Pedoman Perilaku
Implementasi Tata Kelola Perusahaan sangat penting dan menentukan dalam menjalankan
kegiatan bisnis Perusahaan yang berkesinambungan sehingga memiliki keunggulan daya
saing dan dapat meningkatkan nilai tambah Perusahaan. Untuk itulah Erajaya berkomitmen
untuk mengimplementasikan Tata Kelola Perusahaan yang Baik secara konsisten yang salah
satunya dilakukan melalui penyusunan Standar Etika Perusahaan (Code of Conduct).
Standar Etika Perusahaan adalah sekumpulan komitmen yang terdiri dari etika bisnis Erajaya
dan etika kerja Insan Erajaya yang disusun untuk mempengaruhi, membentuk, mengatur dan
melakukan kesesuaian tingkah laku sehingga tercapai keluaran yang konsisten yang sesuai
dengan nilai-nilai dan budaya Erajaya dalam mencapai visi dan misinya.
INCOME GROUP
Pendapatan atau income, adalah penerimaan bersih seseorang, baik berupa uang kontan
maupun natura. Pendapatan adalah hasil penjualannya dari faktor-faktor produksi yang
dimilikinya pada sektor produksi.
sumber:http://www.referensimakalah.com/2013/02/pengertian-pendapatan-income.html
Erajaya Group menjalankan kegiatan usaha distribusi dan perdagangan ritel perangkat
telekomunikasi selular seperti telepon selular dan tablet, subscriber identity module card (
SIM Card ), voucher isi ulang operator jaringan selular, aksesoris, serta gadget seperti
komputer dan perangkat elektronik lainnya.
Didirikan pada tahun 1996, Erajaya Group adalah salah satu perusahaan distribusi dan
perdagangan ritel peralatan telekomunikasi selular terbesar yang terintegrasi, dan juga salah
satu perusahaan yang paling terpercaya dalam bisnis usahanya di Indonesia.
Erajaya Group menjalankan kegiatan usaha distribusi dan perdagangan ritel perangkat
telekomunikasi selular seperti telepon selular dan tablet, subscriber identity module card
(SIM Card), voucher isi ulang operator jaringan selular, aksesoris, serta gadget seperti
komputer dan perangkat elektronik lainnya.
Erajaya Group berada di posisi teratas di dalam bidang usaha distribusi dan
perdagangan ritel produk-produk telepon selular. Prestasi tersebut tentunya tak lepas dari
strategi distribusi dan ritel yang dikembangkan oleh Erajaya Group. Strategi- strategi yang
dilakukan oleh Erajaya Group di tahun 2014 adalah : mendapatkan ijin distribusi telepon
selular dari merek Xiaomi dan ASUS, mulai melakukan ekspansi ke regional-akuisisi
perusahaan CG Computer di Malaysia (Apple Reseller), melakukan penambahan gerai
Erafone Megastore, pembukaan gerai iBox yang terbesar di Asia, melakukan kerjasama
dengan PT Sat Nusa Persada untuk memproduksi telepon selular merek sendiri (Venera), dan
memperkenalkan sebuah format baru yang menitik beratkan pada penjualan produk-produk
aksesoris tanpa menghilangkan penjualan handset- Eraplus Concept.
2) Manajerial Perusahaan
a) Aspek Organisasi
Secara keselurahan aspek organisasi dalam perusahaan ini dapat dikatakan baik .
Dibuktikan dengan visi misi Erajaya group dapat dilihat bahwa perusahaan ini mempunyai
komitmen untuk memberikan kepuasan bagi para konsumennya dengan menyediakan
fasilitas dan memberikan solusi. Lalu memiliki struktur organisasi yang bertujuan agar dalam
pembagian tugas dalam perusahaan tersebut dapat tertata dan tugas dari masing-masing
bidang jelas. Selain itu dengan adanya struktur organisasi, setiap jabatan dapat mengerti
kepada siapa ia harus bertanggungjawab dan untuk siapa ia bertanggungjawab. Hal ini
bertujuan untuk meminimalisir terjadinya kesalah pahaman antar pemegang tanggungjawab
dalam perusahaan.
b) Aspek Pemasaran
Produk
Erajaya Group mendistribusikan produk-produk dan layanan telekomunikasi selular yang
mencakup telepon selular, smartphone, tablet, kartu SIM perdana, voucher isi ulang,
aksesoris, dan produk-produk Teknologi Informasi serta layanan pendukung lainnya. Erajaya
Group juga unggul dalam layanan e-commerce bagi konsumen ritel pengguna berbasis
online, dan juga penjualan corporate.
Erajaya Group terus menjaga hubungan kemitraan yang baik dengan prinsipal merek-merek
global penyedia perangkat telekomunikasi, meliputi Acer, Apple, Asus, BlackBerry, Dell,
HTC, Huawei, Lenovo, LG, Motorola, Nokia, Samsung, Sony, dan Xiaomi.
Distribusi (place)
Jaringan distribusi Erajaya group menjangkau seluruh pasar utama di Indonesia termasuk
pasar yang cenderung lebih mapan di wilayah Indonesia Barat seperti Pulau Jawa, Sumatera
dan Bali, maupun pasar yang masih berkembang seperti wilayah Indonesia Timur, Sulawesi,
Kalimantan dan Papua.
Promosi (Promotion)
Dalam mempromosikan perusahaannya, Erajaya Group menggunakan metode up-
selling dan cross-selling diperkirakan dengan metode ini, perusahaan dapat lebih
meningkatkan daya tarik jaringan distribusi Erajaya Group bagi prinsipal merek ketika
prinsipal ingin menawarkan paket produk yang lebih komprehensif kepada pelanggan.
Dengan kata lain perusahaan ini ingin meningkatkan daya tarik perusahaannya supaya
prinsipal lebih tertarik dan percaya dalam mendistribusikan produk mereka .
Harga (price)
Sebagai distributor yang besar di indonesia, perusahaan ini memberikan harga yang
normal sesuai dengan standar harga di pasar internasional. Hal ini bertujuan untuk menarik
minat konsumen karena harga yang ditawarkan sesuai dengan kualitas dan merek dari produk
yang bersangkutan.
c) Aspek Operasional
Untuk menjaga eksistensi erajaya, Perseroan melakukan beberapa inovasi antara lain
melalui perluasan cakupan wilayah operasional dengan mengkonsolidasi dan membuka titik-
titik distribusi baru, menambah jumlah gerai ritel dan melekatkan aspek produktivitas yang
berdampak pada tingkat penjualan, menciptakan saluran distribusi dan ritel baru yang
diharapkan dapat terus memacu pertumbuhan usaha, serta pengembangan konten aplikasi.
Dalam aspek daya saing perusahaan, PT. Erajaya Swasembada tetap menjaga daya
saing perusahaan seperti, tetap menjaga kualitas pelayanan distribusi dan berusaha untuk
tidak mengecewakan konsumen PT.Erajaya Swasembada. Selain menjaga konsumen,
PT.Erajaya Swasembada juga memberikan banyak informasi bagi konsumen yang belum
mengetahui tentang distribusi alat telekomunikasi yang dilakukan oleh Erajaya, sehingga
masyarakat tersebut tertarik pada proses distribusi PT.Erajaya Swasembada yang cepat, tepat,
efisien, dan pelayanan memuaskan.
PT. Erajaya menggunakan sumber daya manusia dari lulusan SLTP sebagai staff atau
karyawan perusahaan hingga karyawan yang memiliki jenjang pendidikan tinggi seperti S2
yang ditempatkan sebagai manajer. Selain itu dalam perusahaan Erajaya group untuk
mengelolah sumber daya manusianya, maka perusahaana memiliki Divisi Sumber Daya
Manusia (Human Resources HR). Divisi ini mempunyai peran yang sangat penting dalam
bisnis Erajaya Group, yaitu berperan sebagai mediator yang bertujuan untuk menyelaraskan
kepentingan karyawan dengan kepentingan Perusahaan.
e) Aspek Keuangan
Swasembada, Tbk merupakan perusahaan yang baik dalam managerialnya. Perusahaan ini
memenuhi semua aspek dalam managerial dari aspek organisasi, aspek pemasaran, aspek
operasional, aspek sumber daya manusia dan aspek keuangan. Setelah dianalisis, masing-
masing aspek telah dilakukan atau terpenuhi dengan baik seperti dari aspek organisasi ,
struktur organisasinya jelas . Dari aspek pemasaran, pemasarannya baik dengan memberikan
inovasi-inovasi yang dilakukan pada produknya. Dari aspek sumber daya manusia, untuk
tenaga kerjanya dan yang terakhir dari aspek keuangan dapat dikatakan sehat karena laba rugi
di tahun 2014 lebih rendah dibanding dengan tahun sebelumnya. Hal ini dibuktikan dengan
untuk berpendapat demi kemajuan perusahaan. Jadi jika karyawan baik dari yang memiliki
jabatan yang tinggi sampai yeng memilki jabatan rendah dapat memberikan pendapat atau
masukan bagi perusahaa. Seluruh pendapat atau masukan dapat diterima jika masukan baik
Sumber:http://www.indonesia-investments.com/upload/bedrijfsprofiel/463/Erajaya-
Swasembada-Annual-Report-2014-Company-Profile-Indonesia-Investments.pdf
GCG dan Perlunya Pedoman Etika Usaha
& Tata Perilaku dalam Perusahaan (Oleh:
M. Arif R)
Di awal kwartal keempat tahun 2015 lalu pasar saham domestik tepatnya di Bursa Efek
Indonesia (BEI) telah diramaikan dengan adanya indikasi transaksi semu atau goreng saham
dalam kasus transaksi saham berkode X. Transaksi semu disini dedefinisikan sebagai
transaksi yang tidak sunggung-sungguh terjadi dimana pembeli dan penjual merupakah pihak
yang ditenggarai sama atau memiliki conflict of interest terhadap transaksi tersebut. Pasar
seolah-olah telah dibuat aktif dengan adanya transaksi pembelian dan penjualan,
sehingga harga saham berkode X tersebut tidak mengalami penurunan.
Namun transaksi tersebut ditengarai adanya kejanggalan dimana telah ditemukan aksi gagal
bayar yang dilakukan oleh Broker atau Securities Company. Nilai transaki tersebut terbilang
cukup besar, berkisar antara Rp 300 400 miliar dengan modus operasi melakukan transaksi
yang berbeda-beda. Dengan transaksi yang tidak wajar tersebut telah menyebabkan pasar
modal tercoreng. Dengan kejadian tersebut harga saham berkode X terjun bebas ke level
terendah hanya dalam beberapa pekan menjadi hanya Rp 83 per lembar saham, atau terjun
bebasar sebesar 45.4%. Selanjutnya timbul pertanyaan tentang bagaimana GCG berperan
dalam mengurangi benturan kepentingan dalam tata kelola perusahaan yang baik.
Tujuan Tata Kelola Perusahaan yang Baik (Good Corporate Governance GCG)
Kenapa setiap pemangku kepentingan harus menciptkan pola hubungan yang konsusif dalam
meningkatkan nilai perusahaan? Karena pemegang saham, kreditor dan manajer adalah
pihak-pihak yang memiliki perbedaan kepentingan dan perspektif berkenaan dengan
perusahaan. Pemegang saham akan cenderung memaksimalkan nilai saham dan memaksa
manajer untuk bertindak sesuai dengan kepentingan mereka melalui pengawasan yang
mereka lakukan. Kreditor di sisi lain cenderung akan berusaha melindungi dana yang sudah
mereka investasikan dalam perusahaan dengan jaminan, juga melalui kebijakan pengawasan
yang ketat. Manajer juga memiliki dorongan untuk mengejar target-target pengelolaan
perusahaan sesuai dengan harapan yang mereka kehendaki.
Tata kelola perusahaan (Good Corporate Governance GCG) merupakan upaya perusahaan
untuk menciptakan pola hubungan yang kondusif antar pemangku kepentingan dalam
perusahaan. Hubungan kondusif antar stakeholder tersebut adalah prasyarat dalam
mewujudkan kinerja perusahaan yang baik, yang selanjutnya mendukung peningkatan
nilai perusahaan. Tata kelola perusahaan akan memberikan nilai tambah bagi pemegang
saham secara berkelanjutan dalam jangka panjang, dengan tetap menghormati kepentingan
pemangku kepentingan lainnya, berdasarkan hukum dan norma yang berlaku. Dengan
demikian jelas bahwa tata kelola perusahaan terkait erat dengan nilai perusahaan dan
tentunya, kinerja keuangan perusahaan.
GCG atau Tata Kelola Perusahaan yang Baik, menurut Forum for Corporate Governance in
Indonesia (FCGI) tahun 2001 mendefinisikan Good Corporate Governance sebagai
seperangkat peraturan yang mengatur tiga hubungan antara pemegang saham, pengurus
perusahaan, pihak kreditur, pemerintah, karyawan, serta para pemegang kepentingan internal
dan eksternal lainnya yang berkaitan dengan hak-hak dan kewajiban mereka atau dengan kata
lain suatu sistem yang mengendalikan perusahaan, dengan tujuan menciptakan nilai tambah
bagi semua pihak yang berkepentingan (lihat bagan dibawah ini).
Sedangkan Menurut The Organization for Economic Corporation and Development (OECD)
corporate governance adalah sistem yang dipergunakan untuk mengarahkan dan
mengendalikan kegiatan perusahaan, mengatur pembagian tugas hak dan kewajiban mereka
para pemegang saham, dewan pengurus, para manager, dan yang berkepentingan terhadap
kehidupan perusahaan.
Mengacu kepada definisi di atas, GCG diartikan sebagai suatu sistem, proses, dan
seperangkat peraturan yang digunakan untuk mengatur hubungan antara berbagai pihak yang
berkepentingan sehingga dapat mendorong kinerja perusahaan bekerja secara efisien,
menghasilkan nilai ekonomi jangka panjang yang berkesinambungan bagi para pemegang
saham maupun masyarakat sekitar secara keseluruhan.
Beberapa sumber tulisan yang membahas mengenai hal positif yang dapat diharapkan dari
penerapan GCG dalam jangka panjang terhadap Perusahaan adalah;
(2) Mengurangi biaya modal (cost of capital), yaitu sebagai dampak dari pengelolaan
perusahaan yang baik.
(3) Meningkatkan nilai saham perusahaan sekaligus dapat meningkatkan citra perusahaan
di mata publik dalam jangka panjang.
GCG dapat digunakan oleh organ Perusahaan untuk meningkatkan keberhasilan usaha dan
akuntabilitas Perusahaan dengan menerapkan prinsip GCG, yaitu; Transparansi
(transparency), Akuntabilitas (accountability), Pertanggungjawaban (responsibility),
Kemandirian (independency), serta Kewajaran dan Kesetaraan (fairness) berlandaskan pada
peraturan perundangan yang berlaku dan nilai-nilai etika. Praktik Tata Kelola Perusahaan
konsisten dilakukan dengan menerapkan prinsip-prinsip dasar GCG.
Transparansi yaitu ketersediaan informasi yang handal dan relevan dengan kemudahan akses
yang adil bagi seluruh pemangku kepentingan. Akuntabilitas, yaitu kejelasan fungsi, peran,
dan pertanggungjawaban pengelola dan pengawas Perusahaan sehingga pengelolaan
Perusahaan terlaksana secara efektif. Pertangjawaban yaitu pengelolaan berdasarkan prinsip-
prinsip korporasi yang sehat dan kepatuhan terhadap peraturan perundangan yang berlaku
dan prinsip-prinsip korporasi yang sehat.
Untuk mencapai keberhasian perusahaan dalam jangka panjang, pelaksanaan GCG perlu
dilandasi oleh integritas dari seluruh insan darma henwa yang tinggi. Oleh karena itu,
diperlukan pedoman perilaku yang dapat menjadi acuan bagi organ perusahaan dan semua
karyawan dalam menerapkan nilai-nilai (values) dan etika bisnis sampai menjadi bagian dari
budaya perusahaan. Prinsip-prinsip asar yang harus dimiliki oleh Perusahaan sesuai GCG
adalah;
Pedoman Perilaku dan Etika Usaha ada agar tersedianya petunjuk praktis bagi Perusahaan
dan seluruh insannya dalam menjalankan aktivitas bisnis yang memenuhi prinsip-prinsip
GCG, tersedianya panduan untuk mewujudkan nilai-nilai Perusahaan, dan tersedianya acuan
bagi insan Darma Henwa untuk menghindari benturan kepentingan dalam melaksanakan
peran dan tanggung jawab di lingkungan kerja.
Pedoman Perilaku merupakan bagian dari pelaksanaan GCG berisi tentang kewajiban yang
harus dilaksanakan dan larangan yang harus dihindari sebagai oleh seluruh karyawan
Perusahaan sebagai penjabaran pelaksanaan prinsip-prinsip GCG, yang terdiri dari;
Transaparansi, Akuntabilitas, Responsibilitas, Independensi, dan Fairness (Keadilan).
Mengingat lingkungan bisnis yang sangat dinamis, maka perlu dikaji Pedoman Perilaku
secara berkesinambungan dalam rangka mendapatkan standar kerja yang terbaik bagi
Perusahaan.
Pedoman Perilaku menjadi standar perilaku yang wajib diwujudkan oleh setiap individu
Peruashaan dalam melaksanakan peran, wewenang dan tanggung jawabnya maupun dalam
berinteraksi di lingkungan kerja, yang meliputi; kepatuhan terhadap peraturan perundangan
yang berlaku, keselamatan dan kesehatan kerja, ketaatan terhadap keselamatan lingkungan,
kerahasiaan informasi, lingkungan kerja yang bebas dari diskriminasi, perlindungan atas aset
Perusahaan, benturan kepentingan, penerimaan hadiah dan donasi, penyalahgunaan narkotika,
obat terlarang, minuman keras dan perjudian, dan pelaporan pelanggaran.
Etika Usaha merupakan standar perilaku yang diharapkan dari Perusahaan dalam
berinteraksi dan berhubungan dengan pemangku kepentingan, seperti karyawan, pelanggan,
pemasok, kreditur, pemerintah, pemegang saham, media, pesaing, dan masyarakat sekitar.
Untuk menjamin kelangsungan usaha dan keberhasilan sebagai sebuah Perusahaan yang
kompetitif, Perusahaan seyognyanya bertanggung jawab untuk; menjalankan kegiatan usaha
dengan cara yang etis dan mematuhi peraturan perundangan yang berlaku, berkomitmen
penuh terhadap standar etika dan pelaksanaan peraturan perundangan yang berlaku,
memahami dan mendukung pengembangan masyarakat setempat dengan menerapkan
prinsip-prinsip saling menghargai dan saling mengembangkan, dan mendukung pelestarian
lingkungan di wilayah operasi Perusahaan.
Kebijakan tata kelola
Keberadaan kebijakan serta praktik tata kelola perusahaan dan operasional mendukung
komitmen kami untuk melakukan hal yang benar, dengan memberikan kerangka bagi
pelaksanaan keterbukaan, integritas, kepercayaan dan kepatuhan dalam setiap kegiatan kami.
Perusahaan kami didukung oleh berbagai kebijakan internal yang menjadi pedoman dalam
menerapkan prinsip-prinsip tata kelola perusahaan yang baik. Beberapa kebijakan internal
tersebut, antara lain, Piagam Dewan Komisaris, Piagam Dewan Direksi, piagam-piagam
komite pendukung Dewan Komisaris, Piagam Internal Audit, dan berbagai kebijakan serta
prosedur lainnya. Sebagai gambaran, maka hubungan diantara masing-masing di atas adalah
sebagai berikut:
Perseroan berkomitmen untuk terus untuk terus melaksanakan program tanggung jawab
sosial perusahaan (Corporate Social Responsibility-CSR) dengan mengadakan berbagai
kegiatan untuk masyarakat yang fokus kedalam beberapa aspek, yaitu aspek peningkatan
kualitas dan kapabilitas di bidang pendidikan, kesehatan dan kesejahteraan sosial. Seluruh
kegiatan CSR yang dilakukan oleh Perseroan berada dibawah naungan payung program CSR
Perseroan yang disebut dengan Lentera - Erajaya Peduli.