Anda di halaman 1dari 54

BAB I

PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Ketertiban Umum dan ketentraman Masyarakat pada hakekatnya
adalah prasyarat mutlak yang dibutuhkan untuk terselenggaranya kegiatan
Pemerintahan, Pembangunan dan Kemasyarakatan agar dapat berjalan
dengan baik dan mantap sesuai yang diharapkan bersama. Demi menjaga
kelangsungan kegiatan tersebut, maka urusan kegiatan ini oleh Pemerintah
ditetapkan menjadi urusan wajib,sebagaimana tersebut pada pasal 13 ayat
(1) huruf c yaitu Penyelenggaraan Ketertiban Umum dan Ketentraman
Masyarakat:,

yang

dalam

penjelasan

pasal

dimaksud

termasuk

menyelenggarakan perlindungan masyarakat karena urgennya urusan ini


maka bagi Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah merupakan salah satu
kewajiban sebagaimana ditentukan dalam pasal 27 ayat (1) huruf c UndangUndang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah adalah
memelihara Ketertiban Umum dan Ketentraman Masyarakat.
Dalam pasal 148 dan pasal 149 Undang-Undang Nomor 32 Tahun
2004 dinyatakan bahwa Satuan Polisi Pamong Praja bertugas membantu
Kepala Daerah dalam Menegakkan Peraturan Daerah dan Penyelenggaraan
Ketertiban Umum dan Ketentraman Masyarakat. Berdasarkan Ketentuan ini
Satuan Polisi Pamong Praja kedepan merupakan organisasi yang besar dan
mandiri. Peran Satuan Polisi Pamong Praja dalam rangka memelihara
Ketertiban

Umum

dan

Ketentraman

Masyarakat

serta

menegakkan

Peraturan Daerah dan Keputusan Kepala Daerah merupakan salah satu


unsur

komponen

penegak

bangsa

dan

perekat

NKRI

yang

sangat

penting.Sesuai dengan tugas dan fungsinya keberadaan Satuan Polisi


Pamong Praja sangat strategis dalam upaya mengkondisikan masyarakat
yang tenang, tidak gelisah dan resah menumbuh kembangkan kepatuhan
masyarakat terhadap Peraturan Daerah dan Keputusan Kepala Daerah yang
sangat berdampak pada Pendapatan Asli Daerah sebagai penunjang
suksesnya pelaksanan Otonomi Daerah.

Dengan dicantumnya pasal ini dalam Undang

- Undang dimaksud

maka,dapat dikatakan bahwa keberadaan Satuan Polisi Pamong Praja


merupakan suatu lembaga yang harus ada dan mandiri, serta dibutuhkan
dalam tatanan Pemerintah Daerah, baik Pemerintah Provinsi maupun
Pemerintah Kabupaten / kota. Dimana Kewenangan Satuan Polisi Pamong
Praja telah di tetapkan dan diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 38
tahun 2002 tentang

Pembagian urusan Pemerintah, Pemerintah

Daerah

Provinsi, dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota. Yang melaksanakan


tugas-tugas sebagai berikut: (1) Penetapan Kebijakan provinsi dengan
merujuk kebijakan Nasional dalam bidang Penegakan Perda/ Peraturan
kepala

Daerah,

ketertiban

kepolisipamongprajaan,

PPNS

Umum
dan

dan

ketentraman

perlindungan

Masyarakat,

Masyarakat,

(2)

Pelaksanaan Ketertiban Umum dan Ketentraman Masyarakat skala Provinsi,


(3) Pelaksanaan

kepolisipamongprajaan dan PPNS skala Provinsi, (4)

Pelaksanaan Perlindungan Masyarakat skala Provinsi (5) Koordinasasi


dengan instansi terkait skala Provinsi dan Peraturan Pemerintah Nomor 41
Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah dimana satuan Polisi
Pamong Praja pembentukannya diatur dalam Peraturan Menteri Dalam
Negeri Nomor 57 Tahun 2007 tentang Petunjuk Teknis Penataan Organisasi
Perangkat Daerah dalam lampiran peraturan tersebut yakni huruf N
ketentuan lain-lain angka 7 yaitu Kelembagaan Satuan Polisi Pamong Praja
ditentukan sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 32 tahun 2004
tentang Pedoman Satuan polisi Pamong Praja.
Peraturan Pemerintah Nomor 32 tahun 2004 tentang Pedoman Satuan
Polisi Pamong Praja pasal 3 Satuan Polisi Pamong Praja mempunyai tugas
memelihara dan menyelenggarakan ketentraman dan ketertiban umum,
menegakkan Peraturan Daerah dan Keputusan Kepala Daerah.Dalam
melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam pasal 3, Satuan Polisi
Pamong Praja menyelenggarakan fungsi sebagai berikut, pasal 4 yaitu:
a.

Penyusunan program dan pelaksanaan ketentraman dan ketertiban


umum, penegakan Peraturan Daerah dan Keputusan Kepala Daerah;

b.

Pelaksanaan

kebijakan

pemeliharaan

dan

penyelenggaraan

ketentraman dan ketertiban umum di daerah;


c.

Pelaksanaan kebijakan penegakan Peraturan Daerah dan Keputusan


Kepala Daerah;

d.

Pelaksanaan

koordinasi

pemeliharaan

dan

penyelenggaraan

ketentraman dan ketertiban umum serta Penegakan Peraturan Daerah,


keputusan Kepala Daerah dengan aparat Kepolisian Negara, PPNS dan
atau aparatur lainnya;
e.

Pengawasan terhadap masyarakat agar mematuhi dan mentaati


Peraturan Daerah dan keputusan Kepala Daerah.
Sedangkan pasal 5 menjelaskan tentang wewenang Satuan Polisi

Pamong Praja:
a.

Menertibkan dan menindak warga masyarakat atau badan hukum


yang mengganggu Ketentraman dan ketertiban Umum;

b.

Melakukan pemeriksaan terhadap warga masyarakat atau badan


hukum yang

melakukan

pelenggaran

atas

Peraturan

Daerah

dan

Keputusan Kepala Daerah;


c.

Melakukan tindakan represif dan yustisial terhadap warga masyarakat


atau badan hukum yang melakukan pelenggaran atas Peraturan Daerah
dan Keputusan Kepala Daerah.
Dalam melaksanakan tugasnya , Satuan polisi Pamong Praja wajib

melaksanakan sebagaimana dijelaskan pada pasal 7, yaitu:


a.

Menjunjung tinggi norma hukum,agama,HAM dan norma sosial lain.

b.

Membantu menyelesaikan perselisihan warga masyarakat yang dapat


mengganggu trantibum.

c.

Melaporkan kepada aparat Polri atas ditemukannya/patut diduga


adanya tindak pidana.

d.

Menyerahkan kepada PPNS atas ditemukannya/patut diduga adanya


pelanggaran terhadap Perda dan Keputusan Kepala Daerah.

e.

Menyiapkan rumusan kebijakan bagi pelaksanaan kesiagaan dan


penanggulangan bencana.

Pelaksanaan fungsi, wewenang Satpol PP selalu dipengaruhi oleh


kondisi yang terjadi, dimana reformasi mampu menciptakan fondasi
kehidupan berdemokrasi yang makin solid dan transparan, namun harus
diakui bahwa reformasi juga mengakibatkan keresahan public,konflik kelas
dan konflik horizontal yang makin eksplisit serta perilaku masyarakat dan
tindakan elit politik yang dapat memicu terjadinya gangguan ketentraman
masyarakat dan ketertiban umum, begitu pula di era otonomi daerah ketika
masing-masing

Pemerintah

Daerah

mengeluarkan

Peraturan

Daerah

sementara Pemerintah Pusat juga mencoba membenahi sistem sosial politik


yang ada melalui upaya penegakan hukum, ternyata yang muncul tidak
selalu tindakan-tindakan yang konsisten dan inkonsistensi tugas pokok dan
fungsi antara Dinas/Badan/Lembaga terkait dalam banyak hal menyulitkan
upaya-upaya penegakan Peraturan Daerah yang berkelanjutan.
Bangka Belitung sebagai salah satu Provinsi yang baru dan perlu
harus mampu menciptakan serta memelihara tatanan masyarakat yang
tertib, tentram dan teratur secara berkelanjutan. Untuk itulah, peran dan
tugas Satuan Polisi Pamong Praja benar-benar dibutuhkan dan strategis
dalam menjaga serta memelihara ketentraman masyarakat dan ketertiban
umum. Apabila dirinci secara lebih cermat, barangkali akan sangat banyak
tantangan, masalah dan beban pekerjaan yang harus ditanggung oleh
Satuan Polisi Pamong Praja dalam rangka menjaga ketertiban umum dan
ketentraman masyarakat. Bila dikaitkan dengan tugas melaksanakan
Penegakan Peraturan Daerah terasa kian berat karena jumlah Peraturan
Daerah yang dikeluarkan terus bertambah banyak, maka kemungkinan
terjadinya kasus pelanggaran Peraturan Daerah makin berpeluang muncul,
ditambah kecenderungan sebagian masyarakat yang selalu berusaha
menyiasati atau tidak mematuhi hukum.
Hal ini perlu ditegaskan, karena sering terlihat adanya kecenderungan
dalam meletakkan fungsi dan tugas Polisi Pamong Praja hanya sekedar
pengaman Kantor, pengaman rumah dinas atau pengamanan rumah pejabat
Kepala Daerah. Padahal fungsi dan tugas Polisi Pamong Praja jauh lebih
besar dari itu, yaitu sebagai Perangkat Daerah yang membantu Kepala

Daerah dalam rangka menyelenggarakan Ketertiban Umum dan Ketentraman


masyarakat

serta

dalam

Penegakan

Perda

dan

Keputusan

Kepala

Daerah.Mengingat tugas dan fungsi dimaksud, maka Polisi Pamong Praja


dituntut untuk mampu melaksanakan dan mengembangkannya dengan
melaksanakan

management

modern

yang

baik.

Dalam

skala

makro

pelaksanaan Otonomi Daerah seperti sekarang ini prospek kedepan


keberadaan Polisi Pamong Praja mempunyai peran yang perlu mendapat
perhatian dan prioritas dalam membantu Kepala Daerah untuk menegakkan
Perda serta Ketertiban Umum dan Ketentraman Masyarakat. Dengan
sasarannya adalah peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD), tegak dan
tertibnya Perda beserta peraturan kepala daerah dan mengupayakan sebagai
perekat Negara Kesatuan Republik Indonesia, yakni mencegah terjadinya
gangguan Ketertiban Umum dan Ketentraman Masyarakat yang disebabkan
penetapan kebijakan Otonomi Daerah yang rawan disintegrasi keutuhan
teritorial wilayah.
2. Dasar Hukum Penyusunan
Dasar hukum penyusunan Renstra Satuan Polisi Pamong Praja 20122017 mengacu pada :
a.

Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah


Daerah;

b.

Undang-undang

Nomor

25

Tahun

2004

tentang

Sistem

Perancanaan Pembangunan Nasional;


c.

Undang-undang Nomor 17

Tahun

2007

tentang

Rencana

Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) Tahun 2005-2025.


d.

Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2004 tentang Satuan


Pedoman Satuan Polisi Pamong Praja.

e.

Peraturan

Pemerintah

Nomor

Tahun

2005

tentang

Pemilihan,Pengesahan,Pengangkatan dan Pemberhentian Kepala Daerah


dan Wakil Kepala Daerah;
f.

PP Nomor 40 tahun 2006 tentang Tata Cara Penyusunan


Rencana Pembangunan Nasional; serta Perpres Nomor 5 Tahun 2010

tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN)


Tahun 2010-2014.
g.

Peraturan

Pemerintah

Nomor

Tahun

2008

tentang

Tahapan,Tata Cara Penyusunan,Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan


Rencana Pembangunan Daerah;
h.

Peraturan Presiden RI Nomor 7 Tahun 2005 tentang Rencana


Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2004-2009;

i.

PP Nomor 23 Tahun 2011 tentang perubahan atas peraturan


pemerintah Nomor 19 Tahun 2010 tentang Tata Cara Pelaksanaan Tugas
dan

Wewenang

serta

kedudukan

keuangan

Gubernur

dan

Wakil

pemerintah diwilayah provinsi.


3. Hubungan Antar Dokumen
Sesuai rumusan RPJMN Tahun 2010-2014, telah ditetapkan 11
(sebelas) Prioritas Pembangunan Nasional, meliputi: (1) Reformasi Birokrasi
dan Tata Kelola; (2) Pendidikan; (3) Kesehatan; (4) Penanggulangan
Kemiskinan; (5) Ketahanan Pangan; (6) Infrastruktur; (7) Iklim Investasi dan
Iklim Usaha; (8) Energi; (9) Lingkungan Hidup dan Pengelolaan Bencana;
(10) Daerah Tertinggal, Terdepan, Terluar, dan Pasca-konflik; serta (11)
Kebudayaan, Kreativitas dan Inovasi Teknologi. Dari kesebelas prioritas
Pembangunan

Nasional

dimaksud,

terdapat

(lima)

prioritas

yang

merupakan bagian penugasan kepada Kementerian Dalam Negeri, yakni: (1)


Reformasi Birokrasi dan Tata Kelola; (2) Penanggulangan Kemiskinan; (3)
Infrastruktur; (4) Iklim Investasi dan Iklim Usaha; serta (5) Daerah
Tertinggal, Terdepan, Terluar, dan Pasca-konflik. Sejalan dengan penetapan 5
(lima) prioritas pembangunan tersebut.

4. Sistematika Dokumen Renstra Satuan Polisi Pamong Praja


Sistematika penyusunan Renstra berdasarkan Peraturan Pemerintah
Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan,Pemgendalian
dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah, terdiri dari bab I

pendahuluan, menjelaskan latar belakang, dasar hukum penyusunan,


hubungan antar dokumen, sistematika dokumen renstra SKPD, dan maksud
dan tujuan. Bab 2 gambaran pelayanan Satpol PP Provinsi Kepulauan
Bangka Belitung, yang menjelaskan tugas, fungsi, dan susunan organisasi,
sumber daya SKPD, kinerja pelayanan SKPD. Bab 3 isu-isu strategis
berdasarkan tugas pokok dan fungsi, yang menjelaskan indentifikasi
permasalahan berdasarkan tugas dan fungsi pelayanan SKPD., telahaan visi,
misi danprogram kepala dan wakil kepala daerah terpilih, telahaan Renstra
K/KL. Bab 4 visi, misi tujuan dan sasaran, strategi dan kebijakan,
menjelaskan visi dan misi Satpol PP Provinsi Kepulauan Bangka Belitung,
tujuan dan sasaran jangka menengah SKPD, strategi dan kebijakan SKPD.
Bab 5 kelompok sasaran dan pendanaan indikatif, bab 6 indikator kinerja
yang mengacu pada tujuan dan sasaran RPJMD.
5. Maksud dan Tujuan
Penyusunan Renstra Satuan polisi Pamong Praja Provinsi Kepulauan
Bangka

Belitung

2012

2017

dimaksudkan

sebagai

upaya

untuk

mengarahkan semua sumber daya yang dimiliki dan mengupayakan sumber


daya lain (Swasta) untuk terlibat dari dalam pelaksanaan program-program
pembangunan yang sudah ada dan untuk mencapai tujuan pembangunan
yang sudah ditetapkan.
Renstra Satuan Polisi Pamong Praja Provinsi Kepulauan Bangka
Belitung ditujukan untuk menjabarkan visi,misi dan program Kepala Daerah
Provinsi Kepulauan Bangka Belitung kedalam kegiatan yang mampu
merealisasikan visi,misi dan program yang sudah ditetapkan.

BAB II
GAMBARAN PELAYANAN SATUAN POLISI PAMONG PRAJA
PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG
1.

Tugas, Fungsi dan Struktur Organisasi

a. Tugas dan Fungsi


Dalam melaksanakan tugas pelayanan umum Satuan Polisi Pamong
Praja Provinsi Kepulauan Bangka Belitung bidang Ketentraman

dan

Ketertiban Umum serta Penegakan Peraturan Daerah dan Perlindungan


Masyarakat, maka Satuan Polisi Pamong Praja Provinsi Kepulauan Bangka
Belitung sebagai Perangkat Pemerintah Daerah Provinsi Kepulauan Bangka
Belitung yang tugasnya dalam pasal 56 Perda Provinsi Kepulauan Bangka
Belitung Nomor 7 Tahun 2008 yaitu memelihara dan menyelenggarakan
ketentraman dan ketertiban umum,menegakkan Peraturan Daerah dan
Peraturan/Keputusan

Kepala

Daerah.

Dalam

melaksanakan

tugas

sebagaimana dimaksud dalam pasal 56, maka pada pada pasal 57


dijelaskan fungsi Satpol PP sebagai berikut:
a.

Penyusunan

dan

pelaksanaan

ketentraman

dan

ketertiban

umum,penegakan Peraturan Daerah dan Peraturan/Keputusan Kepala


Daerah;
b.

Pelaksanaan

kebijakan

pemeliharaan

dan

penyelenggaraan

ketentraman dan ketertiban umum di daerah;


c.

Pelaksanaan

kebijakan

penegakan

Peraturan

Daerah

dan

peraturan/keputusan Kepala daerah;


d.

Pelaksanaan
ketentraman

koordinasi

dan

ketertiban

pemeliharaan
umum

serta

dan

penyelenggaraan

penegakan

Peraturan

Daerah,Peraturan/Keputusan Kepala Daerah dengan Aparat Kepolisian


Negara, Penyidik Pegawai Negeri Sipil (PPNS) dan atau aparatur lainnya;
e.

Pengawasan terhadap masyarakat agar mematuhi dan mentaati


Peraturan Daerah dan Peraturan/Keputusan Kepala Daerah.

b. Struktur Organisasi.
Untuk melaksanakan tugas dimaksud maka disusunlah struktur
organisasi Satuan Polisi Pamong Praja Provinsi Kepulauan Bangka Belitung
berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Nomor
7 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Inspektorat, Badan
Perencanaan Pembagunan Daerah dan Statistik serta Lembaga Teknis
Daerah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung BAB XVI Satuan Polisi Pamong
Praja terdiri atas:
a.

Kepala Satuan

b.

Bagian Tata Usaha, membawahi:

1)

Sub Bagian Program dan Humas;

2)

Sub Bagian Umum;

c.

Bidang Pengendalian Operasional, membawahi:


1)

Seksi Patroli dan Operasi;

2)

Seksi Pendataan dan Pelaporan;

d.

Bidang Pengembangan Kapasitas,membawahi:


1)

Seksi Pengendalian Personil;

2)

Seksi Penyuluhan dan Sarana Prasarana;

e.

f.

Bidang Pemeriksaan dan Penyidikan, membawahi:


1)

Seksi Pemeriksaan;

2)

Seksi Penyidikan;
Kelompok Jabatan Fungsional.
Dalam Peraturan Gubernur Kepulauan Bangka Belitung Nomor 77

Tahun 2008 tentang Uraian Tugas Satuan Polisi Pamong Praja Provinsi
Kepulauan Bangka Belitung,maka masing-masing Bagian,Bidang, Sub
Bagian dan Seksi mempunyai tugas pokok dan fungsinya sebagai berikut:
Bagian Tata Usaha, mempunyai fungsi:
a) Penyiapan penyusunan program-program kegiatan pada Satuan Polisi
Pamong Praja;
b) Pelaksanaan pengelolaan administrasi keuangan;
c) Pelaksanaan pengelolaan administrasi kepagawaian;
d) Penyediaan keperluan dan kebutuhan Sarana dan Prasarana Kerja;
e) Penyelenggaraan

dan

pendistribusian,

Inventarisasi

penyimpanan,

sarana

perawatan

dan
dan

prasarana,
penghapusan

perlengkapan kerja;
f) Pelasanaan pengurusan perjalanan dinas,kendaraan dinas dan pelayanan
kerumahtanggaan;
g) Penyelenggaraan

dan

pengelolaan

tata

naskah

dinas,

kearsipan,

perpustakaan, komunikasi, dan kehumasan;


h) Pelaksanaan pemecahan permasalahan yang berkaitan dengan urusan
umum;
i) Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh atasan.

Sub Bagian Program dan Humas, mempunyai tugas:


a) Menyusun program-program kegiatan yang akan dilaksanakan;
b) Menyusun dokumen hasil pelaksanaan tugas;
c) Melaksanakan komunikasi dan kehumasan;
d) Melaksanakan pembinaan staf;
e) Menganalisa seluruh program-program kegiatan;
f) Mengevaluasi seluruh pelaksanaan tugas kantor;
g) Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan.
Sub Bagian Umum,mempunyai tugas:
a)

Menyusun program kegiatan sub bagian umum;

b)

Melaksanakan administrasi keuangan;

c)

Mengelola naskah dinas;

d)

Mengelola perlengkapan dinas;

e)

Menyelenggarakan urusan ke rumahtanggaan dinas;

f)

Melaksanakan penyediaan/pengadaan inventarisasi, pendistribusian,


penyimpanan, perawatan dan penghapusan perlengkapan/sarana kerja;

g)

Mengumpulkan,mengolah
kepegawaian

dalam

data

rangka

dan

menyimpan

kelancaran

berkas-berkas

pelayanan

administrasi

kepegawaian;
h)

Melaksanakan pembinaan staf;

i)

Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan.

Bidang Pengendalian Operasional, mempunyai fungsi:


a)

Penyusunan rencana operasional, dan kerja sama dengan aparat


terkait

dalam

rangka

pelaksanaan

ketentraman

dan

ketertiban

umum,Peraturan Daerah,Keputusan Kepala Daerah serta Peraturan


Perundang-undangan yang berlaku;
b)

Penyelenggaraan pelaksanaan komunikasi dan konsultasi dengan


aparat terkait dalam pembinaan ketentraman dan ketertiban daerah;

c)

Pelaporan hasil pelaksanaan tugas;

d)

Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh atasan.

Seksi Patroli dan Operasi, mempunyai tugas:

a)

Menyusun rencana dalam rangka pengamanan kantor,rumah jabatan


dan rumah jabatan lain yang dianggap perlu;

b)

Melaksanakan operasional ketentraman dan ketertiban umum;

c)

Mengadakan

koordinasi

dengan

aparat

terkait

dalam

rangka

pengamanan aset-aset Pemerintah Daerah;


d)

Melaksanakan penanganan unjuk rasa dan kerusuhan massa;

e)

Melaksanakan pengawalan pejabat/orang-orang penting;

f)

Melaksanakan operasional patroli;

g)

Melaksanakan pembinaan staf;

h)

Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan.

Seksi Pendataan dan Pelaporan,mempunyai tugas:


a)

Menyusun program kegiatan pendataan dan pelaporan;

b)

Melaksanakan pengolahan data di bidang ketentraman dan ketertiban


umum,penegakan Peraturan Daerah dan Keputusan Kepala Daerah;

c)

Mengevaluasi

dan

penyusunan

laporan

pelaksanaan

program

pendataan dan pelaporan;


d)

Melaksanakan pembinaan staf;

e)

Menghimpun laporan dari bidang/bagian dan seksi/subbag pada


Satuan Polisi Pamong Praja;

f)

Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan.

Bidang Pengembangan Kapasitas, mempunyai fungsi:


a)

Penyusunan

program

kegiatan

dalam

rangka

pembinaan

pengembangan kapasitas personil;


b)

Perencanaan dan pelaksanaan kegiatan dalam upaya pemenuhan


sarana dan prasarana Satuan Polisi Pamong Praja;

c)

Pelaksanaan dan penyusunan rencana kegiatan dalam upaya


peningkatan disiplin Pegawai Negeri Sipil di lingkungan Pemerintah
Provinsi Kepulauan Bangka Belitung;

d)

Pengawasan

terhadap

pelaksanaan

tugas-tugas

Satuan

Pamong Praja.
e)

Penyiapan dan penyampaian laporan hasil pelaksanaan tugas;

f)

Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh atasan.

Polisi

Seksi Pengembangan Personil, mempunyai tugas:


a)

Menyusun program kegiatan pengembangan personil Satuan Polisi


Pamong Praja;

b)

Menyusun program kegiatan untuk pendidikan dan pelatihan;

c)

Menyiapkan personil dalam rangka pembinaan dan pengembangan


personil;

d)

Menyusun pengembangan kesiagaan personil Satuan Polisi Pamong


Praja;

e)

Melaksanakan pembinaan staf;

f)

Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan.

Seksi Penyuluhan dan Sarana Prasarana,mempunyai tugas:


a)

Menyusun program kegiatan penyuluhan ketentraman dan ketertiban


umum;

b)

Memberikan penyuluhan kepada masyarakat;

c)

Menyiapkan sarana dan prasana program penyuluhan yang akan


dilaksanakan;

d)

Menyiapkan bahan koordinasi dan fasilitasi teknis kerja sama


penyuluhan dengan instansi terkait;

e)

Menyiapkan dan mengecek segala kebutuhan perlengkapan sarana


dan prasarana;

f)

Melaksanakan pembinaan staf;

g)

Mengevaluasi dan menyusun laporan hasil penyuluhan;

h)

Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan.

Bidang Pemeriksaan dan Penyidikan, mempunyai fungsi:


a)

Penyusunan program kegiatan pemeriksaan dan penyidikan;

b)

Penyusunan pelaporan bidang pemeriksaan dan penyidikan;

c)

Penyelenggaraan pemeriksaan terhadap pelanggaran Peraturan


Daerah dan Keputusan Kepala Daerah;

d)

Penyelenggaraan

penyidikan

terhadap

pelanggaran

Daerah dan Keputusan Kepala Daerah;


e)

Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh atasan.

Seksi Pemeriksaan, mempunyai tugas:

Peraturan

a)

Menyusun program kegiatan seksi pemeriksaan;

b)

Melakukan pemeriksaan terhadap warga masyarakat atau badan


hukum yang melakukan

pelanggaran atas Peraturan Daerah dan

Keputusan Kepala Daerah;


c)

Merencanakan,melaksanakan,mengendalikan

dan

melaporkan

kegiatan seksi;
d)

Melaksanakan analisis dan pengembangan kinerja seksi;

e)

Menyusun,mencermati,meneliti dan menginventarisasi berkas hasil


pemeriksaan;

f)

Melaksanakan pembinaan staf/anggota

g)

Melaksanakan tugas lain yang diberikan atasan sesuai tugas dan


kewenangannya;

h)

Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan.

Seksi Penyidikan, mempunyai tugas:


a)

Menyusun program kegiatan seksi penyidikan;

b)

Menginventarisasi

pelanggaran

ketentraman

ketertiban

Umum,Peraturan Daerah dan Keputusan Kepala Daerah;


c)

Menerima laporan masyarakat dan atau pengaduan atas pelanggaran


Peraturan Daerah dan Keputusan Kepala Daerah;

d)

Menindaklanjuti laporan dan atau pengaduan masyarakat atas


pelanggaran Peraturan Daerah dan Keputusan Kepala Daerah;

e)

Melaksanakan koordinasi dan kerja sama dengan Kepolisian Daerah


dan Lembaga/Instansi terkait dalam penanganan atas pelanggaran
Ketentraman Ketertiban Umum,Peraturan Daerah dan Keputusan Kepala
Daerah;

f)

Mengumpulkan,mengolah,data

dan

informasi,menginventarisasi

permasalahan serta melaksanakan pemecahan permasalahan yang


berkaitan dengan operasi pro yustisi;
g)

Melaksanakan koordinasi dengan instansi terkait dalam operasi pro


yustisi;

h)

Melaksanakan persiapan dan pelaksanaan kegiatan operasi yustisi


terhadap pelanggaran Peraturan Daerah dan Keputusan Kepala Daerah;

i)

Melaksanakan kerjasama dengan Kepolisian dalam penangkapan dan


penahanan;

j)

Melaksanakan kerjasama dengan Kejaksaan dalam menindaklanjuti


putusan verstek;

k)

Melaksanakan

monitoring,identifikasi

dan

pengawasan

terhadap

kegiatan yang berpotensi melanggar Peraturan Daerah dan Keputusan


Kepala Daerah.
l)

Melaksanakan penyidikan terhadap warga masyarakat atau badan


hukum yang melakukan pelanggaran atas Peraturan Daerah dan
Keputusan Kepala Daerah;

m)

Menyusun,mencermati dan memelihara berkas hasil penyidikan;

n)

Mengamankan

barang

bukti

sampai

putusan

pengadilan

yang

mempunyai kekuatan hukum tetap;


o)

Melaksanakan pembinaan staf/anggota;

p)

Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan.

Kelompok Jabatan Fungsional, mempunyai tugas:


Melaksanakan sebagian tugas dan fungsi kantor sesuai dengan
keterampilan,keahlian dan kebutuhan. Kelompok jabatan fungsional dapat
dibagi dalam sub kelompok sesuai dengan kebutuhan dan keahliannya
masing-masing dipimpin oleh seorang tenaga senior yang ditunjuk oleh
Gubernur dan dalam melaksanakan tugasnya berada dan bertanggung
jawab kepada Kepala Satuan.
2. Sumber Daya Satuan Polisi Pamong Praja
Dalam menjalankan tugas dan fungsinya Satuan polisi Pamong Praja
Provinsi Kepulauan Bangka Belitung pada tahun 2012 memiliki personil
sebanyak 188 orang terdiri atas 78 PNS , dan tenaga PHL sebanyak 110
Orang dengan rincian sebagai berikut:
a.

Jumlah Pegawai Negeri Sipil Satuan Polisi Pamong Praja sebanyak 78


orang yang terbagi:
1) Pejabat struktural

13 orang

2) Staf Administrasi

23 orang

3) Staf Operasional Lapangan

42 orang

b.

Jumlah pegawai PHL 110 orang terdiri dari unsur staf sebanyak 19
orang dan 91 orang sebagai petugas jaga /piket/pengamanan internal
pada lokasi yaitu: Gedung Kantor Gubernur, Gedung Kantor DPRD,
Rumah Jabatan Gubernur, Rumah Jabatan Kepala DPRD, Rumah
Jabatan Wakil Gubernur, Rumah Dinas Sekda, Gedung PKK dan wisma
Bougenvil di Kabupaten Belitung.

c.

Pendidikan dan Pelatihan yang telah diikuti oleh anggota Satuan


Polisi Pamong Praja Provinsi Kepulauan Bangka Belitung yaitu:
1.

Pendidikan formal:
S-2

: 5 orang

S-1

: 15 orang

D-III

: 1 orang

SLTA

: 56 orang

2.

3.

Pelatihan:
Diklat Pimpinan III

: 4 orang

Diklat Pimpinan IV

: 7 orang

PPNS

: 2 orang

Diklat Pol PP

: 64 orang

Golongan:
Golongan I

: 2 orang

Golongan II

: 55 orang

Golongan III

: 20 orang

Golongan IV

: 1 orang

Sarana Dan Prasarana


Jumlah sarana dan prasarana yang dimiliki sesuai dengan daftar
Mutasi Barang Tahun Anggaran 2010 mulai 01 Januari sampai dengan 31
Desember 2010 Satuan Polisi Pamong Praja Provinsi Kepulauan Bangka
Belitung adalah sebagai berikut:
1.

Sepeda Motor

2.

Mobil Pick Up

3.
4.
5.

Mobil MiniBus
Pick UP Dbl Cabin
Komputer PC

:
:

Unit

Unit

1
1
8

Unit
Unit
Unit

:
:

6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
22.
23.
24.
25.
26.
27.
28.
29.
30.
31
32.
33.
34.
35.
36.
37.
38.
39.
40.
41.
41.
43.
44.
45.
46.
47.
48.

Printer Laser Jet


Printer Inkjet
Printer Dot Matrik
Rick
Filing Kabinet
Papan Pengumuman
Mesin tik
UPS
Dispenser
Pesawat Telp
Scaner
HT/ Handy Talkie
Retiter
Filing Kabinet
Lemari Arsip 2 Pintu
Lemari Etalase Kaca
Lemari Kayu 2 Pintu
Brankas
Kursi Staf
Kursi Sofa
Meja Biro
Meja 1/2 Biro
Meja Komputer
Kamera Digital
Handicam
Proyektor
Mini Mega Phone
Wireless
Faximilie
AC 1 Pk
AC 2 Pk
Televisi 29"
Televisi 21"
Televisi 14"
Dispenser Mini
Alat Absensi Sidik Jari
Papan Nama Instansi
White Board
Tameng (DALMAS)
Helm (DALMAS)
Pakaian PHH (DALMAS)
Teralis Pintu
Teralis Jendela

:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:

6
3
1
2
4
4
2
6
3
1
1
15
1
4
2
1
1
1
5
1
3
5
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
3
1
1
2
1
1
1
1
1

Unit
Unit
Unit
Unit
Unit
Buah
Unit
Unit
Unit
Unit
Unit
Unit
Unit
Unit
Buah
Buah
Buah
Unit
Buah
Set
Buah
Buah
Buah
Unit
Unit
Unit
Unit
Unit
Unit
Unit
Unit
Unit
Unit
Unit
Unit
Unit
Buah
Buah
Paket
Paket
Paket
Buah
Buah

49.
50.
51.
52.
53.
54.
55.
56.
57.
49.
50.
51.
52.
53.
54.
55.
56.
57.
58.
59.
60.
61.
62.

Laptop
Tabung Gas
Kompor gas
Lemari Es
Rak Piring
Rice Cooker
Kabel Reperter
Antena Reporter
Menara
Laptop
Tabung Gas
Kompor gas
Lemari Es
Rak Piring
Rice Cooker
Kabel Reperter
Antena Reporter
Menara
Mobil Truk Dalmas
Tameng Dalmas
Printer Laser Jet P1005
Filling Cabinet Brother
Lemari Arsip Brother

:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:

4
2
2
1
75
1
1
1
1
4
2
2
1
75
1
1
1
1
1
31
2
2
2

Unit
Tabung
Unit
Unit
Meter
Set
Set
Set
Buah
Unit
Tabung
Unit
Unit
Meter
Set
Set
Set
Buah
Unit
Unit
Unit
Unit
Unit

Kinerja Pelayanan Satpol PP Provinsi Kepulauan Bangka Belitung


Kinerja Pelayanan Satpol PP Provinsi Kepulauan Bangka Belitung
sebagai berikut :
1. Menyusun program dan pelaksanaan penegakan peraturan daerah
(Perda), menyelenggaraan ketertiban umum dan ketentraman masyarakat.
2. Melaksanakan kebijakan penegakan Perda dan peraturan kepala daerah.
3. Melaksanakan

kebijakan

penyelenggaraan

ketertiban

umum

dan

ketentraman masyarakat.
4. Melaksanakan kebijakan perlindungan masyarakat.
5. Melaksanakan koordinasi penegakan perda dan peraturan kepala daerah,
penyelenggaraan ketertiban umum dan ketentraman masyarakat dengan
Kepolisian Negara RI, Penyidik Pegawai Negeri Sipil daerah dan atau
aparaturnya.

6. Pengawasan terhadap masyarakat, aparatur, atau badan hukum agar


mematuhi dan mentaati perda dan peraturan kepala daerah.
7. Melakukan tindakan penertiban non yustisia terhadap masyarakat,
aparatur, atau badan hukum yang melakukan pelanggaran atas perda
atau peraturan kepala daerah.
8. Melakukan tindakan penyelidikan terhadap warga masyarakat, aparatur,
atau badan hukum yang diduga melakukan penyelenggaraan atas perda
atau peraturan kepala daerah.
Tabel Program dan kegiatan Satpol PP Provinsi Kep. Bangka Belitung
NO

POGRAM

I.

Pelayanan

KEGIATAN

3
Administrasi Penyediaan Jasa Surat Menyurat

Perkantoran
Penyediaan

Jasa

Komunikasi,

Sumber

Daya Air dan Listrik


Penyediaan Jasa Administrasi Keuangan
Penyediaan Jasa Kebersihan Kantor
Penyediaan Alat Tulis Kantor
Penyediaan
Barang
Cetakan
dan
Penggandaan
Penyediaan

Komponen

Instalasi/Penerangan Bangunan Kantor


Penyediaan Peralatan dan Perlengkapan
Kantor
Penyediaan Peralatan Rumah Tangga
Penyediaan Bahan Bacaan dan Peraturan
Perundang-undangan
Penyediaan Bahan Logistik Kantor
Penyediaan Makanan dan Minuman
Rapat-rapat Koordinasi dan Konsultasi Ke
Luar Daerah
Penyediaan jasa
II.

Peningkatan

Sarana

Prasarana Aparatur

kesehatan
dan Pemeliharaan

jaminan

pemeliharaan

Rutin/Berkala

Dinas/Operasional

Kendaraan

Pemeliharaan

III.

Peningkatan Disiplin Aparatur

Rutin/Berkala

Gedung Kantor
Pengadaan Kendaraan Dinas / Operasional
Pengadaan
Pakaian
Dinas
Beserta
Perlengkapannya
Razia kedisiplinan

IV.

Peningkatan

Peralatan

PNS

Provinsi

Kep.

Bangka Belitung
Penguatan Operasional Satuan Polisi Pamong Praja

Satuan Polisi Pamong Praja


Peningkatan Peran Serta dan Nilai- Nilai
Luhur Polisi Pamong praja.
Pengadaan Makanan Tambahan

Bagi

Satuan Polisi Pamong Praja


Seleksi Penerimaan tenaga Kontrak Satuan
V.

Peningkatan

Polisi Pamong Praja


Kapasitas Rapat Koordinasi Satpol PP se Provinsi Kep.

Sumber Daya Aparatur

Bangka Belitung dalam Peningkatan Tugas


Pokok Satpol PP
Rapat-rapat Konsultasi

VI.

dan

pembinaan

aparat Satpol PP secara berkala


Pemeliharaan Kamtrantibmas Pelatihan Rutin kemampuan beladiri Satpol
dan

pencegahan

Tindak PP

Kriminal

BAB III
ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI
1. Identifikasi Permasalahan berdasarkan Tugas Pokok dan Fungsi
Keberadaan dan peran serta Satuan Polisi Pamong Praja di Indonesia
dimulai sejak tahun 1950 sekaligus sebagai tahun kelahiran Satuan Polisi
Pamong Praja yang secara nasional diperingati setiap tahunnya. Terbitnya
Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintah Daerah telah

mengubah tugas-tugas Satuan Polisi Pamong Praja dari semula menangani


tugas-tugas membantu kepala wilayah bidang pemerintahan yang sifatnya
umum berubah menjadi tugas yang lebih spesifik yaitu menangani
ketentraman

masyarakat

dan

ketertiban

umum.Perubahan

tersebut

berakibat pada status Polisi Pamong Praja, dimana dalam Undang-Undang


Nomor 5 Tahun 1974 tentang Pokok-Pokok Pemerintahan di Daerah status
Polisi Pamong Praja merupakan perangkat wilayah, menjadi perangkat
Pemerintah Daerah.
Dalam pasal 148 dan pasal 149 Undang-undang Nomor 32 Tahun
2004 dinyatakan bahwa Polisi Pamong Praja bertugas membantu Kepala
Daerah

dalam

menegakkan

Peraturan

Daerah

dan

Penyelenggaraan

Ketertiban Umum dan Ketentraman Masyarakat. Ketertiban Umum dan


Ketentraman Masyarakat pada hakekatnya adalah prasyarat mutlak yang
dibutuhkan untuk terselenggaranya kegiatan Pemerintahan, Pembangunan
dan kemasyarakatan agar dapat berjalan dengan baik dan mantap sesuai
yang diharapkan bersama. Demi menjaga kelangsungan kegiatan tersebut,
maka urusan kegiatan ini oleh Pemerintah ditetapkan menjadi urusan wajib,
sebagaimana tersebut pada pasal 13 ayat (1) c yaitu Penyelenggaraan
ketertiban Umum dan Ketentraman Masyarakat, yang dalam penjelasan
pasal dimaksud termasuk menyelenggarakan perlindungan masyarakat
karena urgennya urusan ini maka bagi Kepala Daerah dan Wakil Kepala
Daerah merupakan salah satu kewajiban sebagaimana ditentukan dalam
pasal 27 ayat (1) huruf c Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang
Pemerintah Daerah adalah memelihara Ketertiban Umum dan Ketentraman
Masyarakat.
Disamping menegakkan Perda, Polisi Pamong Praja juga dituntut
untuk menegakkan kebijakan Pemerintah Daerah lainnya yaitu Keputusan
Kepala Daerah. Untuk mengoptimalkan kinerja Satuan Polisi Pamong Praja,
perlu dibangun kelembagaan yang handal sehingga tujuan terwujudnya
kondisi daerah yang tentram dan tertib dapat terialisasikan. Munculnya
gangguan trantibum dan timbulnya pelanggaran Perda identik dengan
kepadatan jumlah penduduk di suatu daerah.Pelaksanaan fungsi bidang

Polisi Pamong Praja oleh Pemerintah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung,


dilakukan dan dilaksanakan berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 7 Tahun
2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Inspektorat, Badan Perencanaan
Pembagunan Daerah dan Statistik serta Lembaga Teknis Daerah Provinsi
Kepulauan Bangka Belitung, dengan perda tersebut diharapkan Satuan
Polisi Pamong Praja Provinsi Kepulauan Bangka Belitung dapat secara
bertahap menjadi lembaga yang mandiri,tegas dan berwibawa dalam
menyelenggarakan tupoksinya yaitu menyelenggarakan ketertiban umum
dan ketentraman masyarakat (tamtibum) serta penegakan Peraturan Daerah
(Perda) dan Peraturan Pelaksanaannya dengan SDM aparatur yang handal
dan profesional serta ditunjang dengan

dukungan anggaran,sarana dan

prasarana yang memadai,penerapan dan pemanfaatan teknologi informasi


sehingga dapat mewujudkan masyarakat madani di Provinsi Kepulauan
Bangka Belitung yaitu masyarakat yang taat norma hukum dan norma
masyarakat.
Beralihnya masa pemerintahan orde baru ke era reformasi yang
mengarah kepada kehidupan masyarakat dalam berdemokrasi menjadi
semakin solid dan transparan. Selain itu, reformasi juga mengakibatkan
kerusuhan publik,konflik kelas dan konflik horizontal yang makin eksplisit
serta perilaku masyarakat dan tindakan elite politik yang dapat memicu
adanya

gangguan

ketertiban

umum

dan

ketentraman

masyarakat

(tibumtrammas). Rentang waktu dua puluh tahun kedepan situasi dan


kondisi pasca era reformasi dan berkembang menjadi era globalisasi yang
ditandai

dengan

perkembangan

ilmu

pengetahuan

yang

pesat,

arus

informasi dan komunikasi yang cepat dan tepat serta keberadaan teknologi
yang canggih akan berdampak pada pola pikir dan tindak kehidupan
masyarakat yang mengedepankan individualisme. Bergesernya nilai adat
istiadat,kebudayaan dan norma-norma kehidupan yang berperan sebagai
ikatan emosi dan kontrol sosial masyarakat akan semakin menipis.
Intervensi

pemerintah

dalam

meminimalisirkan

permasalahan

tersebut mendapat tantangan dan resistensi dari masyarakat, sehingga akan


menimbulkan konflik gangguan

tibumtrammas dan pelanggaran aturan-

aturan yang ditetapkan oleh pemerintah, hal tersebut memaksa aparat


pemerintah

untuk

bekerja

pengawasan,pembinaan,penegakan

dan

lebih

intensif

pengaturan

secara

dalam
legal

yaitu

dengan ditetapkannya undang-undang/Peraturan Daerah (Perda) sehingga


dapat

menekan terjadinya konflik.Kondisi demikian akan menciptakan

tatanan

masyarakat

yang

tertib,tentram

dan

teratur

secara

berkesinambungan. kedepan, akan semakin banyak aturan hukum yang


dibuat untuk diberlakukan dan ditaati memungkinkan semakin banyak
kasus-kasus pelanggaran Perda. Sedangkan sebagian masyarakat cenderung
melanggar dan menyiasati hukum.
Berdasarkan

Peraturan

Daerah

Nomor

Tahun

2008

tentang

Organisasi dan Tata Kerja Inspektorat, Badan Perencanaan Pembagunan


Daerah dan Statistik serta Lembaga Teknis Daerah Provinsi Kepulauan
Bangka Belitung dan Peraturan Gubernur Kepulauan Bangka Belitung
Nomor 77 Tahun 2008 tentang Uraian Tugas Satuan Polisi Pamong Praja
Provinsi Kepulauan Bangka Belitung mempunyai tugas memelihara dan
menyelenggarakan

ketentraman

dan

ketertiban

umum,menegakkan

Peraturan Daerah dan Peraturan/Keputusan Kepala Daerah;


2.

Telaahan Visi, Misi dan program Kepala dan Wakil Kepala


Daerah Terpilih
Dalam tahapan visi, misi dan program dirumuskan ke dalam bentuk

yang lebih terarah dan operasional berupa perumusan tujuan strategis


(strategic goals) organisasi.Tujuan strategis merupakan penjabaran atau
implementasi dari pernyataan misi yang akan dicapai atau dihasilkan dalam
jangka waktu 1 (satu) sampai 5 (lima) tahun.Dengan diformulasikannya
tujuan strategis ini maka Satuan Polisi Pamong Praja Provinsi Kepulauan
Bangka

Belitung

dapat

secara

tepat

mengetahui

apa

yang

harus

dilaksanakan oleh organisasi yang sesuai dengan tugas pokok dan fungsi
dalam memenuhi visi misinya untuk kurun waktu satu sampai lima tahun
ke depan dengan mempertimbangkan sumber daya dan kemampuan yang
dimiliki. Lebih dari itu , perumusan tujuan strategis ini juga akan
memungkinkan Dinas Tramtib dan Linmas untuk mengukur sejauh mana

visi misi organisasi. Untuk itu, agar dapat diukur keberhasilan organisasi di
dalam mencapai tujuan strategisnya, setiap tujuan strategis yang ditetapkan
akan memiliki indikator kinerja (performance indikator) yang terukur, antara
lain:
a. Terlaksananya ketentraman masyarakat tertib hukum dan tertib sosial ;
b. Terwujudnya penegakan Peraturan Daerah dan Peraturan Pelaksanaan ;
c. Terciptanya suasana batin masyarakat yang mendorong ketentraman dan
ketertiban masyarakat ;
d. Terwujudnya kesadaran dan partisipasi kemandirian masyarakat untuk
memelihara ketentraman dan ketertiban dilingkungannya ;
e. Terwujudnya Polisi Pamong Praja, PPNS Polisi Pamong Praja dan Linmas
yang profesional dan handal dalam melaksanakan tugas ;
f. Terwujudnya pengamanan kantor, Rumah Dinas, bangunan vital dan
asset milik Pemerintah Daerah ;
g. Terselenggaranya pelaksanaan tugas tugas Pemimpin Daerah, Pimpinan
Nasional, Pejabat Pusat, dan tamu tamu Negara dalam kegiatan
kegiatan yang bersifat regional dan internasional ;
h. Terselenggaranya kesiapan masyarakat dalam menghadapi bencana.
Sasaran strategis Satuan Polisi Pamong Praja Provinsi Kepulauan
Bangka Belitung merupakan penjabaran dari misi dan tujuan yang telah
ditetapkan, menggambarkan sesuatu yang akan dihasilkan dalam kurun
waktu 5 (lima) tahun dan dialokasikan dalam 5 (lima) priode secara tahunan
melalui serangkaian kegiatan yang akan dijabarkan lebih lanjut dalam suatu
Rancana Kinerja (Performance Plan). Penetapan sasaran strategis ini
diperlukan untuk memberikan fokus pada penyusunan kegiatan dan alokasi
sumber daya organisasi dalam kegiatan atau operasional organisasi tiap
tiap tahun untuk kurun waktu 5 (lima) tahun.
Persamaan Persepsi merupakan kunci dari telaah visi, misi dan
Progaram Kepala dan Wakil Kepala daerah yang tercakup dalam Sasaran
strategis Satuan Polisi Pamong Praja Provinsi Kepulauan Bangka Belitung
merupakan bagian intergral dalam proses perencanaan strategis Satuan
Polisi Pamong Praja Provinsi Kepulauan Bangka Belitung merupakan dasar
yang kuat untuk mengendalikan dan memantau pencapaian kinerja Satuan
Polisi Pamong Praja Provinsi Kepulauan Bangka Belitung serta lebih
menjamin suksesnya pelaksanaan rencana jangka panjang yang sifatnya

menyeluruh

yang

berarti

lingkungan Satuan Polisi

menyangkut
Pamong

keseluruhan

Praja

Provinsi

satuan

kerja

di

Kepulauan Bangka

Belitung. Sasaran .
Sasaran yang hendak dicapai peningkatan keamanan dan ketertiban,
serta penanggulangan kriminalitas adalah meningkatkan peran serta
masyarakat, profesionalisme intitusi yang terkait dengan masalah keamanan
dalam menjamin keamanan dan ketertiban masyarakat, tertib dan tegaknya
hukum, serta terselenggaranya perlindungan, pengayoman dan pelayanan
kepada masyarakat, dimana gangguan keamanan dan ketertiban serta
tindak

kriminal

dapat

dikendalikan

pada

tingkat

yang

serendah

rendahnya.
3.

Telaahan

Renstra

K/L

Isu

Strategis

dan

Analisis

Lingkungan
Sejumlah isu prioritas yang perlu mendapat perhatian ekstra untuk
saat ini dan tahun-tahun berikutnya terkait tantangan,masalah dan beban
pekerjaan yang ditangani oleh Satuan Polisi Pamong Praja adalah:
a.

Kualitas SDM anggota Satpol PP, PPNS Satpol PP yang masih perlu
ditingkatkan;

b.

Kurangnya koordinasi dengan dinas terkait dalam upaya penegakan


Perda,baik internal dalam wilayah kota-kabupaten maupun lintas wilayah;

c.

Merebaknya aksi amuk massa dan ancaman provokasi;

d.

Jumlah Perda dan kasus pelanggaran Perda yang makin banyak;

e.

Resiko dan ancaman terhadap keselamatan anggota Satpol PP;

f.

Image Satpol PP yang terkadang negatif;

g.

Pelaksanaan Pilkada yang rawan konflik;

h.

Kurangnya

dukungan lembaga

sosial-politik lokal dalam upaya

pemeliharaan ketertiban dan ketentraman;


i.

Tuntutan peningkatan kualitas pelayanan publik yang

makin

meningkat;
j.

Kontrol

sosial

yang

makin

longgar,solidaritas

yang

makin

memudar,gaya hidup yang makin permisif, kenakalan remaja dan


ancaman tindak kejahatan yang makin meresahkan publik;

k.

Situasi

dan

kondisi

sosial-politik

yang

rentan

memicu

konflik

horizontal dan konflik antar kelas.


Dengan memperhatikan stakeholders, maka langkah berikut yang
perlu diperhatikan oleh Satuan Polisi Pamong Praja Provinsi Kepulauan
Bangka

Belitung

dalam

rangka

mempertahankan

eksistensi

dan

kemampuan bersaing adalah dengan melakukan penilaian terhadap kondisi


organisasi dan lingkungan sekitarnya. Berdasarkan pengamatan terhadap
kondisi internal (strengths dan weaknesses) dan eksternal organisasi
(opportunities dan threats), kekuatan (Strengths), kelemahan (weaknesses),
kesempatan (opportunities) dan ancaman (threats) yang melekat pada
Satuan Polisi Pamong Praja Provinsi Kepulauan Bangka Belitung dapat
diidentifikasikan. Indentifikasi atas keempat aspek positif dan negatif
organisasi tersebut akan membantu Satuan Polisi Pamong Praja Provinsi
Kepulauan Bangka Belitung di dalam menentukan strategi yang tepat dalam
rangka pencapaian visi dan misi organisasi.

1.

LINGKUNGAN INTERNAL

A.

KEKUATAN

1.

Dasar hukum keberadaan kelembagaan Satuan Polisi Pamong


Praja;

2.

Komitmen masyarakat yang anti KKN dan Akuntabilitas Publik;

3.

Tersedianya kualitas SDM Aparatur Polisi Pamong Praja,PPNS


Satpol PP di Provinsi,Kabupaten/Kota se Bangka Belitung;

4.

Tersedianya dukungan Sarana dan Prasarana Operasional Polisi


Pamong Praja yang memadai;

5.

Terjalinya kondisi dan hubungan kemitraan dengan Polri,


Kabupaten/Kota, Kiyai/ulama dan tokoh masyarakat se Bangka Belitung;

6.

Terjalinnya kerjasama dengan Aparatur keamanan (polri) dan


Instansi terkait untuk terciptanya situasi Bangka Belitung yang kondusif

7.

Tingginya kesadaran sikap dan budaya terbuka masyarakat


Bangka Belitung.

B.

KELEMAHAN

1.

Keterlambatan penetapan/kurangnya Peraturan Pemerintah dan


Protap-Protap tentang Polisi Pamong Praja,PPNS Pol PP;

2.

Belum

mantapnya

materi

(silabi)

secara

jelas

mengenai

pendidikan dan Pelatihan Polisi Pamong Praja;


3.

Belum optimalnya tugas dan fungsi Polisi Pamong praja dalam


rangka Penegakan Peraturan Daerah (Perda) dan Operasional lapangan
Trantibum;

4.

Belum optimalnya dedikasi dan loyalitas SDM Polisi Pamong


Praja terhadap tugas;

5.

Anggota Polisi Pamong Praja yang belum mengikuti Pelatihan


dan Pendidikan PPNS, Diklat Polisi Pamong Praja;

6.

Pelaksanaan tugas anggota Polisi Pamong Praja dilapangan yang


tidak sesuai dengan Prosedur Tetap (Protap);

7.

Kurangnya

kerjasama

sosial dan meningkatnya

penduduk

miskin
8.

Kurangnya penyerapan angkatan kerja di Bangka Belitung.

2.

LINGKUNGAN INTERNAL

A.

PELUANG

1.

Meningkatnya tingkat Pendidikan;

2.

Mantapnya kerukunan warga masyarakat;

3.

Kehidupan masyarakat yang semakin demokratis diharapkan


akan mendorong terciptanya kondisi keamanan yang tertib,aman dan
tentram;

4.

Adanya semangat reformasi dan pradigma baru;

5.

Tumbuhnya dan berkembangnya demokrasi dan partisipasi


masyarakat;

6.

Tumbuhnya

kesempatan

yang

luas

untuk

berprasangka

mengambil keputusan;
7.

Terjadinya hubungan dengan Aparatur Polri (Eksekutif dan


Yudikatif),Dinas dan Badan, serta Perguruan Tinggi Negeri dan Swasta.

B.
1.

ANCAMAN
Pengaruh negatif dengan adanya persaiangan Era Globalisasi;

2.

Tuntutan

penyelenggaraan

Pemerintahan

yang

baik

(Good

Governance);
3.

Tuntutan kualitas dan kwantitas pelayanan publik;

4.

Kontrol sosial semakin meningkat;

5.

Lemahnya koordinasi;

6.

Tidak terpenuhinya sarana dan Prasarana hasil pembangunan


yang merata akan dapat meningkatkan mobilitas kejahatan;

7.

Krisis ekonomi multi dimensi dapat menyebabkan naiknya


tingkat kejahatan di masyarakat;

8.

Terbatasnya Instansi Pemerintah dan Perusahaan Swasta dalam


penerimaan tenaga kerja;

9.

Terputusnya sektor usaha perdagangan dan pabrik-pabrik pada


kota /lokasi tertentu;

10.

Dukungan anggaran operasional,sarana dan prasarana dari


pemerintah.Dasar

hukum

keberadaan

kelembagaan

Satuan

Polisi

Pamong Praja;
3.

ANALISIS STRATEGI
Setelah dipilih dan ditetapkan Kekuatan (Strengths), Kelemahan

(weaknesses),Peluang (Opportunities) dan Ancaman (Threats) dari Analisa


Internal dan Analisa Lingkungan eksternal tersebut maka diperoleh suatu
kesimpulan asumsi analisa sebagai berikut:
1.

Perlunya segera merevisi Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun


2004 yang mengacu pada Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 dan
Peraturan Pemerintahan Nomor 38 Tahun 2007;

2.

Perlu adanya persamaan persepsi tentang Otonami Daerah oleh


seluruh aparatur penyelenggara pemerintahan dan masyarakat;

3.

Perlu

tersedianya

SDM

aparatur

yang

berkualitas

dan

Profesionalisme;
4.

Perlu adanya semangat kerja dan disiplin yang tinggi bagi setiap
aparatur penyelenggara pemerintahan;

5.

Perlu tersedianya anggaran dan sarana dan prasarana kerja


yang cukup;

6.

Perlu

peningkatan

koordinasi,integrasi,sinkronisasi

dan

simplifikasi program penanganannya;


7.

Perlu

penataan

kewenangan

penanganan

Trantibum

dan

Penegakan Perda antara Pol PP dengan Polri yang dituangkan dalam


kebijakan tertulis.
Untuk itu maka lingkungan strategis tersebut sangat mempengaruhi
tingkat kelancaran dan menunjang tugas-tugas Polisi Pamong Praja Provinsi
Kepulauan Bangka Belitung termasuk didalamnya akan mempengaruhi
apakah peningkatan sarana dan prasarana serta peningkatan kinerja
aparatu Polisi Pamong Praja akan meningkatan kondisi ketentraman dan
ketertiban di Bangka Belitung yang kondusif serta mewujudkan Good
Governance dapat dilaksanakan dengan baik.
Strategi mengoptimalkan kekuatan untuk memanfaatkan peluang
yaitu dengan mendayagunakan kekuatan berupa dukungan peraturan
perundang-undangan, dana penunjang dan kelembagaan guna mewujudkan
tujuan dan sasaran Satpol PP Provinsi Kepulauan Bangka Belitung dengan
memanfaatkan peluang berupa kebijakan.

BAB IV
VISI,MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN
1. VISI

SATUAN

POLISI

PAMONG

PRAJA

PROVINSI

KEPULAUAN

BANGKA BELITUNG.
Sebagai antisipasi terhadap perubahan yang terjadi,Satuan Polisi
Pamong Praja Provinsi Kepulauan Bangka Belitung merumuskan VISI dan
MISI yang merupakan bagian dari proses perencanaan strategis,sehingga
setiap komponen yang ada di lembaga dapat membangun dan memiliki care
competence untuk mewujudkan VISI dan MISI yang diharapkan lembaga.
Satuan Polisi Pamong Praja Provinsi Kepulauan Bangka Belitung dengan
segala kapasitas potensi sumber daya yang dimilikian dan perkembangan
kompleksitas permasalahan masyarakat mempunyai VISI sebagai berikut:

Terwujudnya

kondisi

yang

dinamis

dalam

rangka

pembinaan

ketentraman dan ketertiban umum serta penegakan Peraturan Daerah

dan Keputusan Kepala Daerah di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung


guna mencapai kesejahteraan dalam era globalisasi dalam budaya daerah
Bumi serumpun Sebalai
Beralihnya masa

pemerintahan orde baru ke era reformasi yang

mengarah kepada kehidupan masyarakat dalam berdemokrasi menjadi


semakin solid dan transparan. Selain itu, reformasi juga mengakibatkan
kerusuhan publik, konflik kelas dan konflik horisontal yang makin eksplisit
serta perilaku masyarakat dan tindakan elite politik yang dapat memicu
adanya

gangguan

ketertiban

umum

dan

ketentraman

masyarakat

( tibuntrammas ). Rentang waktu kedepan, situasi dan kondisi pasca era


reformasi akan berkembang menjadi era globalisasi yang ditandai dengan
perkembangan

ilmu

pengetahuan

yang

pesat,

arus

informasi

dan

komunikasi yang cepat dan tepat serta keberadaan teknologi yang canggih
akan berdampak pada pola pikir dan tindak kehidupan

masyarakat yang

mengedepankan individualisme. Bergesernya nilai adat istiadat, kebudayaan


dan norma-norma kehidupan yang berperan sebagai ikatan emosi dan
kontrol sosial masyarakat akan semakin menipis.
Intervensi pemerintah dalam meminimalkan permasalahan tersebut
kurang mendapat perhatian dari masyarakat, sehingga akan menimbulkan
konflik gangguan tibumtrammas dan pelanggaran aturan-aturan yang
ditetapkan oleh pemerintah, hal tersebut memaksa aparat pemerintah untuk
bekerja

lebih

intensif

dalam

pengawasan,pembinaan,penegakan

dan

pengaturan secara legal yaitu dengan ditetapkannya undang-undang/


Peraturan Daerah (Perda) sehingga dapat menekan terjadinya konflik.Kondisi
demikian akan menciptakan tatanan masyarakat yang tertib,tentram dan
teratur secara berkesinambungan. Kedepan,akan semakin banyak aturan
hukum yang dibuat untuk diberlakukan dan ditaati yang memungkinkan
semakin

banyak

kasus-kasus

pelanggaran

Perda.Sedangkan

sebagian

masyarakat cenderung melanggar dan menyiasati hukum.


Prioritas dan fokus pembangunan Satuan Polisi Pamong praja Provinsi
Kepulauan Bangka Belitung adalah anggota Satuan Polisi Pamong Praja
Provinsi Kepulauan Bangka Belitung secara bertahap akan direkrut

berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2004 dengan dibekali


pelatihan teknis dan non teknis guna mewujudkan SDM aparatur yang
handal,profesional dan menguasai teknologi informasi.adanya kesepakatan
atau MOU antar Kabupaten/Kota dengan Provinsi untuk penanganan
bersama masalah tramtibum dan penegakan perda sehingga terbentuk
koordinasi tata kerja yang harmonis antara Satuan Polisi Pamong Praja
Provinsi dengan Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten/Kota di Bangka
Belitung serta terjalin hubungan yang harmonis antara Satuan Polisi
Pamong Praja dengan aparatur penegak hukum lainnya serta terrevitalisasi
peran Satuan Polisi Pamong Praja menjadi fasilitator dan mitra masyarakat
dalam menjaga ketertiban umum dan ketentraman masyarakat serta terlibat
secara

intensif

dalam

peran-peran

yang

sifatnya

strategis

dibidang

pemeliharaan ketertiban dan ketentraman sehingga image masyarakat


tentang

Satuan

Polisi

Pamong

Praja

sebagai

tukang

obrak

dapat

diminimalisir.
2. MISI

SATUAN

POLISI

PAMONG

PRAJA

PROVINSI

KEPULAUAN

BANGKA BELITUNG.
Untuk mewujudkan visi pembangunan tersebut,maka misi Satuan
Polisi Pamong Praja Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Tahun 2012

2017 adalah:
Mendukung kebijakan Pemerintah Daerah dalam mewujudkan Provinsi
Kepulauan

Bangka

Belitung

yang

aman,

damai,sejahtera,

adil,

demokratis dan berdaya saing global dalam wadah Negara Kesatuan


Republik Indonesia
yang mengarahkan Satuan Polisi Pamong Praja Provinsi Kepulauan Bangka
Belitung dapat secara bertahap menjadi lembaga yang mandiri, tegas dan
berwibawa

dalam

menyelenggarakan

tugasnya

yaitu

memelihara

dan

menyelenggarakan ketentraman dan ketertiban umum serta menegakkan


peraturan daerah dan peraturan kepala daerah dengan SDM aparatur yang
handal dan profesional serta ditunjang dengan dukungan dana anggaran,
sarana dan prasarana yang memedai, penerapan dan pemanfaatan teknologi
informasi sehingga dapat mewujudkan masyarakat madani di Provinsi

Kepulauan Bangka Belitung yaitu masyarakat yang taat norma hukum dan
norma masyarakat.
3. TUJUAN DAN SASARAN
Misi mewujudkan ketentraman dan ketertiban masyarakat melalui
penegakan

peraturan

daerah/peraturan

kepala

daerah

bertujuan

meningkatkan pengetahuan dan keterampilan Polisi Pamong Praja serta


masyarakat dalam mewujudkan ketentraman dan ketertiban di Bangka
Belitung.Kemungkinan terjadinya pelanggaran Perda semakin berpeluang
muncul karena selain jumlah Perda yang terus bertambah, juga karena
adanya

kecenderungan

sebagian

masyarakat

yang

selalu

berusaha

menyiasati hukum. Berkaitan dengan akselerasi atau meningkatnya jumlah


ancaman gangguan tramtibum, tentu tidak mungkin penanganannya hanya
diserahkan kepada aparat Kepolisian, tetapi mau tidak mau membutuhkan
dukungan kinerja Satuan Polisi Pamong Praja sebagai mitra aparat dan
masyarakat untuk menjaga ketertiban dan ketentraman masyarakat yang
tentunya harus dimbangi dengan meningkatnya kualitas pelayanan publik
yang benar-benar nyata dibidang pemeliharaan ketertiban dan ketentraman
masyarakat.
Peran khusus Satuan Polisi Pamong Praja sebagai penegak Perda
masih belum begitu disadari sepenuhnya baik oleh Polisi Pamong Praja itu
sendiri maupun pihak-pihak yang terkait dalam melaksanakan tugas
sehingga peranannya yang begitu penting belum banyak diketahui. Hal ini
terbukti dari peranan bantuan Polisi Pamong Praja (Banpol PP) di
Badan/Dinas/instansi dilingkungan Pemerintah Provinsi Kepulauan Bangka
Belitung masih terbatas pada tugas jaga kantor saja dan tidak dilibatkan
dalam kegiatan penegakan Perda. Diharapkan adanya jalur koordinasi tata
kerja yang harmonis antara Polisi Pamong Praja dengan Instansi terkait
dalam menyusun program-program penegakan Perda dan juga dalam
menentukan target operasi,penjadwalan kegiatan dan pendanaan supaya
berkesinambungan.
Sebaran dan arus data informasi pelanggaran Perda dan kegiatan
Tramtibum

tidak

terstruktur

dikarenakan

lemahnya

informasi

dan

komunikasi pengelolaannya, kurang koordinasi dalam proses penyusunan


program serta sarana dan prasarana pengelolaan informasi yang kurang
memadai. Untuk itu diperlukan tata kelola data yang baik berdasarkan
prinsip

transparansi,

partisipasi

dan

akuntabilitas.Sasaran

orientasi

pembangunan yang dijalankan melalui misi mewujudkan ketentraman dan


ketertiban masyarakat melalui penegakan peraturan daerah/peraturan
kepala daerah adalah meningkatkan pengetahuan dan keterampilan Polisi
Pamong Praja serta masyarakat dalam pencegahan pelanggaran Perda yang
bersanksi pidana.
4.

STRATEGI
Untuk mewujudkan visi dan menjalankan misi pembangunan Satuan

Polisi Pamong Praja Provinsi Kepulauan Bangka Belitung tahun 2012 2017
tersebut dilakukan melalui tujuh strategi pokok pembangunan:
1.

Meningkatkan kemampuan dan keterampilan SDM Pol PP dan PPNS.

2.

Terpenuhinya dan peningkatan sarana,prasarana dan logistik.

3.

Optimalisasi partisipasi masyarakat dalam sistem keamanan dan


ketertiban

masyarakat

(siskamtibmas)

dilingkungan

pemerintahan,

lingkungan pendidikan dan lingkungan kerja.


4.

Meningkatkan

daya

tangkal,daya

cegah,

daya

penanggulangan

masyarakat dan gangguan kamtibmas serta bencana.


5.

Validasi data informasi,pelaporan dan perencanaan secara cepat, tepat


dan akurat yang berbasis Teknologi Informasi (TI).

6.

Meminimalisir gangguan serta pelanggaran hukum dan sosial secara


preventif.

7.

Pola

penanganan

pelanggaran

yang

humanis

partisipasi

dan

koordinasi dengan pihak terkait.


Program dan kegiatan Satuan Polisi Pamong praja Provinsi Kepulauan
Bangka Belitung yang dituangkan dalam APBD Provinsi Kepulauan Bangka
Belitung harus selaras dan menyesuaikan dengan program kegiatan
Pemerintah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Kedepan Satuan Polisi
Pamong Praja melaksanakan langkah tindak prioritas antara lain sebagai
berikut: penataan lembaga dan penambahan personil secara spesifik terdiri

atas unsur lapangan yaitu Satuan Polisi Pamong Praja, PPNS dan unsur staf
administrasi, mengadakan pendidikan / pelatihan, pembekalan, penyegaran
dan pemberdayaan unsur-unsur lapangan yaitu anggota-anggota Satuan
Polisi Pamong Praja dan PPNS yang bekerja sama dengan TNI/Polri,
Kejaksaan dan Instansi lain serta diklat bagi unsur pimpinan/pejabat
struktural.
Melakukan
penegakan

pengkajian

Perda

dan

dan

Peraturan

penyusunan

prosedur

pelaksanaannya

serta

dan

protap

tramtibum,

inventarisasi, pengkajian, sosialisasi dan penertiban Perda-Perda yang


bersanksi hukum dan keputusan kepala daerah lainnya serta operasional
pemeliharaan tramtibum di Bangka Belitung bersama dengan aparat Polri
dan Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten/Kota dan berkoordinasi dengan
instansi-instansi terkait baik dilingkungan Pemerintah Provinsi Kepulauan
Bangka Belitung maupun dengan instansi lainnya sertsa dengan pemerintah
pusat (Depdagri).
Kedepan Satuan Polisi Pamong Praja Propinsi Kepulauan Bangka
Belitung berencana secara bertahap meningkatan SDM aparat dengan
menerapkan teknologi informasi sebagai penunjang pelaksanaan

tupoksi

sehingga diharapkan SDM aparat Satuan Polisi Pamong Praja semakin


handal,

profesional

dan

tanggap

teknologi.

Data

informasi

dari

kabupaten/kota maupun instansi terkait lainnya dapat terakses dengan


fasilitas jaringan nerwork internet melalui pemasangan jaringan provider,
sehingga data tramtibum dan penegakan Perda dapat tersaji secara up to
date dan valid.
Kegiatan penyelenggaraan tramtibum dan penegakan Perda semakin
meningkat sebagai akibat dari semakin banyaknya jumlah Perda yang ada.
Dengan dukungan dana dan sarana prasarana operasional yang mantap
serta memadai,diharapkan segala bentuk pelanggaran dapat minimalisir
sehingga masyarakat dapat melaksanakan kegiatan sehari-hari dengan rasa
aman dan tentram. Agar seluruh kegiatan Satuan Polisi Pamong Praja dapat
dilaksanakan

secara

menyeluruh

dan

menjangkau

semua

lapisan

masyarakat,pelaksanaan kegiatan penegakan yang bertujuan meningkatkan

kualitas kinerja aparat Satuan Polisi Pamong Praja sehingga diharapkan


setiap kegiatan penegakan Perda selalu melibatkan Satuan Polisi Pamong
Praja sebagai penertip dan penegak Perda.
5. KEBIJAKAN
Sasaran

tersebut

dicapai

dengan

meningkatkan

peran

serta

masyarakat dan meningkatkan profesionalisme institusi yang terkait dengan


masalah keamanan dalam rangka terjaminnya Ketertiban Umum dan
Ketentraman Masyarakat, dan tegaknya hukum, serta terselenggaranya
perlindungan,pengayoman, dan pelayanan kepada masyarakat. Sejalan
dengan hal tersebut, kebijakan yang akan ditempuh meliputi:
1.

Meningkatkan kualitas dan kuantitas sumber daya aparatur;

2.

Pemberdayaan masyarakat untuk menciptakan suasana tentram dan


kondisi tertib di masyarakat;

3.

Meningkatkan kuantitas dan kualitas perlengkapan dan peralatan;

4.

Meningkatkan

sosialisasi

Peraturan

Daerah

dan

Peraturan

Pelaksanaannya serta implementasi di lapangan;


5.

Menegakan Peraturan Daerah dan Peraturan Pelaksanaanya yang


bersanksi pidana secara konsisten;

6.

Mengembangkan prosedur dan mekanisme kerja serta juklak dan


juknis;

7.

Meningkatkan kerjasama dengan seluruh komponen masyarakat


dalam pembinaan kesadaran humum.
Setiap

sasaran

strategis

Satuan

Polisi

Pamong

praja

Provinsi

Kepulauan Bangka Belitung dijabarkan lebih lanjut ke dalam sejumlah


program. Di dalam setiap program terkumpul sejumlah kegiatan yang
dimiliki kesamaan perspektif

yang

dikandung, dan dikaitkan dengan

maksud, tujuan dan karaktristik program. Dengan demikian, kegiatan


merupakan penjabaran lebih lanjut dari suatu program sebagai arah dari
pencapaian tujuan dan sasaran strategis yang memberikan kontribusi bagi
pencapaian visi dan misi organisasi. Kegiatan berdimensi waktu tidak lebih
dari tahun .Kegiatan merupakan aspek operasional dari suatu rencana

strategis yang berturut-turut diarahkan untuk memenuhi sasaran,tujuan,


visi dan misi organisasi.

BAB V
RENCANA PROGRAM, KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK
SASARAN DAN PENDANAAN INDIKATIF
PROGRAM
Program dan kegiatan pada masing masing tujuan strategis Satuan
Polisi Pamong Praja Provinsi Kepulauan Bangka Belitung untuk pengkajian
program

dalam

rangka

penyusunan

rencana

program

jangka

pendek,menengah dan jangka panjang adalah sebagai berikut:


Program Jangka Pendek
1.

Program Pelayanan Administrasi Perkantoran

2.

Program Peningkatan Disiplin Aparatur

3.

Program Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik

4.

Program Peningkatan Keamanan dan Kenyamanan Lingkungan

5.

Program

Pemeliharaan

Kontramtibmas

dan

Pencegahan

Tindak

Kriminal
6.

Program Perberdayaan Masyarakat untuk menjaga Ketertiban dan


Keamanan.

Program Jangka Menengah


1.

Peningkatan upaya-upaya preventif terhadap terjadinya gangguan


keamanan dan ketertiban masyarakat dengan meningkatkan kepekaan
dan daya tanggap aparat dalam menyerap permasalahan yang terjadi di
masyarakat.

2.

Peningkatan peran serta masyarakat dalam penciptaan keamanan dan


ketertiban lingkungannya melalui pembentukan pemolisian masyarakat
(community policing)

3.

Peningkatan

pemberdayaan

komunitas

untuk

mewujudkan

keamanan,mencegah dan menyelesaikan konflik-konflik sosial maupun


politik,termasuk konflik sumber daya ekonomi dan SDA, serta menangani
persoalan pasca konflik dilingkungan lokal.

4.

Mendorong

dan

memfasilitasi

upaya-upaya

penanggulangan

kriminalitas untuk menciptakan rasa aman masyarakat.


5.

Peningkatan profesionalisme Polisi Pamong Praja dalam menjalankan


tugasnya untuk menjaga ketentraman dan ketertiban umum.

6.

Peningkatan

bimbingan

dan

penyuluhan

masyarakat

mengenai

keamanan dan ketertiban masyarakat.


Program Jangka panjang
1.

Mewujudkan Bangka Belitung tentram dan tertib sebagai perekat


NKRI.

2.

Peran serta masyarakat lebih menonjol dalam menangani gangguan


ketentraman dan ketertiban umum.

3.

Pengetahuan dan keterampilan Pol PP .

4.

Sarana dan prasarana kerja telah terpenuhi serta up to date.

5.

Peningkatan profesionalisme Pol PP melalui pembangunan pelayanan


inti, jumlah rasio Pol PP dengan jumlah penduduk.

6.

Pembangunan

ketentraman

dan

ketertiban

diarahkan

untuk

meningkatan profesionalisme Pol PP beserta instalasi terkait dengan


meningkatkan peran masyarakat dalam rangka mewujudkan ketertiban
masyarakat,tertib dan tegaknya hukum,perlindungan,pengayoman dan
pelayanan masyarakat.
7.

Program Peningkatan Disiplin Aparatur

8.

Program Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik

9.

Program Peningkatan Keamanan dan Kenyamanan Lingkungan

10.

Program

Pemeliharaan

Kamtramtibmas

dan

Pencegahan

Tindak

Kriminal
11.

Program Perberdayaan Masyarakat untuk menjaga Ketertiban dan


Keamanan.

Tabel V.1
RENCANA PROGRAM, KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN DAN PENDANAAN INDIKATIF
SATUAN POLISI PAMONG PRAJA PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG
NO
1
I.

POGRAM

INDIKATOR KINERJA

KEGIATAN

URAIAN

2
Pelayanan

3
Penyediaan Jasa Surat

4
Terpenuhinya

Administrasi

Menyurat

Surat Menyurat

INDIKATOR SASARAN

TARGET
Jasa

5
12 Bulan

URAIAN

PENDANAAN
TARGET

Terlaksananya

INDIKATIF (Rp)

Penyediaan

100%

8
6.600.000,-

Penyediaan

100%

27.600.000,-

100%

46.200.000,-

99%

31.767.150,-

100%

78.275.725,-

100%

25.970.000,-

surat Menyurat

Perkantoran
Penyediaan
Komunikasi,

Jasa

Terpenuhinya

Jasa

12 Bulan

Terlaksananya

Sumber

Komunikasi,Sumber

Daya Air dan Listrik


Penyediaan
Jasa

Daya Air dan Listrik


Terlaksananya

Administrasi Keuangan

administrasi Pekerjaan

Administrasi

Penyediaan

Kantor
Terjaganya kebersihan

Secara Maksimal
Terlaksananya Penyedia Jasa

Jasa

Kebersihan Kantor

Jasa
12 Bulan

12 Bulan

dan keindahan Kantor

Komunikasi,sumber

daya air dan listrik


Tercapainya
Kelancaran
Perkantoran

Kebersihan Kantor

Satuan Polisi pamong


Penyediaan

Alat

Tulis

Kantor

Praja
Terpenuhinya

12 bulan

Kebutuhan ATK untuk

Tersedianya penyediaan Alat


Tulis Kantor

Pelayanan Administrasi
Satuan polisi Pamong
Penyediaan

Barang

Paraja
Terpenuhinya

barang

12 bulan

Terlaksananya

Penyediaan

Cetakan

dan

Penggandaan

cetakan

untuk

kebutuhan

Komponen

Cetakan

dan

Penggandaan

Administrasi
Penyediaan

Barang

Satuan

Polisi Pamong praja


Tersedianya komponen

12 bulan

Terlaksananya

Penyedia
Instalasi

Instalasi/Penerangan

instalasi

Komponen

Bangunan Kantor

listrik/penerangan

Listrik/Penerangan Kantor

Penyediaan Peralatan dan

bangunan kantor
Terpenuhinya

Perlengkapan Kantor

Kelengkapan

Meningkat
dan

Peralatan

Terlaksananya

Penyediaan

100%

3.752.500,-

100%

Meningkat

100%

3.500.000,-

100%

17.160.000,-

Peralatan dan perlengkapan

Kantor

Kantor

Satuan Polisi Pamong


Penyediaan

Peralatan

Rumah Tangga

praja
Terpenuhinya
Peralatan
Tangga

Penyediaan
Bacaan

dan

Bahan
Peraturan

Meningkat
Rumah

Satuan

Perundang-undangan
Penyediaan
Bahan

undangan
Tersedianya

Logistik Kantor

Logistik
Kantor

Penyediaan

Peralatan Rumah Tangga

Polisi

Pamong praja
Tersedianya Buku dan
Peraturan

Terlaksananya

1 Paket Majalah

Terlaksananya

penyediaan

Perundang-

Bahan Bacaan dan Peraturan

Bahan

Perudang-undangan
Terlaksananya
Penyediaan

Kantor

pada

Satuan

Polisi

Pamong praja

12 bulan

Bahan Logistik Kantor

Penyediaan Makanan dan

Tersedianya

Minuman

dan Minuman pagawai


dan

Tamu

12 bulan

Terlaksananya

Penyediaan

dan Konsultasi Ke Luar

rapat Koordinasi dan

Koordinasi dan Konsultasi Ke

Daerah

Konsultasi

Luar Daerah

ke

12 bulan

Luar

Terlaksananya

Rapat-rapat

Dinas keluar Daerah)


Meningkatnya kinerja

pemeliharaan kesehatan

anggota Satpol PP

Peningkatan

Pemeliharaan

Terpeliharanya

Sarana

Rutin/Berkala Kendaraan

kendaraan

Kendaraan

Dinas/Operasional

Dinas/Operasional

Dinas/Operasional

Prasarana
Aparatur

untuk
tugas

Rutin/Berkala
Gedung Kantor

Peralatan

200 orang

12 bulan

Terpeliharannya

kesehatan

200 orang

42.020.000,-

erlaksananya

Pemeliharaan

100%

149.470.000,-

100%

35.000.000,-

kelancaran
Satuan

Polisi

Kantor/Peralatan
kantor
kelancaran

untuk
tugas

Satuan Polisi Pamong


praja

250.500.000,-

anggota Satpol PP

Pamong Praja
Terpeliharanya Gedung

Pemeliharaan

100%

(Perjalanan

Penyediaan jasa jaminan

dan

5.000.000,-

Satuan

Koordinasi

Daerah

100%

Makanan dan Minuman

Polisi Pamong Praja


Terlaksananya
rapat-

Rapat-rapat

II.

Makanan

1 paket

Terlaksananya

Pemeliharaan

Rutin/Berkala

Peralatan

Gedung Kantor

Pengadaan

Kendaraan

Dinas / Operasional

III.

Terpenuhinya

Sarana

Terlaksananya

Kelancaran

dan Prasarana Apartur

Pelaksanaan

Pol PP

Mobilisasi Anggota

Dan

Pengadaan Pakaian Dinas

Terpenuhinya

Sarana

Pakaian

Disiplin

Beserta Perlengkapannya

dan Prasarana Apartur

Beserta

Pol PP

Perlengkapannya

Perlengkapannya

PDH

PDH : 84 Stel,

Terlaksananya

Peningkatan

Aparatur

Dinas

Tugas

Sarana

dan

prasarana Kerja Satpol PP

84

Stel,

Pakaian

PDL : 143 Stel dan

PDL : 143 Stel

,Atribut

dan

pakaian

kedisiplinan

Provinsi

Kep.

PNS

Bangka

Belitung

Terlaksananya

dinas, Senjata Api :

,Atribut pakaian

2 buah, Tameng :

dinas,

31 Buah

Api

peningkatan
Aparatur/PNS

12 Kali
Disiplin

Terlaksananya

razia

539.368.850,-

Beserta

Tameng
Razia

Dinas

Senjata
2

buah,
:

31

Buah
70%

157.800.000,-

100%

3.503.400.000,-

kedisiplinan PNS Prov. Kep.

Prov.

Bangka Belitung

Kep. Bangka Belitung


IV.

Peningkatan

Operasional Satuan Polisi

Pengamanan

Penguatan

Pamong Praja

pengawalan

Satuan

Polisi

Pamong Praja

dan
penting

dan
pejabat

orang-orang
dari

pusat

12 Bulan

Peningkatan
Pamong Praja

Kinerja

Polisi

Peningkatan Peran Serta

maupun daerah
Terselenggaranya

7 Kabupaten/Kota

Terwujutnya pelaksnaan HUT

dan

Pelaksanaan HUT Pol

dan

Pol PP ke 59 se provinsi

PP

pemerintah/swast

Nilai-

Nilai

Luhur

Polisi Pamong praja.

Instansi

80%

91.850.000,-

200 orang

1.265.460.000,-

Kepulauan Bangka Belitung

a
Pengadaan

di prov. Kep babe


200 orang

Makanan

Peningkatan

Tambahan Bagi Satuan

kemampuan

dan

Polisi Pamong Praja

performance

anggota

Tersedianya
Tambahan

Makanan
anggota

Satuan

Polisi Pamomg Praja.

Satuan Polisi Pamong


Seleksi
tenaga
V.

dan keamanan di Prov.

Peningkatan

Polisi Pamong Praja


Rapat Koordinasi Satpol

Kep. Bangka Belitung


Peningkatan
Kinerja

Kapasitas

PP

Satpol PP se Prov. Kep.

Daya

Aparatur

se

Provinsi

Kep.

Bangka Belitung dalam

Babel

Peningkatan Tugas Pokok

terkait

Satpol PP
Rapat-rapat

Terlaksananya

dan

Pemeliharaan

Kontrak

ketertiban

Satuan

Sumber

VI.

Penerimaan

Praja
Terciptanya

Konsultasi

pembinaan

aparat

dan

tenaga

kontrak

Satpol PP
Terciptanya

ketertiban

dan

keamanan di Prov.Kep.Babel

instansi

200 aparatur

Konsultasi

dan

Satpol PP secara berkala

pembinaan

aparat

Pelatihan

Satpol PP
Terlaksananya

Rutin

Penerimaan

Tercapai

Konsultasi

dan

200 aparatur

185 orang

Pembinaan Aparat Satpol PP


Secara -Berkala
185 orang

Terciptanya Aparat Satpol PP

Kantrantibma

kemampuan

Satpol PP

dan

beladiri

pelatihan kemampuan

yang Handal

bela diri Satpol PP

pencegahan
Tindak
Kriminal

Tabel V.2
PENDANAAN INDIKATIF SATUAN POLISI PAMONG PRAJA PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG
2012 - 2017

NO
1
I.

POGRAM

PENDANAAN

KEGIATAN

2
Pelayanan

Penyediaan

Administrasi

Menyurat

2012

2013

Surat

4
6.600.000,-

5
7.000.000

Jasa

27.600.000,-

34.980.000

Jasa

46.200.000,-

42.600.000

Administrasi Keuangan
Penyediaan Jasa Kebersihan

35.667.150,-

38.440.650

Kantor
Penyediaan Alat Tulis Kantor
Penyediaan Barang Cetakan

78.275.725,25.970.000,-

80.000.125
27.000.000

Jasa

Perkantoran
Penyediaan

Komunikasi, Sumber Daya


Air dan Listrik
Penyediaan

dan Penggandaan

2014

2015

2016

2017

KET
8

Penyediaan

Komponen

3.752.500,-

4,798.000

dan

139.800.000

Perlengkapan Kantor
Penyediaan
Peralatan

Rumah Tangga
Penyediaan Bahan Bacaan

3.500.000,-

4.000.000

17.160.000,-

17.200.000

dan

5.000.000,-

6.000.000

Minuman
Rapat-rapat Koordinasi dan

300.500.000,-

298.123.400

Konsultasi Ke Luar Daerah


Penyediaan jasa jaminan

42.020.000,-

42.020.000

Peningkatan

pemeliharaan kesehatan
Pemeliharaan Rutin/Berkala

149.470.000,-

194.270.000

Sarana

Kendaraan

10.000.000,-

40.000.000

561.980.000

Instalasi/Penerangan
Bangunan Kantor
Penyediaan Peralatan

dan Peraturan Perundangundangan


Penyediaan Bahan Logistik
Kantor
Penyediaan

II.

Prasarana

dan

Makanan

Dinas/Operasional

Aparatur
Pemeliharaan Rutin/Berkala
Peralatan dan Perlengkapan
Gedung Kantor
Pengadaan Kendaraan Dinas

III.

Peningkatan

/ Operasional
Pengadaan Mebeulair
Pengadaan Pakaian Dinas

Disiplin

Beserta Perlengkapannya

545.085.400,-

94.900.000
11.760.000

157.800.000,-

311.400.000

3.844.400.000

Aparatur
Razia

kedisiplinan

Provinsi
IV.

Kep.

Peningkatan

Belitung
Operasional

Penguatan

Pamong Praja

Satuan

PNS
Bangka

Satuan

Polisi

3.594.000.000,-

Peran

Serta

91.850.000,-

Polisi

Pamong Praja
Peningkatan

dan Nilai- Nilai Luhur Polisi


Pamong praja.
Pengadaan
Tambahan

Makanan

Bagi

V.

Dalam

Ketentraman dan ketertiban


Rapat Koordinasi Satpol PP

Kapasitas

se

Sumber
Aparatur

Daya

98.470.000

139.703.200

Pemeliharaan

Peningkatan

Provinsi

1.297.200.000

Satuan

Polisi Pamong Praja


Gelar
Pasukan
Rangka

1.265.460.000,-

Kep.

Bangka

Belitung dalam Peningkatan


Tugas Pokok Satpol PP

Pelatihan Dasar Satpol-PP


Rapat-rapat Konsultasi dan

174.882.599

153.780.000

151.000.000

102..480.000
98.560.000

Evaluasi keg. Satpol-PP


Pelatihan
Pengendalian

340.994.000

massa/ unjuk rasa


Pembinaan Aparat Satpol-PP

56.420.000

159.750.000

pembinaan aparat Satpol PP


secara berkala
Bimtek Penyuluhan
Satpol-PP

bagi

se-Kab/kota

Prov. Kep. Babel


Pengiriman Peserta
Peningkatan

se-

Diklat

Kompetensi

Aparatur
Instruktur Keiatan Upacara
Pengawasan
dan
Pengendalaian

dalam
VI.

serta

Menciptakan

Pemeliharaan

ketentraman umum
Pelatihan Rutin kemampuan

Kantrantibmas

beladiri Satpol PP

dan
pencegahan
Tindak
Kriminal

Pengamanan/
Pimpinan

pengawalan

Daerah

116.800.000

serta

orang orang penting


Penertiban
Terhadap
Pelanggaran Perda
Patroli Kawasan Terpadu

111.000.000
-

135.600.000

BAB VI
INDIKATOR KINERJA SKPD YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN
SASARAN RPJMD
Dalam rangka mencapai visi dan misi Satuan Polisi Pamong Praja
Provinsi Kepulauan Bangka Belitung seperti yang kemukakan terdahulu,
maka visi dan misi tersebut harus dirumuskan ke dalam bentuk yang lebih
terarah dan operasional berupa perumusan tujuan strategis (strategic goals)
organisasi.
Tujuan strategis merupakan penjabaran atau implementasi dari
pernyataan misi yang akan dicapai atau dihasilkan dalam jangka waktu 1
(satu) sampai 5 (lima) tahun.
Dengan diformulasikannya tujuan strategis ini maka Satuan Polisi
Pamong Praja Provinsi Kepulauan Bangka Belitung dapat secara tepat
mengetahui apa yang harus dilaksanakan oleh organisasi dalam memenuhi
visi misinya untuk kurun waktu satu sampai lima tahun ke depan dengan
mempertimbangkan sumber daya dan kemampuan yang dimiliki. Lebih dari
itu , perumusan tujuan strategis ini juga akan memungkinkan Dinas
Tramtib dan Linmas untuk mengukur sejauh mana visi misi organisasi.
Untuk itu, agar dapat diukur keberhasilan organisasi di dalam mencapai
tujuan strategisnya, setiap tujuan strategis yang ditetapkan akan memiliki
indikator kinerja (performance indikator) yang terukur.
1. INDIKATOR TUJUAN
a. Terwujudnya ketentraman masyarakat tertib hukum dan tertib sosial ;
b. Terwujudnya penegakan Peraturan Daerah dan Peraturan Pelaksanaan ;
c. Terciptanya suasana batin masyarakat yang mendorong ketentraman dan
ketertiban masyarakat ;
d. Terwujudnya kesadaran dan partisipasi kemandirian masyarakat untuk
memelihara ketentraman dan ketertiban dilingkungannya ;
e. Terwujudnya Polisi Pamong Praja, PPNS Polisi Pamong Praja dan Linmas
yang profesional dan handal dalam melaksanakan tugas ;
f. Terwujudnya pengamanan kantor, Rumah Dinas, bangunan vital dan
asset milik Pemerintah Daerah ;

g. Terwujudnya pelaksanaan tugas tugas Pemimpin Daerah, Pimpinan


Nasional, Pejabat Pusat, dan tamu tamu Negara dalam kegiatan
kegiatan yang bersifat regional dan internasional ;
h. Terwujudnya kesiapan masyarakat dalam menghadapi bencana.
2. INDIKATOR SASARAN
Sasaran strategis Satuan Polisi Pamong Praja Provinsi Kepulauan
Bangka Belitung merupakan penjabaran dari misi dan tujuan yang telah
ditetapkan, menggambarkan sesuatu yang akan dihasilkan dalam kurun
waktu 5 (lima) tahun dan dialokasikan dalam 5 (lima) priode secara tahunan
melalui serangkaian kegiatan yang akan dijabarkan lebih lanjut dalam suatu
Rancana Kinerja (Performance Plan). Penetapan sasaran strategis ini
diperlukan untuk memberikan fokus pada penyusunan kegiatan dan alokasi
sumber daya organisasi dalam kegiatan atau operasional organisasi tiap
tiap tahun untuk kurun waktu 5 (lima) tahun.
Sasaran strategis Satuan Polisi Pamong Praja Provinsi Kepulauan
Bangka Belitung merupakan bagian intergral dalam proses perencanaan
strategis Satuan Polisi Pamong Praja Provinsi Kepulauan Bangka Belitung
merupakan

dasar

yang

kuat

untuk

mengendalikan

dan

memantau

pencapaian kinerja Satuan Polisi Pamong Praja Provinsi Kepulauan Bangka


Belitung serta lebih menjamin suksesnya pelaksanaan rencana jangka
panjang yang sifatnya menyeluruh yang berarti menyangkut keseluruhan
satuan kerja di lingkungan Satuan Polisi Pamong Praja Provinsi Kepulauan
Bangka

Belitung.

Sasaran

sasaran

yang

ditetapkan

sepenuhnya

mendukung pencapaian tujuan strategis yang terkait. Dengan demikian,


apabila seluruh yang ditetapkan telah dicapai diharapkan bahwa tujuan
strategis terkait juga dan dapat dicapai.
Sasaran yang hendak dicapai peningkatan keamanan dan ketertiban,
serta penanggulangan kriminalitas adalah meningkatkan peran serta
masyarakat, profesionalisme intitusi yang terkait dengan masalah keamanan
dalam menjamin keamanan dan ketertiban masyarakat, tertib dan tegaknya
hukum, serta terselenggaranya perlindungan, pengayoman dan pelayanan
kepada masyarakat, dimana gangguan keamanan dan ketertiban serta

tindak

kriminal

dapat

dikendalikan

pada

tingkat

yang

serendah

rendahnya, yang tercermin dari antara lain :


1. Menurunnya angka pelanggaran hukum dan indeks tindak kejahatan.
2. Menurunnya gangguan keamanan dan ketertiban akibat tindak kriminal
maupun aksi premanisme.
3. Meningkatnya penuntasan kasus gangguan trantib dan pelanggaran Perda
untuk menciptakan rasa tentram, tertib dan aman masyarakat.
4. Menurunkan jumlah kejadian konflik horizontal di dalam masyarakat.
5. Meningkatnya kepatuhan dan disiplin masyarakat terhadap hukum.
Pejabaran singkat mengenai sasaran dan program pada masing
masing tujuan
strategis Satuan Polisi Pamong Praja Provinsi Kepulauan Bangka Belitung
dapat dilihat sebagai berikut :
1. Berkurangnya konflik sosial yang menggangu ketentraman masyarakat ;
2. Berkurangnya aksi unjuk rasa yang mengarah kepada anarkisme ;
3. Meningkatkan kemampuan aparat dalam mengantisipikasi dan
mendeteksi secara dini berbagai gejolak sosial dan politik yang dapat
mengganggu ketentraman dan ketertiban umum ;
4. Berkurangnya
pelanggaran
Peraturan
Daerah

dan

Peraturan

Pelaksanaannya ;
5. Meningkatkan penindakan terhadap pelanggaran Peraturan Daerah dan
Peraturan Pelaksanaannya ;
6. Meningkatnya
kesiapsiagaan

masyarakat

terhadap

gangguan

ketentraman dan ketertiban umum ;


7. Meningkatkan kepedulian dan tanggung jawab sosial masyarakat ;
8. Berkembangnya nilai nilai positif kerukunan dalam penyelesaian
masalah secara mandiri dengan tidak menimbulkan masalah baru ;
9. Meningkatkan kepedulian masyarakat tentang gangguan ketentraman
dan ketertiban umum ;
10. Tersebar dan berkembangnya lembaga lembaga swadaya masyarakat
untuk memelihara ketentraman dan ketertiban ;
11. Meningkatkan penyelesaian masalah ketentraman dan ketertiban oleh
masyarakat sendiri sesuai dengan nilai nilai dan norma norma yang
berlaku ;
12. Terpenuhinya jumlah Polisi Pamong Praja, PPNS Polisi Pamong Praja dan
Linmas sesuai dengan kebutuhan obyektif ;
13. Meningkatnya kompetensi Polisi Pamong Praja dan PPNS sesuai dengan
kualifikasi yang dibutuhkan untuk keberhasilan tugas ;

14. Terpeliharanya bangunan vital milik Pemda dan Rumah Dinas dari
gangguan Ketentraman dan Ketertiban Umum ;
15. Tersusunnya pedoman dan mekanisme kerja sama dengan aparat
penegak hukum lainnya mengenai pemeliharaan Ketentraman dan
ketertiban

Umum

serta

Pelaksanaannya ;
16. Berkurangnya benturan

penegakan

antara

Peraturan

Dinas/Instansi

Daerah

dalam

dan

imlementasi

Peraturan Daerah dan Peraturan Pelaksanaannya.


BAB VII
PENUTUP
Keberhasilan penyelenggaraan pembinaan ketentraman, ketertiban
masyarakat penegakan Peraturan Daerah dan perlindungan masyarakat
merupakan tugas pokok dan fungsi dari Satuan Polisi Pamong Praja Provinsi
Kepuluan Bangka Belitung.
Hal ini tercantum dalam Peraturan Daerah Provinsi Kepulauan Bangka
Belitung Nomor 77 Tahun 2008 tentang Uraian Tugas Satuan Polisi Pamong
Praja

Provinsi

Kepulauan Bangka

Belitung mempunyai

tugas untuk

menyelenggarakan pembinaan, ketertiban, penegakan Peraturan Daerah dan


Perlindungan Masyarakat.
Sebagai bagian yang tak terpisahkan dari organisasi Pemerintah
Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, Rencana Strategis Satuan Polisi
Pamong Praja Provinsi Kepulauan Bangka Belitung ini mengacu sepenuhnya
pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah ( RPJMD )
Pemerintah Kepulauan Bangka Belitung. Keselarasan keduanya senantiasa
harus dipelihara secara dinamis. Perubahan yang terjadi pada RPJMD
Pemerintah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung akan berakibat pula pada
penyesuaian dalam Renstra Satuan Polisi Pamong Praja Provinsi Kepulauan
Bangka Belitung. Dengan demikian, pencapaian visi misi Satuan Polisi
Pamong Praja Provinsi Kepulauan Bangka Belitung akan selaras dengan
pencapaian visi misi Pemerintah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.
Rencana Strategis Satuan Polisi Pamong Praja Provinsi Kepulauan
Bangka Belitung Tahun 2012 2017 ini diharapkan untuk dikomunikasikan
ke seluruh jajaran organisasi Satuan Polisi Pamong Praja Provinsi Kepulauan

Bangka

Belitung

secara

keseluruhan.

Diseminasi

renstra

ini

akan

memungkinkan seluruh anggota organisasi memiliki kesamaan pandangan


mengenai kemana organisasi akan dibawa (tujuan bersama), bagaimana
kemajuan dan tingkat keberhasilan kelak akan diukur dengan demikian,
seluruh kegiatan kegiatan Satuan Polisi Pamong Praja yang direncanakan
akan terlaksana, terkoordinasi dengan baik dan dilakukan secara harmonis
demi tercapainya tujuan tujuan Strategis.
Dengan dirumuskan Rencana Strategis Satuan Polisi Pamong Praja
Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Tahun 2012 2017 ini, semua kegiatan
Satuan Polisi Pamong Praja Provinsi Kepulauan Bangka Belitung diharapkan
akan mengacu pada renstra yang telah disepakati bersama. Setiap awal
tahun, Renstra ini dijabarkan lebih lanjut dalam satuan Rencana Kinerja
(Performance Plan) atau DPA pada akhir tahun, sedangkan pencapaian
kinerja

dilaporkan

melalui

Laporan

Akuntabilitas

Kinerja

Instansi

Pemerintah (LAKIP) Satuan Polisi Pamong Praja Provinsi Kepulauan Bangka


Belitung.

KEPALA SATUAN POLISI PAMONG PRAJA


PROVINSI KEP.BANGKA BELITUNG

Drs. MARWAN MUCHGTAR, M.M.


Pembina Utama Madya
NIP. 19571223 198103 1 005

Satuan Polisi Pamoing Praja (Satpol PP) mempunyai tugas membantu kepala daerah untuk menciptakan suatu
kondisi daerah yang tenteram, tertib, dan teratur sehingga penyelenggaraan roda pemerintahan dapat
berjalan dengan lancar dan masyarakat dapat melakukan kegiatannya dengan aman. Oleh karena itu, di
samping menegakkan Perda, Satpol PP juga dituntut untuk menegakkan kebijakan pemerintah daerah
lainnya yaitu peraturan kepala daerah.
Untuk mengoptimalkan kinerja Satpol PP perlu dibangun kelembagaan Satpol PP yang mampu
mendukung terwujudnya kondisi daerah yang tenteram, tertib, dan teratur. Penataan kelembagaan Satpol PP
tidak hanya mempertimbangkan kriteria kepadatan jumlah penduduk di suatu daerah, tetapi juga beban tugas
dan tanggung jawab yang diemban, budaya, sosiologi, serta risiko keselamatan polisi pamong praja.
Dasar hukum tentang tugas dan tanggung jawab Satpol PP adalah PP Nomor 6 Tahun 2010 tentang Satuan Polisi
Pamoing Praja yang ditetapkan pada tanggal 6 Januari 2010. Dengan berlakunya PP ini maka dinyatakan tidak
berlaku PP Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pedoman Satuan Polisi Pamong Praja (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 112, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4428).
Berikut kutipan isi PP Nomor 6 tahun 2010 tentang Satpol PP.
Pengertian (Pasal 3)
(1) Satpol PP merupakan bagian perangkat daerah di bidang penegakan Perda, ketertiban umum dan
ketenteraman masyarakat.
(2) Satpol PP dipimpin oleh seorang kepala satuan dan berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab
kepada kepala daerah melalui sekretaris daerah.
Syarat menjadi Satpol PP (Pasal 16)
Persyaratan untuk diangkat menjadi Polisi Pamong Praja adalah:
a. pegawai negeri sipil;
b. berijazah sekurang-kurangnya Sekolah Lanjutan Tingkat Atas atau yang setingkat;
c. tinggi badan sekurang-kurangnya 160 cm (seratus enam puluh sentimeter) untuk laki-laki dan 155 cm
(seratus lima puluh lima sentimeter) untuk perempuan;
d. berusia sekurang-kurangnya 21 (dua puluh satu) tahun;
e. sehat jasmani dan rohani; dan
f. lulus Pendidikan dan Pelatihan Dasar Polisi Pamong Praja.
Kedudukan (Pasal 3 ayat (2))
Satpol PP dipimpin oleh seorang kepala satuan dan berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab
kepada kepala daerah melalui sekretaris daerah.
(Pertanggungjawaban Kepala Satpol PP kepada kepala daerah melalui sekretaris daerah adalah
pertanggungjawaban administratif. Pengertian melalui bukan berarti Kepala Satpol PP merupakan
bawahan langsung sekretaris daerah. Secara struktural Kepala Satpol PP berada langsung di bawah
kepala daerah).
Tugas (Pasal 4)
Satpol PP mempunyai tugas menegakkan Perda dan menyelenggarakan ketertiban umum dan
ketenteraman masyarakat serta perlindungan masyarakat.
(Sesuai Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah bahwa
penyelenggaraan ketertiban umum dan ketenteraman masyarakat merupakan urusan wajib yang
menjadi kewenangan pemerintah daerah termasuk penyelenggaraan perlindungan masyarakat).
Fungsi (Pasal 5)
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4, Satpol PP mempunyai fungsi:
a. penyusunan program dan pelaksanaan penegakan Perda, penyelenggaraan ketertiban umum dan
ketenteraman masyarakat serta perlindungan masyarakat;
b. pelaksanaan kebijakan penegakan Perda dan peraturan kepala daerah;
c. pelaksanaan kebijakan penyelenggaraan ketertiban umum dan ketenteraman masyarakat di daerah;
d. pelaksanaan kebijakan perlindungan masyarakat;
(Tugas perlindungan masyarakat merupakan bagian dari fungsi penyelenggaraan ketertiban umum
dan ketenteraman masyarakat, dengan demikian fungsi perlindungan masyarakat yang selama ini
berada pada Satuan Kerja Perangkat Daerah bidang kesatuan bangsa dan perlindungan
masyarakat menjadi fungsi Satpol PP)

e. pelaksanaan koordinasi penegakan Perda dan peraturan kepala daerah, penyelenggaraan ketertiban
umum dan ketenteraman masyarakat dengan Kepolisian Negara Republik Indonesia, Penyidik Pegawai
Negeri Sipil daerah, dan/atau aparatur lainnya;
f. pengawasan terhadap masyarakat, aparatur, atau badan hukum agar mematuhi dan menaati Perda
dan peraturan kepala daerah; dan
g. pelaksanaan tugas lainnya yang diberikan oleh kepala daerah.
Wewenang (Pasal 6)
Polisi Pamong Praja berwenang:
a. melakukan tindakan penertiban nonyustisial terhadap warga masyarakat, aparatur, atau badan hukum
yang melakukan pelanggaran atas Perda dan/atau peraturan kepala daerah;
(Tindakan penertiban nonyustisial adalah tindakan yang dilakukan oleh Polisi Pamong Praja
dalam rangka menjaga dan/atau memulihkan ketertiban umum dan ketenteraman masyarakat
terhadap pelanggaran Perda dan/atau peraturan kepala daerah dengan cara yang sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan dan tidak sampai proses peradilan)
b. menindak warga masyarakat, aparatur, atau badan hukum yang mengganggu ketertiban umum dan
ketenteraman masyarakat;
(Yang dimaksud dengan menindak adalah melakukan tindakan hukum terhadap pelanggaran
Perda untuk diproses melalui peradilan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan).
c. fasilitasi dan pemberdayaan kapasitas penyelenggaraan perlindungan masyarakat;
d. melakukan tindakan penyelidikan terhadap warga masyarakat, aparatur, atau badan hukum yang diduga
melakukan pelanggaran atas Perda dan/atau peraturan kepala daerah; dan
(Yang dimaksud dengan tindakan penyelidikan adalah tindakan Polisi Pamong Praja yang tidak
menggunakan upaya paksa dalam rangka mencari data dan informasi tentang adanya dugaan
pelanggaran Perda dan/atau peraturan kepala daerah, antara lain mencatat, mendokumentasi atau
merekam kejadian/keadaan, serta meminta keterangan).
e. melakukan tindakan administratif terhadap warga masyarakat, aparatur, atau badan hukum yang melakukan
pelanggaran atas Perda dan/atau peraturan kepala daerah.
(Yang dimaksud dengan tindakan administratif adalah tindakan berupa pemberian surat
pemberitahuan, surat teguran/surat peringatan terhadap pelanggaran Perda dan/atau peraturan
kepala daerah).
Kewajiban (Pasal 8)
Dalam melaksanakan tugasnya, Polisi Pamong Praja wajib:
a. menjunjung tinggi norma hukum, norma agama, hak asasi manusia, dan norma sosial lainnya yang hidup
dan berkembang di masyarakat;
(Yang dimaksud dengan norma sosial lainnya adalah adat atau kebiasaan yang diakui sebagai
aturan/etika yang mengikat secara moral kepada masyarakat setempat).
b. menaati disiplin pegawai negeri sipil dan kode etik Polisi Pamong Praja;
c. membantu menyelesaikan perselisihan warga masyarakat yang dapat mengganggu ketertiban umum dan
ketenteraman masyarakat;
(Yang dimaksud dengan membantu menyelesaikan perselisihan adalah upaya pencegahan agar
perselisihan antara warga masyarakat tersebut tidak menimbulkan gangguan ketenteraman dan
ketertiban umum).
d. melaporkan kepada Kepolisian Negara Republik Indonesia atas ditemukannya atau patut diduga
adanya tindak pidana; dan
(Yang dimaksud dengan tindak pidana adalah tindak pidana di luaryang diatur dalam Perda)
e. menyerahkan kepada Penyidik Pegawai Negeri Sipil daerah atas ditemukannya atau patut diduga
adanya pelanggaran terhadap Perda dan/atau peraturan kepala daerah.
Pemberhentian (Pasal 18)
Polisi Pamong Praja diberhentikan karena:
a. alih tugas;

b. melanggar disiplin Polisi Pamong Praja;


c. dipidana penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap; dan/atau
d. tidak dapat melaksanakan tugas dan kewajiban sebagai Polisi Pamong Praja.
Tata Kerja
Satpol PP dalam melaksanakan tugas dan fungsinya wajib menerapkan prinsip koordinasi, integrasi, dan
sinkronisasi baik secara vertikal maupun horizontal. (Pasal 25)
Setiap pimpinan organisasi dalam lingkungan Satpol PP provinsi dan kabupaten/kota bertanggung jawab
memimpin, membimbing, mengawasi, dan memberikan petunjuk bagi pelaksanaan tugas bawahan, dan bila
terjadi penyimpangan, mengambil langkah-langkah yang diperlukan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.( Pasal 26.)
Kerja sama dan Koordinasi (Pasal 28)
(1) Satpol PP dalam melaksanakan tugasnya dapat meminta bantuan dan/atau bekerja sama dengan
Kepolisian Negara Republik Indonesia dan/atau lembaga lainnya.
(2) Satpol PP dalam hal meminta bantuan kepada Kepolisian Negara Republik Indonesia dan/atau
lembaga lainnya sebagaimana dimaksud pada ayat (1) bertindak selaku koordinator operasi lapangan.
(3) Kerja sama sebagaimana dimaksud pada ayat (1) didasarkan atas hubungan fungsional, saling membantu,
dan saling menghormati dengan mengutamakan kepentingan umum dan memperhatikan hierarki dan kode etik
birokrasi.
Pasal 35
Pedoman organisasi Satpol PP untuk Provinsi Daerah Khusus Ibu Kota Jakarta, diatur dengan Peraturan
Menteri dengan pertimbangan menteri yang menangani urusan pemerintahan di bidang aparatur negara.

Anda mungkin juga menyukai