Anda di halaman 1dari 14

TUGAS INDIVIDU

“KEGAWATDARURATAN MATERNAL DAN NEONATAL”

Dosen Pengajar:

ZULAEHA A AMDADI, S.ST.,M.Kes

Disusun Oleh:
Nama : Nurul wafiah

NIM : (P0713211191084)

Kelas : 2B

POLTEKKES KEMENKES MAKASSAR


2020/2021
DAFTAR ISI

Kata Pengantar .........................................................................................................................1

Daftar isi ....................................................................................................................................2

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ......................................................................................................................3

1.2 Masalah .................................................................................................................................4

1.3 Tujuan ....................................................................................................................................4

BAB II

PEMBAHASAN

1.Respon cepat terhadap kegawatdarurata ...........................................................................5

2.Prinsip kegawatdaruratan ......................................................................................................6

3.penilaian awal kegawat daruratan ........................................................................................8

BAB III PENUTUP

Simpulan ...............................................................................................................................13

Saran......................................................................................................................................13

Pustaka ................................................................................................................................14
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT, berkar rahmat dan hidayah-Nya penulisdapat
menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya. Penyusunan makalah ini bertujuan untukmemenuhi
salah satu tugas mata kuliah Asuhan kebidanan Kegawatdaruratan Maternal dan Neonatal serta
menambah wawasan tentang materi.saya mengucapkan terimakasih pada tim dosen mata kuliah
Asuhan kebidananKegawatdaruratan Maternal dan Neonatal selaku dosen yang mengajar materi-materi
yang terkaitdengan mata kuliah.saya menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih jauh dari
sempurna,baik dari segi penyusunan, pembahasan, ataupun penulisannya. Oleh karena itu,
penulismengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun, khususnya dari tim dosen mata kuliah
Asuhan kebidanan Kegawatdaruratan Maternal dan Neonatalguna menjadi acuan agar lebih baik dimasa
yang akan datang.Semoga laporan kasus ini memberikan informasi bagi pembaca dan bermanfaat
untukpengembangan wawasan dan peningkatan ilmu pengetahuan bagi kita semua.
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kegawatdaruratan adalah kejadian yang tidak diduga atau terjadi secara tiba-tiba, seringkali merupakan
kejadian yang berrbahaya (Dorlan, 2011).

Kurang lebih sekitar 160 juta perempuan di seluruh dunia hamil setiap tahunnya. Pada umumnya
kehamilan ini berlangsung dengan aman. Tetapi, sekitar 1554 menderita komplikasi berat, dengan
sepertiganya merupakan komplikasi yang mengancam jiwa ibu. Komplikasi ini mengakibatkan kematian
lebih dari setengah juta ibu setiap tahun. Kematian ibu atau kematian maternal adalah kematian
seorang ibu sewaktu hamil atau dalam waktu 42 hari setelah sesudah berakhirnya kehamilan, tidak
bergantung pada tempat atau usia kehamilan. Indikator yang umum digunakan dalam kematian ibu
adalah Angka Kematian Ibu (Maternal Mortality Ratio) yaitu jumlah kematian ibu dalam 1.000.000
kelahiran hidup. Angka ini mencerminka risiko obstetri yang dihadapi oleh seorang ibu sewaktu ia hamil.
Jika ibu tersebut hamil beberapa kali, risikonya meningkat dan digambarkan sebagai risiko kematian ibu
sepanjang hidupnya, yaitu pribabilitas menjadi hamil dan probabilitas kematian karena kehamilan
sepanjang masa reproduksi.

Kegawatdaruratan dapat didefinisikan sebagai situasi serius dan kadang kala berbahaya yang terjadi
secara tiba-tiba dan tidak terduga dan membutuhkan tindakan segera guna menyelamatkan jiwa/
nyawa.

Kegawatdaruratan obstetri adalah kondisi kesehatan yang mengancam jiwa yang terjadi dalam
kehamilan atau selama dan sesudah persalinan dan kelahiran.Terdapat sekian banyak penyakit dan
gangguan dalam kehamilan yang mengancam keselamatan ibu dan bayinya.

1.2 Rumusan Masalah

1 Bagaimana respon cepat terhadap suatu kegawatdaruratan ?

2 Bagaimana Prinsip dasar penanganan kegawatdaruratan ?

3 Bagaimana penilaian awal kegawatdaruratan ?


1.3 Tujuan Penulisan

1 Untuk mengetahui respon cepat terhadap suatu kegawatdaruratan

2 Untuk mengetahui Prinsip dasar penanganan kegawatdaruratan

3 Untuk mengetahui penilaian awal kegawatdaruratan


BAB II
PEMBAHASAN
1.Respon Cepat Terhadap Suatu Kegawatdaruratan
Jika seorang ibu usia subur mengeluhkan masalahnya, kaji secara cepat kondisinya untuk menetapkan
derajat kesakitannya.

Tabel1.
2. Prinsip Dasar Penanganan Kegawatdaruratan

1 Prinsip Dasar

menangani kasus kegawatdaruratan, penentuan permasalahan utama (diagnosa) dan tindakan


pertolongannya harus dilakukan dengan cepat, tepat, dan tenang tidak panik, walaupun suasana
keluarga pasien ataupun pengantarnya mungkin dalam kepanikan. Semuanya dilakukan dengan cepat,
cermat, dan terarah. Walaupun prosedur pemeriksaan dan pertolongan dilakukan dengan cepat, prinsip
komunikasi dan hubungan antara dokter-pasien dalam menerima dan menangani pasien harus tetap
diperhatikan.

1. Menghormati hak pasien

Setiap pasien harus diperlakukan dengan rasa hormat, tanpa memandang status sosial dan ekonominya.
Dalam hal ini petugas harus memahami dan peka bahwa dalam situasi dan kondisi gawatdarurat
perasaan cemas, ketakutan, dan keprihatinan adalah wajar bagi setiap manusia dan kelurga yang
mengalaminya.

2. Gentleness

Dalam melakukan pemeriksaan ataupun memberikan pengobatan setiap langkah harus dilakukan
dengan penuh kelembutan, termasuk menjelaskan kepada pasien bahwa rasa sakit atau kurang enak
tidak dapat dihindari sewaktu melakukan pemeriksaan atau memerikan pengobatan, tetapo prosedur
akan dilakukan selembut mungkin sehingga perasaan kurang enak itu diupayakan sesedikit mungkin.

3. Komunikatif

Petugas kesehatan harus berkomunikasi dengan pasien dalam bahasa dan kalimat yang tepat, mudah
dipahami, dan memperhatikan nilai norma kultur setempat. Dalam melakukan pemeriksaan, petugas
kesehatan harus menjelaskan kepada pasien apa yang akan diperikssssa dan apa yang diharapkan.
Apabila hasil pemeriksaan normal atau kondisi pasien sudah stabil,upaya untuk memastikan hal itu
harus dilakukan. Menjelaskan kondisi yang sebenarnya kepada pasien sangatlah penting.

4. Hak Pasien
Hak-hak pasien harus dihormati seperti penjelasan informed consent, hak pasien untuk menolak
pengobatan yang akan diberikan dan kerahasiaan status medik pasien.

5. Dukungan Keluarga (Family Support)

Dukungan keluarga bagi pasien sangat dibutuhkan. Oleh karena itu, petugas kesehatan harus
mengupayakan hal itu antara lain dengan senantiasa memberikan penjelasan kepada keluarga pasien
tentang kondisi pasien, peka akan masalah kelurga yang berkaitan dengan keterbatasan keuangan,
keterbatasan transportasi, dan sebagainya.

Dalam kondisi tertentu, prinsip-prinsip tersebut dapat dinomorduakan, misalnya apa bila pasien dalam
keadaan syok, dan petugas kesehatan kebetulan hanya sendirian, maka tidak mungkin untuk meminta
informed consent kepada keluarga pasien. Prosedur untuk menyelamatkan jiwa pasien harus dilakukan
walaupun keluarga pasien belum diberi informasi.

2 Penanganan Dasar Dan Awal Kegawatdaruratan

Dalam menatalaksanakan kegawatdaruratan hal yang harus dilakukan :

1. Tetap tenang, berpikir secara logis dan fokuskan pada kebutuhan ibu

2. Jangan meninggalkan ibu sendirian.

3. Laksanakan tanggung jawab hindari kebingungan dengan menunjuk orang lain untuk bertanggung
jawab.

4. Berteriak minta bantuan. Minta satu orang untuk mencari bantuan dan satu orang lainnya untuk
mendapatkan peralatan dan kesediaan barang kegawatdaruratan (misal:tabung oksigen, dan alat
kegawatdaruratan lainnya).

5. Jika ibu tidak sadar. Kaji jalan napas, pernapasan dan sirkulasinya.

6. Jika dicurigai terjadi syok, segera mulai terapi walaupun tidak ada tanda syok, tetap kirkan
tentang syok saat mengevaluasi ibu lebih lanjut karna statusnya dapat memburuk dengan cepat.

7. Atur posisi ibu berbaring miring kiri dengan meninggikan kakinya. Longgarkan pakaian yang ketat.

8. Bicara pada ibu dan bantu agar tetap tenang. Tanyakan tentang apa yang terjadi dan gejala yang
dialami.

9. Lakukan pemeriksaan dengan cepat yang meliputi pemeriksaan TTV dan warna kulit.

3. Penilaian awal Gawat Daruratan


Penilaian awal adalah langkah pertama untuk menentukan dengan cepatkasus obstetri yang
membutuhkan pertolongan segera dan mengidentifikasi penyulit (komplikasi) yang
dihadapi.Pemeriksaan yang dilakukan dalam penilaian awal ialah sebagai berikut :1.

Periksa Pandang

 Menilai kesadaran penderita : pingsan/koma, kejang-kejang, gelisah,tampak kesakitan. .


 Menilai wajah penderita : pucat, kemerahan, banyak berkeringat.
 Menilai pernapasan : cepat, sesak napas.
 Menilai perdarahan dalam kemaluan.

2.Periksa Rabaa.

 Kulit : dingin, demam.


 Nadi : lemah/kuat, cepat/normal.
 Kaki/tungkai bawah : bengkak

3.Tanda vital

 Tekanan darah,suhu,pernafasan dan nadi

·Hasil penilaian awal ini, berfokus pada apakah pasienmengalami syok hipovolemik, syokseptic, syok
jenis lain, koma, kejang-kejang atau koma disertai kejang-kejang, menjadi dasar pemikiranapakah kasus
mengalami perdarahan,infek si,hiper tensi/preeklamsia/eklamsia atau penyulit lain. Dasar pemikiran ini
harus dilengkapi dan diperkuat dengan melakukan pemeriksaanklinik lengkap, tertapi sebelum
pemeriksaan klinik lengkap selesai dilakukan,langkah-langkah untuk melakukan pertolongan pertama
sudah dikerjakan sesuaihasil penilaian awal, misalnya ditemukan kondisi syok, pertolongan
pertamauntuk melakukan syok sudah harus dilakukan.

C. Penilaian Klinik Lengkap

Penilaian kliniK lengkap meliputi anamnesis, pemeriksaan fisik umum,dan pemeriksaan obstetric
termasuk pemeriksaan panggul secara sistematismeliputi sebagai berikut..

1.Anamnesis

pertanyaan kepada pasien atau keluarganya beberapa hal berikutdan jawabannya dicatat dalam
catatan medik.

a.Masalah/keluhan utama yang menjadi alasan pasien dating ke klinik.

b. Riwayat penyakit/masalah tersebut termasuk obat-obatan yang sudahdidapatc.

c.Tanggal hari pertama haid yang terakhir dan riwayat haidd.

d.Riwayat kehamilan sekarange.

e.Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu termasuk kondisianaknya

f.Riwayat penyakit yang pernah diderita dan riwayat penyakit dalamkeluarga Riwayat pembedahang.

g.Riwayat alergi terhadap obat2.

2. Fisik Umum

a. Penilaian keadaan umum dan kesadaran penderita b.

b. Penilaian tanda vital (Tekanan darah, nadi, suhu dan pernapasan)c.

c. Pemeriksaan kepala dan leherd.

d. Pemeriksaan dada (pemeriksaan jantung dan paru-paru)e.

e. Pemeriksaan perut (kembung, nyeri tekan atau nyeri lepas, tanda abdomenakut, cairan bebas dalam
rongga perut)f.

f.Pemeriksaan anggota gerak (antara lain edema tungkai dan kaki)3.

3. Pemeriksaan Obstetri :

a. Pemeriksaan vulva dan perineum .


b. Pemeriksaan vagina

c.Pemeriksaan serviksd.

d. Pemeriksaan rahim (besarnya, kelainan bentuk, tumor dan sebagainya)e.

e. Pemeriksaan adneksaf.

f. Pemeriksaan his (frekuensi, lama, kekuatan relaksasi, simetri, dandominasi fundus)g.

g. Pemeriksaan janin :

 Didalam atau diluar rahim


 jumlah janin
 presentasi janin dan turunnya presentasi seberapa jauhd)
 posisi janin, moulase, dan kaput suksedaneume)
 Bagian kecil janin disamping presentasi (tangan, tali pusat, dan lain-lain)f)
 Anomali kongenital pada janing)
 Taksiran berat janinh.
 Janin mati atu hidup, gawat janin atau tidak4.

4. Pemeriksaan Panggul :

a. Penilaian pintu atas panggul

1)Promontorium teraba atau tidak

2)Ukuran konjugata diagonalis dan konjugata vera

3) penilaian linea inominata teraba berapa bagian atau teraba seluruhnya

b.Penialaian ruang tengah panggul

:1)Penilaian tulang sacrum (cekung atau datar)

2)Penilaian dinding samping (lurus atau konvergen)

3)Penilaian spina ischiadika (runcing atau tumpul)

4)Ukuran jarak antaspina iskiadika distansia interspinarum)

c.Penilaian pintu bawah panggul :

1)Arkus pubis (lebih besara atau kurang dari 90°)

2)Penilaian tulang koksigis (ke depan atau tidak)

3)Penilaian adanya tumor jalan lahir yang menghalangi persalinan pervaginam


4)Penilaian panggul (panggul luas, sempit atau panggul patologik)

d.Penilaian imbang feto-pelvik : (imbang feto-pelvik baik atau disproporsisefalo-pelvik)

5.Pemeriksaan Laboratorium

Pemeriksaan laboratorium sangat membantu dan menentukan baikdalam penanganan kasus


perdarahan, infeksi dan sepsis, hipertensi dan preeklamsia/eklamsia, maupun kasus kegawatdaruratan
yang lain.

6.Pemeriksaan DarahDarah diambil untuk pemeriksaan berikut (disesuaikan dengan indikasiklinik).

a) Golongan darah dan

cross match

b) Pemeriksaan darah lengkap termasuk trombosit.Kadar hemoglobin dan hematokrit penting dalam
kasus perdarahan.dalam perdarahan akut kadar Hb dapat lebih tinggi, tetapi dalam kenyataannya jauh
lebih rendah. Dalam kasus sepsis kadar Hb penting dalam kapasitasnya

suatu istilah untuk menggambarkan kondisi kliniktertentu yaitu pengaktifan inflammatory cascade dan
dianggap ada apabilaterdapat 2 kelainan dari 4 yaitu :

1) suhu tubuh,

2) Frekuensi jantung,

3)frekuensi napas

4) jumlah leukosit. Jumlah trombosit meningkat pada peradangan dan menurun pada DIC.
(disseminated intravascular coagulation).

c)Pemeriksaan ureum dan kreatinin untuk menilai fungsi ginjal dan dehidrasi berat

d) pemeriksaan glukosa darah

e) Pemeriksaan pH darah dan elektrolit (HCO3, Na, K, dan Cl)

f) ( Pemeriksaan koagulasi

g) Pemeriksaan fungsi hati, bilirubin, dalam evaluasi gagal organ ganda

h) Kultur darah untuk mengetahui jenis kuman

7. Pemeriksaan Air KemihDilakukan pemeriksaan air kemih lengkap dan kultur. Dalam kondisisyok biasa
produksi air kemih sedikit sekali atau bahkan tidak ada. Berat jenisair kemih meningkat lebih dari 1.020
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Kegawatdaruratan dapat didefinisikan sebagai situasi serius dan kadang kala berbahaya yang terjadi
secara tiba-tiba dan tidak terduga dan membutuhkan tindakan segera guna menyelamtkan jiwa/ nyawa
(Campbell S, Lee C, 2000).

Penanganan kegawatdaruratan obstetrik ada tidak hanya membutuhkan sebuat tim medis yang
menangani kegawatdaruratan tetapi lebih pada membutuhkan petugas kesehatan yang terlatih untuk
setiap kasus-kasus kegawatdaruratan.

Prinsip umum penanganan kasus kegawatdaruratan

a. Pastikan jalan napas bebas


b. Pemberian oksigen

c. Pemberian cairan intravena

d. Pemberian tranfusi darah

e. Pasang kateter kandung kemih

f. Pemberian antibiotika

g. Obat pengurang rasa nyeri

h. Penanganan masalah utama

i. Rujukan

3.2 Saran

Bidan seharusnya tetap tenang, jangan panik, jangan membiarkan ibu sendirian tanpa
penjaga/penunggu. Bila tidak ada petugas lain, berteriaklah untuk meminta bantuan. Jika ibu tidak
sadar, lakukan pengkajian jalan nafas, pernafasan dan sirkulasi dengan cepat. Jika dicurigai adanya syok,
mulai segera tindakan membaringan ibu miring ke kiri dengan bagian kaki ditinggikan, longgarkan
pakaian yang ketat seperti BH/Bra. Ajak bicara ibu/klien dan bantu ibu/klien untuk tetap tenang.
Lakukan pemeriksaan dengan cepat meliputi tanda tanda vital, warna kulit dan perdarahan yang keluar.

DAFTAR PUSTAKA

Prof. dr. Abdul Bari Saifuddin, SpOG., MPH, Prof. Dr.dr. Gulardi Hanifa Wiknjosastro, SpOG., Prof. Dr. dr.
Biran Affandi, SpOG., dr. Djoko Waspodo, SpOG. 2010. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan
Maternal dan Neonatal. PT BINA PUSTAKA SARWONO PRAWIROHARDJO : Jakarta.

Karen. C. Comerford. 2010. Buku Saku Maternal-Neonatal Edisi 2. EGC : Jakarta

Ben-Zion Taber, M.D. 2011. Kapita Selekta Kedaruratan Obstetri dan Ginekologi. EGC : Jakarta

Anda mungkin juga menyukai