayak dengan ukuran ayakan mesh 12.
mg, ditimbang tablet sampai berat mendekati 6,5 Hal ini bertujuan untuk menghindari variasi
g. Jika >650 mg. Seluruh tablet dimasukkan ke ukuran granul yang besar dan kecil sehingga
dalam friabilator. Alat diputar dengan kecepatan diharapkan menghasilkan granul yang memiliki
25 rpm selama 4 menit. Tablet dikeluarkan dari sifat alir yang baik yang akan menjamin
alat, dibersihkan dari debu dan ditimbang dengan tercapainya keseragaman bobot tablet dan
seksama. Dihitung % bobot tablet yang hilang. keseragaman kandungan zat aktif.
Bobot yang hilang tidak boleh lebih dari 1 %.
Hasil Evaluasi Granul
Analisis Data Terhadap granul yang dihasilkan
Hasil pengujian berbagai parameter diatas dilakukan evaluasi granul meliputi kandungan air,
dianalis menggunakan dua cara laju alir, sudut diam, bobot jenis, dan
Pendekatan Teoritik kompresibilitas granul. Pemeriksaan sifat fisik
Data yang diperoleh dari hasil evaluasi granul bertujuan untuk mengetahui kualitas granul
granul dan tablet dibandingkan terhadap yang mutu tablet yang baik.
4.2.1 Evaluasi Kandungan Air granul semakin cepat. Berdasarkan data dari ketiga
Tabel 4.1 Hasil Evaluasi Kandungan air Granul formula diketahui bahwa formula 3 memiliki laju
Kandungan Formula alir yang lebih cepat yaitu sebesar 4,98±0,0557
air (%) 1 2 3 g/detik karena memiliki kandungan air yang tinggi
1,54±0,401 1,47±0,287 1,92±0,490 dibandingkan formula lainnya. Hal ini terjadi
karena gaya tarik antar partikel menyusun diri
Keterangan: menjadi semakin kuat sehingga ukuran granul
Formula 1: Tablet vitamin E dengan penghancur pati
semakin besar, granul yang semakin besar akan
jagung secara intragranular
Formula 2: Tablet vitamin E dengan penghancur pati
semakin mudah untuk melalui corong dengan
jagung secara kombinasi melibatkan pengaruh gaya gravitasi. Laju alir
Formula 3: Tablet vitamin E dengan penghancur pati yang baik akan mempengaruhi keseragaman
jagung secara ekstragranular bobot tablet karena pengisisan ruang cetak
Dari tabel 4.1 dapat dilihat bahwa menjadi homogen dan merata. Laju alir granul
kandungan air granul rata-rata masing-masing yang baik juga menunjukkan bahwa
formula telah memenuhi persyaratan, yaitu granul kompresibilitas granul yang baik.
yang baik memiliki kandungan air antara 1%-5%. Sudut Diam Granul
Kandungan granul tidak boleh terlalu rendah dan Tabel 4.3 Hasil Evaluasi Sudut diam granul
tidak boleh terlalu tinggi, hal ini disebabkan
karena kandungan air yang terlalu tinggi dapat Sudut Formula
menyebabkan granul menempel pada dinding diam(0) 1 2 3
punch sedangkan kandungan air yang terlalu 29,42±0,381 29,01±0,561 30,74 ±0,375
rendah menyebabkan tablet menjadi rapuh, karena Keterangan:
daya ikat antar partikel rendah. Dengan adanya Formula 1: Tablet vitamin E dengan penghancur pati
lembab maka ikatan antar partikel akan menjadi jagung secara intragranular
kuat, sehingga akan meningkatkan kekerasan Formula 2: Tablet vitamin E dengan penghancur pati
tablet dan menyebabkan rendahnya kerapuhan jagung secara kombinasi
Formula 3: Tablet vitamin E dengan penghancur pati
tablet19.
jagung secara ekstragranular
Berdasarkan data dari ketiga formula
terlihat bahwa granul formula 3 yang memiliki Pada tabel 4.3 dapat dilihat bahwa hasil
kandungan air 1,92±0,4903 merupakan evaluasi sudut diam dari ketiga formula telah
kandungan air paling tinggi dibandingkan dengan memenuhi persyaratan yang ditetapkan, yaitu
formula lainnya sedangkan formula 2 memiliki
antara 25-400. Sudut diam diatas 400 akan
kandungan air terendah yaitu 1,47±0,2872. Hal ini
menyebabkan granul sukar mengalir.
disebabkan karena pati jagung yang bersifat
Sudut diam yang baik akan menyebabkan
hidrofil sebagian besar berada difase luar granul
laju alir granul yang baik, sehingga pengisian
sehingga granul akan lebih mudah menyerap air
ruang cetak menjadi homogen dan merata. Granul
dari luar 20. akan mengalir dengan cepat apabila sudut diam
granul bertambah besar. Data yang diperoleh dari
Evaluasi Laju Alir Granul setiap formula menunjukan bahwa semakin tinggi
Tabel 4.2 Hasil Evaluasi Laju Alir Granul laju alir granul maka sudut diam granul menjadi
Laju alir Formula semakin besar.
(g/detik) 1 2 3
4,90±0,043 4,39±0,085 4,98±0,055
Kompresibilitas Granul
Keterangan: Tabel 4.4 Hasil Evaluasi Kompresibilitas Granul
Formula 1: Tablet vitamin E dengan penghancur pati
jagung secara intragranular Kompresibilitas Formula
Formula 2: Tablet vitamin E dengan penghancur pati (%) 1 2 3
jagung secara kombinasi 13,48±0,665 13,12±0,784 11,87±1,148
Formula 3: Tablet vitamin E dengan penghancur pati
jagung secara ekstragranular Keterangan:
Formula 1: Tablet vitamin E dengan penghancur pati
Hasil evaluasi laju alir granul ditujukkan jagung secara intragranular
pada tabel 4.2. Pada tabel terlihat bahwa laju alir Formula 2: Tablet vitamin E dengan penghancur pati
rata-rata dari ketiga formula telah memenuhi jagung secara kombinasi
persyaratan yang ditetapkan yaitu laju alir baik Formula 3: Tablet vitamin E dengan penghancur pati
adalah 4-10 g/detik12. Laju alir dapat dipengaruhi jagung secara ekstragranular
oleh kandungan air granul. Semakin tinggi Dari tabel 4.4 dapat dilihat bahwa
kandungan air granul maka laju alir granul kompresibilitas rata-rata granul dari ketiga
formula telah memenuhi persyaratan yang tablet, sedangkan menurut Siregar (1992), tebal
ditetapkan, yaitu kurang dari 20%. tablet pada umumnya tidak lebih besar dari 50%
Kompresibilitas yang baik menyebabkan granul diameter tablet. dari data diatas menunjukan
mampu menjadi bentuk yang lebih stabil jika bahwa diameter tablet dari ketiga formula konstan
mendapat tekanan. yaitu mudah menyusun diri yaitu 12 mm, hal ini disebabkan karena
pada saat memasuki ruang cetak kemudian pembuatan tablet menggunakan punch yang sama
mengalami deformasi menjadi bentuk yang lebih berukuran 12±0,05 mm. Dilihat dari tabel diatas
mampat dan akhirnya menjadi massa yang diketahui tebal tablet berkisar antara 3,67-3,68
kompak dan stabil9. Persentase kompresibilitas mm hal ini menunjukkan tebal tablet dari ketiga
bergantung pada dua variabel yaitu kerapatan formula memenuhi persyaratan yang dianjurkan
nyata maupun kerapatan mampat dari granul. Siregar (1992) yaitu tebal tablet tidak lebih besar
Bentuk granul yang seragam akan memudahkan dari 50% diameter tablet. Ketebalan tablet yang
granul menjadi bentuk mampatnya, hal ini terjadi diinginkan tergantung pada volume dan bobot
karena rongga antar granul yang semakin sedikit. granul yang diisikan, garis tengah cetakan dan
Kompresibilitas juga berhubungan dengan sifat tekanan selama proses kompresi7.
alir granul, yaitu dengan kompresibilitas baik
maka sifat alir granul juga akan baik. Data yang Keseragaman bobot tablet
diperoleh menunjukan bahwa semakin besar laju Keseragaman bobot merupakan suatu
alir granul maka kompresibilitas granul menjadi tolak ukur untuk memastikan bahwa tablet
semakin kecil. Dari formula diatas terlihat bahwa mengandung sejumlah obat yang tepat. Bobot
formula 3 dengan kompresibilitas sebesar tablet dapat diatur untuk mengontrol kuantitas
11,87±1,1484 % merupakan kompresibilitas granul yang berkaitan dengan dosis zat aktif.
paling rendah dibandingkan formula lainnya, Penyimpangan dari bobot tablet akan sangat
sehingga berpotensi meningkatkan laju alir mempengaruhi takaran atau dosis dari bahan obat
granul21. untuk mencapai efek terapi yang diharapkan14.
Tabel 4.5 Hasil Evaluasi Keseragaman Bobot
Pembuatan Tablet Vitamin E untuk Anjing Tablet
Setelah dilakukan evaluasi granul Keseragaman Formula
bobot (g) 1 2 3
kemudian dilakukan proses pembuatan tablet 0,499±0,0005 0,500±0,0011 0,499±0,0005
secara kompresi. Granul dimasukan ke dalam KV (%) 0,10 0,22 0,10
sepatu pengisi dan dikompresi dengan tekanan Keterangan:
yang sama dengan bobot 500 mg/tablet. Tablet Formula 1: Tablet vitamin E dengan penghancur pati
yang dihasilkan kemudian dievaluasi karakteristik jagung secara intragranular
fisiknya meliputi penampilan fisik, keseragaman Formula 2: Tablet vitamin E dengan penghancur pati
bobot, kekerasan, kerapuhan, dan waktu hancur. jagung secara kombinasi
Formula 3: Tablet vitamin E dengan penghancur pati
jagung secara ekstragranular
Evaluasi Tablet Vitamin E untuk Anjing
Penampilan Fisik Tablet Dari tabel 4.5 dapat dilihat hasil evaluasi
Penampilan fisik suatu tablet sangat keseragaman bobot rata-rata tablet dari ketiga
penting bagi untuk mengontrol keseragaman antar formula. Setelah dibandingkan dengan
bahan, antara tablet yang satu dengan yang penyimpangan bobot tablet maka tidak ada satu
lainnya dan untuk memantau pembuatan yang tablet yang menyimpang lebih dari 5% dan tidak
bebas kesalahan. satupun tablet yang menyimpang bobotnya dari
Hasil evaluasi secara visual penampilan 10% dari bobot rata-ratanya, sehingga semua
fisik tablet dari ketiga formula diketahui bahwa formula mempunyai keseragaman bobot yang
tablet yang dihasilkan seragam yaitu bentuk memenuhi persyaratan dalam Farmakope
permukaan bulat pipih, halus, tidak capping, Indonesia. Selain itu keseragaman bobot yang
warna kuning pucat, bau khas vitamin E, diameter baik mempunyai nilai KV kurang dari 5%9. Hasil
12 mm, dan ketebalan 3,67-3,68 mm. Hal ini perhitungan KV ketiga formula besarnya kurang
menunjukan bahwa tidak ada perbedaan bermakna dari 5%, hal ini menunjukan bahwa bobot dari
yang disebabkan oleh metode penambahan bahan tiap-tiap tablet pada masing-masing formula
penghancur terhadap penampilan fisik tablet. adalah seragam.
Hasil evaluasi ukuran tablet menurut Keseragaman bobot tablet dari ketiga
Farmakope Indonesia edisi III untuk ukuran tablet formula dapat menjamin keseragaman kandungan
kecuali dinyatakan lain diameter tablet tidak lebih zat aktif vitamin E pada tiap-tiap tablet. Hasil
dari 3 kali dan tidak kurang dari 1 1/3 kali tebal keseragaman bobot ini sangat ditentukan oleh sifat
alir granul dan pencampuran yang homogen. Sifat
alir yang baik menyebabkan granul akan mengisi meningkatnya kekerasan maka porositas akan
ruang cetak dengan sempurna pada proses menurun sehingga akan menurunkan
pencetakan granul menjadi tablet. kemampuaan penetrasi cairan ke dalam tablet.

Kekerasan tablet
Kekerasan tablet mencerminkan
ketahanan tablet agar dapat bertahan terhadap
berbagai guncangan mekanik pada saat
pengemasan, pengangkutan, dan penyimpanan
sebelum digunakan9.
Tabel 4.6 Hasil Evaluasi Kekerasan Tablet
Kekerasan Formula 1 Formula 2 Formula 3
(N)
44,13±0,284 43,08±0,321 46,63±0,388
Keterangan:
Formula 1: Tablet vitamin E dengan penghancur pati
jagung secara intragranular
Formula 2: Tablet vitamin E dengan penghancur pati
jagung secara kombinasi
Formula 3: Tablet vitamin E dengan penghancur pati
jagung secara ekstragranular Gambar 4.1 Grafik Hasil Evaluasi Kekerasan
Pada tabel 4.6 dapat dilihat bahwa hasil Kerapuhan tablet
evaluasi kekerasan tablet dari ketiga formula Uji kerapuhan bertujuan untuk mengukur
tersebut memenuhi persyaratan yang ditetapkan, ketahanan permukaan tablet terhadap gesekan
yaitu 39,2-78,4 N. Kekerasan tablet dipengaruhi sewaktu pengemasan dan pengiriman. Tablet yang
oleh besarnya tekanan pada saat pengempaan, mudah rapuh akan menimbulkan variasi pada
komposisi bahan penghancur secara intragranular bobot tablet dan keseragaman dosis obat
dan ekstragranular, sifat bahan yang dikempa, Tabel 4.7 Hasil Evaluasi Kerapuhan Tablet
jenis dan konsentrasi bahan pengikat yang Kerapuhan Formula 1 Formula 2 Formula 3
digunakan serta kondisi granul. Pada proses (%)
penabletan tekanan kompresi dibuat sama, agar 0,21±0,030 0,33±0,030 0,15±0,005
diperoleh tablet dengan berat dan kekerasan yang
Keterangan:
hampir sama. Kekerasan tablet akan berpengaruh Formula 1: Tablet vitamin E dengan penghancur pati
terhadap kerapuhan, semakin keras tablet maka jagung secara intragranular
kerapuhannya semakin kecil. Formula 2: Tablet vitamin E dengan penghancur pati
Dari hasil statistik menggunakan uji jagung secara kombinasi
ANOVA terdapat perbedaan yang bermakna antar Formula 3: Tablet vitamin E dengan penghancur pati
formula karena memiliki nilai sig<0,05. Hal ini jagung secara ekstragranular
menunjukan bahwa metode penambahan bahan
penghancur memiliki pengaruh yang signifikan Pada tabel 4.7 dapat dilihat bahwa hasil
terhadap kekerasan tablet yang dihasilkan. evaluasi kerapuhan tablet dari ketiga formula
Berdasarkan uji LSD dapat diketahui bahwa tersebut telah memenuhi persyaratan yang
formula 1, formula 2 dan formula 3 memiliki ditetapkan. Kerapuhan tablet yang baik yaitu
perbedaan yang bermakna karena memiliki nilai kurang dari 1%. Kerapuhan tablet yang baik
sig<0,05. menunjukan bahwa tablet akan mempunyai daya
Dari ketiga formula terlihat bahwa pertahanan yang cukup baik terhadap gesekan
penambahan bahan penghancur pada formula 3 selama proses pengemasan dan pengiriman.
yaitu secara ekstragranular memiliki kekerasan Dari hasil statistik menggunakan uji
paling tinggi dibandingkan metode lainnya, hal ini ANOVA terdapat perbedaan yang bermakna antar
disebabkan karena kelembaban granul yang lebih formula karena memiliki nilai signifikan<0,05.
tinggi. Dengan meningkatnya kelembaban granul Hal ini menunjukan bahwa metode penambahan
maka pori-pori antar partikel yang pada awalnya bahan penghancur memiliki pengaruh yang
besar menjadi lebih kecil dan kontak antar partikel signifikan terhadap kerapuhan tablet yang
menjadi semakin kuat sehingga gaya tarik dihasilkan. Berdasarkan uji LSD dapat diketahui
menarik menjadi semakin besar, bentuk matriks bahwa formula 1, formula 2 dan formula 3
tablet akan semakin keras sehingga menyebabkan memiliki perbedaan yang bermakna karena
kekerasan tablet meningkat22. Dengan memiliki nilai sig<0,05.
Kerapuhan tablet dipengaruhi oleh Pada tabel 4.8 dapat dilihat bahwa hasil
kekerasan, semakin tinggi kekerasan tablet maka evaluasi waktu hancur tablet dari ketiga formula.
akan semakin rendah persentase kerapuhannya. Dari hasil evaluasi tersebut menunjukkan bahwa
Hal ini disebabkan karena maka gaya tarik antar ketiga formula memenuhi persyaratan yaitu waktu
partikel sangat kuat, termasuk partikel-partikel hancur tablet untuk anjing adalah 15-30 menit
yang berada pada tepi tablet. Dalam kondisi yang (900-1800 detik).
demikian maka dihasilkan kerapuhan sangat kecil. Dari hasil statistik menggunakan uji
Dari formula diatas terlihat bahwa ANOVA terdapat perbedaan yang bermakna antar
semakin tinggi kekerasan tablet maka persentase formula karena memiliki nilai signifikan<0,05.
kerapuhannya semakin kecil. Tablet formula 2 Selanjutnya untuk melihat pasangan data yang
memiliki % kerapuhan yang paling tinggi karena berbeda dilakukan dengan uji LSD dan dari hasil
mempunyai tingkat kekerasan yang paling rendah. uji dapat diketahui bahwa terdapat perbedaan
Hal ini disebabkan karena ikatan antar granul bermakna antara formula 1 dengan formula 3, dan
yang rendah sehingga memudahkan pengikisan antara formula 2 dan formula 3 karena memiliki
bagian tepi tablet akibat adanya benturan atau nilai signifikan<0,05.
gesekan. Sedangkan tablet formula 3
menghasilkan kekerasan yang tinggi sehingga Hasil Evaluasi Waktu Hancur
kerapuhannya kecil. Tablet Anjing
1600

Waktu hancur (detik)


1542 61.0491
1550
1500
1450
1412 24.3310
1400 1348.3 54.64
7
1350
1300
1250
formula 1 formula 2 formula 3

metode penambahan penghancur

Gambar 4.3 Grafik Hasil Evaluasi Waktu Hancur


Gambar 4.2 Grafik Hasil Evaluasi Kerapuhan Dengan meningkatnya kekerasan tablet
Ditinjau dari nilai kekerasan dan maka akan memperpanjang waktu hancur tablet.
kerapuhan dari masing-masing formula dapat Berdasarkan data diatas, menyatakan bahwa
diketahui bahwa formula 2 menghasilkan produk semakin tinggi kekerasan tablet maka akan
tablet yang memiliki kerapuhan yang mendekati meningkatkan waktu hancur tablet. Pada formula
kerapuhan yang dihasilkan oleh tablet produk 2 dengan metode penambahan pati jagung sebagai
acuan yaitu sebesar 0,33±0,0300%. penghancur kombinasi intragranular-
ekstragranular memiliki waktu hancur yang lebih
Waktu hancur cepat dibandingkan formula 1 (intragranular) dan
Waktu hancur adalah waktu yang formula 3 (ekstragranular). Hal ini disebabkan
diperlukan tablet untuk terpecah menjadi partikel- karena secara ekstragranular-intragranular tablet
partikel dengan kehalusan tertentu.16. dipecah melalui dua tahap yaitu penghancur
Tabel 4.8 Hasil Evaluasi Waktu Hancur Tablet ekstragranular memecah tablet menjadi granul-
Waktu granul kemudian granul dipecah menjadi partikel
hancur Formula 1 Formula 2 Formula 3 yang lebih halus. Selain itu juga disebabkan
(detik)
karena tablet formula 2 memiliki kekerasan paling
1412±24,331 1348,33±54,647 1542±61,049
rendah dari formula lainnya sehingga waktu
Keterangan: hancur tablet menjadi semakin cepat.
Formula 1: Tablet vitamin E dengan penghancur pati
Formula 3 memiliki waktu hancur yang
jagung secara intragranular
Formula 2: Tablet vitamin E dengan penghancur pati
paling lama karena mempunyai daya ikat antar
jagung secara kombinasi partikel yang kuat sehingga menghasilkan tablet
Formula 3: Tablet vitamin E dengan penghancur pati dengan kekerasan tertinggi. Selain itu
jagung secara ekstragranular perpanjangan waktu hancur yang terjadi pada
formula 3 disebabkan oleh banyaknya pati pada 3. Wicaksono. 2008. Dari Seneng Anjing Jadi
fase luar. Semakin banyak pati maka kandungan bisnis Menjanjikan. (serial online), cited 2009
amilosa yang terdapat dalam pati akan semakin oct, 07. Avaiable from:
meningkat. Amilosa yang bersifat hidrofil dapat http://www.mac.web.id/download/Publication
meningkatkan proses penyerapan cairan ke dalam s/ADA-MWI.pdf
matriks tablet. Penyerapan cairan yang tinggi akan 4. Beitz, Donald C. dkk. 2006. Your Dog’s
membentuk massa yang lengket dan Nutritional Needs A Science-Based Guide For
menyebabkan sukarnya cairan masuk ke bagian Pet Owners. Washington: National Research
dalam matriks tablet. Hal ini akan menyebabkan Council Of the national academies
semakin lamanya proses yang diperlukan untuk 5. Cohen, Juliet. 2009. Vitamin E for Hair
menghancurkan tablet secara sempurna 24. Growth. (serial online), (cited 2009 Oct, 21).
Available from:
Metode penambahan bahan penghancur http://www.crikeydirectory.com/pages/pdf/art
memberikan pengaruh yang bermakna terhadap icle-18585.pdf.
waktu hancur, kekerasan dan kerapuhan dari 6. Anonim c, 2008. Tentang tablet. (serial
tablet yang dihasilkan. Ketiga formula telah online), (cited 2009 Agust, 20). Available
memenuhi persyaratan dari ketiga parameter from:
tersebut seperti yang ditetapkan dalam literatur. http://bumikupijak.com/index2.php?option=c
Yaitu memiliki kekerasan diantara 39,2-78,4 N, om_content&do_pdf=1&id=77.
kerapuhan kurang dari 1%, dan memiliki waktu 7. Ansel, Howard C. 2005. Pengantar Bentuk
hancur yang memenuhi persyaratan waktu hancur Sediaan Farmasi, Edisi IV. Jakarta: UI press.
untuk anjing yaitu 900-1800 detik. Dilihat dari 8. Munir, Hussain, Sandefer Erik, Page Richard
produk acuan maka formula 2 yaitu penambahan C. 2003. Evaluation of the in Vivo
pati jagung sebagai penghancur kombinasi Disintegration of Solid Dosage Forms of a
intragranular-ekstragranular merupakan formula Bile Acid Sequestrant in Dogs Using γ-
optimum yang menghasilkan waktu hancur yang Scintigraphy and Correlation to in Vitro
mendekati waktu hancur produk acuan yaitu Disintegration. New Jersey: Bristol-Myers
sebesar 1348,33±54,6473 detik. Squibb Company.
9. Lachman, C.L, Lierberman H.A., J.L Kanig
Simpulan (eds). 2008. Teori dan Praktek Farmasi
1. Terdapat pengaruh pada metode Industri, edisi 2 (Terjemahan). Jakarta: UI
penambahan bahan penghancur pati jagung press.
konsentrasi 2% secara intragranular dan 10. Rowe, C.R., P.J. Shekey, and P.J. Weller.
ekstragranular pada tablet vitamin E 2003. Handbook of Pharmaceutical Exipients.
terhadap waktu hancur yang disebabkan London: Pharmaceutical Press.
karena perbedaan kekerasan yang 11. Hastuti, Murni. 2008. Pengaruh Perbedaan
dihasilkan masing-masing formula. Suhu dalam Metode Pembuatan Amilum
Semakin tinggi kekerasan tablet maka akan Singkong Pregelatinasi Terhadap Sifat Fisik
memperpanjang waktu hancur tablet. Tablet CTM Secara Kempa Langsung
2. Tablet formula 2 dengan metode (skripsi). Surakarta: Fakultas Farmasi
penambahan penghancur secara kombinasi Universitas Muhammadiyah.
intragranular-ekstragranular merupakan 12. Aulton, Michael E. 1996. Pharmaceutics: the
formula optimum karena memiliki waktu Science of Dosage Form Design. London:
hancur yang mendekati waktu hancur Churchill Livingstone.
produk acuan. 13. Verma and Balkishen Razdan. 2007. Studies
on Disintegrant Action of Leucaena
Leucophala Seed Gum in Ibufropen Tablet
Daftar pustaka and its Mechanism. Ranchi: Birla Institute of
1. Anonim a, 1996. Anjing Menggantikan Peran Tecnology
Dokter. (serial online), (cited 2009 Sept, 9). 14. Kanig, Lachman, C.L., Lieberman, H.A(eds).
Available from: 1976. The Theory and Practise of Industrial
http://www.anjingras.com/index2.php?option Pharmacy. 2nd Edition. Philadelpia: Lea and
=com_content&do_pdf=1&id=28 Febiger.
2. Moghibi, Humid Reza. 2009. Veterinary 15. Sheth, B.B., Bandelin F.J., Shangraw R.F.
Pharmacy, a Dismissed Necessity. Iran: 1980. Compressed Tablet, In Lachman L.,
Shaheed Behesti University of Medical Sience Lieberman H.A., Kanig J.L. (editor).
and Health Services
Pharmaceutical Dosage Forms, Tablets,
Volume I. New York: Marcel Dekker Inc
16. Siregar C. 1992. Granulation
Characterization Methods and Significance.
Proceedings, Seminar Validasi di Industri
Farmasi sebagai Pendukung Pelaksanaan
CPOB Jurusan Farmasi FMIPA ITB.
Bandung 1 Mei 1992.
17. Depkes RI. 1995. Farmakope Indonesia, edisi
IV. Jakarta: Depkes R.I.
18. Nugroho, Fajar. 2008. Formulasi Tablet
Hisap Ekstrak Kemangi Secara Granulasi
Basah Menggunakan Pulvis Gummi Arabici
sebagai Bahan Pengikat (skripsi). Surakarta:
Fakultas Farmasiniversitas Muhamadiyah.
19. Kuswoyo, Nunun Putrisari. 2009. Formulasi
Tablet Hisap Ekstrak Daun Pare Secara
Granulasi Basah Dengan Variasi Konsentrasi
PVP sebagai Pengikat (skripsi). Surakarta:
Universitas Muhamadiyah.
20. Padmadisastra, Yudi dan Dradjad Priambodo.
2005. Formulasi Tablet Ekstrak Buah Cabe
Jawa (Piper Retrofractum Vahl.) Dengan
Metode Kempa Langsung. Sumedang: Jurusan
Farmasi FMIPA Universitas Padjajaran.
21. Alebiou, Gbenga and O.A Itiola. 2003. Effects
of Starches on the Mechanical Properties of
Paracetamol Tablet Formulations. II.
Sorghum and Plantain Starches as
Disintegrants. Nigeria: Department of
Pharmaceutics Faculty of Pharmacy Obafemi
Awolowo University Ile-Ife.
22. Anshory, Handy., Yandi Syukri dan Yenita
Malasari. 2001. Formulasi Tablet
Effervescent dari Ekstrak Ginseng jawa
dengan Variasi Kadar Pemanis Aspartam.
Jurusan Farmasi F MIPA Universitas Islam
Indonesia.
23. Hadisoewignyo, Lannie dan Acmad Fudholi.
2007. Studi pelepasan in vitro ibuprofen dari
matriks xanthan gum yang dikombinasikan
dengan suatu crosslinking agent. Yokyakarta:
UGM.
24. Ofoefule, Okorie and Osuji. 2004. Effect of
Physical and Chemical Modifications of the
Disintegrant and Dissolution Properties of
Tacca Involucrata Starch. Nigeria: University
of Nigeria.

Anda mungkin juga menyukai