ALIA LOLITA
DEPARTEMEN AGRIBISNIS
FAKULTAS EKONOMI DAN MANEJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2013
Alia Lolita
NIM H34090068
ABSTRAK
Coffee shop merupakan salah satu jenis restoran yang dipandang sebagai
salah satu tempat yang mampu mewakili gaya hidup serta kelas sosial sebagian
dari masyarakat perkotaan. Persaingan bisnis De Koffie-Pot semakin ketat, karena
semakin meningkatnya jumlah coffee shop yang ada di Kota Bogor. Hal tersebut
yang mengharuskan pihak manajemen De Koffie-Pot mengambil keputusan yang
tepat dalam memasarkan produknya agar dapat meraih pangsa pasar yang lebih
besar serta dapat terus mengembangkan usahanya ditengah tingginya tingkat
persaingan bisnis dengan cara mencari alternatif strategi yang tepat. Tujuan
penelitian ini, yakni untuk menganalisis kondisi lingkungan internal dan eksternal
dan merumuskan alternatif strategi pengembangan untuk De Koffie-Pot. Metode
yang digunakan dalam penelitian ini adalah matriks IFE, matriks EFE, matriks IE,
matriks SWOT, dan matriks QSP. Hasil analisis menunjukan bahwa De Koffie-
Pot berada pada tahapan tumbuh dan berkembang. Hasil analisis SWOT
mengidentifikasi terdapat tujuh alternatif strategi pengembangan yang dapat
diterapkan oleh De Koffie-Pot. Strategi yang memiliki prioritas utama
berdasarkan perhitungan matriks QSP adalah melakukan inovasi penjualan.
ABSTRACT
v
ALIA LOLITA
Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Ekonomi
pada
Departemen Agribisnis
DEPARTEMEN AGRIBISNIS
FAKULTAS EKONOMI DAN MANEJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
vi
vii
Disetujui oleh
Diketahui oleh
Dr Ir Nunung Kusnadi, MS
Ketua Departemen
Tanggal Lulus:
viii
PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa atas segala
karunia-Nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Tema yang dipilih
dalam penelitian yang dilaksanakan sejak bulan Februari 2013 ini ialah strategi
dan kebijakan bisnis, dengan judul Strategi Pengembangan Usaha Coffee Shop De
Koffie-Pot di Kota Bogor, Jawa Barat.
Terima kasih penulis ucapkan kepada Ir Lukman M. Baga MA.Ec selaku
dosen pembimbing akademik dan Dr Ir Wahyu Budi Priatna, MSi selaku dosen
pembimbing skripsi. Terima kasih penulis juga ucapkan kepada Yanti Nuraeni
Muflikh, SP, M.Agribuss dan Anita Primaswari Widhiani, SP, MSi selaku dosen
penguji utama dan dosen penguji perwakilan Departemen Agribisnis. Terima
kasih penulis ucapkan kepada seluruh pihak manajemen De Koffie-Pot yang telah
meluangkan waktunya serta telah mendukung proses penelitian ini. Ungkapan
terima kasih juga disampaikan kepada ayah, ibu, serta seluruh keluarga, atas
segala doa dan dukungan yang diberikan. Terima kasih kepada teman satu
bimbingan, sahabat-sahabat Agribisnis 46, serta teman-teman Tingkat Persiapan
Bersama dan teman-teman asrama atas dukungan dan semangat yang diberikan.
Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.
Alia Lolita
ix
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL xi
DAFTAR GAMBAR xi
DAFTAR LAMPIRAN xi
PENDAHULUAN 1
Latar Belakang 1
Perumusan Masalah 3
Tujuan Penelitian 5
Manfaat Penelitian 5
Ruang Lingkup dan Keterbatasan Penelitian 5
TINJAUAN PUSTAKA 5
KERANGKA PEMIKIRAN 6
Kerangka Pemikiran Teoritis 9
Kopi dan Coffee Shop 9
Restoran 9
Konsep Strategi 10
Visi, Misi, dan Tujuan Perusahaan 11
Analisa Lingkungan Usaha 13
Alat Analisis 19
Kerangka Pemikiran Operasional 20
METODE PENELITIAN 23
Lokasi dan Waktu Penelitian 23
Jenis dan Sumber Data 23
Metode Penentuan Responden 23
Metode Pengumpulan Data 23
Metode Pengolahan dan Analisis Data 24
Matriks IFE dan EFE 25
Matriks IE 27
Matriks SWOT 27
Matriks QSP 28
KONDISI UMUM 30
De Koffie-Pot 30
Visi dan Misi Perusahaan 31
Lokasi Perusahaan 31
Struktur Organisasi 32
STP 33
ANALISIS LINGKUNGAN USAHA 33
Analisis Lingkungan Eksternal 33
Lingkungan Politik dan Hukum 33
Lingkungan Ekonomi 34
Lingkungan Sosial 34
x
Lingkungan Teknologi 35
Lingkungan Industri 35
Analisis Lingkungan Internal 37
Manajemen SDM 37
Pemasaran 38
Produksi/Operasi 39
Keuangan 39
Penelitian dan Pengembangan 40
Sistem Informasi Manajemen 40
FORMULASI STRATEGI 40
Tahap Masukan 40
Identifikasi Faktor Eksternal 40
Identifikasi Faktor Internal 41
Analisis Matriks EFE (Internal Factor Evaluation) 41
Analisis Matriks IFE (External Factor Evaluation) 43
Tahap Pencocokan 44
Analisis Matriks IE (Internal-External) 45
Analisis Matriks SWOT 46
Tahap Keputusan 49
Analisis Matriks QSP 49
SIMPULAN DAN SARAN 50
DAFTAR PUSTAKA 51
LAMPIRAN 53
RIWAYAT HIDUP 58
xi
DAFTAR TABEL
1. Perkembangan volume dan nilai Ekspor Kopi di Indonesia tahun 2006-2009 1
2. Coffee Shop di sekitar coffee shop De koffie-Pot 2
3. Analisis Matriks EFE 24
4. Analisis Matriks IFE 24
5. Penilaian Bobot Faktor Eksternal Perusahaan 25
6. Penilaian Bobot Faktor internal Perusahaan 25
7. Matriks IE 27
8. Matriks SWOT 28
9. Matriks QSP 30
10. Perkembangan Restoran dan Rumah Makan di Kota Bogor Berdasarkan
Jenis Hidangan yang disajikan pada tahun 2005-2009 36
11. Identifikiasi Faktor Eksternal 41
12. Identifikasi Faktor Internal 41
13. Hasil Analisis Matriks EFE 42
14. Hasil Analisis Matriks IFE 44
DAFTAR GAMBAR
1. Rata-rata penjualan De Koffie-Pot per bulan tahun 2012 4
2. Rata-rata pengunjung De Koffie-Pot per minggu tahun 2012 4
3. Model Komprehensif Proses Manajemen Strategis 12
4. Langkah-Langkah dalam pemasaran terarah 14
5. Model Lima Kekuatan Porter 18
6. Kerangka Pemikiran Operasional 22
7. Struktur organisasi De Koffie-Pot 32
8. Matriks IE 45
9. Matriks SWOT 46
DAFTAR LAMPIRAN
1. Data Perkembangan Wisatawan Kota Bogor 53
2. Perkembangan dan Laju Pertumbuhan PDRB Pendapatan per Kapita Kota
Bogor Atas Dasar Harga Konstan 2000 Tahun 2003-2006 53
3. Hasil Perhitungan Matriks EFE 54
4. Hasil Perhitungan Matriks IFE 55
5. Hasil Perhitungan Matriks QSP 56
0
1
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Kopi adalah sejenis minuman yang melalui proses pengolahan dan ekstraksi
biji tanaman kopi. Minuman non alkohol ini sudah dikenal masyarakat Indonesia
secara turun temurun dan masyarakat sudah menganggap bahwa meminum kopi
merupakan suatu kebiasaan. Aroma harum, rasa khas nikmat, serta khasiatnya
yang dapat menyegarkan badan menjadikan kopi digemari oleh masyarakat
Indonesia khususnya di Kota Bogor. Dulu kopi dikenal sebagai minuman yang
dikhususkan untuk orang tua. Namun seiring dengan perkembangan aneka teknik
pembuatan kopi, kopi pun digemari oleh seluruh kalangan. Kopi telah menjadi
bagian dari gaya hidup, khususnya bagi mereka yang tinggal di kota besar.
Bahkan kopi sekarang menjadi populer dikalangan anak muda dan juga kalangan
bisnis, sehingga harganya menjadi sangat mahal. Kopi merupakan tanaman
perkebunan yang sudah lama dibudidayakan, bukan hanya sebagai sumber
penghasilan rakyat, kopi juga menjadi andalan ekspor dan sumber pendapatan
devisa. Volume nilai ekspor kopi Indonesia ditunjukkan pada Tabel 1.
Tabel 1. Perkembangan volume dan nilai ekspor kopi di Indonesia tahun 2006-
2010a
Tahun
2006 2007 2008 2009 2010
b
Volume (ton) 282.452 421.000 494.115 407.013 422.468
c
Nilai (US$) 547 774 911 305 860 140 744 177 1 100 826
a
Sumber : Departemen Pertanian 2010; bton ; cUS$
1
[AEKI]. Asosiasi Eksportir dan Industri Kopi Indonesia. 2013. [Internet]. [diacu 2013 Jun 20]. Tersedia dari:
http://www.aeki-aice.org/page/konsumsi-kopi-domestik
2
Restoran yang saat ini berkembang di Kota Bogor, yakni restoran yang
menyediakan hidangan utama berupa kopi atau biasa dikenal dengan coffee shop.
Coffee shop merupakan salah satu jenis restoran yang dipandang sebagai salah
satu tempat yang mampu mewakili gaya hidup serta kelas sosial sebagian
masyarakat perkotaan. Coffee shop biasanya dimanfaatkan sebagai tempat
berkumpul dan bersantai bersama teman dan keluarga diakhir pekan atau sekedar
untuk melepas kepenatan dari rutinitas sehari-hari. Bahkan tidak jarang kalangan
eksekutif dan profesional yang memanfaatkan tempat ini sebagai alternatif tempat
untuk menjamu rekan bisnis dan kolega dalam pertemuan yang bersifat informal.
Suasana yang nyaman, rasa dan variasi menu serta fasilitas pendukung yang
ditawarkan merupakan beberapa alasan yang menjadikan coffee shop pilihan
tempat untuk berkumpul.
Di Kota Bogor terdapat banyak coffee shop modern yang dapat menjadi
pesaing seperti Starbucks, Coffee Toffee, dan banyak coffee shop lainnya. Selain
itu juga terdapat banyak kafe yang menjual minuman kopi layaknya coffee shop
seperti Kedai Telapak, Coffee Time, dan kafe lainnya yang membedakan adalah
produk yang ditawarkan kafe tidak hanya kopi namun sangat beragam dari
makanan dan minuman. Sebagai unit usaha restoran, bisnis tersebut merupakan
usaha yang memiliki orientasi dalam memperoleh keuntungan melalui penjualan
terhadap konsumen.
3
Perumusan Masalah
5
pada karyawan belum terdapatnya bagian khusus pemasaran dalam manajemen
De Koffie-Pot menyebabkan pemasaran yang dilakukan oleh pihak manajemen
belum optimal. De Koffie-Pot memerlukan pengembangan dengan melakukan
penambahan sumberdaya manusia sebagai tenaga kerja pada beberapa bagian
yang akan ditambahkan dalam perbaikan manajemen. Beberapa permasalahan
yang ada menyebabkan pihak manajemen harus mengambil keputusan yang tepat
dalam memasarkan produknya agar dapat meraih pangsa pasar yang lebih besar
serta dapat terus mengembangkan usahanya ditengah tingginya persaingan bisnis
coffee shop dan restoran-restoran lain, dengan cara mencari alternatif strategi yang
tepat bagi pihak De Koffie-Pot.
Berdasarkan pemaparan kondisi yang sudah dijelaskan, maka dapat
dirumuskan permasalahan yang ada sebagai berikut :
1. Bagaimanakah kondisi lingkungan internal yang dihadapi oleh De Koffie-
Pot?
2. Bagaimanakah kondisi lingkungan eksternal yang dihadapi oleh De Koffie-
Pot?
3. Bagaimana alternatif strategi pengembangan yang tepat yang dapat
diterapkan bagi De Koffie-Pot?
Tujuan Penelitian
Manfaat Penelitian
TINJAUAN PUSTAKA
9
yang dihadapi oleh coffee shop tidak sama dengan penelitian terdahulu salah
satunya permaslaahan dalam mencapai target penjualan yang baru. Sedangkan
persamaan penelitian saat ini dengan terdahulu adalah membahas mengenai
strategi-strategi suatu usaha restoran dengan menggunakan bauran pemasaran,
kemudian mencari alternatif strategi pengembangan untuk mencapai tujuan
restoran. Alat analisis yang digunakan untuk mencari alternatif strategi ini adalah
matriks SWOT dan QSPM. Berdasarkan matriks SWOT akan diperoleh gambaran
tentang alternatif strategi yang di ambil untuk memaksimalkan peluang dan
kekuatan dan secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan dan ancaman.
Sedangkan dengan matriks QSP akan dapat memprioritaskan alternatif strategi
terlebih dahulu yang akan diterapkan oleh perusahaan.
KERANGKA PEMIKIRAN
2
Munavitz, S. Pengertian dan Klasifikasi Rumah Makan atau Restoran. 2013. [Internet]. [diacu 2013 Feb 20].
Tersedia dari: http://pariwisatadanteknologi.blogspot.com/2010/06/pengertian-dan-klasifikasi-rumah-
makan.html
10
Restoran
Restoran merupakan suatu usaha yang dikelola komersial yang
menyediakan pelayanan jasa makanan dan minuman. (Soekresno dalam Ratnasari
2009). Menurut Diktat Tata Hidangan tahun 2005, menyatakan bahwa yang
dimaksud dengan restoran adalah suatu ruangan atau tempat dimana tamu dapat
membeli makanan maupun minuman. Berdasarkan tingkat keorisinilannya,
restoran dapat dibedakan menjadi 10 jenis menurut Torsina dalam Ratnasari
(2009) :
1. Familiy Conventional
Restoran semacam ini menghidangkan makanan dan minuman yang
tradisional bagi tradisi keluarga. Restoran ini mementingkan suasana dan
dari segi harga yang cukup bersahabat. Dalam segi pelayanan dan dekorasi
terbilang cukup sederhana. Dengan tujuan untuk menarik lebih banyak
keluarga dalam satu rombongan beserta relasi atau kenalannya.
2. Fast Food
Restoran siap saji ini memiliki keterbatasan dalam jenis menu yang
disajikan, dan dekorasi ruang yang mendominasi warna-warna utama dan
terang. Dari segi harga tidak terlalu mahal. Restoran jenis ini berhubungan
dengan Eat-In (makan di restoran) dan take out (dibawa keluar atau pulang).
Restoran ini lebih mengutamakan banyak pelanggan dan paling banyak
diusahakan oleh para pelaku restoran di Indonesia dewasa ini.
3. Kafetaria
Jenis restoran ini, biasanya terdapat di gedung-gedung perkantoran atau
pusat perbelanjaan, sekolah atau pabrik-pabrik. Menu yang disajikan
berganti-ganti setiap harinya dengan harga yang cukup ekonomis. Tipe
penyajian swalayan dengan menu agak terbatas seperti menu-menu yang
disajikan di rumah.
4. Gourmet
Restoran ini mengutamakan penyediaan dan pelayanan makanan dan
minuman yang sifatnya khusus, di mana pelayanan dan jenis makanan yang
dihidangkan termasuk eksklusif. Biasanya pelayanan dan harga makanan
dan minuman yang dihidangkan sesuai dengan kualitas. Oleh karena itu
restoran semacam ini termasuk restoran golongan mewah atau
diperuntukkan bagi golongan VIP.
5. Etnik
Restoran ini menyajikan masakan dari daerah (suku atau Negara) yang
spesifik. Misalnya: masakan Jawa Timur, Manado, Cina, India, Timur
Tengah dan lain-lain. Pakaian seragam dari pelayannya disesuaikan dengan
daerah asal makanan dan minuman. Dekorasi tempat dan ruangan
menggambarkan suasana etnik tertentu.
6. Speciality Restaurants
Restoran ini menyajikan menu yang khas, berkualitas, dan menarik
perhatian. Harga yang relatif mahal. Tempat dan lokasi biasanya jauh dari
pusat keramaian yang ditunjukkan untuk wisatawan atau orang-orang yang
ingin mentraktir teman, keluarga, partner bisnis dalam suasana yang khas
dan unik.
11
7. Buffet
Ciri utama buffet adalah berlakunya satu harga untuk makan sepuasnya apa
yang disajikan dalam buffet. Produk minumana berupa wine, linquor, dan
bir yang dapat dipesan dengan khusus. Display makanan cukup memegang
peranan penting dalam promosi.
8. Coffee Shop
Ciri khas dari restoran ini adalah tempat duduk yang berganti-ganti dengan
cepat untuk menandakan suasana tidak formal dan pelayanan makan cepat
saji. Lokasi dan tempat utama berada di sekitar gedung perkantoran, pabrik-
pabrik, dan pusat perbelanjaan dengan traffic pejalan yang tinggi. Menu
utama yang ditujukan disini adalah untuk coffee break.
9. Snack Bar
Restoran ini ditunjukkan untuk orang-orang yang ingin jajanan dan
makanan kecil. Ruangan biasanya lebih kecil tetapi bisa memperoleh
volume penjualan yang lumayan besar. Banyak menawarkan pesanan take-
out. Dekorasi tempat sederhana serta ukuran kecil hanya untuk beberapa
orang.
10. Drive In Drive Thru or Parking
Restoran ini melayani pembelian dengan diantar hingga ke mobilnya,
pesanan diantar sampai ke mobil untuk eat-in (sementara parkir) atau take
away dengan kemasan makanan yang dibungkus lebih praktis. Lokasi sesuai
dengan tempat parkir baik motor maupun mobil.
Konsep Strategi
Istilah strategi dalam bidang manajemen pertama kali diperkenalkan oleh
Drucker. Menurut Drucker dalam Siahaan (2008) yang didefinisikan sebagai
semua keputusan pada sasaran bisnis dan pada cara untuk mencapai sasaran
tersebut.Strategi berasal dari bahasa Yunani yaitu “strategos” yang berasal dari
kata “stratos” yang berarti militer dan “ag” yang berarti memimpin. Kata strategi
pada awalnya merupakan istilah dalam bidang kemiliteran bukan manajemen.
Menurut Hunger dan Wheelen (2003) definisi dari manajemen strategi ialah
serangkaian keputusan dan tindakan manajenerial yang menentukan kinerja
perusahaan dalam jangka panjang.
1. Konsep Manajemen Strategis
Manajemen strategis dapat didefinisikan juga sebagai seni dan pengetahuan
dalam merumuskan, mengimplementasikan, serta mengevaluasi keputusan-
keputusan lintas fungsional yang memampukan sebuah organisasi mencapai
tujuannya (David, 2009). Dengan demikian manajemen strategi dapat
digunakan dalam merumuskan suatu permasalahan suatu organisasi dan
merencanakan strategi yang akan di implementasikan serta mengevaluasi
suatu keputusan strategi. Peter Drucker dalam David (2009) mengatakan
bahwa tugas utama manajemen strategis adalah memahami secara utuh misi
sebuah bisnis, yaitu dengan menanyakan,”apakah bisnis kita ?”. Ini
mengarah pada penetapan tujuan-tujuan, pengembangan strategi, dan
pengambilan keputusan saat ini untuk hasil di masa depan. Menurut Glueck
dan Jauch (1990) menggambarkan manajemen strategis sebagai arus
keputusan dan tindakan yang mengarah pada suatu strategi atau strategi-
strategi yang efektif untuk membantu mencapai sasaran perusahaan.
12
2. Proses Manajemen Strategi
Proses manajemen strategis merupakan alur dimana penyusun strategis
menentukan sasaran dan menyusun strategi. Proses manajemen strategis
menurut David (2009), terdiri dari tiga tahap, yaitu :
a. Perumusan strategi
Perumusan strategi termasuk mengembangkan visi dan misi,
mengindentifikasikan peluang dan ancaman eksternal perusahaan,
menentukan kekuatan dan kelemahan internal perusahaan,
menetapkan tujuan jangka panjang, merumuskan alternatif strategi,
dan memilih strategi tertentu yang akan dilaksanakan.
b. Penerapan strategi
Penerapan strategi mensyaratkan perusahaan untuk menetapkan tujuan
tahunan, membuat kebijakan, memotivasi karyawan, dan
mengalokasikan sumberdaya sehingga strategi yang telah
diformulasikan dapat dijalankan. Implementasi strategi termasuk
mengembangkan budaya yang mendukung strategi, menciptakan
struktur organisasi yang efektif dan mengarahkan usaha pemasaran,
menyiapkan anggaran, mengembangkan dan memberdayakan sistem
informasi, dan menghubungkan kinerja karyawan dengan kinerja
organisasi
c. Penilaian strategi
Tahap ini adalah tahap terakhir dalam manajemen strategis, dimana
manajemen sangat ingin mengetahui kapan strategi tidak dapat
berjalan seperti yang diharapkan evaluasi strategi adalah alat utama
untuk mendapatkan informasi ini. Terdapat tiga aktivitas dasar dalam
penilaian strategi, yaitu meninjau ulang faktor eksternal dan internal
yang menjadi dasar strategi saat ini, mengukur kinerja atau prestasi,
dan mengambil tindakan korektif.
Melakukan
Audit
Eksternal
13
3. Jenis-jenis Strategi
Menurut Glueck dan Jauch (1990), strategi adalah rencana yang disatukan,
luas, dan terintegrasi yang menghubungkan keunggulan strategis perusahaan
dengan tantangan lingkungan, dan dirancang untuk memastikan bahwa
tujuan utama dari perusahaan itu dapat dicapai melalui pelaksanaan yang
tepat oleh organisasi. Strategi alternatif yang dapat digunakan oleh
perusahaan dapat dikelompokan menjadi 11 tindakan, yaitu integrasi
kedepan, integrasi kebelakang, integrasi horizontal, penetrasi pasar,
pengembangan pasar, pengembangan produk, diversifikasi yang terkait,
diversifikasi tak terkait, penciutan, divestasi dan liquidasi (David 2009).
15
Segmentasi Pasar
Pasar terdiri dari banyak pembeli yang berbeda dalam
beberapa hal, misalnya keinginan, kemampuan keuangan,
lokasi, sikap pembelian dan praktek-praktek pembeliannya.
Berdasarkan perbedaan ini dapat dilakukan segmentasi
pasar. Menurut Rangkuti (2005), segmentasi pasar adalah
tindakan mengidentifikasi dan membentuk kelompok
pembeli atau konsumen secara terpisah. Beberapa aspek
utama untuk mensegmentasikan pasar yaitu aspek geografis,
demografis, psikografis, perilaku.
Target Pasar
Menetapkan target pasar atau sasaran adalah tindakan
mengevaluasi dan membandingkan kelompok yang
diidentifikasi, kemudian memilih salah satu atau beberapa
diantaranya sebagai calon target dengan potensi paling
besar.
Posisi Pasar
Penetapan posisi adalah tindakan merancang tawaran dan
citra perusahaan sehingga menempati posisi yang khas
(diantara para pesaing) di dalam benak pelanggan
sasarannya. Setelah perusahaan memutuskan segmen mana
yang akan dimasuki, selanjutnya diputuskan pula posisi
mana yang ingin ditempati dalam segmen tersebut.
ii. Bauran Pemasaran
Dalam strategi pemasaran, perusahaan harus memperhatikan
yang disebut dengan bauran pemasaran dimana perusahaan yang
menghasilkan produk harus memperhatikan indicator-indikator
dari 4P ataupun 7P. Bauran Pemasaran (Marketing mix) adalah
seperangkat alat pemasaran taktis yang dapat dikendalikan, yang
dipadukan oleh perusahaan untuk menghasilkan respon yang
diinginkan dalam pasar sasaran (Kotler dan Armstrong, 2008).
Sejalan dengan semakin kompetitifnya dunia bisnis, 4P tersebut
berkembang menjadi 7P diantaranya adalah product, price,
promotion, place, people, physical evidence dan process.
- Product (Produk)
Produk merupakan bentuk penawaran organisasi yang
ditujukan untuk mencapai tujuan organisasi melalui
pemuasan kebutuhan dan keinginan pelanggan.
- Price/Pricing (Harga)
Keputusan bauran harga berkenanaan dengan kebijakan
strategi dan taktis, seperti tingkat harga, struktur diskon,
syarat pembayaran dan tingkat diskriminasi harga diantara
berbagai kelompok pelanggan.
- Promotion (Promosi)
Bauran promosi tradisional meliputi berbagai metode untuk
mengkomunikasikan manfaat produk maupun jasa.
16
- Place (Tempat)
Keputusan distribusi menyangkut kemudahan akses
terhadap produk atau jasa bagi para pelanggan potensial.
Keputusan ini meliputi lokasi fisik.
- People (Orang)
Bagi sebagian besar jasa, orang merupakan unsur vital.
Dalam organisasi jasa, setiap orang memiliki dampak
langsung bagi output yang diterima oleh pelanggan.
Sumber daya harus mempunyai kemampuan akan
pengenalan produk (product knowledge) secara mantap,
sehingga dapat memberikan pelayanan yang maksimal
kepada konsumen.
- Physical Evidance (Bukti Nyata)
Karakteristik “tak dapat disentuh/dirasakan” menyebabkan
pelanggan potensial tidak bisa menilai suatu jasa sebelum
mengkonsumsinya. Ini menyebabkan resiko dipersepsikan
konsumen dalam mengambil keputusan pembelian. Bukti
fisik ini bisa dalam berbagai bentuk. Misalnya brosur,
gedung, dan penampilan karyawan.
- Process (Proses)
Proses produk atau operasi merupakan faktor penting bagi
konsumen dengan tingkat kontak pelayanan tinggi. Dalam
bisnis jasa operasi terkait erat dan sulit dibedakan dengan
tegas.
c. Aspek Keuangan
Aspek keuangan merupakan aspek dimanna para pemilik perusahaan
dapat melihat kondisi perusahaannya apakah mengalami keuntungan
atau kerugian dan dapat melihat peluang adanya pengembangan
perusahaan. Pada aspek ini biasanya dilihat dari aktivitas dan peluang
investasi perusahaan.
d. Aspek Produksi dan Operasi
Aspek produksi dan operasi merupakan segala hal yang berkaitan
dengan semua aktivitas perusahaan. Aspek ini berhubungan dengan
layout fasilitas perusahaan, penelitian dan pengembangan,
penggunaan teknologi, serta pembelian bahan baku.
e. Aspek Sistem Informasi dan Komunikasi
Hal-hal yang perlu dianalisis dapat dilihat dari segi sistem informasi
manajemen, antara lain aspek-aspek software, hardware, dan
brainware. Informasi menghubungkan semua fungsi bisnis menjadi
satu dan menyediakan dasar semua keputusan manajerial, ini
merupakan pondasi dari semua organisasi. Informasi juga
menunjukkan sumber utama dari kekuatan atau kelemahan kompetitif
manajemen.
f. Aspek Penelitian dan Pengembangan
Banyak perusahaan dewasa ini tidak memiliki divisi penelitian dan
pengembangan, tetapi banyak perusahaan lain bergantung pada
aktivitas penelitian dan pengembangan yang berhasil untk tetap
bertahan. Penelitian dan pengembangan berfungsi untuk
17
mengembangkan produk-produk baru sebelum pesaing melakukannya,
untuk meningkatkan kualitas produk, atau untuk memperbaiki proses
produksi sehingga dapat menekan biaya.
2. Analisis Lingkungan Eksternal Perusahaan
Lingkungan eksternal perusahaan menjelaskan tentang peluang dan
ancaman besar yang dihadapi oleh suatu perusahaan di masa kini ataupun
masa yang akan datang, sehingga manajer dapat merumuskan strategi yang
tepat guna mengambil keuntungan dari berbagai peluang dan meminimalkan
dampak dari ancaman yang muncul. Proses yang dilakukan secara kontinyu
untuk melakukan analisis lingkungan eksternal adalah dengan melakukan
pemindaian (scanning), pengawasan (monitoring), peramalan (forecasting)
dan penilaian (assessing). Analisis lingkungan eksternal perusahaan dapat
dibagi menjadi dua kategori, yaitu lingkungan jauh dan lingkungan industri.
a. Lingkungan Jauh
Lingkungan jauh perusahaan terdiri dari faktor-faktor yang pada
dasarnya diluar dan terlepas dari perusahaan. Faktor-faktor utama
yang biasa diperhatikan adalah faktor politik, ekonomi, sosial dan
teknologi. Lingkungan jauh ini memberikan kesempatan besar bagi
perusahaan untuk maju, sekaligus dapat menjadi hambatan dan
ancaman untuk maju.
i. Lingkungan Ekonomi
Lingkungan Ekonomi merupakan kekuatan pembelian. Terdiri
dari faktor-faktor memberi efek pada kekuatan pembelian
konsumen dan pola pembelian. Pemasar harus teliti akan trend
dan pola pembelian konsumen.
ii. Lingkungan Politik
Lingkungan politik terdiri dari hukum, peraturan yang berlaku,
agen pemerintah, kebijakan, dan pemerintah. Faktor politik
yang perlu diperhatikan agar bisnis dapat berkembang yaitu
Undang-Undang tentang lingkungan dan perburuhan, peraturan
tentang perdagangan luar negeri, stabilitas pemerintah,
peraturan tentang keamanan dan kesehatan kerja, serta sistem
pajak.
iii. Lingkungan Teknologi
Merupakan faktor yang paling mempengaruhi pembentukan
untuk masa depan sekarang. Sikap terhadap teknologi
tergantung pada sikap kita terhadap kemudahan/keajaiban yang
dapat dilakukan teknologi atau kesalahan yang dapat
disebabkan oleh teknologi.
iv. Lingkungan Sosial/Budaya
Lingkungan Sosial merupakan grup-grup pendorong dari
beberapa organisasi individu masyarakat. Kondisi sosial
masyarakat memang berubah-ubah. Hendaknya perubahan
sosial yang terjadi yang mempengaruhi perusahaan dapat
diantisipasi oleh perusahaan. Lingkungan budaya terbuat dari
faktor yang yang berefek pada nilai dasar sosial, persepsi,
pilihan atau preferensi, dan sikap.
18
b. Lingkungan Industri
Aspek lingkungan bisnis akan mengarah pada aspek persaingan
dimana bisnis perusahaan berada. Lingkungan industri perlu dianalisis
dalam rangka menentukan struktur industri tertentu. Hal ini dilakukan
agar dapat menganalisis persaingan yang akan terjadi antara
perusahaan dan pesaingnya. Dengan demikian perusahaan dapat
menentukan strategi bersaing. Michael Porter mengemukan konsep
Competitive Strategy yang menganalisis persaingan bisnis berdasarkan
lima aspek utama yang disebut Lima Kekuatan Bersaing, yaitu:
i. Ancaman Pendatang Baru
Masuknya perusahaan sebagai pendatang baru akan
menimbulkan perbedaan bagi perusahan yang sudah ada seperti,
kapasitas yang menjadi bertambah, terjadi perebutan pangsa
pasar, dan perebutan sumber daya produksi yang terbatas.
Kondisi seperti ini dapat menimbulkan ancaman bagi
perusahaan yang sudah ada.
ii. Persaingan Perusahaan sejenis dalam Industri
Persaingan dalam industri akan dapat mempengaruhi kebijakan
dan kinerja suatu perusahaan. Dalam pasar persaingan oligopoli,
perusahaan mempunyai kekuatan yang dapat mempengaruhi
pasar, sedangkan pada pasar persaingan sempurna biasanya
perusahaan akan dipaksa menjadi pengikut perusahaan lainnya
mulai dari produk sampai dengan harga.
iii. Ancaman Produk Pengganti
Perusahaan yang berada pada posisi suatu industri tertentu akan
tetap bersaing dengan produk pengganti dari produk yang
mereka hasilkan. Ancaman produk pengganti ini akan
berpengaruh jika konsumen dihadapkan pada produk pengganti
memiliki harga yang lebih murah dengan kualitas yang sama,
atau mungkin bisa lebih tinggi dari produk-produk suatu
industri.
iv. Kekuatan Tawar Menawar Pembeli
Kekuatan yang dimiliki para pembeli, mampu mempengaruhi
perusahaan untuk menurunkan harga produk yang diperjualkan,
dan mampu pula meningkatkan mutu serta pelayanan, bahkan
pembeli dapat mengadu perusahaan dengan kompetitornya.
v. Kekuatan Tawar Menawar Pemasok
Kekuatan pemasok dapat mempengaruhi perusahaan sehingga
mereka akan menaikkan harga dan bisa pula melakukan
pengurangan kualitas produk atau jasa. Kekuatan tawar
menawar yang dimiliki pemasok akan mempengaruhi intensitas
persaingan dalam industri, terutama jika jumlah pemasok
banyak. Keberhasilan dalam formulasi strategi dipengaruhi
oleh keberhasilan dalam mengumpulkan dan mengevaluasi
informasi tentang pesaing. Porter menyatakan bahwa hakikat
persaingan dalam industri dapat dilihat sebagai kombinasi atas
lima kekuatan, hal ini dapat dilihat pada Gambar 5.
19
Potensi Pengembangan
Kemungkinan Masuk
Pesaing
Alat Analisis
Konsep manajemen strategi pada tahapan formulasi (perencanaan) strategi
meliputi tiga tahap yaitu tahap input, tahap pencocokan, tahap keputusan. Pada
masing-masing tahap tersebut memiliki alat analisis untuk mengkaji lingkungan
perusahaan sehingga menghasilkan strategi yang tepat bagi perusahaan.
1. Matriks IFE dan EFE
Perumusan strategi yang dilakukan oleh perusahaan dapat menggunakan
matriks EFE dan IFE yang merupakan matrik faktor-faktor internal dan
eksternal perusahaan untuk mengetahui posisi perusahaan dalam suatu
industri. Matriks IFE merupakan alat formulasi strategi yang meringkas dan
mengevaluasi kekuatan dan kelemahan utama dalam area fungsional bisnis,
dan juga menjadi dasar untuk mengidentifikasi dan mengevaluasi hubungan
antara area-area tersebut (David, 2009). Matriks EFE merupakan alat yang
memungkinkan perencana strategi di dalam meringkas dan mengevaluasi
informasi ekonomi, sosial budaya, lingkungan, politik, permerintah, hukum,
teknologi, dan persaingan. Matriks ini membantu manajer dalam
mengorganisir faktor-faktor strategis eksternal ke dalam kategori-kategori
yang diterima secara umum mengenai peluang dan ancaman (Hunger dan
Wheelen, 2003)
2. Matriks Internal-Eksternal (IE)
Matriks internal-eksternal merupakan matriks yang meringkas hasil evaluasi
faktor eksternal dan internal yang menempatkan perusahaan pada salah satu
kondisi di dalam sembilan sel, dimana tiap-tiap sel merupakan kondisi
langkah yang harus ditempuh perusahaan. Matriks IE didasari pada dua
dimensi kunci: total rata-rata terimbang IFE pada sumbu x dan total rata-rata
tertimbang EFE pada sumbu y. (David, 2009).
3. Matriks SWOT
SWOT adalah singkatan dari kekuatan (strengths) dan kelemahan
(weakness) intern serta peluang (opportunities) dan ancaman (threats) dalam
lingkungan suatu organisasi. Analisis SWOT adalah alat untuk mencocokan
yang penting yang membantu manajer mengembangkan empat tipe strategi:
SO (kekuatan-peluang—strengths-opportunities), WO (kelemahan-
peluang— weakness-opportunities), ST (kekuatan-ancaman—strength-
threat), WT (kelemahan-ancaman—weaknesses-threat) organisasi. Analisis
ini didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan dan
peluang, namun secara bersamaan juga meminimalkan kelemahan dan
20
ancaman yang ada (David 2009), analisis SWOT dilaksanakan dengan
memfokuskan pada dua hal, yaitu:
a. Fokus mendasar pertama peluang yakni situasi penting yang
menguntungkan dalam lingkungan perusahaan, serta ancaman yaitu
situasi penting yang tidak menguntungkan perusahaan.
b. Fokus mendasar kedua adalah identifikasi terhadap kekuatan intern
yaitu sumber daya, keterampilan atau keunggulan-keunggulan relatif
terhadap pesaing dan kebutuhan pasar yang dilayani atau ingin
dilayani perusahaan, serta kelemahan intern yaitu keterbatasan atau
kekurangan dalam sumberdaya.
4. Matriks QSP (QSP)
Matriks QSP (Quantitaive Strategic Planing) merupakan suatu teknik
analisis dalam litelatur yang dirancang untuk menetapkan daya tarik relative
dari tindakan alternatif yang dapat dijalankan. Secara konseptual, QSPM
menentukan daya tarik relatif dari berbagai strategi yang di dasarkan sampai
seberapa jauh faktor-faktor keberhasilan kritis eksternal dan internal kunci
dimanfaatkan atau ditingkatkan. Daya tarik relatif dari masing-masing
strategi dihitung dengan menentukan dampak komulatif dari masing-masing
faktor keberhasilan krisis eksternal dan internal. Sifat positif dari QSPM
adalah rangkaian strategi ini dapat diperiksa secara berurutan atau
bersamaan. Alat ini juga mengharuskan perencana strategi memadukan
faktor-faktor internal dan eksternal yang terkait ke dalam proses keputusan.
21
dilakukan dengan matriks EFE dan analisis lingkungan internal perusahaan yang
dilakukan dengan matriks IFE.
Hasil dari kedua analisis lingkungan ini merupakan tahap kedua, yaitu tahap
pencocokan. Pada tahap ini terdapat dua bagian, pertama dengan hasil analisis
lingkungan akan digunakan untuk mengetahui posisi perusahaan dalam industri
dengan menggunakan matriks IE. Matriks ini merupakan hasil dari analisis
internal-eksternal yang memberikan gambaran mengenai kondisi (keberadaan)
perusahaan saat ini, serta strategi terkait yang harus ditempuh dalam
mempertahankan posisinya. Tahap pencocokan selanjutnya adalah dari hasil
analisis terhadap lingkungan tersebut akan digunakan untuk memformulasikan
alternatif strategi yang dapat dilakukan perusahaan yang dituangkan ke dalam
matriks SWOT. Analisis SWOT memberikan serangkaian kombinasi strategi yang
dapat dilakukan perusahaan berdasarkan identifikasi terhadap peluang-ancaman
dan kelemahan-kekuatan yang telah dilakukan.
Tahap keputusan merupakan tahap terakhir, dimana proses penentuan
keputusan (pemilihan strategi) yang dilakukan dengan menggunakan analisis
matriks QSP. Sebagai hasil akhir akan diperoleh strategi alternatif yang paling
tepat dan akan menjjadi prioritas bagi perusahaan sesuai dengan misi dan tujuan
perusahaan De Koffie-Pot.
22
Coffee Shop De Koffie-Pot
Masalah Perusahaan :
Persaingan yang ketat
Penjualan dan pengunjung belum
mencapai target baru
Pembagian kerja belum jelas
Strategi Pengembangan
Analisis Lingkungan Eksternal
Analisis Lingkungan Internal
Merumuskan Matriks IE
Pengumpulan data termasuk dalam salah satu tahapan penting pada kegiatan
penelitian ini. Data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari data primer
dan data sekunder. Data primer merupakan data yang diperoleh dari sumber
pertama, berupa pencatatan dan wawancara langsung dengan responden melalui
pengisian kuisioner untuk mengetahui kekuatan dan kelemahan, ancaman dan
peluang perusahaan. Sedangkan data sekunder adalah data yang diperoleh dari
pengumpulan data primer, seperti referensi dari instansi atau lembaga.
25
Matriks IFE dan matriks EFE
Data yang diperoleh dari tiap tahap input dianalisis secara deskriptif untuk
mendefinisikan misi dan tujuan perusahaan, data eksternal-internal, serta kondisi
umum perusahaan yang mempresentasikan kedudukan perusahaan dalam industri.
Data yang ada kemudian diklasifikasikan secara kuantitatif menurut analisis
lingkungan eksternal untuk mengetahui peluang dan ancaman yang datang dari
kekuatan dan kelemahan yang ada pada perusahaan. Daftar peluang, ancaman,
kekuatan dan kelemahan yang ada dievaluasi dan dibuat dalam bentuk matriks
external factor evaluation (EFE) dan internal factor evaluation (IFE). Berikut
adalah daftar matriks eksternal (Tabel 3).
Matriks IE
Tahap yang kedua adalah pencocokan dengan memasukan hasil pembobotan
dari EFE-IFE ke dalam matriks Internal-Eksternal (IE) untuk memperoleh strategi
bisnis di tingkat korporat yang lebih detail. Matriks IE memiliki sembilan sel
strategi yang dapat dikelompokan menjadi tiga sel strategi utama, yaitu:
1. Growth and Build ( Tumbuh dan Bina) berada dalam sel I, II atau IV.
Strategi yang cocok adalah intensif (penetrasi pasar, pengembangan pasar,
dan pengembangan produk) atau integrasi (integrasi ke belakang, integrasi
depan dan integrasi horizontal)
2. Hold and Maintain (Pertahankan dan Pelihara) dilakukan untuk sel III, V,
atau sel VII. Strategi umum yang dipakai adalah penetrasi pasar dan
pengembangan produk.
3. Harvest or Divest (Panen atau Divestasi) dipakai untuk sel VI, VIII atau IX.
Strategi yang dipakai adalah divestasi, strategi diversifikasi Konglomerat
dan strategi likuidasi.
Matriks IE dapat dilihat pada Tabel 7. Sumbu horizontal pada matriks IE
menunjukkan skor total IFE sedangkan pada sumbu vertikal menunjukkan skor
total EFE. Pada sumbu horizontal maupun vertikal, skor antara 1,00 sampai 1,99
menunjukkan pengaruh eksternal dan internal yang rendah, skor 2,00 sampai 2,99
menunjukkan pengaruh eksternal dan internal yang sedang, dan skor antara 3,00
sampai 4,00 menunjukkan pengaruh eksternal dan internal yang tinggi.
Matriks QSP
Tahapan terakhir dari penyusunan strategi yaitu tahapan pengambilan
keputusan, alat analisis yang digunakan adalah matriks QSP. Analisis ini
menunjukkan alternatif strategi mana yang paling baik untuk diprioritaskan secara
objektif berdasarkan faktor eksternal dan internal dari tahap awal. Input dari
matriks QSP berasal dari tahap input atau masukan dan tahap pemanduan strategi.
Matriks QSP ini dapat dilihat pada Tabel 7. Adapun unsur-unsur yang terdapat di
29
dalam QSP adalah strategi-strategi Alternatif, Faktor-faktor Kunci, Bobot, AS =
Nilai Daya Tarik, TAS = Total Nilai Daya Tarik, dan jumlah Total Nilai Daya
Tarik. Langkah-langkah penggunaan matriks QSP di dalam proses penetapan
keputusan adalah sebagai berikut:
1. Membuat daftar peluang/ancaman ekstenal kunci dan kelemahan/kekuatan
internal kunci dari kolom kiri QSPM. Informasi tersebut harus diambil
langsung dari matriks EFE dan matriks IFE. Paling tidak sepuluh faktor
keberhasilan eksternal dan sepuluh faktor keberhasilan internal harus
dicakupkan dalam QSPM.
2. Memberi bobot pada setiap faktor eksternal dan internal kunci. Bobot
tersebut sama dengan yang ada di matriks EFE dan matriks IFE. Bobot
tersebut disajikan dalam kolom sebelah kanan kolom faktor-faktor
keberhasilan kritis eksternal dan internal.
3. Memeriksa matriks-matriks pencocokan di Tahap 2, dan mengenali strategi-
strategi alternatif yang harus dipertimbangkan organisasi untuk ditetapkan.
Strategi-strategi tersebut ditulis pada baris atas QSPM.
4. Menentukan Nilai Daya Tarik (AS) yang didefinisikan sebagai angka yang
menunjukan daya tarik relatif masing-masing strategi pada suatu rangkaian
alternatif tertentu. Nilai Daya Tarik ditentukan dengan memeriksa masing-
masing faktor internal atau eksternal, satu per satu. Nilai Daya Tarik harus
diberikan pada masing-masing strategi untuk menunjukan daya tarik relatif
suatu strategi terhadap yang lain, dengan mempertimbangkan faktor
tertentu. Cakupan Nilai Daya Tarik adalah 1 = tidak menarik; 2 = agak
menarik; 3 = wajar menarik; 4 = sangat menarik. Jika jawaban atas
pernyataan adalah tidak, hal tersebut menunjukan bahwa masing-masing
faktor kunci tidak mempunyai pengaruh atas pilihan khusus yang dibuat.
Garis (-) digunakan untuk menunjukan bahwa faktor kunci tidak
mempunyai pengaruh atas pilihan-pilihan khusus yang dibuat.
5. Menghitung TAS = Total Nilai Daya Tarik didefinisikan sebagi hasil
mengalikan bobot (langkah 2) dengan Nilai Daya Tarik di masing-masing
baris (langkah 4). Total Nilai Daya Tarik menunjukan daya tarik relatif dari
masing-masing strategi alternatif, dengan hanya mempertimbangkan
dampak dari faktor keberhasilan krisis eksternal atau internal yang
berdekatan. Semakin tinggi Total Nilai Daya Tarik semakin menarik strategi
alternatif tersebut.
6. Menghitung Jumlah Total Daya Tarik. Total Nilai Daya Tarik dijumlahkan
di masing-masing kolom strategi QSPM. Jumlah Total Nilai Daya Tarik
(STAS) mengungkapkan strategi yang paling menarik dalam masing-masing
rangkaian alternatif. Semakin tinggi nilainya menunjukan semakin menarik
strategi tersebut, dengan mempertimbangkan semua faktor krisis eksternal
dan internal yang berkaitan yang dapat mempengaruhi keputusan strategis.
Matriks QSPM dapat dilihat pada Tabel 9.
30
Tabel 9. Matriks Perencanaan Strategis Kuantitatif (QSPM)a
Strategi Alternatif
Strategi 1 Strategi 2
Faktor-faktor kunci Bobot AS TAS AS TAS
Faktor-faktor kunci
eksternal
-
-
-
Faktor-faktor kunci
internal
-
-
-
GAMBARAN UMUM
De Koffie-Pot
Coffee Shop De Koffie-Pot berdiri secara resmi pada bulan Desember 2004
yang didirikan oleh Christoper Dedi S. yang merupakan Direktur Utama pada
perusahaan tersebut. Awal mula berdirinya coffee shop ini dikarenakan sang
pemilik melihat rata-rata restoran atau kafe yang sudah ada di Kota Bogor
menggunakan merek dan kopi dari luar negeri. Sedangkan menurutnya kualitas
kopi dalam negeri tidak kalah enak rasanya jika dibandingkan dengan kopi luar
negeri. Hal itu yang mendorong sang pemilik untuk membuat coffee shop dengan
kopi asli dalam negeri. Latar belakang didirikannya De Koffie-pot adalah
keinginan untuk mendirikan coffee shop di Kota Bogor sebagai tempat untuk
bersantai dan beristirahat sejenak sekaligus sebagai tempat negosiasi bisnis.
Penggunaan nama de Koffie-pot berasal dari Bahasa Belanda yang mempunyai
arti secangkir kopi.
Coffee shop De Koffie-Pot mulai beroperasi setiap harinya pada pukul 09.00
– 00.00 WIB. Pada hari libur waktu buka tetap sama seperti hari biasa. Pada
umumnya konsumen de Koffie-Pot lebih banyak datang pada sore dan malam
hari. Fasilitas layanan tambahan yang disediakan oleh Coffee Shop De Koffie-Pot,
yaitu : big screen dan fasilitas Hot Spot. Big screen digunakan untuk pemutaran
film dan tontonan hiburan lain, dimana setiap pengunjung yang makan dan minum
biasanya memanfaatkan momen khusus untuk menonton acara sepak bola atau
balap motor bersama teman. Sedangkan untuk fasilitas Hot Spot adanya layanan
area internet gratis bagi pengunjung yang datang untuk mengakses internet
dengan membawa laptop sendiri.
31
Konsep pelayanan De Koffie-pot menggunakan konsep self service. Konsep
pelayanan ini biasa digunakan pada coffee shop bertaraf Internasional. Minuman
kopi dipesan sendiri oleh konsumen di counter dan langsung membayar. Setelah
minuman dan makanan yang dipesan selesai dibuat, konsumen dapat langsung
membawa ke meja atau dapat menambahkan gula, bubuk cokelat, maupun
mengambil tisu dan pengaduk di meja yang telah disediakan. Konsep ini mampu
memberikan interaksi sosial dengan konsumen yang dapat bermanfaat untuk
memperkuat pengalaman konsumen saat berada di De Koffie-Pot.
Visi dan misi yang terdapat di De Koffie-Pot ini ditetapkan oleh direktur
utama pada perusahaan PT Tanata Eka. Visi dari De Koffie-Pot ini adalah
meningkatkan cita rasa kopi Indonesia. Sedangkan misi dari De Koffie-Pot adalah
mengenalkan kopi asli Indonesia di Kota Bogor.
Selain visi dan misi De Koffie-Pot memiliki motto untuk perusahaannya,
yaitu “Taste The Herritage of Indonesian Coffee” yang mempunyai filosofi
berupa keinginan untuk memajukan kopi dalam negeri yang mempunyai cita rasa
yang enak. Motto ini tercermin dari bahan baku biji kopi yang digunakan
menggunakan biji kopi dalam negeri.
Coffee shop De Koffie – Pot dibawah PT. Tanata Eka Sejahtera dipimpin
oleh seorang direktur utama yang juga merupakan pemilik dari De Koffie – Pot.
Keseluruhan perusahaan ini memiliki 19 karyawan, yang terdiri atas satu Asisten
direktur, satu general manager, satu store manager, satu asisten manager, satu
accounting, satu SVP Barista, enam barista, dua maintenance, tiga security, dan
tiga cleaning service. Direktur utama ini dalam menjalankan usahanya dibantu
oleh Asisten Direktur dan juga general manager. General manager ini
membawahi langsung store manager yang bertugas pemegang kendali dan
pelaksana tugas harian. Store manager ini sendiri dibantu juga oleh asisten
manager yang membantu tugas manager dengan mengatur jadwal hari kerja
barista. Asisten Manager secara langsung membawahi accounting sebagai
penanggung jawab bagian keuangan perusahaan kemudian dibawah accounting
terdiri atas SVP barista (coffee maker), barista De Koffie-Pot, security,
maintenance, dan cleaning service. Untuk lebih jelasnya struktur organisasi pada
coffee shop De Koffie-Pot dapat dilihat pada gambar 7.
Direktur
Store Manager
Asisten Manager
Accounting
SVP
Barista
Barista De Koffie-
Pot
33
STP (Segmentation, Targeting, Positionin)
1. Segmentation
Segmentasi pasar terdiri dari konsumen yang merespons dalam cara yang
sama terhadap sejumlah usaha pemasaran tertentu. Segmentasi dari De
Koffie-Pot sendiri mencakup seluruh kalangan masyarakat.
2. Targeting
Targeting adalah suatu tindakan memilih satu atau lebih segmen pasar yang
akan dimasuki. Target pasar utama De Koffie-Pot adalah konsumen
menengah atas serta masyarakat yang loyal.
3. Positioning
Positioning merupakan tahap dimana perusahaan menentukan posisi yang
diinginkan dalam pasar. De Koffie-Pot ingin menempati posisi sebagai
coffee shop pertama di Bogor yang memunculkan produk dengan berbagai
racikan kopi asli Indonesia.
Lingkungan Umum
Lingkungan umum merupakan faktor lingkungan eksternal yang menjadi
lingkungan jauh operasional perusahaan. Lingkungan umum ini dipengaruhi oleh
faktor politik dan hukum, sosial, ekonomi dan teknologi.
1. Lingkungan Politik dan Hukum
Faktor politik dan hukum merupakan pertimbangan penting bagi para
manajer dalam merumuskan strategi perusahaan karena berhubungan
dengan aktivitas bisnis perusahaan. Pemerintah selaku pembuat kebijakan
harus memberikan perhatian terhadap perkembangan industri bisnis yang
34
ada. Peraturan yang terdapat di De Koffie-pot sudah mengacu pada
peraturan pada Undang-Undang yang diatur oleh Pemerintah. Hal ini
didukung dengan adanya Undang-Undang mengenai lingkungan dan
perburuhan yang dicantumkan diarsip ketenagakerjaan De Koffie-Pot.
Namun peraturan mengenai keamanan dan kesehatan tenaga kerja di De
Koffie-Pot belum memiliki peraturan yang diatur dalam perusahaan. De
Koffie-Pot sampai saat ini masih memberlakukan sistem perpajakan daerah
No. 28 Tahun 2009 tentang perpajakan restoran dan tempat hiburan serta
Peraturan Daerah No. 6 Tahun 2011 tentang pajak restoran.
2. Lingkungan Ekonomi
Pada umumnya kondisi ekonomi memiliki pengaruh secara tidak langsung
terhadap perkembangan suatu pelaku usaha yang terdapat pada suatu daerah
tertentu. Kondisi ekonomi yang cenderung stabil dan menunjukan
pertumbuhan ke arah positif maka kondisi tersebut dapat mendukung
kelancaran usaha yang berkembang di suatu daerah tertentu serta dapat pula
mendorong tumbuhnya kelompok-kelompok usaha yang baru. Namun jika
cenderung negatif maka dapat terjadi sebaliknya, dimana kondisi ini dapat
menghambat kelancaran suatu usaha bahkan dapat melumpuhkan kelompok
usaha tertentu. Salah satunya ketidakstabilan kondisi perekonomian
memberikan pengaruh terhadap kecenderungan iklim usaha yang tidak
menentu. Contohnya, kenaikan harga BBM, hal ini yang menjadi
kekhawatiran pihak De Koffie-Pot karena dengan kenaikan harga BBM
secara otomatis harga bahan baku dipasar pun mengalami peningkatan.
Adanya kenaikan TDL juga mempengaruhi kondisi lingkungan eksternal De
Koffie-Pot. Hal ini dikarenakan De Koffie-Pot menggunakan listrik sebagai
komponen penting dalam penjualannya. Kondisi ini mempersulit pihak De
Koffie-Pot untuk melakukan penetapan harga pada penjualan produknya.
Pihak yang berperan dalam penetapan harga produk di De Koffie-Pot
sendiri, yaitu General Manager dan Store Manager yang dikelola oleh
owner. Adanya laju pertumbuhan PDRB Kota Bogor yang meningkat
(lampiran 2) juga menunjukan bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia
positif dan merupakan peluang bagi De Koffie-Pot. Meningkatnya daya beli
masyarakat merupakan salah satu bukti membaiknya perekonomian
Indonesia. Produk yang dihasilkan dapat diserap oleh konsumen karena
daya beli masyarakat yang cenderung meningkat.
3. Lingkungan Sosial
Nilai sosial terwujud dalam perubahan gaya hidup yang mempengaruhi
permintaan terhadap produk dan jasa ataupun cara perusahaan berhubungan
dengan karyawannya. Berbagai interaksi yang terjadi antara satu perusahaan
dengan aneka ragam kelompok yang dilayanainnya, faktor sosial sangat
penting untuk disadari oleh para pengambil keputusan strategis. Faktor ini
memiliki pengaruh yang besar terhadap hampir semua produk, pasar, jasa,
dan pelanggan. Salah satu faktor yang memiliki pengaruh adalah faktor
demografi, yaitu penduduk. Menurut BPS Kota Bogor pada tahun 2010-
2011 jumlah penduduk meningkat dari 949.066 jiwa menjadi 967.398 jiwa
dengan laju pertumbuhan 2 persen dan kepadatan penduduknya 8.694
jiwa/Km2. Tingginya kepadatan penduduk di Kota Bogor menjadi peluang
bagi usaha De Koffie-Pot. Pertumbuhan penduduk serta tingkat kepadatan
35
penduduk di Kota Bogor memberikan peluang tersedianya pasar potensial
bagi usaha coffee shop. Hal ini dikarenakan adanya peningkatan
pertumbuhan penduduk akan berdampak pada peningkatan konsumsi
makanan dan minuman. Adanya peningkatan konsumsi diharapkan dapat
meningkatkan pangsa pasar De Koffie-Pot. Selain itu, adanya perubahan
gaya hidup pada masyarakat memberikan peluang kepada De Koffie-Pot.
Saat ini masyarakat cenderung lebih banyak menghabiskan waktu di luar
rumah dan gemar untuk berkumpul dengan sanak saudara atau teman di
suatu kafe, restoran, maupun coffee shop. Hal ini memberikan keuntungan
bagi De Koffie-Pot sebab coffee shop ini menyediakan lokasi yang nyaman
untuk berkumpul bersama keluarga dan teman. Lokasi De Koffie-Pot
strategis yang berada di pusat kota memberikan kemudahan bagi konsumen
untuk berkunjung ke coffee shop tersebut.
4. Lingkungan Teknologi
Teknologi dapat menciptakan peluang bagi organisasi agar dapat
berproduksi lebih efisien dan efektif. Kemajuan dalam teknologi berdampak
pada produk, jasa, pasar, pemasok, distributor, pesaing, pelanggan, proses
produksi, dan posisi kompetitif perusahaan. Keberadaan teknologi yang
sudah ada sangat mempengaruhi kinerja para karyawan De Koffie-Pot
karena teknologi tersebut sangat membantu kinerja kerja di ruang lingkup
perusahaan. Perkembangan teknologi yang pesat menuntut perusahaan
untuk dapat melakukan beberapa perubahan untuk kemajuan perusahaan
sendiri. Sejauh ini De Koffie-Pot masih menggunakan mesin kopi yang
meruapakan mesin yang hanya menghasilkan satu jenis kopi. Namun
dengan adanya perkembangan teknologi pada mesin-mesin penggilingan
kopi, mesin kopi yang digunakan oleh pesaing De Koffie-Pot lebih maju
jika dibandingkan dengan De Koffie-Pot. Selain itu, adanya peningkatan
sistem informasi dan komunikasi yang bisa memberikan peluang bagi coffee
shop untuk mempromosikan usahanya belum dilakukan dengan maksimal
oleh pihak manajemen De Koffie-Pot.
Lingkungan Industri
Lingkungan industri menggambarkan posisi perusahaan di tengah
persaingan yang ada di dalam industri yang digelutinya. Lingkungan ini dijelaskan
oleh Model Lima Kekuatan Porter melalui kombinasi lima kekuatan, yaitu
pendatang baru potensial, pesaing-pesaing industri, adanyah produk
pengganti/substitusi, kekuatan tawar menawar pemasok dan kekuatan tawar
menawar pembeli.
1. Ancaman Masuk Pendatang Baru
Kota Bogor merupakan salah satu kota yang terkenal dengan wisata
kulinernya. Bukan hanya peningkatan jumlah penduduk di Kota Bogor yang
meningkat, meurut BPS Kota Bogor tercatat terdapat 967 398 jiwa
penduduk sampai dengan tahun 2011, namun juga adanya peningkatan
wisatawan yang datang ke Kota Bogor (lampiran 1). Seiring perkembangan
zaman banyak masyarakat yang lebih menyukai bertemu dengan rekan
bisnis atau berkumpul dengan teman dan keluarga di suatu restoran, kafe,
maupun coffee shop. Peluang tersebut mempengaruhi semakin banyaknya
36
usaha-usaha baru yang bergerak dibidang kuliner disertai dengan minimnya
hambatan masuk para pendatang baru.
2. Persaingan Sesama Perusahaan Industri
De Koffie-Pot merupakan coffee shop pertama di Kota Bogor yang
menawarkan menu utama kopi. Di Kota Bogor De Koffie-Pot memiliki
pesaing utama yaitu Starbucks, hal ini dikarenakan pesaing sudah memiliki
merek terkenal dengan skala internasional dan sudah memiliki kopi terbaik
di dunia. Namun pihak perusahaan memiliki cara untuk menanggapi para
pesaing, yaitu dengan mengunggulkan kopi di Indonesia. Perkembangan
restoran di Kota Bogor cenderung meningkat setiap tahunnya (Tabel 10) hal
ini menyebabkan adanya persaingan yang juga semakin ketat. Beberapa
usaha yang juga menyajikan menu utama minuman khususnya kopi, seperti
Starbucks, Coffee time, dan Kedai Telapak merupakan bentuk ancaman dari
persaingan industri sejenis.
39
sekitar 200 meter dari Istana Bogor dan tidak jauh dari pintu tol
Jagorawi sehingga memudahkan konsumen mencapai tempat tersebut.
e. Process
Proses merupakan semua kegiatan yang dapat dikoordinasikan dengan
baik untuk menciptakan kualitas serta pelayanan yang diberikan
kepada konsumen. Hal ini dikarenakan dalam penjualan produk
restoran harus diimbangi dengan pelayanan yang tinggi terhadap
konsumen. Strategi proses di De Koffie-Pot dapat dikatakan sudah
baik. Penilaian proses ini berdasarkan kecepatan penyajian dan
kecepatan dalam melakukan transaksi dengan konsumen.
f. People
Karyawan yang bekerja di De Koffie-Pot memiliki kriteria tertentu
yang ditentukan oleh pihak perusahaan. Kriteria yang diberikan oleh
pihak konsumen, antara lain jujur, bertanggung jawab, dan memiliki
loyalitas yang tinggi terhadap perusahaan. Setiap karyawan
diwajibkan memperlakukan konsumennya dengan ramah sebagai
bentuk pelayanan yang diberikan De Koffie-Pot.
g. Physic
Bukti fisik dapat berhubungan dengan fasilitas-fasilitas yang
disediakan oleh De Koffie-Pot, seperti adanya sarana pendukung,
desain bangunan, dan dekorasi ruangan. Sarana pendukung seperti
penyediaan big screen yang biasanya dimanfaatkan oleh para pecinta
bola untuk melakukan nobar (nonton bareng). Selain itu, dekorasi
ruangan yang tidak terlalu ramai mampu membuat para konsumen
merasa nyaman dengan situasi ruangan baik di dalam maupun di luar.
Adanya ruangan terpisah antara area smoking dan no smoking
membuat desain bangunan terlihat luas. Fasilitas teknologi canggih,
seperti layanan Hot Spot untuk internet merupakan faktor yang paling
menarik konsumen untuk berkunjung ke De Koffie-Pot.
3. Produksi dan Operasi
Bahan baku yang digunakan dalam memproduksi hidangannya De Koffie-
Pot sudah memiliki pemasok tetap terutama pemasok kopi. Kopi yang
digunakan adalah kopi asli Indonesia oleh karena itu jarang terjadinya
kekurangan bahan baku. Kopi yang disajikan De Koffie-Pot merupakan kopi
yang baru digiling dengan mesin penggiling kopi atau grinder. Hal ini
bertujuan untuk menjaga kualitas dan rasa kopi sehingga aroma kopi terasa
harum dan kuat. Bubuk kopi yang sudah digiling dimasukkan kedalam
mesin dengan suhu 900C. Proses produksi minuman yang disajikan
dilakukan secara cepat dan dapat dilihat langsung oleh konsumen. Mesin
kopi yang digunakan pihak De Koffie-Pot tergolong mesin yang sudah
lama, dikarenakan mesin tersebut mesin yang digunakan dari awal De
Koffie-Pot dibuka. Sistem penjualan yang dilakukan di De Koffie-Pot
seperti coffee shop internasional. Menu dapat dilihat dari papan tulis yang
dipasang dan konsumen memesan sekaligus membayar pesanan dan
mengambil pesanannya sendiri.
4. Keuangan
Modal usaha De Koffie-Pot berasal dari modal pribadi pemilik. Selama ini
De Koffie-Pot tidak memilki kendala dalam hal ketersediaan modal. De
40
Koffie-Pot sudah memiliki pencatatan keuangan yang dilakukan dengan
baik oleh bagian accounting. Bagian accounting bertanggung jawab dalam
aktivitas keuangan baik pemasukan maupun pengeluaran yang dilakukan
oleh perusahaan. Sistem pencatatan yang dilakukan sudah menggunakan
teknologi dan sistem yang mendukung. Keselurahan aktivitas keuangan
akan dimasukan langsung ke program excel di komputer setiap harinya dan
akan direkap setiap bulan. Harga yang dikenakan biasanya dilihat dari
sistem accurate accounting computer dengan melihat penyusutan harga
tetapnya. Meskipun demikian, De Koffie-Pot belum memilki target
pencapain keuangan yang jelas sehingga perkembangan yang dialami De
Koffie-Pot cukup lambat.
5. Penelitian dan Pengembangan
Dalam pengembangan usahanya, pihak De Koffie-Pot telah melakukan
pengamatan keputusan pembelian di De koffie-Pot yang telah dilakukan
oleh peneliti terdahulu, namun De Koffie-Pot sendiri belum melakukan
pengamatan dan kajian mengenai lingkungan usaha di Kota Bogor. Riset
mengenai pasar dan pesaing serta pengembangan produk harusnya
dilakukan oleh manajemen pusat yang berada di bawah naungan PT. Tanata
Eka Sejahtera sehingga dapat memudahkan kegiatan usaha yang dijalankan
oleh De Koffie-Pot.
6. Sistem Informasi Manajemen
Sistem informasi manajemen merupakan sebuah sistem yang terintegrasi
dalam penyediaan informasi yang menyangkut kegiatan (proses) manajemen
secara keseluruhan. De Koffie-Pot dalam kegiatan keuangannya sudah
didukung dengan sistem informasi yang berbasis komputer. Komputer
tersebut dilengkapi dengan software yang disesuaikan dengan kebutuhan
kerja. Pencatatan seluruh pemasukan, pengeluaran, dan kebutuhan bahan
baku lainnya dilakukan secara manual dan dicatat secara komputerisasi di
bagian office.
FORMULASI STRATEGI
Tahap Masukan
41
budaya, teknologi serta lingkungan industri De Koffie-Pot. Berikut faktor peluang
dan faktor ancaman pada De Koffie-Pot dapat dilihat pada Tabel 11.
Tahap Pencocokan
45
Analisis Matriks IE
Matriks IE merupakan nilai tertimbang yang diperoleh pada matriks EFE
dan IFE. Berdasarkan nilai total skor pada matriks EFE dan IFE, yaitu 3.0165 dan
2.9901 dapat diketahui bahwa perusahaaan De Koffie-Pot berada pada kuadran II,
maka dapat digambarkan posisi perusahaan dalam matriks IE dibawah ini.
SKOR IFE
Kuat Rata-rata Lemah
3,0-4,0 2,0-2,99 1,0-1,99
4,0 3,0 2,0 1,0
Tinggi
3,0-4,0 II
I III
3,0
Sedang
2,0-2,99
IV V VI
SKOR EFE
2,0
Rendah
1,0-1,99 VII VIII IX
1,0
47
Berdasarkan gambar 9 dapat dilihat alternatif strategi hasil perumusan
matriks SWOT adalah :
1. Strategi SO ( Strenght-Opportuniy)
Strategi SO adalah strategi yang memanfaatkan kekuatan yang dimiliki
perusahaan untuk memanfaatkan peluang yang ada. Kekuatan yang terdapat
yaitu letak perusahaan yang strategis, keterjaminan bahan baku, SDM yang
berkualitas dan terlatih, keterjaminan modal dan sumber keuangan, dan
fasilitas memadai. serta peluang-peluang yang dimiliki oleh De Koffie-Pot
seperti meningkatnya wisatawan domestik mancanegara ke Kota Bogor,
masyarakat lebih cenderung untuk memilih makanan modern tinggi laju
pertumbuhan penduduk yang meningkatkan pangsa pasar, peningkatan
pendapatan daerah dan daya beli masyarakat Adanya keterjaminan bahan
baku, modal dan sumber keuangan dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan
jumlah produksi agar dapat memenuhi permintaan konsumen yang semakin
bertambah. Strategi ini akan dapat memenuhi permintaan konsumen yang
berpengaruh terhadap loyalitas pelanggan De Koffie-Pot.
2. Strategi ST (strenght-threat)
Strategi ST merupakan strategi yang menggunakan kekuatan coffee shop
untuk menghindari atau mengurangi dampak dari ancaman eksternal.
Kekuatan yang dimiliki perusahaan De Koffie-Pot adalah pelayanan
konsumen yang memuaskan dan keterjaminan modal dan sumber keuangan.
Sementara itu ancaman yang dihadapi oleh De Koffie-Pot adalah persaingan
industri dalam restoran tinggi dan ancaman produk subsitusi/pengganti.
Strategi yang dapat dilakukan oleh De Koffie-Pot adalah melakukan inovasi
tempat atau wadah yang digunakan untuk produk. Saat ini wadah yang
digunakan berupa cangkir atau gelas kaca yang tidak dapat dibawa pulang
atau sekedar untuk minum dijalan. Seiring perkembangan zaman para
pesaing sejenis sudah menggunakan wadah berupa gelas plastik yang lebih
mudah dan praktis untuk dibawa konsumen. Adanya inovasi tempat atau
wadah bertujuan untuk memudahkan para konsumen yang berniat membawa
pulang minuman yang mereka beli.
3. Strategi WO (weakness-opportunity)
Strategi WO merupakan strategi yang bertujuan untuk memperbaiki
kelemahan dengan memanfaatkan peluang eksternal.
a. Penggunaan teknologi yang lebih baik, seperti mesin kopi
Kelemahan yang terdapat pada usaha De Koffie-Pot seperti teknologi
yang masih sederhana dapat teratasi dengan peluang perkembangan
teknologi. Seiring perkembangan zaman kemajuan teknologi semakin
berkembang pesat. Hal ini yang membuat De Koffie-Pot melakukan
penggunaan teknologi yang lebih baik. Penggunaan teknologi seperti
mesin kopi bertujuan untuk meningkatkan penjualan De Kofffie-Pot.
b. Membuat situs resmi De Koffie-Pot
Kelemahan De Koffie-Pot adalah kegiatan promosi keluar kurang
gencar dan belum adanya situs resmi De Koffie-Pot sedangkan De
Koffie-Pot memilki peluang yakni adanya perkembangan sistem
informasi dan komunikasi. De Koffie-Pot dapat menggunakan peluang
yang ada dengan membuat situs resmi De Koffie-Pot dalam
mempromosikan usahanya. Pembuatan website De Koffie-Pot juga
48
dapat dijadikan sebagai identitas coffee shop sehingga masyarakat
dapat mengetahui lebih jauh mengenai coffee shop dan menu-menu
yang ditawarkan oleh coffee shop. Website tersebut juga akan
memudahkan wisatawan yang datang ke Bogor mengetahui
keberadaan De Koffie-Pot. Selain itu adanya website dapat digunakan
untuk menginformasikan adanya acara-acara yang diadakan De
Koffie-Pot seperti kegiatan nobar (nonton bareng).
c. Menciptakan inovasi penjualan
Kelemahan De Koffie-Pot adalah harga relatif tinggi dan keterbatasan
kreatifitas dan inovasi. Sedangkan peluang yang dimiliki De Koffie-
Pot, yaitu meningkatnya wisatawan domestik mancanegara ke Kota
Bogor, masyarakat lebih cenderung untuk memilih makanan modern,
tinggi laju pertumbuhan penduduk yang meningkatkan pangsa pasar,
peningkatan pendapatan daerah dan daya beli masyarakat, serta
loyalitas pelanggan. Adanya kelemahan tersebut dapat diatasi dengan
menggunakan strategi inovasi penjualan. Inovasi penjualan yang
dimaksud adalah adanya penyediaan produk dalam bentuk paketan
(paket makanan dan minuman, beli 3 gratis 1) yang dimaksudkan agar
harga yang ditawarkan tidak terlalu tinggi sehingga dapat menarik
konsumen lebih banyak lagi. Selama ini De Koffie-Pot belum
menyediakan menu paketan atau promosi-promosi terhadap produk
yang mereka jual sehingga belum adanya daya tarik dari segi
penjualan.
4. Strategi WT (weakness-threats)
Strategi WT merupakan strategi yang didasarkan pada kegiatan yang
bersifat defensif serta diarahkan untuk mengurangi kelemahan internal dan
menghindari ancaman eksternal.
a. Adanya pembagian kerja yang jelas
Pembagian kerja yang belum jelas, keterbatasan kreativitas dan
inovasi yang menjadi kelemahan De Koffie-Pot serta adanya ancaman
persaingan dalam industri restoran tinggi dapat diminimalisasi dengan
strategi adanya pembagian kerja yang jelas. Hal ini dilakukan
bertujuan agar tidak adanya lagi double job pada karyawan, kemudian
menambahkan bagian R&D yang berfungsi dalam mengamati
perkembangan teknologi dan informasi dan mengkaji perkembangan
bagi perusahaan. Bagian pemasaran yang belum ada juga dapat
ditambahkan ke dalam struktur organisasi untuk mengatur kegiatan
pemasaran khususnya kegiatan promosi bagi De Koffie-Pot.
b. Menciptakan inovasi produk
Kelemahan De Koffie-Pot adalah harga relatif tinggi dan keterbatasan
kreatifitas dan inovasi serta adanya ancaman produk
subsitusi/pengganti yang dimiliki. Strategi yang dapat dilakukan oleh
De Koffie-Pot adalah menciptakan inovasi produk, inovasi produk
yang dimaksud adalah variasi rasa kopi dan juga ketersediaan jenis
makanan. Saat ini hanya tersedia jenis makanan sandwich dan burger
sementara itu makanan jenis lain disediakan oleh restoran yang berada
diatas De Koffie-Pot.
49
Tahap Keputusan
Simpulan
DAFTAR PUSTAKA
AEKI. 2013. Asosiasi Eksportir dan Industri Kopi Indonesia. [Internet]. [diunduh
2013 Jun 20]. Tersedia pada: http://www.aeki-aice.org/page/konsumsi-
kopi-domestik
Badan Pusat Statistik Kota Bogor. 2011. Kota Bogor dalam Angka 2011. Bogor.
Jawa Barat.
David FR. 2009. Manajemen Strategis Konsep. Edisi Ke-12. Jakarta (ID):Salemba
Empat.
Damanik, M. 2008. Analisis Sikap dan Perilaku Konsumen Terhadap Coffee Shop
De Koffie–Pot Bogor. [Skripsi]. Bogor (ID):Fakultas Pertanian, Institut
Pertanian Bogor.
Dinas Informasi Pariwisata Dan Kebudayaan Kota Bogor. 2012. Perkembangan
Jumlah Restoran Di Kota Bogor 2005-2009. Dinas Informasi Pariwisata
Dan Kebudayaan Kota Bogor. Bogor.
Dinas Pertanian. 2012. Perkembangan Volume dan Ekspor Kopi di Indonesia
2006-2010. Dinas Pertanian.
Hunger JD, Thomas LW. 2003. Manajemen Strategis. Yogyakarta (ID): Andi.
Jauch, L. R. dan Glueck, W. F. 1990. Manajemen Strategis dan Kebijakan
Perusahaan. Edisi Ketiga. Erlangga. Jakarta.
Kotler P, G Armstrong. 2008. Dasar-dasar Pemasaran Terjemahan, Edisi Kedua
Belas. Erlangga. Jakarta
Lazuardi, A. 2008. Formulasi Strategi Pengembangan Usaha Restoran Macaroni
Panggang (MP) Bogor. [Skripsi]. Program Studi Ekstensi Manajemen
Agribisnis. Fakultas Pertanian. IPB. Bogor.
Listyari, W. 2006. Analisis Keputusan Pembelian dan Kepuasan Konsumen
Coffee Shop De Koffie Pot, Bogor. [Skripsi]. Bogor (ID):Fakultas Pertanian,
Institut Pertanian Bogor.
Luqman, S. 2008. Sensitivitas Harga serta Pengembangan Produk dan Layanan di
De Koffie – Pot Coffee Shop, Bogor. [Skripsi]. Bogor (ID):Fakultas
Pertanian, Institut Pertanian Bogor.
52
Maulina, N. 2009. Strategi Pengembangan Usaha pada Death Chocolate &
Spageti Restaurant Kota Bogor. [Skripsi]. Bogor (ID):Fakultas Ekonomi
dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor.
Munavitz, S. 2013. Pengertian dan Klasifikasi Rumah Makan atau restoran.
[internet]. [diunduh 2013 Feb 20]. Tersedia pada:
http://pariwisatadanteknologi.blogspot.com/2010/06/pengertian-dan-
klasifikasi-rumah-makan.html
Rangkuti F. 2005. Analisis SWOT: Teknik Membedah Kasus Bisnis. Jakarta (ID):
PT Gramedia Pustaka Utama.
Ratnasari, D.R. 2009. Analisis Strategi Pemasaran (Studi Kasus Ali Baba
Restaurant, Bogor). [Skripsi]. Bogor (ID):Fakultas Ekonomi dan
Manajemen, Institut Pertanian Bogor.
Rahardjo, Puji. 20121. Panduan Budi Daya dan Pengolahan Kopi Arabika dan
Kopi Robusta. Penebar Swadaya. Depok.
Saputra, M. 2010. Analisis Respon Produksi, Permintaan Domestik dan
Penawaran Ekspor Kopi Robusta Indonesia. [Skripsi]. Bogor (ID):Fakultas
Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor.
Siahaan. 2008. Analisis Strategi Pengembangan Usaha Restoran Rice Bowl di
Botani Square, Bogor [Skripsi]. Bogor (ID):Fakultas Pertanian, Institut
Pertanian Bogor.
53
Lampiran 1. Data Perkembangan Wisatawan Kota Bogora
JENIS JENIS
PERKEMBANGAN
USAHA WISATAWAN
2007 2008 2009 2010 2011
Objek
1 Wisata Nusantara 1,370,119 1,163,110 1,524,004 45,618 1,802,539
Manca Negara 18,174 41,377 42,812 1,489 45,618
Jumlah 1,388,293 1,204,487 1,566,856 47,107 1,848,157
2 Akomodasi Nusantara 716,807 1,086,374 1,205,628 96,074 1,309,875
Manca Negara 31,443 102,737 104,076 40,748 106,137
Jumlah 748,250 1,189,111 1,309,704 136,822 1,416,012
Jumlah Nusantara 2,086,926 2,249,484 2,729,672 2,821,508 3,112,414
Manca Negara 49,617 144,114 146,888 145,918 151,755
a
Sumber : Dinas Informasi Pariwisata Dan Kebudayaan Kota Bogor 2012
Lampiran 2. Perkembangan dan Laju Pertumbuhan PDRB Pendapatan per Kapita Kota
Bogor Atas Dasar Harga Konstan 2000 Tahun 2003-2006a
NO URAIAN Tahun
54
Lampiran 3. Hasil Perhitungan Matriks EFEa
Bobot Nilai
Faktor Strategis Internal Mukhbit Deden Ajis Bobot Rata-Rata Rating Tertimbang
Letak perusahaan yang strategis 0,0657 0,0753 0,0728 0,2138 0,0713 4,00 0,2851
Keterjaminan bahan baku 0,0704 0,0682 0,0751 0,2138 0,0713 3,67 0,2613
SOP yang jelas dan terarah 0,0634 0,0682 0,0493 0,1809 0,0603 3,00 0,1809
SDM yang berkualitas dan terlatih 0,0634 0,0753 0,0798 0,2185 0,0728 4,00 0,2913
Tempat yang aman dan nyaman 0,0657 0,0635 0,0634 0,1926 0,0642 2,33 0,1498
Pelayanan konsumen yang memuaskan 0,0704 0,0753 0,0775 0,2232 0,0744 3,33 0,2480
Rasa dan kualitas bermutu 0,0634 0,0706 0,0728 0,2067 0,0689 2,33 0,1608
Keterjaminan modal dan sumber keuangan 0,0704 0,0706 0,0681 0,2091 0,0697 3,00 0,2091
Fasilitas memadai 0,0728 0,0682 0,0657 0,2067 0,0689 4,00 0,2756
Teknologi masih sederhana 0,0657 0,0494 0,0587 0,1738 0,0579 2,00 0,1159
Kegiatan promosi keluar kurang gencar dilakukan serta
papan nama kurang jelas 0,0657 0,0588 0,0587 0,1832 0,0611 2,33 0,1425
Pembagian kerja belum jelas 0,0610 0,0612 0,0610 0,1832 0,0611 3,00 0,1832
Keterbatasan kreativitas dan inovasi 0,0775 0,0753 0,0751 0,2279 0,0760 3,00 0,2279
Belum adanya situs resmi dari De Koffie-Pot 0,0587 0,0541 0,0540 0,1668 0,0556 2,33 0,1297
Harga relatif tinggi 0,0657 0,0659 0,0681 0,1997 0,0666 2,33 0,1553
a
Sumber: data primer diolah (2013)
55
70
56
Lampiran 5. Hasil Perhitungan Matriks QSPa
Faktor Internal dan Eksternal Bobot Strategi 1 Strategi 2 Strategi 3 Stragtegi 4 Strategi 5 Strategi 6 Strategi 7
Kekuatan AS TAS AS TAS AS TAS AS TAS AS TAS AS TAS AS TAS
Letak perusahaan yang strategis 0,0713 3 0,214 2,67 0,190 4 0,285 3 0,214 1,67 0,119 1,00 0,0713 2,33 0,166
Keterjaminan bahan baku 0,0713 4 0,285 3,67 0,261 1 0,071 4 0,285 4,00 0,285 1,00 0,0713 4 0,285
SOP yang jelas dan terarah 0,0603 2,33 0,141 3 0,181 1 0,060 3 0,181 1,67 0,101 4,00 0,2412 2 0,121
SDM yang berkualitas dan terlatih 0,0728 3,67 0,267 4 0,291 2,67 0,194 4 0,291 3 0,218 4,00 0,2913 4 0,291
Tempat yang aman dan nyaman 0,0642 2 0,128 1 0,064 4 0,257 2 0,128 1,33 0,086 1,00 0,0642 2 0,128
Pelayanan konsumen yang memuaskan 0,0744 2,33 0,174 3 0,223 2,67 0,198 4 0,298 1,67 0,124 4,00 0,2976 3 0,223
Rasa dan kualitas bermutu 0,0689 4 0,276 4 0,276 3,33 0,230 4 0,276 4 0,276 3,00 0,2067 4 0,276
Keterjaminan modal dan sumber keuangan 0,0697 3,67 0,256 4 0,279 4 0,279 4 0,279 3,33 0,232 1,67 0,1162 3,33 0,232
Fasilitas memadai 0,0689 2,33 0,161 3,67 0,253 4 0,276 2 0,138 2 0,138 1,33 0,0919 3 0,207
Kelemahan
Teknologi masih sederhana 0,0579 4 0,232 4 0,232 4 0,232 4 0,232 4 0,232 1,00 0,0579 4 0,232
Kegiatan promosi keluar kurang gencar
dilakukan serta papan nama kurang jelas 0,0611 3,33 0,204 2 0,122 4 0,244 2,67 0,163 1 0,061 4,00 0,2443 2,67 0,163
Pembagian kerja belum jelas 0,0611 3,67 0,224 4 0,244 3,67 0,224 3 0,183 2,33 0,143 4,00 0,2443 3 0,183
Keterbatasan kreativitas dan inovasi 0,0760 3 0,228 3,33 0,253 3,67 0,279 4 0,304 4 0,304 4,00 0,3038 4 0,304
Belum adanya situs resmi dari De Koffie-Pot 0,0556 2 0,111 1 0,056 4 0,222 1 0,056 2 0,111 4,00 0,2224 2 0,111
Harga relatif tinggi 0,0666 2 0,133 3 0,200 3,33 0,222 4 0,266 4 0,266 1,00 0,0666 4 0,266
Peluang
Meningkatnya wisatawan domestic
mancanegara ke Kota Bogor 0,1056 4 0,422 3 0,317 4 0,422 3 0,317 1,67 0,176 2,00 0,2111 3 0,317
Masyarakat lebih cenderung untuk memilih
makanan modern 0,1074 3,33 0,358 3 0,322 2,67 0,286 2,67 0,286 1,33 0,143 1,33 0,1432 2 0,215
Tinggi laju pertumbuhan penduduk yang
meningkatkan pangsa pasar 0,0981 4 0,393 3,33 0,327 3,67 0,360 3,33 0,327 3,33 0,327 1,67 0,1636 3 0,294
57
Keterangan :
57
58
RIWAYAT HIDUP
Penulis bernama Alia Lolita dilahirkan di Bogor pada tanggal 11 Desember
1991 dari ayah Drs.Ali Halimi dan ibu Yuni Anita Siregar. Penulis adalah putri
kedua dari 3 bersaudara. Tahun 2009 penulis lulus dari SMA Negeri 97 Jakarta
dan pada tahun yang sama penulis lulus seleksi masuk Institut Pertanian Bogor
(IPB) melalui jalur Undangan Seleksi Masuk IPB dan diterima di Departemen
Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan Manajemen angkatan 46.
Selama mengikuti perkuliahan, penulis juga mengikuti perkuliahan dengan
beberapa SC (supporting course) dari Departemen Ekonomi Sumberdaya dan
Lingkungan, Departemen Ilmu Ekonomi, Departemen Silvika, Departemen Ilmu
Keluarga dan Konsumen. Penulis juga pernah bekerja sebagai freelance di PT
CER (Commodities Energy Reseorsies) pada tahun 2012 selama tiga bulan. Dan
pada tahun 2013 penulis menjadi surveyor Litbang Kompas Survei Pemilihan
Gubernur Jawa Barat 2013.