Anda di halaman 1dari 13

Meningkatkan Pengetahuan Masyarakat Terhadap Miniso

Dengan Brand Image dan Promosi


BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

PT Miniso Lifestyle Trading Indonesia yang biasa dikenal dengan sebutan

Miniso adalah merek desainer yang berasal dari Jepang, didirikan bersama oleh

perancang Jepang yang bernama Mr. Miyake Junya dan pengusaha muda Cina Mr. Ye

Guofu di Tokyo, Jepang. Miniso berpegang teguh pada filosofi hidup, yaitu

“kesederhanaan, sifat dan kualitas yang baik” dan proposisi merek “kembali ke alam”.

Perusahaan ini mendapatkan popularitas di antara konsumen untuk memperbarui

produk setiap tujuh hari, harga pada tingkat rendah, dan menargetkan pada produk

konsumen yang cerdas rantai. Miniso dijalankan oleh Miniso Industries Cp., Ltd.

Pada tahun 2013, dan memasuki pasar Cina pada bulan September 2013. Pada bulan

Februari 2017, Miniso membuka tiga toko pertamanya di Indonesia, dan saat ini

Miniso telah membuka 88 toko di Indonesia yang akan terus bertambah pada setiap

tahunnya. Miniso membuka toko mereka pertama di Kota Bandung pada tahun 2017,

tepatnya di Trans Studio Mall, selanjutnya di Cihampelas Walk, Bandung Trade

Center Fashion Mall, Istana Plaza dan Paris Van Java. Miniso telah membuka lebih

dari 1.000 toko dalam kurun waktu tiga tahun, dan pada tahun 2015 pendapatan

Miniso meningkat mencapai 5 Milliar RMB. Saat ini, Miniso telah membuka tokonya

dengan rata-rata 80-100 toko di setiap bulannya dan Miniso memiliki ada 6.000 toko

di seluruh dunia pada tahun 2020.

Miniso memposisikan diri sebagai jaringan toko fast fashion,menyediakan

produk berkualitas,kreatif dengan harga yang terjangkau.Miniso mengikuti filosofi

hidup “Sederhana,alami dan berkualitas”.Produk Miniso selalu mengedepankan

kualitas dan memperhatikan bahan baku terbaik yang ada di dunia. 80% desain
produk berasal dari Jepang, Korea, Singapura, Malaysia, China, dan Negara lain.

Brand Miniso yang merupakan sebuah merek fashion dan perlengkapan umum

ternama dari Jepang secara resmi hadir di Indonesia pada 25 Februari 2017 di Mal

Taman Anggrek, Jakarta Barat. Gerai toko ini bisa dibilang tengah naik daun karena

sering ramai pengunjung.Harga yang terjangkau dengan kualitas barang yang bagus

dan unik menjadi alasan banyak masyarakat berbagai kalangan pergi

berbelanja.Miniso memiliki model bisnis yaitu membangun pengalaman

belanja.Sehingga konsumen dalam berbelanja merasa senang.Beberapa konsumen ada

yang berpendapat bahwa Miniso itu mempunyai produk yang unik,lucu,imut karena

bentuk nya yang mungil dan juga warna nya yang calm.Letak lokasi toko-toko di

Miniso berada di pusat-pusat perbelanjaan yang ada di kota-kota besar di Indonesia.

seperti, Thamrin,Carrefour,Centre Point,dsb.Sehingga Miniso dapat dengan mudah di

jangkau dan didatangi setiap waktu oleh konsumen.

Konsumen merupakan sasaran utama dalam kegiatan pemasaran.Konsumen

menjadi faktor utama dalam penentu keberhasilan suatu perusahaan dalam menguasai

persaingan di era persaingan ketat ini.Miniso memiliki banyak pesaing seperti salah

satunya Usupso. Usupso juga merupakan produk yang berasal dari Jepang.

Keunggulan prosuk Usupso terletak pada kualitas dan harga yang terjangkau untuk

kebutuhan sehari-hari. Adapun harga yang ditawarkan produk Usupso mulai dari

harga Rp 9.500- Rp 299.500. Produk yang dijual berstandar internasional, desainnya

bagus dan lucu-lucu serta warnanya yang menarik. Selain itu Usupso juga

menawarkan promo dan tema yang berbeda tiap bulan menyesuaikan acara yang

ada.Pengambilan keputusan merupakan suatu kegiatan yang secara langsung terlibat

dalam mendapatkan dan mempergunakan produk yang ditawarkan.Keputusan

pembelian melibatkan keyakinan pelanggan pada suatu nama merek sehingga timbul
rasa percaya atas kebenaran tindakan yang diambil.Perilaku konsumen dalam

membuat keputusan pembelian dipengaruhi oleh berbagai macam variabel,dalam

penelitian ini penulis menggunakan variabel nama merek,dan promosi produk.Salah

satu faktor yang mempengaruhi adalah nama merek.Faktor kedua yang

mempengaruhi keputusan pembelian adalah Promosi.Promosi merupakan faktor

penting dalam mewujudkan tujuan penjualan suatu perusahaan.Agar konsumen

bersedia menjadi pelanggan,mereka terlebih dahulu harus dapat mencoba dan meneliti

barang-barang yang di produksi oleh perusahaan, akan tetapi mereka tidak akan

melakukan hal tersebut jika kurang yakin terhadap barang itu.Disinilah perlunya

mengadakan promosi yang terarah,karena diharapkan dapat memberikan pengaruh

positif terhadap meningkatnya penjualan.Serta pengenalan brand miniso terhadap

semua kalangan dimana dengan promosi, brand miniso tidak hanya dikenal sebagai

brand fashion akan tetapi perusahaan ritel yang memilik variasi produk yang banyak

pada semua kalangan, baik mulai dari anak kecil, remaja, orang dewasa hingga

orangtua bahwa brand miniso adalah brand yang memiliki banyak produk bukan

hanya produk yang mendukung untuk fashion saja.Promosi yang digunakan oleh

Miniso tidak terlalu banyak,bahkan hampir tidak ada kita temui di jalan

protokol.Miniso relatif hanya melakukan promosi menggunakan pamflet yang

dipasang hanya sekitar mall yang memang di mall tersebut ada gerai Miniso. Oleh

karena itu banyak masyarakat yang belum mengetahui bahwa brand miniso adalah

brand serba ada dimana miniso memiliki banyak sekali produk untuk semua kalangan

masyarakat sehingga dengan dilakukannnya penelitian ini dapat menganggkat brand

image dari miniso agar lebih dikenal masyarakat sebagai brand yang memiliki produk

yang serba ada, berkuliatas dan murah.


Miniso merupakan salah satu ritel modern yang memiliki beragam produk

unik dan kebutuhan sehari-hari, sehingga banyak yang berminat untuk melakukan

pembelian. Tidak hanya itu, produk yang berasal dari Jepang tersebut menawarkan

produk dengan kualitas baik dan harga yang terjangkau agar konsumen terus

melakukan pembelian berulang. Konsumen yang telah membeli produk dari Miniso

dikarenakan produk Miniso yang menarik (dari segi warna, desain dan packaging),

produk Miniso memiliki kualitas yang baik, harga produk Miniso yang cukup

terjangkau dan Miniso memiliki bermacam-macam jenis produk yang telah memenuhi

kebutuhan konsumennya. Oleh karena ini, banyak konsumen yang merasa puas telah

melakukan pembelian di Miniso, sehingga membuat konsumen tersebut mengunjungi

toko dan membeli produknya berulang-ulang dengan jenis produk yang berbeda.

Retail dengan konsep menjual barang murah namun bukan murahan ini

banyak diminati oleh berbagai kalangan. Bagusnya kualitas yang ditawarkan pada

produk Miniso ini mengakibatkan banyaknya masyarakat ingin memiliki dan membeli

berbagai macam produk yang dijual oleh Miniso itu sendiri. Brand Miniso ini

mempunyai pesaing yaitu Brand Daiso dengan produk dan kualitas yang ditawarkan

juga sama persis dengan Miniso. Adanya pesaing pada Miniso tidak merubah

konsumen untuk membeli produk dari Miniso, dikarenakan melekatnya image positif

yang dimiliki oleh Miniso.

Citra merek yang dimiliki oleh Miniso saat ini tidak lepas dari adanya

kesederhaan dalam membuat nama merek sehingga konsumen mudah untuk

mengenali dari merek dan produk Miniso dimanapun produk tersebut berada (Dabija,

2013). Hal ini sangat dipengaruhi oleh kualitas produk yang baik. Adanya kualitas

produk yang medukung akan membuat image yang baik juga terhadap produk dan
merek yang ada pada perusahaan. Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian

sebelumnya Nurdianto dan Yuniati (2013), Alfiyah dan Maftukhah (2015)

menyimpulkan bahwa kualitas produk berpengaruh terhadap brand image.

Penelitian promosi yang dilakukan oleh Lidwiana RA Sinaga & Natasya Intan

Pramanda (2018)pada jurnalnya yang berjudul Analisis Pengaruh Brand

Name,Service Quality,dan Promotion Terhadap Keputusan Pembelian pada Miniso

Tunjungan Plaza Surabaya.Hasil penelitian menunjukkan variabel Brand Name

(X1)dapat disimpulkan terdapat pengaruh yang signifikan terhadap keputusan

pembelian (Y),variabel Service Quality (X2) dapat disimpulkan memiliki pengaruh

positif terhadap keputusan pembelian (Y),dan variabel Promotion (X3) dapat

disimpulkan terdapat pengaruh signifikan pada Keputusan Pembelian (Y). Meskipun

Miniso tetap menjadi survive dan memiliki pelanggan yang sangat banyak, namun

Miniso tidak terlepas dari berbagai permasalahan.

Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif karena saya akan

mendeskripsikan serta melakukan analisis terhadap semua kalangan masyarakat

mengenai brand miniso. Peneliti melakukan pengambilan data melalui analisis

dokumen yang berhubungan dengan brand miniso baik melalui jurnal-jurnal ataupun

buku yang mendukung untuk melakukan penelitian ini. sesuai dengan yang telah saya

jelaskan pada pargraf-paragraf sebelumnya saat ini peneliti akan meneliti salah satu

brand ritel yaitu miiso sebagai objek penelitian, dan subjek penelitian pada brand ini

adalah bidang promosi dan brand image.

Dengan penelitian ini, penulis melakukan pengenalan brand miniso kepada

khalayak umum bukan sebagai brand fashion akan tetapi brand yang memiliki banyak

produk atau bisa disebut toko serba ada melalui analisis dokumen brand dan promosi

yang berhubungan dengan miniso.


1.2 Batasan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah peneliti paparkan diuraikan Batasan masalah

dalam penelitian ini adalah :

1) Objek penelitian yang akan diteliti oleh peneliti adalah miniso.

2) Subyek yang akan diteliti melalui analisis dokumen adalah bidang promosi dan

brand image pada miniso.

1.3 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah peneliti paparkan diuraikan Rumuasan masalah

dalam penelitian ini adalah :

1) Bagaimana Promosi dan brand image dapat meningkatkan pengetahuan kalangan

masyarakat tentang brand miniso sehingga berpengaruh pada minat beli.

2) Apa yang membuat masyarakat lebih mengenal miniso sebagai brand fashion

bukan sebagai brand serba ada?

1.4 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang telah diuraikan, tujuan penelitian yang ingin

dicapai dalam penelitian ini adalah

1) Untuk mengetahui pengaruh promosi dan brand image terhadap pengetahuan

kalangan masyarakat terhadap barand miniso serta pengaruh pengetahuan

masyarakat terhadap minat beli?

2) Untuk mengetahui latar belakang yang menjadi penyebab masyarakat lebih

mengenal miniso sebagai brand fashion bukan sebagai brand dengan berbagai

variasi produk ( serba ada) ?


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Teori Komunikasi

Menurut Kotler & Amstrong (2009:255), brand adalah suatu

nama,istilah,simbol,desain,atau kombinasi dari salah satu bagian tersebut yang

mengidentifikasi produk-produk atau layanan dari satu penjual atau kelompok penjual

dan membedakannya dari pesaing. Menurut Alma (2009:147) brand dapat diartikan

sebagai “Suatu tanda atau simbol yang memberikan identitas suatu barang atau jasa

tertentu yang dapat berupa kata-kata, gambar atau kombinasi keduanya.”Sedangkan

menurut Kartajaya (2010:62), mendefinisikan brand adalah aset yang menciptakan

nilai bagi pelanggan dengan meningkatkan kepuasan dan menghargai kualitas. Brand

name membantu konsumen dalam melakukan identifikasi produk yang dapat

memberikan benefit kepada mereka (Kotler & Amstrong,2009:255).

Brand memegang peranan yang penting,diantaranya yaitu menjembatani

harapan konsumen pada saat perusahaan menjanjikan pada konsumen.. Bahkan lebih

jauh lagi,dapat dikatakan bahwa brand adalah gudang penyimpanan kepercayaan

yang semakin penting peranannya seiring dengan meningkatnya jumlah pilihan yang

dihadapi masyarakat.Konsumen bersedia membayar lebih suatu produk karena merek

melekat padanya,yang merupakan jaminan konsistensi kualitas nilai tertentu yang

diyakini terkandung di dalamnya. Dengan adanya merek, dapat membuat konsumen

merasa aman karena adanya jaminan kualitas pada produknya.


Adapun bagian dari merek (brand) menurut Kotler dan Amstrong (2009:261),

yaitu:

1) Nama merek (brand name) adalah sebagian dari merek dan yang diucapkan.

2) Tanda merek (brand merk) adalah sebagian dari merek yang dikenal, tetapi tidak

dapat diucapkan, seperti lambang, desain, atau warna khusus.

3) Tanda merek dagang (trademark) adalah merek atau sebagian dari merek yang

dilindungi hukum karena kemampuannya menghasilkan sesuatu yang istimewa

4) Hak cipta (copyright) adalah hak istimewa yang dilindungi undang-undang untuk

memproduksi, menerbitkan, dan menjual karya tulis atau karya seni.

Brand name membantu konsumen dalam melakukan identifikasi produk yang

dapat memberikan benefit kepada mereka (Kotler & Amstrong, 2009:255). Brand

names biasanya digunakan sebagai indikator eksternal untuk menarik kesimpulan

dan atau mempertahankan persepsi kualitas dan dapat menggambarkan

pengumpulan informasi tentang produk.

Menurut Caroline (2011) dalam Sinaga (2018) ada 3 indikator brand name

yaitu :

1) Nama Miniso menarik Miniso adalah sebuah perusahaan yang menyediakan

berbagai macam produk, mulai dari kebutuhan anak-anak sampai dewasa baik

untuk laki-laki ataupun perempuan. Nama Miniso menarik karena termasuk

produk Internasional sehinga banyak orang yang mengakui bahwa brand ini

adalah brand bergengsi.

2) Nama Miniso memiliki perbedaan yang jelas dibanding dengan kompetitor.

Miniso adalah sebuah perusahaan yang menyediakan produk yang unik, lucu,

imut dilihat dari segi bentuk nya yang mungil dan warna nya yang calm,
sehingga banyak masyarakat lebih memilih memakai produk Miniso di

bandingkan dengan merek lainnya.

3) Nama Miniso memiliki reputasi yang baik. Setiap perusahaan memiliki

reputasi masing-masing. Perusahaan yang telah memiliki reputasi yang baik

harus dapat mempertahankannya dalam segala bidang. Semakin baik reputasi

yang dimiliki perusahaan maka nama merek perusahaan tersebut juga akan

semakin baik

2.2 Teori Utama

Menurut Stanton,Etzel & Walker (1994) dalam Sunyoto (2015) menyatakan

“Promosi adalah unsur dalam bauran pemasaran perusahaan yang didayagunakan

untuk memberitahukan,membujuk, dan mengingatkan tentang produk perusahaan”.

Sedangkan menurut Gitosudarmo (1991) dalam Sunyoto (2015) “Promosi adalah

merupakan kegiatan yang ditujukan untuk mempengaruhi konsumen agar mereka

dapat menjadi kenal akan produk yang ditawarkan oleh perusahaan kepada mereka

dan kemudian mereka menjadi senang lalu membeli produk tersebut”.Menurut Kotler

dalam Kartajaya ( 2010) “Promosi dianggap sebagai suatu bentuk pencampuran dari

berbagai unsur kelengkapan yang terkait dalam media promosi.Olahan dari

kelengkapan komunikasi pemasaran yang digunakan untuk mengkomunikasikan

secara meyakinkan nilai-nilai pelanggan”.

Maka dapat disimpulkan bahwa promosi adalah salah satu cara atau upaya

untuk menawarkan dan membagi ide sera informasi mengenai produk atau jasa

dengan tujuan untuk menarik,mempengaruhi sikap tingkahlaku konsumen untuk

membeli dan mengkonsumsinya.


BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Paradigma

Penelitian merupakan suatu cara untuk menemukan kebenaran terhadap

fenomena yang terjadi dimasyarakat , dan dalam melakukan suatu penelitian

seorang peneliti biasa memakai suatu bentuk atau cara pandang dalam

menemukan kebenaran tersebut, dan biasanya hal itu disebut paradigma.

Paradigma adalah kumpulan longgar dari sejumlah asumsi yang dipegang

bersama, konsep atau proposisi yang mengarahkan cara berfikir dan penelitian

atau sebagai cara mendasar untuk mempersepsi, menilai dan melakukan yang

berkaitan dengan sesuatu secara khusus tentang visi realitas. Dalam penelitian ini

peneliti menggunakan paradigma alamiah atau yang biasa dikenal dengan

pandangan fenominologis.

Paradigma alamiah (fenomenologi) ialah paradigma yang berusaha memahami

perilaku manusia dari kerangka berfikir maupun bertindak orang tersebut, yang

dibayangkan atau sedang difikirkan, sehingga paradigma alamiah menfokuskan

pada kenyataan jamak yang diumpamakan kulit bawang yang saling membantu

antara satu dengan lainnya, dimana dari setiap lapisan tersebut mempunyai

perspektif kenyataan, akan tetapi hal itu tidak ada yang dianggap lebih benar

daripada yang lainnya, karena peneliti alamiah lebih cendrung memandang secara

divergensi daripada konvergensi.


Paradigma alamiah berasumsikan bahwa, fenomena bercirikan interaktifitas,

walaupun usaha penjajakan dapat mempengaruhi interaktifitas sampai ke

minimum sehingga sejumlah kemungkinan besar akan tetap tersisa. Paradigma

alamiah ini juga cendrung menghindari adanya generalisasi dan menyetujui uraian

rinci (thick description) dan hipotesis kerja, sehingga jika seseorang ingin

mendeskripsikan atau menafsirkan suatu situasi dan ingin mengetahui serta ingin

mencari tahu maka peneliti perlu memeperoleh banyak informasi, dengan

demikian inkuiri alamiahnya lebih mengacu pada pengetahuan idiografik, yaitu

mengarah pada pemahaman peristiwa atau kasus-kasus tertentu.

3.2 Metode Penelitian

Adapun jenis pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah

penelitian kualitatif, yaitu penelitian yang mengahasilkan penemuan-penemuan

yang tidak dapat dicapai dengan prosedur statistik atau cara lain dari kualitatif

(pengukuran). Penelitian kualitatif ini dapat menunjukkan pada peneliti tentang

masyarakat, sejarah, tingkah laku, juga tentang fungsioal, orgaisasi, pergerakan-

pergerakan soaial, atau hubungan kekerabatan. Penelitian kualitatif ini didasarka

pada upaya membangun pandangan mereka yang diteliti secara rinci, dibentuk

dengan kata gambaran holistic dan rumit.

3.3 Subjek dan Objek Penelitian

Subyek dalam penelitian ini adalah darimana data dapat diperoleh. Adapun

subyek atau sumber data yang dipakai dalam penelitian ini adalah : Data sekunder

adalah data yang tidak dikumpulkan sendiri oleh peneliti misalnya dari buku-

buku, jurnal publikasi, serta dokumen-dokumen lainya yang berhubungan dengan

penelitian ini. Serta Objek dalam penelitian ini adalah adalah Miniso.
3.4 Teknik Pengambilan Data

Data sekunder adalah sumber data yang tidak langsung memberikan data

kepada pengumpul data misalnya melalui orang lain atau dokumen-dokumen,

jurnal publikasi , ataupn buku-buku yang berhubungan dengan penelitian yang

sedang dilakukan.

3.5 Teknik Keabsahan Data

Analisis data adalah proses mengorganisasikan dan mengurutkan data kedalam

pola, kategori dan satuan uraian dasar sehingga dapat ditemukan tema dan dapat

hipotesis kerja seperti yang disarankan oleh data (Moleong, 2012 : 280).

Teknik keabsahan data dilakukan dengan Analisis data kualitatif, bentuk

analisis yang tidak menggunakan matematik, statistik dan ekonomi ataupun

bentuk-bentuk lainnya. Analisis data yang dilakukan terbatas pada teknik

pengolahan datanya yang kemudian penulis melakukan uraian dan penafsiran.

Teknik analisis data kualitatif digunakan peneliti dalam mengolah dan

menganalisis data sehingga dapat memberikan deskripsi atau uraian informasi

Pengaruh brand image dan promosi terhadapap pengetahuan masyarakat serta

minat beli. Selanjutnya hasil penelitian tersebut dibandingkan dengan teori-teori

yang berlaku dalam membuat kesimpulan dan saran.

Anda mungkin juga menyukai