Anda di halaman 1dari 2

SIKLUS HIDUP PRODUK PERUSAHAAN COCA COLA

1. Tahap Pengenalan
Coca-Cola adalah minuman ringan berkarbonasi yang dijual di toko, restoran, dan
mesin penjual di lebih dari 200 negara. Minuman ini diproduksi oleh The Coca-Cola
Company asal Atlanta, Georgia, dan sering disebut Coke saja (merek dagang terdaftar
The Coca-Cola Company di Amerika Serikat sejak 27 Maret 1944). Awalnya dibuat
sebagai obat paten saat ditemukan pada akhir abad ke-19 oleh John Pemberton, Coca-
Cola akhirnya dibeli oleh pebisnis Asa Griggs Candler yang taktik pemasarannya berhasil
membuat Coke mendominasi pasar minuman ringan dunia sepanjang abad ke-
20.Perusahaan ini memproduksi konsentrat yang kemudian dijual ke pabrik Coca-Cola
berlisensi di seluruh dunia. Pabrik botol yang memegang kontrak eksklusif dengan
perusahaan ini memproduksi produk akhir dalam bentuk kaleng dan botol dari konsentrat
tersebut, dicampur dengan air yang telah disaring dan pemanis.

2. Tahap Pertumbuhan
Pada tahun 1892, Pemberton menjual hak cipta Coca-Cola ke Asa G. Candler yang
kemudian mendirikan perusahaan Coca-Cola pada 1892. Upaya mengiklankan merek
Coca-Cola ini pada mulanya tidak mendorong penggunaan kata Coke, bahkan konsumen
dianjurkan untuk membeli Coca-Cola dengan kata-kata berikut: “Mintalah Coca-Cola
sesuai namanya secara lengkap; nama sebutan hanya akan mendorong penggantian
produk dengan kata lain”. Tetapi konsumen tetap saja menghendaki Coke, dan akhirnya
pada tahun 1941, perusahaan mengikuti selera popular pasar. Tahun itu juga, nama
dagang Coke memperoleh pengakuan periklanan yang sama dengan Coca-Cola
Tahun 1945, Coke resmi menjadi merek dagang terdaftar. Tidak hanya minumannya,
botol Coca Cola yang bentuknya khas juga terdaftar patennya pada tahun 1960. Coca-
Cola pertama kali dijual dalam bentuk kalengan pada tahun 1955. Setelah itu Coca-Cola
terus membuat pengembangan merek dan juga mengganti slogan-slogannya yang dinilai
mampu untuk menyesuaikan dengan tren perkembangan pasar. Pada tahun 2000, Coca-
Cola Company merupakan pabrik Minuman Ringan Berkarbonat terbesar di dunia.
Meskipun produk ini telah memiliki sejarah yang panjang, akhir-akhir ini mereka terjebak
dalam kesulitan finansial karena kesalahan strategi dalam penentuan elemen harga.
Pada masa sekarang, Coca-Cola Company adalah produsen terkemuka di dunia,
pemasar, dan distributor non-alkohol minuman konsentrat dan sirup. Perusahaan dan anak
perusahaan memperkerjakan hampir 31.000 orang di seluruh dunia. Sirup, konsentrat dan
minuman untuk basis Coca-Cola, merek unggulan Perusahaan, dan lebih dari 230 lainnya
Perusahaan minuman ringan merek yang diproduksi dan dijual oleh Coca-Cola Company
dan anak perusahaan di hampir 200 negara di seluruh dunia.

3. Tahap pendewasaan
Dewasa ini penjualan Coca-Cola cenderung tidak ada peningkatan (stabil). Dikarenakan:
a. Adanya pesaing-pesaing baru
Untuk saat ini banyak sekali bermunculan produk-produk baru yang di keluarkan oleh
pesaing. Hal tersebut membuat konsumen / pelanggan Coca-Cola beralih produk
pesaing. Salah satunya adalah harga Coca-Cola yang tergolong cukup tinggi/ mahal di
banding dengan produk pesaing, sebagai contoh ialah produk BIG COLA. Untuk saat
ini harga satu buah kemasan BIG COLA Rp.3000,- sementara harga Coca-Cola
Rp.4.950.
b. Kejenuhan konsumen
Hal lain yang mempengaruhi tidak meningkatnya penjualan ialah kejenuhan
konsumen. Salah satu hal yang membuktikan adanya kejenuhan konsumen akan
Coca-Cola adalah kejenuhan minuman karbonisasi. Banyak ahli gizi mengatakan
bahwa Coca-Cola dan minuman ringan lainnya dapat berbahaya jika dikonsumsi
secara berlebihan.
c. Strategi pemasaran kurang efektif
Strategi pemasaran Coca-Cola dinilai kuno, dengan inovasi dan ekspansi yang lambat
dalam mengatasi pesaing dan memenuhi keinginan pasar. Coca-Cola saat ini
membutuhkan penyegaran baru sehubungan dengan beberapa masalah yang
dihadapinya. Banyak yang harus dibenahi dalam strategi perencanaan dan pemasaran
Coca-Cola agar bisa bersaing dengan perusahaan sejenis

4. Tahap Penurunan
Pada tahun 2003 Pusat Sains dan Lingkungan (CSE), sebuah organisasi non-
pemerintah di New Delhi, mengatakan air soda yang diproduksi oleh produsen minuman
ringan di India, termasuk raksasa multinasional PepsiCo dan Coca-Cola, mengandung
racun termasuk lindan, DDT, yang dapat berkontribusi terhadap kanker dan gangguan
sistem kekebalan tubuh. CSE menemukan bahwa India menghasilkan produk minuman
ringan Pepsi telah 36 kali tingkat residu pestisida diperbolehkan sesuai dengan peraturan
Uni Eropa; minuman ringan Coca-Cola ditemukan memiliki 30 kali jumlah yang
diizinkan. CSE mengatakan telah menguji produk yang sama dijual di Amerika Serikat
dan tidak menemukan residu seperti Setelah tuduhan pestisida dilakukan pada tahun
2003., Coca-Cola penjualan di India mengalami penurunan sebesar 15 persen.
Pada tahun 2004 sebuah komite parlemen India didukung temuan CSE dan sebuah
komite yang ditunjuk pemerintah bertugas dengan mengembangkan standar pertama di
dunia pestisida untuk minuman ringan. The Coca-Cola telah menjawab bahwa pabrik
filter air untuk menghilangkan kontaminan potensial dan yang produknya diuji untuk
pestisida dan harus memenuhi standar kesehatan minimum yang sebelum Coca-Cola
didistribusikan. Di negara bagian India Kerala penjualan dan produksi Coca-cola,
bersama dengan minuman ringan lainnya, pada awalnya dilarang setelah tuduhan, sampai
Pengadilan Tinggi di Kerala terbalik hanya memutuskan bahwa pemerintah federal bisa
melarang produk makanan. Coca-Cola juga telah dituduh penggunaan air yang berlebihan
di India.

Anda mungkin juga menyukai