Anda di halaman 1dari 6

Brand Architecture

C1 - Internal use
Brand Architecture
Brand Architecture adalah : Struktur dari sebuah brand yang dapat dipakai jika brand tersebut memiliki
banyak varian dan kategori. Brand Architecture membantu pengelolaan strategi identitas dan mempermudah
perluasan brand. Dengan Architecture yang jelas, audiens dipermudah untuk mengenali sebuah brand.
Brand Arsitektur menjadi elemen penting dalam konsep branding, yang banyak berperan dalam pengambilan
keputusan brand strategy ketika induk perusahaan melakukan perluasan lini produk ataupun brand, karena
dalam melakukan perluasan lini semua brand memiliki batas.

C1 - Internal use
Brand Architecture Structures
Terdapat 2 pola dasar pada brand architecture ini ialah “branded house” dan “house of brands”

Branded House
Ialah perusahaan hanya memakai satu brand untuk banyak kategori produk yang dipasarkan. Keunggulan dari pola ini,
pemasar menjadi lebih fokus kepada pengelolaan brand. Artinya, karena hanya menggunakan satu brand, maka
konsentrasi pemasar pasti diarahkan pada pengembangan brand satu-satunya tersebut. Selanjutnya, seluruh kegiatan
pemasaran akan ditujukan ke satu brand tanpa harus menghabiskan banyak pengeluaran. Di pola ini memang skala
ekonomisnya akan lebih maksimal jika dibandingkan dengan banyak brand. Namun, jika memilih pola ini, pemasar
cenderung kehilangan kemampuan diferensiasi. Keberadaan satu primary brand pasti akan menekan pengembangan
brand tersebut ke kategori pasar yang lain.
Ini dimungkinkan akibat kebijakan pemasar yang tidak ingin pusing dengan banyak brand atau tidak memungkinkan
membuat brand baru. Jadi, pilihannya adalah menempelkan satu merek, termasuk ke produk baru. Hal ini akan
melemahkan positioning brand tersebut. Penerapan branded house mempunyai tantangan lain, yaitu tertahannya
inovasi dan kreativitas karena pemasar tidak berusaha mencari ide-ide kreatif baru dalam pengembangan merek.
Dan perusahaan yang hanya memiliki satu brand berada dalam lingkup berbahaya. Sebab, apabila satu brand itu
citranya rusak, karena tidak ada merek lain, maka brand tersebut akan punah. Pola ini sangat rentan dan berisko.
• Branded House – Master Brand ( contohnya FedEx)
• Branded House – Endorser Brand (contohnya Marriot)

C1 - Internal use
C1 - Internal use
Brand Architecture Structures
House of Brands
Ialah perusahaan akan mempunyai sejumlah brand yang berbeda di tengah kategori produk yang sama. Meski
begitu, setiap brand akan berdiri sendiri, memiliki segmentasi, target market, dan positioning yang tidak sama
satu sama lain. Keunggulan yang paling jelas dalam pola house of brand ini adalah setiap brand mempunyai
target market dan positioning sendiri-sendiri. Ini bisa dilakukan oleh perusahaan selama brand itu memiliki
target yang jelas dan tidak melemahkan “saudara” (merek lain)-nya. Pola ini tergolong rendah risiko karena
tidak bergantung pada satu brand tertentu. Jika salah satu brand tersebut mengalami skandal atau citra yang
buruk perusahaan masih bisa memaksimalkan kinerja brand lainnya.
Di Indonesia sendiri, Aqua mengambil langkah meluncurkan Aqua Splash Fruit, air mineral dalam kemasan
berasa buah. Namun, akhirnya Aqua terpaksa tidak bisa meneruskan merek barunya itu karena memang tidak
diterima pasar dengan baik. Akan tetapi Aqua sebagai brand core atau primary brand tidak goyang sedikit pun
• House of Brand – Product / Service Brand (contohnya Procter & Gamble)
• House of Brand – Source Brand (contohnya Nestle)

C1 - Internal use
C1 - Internal use

Anda mungkin juga menyukai