Anda di halaman 1dari 8

Hormon Pertumbuhan

Putri Bunga Cinta Tanamal


102011181

Fakultas Kedokteran
Universitas Kristen Krida Wacana
Jl.Terusan Arjuna No.06 Kebon Jeruk-Jakarta Barat 11510
Telp:(021)56942061. Fax (021)5631731
Email : putrijtanamal@yahoo.co.id

Skenario
Seorang remaja perempuan usia 17th berobat ke dokter puskesmas dengan keluhan sejak 1 tahun
yang lalu tinggi badan semakin bertambah dengan cepat dibanding teman-teman sebayanya, dan saat ini
tinggi badannya adalah 193cm. Dokter menganjurkan ia berobat ke RS untuk dilakukan pemeriksaan
lebih lanjut.

Pendahuluan

Pertumbuhan adalah suatu fenomena kompleks yang dipengaruhi tidak saja oleh
hormone pertumbuhan dan somatomedin tetapi juga oleh hormone tiroid, androgen, ekstrogen,
glukokortikoid dan insulin. Pertumbuhan juga dipengaruhi oleh faktor genetic dan juga
berpengaruh pada faktor gizi yang adekuat. Pertumbuhan secara normal disertai oleh rangkaian
perubahan pematangan yang terjadi secara teratur, dan proses ini melibatkan peningkatan protein
dan penambahan panjang serta ukuran, tidak sekedar peningkatan berat, yang dapat disebabkan
oleh pembentukan lemak atau retensi garam dan air.1 Berdasarkan kasus, hipotesis yang di buat
ialah Remaja perempuan 17th ini mengalami pertaambahan tinggi badan dengan cepat hingga
193cm karena adanya gangguan pada mekanisme kerja hormone GH. Berikut hasil belajar
mandiri saya dengan menelusuri kasus dan hal-hal yang terkait.

1
Status Gizi (Peran Gizi Dalam Pertumbuhan)

Pasokan makanan adalah faktor ekstrinsik terpenting yang mempengaruhi pertumbuhan.


Makanan harus adekuat tidak hanya dalam isi protein tetapi juga vitamin dan mineral eseensial
lain dalam kalori, sehingga protein yang dimakan tidak dibakar menjadi energy. Namun, usia
saat terjadinya defisiensi gizi tampaknya merupakan hal yang perlu dipertimbangkan misalnya,
sekali lonjakan masa pertumbuhan masa pubertas berlangung, maka akan tetapi terjadi
pertumbuhan linier walaupun asupan kalori menurun. Cedera dan penyakin memperlambat
pertumbuhan karena keduanya meningkatkan katabolisme protein. 1

Organ yang Terkait

Kelenjar Hipofisis (Hipofisis Serebri)

Mengontrol fungsi seksual dan tiroid, pertumbuhan, dan metabolisme air, protein,
lemak dan karbohidrat. Kelenjar ini mempunyai diameter sekitar 1cm dan menempati suatu celah
didalam tulang sphenoid yang disebut sellatursika. Tulang kecil ini terletak pada dasar tulang
tengkorak, di belakang hidung, diatas sinus udara sphenoid. Kelenjar tersebut menggantung dari
hipotalamus, suatu masa jaringan saraf yang membentuk lantai ventrikel ke-3. Pada manusia,
kelenjar ini mempunyai 2 bagian utama yang mempunyai asal dan fungsi yang berbeda. Kedua
bagian tersebut berada dalam control hipotalamus. 2

a. Hipofisis anterior
Yang mengontrol kelenjar endokrin lain mempunyai asal dari pertumbuhan keluar lapisan
faring primitive pada embrio.2
b. Hipofisis posterior
Adalah pertumbuhan kebawah dari otak depan atau forbrain.2

2
Sumber: Kelenjar Hipofisis.6 http://humanhormone.blogspot.com/p/kelenjar-hipofisis.html

Kapiler-kapiler yang memperdarahi hipotalamus menjalar bersama-sama dari beberapa


vena porta yang memperdarahi lobus anterior. Vena ini membawa hormone-hormon dari
hipotalamus ke hipofisis anterior sedangkan serabut saraf dari hipotalamus menjalar ke hipofisis
posterior.2

Hipofisis Anterior (Adenohipofisa)


Pusat saraf pada hipotalamus menyebabkan pelepasan hormone. Pelepasan hormone
tersebut mengaliri vena porta dengan darah dan menyebabkan sel-sel hipofisis anterior
melepaskan hormone-hormonnya. Sel-sel dari hipofisis anterior dikelompokan sesuai dengan
cara pewarnaan granula. Granula merupakan bukti-bukti yang dapat dilihat dari adanya
pertumbuhan hormone.2
- Kromofob (Granula halus)
Adalah sel-sel dalam keadaan istirahat.2
- Basofil (Diwarnai dengan zat warna dasar)
Mensekresi hormone-hormon trofik, yang mempengaruhi kelenjar lain, misalnya kelenjar tiroid.2
- Asidofil (Diwarnai dengan zat warna asam)
Menghasilkan hormone pertumbuhan dan prolaktin.2

Sel-sel kelenjar ini secara tradisional dikelompokan menjadi kromoilik dan kromofobik
berdasarkan keasaman dan tiadanya afinitas terhadap pewarna yang umum dipakai sebagai
pulasan rutin bagi sediaan histologik. Sel-sel kromofilik disebut sebagai asidofil atau basofil

3
sesuai pulasannya dengan pewarnaan dengan asam atau basa. Sel-sel yang menunjukan sedikit
atau sama sekali tidak ada pemulasan sitoplasmanya disebut kromofob. 4

Hormon-hormon Hipofisis Anterior:2


1. Tirotropin (Thryoid Stimulating Hormone, TSH)
Adalah Glikoprotein yang menyebabkan pelepasan tirosin, dan pembesaran kelenjar
tiroid. Dalam keadaan tidak berfungsinya tiroid, kadarnya berkurang ke kadar yang
rendah.2
2. Adrenokortikotrofikhormone (ACTH)
Adalah polipeptida sederhana yang menyebabkan pelepasan kortikosteroid dari
korteks kelenjar suprarenal. Pembentukan ACTH yang berlebihan oleh tumor basofil
menyebabkan sindrom chusing.2
3. Folicle Stimulating Hormon (FSH)
4. Liteinising Hormon (LH)
Adalah glikoprotein yang bekerja dalam peristiwa untuk memastikan aktifitas siklus
ovarium, dan menyebabkan LH untuk menghasilkan hormone-hormon seks. LH juga
beraksi untuk menstimulasi sel-sel interstisial dari testis pria untuk menghasilkan
testosterone.2
5. Hormon pertumbuhan ( GH, Growth Horrmone)
Adalah protein yang bekerja pada keseluruhan tubuh untuk menstimulasi
pertumbuhan. Hormon ini mejamin frekuensi yang tepat dari pembentukan protein. 2

Kelenjar Tiroid

Kelenjar tiroid terdiri dari 2 lobus lateral yang dihubungkan melalui sebuah isthmus yang
sempit. Organ ini terletak di atas permukaan anterior kartilago tiroid trakea, tepat dibawah
laring.3

1. Folikel
Adalah unit fungsional kelenjar tiroid. Setiap folikel ditutup sebuah lapisan sel-sel
folikular epitelial tunggal, yang membungkus suatu rongga sentral. Epithelium folikular
berbentuk kolumnar jika distimulasi TSH dan berbentuk kuboidal jika kelenjar tidak
aktif.3

4
2. Rongga folikel berisi koloid, yang tersusun terutama dari protein globular tiroglobulin.3
a. tiroglobulin adalah bentuk cadangan hormone tiroid.3
b. Tiroglobulin juga berfungsi dalam sintesis hormone tiroid.3
3. Sel parafolikular yang jumlahnya sedikit (sel c) yang mensekresi kalsitonin, terdapat
dalam ruang interfolikular dan diatara sel-sel folikel. Kalsitonin menurunkan konsentrasi
kalsium dalam darah.3

Sumber : Aspek Anatomi dan Histologik Kelejar Endokrin.5


http://www.medicinesia.com/kedokteran-dasar/metabolik-endokrin/

Hormon Terkait (Hormon-Hormon Pertumbuhan)

1. Hormon Pertumbuhan (growth hormone/ GH)


Atau hormone somatotropik (STH) adalah sejenis hormone protein. Hormon ini
mengendalikan pertumbuhan seluruh sel tubuh yang mampu memperbesar ukuran dan
jumlah, disertai efek utama pada pertumbuhan tulang dan massa otot rangka.3
a. Efek Fisiologis
(1) Sintesis protein. GH mempercepat laju sintesis protein pada seluruh sel tubuh
dengan cara meningkatkan pemasukan asam amino melalui membrane sel.3
(2) Konservasi karbohidrat. GH menurunkan laju penggunaan karbohidrat oleh sel-
sel tubuh, dengan demikian menambah kadar glukosa darah.3
(3) Mobilisasi simpanan lemak. GH menyebabkan peningkatan mobilisasi lemak dan
pemakaian lemak untuk energy.3
(4) Stimulasi pertumbuhan rangka. GH menyebabkan hati (mungki juga ginjal)
memproduksi somatomedin, sekelompok faktor pertumbuhan dependen-hipofisis
yang sangat penting utnuk pertumbuhan tulang dan kartilago.3
b. Pengaturan sekresi GH terjadi melalui sekresi 2 hormon antagonis.

5
(1) Stimulus untuk pelepasan
(a) Hormone pelepas hormone pertumbuhan (Growth Hormone Releasing
Hormone/ GHRH) dari hipotalamus dibawa melalui saluran portal
hipotalamus-hipofisis menuju hipofisis anterior, tempatnya menstimulasi
sintesis dan pelepasan GH.3
(b) Stimulus tambahan untuk pelepasan GH meliputi stress, mal-nutrisi, dan
aktifitas yang merendahkan kadar gula darah, seperti puasa dan olahraga.3
(2) Inhibisi Pelepasan
(a) Sekresi GHRH dihambat oleh peningkatan kadar GH dalam darah melalui
mekanisme umpan balik negative.3
(b) Somatostatin, hormone penghambat hormone pertumbuhan (growth-hormone-
inhibiting hormone/ GHIH) dari hipotalamus. Dibawa menuju hipofisis
anterior melalui sistem portal. Hormon ini menghambat sintesis dan pelepasan
GH.3 Somatostatin merupakan sekresi dr sel delta yaitu sel endokrin yang ada
di pulau langerhans di pancreas.3
(c) Stimulus tambahan untuk inhibisi GH meliputi obesitas dan peningkatan
kadar asam lemak darah.3
c. Abnormalitas sekresi GH
(1) Kerdil (dwarfism). Hiposekresi (defisiensi) GH selama massa kanak-kanak
mengakibatkan pertumbuhab terhenti. Hormon pertumbuhan manusia digunakan
secara terapeutik dalam kasus dwarfism hipofisis.3
(2) Gigantisme. Hipersekresi (sekrresi berlebih) GH selama masa remaja dan sebelum
penutupan lempeng epifisis mengakibatkan pertumbuhan tulang panjang yang
berlebihan (gigantisme hipofisis). Jenis sekresi berlebihan ini biasanya
disebabkan oleh tumor hipofisis yang jarang terjadi.3
(3) Akromegali. Hipersekresi GH setelah penutupan lempeng epifisis tidak
menyebabkan penambahan panjang tulang panjang, tetapi menyebabkan
pembesaran yang tidak proposional pada jaringan, penambahan ketebalan tulang
pipih pada wajah, dan memperbesar ukuran tangan dan kaki. Hal ini juga tidak
umum.3
2. Hormon Tiroid (Pembentukan, Penyimpanan, dan Pelepasannya)

6
a. Kelenjar tiroid mengeksresi dua jenis hormone.
(1) Tiroksin, atau Tetraiodotironin (T4), mencapai 90% dari seluruh sekresi kelenjar
tiroid.3
(2) Triiodotironin (T3) disekresi dalam jumlah kecil.3
b. Jika TSH mengikat reseptor sel folikel, maka akan mengakibatkan terjadinya sintesis
dan sekresi tiroglobulin, yang mengandung asam amino tirosin, ke dalam lumen
folikel.3
c. Iodium yang tertelan bersama makanan dibawa aliran darah dalam bentuk ion, iodide
(I-), menuju kelenjar tiroid. Sel-sel folikular memisahkan iodide dari darah dan
mengubahnya menjadi molekul iodium.3
d. Molekul iodium bereaksi dengan tirosin dalam tiroglobulin untuk membentuk
molekul monoiodotirosin dan diiodotirosin.3
(1) Dua molekul diiodotirosin membentuk T4 (tiroksin),
(2) Satu molekul monoiodotirosin dan satu molekul diiodotirosin membentuk T3 atau
triiodotironin.3
e. Sejumlah besar T4 dan T3 disimpan dalam bentuk triglobulin selama berminggu-
minggu. Saat hormone tiroid akan dilepas dibawah pengaruh TSH, enzim proteolisis
memisahkan hormone dari triglobulin. Hormon berdifusi dari lumen folikel melalui
sel-sel folikular dan masuk ke sirkulasi darah.3
f. Sebagian besar hormone tiroid yang bersirkulasi bergabung dengan protein plasma
(terutama globulin pengikat tiroksin yang diproduksi hati) untuk transpor.3

Efek Fisiologis Hormon Tiroid :

1. Hormon Tiroid meningkatkan laju metabolic hampir semua sel tubuh. Hormon ini
menstimulasi konsumsi oksigen dan memperbesar pengeluaran energy, terutama
dalam bentuk panas.3
2. Pertumbuhan dan maturasi normal tulang, gigi, jaringan ikat, dan jaringan saraf
bergantung pada hormone-hormon tiroid.3

7
Kendali Sekresi Hormon tiroid :

1. Fungsi tiroid diatur oleh hormone perangsang tiroid (TSH) hipofisis, di bawah
kendali hormone pelepas tirotropin (TRH) hipotalamus melalui sistem umpan balik
hipofisis-hipotalamus.3
2. Faktor utama yang mempengaruhi laju sekresi TRH dan TSH adalah kadar hormone
tiroid yang bersirkulasi dari laju metabolic tubuh.3

Penutup
Growth Hormon dan hormone yang terkait dengannya memiliki peran penting terhadap
pertumbuhan tubuh, berdasarkan penelusuran kasus. Sekresi hormone yang berlebihan maupun
kekurangan sangat berpengaruh terhadap metabolisme berbagai reaksi sehingga ikut
mempengaruhi laju pertumbuhan. Berdasarkan penelusuran kasus, hipotesis diterima, bahwa
Remaja perempuan 17th ini mengalami pertaambahan tinggi badan dengan cepat hingga 193cm
karena adanya gangguan pada mekanisme kerja hormone GH.

Daftar Pustaka
1. Ganong WF. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Jakarta: EGC, 2008.h.390.
2. Anatomi Fisiologi Kelenjar Endokrin dan Sistem Persarafan (Modul swa-intruksional).
Edisi ke-2. Jakarta: EGC.h.7-9.
3. Sloane E. Anatomi dan fisiologi untuk pemula. Jakarta : EGC, 2003.h.205-9.
4. Bloom, Fawcett. Buku Ajar Histologi. Edisi ke-12. Jakarta: EGC, 2002.h.424.
5. Aspek Anatomi dan Histologik Kelenjar Endokrin.
http://www.medicinesia.com/kedokteran-dasar/metabolic-endokrin/.
6. Kelenjar Hipofisis. http://humanhormone.blogspot.com/p/kelenjar-hipofisis.html

Anda mungkin juga menyukai