Anda di halaman 1dari 4

KONTRAK PAYUNG DALAM PENGADAAN BARANG DAN JASA

SF
Syareevah Firdha
13 Juni 2019
Kontrak Payung (Framework Contract) adalah perjanjian dengan satu atau sejumlah penyedia
untuk melakukan pengadaan barang/jasa dengan menetapkan harga satuan (syarat dan kondisi
untuk dilakukan transaksi pembelian selama masa perjanjian berlaku).
Kontrak Payung digunakan dalam hal pengadaan atau pekerjaan yang akan dilaksanakan
secara berulang dengan spesifikasi yang pasti, namun volume dan waktu pemesanan belum
dapat ditentukan.
Kontrak Payung biasanya ditemukan dalam perjanjian Pengadaan Barang/Jasa (PBJ), misalnya
jasa layanan perjalanan (travel agent), pengadaan material, pengadaan alat tulis kantor (ATK),
atau pengadaan obat tertentu pada rumah sakit. Adapun contoh pengadaan barang/jasa yang
tepat dilakukan melalui Kontrak Payung, menurut Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa
Pemeri

h (LKPP) adalah sebagai berikut:

Sumber: pengadaan.web.id
Syarat dan kriteria yang dapat digunakan dalam Kontrak Payung
1. Persyaratan dapat dipahami dengan baik, yaitu bahwa barang atau jasa hendaknya
merupakan item yang didefinisikan dengan mudah sehingga dalam menyusun persyaratan
barang pun dapat dilakukan dengan mudah;
2. Persyaratan kebutuhan yang berulang, maksudnya penggunaan barang atau jasa setiap
tahunnya selalu ada permintaan rutin;
3. Persyaratan yang sederhana dan bersifat komoditas, yakni barang atau jasa secara
sederhana dan merupakan satu kesatuan yang utuh dan dalam penyusunan anggarannya
bukan merupakan bagian dari suatu paket kegiatan;
4. Persyaratan dengan volume pemesanan bervariasi, yang artinya diawal tahun anggaran
kebutuhan pengguna/SKPD belum terukur dengan baik dan penggunaannya belum bisa
ditentukan secara tepat. (Modul 14 MCAI 2016)
Kontrak Payung pada Jasa Konsultansi digunakan untuk mengikat Penyedia Jasa Konsultansi
dalam periode waktu tertentu untuk menyediakan jasa, dimana waktunya belum dapat ditentukan.
Penyedia Jasa Konsultansi yang diikat dengan Kontrak Payung adalah Penyedia Jasa
Konsultansi yang telah memenuhi atau lulus persyaratan yang ditetapkan.
Kontrak Payung digunakan misalnya untuk Pengadaan Jasa Konsultansi dalam rangka
penasihatan hukum, penyiapan proyek strategis nasional, dan penyiapan proyek dalam rangka
kerjasama pemerintah dan badan usaha.

Tujuan Menggunakan Kontrak Payung dalam Pekerjaan Pengadaan Barang/Jasa


Kontrak Payung merupakan kontrak yang memayungi beberapa kontrak dalam bentuk Kontrak
Harga Satuan antara Pejabat Kementerian/Lembaga/Satuan Kerja Perangkat Daerah/Institusi
dengan Penyedia Barang atau Jasa. Tujuan dari kontrak payung adalah :
1. Meningkatkan efisiensi dan efektifitas proses serta administrasi pengadaan;
2. Memperoleh cost reduction karena dilakukan agregasi belanja;
3. Menjamin ketersediaan supply untuk jenis barang/jasa yang tertentu atau yang bersifat
mendesak (urgent);
4. Ter-standarisasinya proses pengadaan atau spesifikasi barang/jasa yang dicantumkan dalam
Kontrak Payung;
5. Pengelolaan pengadaan yang lebih baik untuk pengadaan yang bersifat berulang atau volume
kecil;
6. Pengolahan rantai supply yang lebih baik;
7. Mendukung pelaksanaan kebijakan pemerintah;
8. Meningkatkan kemampuan industri dalam menyediakan kebutuhan pemerintah.

Sumber: pengadaan.web.id
Alasan diperlukannya Kontrak Payung, yaitu untuk mengurangi waktu proses pengadaan,
menurunkan harga kontrak, mengurangi risiko tiadanya barang/jasa, dan pekerjaan berulang dari
waktu ke waktu.
Kontrak Payung dapat dilakukan untuk beberapa tahun dan tidak ada batasan yang tetap.
Batasan Kontrak Payung untuk beberapa tahun dibatasi dengan analisa seperti cepatnya
perubahan teknologi alat, perubahan metodologi kerja atau perubahan kompetensi, hingga
efisiensi harga.
Dalam melakukan proses pengadaan barang/jasa secara Kontrak Payung pun tidak harus
menunggu kepastian adanya anggaran. Proses pengadaan barang/jasa secara Kontrak Payung
dapat dilakukan kapan saja atau mendahului tersedianya anggaran, karena yang diajukan
sebagai pertanggungjawaban perikatan bukan Kontrak Payungnya tapi kontrak ketika tersedia
anggarannya, atau kontrak transaksinya (dapat berupa surat pesanan di pengadaan barang).
Kontrak payung memang secara regulasi belum banyak yang mengatur, hanya tertera di Perpres
54 Tahun 2010 dan perubahannya tentang PBJ Pemerintah pasal 53 ayat 3 dan Perka LKPP
No.06 Tahun 2016 tentang E-purchasing, tapi ini merupakan langkah bagi para pelaku
pengadaan untuk melakukan transformasi pengadaan sebagai metode baru yang dapat
digunakan pada proses pengadaan barang/jasa atau procurement.
Nah, setelah menyimak artikel mengenai Kontrak Payung diatas dan Anda tertarik mengetahui
lebih banyak mengenai pengadaan barang/jasa hingga informasi mengenai tender, silahkan
kunjungi website Eproc di www.eproc.id atau download aplikasinya melalui Playstore atau App
Store Anda sekarang juga !
Eproc, Platform Tender No. 1 di Indonesia.
Sumber:
 Perpres No. 16 Tahun 2018 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah
 Perlem LKPP Nomor 9 Tahun 2018 tentang Pedoman Pelaksanaan Pengadaan
Barang/Jasa Pemerintah Melalui Penyedia
Baca juga: Metode Pemilihan Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah

Anda mungkin juga menyukai