Anda di halaman 1dari 4

Mata kuliah : Perencanaan dan Evaluasi Kebijakan Kesehatan

Dosen : Dr. Andi Rizki Amelia AP, SKM. M.Kes

PENERAPAN FUNGSI MANAJEMEN (POACE)

KETERSEDIAAN OBAT SESUAI FORMULARIUM DI RS ISLAM FAISAL


MAKASSAR

RUMAH SAKIT ISLAM FAISAL

ITA PUSPITA SAN


0094.10.09.2018

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

MAKASSAR

2019
PENERAPAN FUNGSI MANAJEMEN (POACE)

I. Pendahuluan

Rumah sakit adalah suatu bagian dari organisasi medis dan sosial yang mempunyai
fungsi untuk memberikan pelayanan kesehatan lengkap kepada masyarakat, baik kuratif
maupun preventif pelayanan keluarnya menjangkau keluarga dan lingkungan rumah. Rumah
sakit juga merupakan pusat untuk latihan tenaga kesehatan dan penelitian biologi, psikologi,
sosial ekonomi dan budaya. Undang-Undang Republik Indonesia nomor 44 tahun 2009
tentang Rumah Sakit menyebutkan bahwa Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan
yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang
menyediakan pelayanan rawat inap, rawatjalan, dan gawat darurat.

Menurut Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.


340/MENKES/PER/III/2010 tentang Klasifikasi Rumah Sakit : “Rumah sakit adalah
institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan
secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan dan gawat darurat”.
Sedangkan pengertian rumah sakit menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia No. 1204/Menkes/SK/X/2004 tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan Rumah
Sakit, dinyatakan bahwa : “Rumah sakit merupakan sarana pelayanan kesehatan, tempat
berkumpulnya orang sakit maupun orang sehat, atau dapat menjadi tempat penularan
penyakit serta memungkinkan terjadinya pencemaran lingkungan dan gangguan kesehatan”.

Fomularium obat adalah daftar obat yang digunakan di rumah sakit yang telah
ditetapkan jumlah item nama/jenis obat dalam hal ini meliputi obat paten dan obat generiK.
Komite Farmasi dan Terapi menyusun formularium rumah sakit. Kemudian mengacu pada
formularium nasional. Dan komite farmasi dan terapi mengesahkan formularium rumah sakit
untuk 1 tahun berlaku dan di revisi setiap 6 bulan. Melalui rapat rutin bulanan komite farmasi
dan terapi. Formularium Rumah Sakit (FRS) adalah suatu daftar obat baku
besertaperaturannya yang digunakan sebagai pedoman dalam pemakaian obat di suatu
rumah sakit yang dipilih secara rasional, berdasarkan informasi obat yang sah dan
kebutuhan pasien di rumah sakit. Ketersediaan obat harus sesuai dengan formularium RS
yang berlaku.

Sudah sewajarnya apabila membicarakan tentang menejemen di rumah sakit maka


terlebih dahulu harus dipahami dan dimengerti arti menejemen. Pada dasarnya, menejemen
dibutuhkan untuk semua tipe kegiatan organisasi dimana orang-orang bekerja sama dalam
organisasi untuk mencapai tujuan bersama. Teori sederhana untuk manajemen pelayanan
kesehatan yang telah banyak dipakai adalah bangunan rumah sakit, fasilitas, alat-alat
kesehatan, sumber daya manusia, dana. Melalui proses manajemen yang baik yang meliputi
planning, organizing, actuating, dan controlling diharapkan menghasilkan produk jasa
pelayanan kesehatan yang baik dan diharapkan menjadikan rumah sakit yang dapat
mencapai tujuan survival. Seluruh kegiatan manajemen dapat dilihat secara fungsional (sisi
manajemen dan sisi administrasi) yang melahirkan pengaturan secara fungsional dalam
proses administrasi. Proses yang dimaksud yaitu serangkaian tahap kegiatan mulai dari
menentukan sasaran sampai berakhirnya sasaran/tercapainya tujuan.

II. TUJUAN
1. Meningkatkan kualitas pelayanan kefarmasian di Rumah Sakit Islam Faisal
2. Menjamin ketersediaan obat di Rumah Sakit Islam Faisal
3. Menjamin mutu obat di Rumah Sakit Islam Faisal

III. PLANING (Perencanaan Kegiatan)


Perencanaan adalah suatu proses yang sistematik berupa pengambilan keputusan tentang
pemilihan sasaran, tujuan, strategi, kebijakan bentuk program, pelaksanaan program dan
penilaian keberhasilan. Perencanaan berarti pemilihan alternatif. Perencanaan juga
diartikan sebagai upaya memanfaatkan sumber-sumber yang tersedia dengan
memperhatikan segala keterbatasan guna mencapai tujuan secara efisien dan efektif.
Perencanaan merupakan langkah awal dalam proses manajemen, karena dengan
merencanakan aktivitas organisasi kedepan, maka segala sumber daya dalam organisasi
difokuskan pada pencapaian tujuan organisasi.
Rencana kegiatan meliputi :
- Menerima laporan pemakaian obat 1 tahun sebelumnya atau 3 bulan terakhir
- Melakukan evaluasi terhadap ketersediaan anggaran , jumlah pengadaan, jumlah
yang didistribusikan, jumlah yang digunakan di unit pelayanan kesehatan.
Mengevaluasi stok persediaan yang tersisa.
- Melakukan perencanaan kebutuhan obat yang ditetapkan berdasarkan data dari unit
pelayanan kesehatan di Rumah Sakit.
- Menyepakati jenis dan jumlah obat yang dibutuhkan serta jumlah kebutuhan dana
untuk anggaran belanja.
- Menyusun rencana pengadaan obat sesuai dengan dana dari berbagai sumber
anggaran.
IV. ORGANIZING (Cara Melakukan Kegiatan)
1. Membentuk tim pejabat pembuat komitmen melalui komite farmasi dan terapi
2. Penyusunan Rencana Kerja Operasional
- Melakukan kompilasi data pemakaian obat
- Menyiapkan data tentang obat yang akan diterima pada tahun berjalan
- Menyiapkan daftar harga setiap jenis obat.
- Melakukan pengadaan obat sesuai perencaan yang telah di buat baik pembelian
langsung maupun tender, untuk ketersediaan obat.
3. Mengadakan rapat pertemuan tim pejabat pembuat komitmen dengan komite farmasi
dan terapi.
4. Melakukan evaluasi terhadapat perencanaan yang dibuat dengan pengadaan oleh
Komite Farmasi dan terapi. Terkait ketersediaan obat di tahun berjalan.
5. Komite farmasi dan terapi melakukan monitoring terhadap ketersediaan obat sesuai
dengan formularium Rumah Sakit

V. ACTUATING (Sasaran)
a. Penilaian kinerja terhadap tim pejabat pembuat komitmen oleh komite farmasi dan
terapi.
b. Monitoring dan pelaporan dilakukan oleh komite farmasi dan terapi.
c. Peningkatan Mutu layanan farmasi yaitu unit farmasi

VI. CONTROLING (RencanaEvaluasi)


1. Setiap 6 bulan melakukan revisi daftar formularium Rumah Sakit baik pengeluaran
atau penambahan obat dalam daftar formularium Rumah Sakit.
2. Setiap 1 bulan Tim pejabat pembuat komitmen membuat laporan pengadaan sesuai
dengan formularium Rumah Sakit.
3. Setiap 3 bulan komite farmasi dan terapi melakukan monitoring terhadap ketersediaan
obat sesuai dengan formularium rumah sakit.
4. Memantau tingkat keberhasilan Tim pejabat pembuat komitmen untuk mengadakan
obat sesuai formularium.

VII. EVALUASI(PencatatandanPelaporan)
1. Melakukan supervise oleh komite farmasi dan terapi.
2. Mengumpulkan laporan supervise.
3. Membahas dan menganalisa hasil laporan supervise.
4. Mengadakan tindakan intervensi apabila ditemukan masalah.
5. Komite farmasi dan terapi melaporkan kepada direktur Rumah Sakit tentang capaian
hasil kerja Tim.
6. Melakukan tindak lanjut hasil supervisi

Anda mungkin juga menyukai