Anda di halaman 1dari 34

PROGRAM KERJA INSTALASI FARMASI TH 2018

BAB I
PENDAHULUAN

1. LATAR BELAKANG

Undang– Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan


menyebutkan bahwa praktik kefarmasian meliputi pembuatan termasuk
pengendalian mutu Sediaan Farmasi, pengamanan, pengadaan, penyimpanan
dan pendistribusian Obat, pelayanan Obat atas Resep dokter, pelayanan
informasi Obat serta pengembangan Obat dan bahan Obat harus dilakukan oleh
tenaga kesehatan yang mempunyai keahlian dan kewenangan sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
Berdasarkan kewenangan pada peraturan perundang-undangan,
Pelayanan Kefarmasian telah mengalami perubahan yang semula hanya
berfokus kepada pengelolaan Obat (drugoriented) berkembang menjadi
pelayanan komprehensif meliputi pelayanan Obat dan pelayanan farmasi klinik
yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas hidup pasien.Peraturan Pemerintah
Nomor 51 Tahun 2009 tentang Pekerjaan Kefarmasian menyatakan bahwa
Pekerjaan Kefarmasian adalah pembuatan termasuk pengendalian mutu Sediaan
Farmasi, pengamanan, pengadaan, penyimpanan dan pendistribusian atau
penyaluran Obat, pengelolaan Obat, pelayanan Obat atas Resep dokter,
pelayanan informasi Obat, serta pengembangan Obat, dan bahan Obat.
Pekerjaan kefarmasian tersebut harus dilakukan oleh tenaga kesehatan yang
mempunyai keahlian dan kewenangan untuk itu.Peran Apoteker dituntut untuk
meningkatkan pengetahuan, keterampilan,dan perilaku agar dapat
melaksanakan interaksi langsung dengan pasien. Bentuk interaksi tersebut
antara lain adalah pemberian informasi Obat dan konseling kepada pasien yang
membutuhkan.
Apoteker harus memahami dan menyadari kemungkinan terjadinya
kesalahan pengobatan (medication error)dalamproses pelayanan dan
mengidentifikasi, mencegah,serta mengatasi masalah terkait Obat (drug related
problems), masalah farmakoekonomi, dan farmasi sosial
(sociopharmacoeconomy). Untuk menghindari hal tersebut, Apoteker harus

INSTALASI FARMASI
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SEKAYU 1
menjalankan praktik sesuai standar pelayanan. Apoteker juga harus mampu
berkomunikasi dengan tenaga kesehatan lainnya dalam menetapkan terapi untuk
mendukung penggunaan Obat yang rasional. Dalam melakukan praktik tersebut,
Apoteker juga dituntut untuk melakukan monitoring penggunaan Obat,
melakukan evaluasi serta mendokumentasikan segala aktivitas kegiatannya.
Untuk melaksanakan semua kegiatan itu, diperlukan Standar Pelayanan
Kefarmasian.

2. TUJUAN
a. TujuanUmum:
Untuk meningkatkan pelayanan kefarmasian di Rumah Sakit Umum
Daerah Sekayu.
b. Tujuan Khusus :
1. Sebagai pedoman dalam memberikan pelayanan kefarmasian di
RSUD Sekayu
2. Sebagai pedoman kerja bagi apoteker dan tenaga Teknis
Kefarmasian dalam mendukung pelayanan kesehatan.
3. Untuk menjamin penggunaan Obat yang benar dan rasional.
4. Memonitoring penggunaan Obat untuk mengetahui tujuan akhir, serta
kemungkinan terjadinya kesalahan pengobatan.

INSTALASI FARMASI
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SEKAYU 2
BAB II
SASARAN, KEGIATAN POKOK DAN JADWAL KEGIATAN

2.1 SASARAN
Pelayanan Kefarmasian di Rumah Sakit meliputi 2(dua) kegiatan,yaitu :
1. Kegiatan yang bersifat manajerial berupa pengelolaan Sediaan
Farmasi, Alat Kesehatan,dan Bahan Medis Habis Pakai.
2. Pelayanan farmasi klinik. Kegiatan tersebut harus didukung oleh
sumber daya manusia,sarana dan prasarana.
2.2 KEGIATAN POKOK
a. Pengelolaan Kefarmasian.
Kegiatan pengelolaan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan
Medis Habis Pakai dilakukan sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku meliputi pemilihan, perencanaan kebutuhan,
pengadaan, penerimaan, penyimpanan, pendistribusian, pemusnahan dan
penarikan, pengendalian, pencatatan dan pelaporan.
1. Pemilihan
Pemilihan adalah kegiatan untuk menetapkan jenis sediaan farmasi,
alat kesehatan, dan bahan medis habis pakai berdasarkan
Formularium Nasional, Formularium RS, standar pengobatan/pedoman
diagnosa dan terapi, pola penyakit, efektifitas dan keamanan,
pengobatan berbasis bukti, mutu, harga dan ketersediaan di pasaran.
2. Perencanaan
Dalam membuat perencanaan pengadaan SediaanFarmasi, Alat
Kesehatan dan Bahan Medis Habis Pakai merupakan kegiatan untuk
menentukan jumlah dan periode pengadaan sesuai dengan hasil
kegiatan pemilihan untuk menjamin terpenuhinya kriteria tepat jenis,
tepat jumlah, tepat waktu dan efisien. Perencanaan dilakukan untuk
menghindari kekosongan obat dengan menggunakan metode yang
dapat dipertanggungjawabkan dan dasar-dasar perencanaan yang
telah ditentukan antara lain konsumsi, epidemiologi, kombinasi metode
konsumsi dan epidemiologi dan disesuaikan dengan anggaran yang
tersedia.

INSTALASI FARMASI
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SEKAYU 3
3. Pengadaan
Pengadaan merupakan kegiatan yang dimaksudkan untuk
merealisasikan perencanaan kebutuhan.Pengadaan yang efektif harus
menjamin ketersediaan, jumlah dan waktu yang tepat dengan harga
yang terjangkau dan sesuai standar mutu. Untuk menjaminkualitas
Pelayanan Kefarmasian maka pengadaan SediaanFarmasimelalui jalur
resmi sesuai ketentuanperaturanperundang-undangan.
4. Penerimaan
Penerimaan merupakan kegiatan untuk menjamin kesesuaian jenis
spesifikasi, jumlah, mutu, waktu penyerahan dan harga yang tertera
dalam surat pesanan dengan kondisi fisik yang diterima.
5. Penyimpanan
a. Obat/bahan Obat harus disimpan dalam wadah asli dari pabrik.
Dalam hal pengecualian atau darurat di mana isi dipindahkan pada
wadah lain, maka harus dicegah terjadinya kontaminasi dan harus
ditulis informasi yang jelas pada wadah baru. Wadah sekurang–
kurangnya memuat nama Obat,nomor batch dan tanggal
kadaluwarsa.
b. Semua Obat/bahan Obat harus disimpan pada kondisi yang sesuai
sehingga terjamin keamanan dan stabilitasnya.
c. Sistem penyimpanan dilakukan dengan memperhatikan bentuk
sediaan dan kelas terapi Obats erta disusun secara alfabetis.
d. Pengeluaran Obat memakai system FEFO (First Expire First Out)
dan FIFO (First In First Out)
6. Pendistribusian
Distribusi merupakan suatu rangkaian kegiatan dalam rangka
menyalurkan/menyerahkan sediaan farmasi.
7. Pemusnahan
a. Obat kadaluwarsa atau rusak harus dimusnahkan sesuai dengan
jenis dan bentuk sediaan. Pemusnahan Obat kadaluwarsa atau
rusak yang mengandung narkotika atau psikotropika dilakukan oleh
Apoteker dan disaksikan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota.
b. Pemusnahan Obat selain narkotika dan psikotropika dilakukan oleh
Apoteker dan disaksikan oleh tenaga kefarmasian lain yang memiliki

INSTALASI FARMASI
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SEKAYU 4
surat izin praktik atau surat izin kerja. Pemusnahan dibuktikan
dengan berita acara pemusnahan menggunakan formulir 1
sebagaimana terlampir.
c. Resep yang telah disimpan melebihi jangka waktu 5 (lima) tahun
dapat dimusnahkan. Pemusnahan Resep dilakukan oleh Apoteker
disaksikan oleh sekurang–kurangnya petugas lain di Instalai
Farmasi dengan cara dibakar atau cara pemusnahan lain yang
dibuktikan dengan berita acara pemusnahan resep menggunakan
formulir 2 sebagaimana terlampir dan selanjutnya dibuat Berita
Acara Pemusnahan dan didokumentasikan.
8. Pengendalian
Pengendalian dilakukan untuk mempertahankan jenis dan jumlah
persediaan sesuai kebutuhan pelayanan, melalui pengaturan sistem
pesanan atau pengadaan, penyimpanan dan pengeluaran. .Hal ini
bertujuan untuk menghindari terjadinya kelebihan, kekurangan,
kekosongan, kerusakan, kadaluwarsa, kehilangan serta pengembalian
pesanan. Pengendalian persediaan dilakukan menggunakan kartu stok
baik dengan cara manual atau elektronik. Kartu stok memuat nama
Obat, tanggal kadaluwarsa, jumlah pemasukan, jumlah pengeluaran
dan sisa persediaan.
9. Pencatatandan dan Pelaporan
Pencatatan dilakukan pada setiap proses pengelolaan Sediaan
Farmasi, Alat Kesehatan dan Bahan Medis Habis Pakai meliputi
pengadaan (surat pesanan, faktur), penyimpanan (kartu stock),
penyerahan (nota atau struk penjualan) dan pencatatan lainnya
disesuaikan dengan kebutuhan.
Pelaporan terdiri dari :
1. Pelaporan internal.
Pelaporan internal merupakan pelaporan yang digunakan untuk
kebutuhan manajemen Apotek, meliputi keuangan, barang dan
laporan lainnya.

INSTALASI FARMASI
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SEKAYU 5
2. Pelaporan eksternal
Merupakan pelaporan yang dibuat untuk memenuhi kewajiban
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan meliputi
pelaporan Narkotika dan Psikotropika dan pelaporan lainnya.
10. Sasaran Mutu Perbekalan Farmasi/Logistik Farmasi
Demi tercapainya efektifitas terapi dan tujuan kesehatan, diperlukan
jaminan mutu selama penyimpanan perbekalan farmasi baik terhadap
keamanan penyimapanan maupun stabilitas obat yang menunjang
pada kondisi penyimpanan dan pendistribusian. Untuk mengetahui
jaminan mutu dari perbekalan farmasi di gudang Instalasi Farmasi
Rumah Sakit Umum Daerah Sekayu diperlukan indikator/parameter
untuk mengukur jaminan mutu tersebut.
Indikator penyimpanan obat yaitu :
1. Kecocokan antara barang dengan kartu stok
Indikator ini digunakan untuk mengetahui ketelitian petugas gudang
dan mempermudah dalam pengecekan obat, membantu dalam
perencanaan dan pengadaan obat sehingga tidak menyebabkan
terjadinya akumulasi obat dan kekosongan obat.
2. Turn Over Ratio
Indikator ini digunakan untuk mengetahui kecepatan perputaran
obat yaitu : seberapa cepat obat dibeli, didistribusikan sampai
dipesan kembali, dengan demikian nilai TOR akan berpengaruh
pada ketersediaan obat. TOR yang tinggi berarti mempunyai
pengendalian persediaan yang baik, demikian pula sebaliknya,
sehingga biaya penyimpanan akan menjadi minimal.
3. Persentase obat yang kadaluarsa dan atau rusak.
Indikator ini digunakan untuk menilai kerugian Rumah Sakit.
4. Sistem penataan gudang.
Indikator ini digunakan untuk menulai sistem penataan gudang
standar adalah FIFO dan FEFO.
5. Persentase stok mati.
Stok mati merupakan istilah yang digunakan untuk menunjukkan
item persediaan obat digudang yang tidak mengalami transaksi
dalam waktu 3 bulan.

INSTALASI FARMASI
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SEKAYU 6
6. Persentase nilai stok akhir.
Nilai stok akhir adalah nilai yang menunjukkan berapa besar
persentase jumlah barang yang tersisa pada periode tertentu, nilai
persentase stok akhir berbanding terbalik dengan milai TOR.
Untuk menjamin mutu gudang farmasi maka Instalasi Farmasi menetapkan
hal sebagai berikut :
1. Untuk target presisi ( kecocokan) data stok dilogistik farmasi ≥ 90%, hal
ini berarti tingkat ketidaksesuai antara barang di gudang dengan kartu
stok dan komputer harus ≤ 10%.
2. Target persentase obat expired date (ED) sebesar 0%.
3. Target Turn Over Ratio (TOR) ≥ 36% kali per tahun.
4. Target persentase stok akhir gudang farmasi ≤ 3%.
5. Target persentase death stock ( Stok mati) ≤ 5%.

b. Pelayanan Farmasi Klinik


Pelayanan farmasiklinik di Rumah Sakit merupakan pelayanan langsung
yang diberikan Apoteker kepada pasien dalam rangka meningkatkan
outcome terapi dan meminimalkan resiko terjadinya efek samping karena
obat, untuk tujuan keselamatan pasien (patient safety) sehingga kualitas
hidup pasien (quality of life) terjamin.
Pelayananfarmasi klinik meliputi :
1. Pengkajian Resep
KegiatanpengkajianResep meliputi administrasi, kesesuaianfarmasetik
dan pertimbanganklinis.
a. Kajian administratif meliputi:
 Nama pasien, tanggal lahir, nomor rekam medik, jenis kelamin
dan berat badan;
 Nama dokter,nomor Surat Izin Praktik (SIP), alamat dan paraf;
 Tanggal penulisan Resep, ruang / bagian dan alergi.
b. Kajian kesesuaian farmasetik meliputi:
 Nama obat, bentuk dan kekuatan sediaan;
 Dosis dan jumlah obat
 Stabilitas
 Aturan dan cara penggunaan.

INSTALASI FARMASI
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SEKAYU 7

c. Pertimbangan klinis meliputi:
 Ketepatan indikasi dan dosis Obat;
 Duplikasi dan/atau polifarmasi;
 Reaksi Obat yang tidak diinginkan (alergi, efek samping obat,
manifestasi klinis lain);
 Kontraindikasi; dan
 Interaksi. Jika ditemukan adanya ketidaksesuaian dari hasil
pengkajian maka Apoteker harusmenghubungi dokter penulis
Resep.
2. Dispensing Sedian Steril
Dispensing sediaan steril harus dilakukan di Instalasi Farmasi Rumah
Sakit dengan teknik aseptic untuk menjamin sterilitas dan stabilitas
produk dan melindungi petugas dari paparan zat berbahaya serta
menghindari terjadinya kesalahan pemberiaan obat.
Dispensing sediaan steril bertujuan:
a. Menjamin agar pasien menerima obat sesuai dengan dosis yang
dibutuhkan :
b. Menjamin sterilitas dan stabilitas produk;
c. Melindungi petugas petugas dari paparan zat berbahaya ; dan
d. Menghindari terjadinya kesalahan pemberiaan obat.
Kegiatan dispensing sediaan steril meliputi:
1. Pencampuran Obat Suntik
Melakukan pencampuran Obat steril sesuai kebutuhan pasien yang
menjamin kompatibilitas dan stabilitas Obat maupun wadah sesuai
dengan dosis yang ditetapkan.
2. Penanganan sediaan sitostatik
Merupakan penanganan obat kanker secara aseptis dalam kemasan
siap pakai sesuai kebutuhan pasien oleh tenaga farmasi yang
terlatih dengan pengendalian pada keamanan terhadap lingkungan,
petugas maupun sediaan obatnya dari efek toksik dan kontaminasi,
dengan menggunakan alat pelindung diri, mengamankan pada saat
pencampuran, distribusi, maupun proses pemberian kepada pasien
sampai pembuangan limbahnya.

INSTALASI FARMASI
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SEKAYU 8
Secara operasional dalam mempersiapkan dan melakukan harus
sesuai prosedur yang ditetapkan dengan alat pelindung diri yang
memadai.

3. Pelayanan Informasi Obat (PIO)


Pelayanan Informasi Obat (PIO) merupakan kegiatan penyediaan dan
pemberiaan informasi , rekomendasi obat yang independen, akurat, tidak
bias, terkini dan komprehensif yang dilakukan oleh Apoteker kepada
Dokter, Apoteker, Perawat , Profesi kesehatan lainnya serta pasien dan
pihak lain di luar Rumah Sakit.
PIO bertujuan untuk :
a. Menyediakan informasi mengenai obat kepada pasien dan tenaga
kesehatan di lingkungan Rumah Sakit dan pihak lain di luar Rumah
Sakit;
b. Menyediakan informasi untuk membuat kebijakan yang berhubungan
dengan obat / sedian Farmasi, Alat Kesehatan , dan Bahan Medis
Habis Pakai, terutama bagi Tim Farmasi dan Terapi;
c. Menunjang penggunaan Obat yang rasional
Kegiatan Pelayanan Informasi Obat di Rumah Sakit meliputi:
a. Menjawab pertanyaan ;
b. Menerbitkan leaflet, poster
c. Menyediakan informasi bagi Tim Farmasi dan Terapi sehubungan
dengan penyusunan Formularium Rumah Sakit;
d. Bersama dengan Tim Penyuluhan Kesehatan Rumah Sakit (PKRS)
melakukan kegiatan penyuluhan bagi pasien rawat jalan dan rawat
inap;
e. Melakukan pendidikan berkelanjutan bagi tenaga kefarmasian dan
tenaga kesehatan lainnya; dan
f. Melakukan penelitian.

4. Konseling
Konseling merupakan proses interaktif antara Apoteker dengan
pasien/keluarga untuk meningkatkan pengetahuan, pemahaman,
kesadaran dan kepatuhan sehingga terjadi perubahan perilaku dalam

INSTALASI FARMASI
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SEKAYU 9
penggunaan Obat dan menyelesaikan masalah yang dihadapi pasien.
Untuk mengawali konseling, Apoteke rmenggunakan threeprime
questions. Apabila tingkat kepatuhan pasien dinilai rendah, perlu
dilanjutkan dengan metode Health Belief Model. Apoteker harus
melakukan verifikasi bahwa pasien atau keluarga pasien sudah
memahami Obat yang digunakan. Kriteria pasien/keluarga pasien yang
perlu diberi konseling:
a. Pasien kondisi khusus (gangguan fungsi hati dan/atau ginjal, ibu
hamil dan menyusui).
b. Pasien dengan terapi jangka panjang/penyakit kronis (misalnya:
TB, DM, AIDS, epilepsi).
c. Pasien yang menggunakan Obat dengan instruksi khusus
(penggunaan kortikosteroid dengan tapering down/off).
d. Pasien yang menggunakan Obat dengan indeks terapi sempit
(digoksin, fenitoin, teofilin).
e. Pasien dengan polifarmasi; pasien menerima beberapa Obat untuk
indikasi penyakit yang sama. Dalam kelompok ini juga termasuk
pemberian lebih dari satu Obat untuk penyakit yang diketahui dapat
disembuhkan dengan satu jenis Obat.
f. Pasien dengan tingkat kepatuhan rendah.

Tahap Kegiatan Konseling :

a. Membuka komunikasi antara Apoteker dengan pasien


b. Menilai pemahaman pasien tentang penggunaan obat melalui Three
Prime Questions, yaitu :
1. Apa yang disampaikan dokter tentang Obat Anda ?
2. Apa yang dijelaskan oleh dokter tentang cara pemakaian Obat
Anda ?
3. Apa yang dijelaskan oleh dokter tentang hasil yang diharapkan
setelah Anda menerima terapi Obat tersebut ?
c. Menggali informasi lebih lanjut dengan memberi kesempatan
kepada pasien untuk mengeksplorasi masalah penggunaan Obat.
d. Memberikan penjelasan kepada pasien untuk menyelesaikan
masalah penggunaan Obat.

INSTALASI FARMASI
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SEKAYU 10
e. Melakukan verifikasi akhir untuk memastikan pemahaman pasien.

Apoteker mendokumentasikan konseling dengan meminta tanda tangan


pasien sebagai bukti bahwa pasien memahami informasi yang diberikan
dalam konseling dengan menggunakan Formulir 6, sebagai mana
terlampir.

5. Monitoring Efek Samping Obat (MESO)


Merupakan kegiatan pemantauan setiap respon terhadap Obat yang
merugikan atau tidak diharapkan yang terjadi pada dosis normal yang
digunakan pada manusia untuk tujuan profilaksis, diagnosis dan terapi
atau memodifikasi fungsi fisiologis.
Kegiatan:

a. Mengidentifikasi Obat dan pasien yang mempunyai resiko tinggi


mengalami efek samping Obat.
b. Mengisi formulir Monitoring Efek Samping Obat (MESO).
c. Melaporkan ke Pusat Monitoring Efek Samping Obat Nasional.
Faktor yang perlu diperhatikan:
a. Kerjasama dengan tim kesehatan lain.
b. Ketersediaan formuli rMonitoring Efek Samping Obat.
6. Visite
Visite merupakan kegiatan kunjungan ke pasien rawat inap yang
dilakukan Apoteker secara mandiri atau bersama tim tenaga kesehatan
untuk mengamati kondisi klinis pasien secara langsung, dan mengkaji
masalah terkait obat,memantau terapi obat dan Reaksi Obat yang tidak
dikehendaki, meningkatkan terapi obat yang rasional, dan menyajikan
informasi obat kepada dokter,pasien serta professional kesehatan
lainnya.Sebelum melakukan kegiatan visite Apoteker harus
mempersiapkan diri dengan mengumpulkan informasi mengenai kondisi
pasien dan memeriksa terapi obat dari rekam medic atau sumber lain.
7. Rekonsiliasi Obat
Rekonsiliasi obat merupakan proses membandingkan instruksi
pengobatan dengan obat yang telah didapat pasien. Rekonsiliasi
dilakukan untuk mencegah terjadinya kesalahan obat(medication error)

INSTALASI FARMASI
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SEKAYU 11
seperti obat tidak diberikan, duplikasi , kesalahan dosis atau interaksi
obat. Kesalahan obat (medication error) rentan terjadi pada pemindahan
pasien dari satu Rumah Sakit ke Rumah Sakit lain,antar ruang
perawatan, serta pada pasien yang keluar dari Rumah Sakit ke layanan
kesehatan primer dan sebaliknya.

Tujuan dilakukanya rekonsiliasi obat adalah:


a. Memastikan informasi yang akurat tentang obat yang digunakan
pasien;
b. Mengidentifikasi ketidaksesuaian akibat tidak terdokumentasinya
instruksi dokter; dan
c. Mengidentifikasi ketidaksesuaian akibat tidak terbacanya instruksi
dokter.
2.3 JADWAL KEGIATAN

JADWAL KEGIATAN PROGRAM KERJA TAHUN 2018

BULAN
NO KEGIATAN
JAN FEB MAR APR MEI JUN JUL AGT SEP OKT NOV DES
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14

1 Pengelolaan
Kefarmasian :
a) Perencanaan √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
b) Pengadaan √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
c) Penerimaan √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
d) Penyimpanan √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
e) Pengendalian √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
f) Pencatatan dan
pelaporan √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
g) Pemusnahan - - - - √ - - - - - √

2 Pelayanan Farmasi
Klinik :
a) Pengkajian resep √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
b) Dispensing √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
c) PIO √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
d) Konseling √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
e) MESO √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
f) Visite √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
g) Rekonsiliasi √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

3. Evaluasi pengelolaan √ √ √ √
obat emergensi

INSTALASI FARMASI
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SEKAYU 12
4 Evaluasi Pengelolaan √ √ √ √
pesediaan ruangan/ floor
stock

5 Evaluasi waktu tunggu √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √


pelayanan

6 Evaluasi kesesuaian √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
penulisan resep sesuai
formularium

INSTALASI FARMASI
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SEKAYU 13
BAB III
PENINGKATAN MUTU

3.1 KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN


1. Mengevaluasi dan memonitoring pengkajian resep meliputi :
a. Data pasien tidak lengkap
b. Obat tidak terbaca
c. Signa tidak terbaca
d. Paraf dokter tidak ada
e. Dosis sediaan tidak ada
f. Frekuensi pemberian tidak ada
g. Rute pemberian tidak ada
2. Mengevaluasi dan memonitoring waktu tunggu pelayanan pasien.
3. Mengevaluasi dan memonitoring penulisan resep tidak sesuai dengan
formularium rumah sakit.
4. Mengevaluasi dan memonitoring kepatuhan pemberian label high alert.
5. Mengevaluasi dan memonitoring kesalahan dispensing obat.
6. Mengevaluasi dan memonitoring Efek Samping Obat

3.2 CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN


A. Plan
1. Mencatatan pengkajian resep obat yang meliputi :
a. Data pasien tidak lengkap
b. Obat tidak terbaca
c. Signa tidak terbaca
d. Paraf dokter tidak ada
e. Dosis sediaan tidak ada
f. Frekuensi pemberian tidak ada
g. Rute pemberian tidak ada

2. Mencatat dan mendokumentasikan data waktu tunggu pelayanan


resep.
3. Mencatat, mengidentifikasi, melaporkan dan mendokumentasi
penulisan resep tidak sesuai dengan formularium rumah sakit.

INSTALASI FARMASI
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SEKAYU 14
4. Mencatat, mengidentifikasi, melaporkan dan mendokumentasi
kepatuhan pemberian label high alert.
5. Mencatat, mengidentifikasi, melaporkan dan mendokumentasi
kesalahan dispensing obat.
6. Mencatat, mengidentifikasi, melaporkan dan mendokumentasikan
kekosongan obat esensial.
7. Mencatat, mengidentifikasi, melaporkan dan mendokumentasikan
Efek Samping Obat.

B. Do
Mengolah data dan mengevaluasi pengkajian resep, data waktu tunggu
pelayanan resep, penulisan resep tidak sesuai dengan formularium
rumah sakit, kepatuhan pemberian label high alert, kesalahan dispensing
obat.
C. Check
Melaksanakan pemantauan hasil pengkajian resep, data waktu tunggu
pelayanan resep, penulisan resep tidak sesuai dengan formularium
rumah sakit, kepatuhan pemberian label high alert, kesalahan dispensing
obat, kekosongan obat esensial dan Efek Samping Obat.
D. Action
Hasil evaluasi data pertriwulan dilaporkan ke Pimpinan Rumah Sakit
dan Ketua PMKP.

3.3 SASARAN PROGRAM

a. Tercapainya sistematika penulisan resep yang standar.


b. Tercapainya waktu tunggu pelayanan resep yang standar.
c. Tercapainya kepatuhan dokter dalam penulisan resep sesuai dengan
Formularium Nasional dan Formularium Rumah Sakit.
d. Tercapainya pemberian label obat high alert secara optimal.
e. Tidak adanya kesalahan dispensing obat.
f. Tidak adanya kekosongan obat esensial
g. Tercapainya kepuasan pelanggan

INSTALASI FARMASI
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SEKAYU 15
3.4 JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN

TAHUN 2018
NO KEGIATAN
JAN FEB MAR APR MEI JUN JUL AGT SEP OKT NOV DES
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
1 Pengkajian resep √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
2 Waktu tunggu √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
pelayanan resep
3 Penulisan resep √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
sesuai formularium
4 Pelabelan obat √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
high alert
5 Kesalahan √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
dispensing obat
6 Kekosongan obat √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
esensial
7 MESO √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

INSTALASI FARMASI
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SEKAYU 16
BAB IV
PENCATATAN DAN PELAPORAN

4.1 PENCATATAN
Pencatatan dilakukan pada setiap proses Pengelolaan Kefarmasian meliputi
pengadaan (surat pesanan, faktur), penyimpanan (kartu stock), penyerahan
(nota atau struk penjualan) dan pencatatan lainnya disesuaikan dengan
kebutuhan.
4.2 PELAPORAN
Pelaporan terdiri dari pelaporan internal dan eksternal. Pelaporan internal
merupakan pelaporan yang digunakan untuk kebutuhan manajemen Rumah
Sakit, meliputi barang dan laporan lainnya.
Pengendalian dilakukan untuk mempertahankan jenis dan jumlah persediaan
sesuai kebutuhan pelayanan, melalui pengaturan sistem pesanan atau
pengadaan, penyimpanan dan pengeluaran. Hal ini bertujuan untuk
menghindari terjadinya kelebihan, kekurangan, kekosongan, kerusakan,
kadaluwarsa, kehilangan serta pengembalian pesanan. Pengendalian
persediaan dilakukan menggunakan kartu stok baik dengan cara manual
atau elektronik. Kartu stok memuat nama Obat, tanggal kadaluwarsa,
jumlahpemasukan, jumlah pengeluaran dan sisa persediaan.
a. Tujuan
1. Tersedianya data yang akurat sebagai bahan evaluasi
2. Tersedianya informasi yang akurat
3. Tersedianya arsip yang memudahkan penelusuran surat dan laporan
4. Mendapat data/laporan yang lengkap untuk membuat perencanaan
5. Agaran yang tersedia untuk pelayanan dan beka lkesehatan dapat
dikelola secara efisien dan efektif.
b. Proses pendataan dan pelaporan dapat dilakukan secara:
1. Tulis tangan
2. Otomatisasi dengan menggunakan computer (software)

INSTALASI FARMASI
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SEKAYU 17
PENANGGUNG JAWAB KEGIATAN KEFARMASIAN

No. Nama Kegiatan Penanggungjawab Keterangan


1 Manajemen Resiko Pelita Erliani, S.Farm. Apt
2 Sasaran Mutu Patri Novita, S.Farm. Apt
3 Akreditasi Resty Wulandari, S. Farm. Apt
4 Analisa Pelayanan Ari Anggara, S. Farm. Apt
5 Pengendalian Biaya Aprililianti, S. Farm. Apt
dan Mutu Farmasi
6 Farmasi Klinik Fitriyanti Anggrainy, S.Farm. Apt
Ria Isnaini, S. Farm. Apt
7 Perbekalan Farmasi Dedi tri Saputra
8 Pelayanan TPO Agung Hidayatullah Syarif,
Rawat Jalan S.Farm. Apt
9 Pelayanan TPO Febrimiyati, S.Farm. Apt
Rawat Inap
10 Mutu dan Etika Devy Novitasari, S.Farm.Apt
Profesi
11 Kepala Ruang Tenti Rosita, S.Farm .Apt
12 Kepala Instalasi Dra. Hanifdar, Apt

INSTALASI FARMASI
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SEKAYU 18
BAB V
EVALUASI KEGIATAN

Evaluasi kegiatan dilakukan sebagai berikut :


a. Berdasarkan waktu pelaksanaan evaluasi, dibagi menjadi :
1. Evaluasi Prospektif
Program dijalankan sebelum pelayanan dilaksanakan.
Contoh: pembuatan standar prosedur operasional, pelaporan kejadian
nyaris cedera (KNC).
2. Evaluasi Retrospektif
Program pengendalian yang dijalankan setelah pelayanan
dilaksanakan.
Contoh : survei konsumen, menghitung waktu tunggu pelayanan.
b. MetodaEvaluasi
1. Audit (pengawasan) : Dilakukan terhadap proses hasil kegiatan apakah
sudah sesuai standar
2. Review (penilaian) terhadap pelayanan yang telah diberikan, penggunaan
sumber daya, penulisan resep.
c. Hasil Evaluasi
Hasil evaluasi dilaporkan secara rutin, perbulan, pertriwulan, persemester
dan per tahun.

INSTALASI FARMASI
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SEKAYU 19
BAB VI
PENUTUP

Demikian Program Kerja Instalasi Farmasi Rumah Sakit Umum Daerah


Sekayu Kabupaten Musi Banyuasin TA. 2017, disusun untuk dipergunakan
sebagai pedoman dalam pelaksanaan tugas Instalasi Farmasi Rumah Sakit
Umum Daerah Sekayu, apabila dikemudian hari terdapat kekeliruan akan
diadakan perubahan.

Sekayu, Desember 2018


Ka. Instalasi Farmasi RSUD SEKAYU

Dra. Hanifdar, MARS, Apt


NIP. 19670730 199703 2 001

INSTALASI FARMASI
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SEKAYU 20
LAMPIRAN

Lampiran 1 : Berita Acara Pemusnahan Obat Kadaluarsa/Rusak


Lampiran 2 : Berita Acara Pemusnahan Resep
Lampiran 3 : Formulir Laporan Pemakaian Narkotik
Lampiran 4 : Formulir Lapoaran Pemakaian Psikotropik
Lampiran 5 : Formulir Pelayanan Informasi Obat
Lampiran 6 : Formulir Dokumentasi Konseling
Lampiran 7 : Formulir Pemberian Terapi
Lampiran : 8 Formulir Pelaporan Efek Samping Obat

INSTALASI FARMASI
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SEKAYU 21
Formulir 1

BERITA ACARA PEMUSNAHAN OBAT KADALUWARSA / RUSAK

Pada hari ini …………………… tanggal …… bulan ……………… tahun ………… sesuai dengan
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 35 tahun 2014 tentang Standar
Pelayanan Kefarmasian di Apotek, kami yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama Apoteker pengelola Apotek : …………………………………………………


Nomor SIPA : …………………………………………………
Nama Apotek : …………………………………………………
Alamat Apotek : …………………………………………………

Dengan disaksikan oleh :


1. Nama : …………………………………………………
NIP : …………………………………………………
Jabatan : …………………………………………………
2. Nama : …………………………………………………
NIP : …………………………………………………
Jabatan : …………………………………………………

Telah melakukan pemusnahan Obat sebagaimana tercantum dalam daftar terlampir.


Tempat dilakukan pemusnahan : …………………………………………………………..

Demikian berita acara ini kami buat sesungguhnya dengan penuh tanggung jawab.
Berita Acara ini dibuat rangkap 4 (empat) dan dikirim kepada :
1. Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota
2. Ketua Balai Pemeriksaan Oabat dan Makanan
3. Kepala Dinas Kesehatan Provinsi
4. Arsip di Apotek

…………………………………...... 20…
Saksi-saksi yang membuat berita acara
1

………………………………………… ……………………………………………
No. SIPA No. SIPA

…………………………………………
No. SIPA

INSTALASI FARMASI
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SEKAYU 22
DAFTAR OBAT YANG DIMUSNAHKAN

ALASAN
NO NAMA OBAT JUMLAH
PEMUSNAHAN
1
2
3
4

…………………………………...... 20…
Saksi-saksi Yang Membuat Berita Acara
1

………………………………………… ……………………………………………
No. SIPA No. SIPA

…………………………………………
No. SIPA

INSTALASI FARMASI
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SEKAYU 23
Formulir 2
BERITA ACARA PEMUSNAHAN RESEP

Pada hari ini ........................ tanggal................ bulan..................... tahun ...................


sesuai dengan Surat Keputusan Menteri Kesehatan Republik nomor : Keputusan Menteri
Kesehatan Nomor 1332/Menkes/SK/X/2002 tentang Ketentuan dan Tata Cara
Pemberian Izin Apotek , kami yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama Apoteker Pengelola Apotek : ....................................................................


No.S.I.K : .....................................................................

Nama Apotek : .....................................................................


No. SIA : .....................................................................
Alamat Apotek : .....................................................................
Dengan disaksikan oleh :
1. Nama : .....................................................................
Jabatan : .....................................................................
No. S.I.K.A : .....................................................................
2. Nama : .....................................................................
Jabatan : .....................................................................
No. S.I.K.A : .....................................................................

Telah melakukan pemusnahan resep pada apotek kami, yang telah melewati batas waktu
penyimpanan selama 3 (tiga) tahun, yaitu :
Resep dari tanggal ................................sampai dengan tanggal ...........................
Seberat ........................ kg.
Resep Narkotik ........................ lembar
Tempat dilakukan pemusnahan : ..........................................................................

Demikianlah berita acara ini kami buat sesungguhnya dengan penuh tanggung jawab.
Berita acara ini dibuat rangkap 4 (empat) dan dikirim kepada :
1. Kepala Dinas Kesehatan Propinsi
2. Kepala Balai Pemeriksaan Obat dan Makanan
3. Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten / Kota
4. Satu sebagai arsip di apotek

.......................................... .20........
Saksi-saksi : Yang membuat berita acara,

1. (......................................................) (......................................................)
No. S.I.K : ........................... No. S.I.K : ...........................

2. (......................................................)
No. S.I.K : ...........................

INSTALASI FARMASI
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SEKAYU 24
Formulir 3

FORMULIR PELAPORAN PEMAKAIAN NARKOTIKA

Nama Saldo Pemasukan Pemasukan Penggunaan Penggunaan Saldo


Satuan
Narkotika Awal Dari Jumlah Untuk Jumlah Akhir

………………, ………………… 20……

Apoteker

………………………………….
No. SIPA………………………

INSTALASI FARMASI
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SEKAYU 25
Formulir 4

FORMULIR PELAPORAN PEMAKAIAN PSIKOTROPIKA

Nama Saldo Pemasukan Pemasukan Penggunaan Penggunaan Saldo


Satuan
Psikotropika Awal Dari Jumlah Untuk Jumlah Akhir

………………, ………………… 20……

Apoteker

………………………………….
No. SIPA………………………

INSTALASI FARMASI
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SEKAYU 26
Formulir 5

PELAYANAN INFORMASI OBAT

NO : ................. Tgl : .................... Waktu : ............. Metode : Lisan / pertelp / tertulis

1. Identitas Penanya

Nama : .................................................... No. Telp : .......................................................

Status : Pasien / Keluarga Pasien / Petugas Kesehatan

2. Data Pasien

Umur : .................... Berat : .................... Kg Jenis Kelamin : L/P

3. Pertanyaan
Uraian Pertanyaan : ................................................................................................................................
.................................................................................................................................................................
.................................................................................................................................................................
.................................................................................................................................................................
Jenis Pertanyaan
Identifikasi Obat Stabilitas Dosis Farmakokinetik/Farmakodinamik
Interaksi Obat Dosis Ketersediaan Obat
Harga Obat Keracunan Penggunaan Terapetik
Kontra Indikasi ESO Lain-lain
Cara Pemakaian

4. Jawaban : ...............................................................................................................................................
.................................................................................................................................................................
.................................................................................................................................................................
.................................................................................................................................................................

5. Refrensi : ................................................................................................................................................
.................................................................................................................................................................
.................................................................................................................................................................

INSTALASI FARMASI
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SEKAYU 27
.................................................................................................................................................................

6. Penyampaian Jawaban : Segera / Dalam 24 Jam / > 24 Jam


Apoteker yang Menjawab : .........................................................
Tgl : ......................................................... Waktu : .........................................................
Metode Jawaban : Lisan / pertelp / tertulis

Formulir 6

DOKUMENTASI KONSELING

Nama Pasien :

Tanggal Lahir :

Nomor Rekam Medik :

Jenis Kelamin :

Tanggal Konseling :

Nama Dokter :

Diagnosa :

Nama Obat, Dosis dan Cara :


Pemakaian

Riwayat Alergi :

Keluhan :

Pasien Pernah Datang Konseling : Ya / Tidak


Sebelumnya

Tindak Lanjut

Pasien Apoteker

INSTALASI FARMASI
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SEKAYU 28
……………… ………………

Formulir 7

Catatan :
Sesuaikan dengan di lapangan…..

INSTALASI FARMASI
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SEKAYU 29
Formulir 8

FORMULIR PELAPORAN EFEK SAMPING OBAT KODE SUMBER DATA :

PENDERITA
Nama (singkatan) Umur : Suku : Berat Badan : Pekerjaan :
... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ...
...
Kelamin (beri tanda X) : Penyakit Utama : Kesudahan Penyakit Utama
Pria ....................................... (beri tanda X) :
Sembuh
Wanita : Meninggal
Sembuh dengan Gejala Sisa
Hamil ........................... Belum Sembuh
Tidak Tahu
Tidak hamil ..................
Penyakit / kondisi lain yang menyertai (beri tanda X) :
Tidak tahu .................... Gangguan ginjal Kondisi medis lainnya
Gangguan hati Faktor industri, pertanian, kimia
Alergi Lain-lain

EFEK SAMPING OBAT ( E.S.O. )


Bentuk / manifestasi E.S.O. yang terjadi : Saat / tanggal mula terjadi : Kesudahan E.S.O. (Beri Tanda X) :
Tanggal : ........................................
Sembuh
Meninggal
Sembuh dengan gejala sisa
Belum sembuh
Tidak tahu
Riwayat E.S.O. tang pernah dialami :

Tindakan yang telah dilkukan untuk mengatasi reaksi E.S.O. :

OBAT
Beri tanda X Pemberian
Nama Indikasi
Bentuk Untuk
(Nama dagang/Nama No. Bets Penggun
Sedian obat yang Cara Dosis/waktu Tgl. Mula Tgl. Akhir
Generik/Pabrik/IF) aan
dicurigai
1. ................................ ................. ................. ......................
2. ................................ ................. ................. ......................
3. ................................ ................. ................. ......................

INSTALASI FARMASI
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SEKAYU 30
4. ................................ ................. ................. ......................
5. ................................ ................. ................. ......................

Keterangan tambahan (Misalnya : Kecepatan timbulnya Efek Data Laboratorium (bila ada).
Samping Obat, reaksi setelah obat dihentikan pengobatan yang
diberikan untuk mengatasi E.S.O.)

Jakarta, ............................................................20......
Tanda Tangan Pelapor
(................................................)

INSTALASI FARMASI
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SEKAYU 31
INSTALASI FARMASI
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SEKAYU 32
BAB IV
ANGGARAN

12. KEBUTUHAN SDM

a. Apoteker

1) Pelayanan Rawat Jalan untuk 50 Pasien = 1 orang


2) Pelayanan Rawat Inap
300 bed : 30 bed = 10 orang
3) Pengadaan = 1 orang
4) Pelayanan farmasi lain
IGD = 1 orang
ICU = 1 orang

Jumlah 14 orang

b. Asisten Apoteker (AA)

1) Perhitungan

a) Personel
Jumlah AA = 28 orang terdiri dari :
Pengadaan = 2 orang
Gudang Obat = 2 orang
Depo 1 = 8 orang
Depo 2 = 9 orang
Depo 3 = 7 orang

b) Jam kerja efektif = jam 8.00 - 16.00 wib


jam 16.00 - 8.00 wib
standar pelayananresep untuk obat jadi ≤ 30 menit
standar pelayanan resep obat racik ≤ 60 menit
Jumlah resep per hari :
Obat jadi = 1330 lembar x 15 menit = 19.950 menit
Obat racik = 123 lembar x 30 menit = 3.690 menit
Total 23.640 menit
Jumlah AA yg dibutuhkan :

INSTALASI FARMASI
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SEKAYU 33
Total waktu pelayanan resep 23.640 menit
= x 1 Pers
Jumlah waktu efektif sehari 480 menit
= 49 orang

Kesimpulan : Instalasi Farmasi kekurangan


49 orang - 28 orang = 21 orang AA

INSTALASI FARMASI
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SEKAYU 34

Anda mungkin juga menyukai