Anda di halaman 1dari 16

Rumah Sakit Umum

MUSLIMAT PONOROGO
Jl. Jend. Ahmad Yani No. 155 Ponorogo

PROGRAM KERJA
BAGIAN
PENUNJANG MEDIS

2019
PROGRAM KERJA

BAGIAN PENUNJANG MEDIS

I. PENDAHULUAN

Dalam Undang-undang RI no 44 tahun 2009 tentang Rumah sakit dijelaskanbahwa


penyelenggaraan rumah sakit bertujuan memberi perlindungan terhadapkeselamatan pasien
(patien Safety), masyarakat, lingkungan rumah sakit dansumber daya manusia di rumah sakit.
Oleh sebab itu rumah sakit berkewajibanmemberikan pelayanan kesehatan yang aman, bermutu,
anti diskriminasi danefektif dengan mengutamakan kepentingan sesuai dengan standar
pelayananrumah sakittermasuk di dalamnya pelayanan tenaga kesehatan lainnya .

Rumah sakit adalah semua sarana kesehatan yang menyelenggarakanpelayanan


rawat inap, rawat jalan, gawat darurat, tindakan medik yangdilaksanakan selama 24 jam
melalui upaya kesehatan perorangan. Dalampenyelenggaraan pelayanan rumah sakit, maka
rumah sakit harus melakukanupaya peningkatan mutu pelayanan medik serta pelayanan
penunjang medisdan non medis baik melalui akreditasi, sertifikasi, ataupun proses
peningkatanmutu lainnya.

Dalam perkembangannya rumah sakit telah berubah menjadi suatu institusiyang sangat
kompleks sehingga memerlukan suatu manajemen yang baik.Dengan mengikuti standar
akreditasi rumah sakit di Indonesia maka diharapkanrumah sakit akan dapat memberikan sebuah
pelayanan yang baik, pelayananyang baik ini tidak akan terwujud apabila rumah sakit tidak
memperhatikanfasilitas keamanan untuk pasien (patient safety), pengunjung, dan
petugas(Keselamatan dan Kesehatan Kerja).

II. LATAR BELAKANG

Upaya peningkatan mutu pelayanan kesehatan dapat diartikan keseluruhanupaya


dan kegiatan secara komprehensif dan integratif yang menyangkutstruktur, proses, outcome
secara objektif, sistematik dan berlanjut memantaudan menilai mutu dan kewajaran pelayanan
terhadap pasien, menggunakanpeluang untuk meningkatkan pelayanan pasien, dan memecahkan
masalahmasalah yang terungkapkan sehingga pelayanan yang diberikan di rumah sakitberdaya
guna dan berhasil guna. Mutu pelayanan kesehatan di rumah sakitperlu didukung oleh sumber
daya yang dimiliki meliputi sumber daya manusia,sarana, prasarana, peralatan medis, dan
anggaran rumah sakit yang memadai.Berdasarkan Visi Rumah Sakit Umum Muslimat Ponorogo
yaitu “Terwujudnya Rumah Sakit Umum Muslimat yang Profesional, Berkualitas, Ramah,
Nyaman dan Islami”. oleh karena itu diperlukan suatu program kerja tahunan
gunapeningkatan mutu pelayanan Rumah Sakit pada tahun 2017.

Buku program kerja ini merupakan kerangka dasar dalam pelaksanaan kegiatanatau
rencana kerja bidang pelayanan medis serta pelayanan penunjang medissehingga dapat
melaksanakan kegiatan tersebut secarasistematis dan terkoordinasi.

III. TUJUAN
a. Tujuan Umum

Meningkatkan mutu pelayanan di RSU Muslimat ponorogo

b. Tujuan Khusus
1) Terselenggaranya penempatan (distribusi), pembinaan, bimbingan dan
monitoring kinerja pelayanan penunjang medis.
2) Terselenggaranya pengaturan dan pengawasan fasilitas sarana dan prasarana
pelayanan.
3) Terselenggaranya perencanaan, peningkatan pengetahuan dan ketrampilan tenaga
kesehatan lainnya.
4) Terselenggaranya evaluasi pengendalian mutu pelayanan penunjang medis.
IV. KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN

A. Instalasi Farmasi

Instalasi Farmasi mempunyai tugas mulai dari pengelolaan obat/alkes (penerimaan,


penyimpanan, dan pendistribusian), pelayanan resep ataupun non resep, dan administrasi
Instalasi Farmasi.
Untuk menyelenggarakan tugas tersebut, Instalasi Farmasi mempunyai kegiatan pokok
meliputi :
1. Penerimaan, penyimpanan, pemeliharaan, dan pendistribusian obat dan alat kesehatan.
2. Pelayanan resep maupun non resep
3. Pelaporan administrasi
4. Pengamatan terhadap mutu dan stabilitas obat dan alkes
Rincian kegiatan Instalasi Farmasi :
a. Penyimpanan dan pendistribusian
Beberapa jenis obat memerlukan tempat penyimpanan khusus termasuk diantaranya vaksin
dan narkotika. Penyimpanan obat< 25°C (sejuk) disimpan dalam ruangan ber-AC, penyimpanan
dingin disimpan dalam lemari pendingin (2-8°C), dan penyimpanan 0°C disimpan dalam freezer.
Obat yang diterima disusun dalam rak sesuai dengan bentuk sediaan obat dan ditata berdasarkan
alphabet. Pendistribusian obat menggunakan prinsip FIFO (First In First Out) yang artinya obat
dan alkes yang pertama diterima harus dikeluarkan/digunakan pertama atau lebih awal, karena
biasanya juga diproduksi lebih awal dan juga menggunakan prinsip FEFO (First Expire First
Out) yang artinya obat yang expire-nya lebih dekat harus dikeluarkan terlebih dahulu. Jadi
obat/alkes kita bisa meminimkan/mengendalikan barang yang ED kemungkinan lebih
sedikit.Untuk yang masih bisa diretur dikembalikan ke supplier.
- Penanganan obat dan alkes kadaluarsa.
Stabilitas obat yang disimpan dapat mengalami perubahan baik karena faktor fisik maupun
kimiawi dan melewati batas kadaluarsa.Untuk obat dan alkes yang kadaluarsa dan terjadi
perubahan mutu ditempatkan terpisah dan didata sesuai jenis dan jumlah obat.Data dilaporkan ke
Direktur untuk ditindak lanjuti selanjutnya.
- Penanganan obat/alkes slow moving dan macet.
Pendataan obat/alkes yang slow moving dan macet dilakukan apabila dalam waktu 3 bulan
obat/alkes sedikit pengeluaran atau kadang tidak ada pengeluaran dari Gudang Farmasi.
Obat/alkes perlu didata sesuai dengan jenis/sediaan obat, jumlah obat, batas kadaluarsa dan
kandungan/isi obat.Data tersebut dilaporkan ke Direktur, selanjutnya diadakan pengeluaran
obat/alkes yang macet dan mendekati batas kadaluarsa.

b. Pelayanan Resep
- Skrining Resep
Skrining resep meliputi :
b.1. Persyaratan Administratif :
- Identitas dokter 
- Tanggal penulisan resep
- Identitas pasien
- Cara pemakaian yang jelas
- Informasi lainnya
b.2. Kesesuaian farmasetik : bentuk sediaan, dosis, potensi, stabilitas, inkompatibilitas,
cara dan lama pemberian
b.3. Pertimbangan klinis : adanya alergi, efek samping, interaksi, kesesuaian (dosis,
durasi, jumlah obat dan lain-lain). Jika ada keraguan terhadap resep dikonsultasikan
kepada dokter penulis resep dengan memberikan pertimbangan dan alternatif
seperlunya bila perlu menggunakan persetujuan setelah pemberitahuan.

- Penyiapan obat.
Peracikan.merupakan kegiatan menyiapkan menimbang, mencampur, mengemas dan
memberikan etiket pada wadah.Dalam melaksanakan peracikan obat harus dibuat suatu prosedur
tetap dengan memperhatikan dosis, jenis dan jumlah obat serta penulisan etiket yang benar.
a. Etiket.
Etiket harus jelas dan dapat dibaca.
b. Kemasan Obat yang Diserahkan
Obat dikemas dengan rapi dalam kemasan yang cocok sehingga terjaga
kualitasnya.
- Penyerahan Obat
Sebelum obat diserahkan pada pasien harus dilakukan pemeriksaan akhir terhadap
kesesuaian antara obat dengan resep.Penyerahan obat disertai pemberian informasi obat dan
konseling kepada pasien.PetugasInstalasiFarmasi harus memberikan informasi yang
benar, jelas, dan mudah dimengerti. Informasi obat pada pasien sekurang-kurangnya
meliputi : cara pemakaian, waktu pemakaian, lama pemakaian.

c. Administrasi
Dalam menjalankan pelayanan kefarmasian di Instalasi Farmasi, perlu dilaksanakan
kegiatan administrasi yang meliputi :
c.1. Administrasi Umum
Pencatatan, pengarsipan, pelaporan narktika, psikotropika, obat slow moving, dan
dokumentasi lain sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
c.2. Administrasi Pelayanan.
Pencatatan, pengarsipan, dan pelaporan resep dan peng-entry-an data ke Sistem Informasi
Manajemen Rumah Sakit.

d. Pengelolaan Obat Narkotika


Sesuai dengan Undang-Undang Kesehatan No. 36 tahun 2009, pasal 102(1) yang
menyebutkan bahwa penggunaan sediaan farmasi yang berupa narkotika dan psikotropika hanya
dapat dilakukan berdasarkan resep Dokter atau Dokter Gigi dan dilarang untuk disalahgunakan.
Dalam menghindari penyalahgunaan obat-obatan ini, maka pemerintah melakukan pengawasan
yang ketat terhadap obat golongan narkotika mulai dari pemesanan sampai dengan
pemakaiannya dan Apoteker Pengelola Apotek diharuskan membuat laporan pemakaian dan
pemusnahan narkotika..
- Penyimpanan Narkotika
Menurut Permenkes no. 28/Menkes/Per/I/1978 diatur bahwa apotek harus mempunyai lemari
khusus untuk penyimpanan obat-obat narkotika dengan persyaratan sebagai berikut :
a . Tempat tersebut seluruhnya terbuat dari kayu atau bahan lain serta mempunyai kunci
yang kuat.
b . Tempat penyimpanan tersebut dibagi dua, dan diberi kunci yang berlainan pula. Bagian
pertama untuk menyimpan morfin, pethidin dan garam-garamnya serta sediaan lainnya.
Sementara bagian kedua digunakan untuk menyimpan persediaan narkotika sehari-hari.
c . Lemari tersebut tidak boleh digunakan untuk menyimpan bahan-bahan lain dan harus
diletakkan di tempat aman serta tidak terlihat oleh umum. Kunci dari tempat tersebut
harus dipegang oleh satu orang. Apabila tempat tersebut berupa lemari yang berukuran
kurang dari 40 x 100 cm, maka harus dibuat pada tembok atau lantai.

- Penjualan Narkotika
Obat narkotika hanya boleh diserahkan dengan resep Dokter dan tidak boleh diulang hanya
berdasarkan salinan resep saja.

B. Unit Gizi
Unit Gizi mempunyai tugas dan kegiatan, diantaranya sebagai berikut :
1. Melakukan pelayanan asuhan gizi pasien rawat inap dan rawat jalan sesuai dengan
prosedur yang telah ditetapkan, melakukan monitoring dan evaluasi pada setiap tahap
kerja.
2. Melaksanakan seluruh kegiatan penyelenggaraan makan kepada pasien rawat inap
sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan sehingga dapat menghasilkan mutu
makanan yang berkualitas.
3. Melaksanakan semua program kerja rutin dan melakukan monitoring dan evaluasi.
4. Melakukan revisi dan perbaikan berdasarkan rekomendasi hasil akreditasi bulan
Oktober 2017.
5. Melakukan monitoring serta evaluasi terhadap revisi dan perbaikan rekomendasi hasil
akreditasi.
6. Pengkajian gizi pada pasien rawat inap dilakukan 2x24 jam dan dilakukan edukasi
umum pada pasien tidak beresiko malnutrisi dan dilakukan proses asuhan gizi
terstandar untuk pasien yang beresiko malnutrisi.
7. Mengkoordinasikan dengan perawat ruangan dan instalasi gizi mengenai rencana
terapi gizi yang akan diterapkan kepada pasien.
8. Melakukan penyelenggaraan makan rawat inap sesuai dengan kelas perawatan dan
diet yang sedang dijalani

C. Unit Gudang Farmasi


Gudang farmasi mempunyai tugas pengelolaan(penerimaan,penyimpanan,dan
pendistribusian) obat dan alat kesehatan yang diperlukan dalam rangka pelayanan kesehatan di
rumah sakit muslimat ponorogo.

1. Melakukan penerimaan,penyimpanan,pemeliharaan dan penggunaan obat dan alat


kesehatan
2. Melakukan pencatatan dan pelaporan mengenai persediaan dan penggunaan obat/alat
kesehatan
3. Melakukan pengamatan terhadap mutu obat secara umum baik yang ada dalam
persediaan maupun yang akan didistribusikan

Rincian kegiatan gudang farmasi :

a. Menyusun rencana anggaran pembelanjaan obat dan alat kesehatanSebelum melakukan


pengadaan maka gudang farmasi perlu mencatat dan mendata semua obat dan alat
kesehatan yang akan di butuhkan sesuai dengan kebutuhan sesuai dengan kebutuhan
rumah sakit.
b. Melakukan penerimaan obat dan alat kesehatan
Untuk menerima obat dan alat kesehatan maka diperlukan pengamatan meliputi
kesesuaian nomor batch,kondisi obat,batas kadaluarsa,dan jumlah sesuai dengan
pemesanan dan faktur yang di terima dari suplier
c. Pencatatan kartu stok
Kartu stok di gunakan untuk mencatat mutasi obat
(penerimaan,pengeluaran,hilang,rusak,atau kadaluarsa).tiap lembar kartu stok untuk
mencatat data satu jenis obat.data kartu stok di gunakan untuk menyusun
laporan,perencanaan,pengadaan dan pendistribusian obat/alkes sekaligus sebagai data
pembanding terhadap jumlah fisik di ruang dengan data computer
d. Pengentrian data /faktur
Obat/alkes yang diterima setelah diadakan pengecekan maka harus dilakukan pengentrian
data ke computer sesuai dengan data/faktur yang kita peroleh dari suplier
e. Penyimpanan dan pendistribusian
Beberapa jenis obat memerlukan tempat penyimpanan khusus termasuk diantaranya
vaksin dan narkotika.penyimpanan obat<25º C ( sejuk) disimpan dalam ruangan ber
AC,penyimpanan dingin di simpan dalam lemari pendinginan(2-8ºC),dan penyimpanan
0º disimpan dalam freezer.obat yang di terima disusun dalam rak sesuaidengan bentuk
sediaan obat dan ditata berdasarkan alphabet.pendistribusian obat menggunakan prinsip
FIFO( Fisrt In First Out) yang artinya obat dan alkes yang pertama diterima harus di
keluarkan/digunakan pertama atau lebih awal,karena biasanya juga diproduksi lebih awal
dan juga menggunakan prinsip FEFO(Fisrt Expire Fisrt Out) yang artinya obat yang
expirenya lebih dekat harus di keluarkan terlebih dahulu.jadi obat/alkes kita bisa
meminimkan/mengendalikan barang yang ED kemungkinan lebih sedikit.untuk yang
masih bisa diretur di kembalikan ke suplier
f. Penanganan obat dan alkes kadaluarsa
Stabilitas obat yang disimpan dapat mengalami perubahan baik karena faktor fisik
maupun kimiawi dan melewati batas kadaluarsa.untuk obat dan alkes yang kadaluarsa
dan terjadi perubahan mutu di tempatkan terpisah dan di data sesuai jenis dan jumlah
obat.data di laporkan ke Direktur untuk dilakukan pemusnahan
g. Penanganan obat /alkes slow moving dan macet
Pendataan obat/alkes yang slow moving dan macet dilakukan apabila dalam waktu 3
bulanobat/alkes sedikit pengeluaran atau kadang tidak ada pengeluaran dari gudang
farmasi.obat/alkes perlu didata sesuai dengan jenis/sediaan obat,jumlah obat,batas
kadaluarsa dan kandungan/isi obat.data tersebut dilaporkan di Direktur,selanjutnya
diadakan pengeluaran obat/alkes yang macet dan mendekati batas kadaluarsa
h. Pelaporan
Pelaporan gudang farmasi dilaporkan setiap bulan ke kasubBag penujang medis meliputi
laporan pembelian,laporan stok,dan laporan pendistribusian obat/alkes setiap bulan
sesuai kebutuhan Rumah sakit
D. Unit Rekam Medis

Unit Rekam Medis mempunyai tugas dan kegiatan, diantaranya sebagai berikut :
1. Evaluasi AKLPCM

Dokumen Rekam Medis Pencatatan Lengkap


2. Evaluasi AKTPP

Dokumen rekam Medis Tepat waktu penyetoran


3. Laporan Intern & Extern

1. Membuat laporan management RS


2. Membuat Laporan ke Dinkes
4. Diklat/PelatihanRekam Medis
5. Retensi berkas rekam medis

1. Memilah berkas in aktif


2. Pemindahan status ke Ruang in aktif.
3. Perapihan berkas

E. Unit Radiologi

Unit Radiologi mempunyai tugas dan kegiatan, diantaranya sebagai berikut :

1. Sumber Daya Manusia (SDM)


a. Orientasi Karyawan Baru, bertujuan untukmembekali karyawanbaru dengan langkah-
langkahsebagaiberikut :
a)Informasikan ke staf radiologi2 hari sebelumnyatentang waktuorientasi.
b)Lakukan orientasi.
c)Buat arsip untuk berkas orientasi.
b.Pelatihan / Seminar Radiologi,
bertujuan untuk meningkatkan pemahaman ilmu Radiologi dengan langkah-langkah sebagai
berikut :
a) Tentukan staf yang ikut seminar.
b) Satu bulan sebelum pelaksanaan seminar, ajukan permohonan izin untukdiikutsertakan
seminar tersebut.
c) Konfirmasikan kembali kepada panitia pelaksana mengenai teknispelaksanaan seminar.
d) Izinkan staf untuk mengikuti seminar selama hari yang telah ditentukan.
c.Evaluasi kinerja,bertujuan untuk meningkatkan kinerja SDM denganlangkah-langkah
sebagaiberikut :
a) Tetapkan kriteria evaluasi dan tunjuk petugas evaluator
b) Lakukan evaluasi
c) Susun laporan evaluasi kinerja

2. Fasilitas / Peralatan Radiologi


a. Pemeliharaan fasilitas dan alat radiologi,
bertujuan untuk memastikan fasilitasradiologi terpelihara dengan baik denganlangkah-
langkah sebagai berikut :
a) Lakukan servis alat jika pada proses kalibrasi ditemukan alat yang
sudahharus diservis
b) Lakukan pengajuan permohonan servis ke bagian tekhnisi IPSRS
c) Lakukan pengajuan kebutuhan alat ke bagian IPSRS
b. Kalibrasi Alat,
bertujuan untukmemastikan pesawat pesawat di radiologi terkalibrasi dengan
tepat dengan langkah-langkah sebagai berikut :
a) Lakukan pengawasan jadwal kalibrasi dan QC harian alat.
b) Lakukan kalibrasi sesuai jadwal kalibrasi atau bilaterjadi suatu hal
yangdapat mengganggu kalibrasi alat.
c. Pengadaan Alat,
bertujuan untuk menambah kualitas pelayanan dalam bidang radiodiagnostik
dan imaging dengan langkah-langkah sebagai berikut:
a) Lakukan pengajuan alat CR ke bagian pengadaan barang RS
b) Lakukan pengajuan CT Scan kebagian pengadaan barangRS
3. Mutu Pelayanan
a. Angka Pengulangan foto rontgen (reject film) konvensional
Pengulangan foto rontgen (reject film) konvensional saat pemeriksaan
menyebabkan jumlah paparan yang diterima pasien bertambah dengan
langkah-langkah sebagai berikut :
a) Lakukan sensus reject foto Setiap bulan
b) Setelah 3 bulan jumlah pengulangan foto dianalisa dan di evaluasi
c) Lakukan perbaikan pada faktor yang dapat
mengakibatkanpengulangan foto
b. b.
b. Angka ekspertise foto rontgen konvensional oleh dokter spesialis
radiologipembacaan dan verifikasi hasil pemeriksaan foto rontgen dilakukan olehtenaga
ahli yaitu dokter spesialis radiologi untuk memastikan ketepatan diagnosis.
Langkah-langkah sebagai berikut:
a) Jumlah foto rontgen konvensional yang diekspertise oleh
dokterSp.Rad
b) Jumlah seluruh pemeriksaan foto
c) Jumlah foto rontgen konvensional yang diekspertise oleh
dokterSp.Rad/Jumlah seluruh pemeriksaan foto x 100%

4. Keselamatan Pasien
Identifikasi pasien, bertujuan untuk memastikan keselamatan dan keamananpasien dengan
langkah-langkah sebagai berikut :
a) Lakukan identifikasi pasien dengan benar yaitu dengan
mencantumkanNama dan Tanggal lahir
b) Selalu memasang tanda atau marker identifikasi bagian yang
dirontgen(Right & Left)
c) Lakukan pelatihan keselamatan dan keamanan pasien (resiko pasien jatuh)
d) Pasang rambu-rambu bahaya radiasi di tiap ruangan pemeriksaan
e) Pasang lampu merah sebagai tanda sedang dilakukannya pemeriksaan
f) Pantau praktek keselamatan dan keamanan pasien
g) Laporkan setiap insiden keselamatan pasien dan lakukan evaluasi
5. Keselamatan Kerja
Pemakaian Alat Pelindung Diri (APD), bertujuan untuk memastikan keselamatankerja di
radiologi dengan langkah-langkah sebagai berikut :
a) Lakukan pelatihan keselamatan dan keamanan kerja
b) Menyediakan alat pelindung diri dan fasilitas untukkeselamatan kerja
c) Menyediakan alat pengukur radiasi berupa Film Badgeuntuk
dipakaisetiap radiografer
d) Pantau praktek keselamatan dan keamanan kerja
e) Lakukan evaluasi

F. Unit Fisioterapi
1. Promotif
Pembagian leaflet
 Pengenalan fisioterapi
 Penanganan cedera akut
 Ergonomi kerja
 Edukasi stroke
 Edukasi nyeri
 Edukasi degenerasi
 Edukasi tumbuh kembang
2. Promotif dan persiapan senam TAI-CHI lansia
 Pembuatan leflet dan promosos
 Persiapan SDM
 Persiapan sarana dan prasarana
 Cek kesehatan standar
 Senam bersama
G. Unit Laboratorium
Unit Laboratorium mempunyai tugas dan kegiatan, diantaranya sebagai berikut :
1. Sumber Daya Manusia (SDM)
a. Orientasi karyawan
- Orientasi umum
- Orientasi khusus
b. Pelatihan plebotomi
c. Pelatihan TB Dot
d. Pelatihan teknik pemeriksaan laboratorium
e. Pelatihan etika profesi analis
f. Pelatihan eksternal/seminar
g. Evaluasi kinerja
h. Penambahan tenaga analis laboratorium
i. Tes kesehatan bagi karyawan
2. Fasilitas/peralatan laboratorium
a. Pemeliharaan alat
b. Kalibrasi alat
c. Penggantian/penambahan laboratory information system
d. Penambahan alat medis
3. Mutu pelayanan
a. Control mutu internal
b. Tes keahlian/PME
c. Kontrol mutu laboratorium luar
4. Keselamatan pasien
Identifikasi pasien untuk memastikan keselamatan dan keamanan pasien
5. Keselamatan kerja
Pemakaian alat pelindung diri (APD)
6. Pencegahan dan pengendalian infeksi
Cuci tangan
7. Kegiatan bulanan
a. Rapat rutin bulanan
b. Stok opname
8. Promosos
a. Cek haji
b. Cek calon mahasiswa baru
c. Cek calon tenaga kerja atau general check up

V. CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN


Program dilaksanakan oleh seluruh karyawan yang ada di bawah bagian
penunjang medis.

VI. SASARAN
1) Unit Gizi
2) Unit Laboratorium
3) Unit Rekam Medis
4) Instalasi Farmasi
5) Unit Radiologi
6) Unit Fisioterapi
7) Unit Gudang Farmasi

VII.JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN

No Jenis Kegiatan Bulan


Jan Fe Mar Apr Mei Jun Ju Agt Sep Okt Nov Des
b l t
1. Pelaksanaan v v v v v v v v v v v V
Program tiap
instalasi
2. Rapat rutin v v v v v v v v v v v V
3. Evaluasi v v v v
VIII. Evaluasi Pelaksanaan Kegiatan dan Pelaporan

Evaluasi pelaksanaan kegiatan dilaksanakan melalui analisa hasil kegiatanpada


bagian pelayanan Penunjang Medis setiap 1 tahun sekalidan selanjutnya disusun sebagai
pelaporan hasil kegiatan bagianpelayanan penunjang untuk disampaikan kepada Wakil Direktur
dan Direktur

IX. Pencatatan, Pelaporan dan Evaluasi Kegiatan


a. Pencatatan

Pencatatan kegiatan dilaksanakan bagian Penunjang Medis kemudian dibuat


rekapitulasi setiap 1 tahun sekali

b. Pelaporan

Hasil pencatatan dilaporkan kepada Wakil Direktur Pelayanan Medis

c. Evaluasi kegiatan

Evaluasi kegiatan pelayanan bagianpenunjang medis sebagai hasilkegiatan dilakukan


melalui rapat bagian penunjang medis.Hasil evaluasi disusunsebagai laporan kegiatan
bagian penunjang medis.

Anda mungkin juga menyukai