Anda di halaman 1dari 24

NAMA MEREK, LOGO, KEMASAN, DAN MATERI POIN-PEMBELIAN (P-O-P)

Pengenalan
 Nama merek, logo, dan kemasan adalah hal kritikal bagi seluruh
usaha.
 Point – of – purchase adalah titik di mana seluruh komponen dari
program komunikasi pemasaran terpadu akhirnya bergabung.

Dengan memiliki nama merek yang bagus, logo yang bagus, kemasan
yang menarik, pajangan poin penjualan yang menarik mata,
memungkinkan pemasar merek mencapai sasaran akhir yaitu
mengarahkan perilaku konsumen.
Pengertian Merek
 Merek adalah sebuah janji kepada konsumen bahwa dengan hanya
menyebut namanya, timbul harapan bahwa merek tersebut akan
memberikan kualitas yang terbaik, kenyamanan, status dan lain-lain
yang menjadi pertimbangan konsumen ketika melakukan pembelian
(Shimp).
 Merek atau brand adalah suatu lambang yang digunakan untuk
mengidentifikasi suatu produk dalam perdagangan sehingga lambang
itu dapat membedakannya dari produk serupa dari pesaingnya
(Sastradipoera).
 American Marketing Association mendefinisikan merek sebagai
“nama, tanda, symbol, desain, atau kombinasi dari keseluruhannya
yang dimaksudkan untuk mengidentifikasi barang atau jasa dari
penjual atau sekelompok penjual, agar dapat dibedakan dari
kompetitornya”.
Penamaan Merek
 Nama merek dan penampilan kemasan bekerja sama
mengkomunikasikan dan memposisikan citra merek.
 Nama merek sangat penting bahkan sebuah nama adalah “
saklar otak besar yang mengaktifkan sebuah citra dalam
pikiran pemirsa”.
 Nama merek yang baik dapat membangkitakan perasaan
berupa kepercayaan, keyakinan, kekuatan, keawetan,
kecepatan, status, dan asosiasi lain yang diinginkan.
Nama merek yang bagus harus memenuhi syarat-
syarat berikut ini:
a. Membedakan suatu merek dari penawaran kompetitif.
b. Menggambarkan merek dan atribut/manfaatnya.
 Merek tidak perlu menyatakan suatu keuntungan yang spesifik,
tetapi secara sederhana menawarkan sesuatu yang menjanjikan.
 Ex: Post It (kertas memo) dan Healthy Choiice (makanan
rendah lemak) mengilustrasikan nama–nama merek yang
menonjolkan penggambaran produk–produk unggulan mereka.
 Riset telah diarahkan pada masalah nama merek yang mengesankan.
Nama–nama merek yang berkesan (sugestif) adalah nama yang
secara eksplisit mengandung atribut (lambang) atau keuntungan
khusus dalam konteks suatu kategori produk.
c. Mencapai kecocokan dengan d. Dapat dikenang, mudah
citra merek yang diinginkan dan diucapkan, dan dieja.
dengan desain atau kemasan Guna memfasilitasi daya
produk. ingat dan pengucapannya.
Sebuah kasus dalam poin
permasalahan ini adalah Kentucky
Fried Chicken. Nama ini cocok
(compatible) dengan produknya
selama lebih dari dua dekade,
tetapi perubahan nama diperlukan
saat kesadaran akan kesehatan
melanda Amerika Serikat.
Perubahan dari Kentucky Fried
Chicken yang disederhanakan
menjadi KFC dilakukan dengan
harapan mencegah implikasi
negatif yang berhubungan dengan
kata fried (goreng).
LANGKAH 1: MENETAPKAN SPESIFIKASI TUJUAN
NAMA MEREK

LANGKAH 2: MENCIPTAKAN KANDIDAT


NAMA-NAMA MEREK

LANGKAH 3: MENGEVALUASI KANDIDAT


NAMA-NAMA MEREK

LANGKAH 4: MEMILIH SATU NAMA


MEREK

LANGKAH 5: MENDAFTARKAN MEREK


DAGANG
 Langkah 1: Menetapkan spesifikasi tujuan nama merek.
Langkah awal adalah untuk mengindentifikasi tujuan-tujuan yang
akan dicapai. Sebagian besar manajer menekankan perhatian pada
penyeleksian suatu nama yang akan sukses memposisikan merek
dalam benak khalayak sasaran, menyediakan citra yang memadai bagi
merek, serta membedakannya dari berbagai merek yang kompetitif.

 Langkah 2: Menciptakan kandidat nama-nama merek.


Beberapa perusahaan seringkali dipilih menggunakan sesi-sesi latihan
berpikir kreatif dan curah pendapat (brainstorming). Beberapa
perusahaan seringkali menggunakan jasa konsultan untuk
membangkitkan cikal bakal kandidat nama–nama merek.
 Langkah 3: Mengevaluasi kandidat nama-nama merek.
Banyak nama yang muncul dievaluasi dengan berbagai kriteria seperti
relevansinya dengan kategori produk, daya pikat dari citra-citra yang
disarankan oleh nama. Serta keseluruhan daya tarik. Para manajer
produk dan merek menganggap bahwa kuncinya adalah nama yang
mudah dikenal dan diingat.

 Langkah 4: Memilih satu nama merek.


Kriteria yang tercatat dalam langkah 1 dan 3 digunakan oleh para
manajer untuk menyeleksi sebuah nama final dari bidang kandidat.
Pada banyak perusahaan, pilihan ini adalah masalah penilaian
subjektif, lebih dari sekadar riset pemasaran produk yang teliti.

 Langkah 5: Mendaftarkan merek dagang.


Perusahaan mengajukan hanya satu nama untuk registrasi.
 Logo merek adalah hal yang berhubungan dengan nama
merek adalah elemen desain grafis yang berhubungan
dengan nama merek.
 Guna dari logo yaitu mengidentifikasi merek-merek
mereka, namun berbagai perusahaan menggunakan logo-
logo tanpa nama merek.
 Logo yang baik adalah: mudah dikenali, secara esensial
membawa arti yang sama bagi seluruh anggota sasaran, dan
menimbulkan perasaan yang positif.
Fungsi kemasan dari produk:

2. Memisahkan merek
1. Menggambarkan 3. Menyesuaikan
dari kumpulan produk
perhatian pada sebuah harga/nilai bagi
yang kompetitif pada
merek konsumen
poin-pembelian

4. Menandakan/mengartikan
5. Memotivasi pilihan
berbagai fitur dan keuntungan
merek konsumen.
merek
1. Pemanfaatan Warna dalam Kemasan
 Warna memiliki kemampuan untuk mengkomunikasikan banyak hal
pada para pembeli, termasuk kualitas, rasa, serta kemampuan produk
untuk memuaskan beragam kebutuhan psikologis.
 Berbagai penelitian telah mendokumentasikan peran penting bahwa
warna berperan dalam mempengaruhi panca indera kita.
 Strategi pemanfaatan warna dalam kemasan cukup efektif karena
warna mempengaruhi orang secara emosional.
 contohnya Merah kerapkali digambarkan dalam pengertian aktif,
merangsang, energik,dan penuh vitalitas. Putih menandakan
kemurnian, kebersihan,dan kehalusan.
2. Desain dan Bentuk Petunjuk dalam Kemasan
 Desain merujuk pada pengorganisasian berbagai elemen dalam kemasan.
 Desain kemasan yang efektif adalah salah satu yang memungkinkan arus
mata yang sehat dan menyediakan poin fokus bagi konsumen.
 Para desainer kemasan menyertakan beragam elemen bersama-sama
dalam satu kemasan untuk membantu mendefinisikan citra merek.

3. Ukuran Kemasan
 Banyak kategori produk tersedia dalam
beberapa ukuran produk.
 Contohnya minuman ringan, dihadirkan
dalam aneka ukuran kemasan.
 Para produsen menawarkan wadah yang
berbeda ukuran untuk memuaskan
kebutuhan yang unik dari konsumen
yang beragam.
4. Material Fisik dalam Kemasan
 Pertimbangan penting lainnya adalah material yang menghiasi sebuah
kemasan.
 Pemilihan material kemasan awalnya berdasarkan pada berbagai
pertimbangan ongkos. Peningkatan penjualan serta laba sering
membawa hasil saat material kemasan yang diperbarui digunakan
untuk mendesain kemasan yang lebih atraktif dan efektif.
 Berbagai kemasan dikonstruksi dari bahan yang menimbulkan perasaan
kuat, tahan lama, bersih, dan barangkali murah.

5. Informasi Produk pada Kemasan


 Informasi produk bisa hadir dalam
beberapa bentuk.
 Seluruh komponen kemasan (seperti
desain dan warna) memberi
informasi pada konsumen atau
membawa makna tentang apa yang
tersirat dalam kemasan.
Terdapat empat fitur yang bisa digunakan untuk mengevaluasi suatu
kemasan, yaitu:

1. Visabilitas
Terkait dengan kemampuan suatu kemasan untuk menarik
perhatian pada poin-pembelian. Tujuannya adalah untuk
memiliki suatu kemasan yang menonjol/lain dari yang lain.

2. Informasi
Berhubungan dengan instruksi pemanfaatan produk, serta
informasi tambahan yang dihadirkan pada kemasan, seperti
resep masakan .
Informasi dalam kemasan berguna untuk: menstimulasi
pembeli uji coba mendorong perilaku membeli ulang.
3. Daya tarik
Daya tarik emosional diperhatikan dengan kemampuan kemasan emosional
untuk menimbulkan perasaan ingin atau suasana hati
mendukung.

4.
Kemampuan
untuk
Workability merujuk fungsi dari suatu kemasan lebih dari dikerjakan
sekedar cara berkomunikasi. Beberapa masalah workability
yang cukup menonjol adalah:
1. Apakah kemasan itu melindungi isi produk ?
2. Apakah kemasan memudahkan kerja konsumen dalam
mengakses dan memnggunakan produk ?
3. Apakah kemasan tersebut ramah lingkungan ?
Workability, tentu saja adalah masalah yang relatif.
Tujuannya adalah mendesain suatu kemasan yang sebisa
mungkin workable bagi sisi ekonomis pengecer maupun
konsumen.
Poin-pembelian/ lingkungan toko, memberikan peluang akhir bagi para
pemasar untuk mempengaruhi perilaku konsumen.
Poin-pembelian adalah waktu yang ideal untuk berkomunikasi dengan
para konsumen karena inilah saatnya berbagai keputusan pemilihan produk
dan merek dibuat. Inilah saat dan tempat dimana seluruh elemen jual-beli
(konsumen, uang dan produk) hadir bersama-sama.
Para pebelanja adalah para penjelajah. Mereka sedang bersafari, berburu
untuk tawar-menawar produk baru dan berbagai item yang berbeda
menambah kegembiraan pada kehidupan mereka sehari-hari.

-Shimp,Terence A.-
Material di poin-pembelian mencakup beragam tipe tanda, penunjuk
bergerak, spanduk, gantungan di rak-rak dengan tulisan,
boneka/manekin mekanis, lampu-lampu, cermin pedagang yang
berjajar, poster-poster dinding, beserta item-item lainnya.
Industri mengklasifikasi material P-O-P tersebut ke dalam tiga
kategori:

1. P-O-P Permanen
Material P-O-P permanent, mencakup display dan tanda-tanda yang
segaja digunakan untuk jangka waktu enam bulan atau lebih. Namun,
perhatian bahwan enam bulan waktu pembatas adalah konvensi sepihak
yang ditetapkan oleh POPAI (Point – of – Purchase Advertising Institute)
2. P-O-P Temporer
Material P-O-P temporer , mencakup display dan tanda -tanda yang
sengaja digunakan kurang dari enam bulan.
3. Media In-Store
Media in store, mencakup material iklan dan promosi seperti radio P-O-P,
iklan yang tertempel di kereta belanja, tulisan di rak pajangan, serta mesin
penjual kupon. Juga perusahaan pihak ketiga (misalnya perusahaan lain
selain produsen merek dan pengecer) menyelenggarakan media in-store
tersebut.
POP Temporer
POP Temporer

POP Permanen
Fungsi material P-O-P secara umum ada empat kategori:
1. Pemberian informasi kepada konsumen, merupakan fungsi P-O-P yang
paling mendasar. Tanda-tanda, poster, display serta sebagainya memberi sinyal
pada konsumen menuju item-item spesifik dan menyediakan informasi yang
mungkin bermanfaat.

2. Mengingatkan (Reminding) konsumen atas merk-merk yang sebelumnya


telah mereka pelajari melalui media elektronik, cetak atau media iklan lainnya.

3. Mendorong/ menyemangati (Encouraging) konsumen untuk membeli


barang atau merk tertentu. Material P-O-P cukup efektif mempengaruhi
pemilihan produk serta merk pada poin pembelian dan mendorong rangsangan
pembelian.

4. Merchindising (perencanaan, program penjualan, periklanan, pengemasan


dan promosi lainnya untuk menciptakan permintaan besar terhadap suatu
produk) disajikan saat display poin pembelian memungkinkan pengecer untuk
memanfaatkan lantai ruangan secara efektif dengan mendampingi konsumen
dalam penyeleksian produk serta merek.
Selesai
Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai